Anda di halaman 1dari 7

Peran Mahasiswa undiksha dalam menanggapi politik praktis

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman, salah satunya jumlah
penduduk. Hal iniyang menimbulkan permasalahan dalam bidang sosial, piltik, dan budaya.
Dalam dunia politik, kini kepercayaan masyarakat terhadap politik khususnya partai politik
semakin menurun. Dari tahun ke tahun tingkat kasus korupsi terus meningkat, pada tahun 2014
di dapati total kerugian negara hingga mencapai 5,29 teriliun.

Melihat keadaan sosial politik di Indonesia yang semakin miris, tentunya diperlukan suatu
perubahan. Dan dalam hal ini peran pemudalah yang sangat dibutuhkan, khususnya peran
mahasiswa, karena mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa.

Mahasiswa adalah sekelompok masyarakat yang sedang belajar dalam bidang ilmu tertentu.
Mahasiswa sebagai ahli waris dari suatu negara, dan masa depan suatu negara. Apabila kualitas
mahasisswa bagus maka suatu negara juga akan bagus.

Jejak perjalana mahasisswa untuk bangsa sangatlah mengesankan, mulai dari prakemerdekaan
sampai saat ini.Melalui proses kebangkitan bangsa, para pemuda telah menggelorakan
semangat perjuangan agar bangsa indonesia menjadi bangsa yang kuat dalam suku, agama, ras,
dan sebagainya. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa mahasisswa selama ini
mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan dan pembangunan bangsa.

Dan para mahasisswa adalah calon pemimpin masa depan, yang ditantang untuk
memperlihatkan kemampuan dalam peran itu. Mahasisswa bukan menjadi penonton dari
perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi, tetapi harus mewarnai perubahan tersebut.

Sebagai seorang mahasisswa, mahasisswa mempunyai tanggung jawab besar dalam


pembangunan nasional, diantaranya adalah meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan
masyarakat, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa. Mahasisswa haruslah
aktif di bangku perkuliahan untuk mengembangkan skill untuk menjadi calon pemimpin masa
depan.

Pernyataan bawha mahasisswa yang tergabung dalam ranah polotik adalah mahasisswa yang
ingin mendapat kedudukan yang baik di masyarakat, dan kedua mahasisswa yang ingin
mendapatkan ketenaran dalam kelompoknya atau organisasinya sendiri. Pemikiran seperti ini
tidaklah benar untuk dimilik oleh yang namanya mahasisswa, karena mahasisswa sejatinya
merupakan agen kontrol yang melakukan pengawasan, pengabdian dan penyampaian
pendapat masyarakat sehingga mahasisswa harus ikut andil dalam perpolitikan untuk
menjalankan tugas tersebut.
Jadi sangat disayangkan ketika mahasisswa yang dipercayai sebagai penggagas dan penyampai
lidah masyarakat diam tanpa kata melihat berbagai macam permasalahan yang terjadi yang
disebabkan perpolitikan. Dengan melihat fenomena ini sehingga harus ada bentuk kegiatan
yang berorientasi untuk menyadarkan mahasisswa dari tidurnya.

Mahasisswa masuk dalam dunia politik merupakan sesuatu yang sangat baik jika memang
dimaksudkan untuk berperan dalam pengawasan, pengabdian, dan memberi dampak positif
terhadap bangsa dan negara.

Masa depan negeri ini membutuhkan keterlibatan mahasisswa dalam berbagai hal dengan
pemikiran cerdasnya dan kegiatan-kegiatan intelektual yang dilakukan. Dibalik itu semua, patut
kita sadari bahwa mahasisswa hanya manusia biasa. Dalam konteks ini, mahasisswa adalah
figur lemah yang senantiasa dijadikan objek padahal hakikatnya mahasisswa adalah objek.
Namun, dalam segala keterbatasan dan sangat biasanya mahasisswa.

Persiapan Dan Upaya Mahasisswa Undiksha dalam Menghadapi Indonesia Emas Tahun 2045

Indonesia emas tahun 2045 adalah sebuah impian besar tentang indonesia yang unggul, maju
bersaing dengan bangsa-bangsa lain, dan telah cukup dewasa untuk mengatasi isu-isu
persoalan klasik bangsa, seperti korupsi, isu disintegrasi, dan kemiskinan.

Indonesia emas 2045 adalah masa depan yang baru akan terjadi 30 tahun mendatang. Seorang
mahasisswa dengan giat dan bersemangat menempuh pendidikan perkuliahan dengan sepenuh
hati dalam upaya pencerdasan generasi muda bangsa yang nantinya menjadi iron stock bagi
kepemimpinan di negeri ini.

Dengan pendidikan derajat bangsa Indonesia akan naik dan dengan pendidikan pula cita-cita
Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan berkarakter akan terbentuk dengan lebih mudah.
Aspek pendidikan menjadi sebuah landasan digagasnya program Indonesia emas 2045 yang
bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka.

Indonesia emas diartikan sebagai negara cerdas, makmur, maju, moderen, dan berkarakter.
Seorang mahasisswa memiliki beberapa peran yaitu belajar yang rajin agar kualitas mahasisswa
lebih baik sehingga bisa membawa negara Indonesia ini lebih maju dan dengan mempersiapkan
mental yang kuat karena tanggung jawab besar mahasisswa sebagai generasi penerus bangsa,
apabila mental tidak kuat maka tidak akan terwujud Indonesia emas 2045.

Target mewujudkan Indonesia emas tahun 2045 akan didukung oleh keuntungan demografi,
yakni mulai tahun 2020 samapai dengan 2030, Indonesia memasuki era bonus demografi.
Bonus demografi merupakan penggabungan dua kata yang memiliki maknanya masing-masing,
seperti kata bonus yang artinya keuntungan yang bersifat mengembirakan bagi yang
menerimanya.

Lalu bagaimana mahasisswa mempersiapkan diri menjadi bagian dari generasi indonesia emas
2045 yang mampu memanfaatkan kesempatan dan berperan dalam mengatasi persoalan dunia
tersebut? Selain itu, untuk membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan peran
mahasisswa dalam upaya dalam menyukseskan indonesia emas 2045 dibidang ekonomi, juga
dibutuhkan peningkatan nilai moralyang harusnya merupakan dasar dari setiap tindakan yang
dilakukan .

Disaat proporsi penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan tidak produktif, maka
muncullah kesempatan atau jendela peluang. Ini adalah kesempatan emas bagi bangsa
indonesia untuk memacu produktivitasnya dan menjadi besar. Ketiak produk usia produktif
yang melimpah itu hidup dengan benar-benar produktif (bekerja), maka produktivitas bangsa
akan meningkat pesat. Imbasnya pertumbuhan ekonomi melesat dan Indonesia menjadi
kekuatan ekonomi dunia.

Sebaliknya, jika Indonesia tidak dapat memanfaatkan peluang ini, atau tak mampu
memberdayakan harta karun demografi itu, maka Indonesia akan menghadapi bencana
kependudukan. Angka pengangguran yang meledak dan memicu berbagai persoalan sosial,
kemiskinan, kriminalitas, ketimpangan ekonomi dan lainnya.

Mahasisswa menjadi bagian dari generasi yang harus menggung beban ganda, di bawah mereka
harus membiayai anak-anaknya sendiri, namun di atas juga harus menanggung biaya orang
tuanya yang tidak punya penghasilan. Menyadari begitu strategisnya peran dan fungsi yang
melekat pada pemuda, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk mengembangkan segenap
potensi yang ada melalui penyadaran, pemberdayaan, pengembangan kemahasisswaan
disegala bidang, sebagian dari pembangunan nasional.
Kesehatan Mental Remaja Di Era Globalisasi Yang Dianggap Tidak Penting

Masa remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang. Dimasa ini
banyak terjadi perubahan dalam diri seseorang sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Remaja tidak dikatan sebagai anak kecil, namun ia juga belum dapat dikatakan sebagai orang
dewasa. Hal ini terjadi oleh karena di masa ini penuh dengan gejolak perubahan biologik,
psikologi, maupun perubahan sosial. Dalam keadaan serba tanggung ini seringkali memicu
terjadinya konflik antara remaja tersebut di masa mendatang, terutama terhadap pematangan
karakternya dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan mental.

Untuk mencegah terjadinya damapak negatif tersebut, perlu diketahui perubahan yang terjadi
dan karakteristik remaja sehingga remaja dapat melalui periode ini dengan optimal dan mampu
menjadi individu dewasa yang matang baik fisik maupun psikisnya.

Bicara masa muda merupakan masa dalam rentang kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai
perubahan dan dinamika. Mulai dari perubahan secara fisik-biologis dari seorang anak menuju
orang dewasa, yang secara natural membawa perubahan atau bahkan gejolak secara psikologis.

Satu pandangan yang cukup berbahaya dan dangkal terhadap problematika kesehatan mental
adalah menganggap isu tersebut sebagai gangguan yang bersifat sekunder. Yang artinya, sering
sekali melihat permasalahan yang tidak penting. Hal ini terutama dikarenakan oleh sifat
gangguan mental yang lebih mudah disembunyikan dan tidak selalu tanpak jelas darinbluar,
atau dampaknya yang tidak terlalu terasa secara langsung.

Hingga saat ini, rasa rendah diri menjadi masalah utama pemicu gangguan mental pada remaja,
akibatnya, banyak remaja memiliki gangguan emosional seperti depresi atau menarik diri.
Depresi pada remaja berkaitan dengan tingkat rasa percaya diri yang rendah, serta terjerumus
pergaulan salah.

Yang mengatakan kesahatan mental itu tidak penting, itu salah baesar. Karena keadaan mental
yang sehat merupakan sebuah kondisi terbebasnya individu dari segala bentuk gejala-gejala
gangguan mental. Seseorang yang sehat secara mental dapat menggunakan kemampuanatau
potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tanntangan hidup, dan membangun
hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu
akan mengalami gangguan mood, kemampuan berpikir , dan kontrol emosional yang pada
akhirnya menyebabkan perilaku buruk.

Tuntutan hidup yang berdampak pada stress berlebih dapat berdampak pada gangguan
kesehatan mental. Banyak yang tidak tahu bahwa tingkat depresi dan stres bisa mengakibatkan
kegilaan, gangguan mentah, dan bahkan bunuh diri.
Banyak orang berpikir bahwa orang yang sehat adalah yang jarang sakit secara fifik. Namun
perlu kita ketahui bahwa orang sehat adalah orang sehat dari kedua aspek yaitu jasmani dan
rohaninya.

Rasa Percaya Diri Generasi Muda Lebih Dipengaruhi Dunia Maya

Krisis kepercayaan diri remaja merupakan perasaan dimana remaja akan merasakan sesuatu
ada yang kurang sehingga membuat remaja itu merasa tidak pantas berada dilingkungan
masyarakat. Remaja merupakan fase kehidupan yang paling memberikan perkembangan dan
perubahan dalam dirinya. Kemudian kenapa krisis kepercayaan diri lebih fokus ke remaja?,
karena dalam penggunaan media sosial kebanyakan dari kalangan remaja. Remaja memiliki
kehidupan yang lebih menantang dan juga memerlukan kepercayaan diri dalam menghadapi
segala aktivitas, misalnya menempuh pendidikan atau pekerjaan.

Tak selamanya media sosial bersifat positif. Adanya media sosial seperti facebook, instagram,
line, dll, akan memicu krisis kepercayaan diri khususnya dikalangan remaja. Media sosial
menciptakan pola ketertarikan secara rutin dan mengikat, pengguna akan terus membukanya
untuk mencari informasi. Media sosial akan dianggap sebagai temannya. Generasi digital tidak
akan pernah lepas dari teknologi dan media sosial yang semakin canggih dari tahun ke tahun.

Tanpa disadari dengan kepercayaan diri maka maka orang tidak akan pernah bisa meraih
kesuksesan, dalam pikirannya hanya ada keraguan dan ketidak percayaan terhadap diri sendiri.
Rasa kepercayaan diri yang semula hilang dapat dikembalikan jika ada pendidikan keluarga dan
lingkungan sekitarnya. Faktor dasar yang mempengaruhi peran utama yaitu keyakinan dan
keinginan dari remaja itu sendiri untuk mengeluarkan rasa percaya diri mereka, dengan selalu
yakin bahwa setiap pemikiran yang diutarakan tidak akan mendapat respon yang buruk dari
mereka yang mendengarkan.

Penggunaan smartphone secara tidak langsung telah mengubah gaya hidup masyarakat.
Perubahan tersebut telah memunculkan perubahan dalam berbagai pola hubungan antara
manusia, yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi . Media sosial merupakan alat
bantu untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di belahan dunia dengan menggunakan
koneksi internet.

Saat ini remaja selalu dikaitkan dengan teknologi dan juga sosial media yang didukung dengan
gadget yang sangat canggih. Dari berbagai fenomena yang hadir saat ini diantaranya adalah
dengan semakin meraknya berbagai media sosial yang sangat digandrungi oleh remaja seperti
facebook, instagram, line, dll.

Tidak dipungkiri internet memang membawa begitu banyak kemudahan kepada penggunanya.
Beragam aspek terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dilakukan
melalui satu pintusaja. Dengan bebasnya penggunaan sosial media sehingga siapapun bisa
ngengaksesnya ini mengakibatkan penyimpangan prilaku jika tidak diperhatikan secara khusus.
Dengan begitu anak-anak juga dapat menggunakan sosial media jika mereka ingin, sedangkan
media sosial adalah tempat penyebaran informasi yang bebas, jika anak-anak telah
menggunakan sosial media maka khawatir akan mengakibatkan penyimpangan prilaku.

Sudah sepantasnya setiap remaja bisa berpikir bahwa rasa percaya diri mereka yang mungkin
kurang tidak dijadikan alasan untuk bisa mengeluarkan pendapat. Percaya segala sesuatu dapat
dilakukan, maka bener-benarlah percaya dan pikirkan cara untuk melakukannya. Karena setiap
tindakan yang kita lakukan merupakan anak tangga yang akan membawa kita kepada
pencapaian keberhasilan.

Peran Generasi Muda Indonesia Mengenai Sosial Climber

Sosial cimber secara singkat adalah orang-orang yang menggunakan segala cara supaya bisa
diterima oleh orang-orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Secara umum sosial
climber adalah sebutan bagi anak-anak muda yang bakal melakukan apapun untuk bisa stabil
mengikuti tren kekinian dan berharap mendapat penerimaan di masyarakat kelas sosial yang
lebih tinggi. Namun pada perkembangannya, istilah sosial climber pun berkembang bukan
hanya untuk anak-anak muda saja. Pada zaman sekarang, banyak orang-orang yang mendapat
label sosial climber jika orang tersebut bergaya hidup, berbadan, atau bersikap seprti layaknya
orang dengan kelas yang lebih tinggi darinya.

Peran generasi muda adalah dengan cara mensosilisasikan apa maksud dari sosial climber itu,
sehingga masyarakat terutama anak remaja bisa mengotrol dirinya dari yang namanya sosial
climber tersebut. Seperti yang kita tahu sosial climber itu sebutan untuk anak-anak muda atau
suatu kaum yang bakal melakukan apapum untuk bisa stabil mengikuti tren kekinian dan
berharap mendapat penerimaan di masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi. Sehingga dengan
mengetahu arti dari sosial climber masyarakat atau khususnya anak muda bisa mengintrospeksi
diri sehingga tidak terjerumus dengan yang namanya sosial climber.

Sosial climber belum dinyatakan berbahaya saat mereka melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan hak yang diinginkan, bahkan bisa sampai merusak dirinya dengan melakukan hal
yang seharusnya tidak dilakukan. Sosial climber belum dinyatakan penyakit, hanya sebagai
fenomena karena terpengaruh dengan semakin maraknya media sosial yang menampilkan tren
foto-foto gaya hidup glamor. Jika fenomena sosial climber ini tidak diubah, maka lama
kelamaan akan berdampak pada kejiwaan, akhirnya mengganggu dan menjadi penyakit
kejiwaan.
Jadi hati-hati dengan yang namanya gaya hidup. Jangan demi tampil glamor dan hidup seperti
sosialita, kita melakukan berbagai cara, termasuk terjerumus pada dunia prostitusi terselubung
atau dunia hitam. Menjadi diri sendiri akan menjadi lebih baik dalam menjalani hidup ini.

Anda mungkin juga menyukai