Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Penuntun ini disusun berdasarkan atas rencana perkuliahan yang tertuang dalam
kontrak perkuliahan yang telah di sepakati. Selanjutnya berdasarkan pertimbangan dari
beberapa hal diantaranya : ketersediaan alat dan bahan pada saat praktikum terdahulu, maka
terbentuklah panduan praktikum sederhana ini.

Penuntun ini berisi beberapa pokok bahasan yang dibagi dalam beberapa judul
praktikum, dilengkapi pula dengan teori singkat. Beberapa pertanyaan dan perangkat dalam
sisitem penilaian yang dipakai juga termuat dalam praktikum ini.

Tidak terlepas dari kekurangan, saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaaan tulisan ini dan tidak tertutup kemungkinan penuntun akan berubah
terus-menerus di sesuaikan dengan perkembangan yang ada.

Akhirnya, penulis berharap penuntun Biokimia ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jambi,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..…ii

TATA TERTIB PRAKTIKUM……………………………………………………….….iv

I. Pembuatan pereaksi dan larutan……………………………………………………….. 1

a. Tes Karbohidrat
b. Tes lipid
c. Tes protein

II. Uji Karbohidrat………………………………………………………………………… 4

a. Tes Molish
b. Tes Benedict
c. Tes Barfoed
d. Tes Seiiwanof
e. Tes Iodine

III. Uji Lipid.…………………………………………………………………………….. 9

a. Kelarutan Lipid
b. Penyabunan Lermak
c. Uji penyabunan
d. Perbadaan Lemak Hewan dan Minyok Nabati
e. Tes Sudan
f. Reaksi Liebemann-Burcerd
g. Estraksi Lipid dari Telur

IV. Uji Asam Amino. ……………………………………………………………………. 14

ii
a. Ter Millon
b Tes Ninhidrin IV.

V. Uji Protein……………………………………………………………………………. 15
a. Tes Biuret
b. Pengendapan dengan garam

VI. Kromotografi Kertas ………………………………………………………………… 18


VII. Enzim Katalase…………………………………………………………………....... 20
VIII. Tes Formalin……………………………………………………………………….. 22

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan datang sepuluh menit sebelum praktikum dimulai.


2. Praktikan harus memakai jas lab saat mengikuti praktikum. Tidak diperkenankan
memasuki ruangan laboratorium tanpa menggunakan jas lab.
3. Praktikan harus mengenakan pakaian yang sopan dan menggunakan sepatu kets.
4. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus mempelajari terlebih dahulu konsep
yang ada hubungannya dengan percobaan yang akan dilakukan.
5. Setiap praktikan di wajibkan mengikuti kegiatan praktikum yang telah dijadwalkan.
6. Dilarang makan, minum, merokok, berkeliaran/keluar masuk laboratorium, bercanda
atau mengeluarkan suara yang mengganggu kelancaran praktikum.
7. Peminjaman alat praktikum di lakukan oleh ketua kelompok, dan pertanggung jawaban
ada pada semua anggota kelompok:
8. Setelah selesai praktikum, alat yang digunakan harus dibersihkan dan di serahkan
kepada asisten.
9. Responsi dilakukan pada setip praktikum, baik berupa Pre Test maupu Post Test.
10. Laporan harus diserahkan satu minggu setelah praktikum.
11. Tidak dibenarkan membuat laporan tanpa menigikuti kegiatan paktikum.
12. Tidak dibenarkan meng-copy paste isi laporan praktikan lain. Jika hal ini terjadi maka
nilai laporan akan di bagi dengan jumluh paktikan yang meng-copy paste.
13. Sebelum meninggalkan laboratorium diwajibkan membersihlkan kembali ruangan.
14. Nilai praktikum memiliki bobot 30%, berasal dari responsi (20%), keterampilan (20%),
laporan (30%) dan ujian praktikum (30%).

iv
1. PEMBUATAN PEREAKSI DAN LARUTAN
DALAM PRAKTIKUM BIOKIMIA
Tujuan :

Mahasiswa terampil dalam menyiapkan dan membuat berbagai macam pereaksi


dan larutan dalanı praktikum biokimia.

A. TES KARBOHIDRAT

1. Buatlah masing-masing 0.5 larutan pentosa, xylosa, glukosa, fruktosa, galaktosa,


laktosa, inulin, glikogen, dekstrin, kanji dan selulose dengan cara melarutkan 1 gram
bahan sampai dengan 100 ml air suling. Buat juga larutan 10% dari glukosa,
fruktasa, maltosa, sukrosa dan kanji.
2. Pereaksi Molish (harus dibuat segar).
Larutkan 0,1 gram alfa naftol dalam 100 ml Etanol (Etil alcohol) 95%.
3. Pereaksi Benedict :
a. Larutkan 173 gram Natrium Sitrat dan 100 gram Natrium Karbonat dalam 800 ml
air hangat. Aduk dan saringlah. Ambil hasil saringan (filtrate) dan genapkan
sampai 850 ml.
b. Larutkan 17,3 gram Kuprisulfat dalam 100 ml air dan genapkan sampai 150 ml.
c. Tuangkan larutan Karbonat Sitrat (larutan a) kedalam gelas kimia besar lalu
tambahkan larutan Kupri sulfat secara hati-hati dan sambil diaduk, genapkan
sampai volume 1 liter.
4. Pereaksi Barfoed
Larutkan 13,3 gram Tembaga Asetat dalam 200 ml air lalu tambahkan 1,8 ml Asam
Asetat Glacial.

1
5. Pereaksi Barfoed

Larutkan 1,5 gram Orcinol dalam 500 ml HCL pekat lalu tambahkan 20 tetes larutan
FeCl3, 10 % ( 10 gram FeCl3 dalam 100 ml air suling).

6. Pereaksi Seliwanoff

Larutkan 0,8 gram resoicinol dalam 100 ml HCL encer. HCL encer dibuat dengan jalan
mengencerkan satu bagian HCL pekat dengan 3 bagian air.

7. Larutan Yodium

Larutkan 10 gram KI dalam 1 liter air, lalu tambahkan 2,5 gram iodium (I2) dan aduklah.

B. TES LIPIDA

1. KOH 10% dalam Etanol.

Larutkan 100 gram KOH dalam etanol.

2. Sudan III

Larutkan Suddan III dulam 100 ml etanol.

C. TES PROTEIN

1. Larutkan masing-masing 1 gram albumin, peptone dan gelatin dan 1 liter larutan garam
dapur 1%. Aduk sampai larut. Gunakan tempat berlainan. Untuk Gelatin air panas (60°-
70° C) dan diamkan pada suhu kamar. Kasein dilarutkan dalam NaOH 1%.

2. Pereaksi Millon. Larutkan 5 gram Merkuri Nitrat dalam 10 ml asam Nitrat Pekat (di
udara terbuka atau kamar asam). Bila telah larut tidak timbul asam coklat lagi
encerkanlah dengan 30 ml air. Tuang cairan bagian atas dan simpan dalam botol
bertutup gelas.

3. Pereaksi ninhidrin

Larutkan 0,1 gram ninhidrin dalam 100 ml air suling.

2
4. Pereaksi Biuret

a. Larutkan 0,01 M Tembaga sulfat (CuSO4.5H20) dengan melarutkannya.


b. Larutkan 10 M NcOH dengan cara melarutkan 440 NaOH kedalam air secukupnya
kemudian tambahkan air sampai 1 liter.

3
2. UJI KARBOHIDRAT

Tujuan :

1. Mengetahui berbagai tes yang dapat dilakukan dalam uji karbohidrat


2. Memahami berbagai prinsip dalam uji karbohidrat
3. Mengetahui kandungan karbohidrat dari berbagai sampel bahan uji

Peralatan untuk setiap kelompok untuk seluruh agenda praktikum :

Alat:

1. Tabut reaksi 8 buah dan raknya


2. Batang pengaduk
3. Penjepit kayu
4. Gelas kimia
5. Gelas ukur 10 ml
6. Botol semprot
7. Pipet tetes
8. Lampu spritus
9. Kompor listrik
10. Termomerter
11. Mortal

a. Tes Molish

Prinsip : Asam sulfat pekat menghidrolisis ikatarı glikosidik menghasilkan


monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi Fulfural dan turunann
seryawanya. Hasilnya (Fulfural) mengalami sulfonasi dengar Alfa Nuftol
memberikan senyawa ungu kompleks. Reaksi ini adalah yang paling
umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan senyawa lainnya yang
memberikan fulfural dengan asam sulfat pekat.

4
Bahan

- Reagen Molish, Asam Sulfat pekat, larutan Glukosa 10%, larutan Sukrosa 10%, larutan
Amilum 10%
- Bahan yang ditumbuk dan disaring (beras, ubi kayu, kanji, kentang, susu)

Cara kerja:

1. Tambahkan tetesan demi setetes pereaksi molish pada miasing-masing larutan


uji/karbohidrat, Hal yang samapun dilakukan pada larutan Glukosa 10% sukros 10%
dan amilun 10%.
2. Miringkan tabung reaksi tersebut dan tambahkan dengan setetes demi setetes (catat)
dan sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk 2 lapisan
3. Amati warna yang terbentuk pada bidang batas kedua tersebut. adanya warna merah
dan ungu menunjukkan reaksi positif.

a. Tes benedict

Prinsip: Benedict adalah bentuk lain dari tes fehling dan menghasilkan larutan tunggal
yang lebih baik untuk pengetesan-pengetesan, karena lebih stabil. Hasil yang di
dapat berupa endapan hijau kuning, merah tergantung atas kuatnya larutan gula.

Bahan:

 reagen benedict
 Bahan yang ditumbuk dan disaring kemudian filtrasinya diambil (beras, ubi
kayu, kanji, kentang, susu).

Cara kerja:

1. Kedalam 1 ml larutar Benedict pada setiap tabung reaksi, tambahkan setetes demi
setetes (catat) larutan uji Karbohidrat kedalam tabung reaksi yang telah di beri tanda
2. Aduklah dengan batang pengaduk, catat warna yang terbentuk.

5
3. Tempatkan seluruh tabung reaksi pada penangas air sampai mendidih dan biarkan
selama 5 menit, angkat dan dinginkan.
4. Amati perubahan warna yung terjadi.

b. Tes Barfoed

Prinsip : Reagen Baefoed bersifat lemah dan hanya di reduksi oleh manosakarida.
Pemanasan yang lama dapat menghidrólisis disakarida sehingga bereaksi
positif. Endapan tembaga oksida lebih sedikit dibandingkan dengan tes
Benedict. Endapan dapat diperoleh dengan membiarkan tegak tabung reaksi
Warna lebih ke merah bataan bila dibandingkan dengen tes benedict yang
berwarna jingga sampai coklat.

Bahan :

 Pereaksi Barfoed
 Bahan yang ditumbuk dan disaring kemudian filtrasinya diambil (beras, ubi kayu,
kanji,, kentang, susu).

Cara kerja :

1. Ambillah 1ml larutan Barfoed pada tabung reaksi yang berbeda, kemudian tambahkan
setetes demi setetes larutan uji karbohidrat.
2. Tempatkan semua tabung reaksi pada penangas air dan biarkan 3 menit dalam air yang
mendidih.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.

c. Tes Seliwnof

Prinsip: Reaksi seliwanof didasarkan pada perubahan fruktosa oleh asam klorida panas
menjadi asam levulinat dan hidroksimetilfurfural, selanjutnya kondensasi
hidroksimetilfurfural dengen resersinol menghasilkan senyawa berikut: Sukrosa
yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif.

6
Pada pendinginan selanjutnya memberi warna merah, karena aldosa aldosa
berubah menjadi ketosa oleh HCL.

Bahan:

 Pereaksi Seliwanof
 Bahan yang ditumbuk dan disaring kemudian filtrasinya diambil (beras, ubi kayu,
kanji, kentang, susu).

Cara kerja:

1. Pada setiap tabung reaksi yang telah berisi satu ml larutan seliwanof, tambahkan
setetes demi setetes larutan uji karbohidrat (catat berapa tetes).
2. Aduklah dengan batang pengaduk, catat warna yang terbentuk.
3. Tempatkan seluruh tabung reaksi pada penangas air sampai mendidih Amati warna
yang terbentuk.

Pertanyaan:

1. Larutan apakah yang memberikan perubahan warna tercepat?


2. Dapatkah uji ini di pakai untuk membedakan sukrosa dari gula yang lain.
3. Apakah perubahan warna yang terjadi jika larutan glukosa dan fruktosa dididihkan
sampai jangka waktu yang lama.

a. Tes Iodium (Reaksi amilum dengan Iodin)

Prinsip: Iodium memberikan warna kompleks dengan poliskarida. Tepung memberikan


warna biru pada iodium, glikogen dan tepung yung telah hidrolisa memberi
warna merah sampai coklat dengan iodium. Warna akan hilang saat pemanasan
dan timbul lagi saat pendinginan. Hal tersebut dikarenakan dalam larutan yang
dingin terjadi kesetimbangan antara molekul- molekul, molekul membentuk
misell, yang berwarna adalah iodiumnya. Pasca pemanasan, misell menjadi
pecah menjadi molekul-molrkul kecil, sehingga komplek misell pati dan odium

7
pecah dan warna hilang. Pada pendinginan, molekul-molekul amilosa dan
amilopektin pada tepung membentuk misell dengan pati.

Bahan:

 Pereaksi Iodium, HCL 6 N, NaOH 6 N


 Bahan yang ditumbuk dan disaring kemudian filtrasinya diambil (beras, ubi kayu,
kanji, kentang, susu).

Cara kerja:

1. Masukkan 2 ml larutan sampel pada setiap tabung reaksi yang berbeda yang telah
diberi tanda (masing-masing buat 3 seri).
2. Pada seri pertama untuk tabung reaksi dengan sampel beda teteskan 2 tetes air, dan seri
kedua untuk setiap sampel berbeda teteskan dengan 2 tetes HCL 6N, pada seri ketiga
teteskan dengan 2 tetes NaOH 6 N. Kocok semua tabung.
3. Untuk semua tabung reaksi sampel tambahkan dengan setetes demi setetes larutan
iodine.
4. Amati warna yang terbentuk, catat hasilnya kemudian panaskan tabung yang berwarna
dan dinginkan, catat hasilnya.

Pertanyaan:

1. Sampel manakah yang memberikan warna dengan tetesan iodine.


2. Jelaskan hasil yang diperoleh dengan penetesan 2 tetes air, HCI, dan NaOH 6N.

8
3. UJI LIPID

Tujuan:

1. Mengetahui berbagai tes yang dapat dilakukan dalam uji Lipid


2. Memahami berbagai prinsip dalam uji lipid
3. Mengetahui sifat-sifat umum lipid
4. Mengetahui proses pembentukan sabun

a. Kelarutan Lipid

Prinsip : Lipid secara umum merupakan eter asam lemak rantai panjang. Memiliki ciri
tiduk larut dalam air tapi larut dalarm pelarut lemak. Hidrolisis dengan Alkali
terkenal dengan saponofikasi menghasilkan alcohol dan garam natrium atau
garam kalium dari asam lemak. Secara umum dikatakan bahwa peningkatan
panjang rantai solubilitas asam menurun. Asam lemak akan membentuk lapisan
tipis dan merata bila di tempatkan pada permukaan air.

Bahan :

 Air, aseton, alcohui, kloroform, eter minyak, mentega, margarin, lemak hewan,
kuning telur (lesitin), asam stearat dan asam palmitat.

Cara kerja:

1. Siapkan 5 tabung reaksi yang benar-benar kering, beri tanda dan setiap tabung reaksi isi
dengan 5 ml air, aseton, alkohol, kloroform dan eter.

9
3. Kedalam tabung tersebut tambahkan dengan sedikit minyak, lalu kocok dan catat
hasilnya.
4. Lakukan hal yang sama dengan bahan-bahan yang telah disiapkan.
5. Catat hasilnya

b. Penyabunan lemak (saponifikasi)

Prinsip: lemak dan minyak jika dipanaskan dengan alkali, akan melepaskan asam lemak
bebas dan gliserol. Proses tersebut yang dinamakan saponifikasi.

Cara kerja:

1. Masukkan sedikit lemak atau minyak kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan
larutan KOH dalam alkohol sampai terendam dan panaskan secara hati-hati
selama 1 menit.
2. Tambahkan 5 ml air lalu didihkan, setelah mendidih segera dinginkan.
3. Setelah dingin, teteskarn dengan hati-hati HCL pekat kedalam campuran tadi
sampai campuran menjadi asam dan tertinggal lapisan asam lemak pada
permukaan campuran tadi.
4. Pindahkan lapisan asam lemak dari permukaan campuran ke tabung lain.
5. Panaskan asam lemak (4) dengari sedikit air lalu tambahkan larutan KOH
sampai diperoleh larutan jernih.
6. Larutan ini dapat digunakan menguji pembentukan sabun.
7. Catat hasilnya dan teruskan dengan percobaan pembentukan sabun.

10
Cara kerja pembentukan sabun:

1. Panaskan sedikit asam strearat ntau hasil dari percobaan penyabunan lemak dengan
alkali (KOH) encer.
2. Amati timbulnya sabun.

c. Uji penyabunan

Cara kerja

1. Tambahkan 5 ml KOH alkoholis kedalam minyak/lemak yang hendak diuji,


kemudian kocok dan dipanaskan hingga mendidih diatas penangas hingga satu tetes
dari larutan ini larut sempurna di dalam air.
2. Tambahkan 5 ml air dan panaskan lagi diatas penangas hingga mendidihkan sampai
semua alkohol manguap.
3. Lakukan uji sabun dengan menambahkan sedikit air kemudian kocok dengan kuat.
Catat hasilnya.

d. Perbedaan lemak hewan dan minyak nabati

Cara kerja:

1. Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing tabung tambahkan dengan sedikit lemak


(kambing, ayam, sapi) dan satu tabung lagi dengan sedikit minyak sayur/sawit.
2. Pada setiap tabung tersebut tambahkan dengan 5 ml kloroform dan 2 ml reagen
Hulb.
3. Kocok kuat-kuat dan catat hasilnya.

11
e. Tes Sudan III

Cara kerja:

1. Pada setiap tabug reaksi yang berbeda, isilah dengan 1 ml senyawa lipid (minyak,
mentega, lemak hewan, margarine dan lesitin).
2. Pada setiap tabung terserbut teteskan dengan larutan sudan III.
3. Amati hasilnya (warna merah jingga menunjukkan adanya lipid).

f. Reaksi Liebermann-Burchard

Cara kerja:

1. Dalam tabung yang kering larutkan sedikit kolesterol dalam 3 ml kloroform.


2. Tambahkan ke dalam larutan (1) 1 ml anhidrida asetat dan 2 tetes asam sulfat pekat.
3. Campurkan dengan baik. Warna hijau setelah beberapa menit menunjukkan adanya
kolestrol. Coba dengart sample lemak lainnya (catat hasilnya).

g. Eksrasi Lipida dari Telur

Prinsip: kelompok-kelompek besar dari lipid mempuyai sifat kelarutan yang berbeda-beda
dan sifat ini digunakan untuk ekstrasi dan pemisahan lipida dari bahan biologis.

Cara kerja:

1. Ambil sebutir telur mentah dan pisahkan dengan kuningnya.


2. Larutkan kuning telur dalam campuran 50 ml alkohal (etanol) dan 25 ml eter sambil
diaduk.

12
3. Biarkan selama 10 menit sambil sekali-kali diaduk. Kemudian disaring dengan
kertas saring yang telah dibasahi dengan alkohol ke dalam gelas kimia (beker glass
100 ml) yang kering.
4. Filtrat (hasil saringan) ini dikeringkan dengan memanaskan diatas penangas uap.
5. Ambil sedikit zat yang sudah dikeringkan dan kocok dengan air lalu dengan alkohol
dalam tabung reaksi. Catat hasilnya
6. Oleskan filtrat yang dikeringkan tadi pada kertas dan dibiarkan 10 menit ditempat
panas, lalu lihatlah kertas tersebut dengan mengarahkan kearah cahaya.
Bagaimanakah hasilnya?

13
4. UJI ASAM AMINO

Tujuan:

1. Mengetahui berbagai tes yang dapat dilakukan dalam uji Asam Amino
2. Memahami berbagai prinsip dalam uji asam amino

a. Tes Millon

Prinsip: uji millon merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan asam
amino dalam satu sample, dengan terbentuknya warna merah. Warna tersebut
diakibatkan oleh garam merkuri pada tirosin ternitrasi.

Cara kerja:

1. Tambahkan 3 tetes reagen Millon ke dalam 1 ml larutan protein.


2. Panaskan larutan tersebut baik-baik menggunakan penjepit kayu.
3. Perhatikan jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada
pemanasan.
4. Catat hasil dari sampel yg diuji.

b. Tes Ninhidrin

Prinsip: apabila ninhidrin (triketohidrindene hidrat) dipanaskan dengan asam amino, maka
akan terbentuk kompleks berwarna. Untuk salah satu asam amino, maka akan
terbentuk secara kuantitatif dengan mengamati intensitas warna yang terbentuk.
yang sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut. Dalam hal ini NH3 dan
CO3 dikeluarkuan sehingga kemungkinan dapat diukur secara kuantitatif.

14
Reaksi: R.CH(NH2) COOH ---------> R.CHO + NH3 + CO2

Seperti: valin, alanin, aleusin, isoleusin, fenilalanin, dan metionin, Prolin dan hidroksiprolin
menghasilkan kompleks yang berbeda warnanya dengan asam amino lainnya. Kompleks
berwarna yang terbentuk mengandung dua molekul ninnidrin yang bereaksi dengan asam
amino setelah asam amino dioksidasi.

Cara kerja:

1. Panaskan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% kedalam 3 ml larutan protein/sampel.


2. Panaskan hingga mendidih.
3. Catat hasil pengamatan dari berbagai sampel uji.

Pertanyaan:

1. Warna apa yang terbentuk ?


2. Gugus apa yang memberikan uji positif ?

15
5. UJI PROTEIN

Tujuan:

1. Mengetahui berbagai tes yang dapat dilakukan dalam uji protein


2. Memahami berbagai prinsip dalam uji protein
3. Mengetahui kandungan protein dari berbagai sampel bahan uji

a. Tes Biuret

Prinsip: Dalam larutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CusO4. Reaksi ini
dinamakan reaksi biuret, yaitu dengan terbentuknya kompleks Cu++ dengan
qugus -CO dan -NO dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dengan
asam- asam amino (kecuali histidin, serin dan treonin) tidak positif pada uji ini.

Bahan:

- Telur mentah, telur matang, dan santan kelapa.

Cara kerja:

1. Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk.


2. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M dan aduklah, jika tidak timbul warna tambahkan lagi
setetes atau 2 tetes CUSO4
3. Catat hasilnya.

Pertanyaan:

1. Warna apa yang terbentuk?


2. Mengapa harus dihindari kelebihan CuSO?
3. Sebutkan sampel yang positif pada uji ini!

16
b. Pengendapan dengan Garam

Cara kerja:

1. Tambahkan 5 tetes HgCl2 pada tabung reaksi yang masing- masing telah berisi 3 ml
larutan sampel. Amati hasilnya.
2. Lakukan hal yang sama dengan meneteskan 5 tetes Pb asetat 0,2 M. Amati hasilnya.

c. Pengendapan dengan Asam

Prinsip: apabila terdapat garam garam anorganik daiam persentase tinggi dalam larutan
protein, maka kelarutan protein berkurang sehingga mengakibatkan pengendapan. Hal
tersebut dikarenakan bahwa sifat itu terjadi karena kemampuan ion garam untuk terhidrasi
sehingga berkompetisi dengan molekul protein untuk mengikat air.

Bahan:

- Larutan sampel, (NH)2SO4, reagen millon, dan larutan biuret.

- Kertas penyaring

Cara kerja:

1. Masukkan 1 ml larutan sampel dalam tabung reaksi dan tambahkan dengan ammonium
sulfat sedikit demi sedikit, aduk higga rata, hingga jenuh (seluruh garam terlarut).
2. Setelah jenuh saringlah dengan kertas penyaring.
3. Amati hasilnya, endapan didalam air, endapan dengan reagen millon dan dengan biuret.

17
6. KROMATOGRAFI KERTAS DARI ASAM ASAM AMINO

Prinsip: kromatografi kertas adalah salah satu cara analisa yang sering digunakan dalam
penelitian komponen-komponen suatu campuran. Dengan membandingkan
pemindahan zat yang diselidiki dengan zat-zat standar yang diketahui, sering kali
kita dapat mengetahui zat yang kita ketahui. Dalam eksperimen ini kita hendak
menganalis secara kualitatif suatu larutan yang berisi bermacam-macam amino.
Kromatografi kertas dapat dilakukan satu atau dua dimensi. Apabila komponen-
komponen suatu campuran tidak banyak, biasanya hanya satu dimensi tetapi jika
hasilnya meragukan maka dapat diteruskan dengun dua dimensi. Dalam hal ini di
butuhkan dua larutan eulen, yang satu diperlukan untuk ke satu arah dan yang
kedua untuk arah yang lain yang tegak lurus terhadap arah elusi pertama, setelah
kertas kromotografi kering, kertas yeng memenuhi syarat berukuran 35 X 35 cm.
Penyemprotan dengan larutan ninhidrin dilakukan untuk pewarnaan noda-noda
asam pada kertas kromotografi.

Bahan:

 Larutan elusi yang terdiri atas n-Butanol : asam amino : air (25 :6: 25).
 Phenol : air (20: 6 (b/V) perlu di perhatikan fenol harus murni.
 Kollidin : 2,4-lutidin : air (1:1:1 v/v), juga harus murni.
 Kertas kromotografi (kertas whatmen) no. 1, yang ukurannya disesuaikan dengan
lemari kromotografi
 Larutan standar gelatin, metionin, tryptophan, (masing-masing 0,5 g). Kemudian
dilarutkan dalam 7,5% alcohol atau masing-masing tambahkan dengan alcohol 10
ml dan kalau perlu ditambahkan 1-3 tetes HCl pekat
 Sampel
 Larutan ninhidrin (0,25 ninhidrin dalam aseton)

18
Cara kerja:

Siapkan kertas kromatografi dengan ukurar. 35 X 35 cm. Kemudian dengan pipet


mikro atau suatu kapiler ditaruh larutan uji dan sampel yang diletakkan berdampingan
dengan jarak 3cm. Larutan ujung ada pada 5 cm dari pingggir kertas. Tiap-tiap tetesan
harus dikeringkan dulu misalnya dengan alat pengering rambut, sebelum tetesan berikutnya
ditaruh di atasnya. Haruslah diusahakan supaya cukup asam amino (sekiter 5pg) di taruh di
kertas tersebut, sedangkan besar noda hendaknya jangan melebihi diameter 0,4 cm.
Hendaknya kertas dijaga dan sedapatnya jangan disentuh dengan jari (pakai pinset).

Kemudian kertas tersebut digatung dalam lemari kromatografi untuk beberapa jam
guna di jenuhkan dengan uap eulen Setelah penjenuhan tercapai maka barulah dimulai
dengan elusi. Disini dapat dipakai cara kromotografi menurun atau kromatografi mendaki.

Setelah larutan elusi berjalan cukup jauh, maka kromatografi dikeluarkan. Lalu
batas larutan ditandai dengan pensil dan kertas kromotografi dikeringkan pada 105°-110°C
selama 5 menit. Noda-noda asam amino yang berwarna akan terlihat.

Tugas: Hitunglah harga Rf tiap-tiap noda dan catat warna, kemudian ditetapkan komponen
asam-asam amino dalam larutan yang diselidiki dengan menbandingkan Rf-nya
denagn Rf asam amino standar.

jarak yang ditempuh oleh n oda


Rf=
jarak yang ditempuh oleh pelaru t

Rf=> harus 0-,99

19
7. ENZIM KATALASE

Tujuan:

1. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim


2. Mengetahui prinsip enzim katalase
3. Mengetahui adanya enzim katalase dari berbagai sampel bahan uji

Prinsip: Enzim katalese merupakan biokatalis berstruktur protein yang dapat menguraikan
H2O2 Senyawa H2O2 (Hidrogen Peroksida) adakah senyawa beracun yang
terbentuk dalam proses metabolisme langsung. Keberadaan enzim katalase pada
jaringan makhluk hidup dapat memecah senyawa tersebut menjadi H2O dan O2
yang tidak toksik bagi sel. persamaan reaksinya adalah:

H2O O2

Sifat enzim adalah dalam jumlah yang sedikit dapat mempercepat berlangsungnya
reaksi kimia tanpa terjadi perubahan pada enzim tersebut atau menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi kimia. Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim,
diantaranya: suhu, derajaat kesamaan (pH), konsentrasi substrat, konsentrasi
enzim, dll.

Bahan:

Sampel Hati 0,5 g, srmpel kentang segar 0,5 g, sampel cacing, sampel bekicot,
sampel biji kecambah, H2O2 10%, NaOH 5%, HCI 5%, Aquades, pH stick.

20
Cara kerja:

Melihat keberadaan enzim katalase

1. Masukkan sampel dalam tabung reaksi yang masing-masing telah diisi oleh 1 ml H2O2
lalu tutup dengan penutup.
2. Hubungkan masing-masing tabung reaksi dengan tabung reaksi yang penuh berisi air
dengan menggunakan selang plastik atau sejenisnya
3. Catat jumlah gelembung yang terbentuk, lama waktu terbentuknya, gelembung dan
lakukan tes nyala.

Melihat faktor-fakror yang mempengaruhi aktivitas enzim

a. Derajat kesamaan (pH)

1. Masukkan 3 ml NaOH kedalam tabung reaksi yarg telah berisi sampel, biarkan
selama 3 menit.
2. Masukkan 5 ml larutan H2O2, kedalam tabung reaksi diatas, tutup tabung reaksi
tersebut
3. Amati perubahan yang terjadi

Lakukan hal yang sama dengan mengganti NaOH dengar HCl amati perubahan yang terjadi
pada HCl dengan pH 1, HCI dengan pH 6-7 dan HCI dengan pH 12 (dengan menambahkan
NaOH). Amati perubahan yang terjadi.

b. Suhu

1. Siapkan 250 air pada gelas kimia lalu panaskan sampai suhunya mencapai 40° C dan 75°
C. Suhu normal (air biasa/ukur dan catat). Untuk memperoleh suhu rendah 5° C
tambahkan potongan es. Siapkan 4 tabung reaksi (beri label suhu yang berbeda) yang
telah berisi sampel.

21
8. TES FORMALIN

TUJUAN:

1. Mahasiswa dapat mengetahui adanya kandungan formalin dalam bahan makanan.


2. Mahasiswa dapat mengetahui metode dalam pemeriksaan formalin dalam bahan
makanan.

Prinsip: Formalin berfungsi untuk mengawetkan bagian tubuh dari makhluk hidup.
Formalın merupakan senyawa formaldehida 33%. Formalin merupakan aldhid
paling keras dan beracun, tidak berwarna dan berbau menyengat. Aldehidnya
merupakan alkohol dehidrogenous (alkohol yong kehilangan 2 atom H) dengan
rumus CnH2nO. Bereaksi positif pada reagen fehling membentuk endapan merah
bata.

Bahan: Bahan makanan dan minuman, KMnO4

Cara kerja:

1. Haluskan semua sampel.


2. Tempatkan sedikit sampel pada tabung reaksi yang telah diberi tanda (bahan makanan
yang di uji).
3. Teteskan sedikit demi sedikit larutan KMnO4. Amati perubaharn yang terjadi.

22
Pertanyaan:

1. Jelaskan beberapa fungsi Kalium Permanganat (KMNO4)?


2. Sebutkan dan jelaskan cara lain dalam mendeteksi formalin?

PEDOMAN PENILAIAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (2-1 SKS)

Komponen NAP (Nilai Akhir Praktikum). Terdiri dari:

1. Terkecil pada beberapa pokok bahasan (a)


2. Keterampilan kelompok ( persiapan, pelaksaaan dan akhir praktikum ) (b)
3. Laporan individu hasil pengamatan (c)
4. Ujian akhir praktikum (d)
NAP (Nilai Akhir Praktikum) = (a)+(b)+(c)+2(d)
Nilai Akhir Biokimia = 2NAT+1NAP

23

Anda mungkin juga menyukai