Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

IDENTIFIKASI SAPONIN
FARMAKOGNOSI
Dosen pengampu : Nur Ermawati, M.Farm,Apt
Muh Walid, M.Farm,Apt

Disusun oleh :

Nama : RISKI AMALIA


NPM : 1120006441
Mata Kuliah : FARMAKOGNOSI
Prodi : D3 FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
IDENTIFIKASI SAPONIN

I. TUJUAN

Setelah praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan identifikasi saponin dalam


suatu simplisia.
II. DASAR TEORI
Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang
dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya,
perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya.
Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias
berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan menghasilkan
metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme.
Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer.
Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok
besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa
fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009).
Kandungan senyawa metabolit sekunder dalam suatu tanaman dapat diketahui dengan
suatu metode pendekatan yang dapat memberikan informasi adanya senyawa metabolit
sekunder. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode skrining fitokimia
(Harborne, 1987). Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit sekunder
merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian mengenai tumbuhan obat atau dalam
hal pencarian senyawa aktif baru yang berasal dari bahan alam yang dapat menjadi precursor
bagi sintesis obat-obat baru atau menjadi prototype senyawa aktif tertentu. Oleh karenanya,
metode uji fitokimia harus merupakan uji sederhana tetapi terandalkan. Metode uji fitokimia
yang banyak digunakan adalah metode reaksi warna dan pengendapan yang dapat dilakukan
di lapangan atau di laboratorium (Iskandar et al, 2012).
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok
dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah.
Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid yang digunakan dalam
bidang kesehatan. Dua jenis saponin yang sering dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol
dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua
jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995).
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus mempunyai kepolaran yang berbeda. Hal ini
disebabkan kandungan kimia dari suatu tumbuhan hanya dapat terlarut pada pelarut yang
sama kepolarannya, sehingga suatu golongan senyawa dapat dipisahkan dari senyawa lainnya
(Sumarnie et al, 2005).
Saponin berasal dari bahasa latin Sapo yang berarti sabun karena sifatnya yang
menyerupai sabun. Saponin merupakan senyawa kimia yang berasal dari metabolitsekunder
yang banyak diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Struktur kimia saponin yang terdiri
darisenyawa polar dan non-polar menjadikan buah lerak dikenal sebagai soapberry atau
soapnut.Saponin memiliki sifat berasa pahit, berbentuk busa stabil dalam air, bersifat racun
bagi hewanberdarah dingin (seperti : ikan, siput, dan serangga), dapat
menstabilkan emulsi, danmenyebabkan hemolisis (rusaknya sel darah merah). Golongan
Senyawa Saponin sebagian besar terkandung dalam tanaman, namun saponin juga
terkandung dalam beberapa jenis hewan seperti sea cucumber. Saponin yang terkandung
dalam tanaman banyak ditemukan pada bagian akar, umbi, kulit pohon, biji dan buah.
Mayoritas saponin yangterdapat di alam terutama pada tumbuhan jenis saponin triterpen.
Saponin terdapat pada berbagaispesies tanaman, baik tanaman liar maupun tanaman
budidaya. Saponin juga banyak ditemukandalam tanaman yang digunakan sebagai hijauan
pakan ternak ruminansia dan jenis tanaman lainyang berpotensi sebagai macam spesies
Sapindus (Wina et al., 2005).
Berdasarkan struktur kimianya, saponin dikelompokkan menjadi tiga kelas utama
yaitu kelas streroid, kelas steroid alkaloid, dan kelas triterpenoid. Saponin yang
merupakan suatug likosida banyak terdapat pada beberapa tanaman. Saponin ada pada
seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan
dipengaruhi oleh varietas dan tahap pertumbuhan. Sifat yang khas dari saponin antara
lain berasa pahit, berbusa dalam air,mempunyai sifat detergen yang baik,
beracun bagi binatang berdarah dingin, mempunyaiaktivitas hemolisis (merusak sel
darah merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas,mempunyai sifat anti
eksudatif dan mempunyai sifat anti inflamatori. Beberapa jenis saponintertentu bekerja
sebagai antimikroba, saponin tertentu menjadi penting dan dapat diperoleh daribeberapa
tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid
yangdigunakan dalam bidang kesehatan (Robinson, 1995).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Tabung reaksi • Lempeng silika untuk KLT
• Corong • Bejana Kromatografi
• Pipet Tetes • Kertas Saring dan Beaker glass

Bahan

• Serbuk daun teh • H2SO4 P


• Serbuk daun belimbing wuluh • Asam nitrat P
• Serbuk daun binahong • Larutan mayer LP
• Serbuk serbuk kulit kina • HCl 2N
• Metanol • Lar Bouchardat
• Ammonia Pekat • NaSO4 anhidrat P
• Eter P • Asam Klorida 2 N
• Kloroform

IV. CARA KERJA


1. Pembuatan larutan cuplikan
Ditimbang 500 mg serbuk simplisia

Ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9 ml air

Dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit, didinginkan dan disaring (yang
digunakan adalah filtratnya)
2. Pengujian Saponin
a. Reaksi Penyabunan
Dimasukkan 0,5 g serbuk yg diperiksa kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air
panas

Didinginkan dan kemudian dikocok kuat – kuat selama selama 10 detik (jika zat yang
diperiksa berupa cairan, encerkan 1 ml sediaan yang diperiksa dengan 10 ml air dan
kocok kuat kuat selama 10 menit)

Diamati perubahan yang terjadi dan ditambahkan 1 tetes asam klorida 2N

Keberadaan senyawa saponin dalam sampel ditandai dengan adanya buih stabil selama
10 menit dengan tinggi 3 cm

b. Larutan uji sebanyak 0,5 g ditambahkan 1 mL pereaksi Liberman-Burchard.


Keberadaan senyawa saponin dalam sampel ditandai dengan terbentuknya warna
hijau hingga biru
c. Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambahkan 1 mL vanillin-asam sulfat. Keberadaan
senyawa saponin dalam sampel ditandai dengan memberikan warna biru hingga
ungu-biru
V. DATA HASIL
1. Daun binahong
• Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheopyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Caryophyllanae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera Juss
Spesies : Anredera Cordifolia (Ten). Steenis

• Reaksi penyabunan
Hasil
No Sampel Pereaksi Tinggi Tinggi Ket
sebelum rx sesudah rx
1 1 ml larutan Air panas 10 0 cm 6,5 cm Terbentuk
uji ml (10 detik) buih
2 1 ml larutan Air panas 10 0 cm 0,5 cm Terbentuk
uji ml (10 buih
menit)
3 1 ml larutan 1 tetes HCl 0,5 cm 0 cm Terbentuk
uji 2N buih
Literatur = keberadaan saponin ditandai dengan adanya buih stabil selama
10 menit dan buih tidak hilang (DEPKES,RI 1995)

• Reaksi warna
Hasil
No Sampel Pereaksi Ket
Sebelum rx Sesudah rx
1 1 ml larutan uji 2 ml Coklat tua Coklat Tidak
pereaksi kehitaman terdapat
Liberman- saponin
burchardat
2 1 ml larutan uji 2 ml Coklat Coklat pudar Tidak
pereaksi kehitaman terbentuk
vanillin- saponin
asam sulfat
Literatur = jika pada larutan menghasilkan cincin berwarna coklat/violet
menunjukkan adanya saponin triterpene,sedangkan jika menghasilkan
cincin berwarna hijau/biru menunjukkan adanya saponin steroid
(Jaya,2010)

2. Kulit kina
• Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Cinchona L.
Spesies : Cinchona pubescens Vahl

• Reaksi penyabunan
Hasil
No Sampel Pereaksi Tinggi Tinggi Ket
sebelum rx sesudah rx
1 1 ml larutan uji Air panas 0 cm 6 cm Terbentuk
(10 detik) buih
2 1 ml larutan uji Air panas 0 cm 2 cm Terbentuk
(10 menit) buih
3 1 ml larutan uji 1 tetes HCl 0 cm 3 cm Terbentuk
2N buih
Literatur = keberadaan saponin ditandai dengan adanya buih stabil selama
10 menit dan buih tidak hilang (DEPKES,RI 1995)

• Reaksi warna
Hasil
No Sampel Pereaksi Sebelum Sesudah rx Ket
rx
1 1 ml kulit kina Liberman- Coklat Orange Negative
bauchardat endapan saponin
merah bata
2 1 ml kulit kina Vanillin- Coklat Coklat Negative
asam sulfat kekuningan saponin
endapan
merah bata
Literatur = jika pada larutan menghasilkan cincin berwarna coklat/violet
menunjukkan adanya saponin triterpene,sedangkan jika menghasilkan
cincin berwarna hijau/biru menunjukkan adanya saponin steroid
(Jaya,2010)

3. Daun teh
• Klasifikasi
Kerajaan :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Ericales
Famili :Theaceae
Genus :Camellia
Spesies :Camellia sinensis

• Reaksi penyabunan
Hasil
No Sampel Pereaksi Tinggi Tinggi Ket
sebelum rx sesudah rx
1 1 ml larutan uji Air panas ( 0 cm 3 cm Terbentuk
10 detik) buih
1 ml larutan uji Air panas 0 cm 0,5 cm Terbentuk
(10 menit ) buih
1 ml larutan uji 1 tetes 0 cm 0,6 cm Terbentuk
HCL 2N buih
Literatur = keberadaan saponin ditandai dengan adanya buih stabil selama
10 menit dan buih tidak hilang (DEPKES,RI 1995)

• Reaksi warna
Hasil
No Sampel Pereaksi Ket
Sebelum rx Sesudah rx
1 1 ml 1 ml Lar warna Lar tetap Negative
pereaksi coklat berwarna saponin
Liberman- coklat
bauchardat
2 1 ml 1 ml Lar warna Lar tetap Negative
pereaksi coklat warna saponin
vanillin- coklat
asam sulfat
Literatur = jika pada larutan menghasilkan cincin berwarna coklat/violet
menunjukkan adanya saponin triterpene,sedangkan jika menghasilkan
cincin berwarna hijau/biru menunjukkan adanya saponin steroid
(Jaya,2010)

I. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengidentifikasi senyawa saponin. Saponin adalah
senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroida yang merupakan senyawa
aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan
kemampuannya membentuk busa dan menghemolisa sel darah merah (Harborne, 1987)
dan praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa diharapkan dapat melakukan identifikasi
saponin dalam suatu sediaan simplisia.dilakukan 2 uji yang itu uji penyabunan dan uji
warna. Reaksi yang digunakan adalah HCl 2N,Liberman-bauchardat dan vanillin-asam
sulfat..
Pada praktikum ini memakai 3 sampel ekstrak yaitu simplisia binahong, simplisia
kulit kina, dan simplisia daun teh. Binahong adalah tanaman merambat yang dikenal
sebagai obat tradisional karena membawa khasiat kesehatan. Daun binahong menjadi
tanaman herbal di daratan China sejak abad ke-14. Kemudian tanaman ini menyebar ke
berbagai negara di benua Australia, Amerika, dan Asia. Di Indonesia tanaman ini sangat
banyak ditemui di perkebunan atau bahkan di rumah – rumah warga. Daun binahong
dipercaya dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan. Beberapa di antaranya adalah
maag, masalah kulit, asam urat, kolesterol, diabetes, dan sesak napas. Terdapat senyawa
yang dapat membantu detoksifikasi kotoran dan racun dari paru-paru dalam daun
binahong. Sehingga daun ini juga dipercaya dapat membersihkan paru-paru dari kotoran
dan racun. Namun, manfaat binahong untuk paru-paru masih dalam proses penelitian
lebih lanjut.Cinchona adalah genus beranggotakansekitar25 spesies dari suku Rubiaceae
yang berasal dari Amerika Selatan tropika. Anggota genus ini berupa tanaman perdu
besar atau pohon kecil hijau abadi yang tumbuh hingga ketinggian 5—15 meter. Kulit
pohonnya merupakan sumber dari berbagai jenis alkaloid, yang paling dikenal adalah
kuinina, suatu senyawa antipiretik (penawar demam) yang terutama digunakan dalam
pengobatan malaria. Dari banyak penghasil kuinina, hanya C. officinalis dan C.
pubescens (syn. C. succirubra) yang dibudidayakan dalam perkebunan. C. officinalis
subsp. ledgeriana yang dipakai sebagai batang bawah. Kedua jenis ini dikenal dalam
perdagangan sebagai tumbuhan kina. Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan,
memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah
kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan
sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya
manfaat.
Untuk reaksi yang pertama ada reaksi penyabunan dengan sampel binahong
caranya adalah 1 ml larutan uji direaksikan dengan air panas dikocok selama 10 detik
tinggi buih sebelum direaksikan adalah 0 cm dan setelah direaksikan tinggi buih adalah
6,5 cm yang artinya dalam sampel binahong dengan perekasi air panas terbentuk
buih.yang kedua 1 ml larutan uji direaksikan dengan air panas kocok kuat-kuat selama 10
menit tinggi buih sebelum direaksikan adalah 0 cm dan tinggi buih setelah direaksikan
adalah 0,5 cm yang artinya dalam sampel binahong yang direaksikan dengan air pana
yang dikocok selama 10menit terbentuk buih. Yang ketiga 1ml larutan uji direaksikan
dengan 1 tetes HCl 2N tinggi buih sebelum direaksikan adalah 0,5 cm dan setelah
direaksikan tinggi buih adalah 0cm yang artinya sampel binahong tidak terbentuk buih.
Menurut literatur keberadaan saponin ditandai dengan adanya buih stabil selama 10 menit
dan buih tidak hilang (DEPKES,RI 1995). Reaksi yang kedua ada reaksi warna pada
sampel binahong caranya adalah 1 ml larutan uji direaksikan dengan 2 ml perekasi
Liberman-bauchardat sebelum dihasilkan larutan berwarna coklat kehitaman dan sesudah
direaksikan menghasilkan warna coklat yang artinya dalam reaksi warna sampel
binahong tidak terdapat saponin. Yang kedua 1 ml larutan uji direaksikan dengan
vanillin-asam sulfat dihasilkan warna coklat kehitaman dan sesudah direaksikan larutan
berwarna coklat pudar yang artinya dalam sampel binahong yang direaksikan dengan
vanillin-asam sulfat tidak terdapat saponin. Menurut Literatur = jika pada larutan
menghasilkan cincin berwarna coklat/violet menunjukkan adanya saponin
triterpene,sedangkan jika menghasilkan cincin berwarna hijau/biru menunjukkan adanya
saponin steroid (Jaya,2010).
Sampel yang kedua ada kulit kina pertama ada reaksi penyabunan dengan cara 1
ml larutan uji direaksikan dengan pereaksi air panas dan dikocok kuat-kuat selama 10
detik tinggi buih sebelum direaksikan adalah 0 cm dan tinggi buih setelah direaksikan
menjadi 6 cm yang artinya dalam kulit kina terdapat buih yang kedua 1 ml larutan uji
direaksikan dengan air panas dan dikocok kuat-kuat selama 10 menit tinggi buih sebelum
direaksikan 0 cm dan tinggi buih setelah direaksikan menjadi 2 cm yang artinya pada
kulit kina yang direaksikan dengan air panas dan dikocok 10 menit hasilnya terdapat buih
yang ketiga 1 ml larutan uji direaksikan dengan 1 tetes HCl 2N dikocok selama 10 menit
tinggi buih sebelum direaksikan 0 cm dan setelah tinggi buih menjadi 3 cm. Menurut
literatur keberadaan saponin ditandai dengan adanya buih stabil selama 10 menit dan buih
tidak hilang (DEPKES,RI 1995). Reaksi yang kedua ada reaksi warna direaksikan dengan
2 pereaksi untuk yang pertama 1 ml kulit kina direaksikan dengan Liberman-bauchardat
hasil sebelum direaksikan berwarna coklat dan setelah direaksikan berubah menjadi
orange dengan endapan merah bata yang artinya kulit kina negative saponin yang kedua 1
ml kulit kina direaksikan dengan vanillin-asam sulfat hasil sebelum direaksikan
berwarna coklat dan sesudah direaksikan berubah menjadi kekuningan dengan endapan
merah bata. Menurut Literatur jika pada larutan menghasilkan cincin berwarna
coklat/violet menunjukkan adanya saponin triterpene,sedangkan jika menghasilkan cincin
berwarna hijau/biru menunjukkan adanya saponin steroid (Jaya,2010).
Sampel yang ketiga adalah daun teh,pertama ada reaksi penyabunan dengan cra 1
ml larutan uji direaksikan dengan air panas dan dikocok selama 10 detik tinggi buih
sebelum adalah 0 cm dan setelah direaksikan tinggi buih setelah direaksikan adalah 3 cm
yang artinya pada daun teh terdapat buih yang kedua 1 ml larutan uji direaksikan dengan
air panas dan dikocok kuat-kuat selama 10 menit tinggi buih sebelum direaksikan adalah
0 cm dan setelah direaksikan tinggi buih adalah 0,6 cm yang artinya daun teh terdapat
buih. Menurut literatur keberadaan saponin ditandai dengan adanya buih stabil selama 10
menit dan buih tidak hilang (DEPKES,RI 1995).reasksi yang kedua ada reaksi warna
dengan 2 pereaksi yang pertama 1 ml daun teh direaksikan dengan Liberman-bauchardat
sebelum direaksikan warna larutan adalah coklat setelah direaksikan warna tetap
berwarna coklat yang artinya daun teh negative saponin. Yang kedua ada 1 ml daun teh
direaksikan dengan vanillin-asam sulfat warna larutan sebelum direaksikan adalah warna
coklat setelah direaksikan warna tetap coklat yang artinya pada sampel daun teh negative
saponin. Menurut Literatur jika pada larutan menghasilkan cincin berwarna coklat/violet
menunjukkan adanya saponin triterpene,sedangkan jika menghasilkan cincin berwarna
hijau/biru menunjukkan adanya saponin steroid (Jaya,2010).
II. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel binahong pada saat reaksi penyabunan dihasilkan pada pereaksi air panas
(10detik) tinggi buih yang didapat adalah 6,5 cm dan pereaksi air panas (10menit)
tinggi buih yang didapat adalah 0,5 cm dan pereaksi HCL tinggi buih 0 cm .
Saat reaksi warna yang direaksikan dengan Liberman-bauchardat setelah direaksikan
menjadi warna coklat dan pada pereaksi vanillin-asam sulfat juga berwarna coklat
yang artinya tidak terdapat saponin.
2. Sampel kulit kina pada saat reaksi penyabunan dihasilkan pada pereaksi air panas
(10detik) tinggi buih yang didapat adalah 6 cm dan pereaksi air panas (10menit)
tinggi buih yang didapat adalah 2 cm dan pereaksi HCL tinggi buih 3 cm .
Saat reaksi warna yang direaksikan dengan Liberman-bauchardat setelah direaksikan
menjadi warna orange dengan endapan merah bata dan pada pereaksi vanillin-asam
sulfat berwarna coklat kekuningan dengan endapan merah bata yang artinya tidak
terdapat saponin.
3. Sampel daun teh pada saat reaksi penyabunan dihasilkan pada pereaksi air panas
(10detik) tinggi buih yang didapat adalah 3 cm dan pereaksi air panas (10menit)
tinggi buih yang didapat adalah 0,5 cm dan pereaksi HCL tinggi buih 0,6 cm .
Saat reaksi warna yang direaksikan dengan Liberman-bauchardat setelah direaksikan
menjadi warna coklat dan pada pereaksi vanillin-asam sulfat juga berwarna coklat
yang artinya tidak terdapat saponin.

VI. DAFTAR PUSTAKA


▪ Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta
▪ Iskandar, Y., dan Susilawati, Y. 2012. Panduan Praktikum Fitokimia. Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran: Jatinangor..
▪ Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB: Bandung
▪ Simbala, H.E.I., 2009, Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat
Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka, Pasific Journal, Vol.I(4): 489-494.
▪ Sumarnie, H.Priyono dan Praptiwi 2005. “Identifikasi Senyawa Kimia Dan
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Piper sp. Asal papua”. Puslit.Biologi-LIPI.
LAMPIRAN

Gambar 1. Penimbangan Bahan Serbuk Binahong

Gambar 2. Uji Penyabunan

Gambar 3. Reaksi Warna

Anda mungkin juga menyukai