Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

KP B

MODUL VIII (KARAKTERISASI ENZIM I)

Senin, 14 Maret 2022

NAMA PRAKTIKAN :

1. Sean William Tristan 170120038


2. Leo Aditya Pradana 170120042
3. Muhammad Aditya Eka Pratama 170120058
ASISTEN DOSEN :
1. Dhammiko Wonggo, S.Si. 174121006
2. Yudith Christina Agustin 170118043
DOSEN :
1. Dr. Dra. Tjandra Pantjajani, M. S.
2. Johan Sukweenadhi, Ph.D.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA

2022
I. JUDUL PRAKTIKUM
Karakterisasi Enzim I

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu suhu
dan pH

III. DASAR TEORI


Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat,
suhu, keasaman, kofaktor, dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda – beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Pada
suhu atau pH yang tidak sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya
fungsi enzim. Kerja enzim dapat dipengaruhi oleh adanya molekul lain.
Keaktifan enzim dapat ditentukan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Secara kuantitatif, metode yang digunakan adalah mengukur laju reaksinya. Sampel
enzim yang digunakan pada praktikum ini adalah enzim amilase yang berasal dari
kecambah. Amilase sendiri merupakan enzim yang berfungsi untuk memecah pati
atau glikogen menjadi gula sederhana. Di praktikum ini, enzim akan berperan
menjadi katalis, dimana katalis sendiri merupakan molekul yang mampu
mempercepat laju reaksi, namun tidak mengubah kesetimbangan kimia dari suatu
reaksi (Vasudevan et al., 2013).
Cara kerja katalis yaitu dengan menurunkan energi aktivasi (Chang, 2012).
Digunakannya enzim sebagai katalis karena enzim mampu meningkatkan produk,
mampu bekerja pada pH netral dan pada suhu rendah, bersifat selektif pada substrat
tertentu. Enzim dapat mempercepat reaksi namun enzim tidak dapat mengubah
keadaan normal dari kesetimbangan kimia.
Aktivitas enzim dapat dianalisa dengan melihat konsentrasi amilum yang
terhidrolisis oleh enzim pada waktu tertentu. Analisa ini dapat menggunakan
metode kolorimetri dari ikatan kompleks amilum – iodin yang membentuk warna
biru keunguan (Dincbas dan Demirkan, 2015). Kepekaan warna yang terbentuk
dapat diketahui dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang 580 nm.
Proses hidrolisis amilum oleh enzim harus dihentikan agar didapatkan hubungan
linear antara aktivitas enzim dengan penurunan intensitas warna pada kompleks
amilum – iodine, salah satu caranya dengan proses denaturasi enzim dengan asam
(pada pH rendah).

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat – alat yang digunakan :
1. Labu ukur 50 mL
2. Gelas ukur 10, 50 mL
3. Mikropipet 1 mL atau Pipet ukur 1 dan 5 mL
4. Tabung reaksi dan rak
5. Tabung ulir
6. Beaker mL dan 250 mL
7. Bola hisap
8. Waterbath
9. Termometer
10. Pengaduk
11. Sentrifuge
12. Kuvet
13. Spektrofotometer
14. Botol semprot
B. Bahan – bahan yang digunakan :
1. Aquades
2. Amilum
3. HCl 1 M
4. Iodine / I2
5. Kecambah
6. Larutan buffer pH 3,5 ; 5 ; 6,5

V. MSDS
A. Aquades
Aroma : tidak beraroma
Wujud : cair
Warna : tidak berwarna
Titik leleh : 0 oC
Titik didih : 100 oC
Berat molekul : 18 gr/mol
Massa jenis : 1 g/cm3
Kelarutan : terlarut dalam air
Bahaya : tidak ada
Penanganan bahaya : tidak ada
B. Iodine
Aroma : beraroma tajam
Wujud : padat
Warna : Ungu kehitaman
Titik leleh : 113 oC
Titik didih : 184 oC
Berat molekul : 253,81 gr/mol
Massa jenis : 4,93 g/cm3
Kelarutan : tidak terlarut dalam air, terlarut dalam cairan yang mengandung
iodine
Bahaya :
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius
Penanganan bahaya :
1. Jika mengalami kontak dengan mata, bilas mata dengan air. Lepaskan lensa
kotak jika masih memakainya. Jika sudah dilepas, lanjutkan membilas
dengan air.
2. Jika terhirup, hiruplah udara segar dan usahakan dalam kondisi yang
senyaman mungkin untuk menghirup
3. Jika terbakar, maka gunakan pemadam api untuk memadamkan api tersebut
C. Amilum
Aroma : tidak beraroma
Wujud : padat
Warna : putih
Titik leleh : tidak diketahui
Titik didih : tidak diketahui
Berat molekul : tidak diketahui
Massa jenis : 1.5 g/cm3
Kelarutan : terlarut dalam air
Bahaya : tidak ada
Penanganan bahaya :
1. Jika mengalami kontak dengan mata, bilas mata dengan air. Lepaskan lensa
kotak jika masih memakainya. Jika sudah dilepas, lanjutkan membilas
dengan air.
2. Jika terhirup, hiruplah udara segar dan usahakan dalam kondisi yang
senyaman mungkin untuk menghirup
3. Jika terbakar, maka gunakan pemadam api untuk memadamkan api tersebut
D. HCl I M
Aroma : tidak beraroma
Wujud : cair
Warna : tidak berwarna
Titik leleh : tidak diketahui
Titik didih : tidak diketahui
Berat molekul : 36.46 gr/mol
Massa jenis : 1.1 g/cm3
Kelarutan : terlarut dalam air
Bahaya :
H314 Menyebabkan kulit terbakar dan kerusakan pada mata
Penanganan bahaya :
1. Jika mengalami kontak dengan mata, bilas mata dengan air. Lepaskan lensa
kotak jika masih memakainya. Jika sudah dilepas, lanjutkan membilas
dengan air.
2. Jika terhirup, hiruplah udara segar dan usahakan dalam kondisi yang
senyaman mungkin untuk menghirup
3. Jika terbakar, maka gunakan pemadam api untuk memadamkan api tersebut

VI. SKEMA KERJA


A. Isolasi Enzim Amilase dari kecambah
100 gr kecambah

20 mL NaCl 2%

Di blender halus dan di aduk secara bergantian selama 30 menit (15 menit
untuk blender, 15 menit untuk mengaduk)

Di saring menggunakan kertas saring

Air saringan kecambah

Dimasukkan ke dalam tabung bulir

Di sentrifuge 4000 rpm 15 menit


Cairan / supernatant Endapan

Larutan NaCl 2%

Dibuang
Diencerkan 2, 5, 10, 20x

B. Pembuatan kurva kalibrasi


10 mL larutan
standar amilum

Larutan standar diencerkan 2,4,8,16, dan 32x

1 mL larutan standar
hasil pengenceran

1 mL iodine

Di vortex

Diencerkan sampai 50 mL
Diambil 10 mL dan dimasukkan ke dalam kuvet

Di amati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm

Dibuat kurva standar antara absorbansi dan konsentrasi amilum

C. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

1 mL sampel amilase 5x
yang telah diencerkan

Dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi

Masing – masing tabung reaksi ditambahkan 1 mL larutan :


Tabung 1 : larutan buffer pH 3,5
Tabung 2 : larutan buffer pH 5,0
Tabung 3 : larutan buffer pH 6,5
Tabung 4 : larutan buffer pH 8,0
Tabung 5 : akuades

1 mL substrat
(larutan induk)

Diinkubasi selama 2 menit pada 37 oC pada waterbath

1 mL HCl 1 M 1 mL iodine

Diencerkan menjadi 50 mL
Diamati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm

D. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

1 mL sampel amilase 5x
yang telah diencerkan

Dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi

Masing – masing pengenceran diinkubasikan pada suhu 0oC, 25 oC,


47 oC, dan 75 oC:

1 mL substrat
(larutan induk)

Diinkubasi selama 2 menit pada 37 oC pada waterbath

1 mL HCl 1 M 1 mL iodine

Diencerkan menjadi 50 mL

Diamati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm


TAMBAHAN :
A. Pembuatan kontrol enzim
1 mL enzim

1 mL akuades 1 mL HCl

Di inkubasi selama 2 menit

1 mL iodine 1 mL HCl

Diencerkan hingga 50 mL

B. Pembuatan blanko

1 mL enzim

1 mL iodine 1 mL HCl

Diencerkan hingga 50 mL

VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. Kurva Standar Kalibrasi
Pengenceran Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi
2x 10 2,240
4x 5 1,153
8x 2,5 0,554
16x 1,25 0,271
32x 0,625 0,171

B. Persamaan Regresi
A 0,001
B 0,226529032
R 0,00090611612
R2 0,0000008210464229
VIII. PEMBAHASAN
Prosedur awal dari praktikum ini adalah isolasi enzim amilase. Langkah
diawali dengan menimbang 100 gram kecambah. Setelah itu, kecambah ditambah
dengan NaCl 2%. Setelah ditambahkan NaCl, campuran tersebut diblender sampai
halus serta diaduk secara bergantian selama 30 menit (15 menit untuk blender, 15
menit untuk mengaduk). Di blender secara halus terlebih dahulu karena enzim
amilase berada di dalam plasma sel sehingga disebut sebagai endoamilase
(Rahmawati, 2015). Setelah diblender, sampel disaring menggunakan kain saring
hingga cairan dan filtrat (endapan) terpisah secara sempurna. Setelah itu, cairan
yang sebelumnya diekstrak akan dimasukkan ke dalam tabung ulir dan disentrifuge
selama 15 menit dengan 4000 rpm. Proses sentrifuge dapat dilakukan untuk
mengendapkan pengotor sehingga didapatkan produk enzim yang murni dan dapat
digunakan untuk analisis (Priskilla, 2013). Setelah disentrifuge, supernatant atau
cairan diambil, sedangkan endapannya dibuang. Selanjutnya, cairan enzim
diencerkan 2,5,10.20x dengan bantuan NaCl 2%.
Praktikum dilanjutkan dengan penentuan kurva standar yang berfungsi
untuk menentukan konsentrasi dari sampel dengan cara membandingkan larutan
standar dengan absorbansi yang dimiliki. Sebelum menentukan kurva standar,
dilakukan terlebih dahulu penentuan kadar amilumnya. 200 mg larutan standar
diencerkan terlebih dahulu dengan 5 jenis perlakuan, yaitu 2x, 4x, 8x, 16x, dan 32x.
Selanjutnya, 1 ml sampel amilum ditambahkan dengan iodine sebanyak 1 ml dan
diencerkan hingga 50 ml. Adanya penambahan larutan iodine berfungsi sebagai
reagen dan nantinya akan memberikan warna biru pada sampel. Terbentuknya
warna biru pada larutan amilum disebabkan amilum bereaksi dengan iodin.
Perubahan warna larutan terjadi karena dalam larutan pati terdapat unit – unit
glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi
pada tiap unit glukosanya. Setelah pemberian iodin, praktikum dilanjutkan dengan
panjang gelombang 580 nm.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase yaitu suhu
dan pH. Jika dikaitkan dengan suhu, enzim akan terdenaturasi dan konsentrasinya
akan menurun jika suhu yang digunakan terlalu tinggi. Di sisi lain, pH yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah akan membuat enzim nonaktif secara irreversible karena
denaturasi protein, sehingga pH optimal adalah range antara pH 4,5 – 8. Selain itu,
ada beberapa faktor lain yaitu konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.
Berdasarkan konsentrasi enzim, kecepatan reaksi akan bertambahnya konsentrasi
enzim. Selain itu, konsentrasi substrat umumnya akan menaikkan kecepatan reaksi
akan tetapi pada batas tertentu, tidak terjadi peningkatan kecepatan reaksi walaupun
konsentrasi substrat diperbesar.

IX. KESIMPULAN
Melalui praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi aktivitas enzim amilase yaitu suhu, pH, konsentrasi enzim, dan
konsentrasi substrat.

X. DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2012. Chemistry, Edisi ke 10. New York: McGraw – Hill.
Dincbas, S. and Demirkan, E. 2013. “Comparison of Hydrolysis Abilities onto
Soluble and Commercial Raw Starches of Immobilized and Free
B.amyloliquefaciens α-Amylase. Journal of Biology Environment Science,
4(11) : 87 – 95.
Priskilla, A. Modul 8 Karakterisasi Enzim I.
Rahmawati, A. 2015. Ekstraksi Enzim Amilase.
Vaseudevan, D. M., Sreekumari, S., dan Vaidyanathan, K. 2013. Textbook
Biochemistry for Medical Student, Edisi ke 7. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher.
XI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai