Dalam praktikum kali ini, perubahan yang terjadi selama proses hidrolisis dengan
berjalannya waktu dapat diamati dengan uji Iodin (positif untuk pati) dan uji
Benedict (positif untuk gula reduksi seperti maltosa dan glukosa). Selain itu,
dalam praktikum ini diharapkan dapat dilakukan perbandingan yang signifikan
dari berbagai segi antara proses hidrolisis pati secara kimiawi dengan secara
enzimatis.
Pereaksi :
- Larutan Pati 1%
- Larutan Iodin (0,05 M Iodium yaitu : larutkan 10 gr KI dalam satu liter air.
Kemudian tambahkan 2,5 gram Iodium dan aduk.
Prosedur:
- Untuk mengamati proses hidrolisis pati dan perubahan yang terjadi selama
berjalannya waktu sampai 45 menit tersebut, maka akan dilakukan uji iodin dan
1
uji benedict pada saat yang bersamaan setiap selang waktu 5 menit terhadap
larutan I tersebut.
- Uji iodin dilakukan dalam plat tetes atau cawan petri, dengan cara : mengambil
satu tetes cuplikan dari Larutan I, dan ditambahkan satu tetes larutan iodin.
Setelah diaduk maka amati perubahan warna yang terjadi. Catat perubahan
intensitas warna yang terjadi dengan bertambahnya waktu pemanasan!
- Sedangkan uji Benedict dilakukan dengan cara : Siapkan 9 tabung reaksi yang
masing-masing mengandung 5 mL larutan Benedict, tambahkan pada masing-
masing tabung reaksi ini 3 tetes Larutan I (lakukan ini dengan interval 5 menit
pada tiap tabung, karena waktu hidrolisis sampai 45 menit maka dibutuhkan 9 kali
uji benedict). Tabung-tabung yang telah mengandung campuran tersebut
selanjutnya dipanaskan dalam waterbath air mendidih dan amati perubahan
warnanya. Setelah didinginkan, bandingkan warnanya. Warna hijau menunjukkan
kandungan glukosa 0,25% , warna kuning orange menunjukkan kandungan
glukosa 1% dan warna merah menunjukkan kandungan gula lebih dari 2%. Hasil
pengamatan dicatat dalam tabel pengamatan.
Pengamatan :
2
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Topik : Nama :
Tanggal : NIM :
Asisten : Kelompok :
Percobaan Pengamatan
OBJEK VII
3
HIDROLISIS PATI SECARA ENZIMATIS
Air liur atau saliva disekresikan oleh tiga pasang kelenjar air liur yaitu
kelenjar parotis di bawah telinga, kelenjar submaksilaris di bawah rahang bawah
dan kelenjar sublingual di bawah lidah. Cairan ini terdiri dari kira-kira 99,5% air
dan 0,5% komponen non air. Dua pertiga bagian dari komponen non air adalah
berupa bahan organik terutama ptialin (amilase sativa) dan musin, sedangkan
sisanya berupa ion-ion anorganik seperti SO4, PO4, HCO3, Cl, Ca, Na dan K.
Musin dalam air liur berfungsi sebagai pelicin rongga mulut dan membasahi
makanan sewaktu makanan dikunyah sehingga mudah ditelan. Ptialin (amilase
saliva) berfungsi menghidrolisis pati menjadi dekstrin-dekstrin dan maltosa.
Amilase saliva ini tidak aktif pada pH 4 atau lebih rendah lagi. Air liur umumnya
memiliki pH sedikit asam yaitu kira-kira 6,8.
Bubuhkan 2 mL air liur (yang sudah disaring) pada larutan pati atau kanji
1% dan kocok (dalam tabung reaksi), kemudian simpan atau inkubasi pada suhu
37 o C(disebut Larutan I). Setiap selang waktu 5 detik, lakukan uji iodin dalam
plat tetes atau cawan petri dengan cara mengambil satu tetes cuplikan Larutan I
dan dicampur dengan satu tetes pereaksi Iodium. Catat kapan terlihatnya opalesen
dan berubahnya kekentalan. Catat pada detik atau menit keberapa timbulnya
warna biru, warna kecoklat-coklatan dan kapan tidak memperlihatkan perubahan
warna lagi lagi menunjukkan uji positif disebut Titik Akhromatik. Lakukan pula
4
uji Benedict pada saat tercapai titik akromatik untuk meyakinkan terbentuknya
gula reduksi. - Bandingkan waktu yang anda temukan untuk tercapainya titik
akhromatik dengan waktu yang ditemukan kelompok lain. Jika percobaan ini
dilakukan pada waktu dan cara yang sama, apakah hasilnya juga sama?
Bagaimanakah komentar anda?
5
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Topik : Nama :
Tanggal : NIM :
Asisten : Kelompok :
Percobaan Pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
6
Bollag, D.M., Rozycki, M.D. and Edeistein, S.J.,1996. Protein Methods, 2nd
ed.,A John Wiley & Sons, Inc,Pub, New York.
Boyer, R.F., 1993, Modern Experimental Biochemistry, 2nd ed, The Benyamin/
Cummings Publishing Company, Inc, California.
Sindumarta, M., et al., 1999, Petunjuk Praktikum Biokima Dasar, Jurusan Kimia ,
ITB, Bandung.
Wirahadikusumah, M., 1981, Biokimia, Protein, Enzima, dan Asam Nukleat, ITB,
Bandung.
Stryer,L., 1998, Biochemistry, 4 th ed, W.H. Freeman and Company, New York