Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FITOKIMIA

PEMERIKSAAN BAHAN NABATI

DISUSUN OLEH:

NAMA : Retha Viona Dwi Nofrika

NIM : 52019050065

KELAS : 2B Farmasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/ 2021
I. Dasar Teori
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami
pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain, dan merupakan bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia sendiri dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Simplisia Nabati (Dari tanaman utuh, eksudat, dan bagian tanaman)
2. Simplisia Hewani (Simplisia dari hewan utuh yang dihasilkan berupa bahan kimia)
3. Simplisia Pelikan/ Mineral (Bahan mineral yang belum diolah dan belum menghasilkan bahan
kimia murni)
Adapun proses pemeriksaan mutu simplisia pada pembuatan simplisia:
1. Pengumpulan bahan baku
1. Sortasi Basah
2. Pencucian
3. Pengubahan Bentuk
4. Pengeringan
5. Sortasi Kering
6. Penyimpanan
Dalam pemeriksaan simplisia untuk mendeteksi apakah tanaman ini asli tanaman yang
diharapkan atau bukan, maka dilakukan dengan uji mikroskopis. Haksel merupakan simplisia
yang telah dilakukan pengolahan seperti perajangan.
Skrining fitokimia yaitu tahap dimana dapat mengidentifikasi kandungan dalam senyawa
simplisia/ struktur kimia, biosintesis penyebaran secara ilmiah serta fungsi biologis suatu
tanaman adapun beberapa uji yang akan dilakukan skrining fitokimia:
A. Alkaloid
B. Flavonoid
C. Saponin
D. Glikosida
E. Steroid dan Terpenoid
F. Tanin
G. Kuinon
H. Kumarin
I. Minyak Atsiri
II. Tujuan
A. Mahasiswa mampu memahami isi dan maksud deskripsi simplisia didalam buku MMI dan
buku lainnya
A. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa golongan flavonoid, antrakuinon, saponin,
alkaloid, dan senyawa golongan fenolikofenol dalam suatu bahan
III. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
Hot Plate Sampel Adas
Beaker Glass Asam Klorida
Gelas Ukur RX Dragendrof
Tabung Reaksi RX Mayer
Blender
Pipet Tetes
Spatel Logam
IV. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Serbuk Simpleks

Dihaluskan
Diambil menggunakan
simplisia adas blender

Diayak
Dijadikan menggunakan
serbuk adas ayakan mesh 60

1. Uji Pendahuluan
Ditambahkan 10 mL
aquadest dan dilakukan
Ditimbang serbuk adas
pemanasan selama 30
menit

Larutan yang berwarna


kuning/ merah
menandakan positif
kromofor, flavonoid, Disaring dengan kapas
antrakuinon

2. Identifikasi Alkaloid

Dilakukan penyaringan Dilakukan pembagian sampel


Ditimbang 2 gr bahan dengan kapas ke dalam tabung reaksi A dan
B

Tabung 1 ditambahkan
pereaksi dragendrof
Dilakukan pemanasan selama
Dilarutkan dengan aquades sebanyak 3 tetes dan tabung
30 menit diatas penangas air
2 ditambahkan pereaksi
mayer sebanyak 3 tetes

Diambil sampel 1 mL Dilakukan pengamatan


dimasukkan ke dalam tabung Ditambahkan asam klorida apabila terdapat endapan
reaksi 1% 10 mL pada kedua pereaksi maka
terdapat kandungan alkaloid

Untuk mengetahui alkaloid dari basa tersier


Lapisan bawah
Ditambahkan serbuk Apabila terdapat
ditambahkan asam
natrium karbonat endapan menunjukan alkaloid klorida 1% sebanyak 10
hingga pH 8 - 9 basa kuartener tetes

Ditambahkan 5 tetes Diaduk dan dipisahkan


Ditambahkan 4 mL dengan pereaksi lapisan atas dan
kloroform aduk perlahan dragendrof pada lapisan ditambahkan pereaksi
hingga pisah yang diperoleh dragendrof

Apabila terdapat
Ditambahkan asam Dilakukan pengadukan
endapan menunjukan
asetat ke dalam larutan positif alkaloida basa
dengan larutan atas dengan pipet
dengan pH 5 tersier

3. Identifikasi Antrakuinon

Dididihkan selama 10
Ditimbang 300 mg serbuk menit dengan 10 mL KoH Setelah dingin dilakukan
simpleks 0,5 N dan 1 mL larutan penyaringan suspensi
hidrogen peroksida

Lapisan atas 5 mL Ditambahkan 5 mL filtrat


Setelah pH 5 kemudian
dipindahkan ke dalam dengan asam asetat 10
ditambah toluena 10 mL
tabung tetes

Ditambahkan KoH 0,5 N,


warna merah
menunjukkan adanya
senyawa antrakuinon

4. Identifikasi Senyawa Polifenol


Disaring setelah dingin
Dipanaskan dengan air ditambah pereaksi FeCl3
Ditimbang 2 gram serbuk sebanyak 10 tetes. terjadinya
sebanyak 10 mL selama 10
simpleks warna hijau biru menunjukkan
menit
adanya polifenol

ditambahkan etanol 80% Uji diulang dengan filtrat hasil


selama 10 menit pendidihan serbuk simpleks

5. Identifikasi Tanin

Disaring filtrat 5 mL
Dipanaskan dengan ditambah dengan
Ditimbang 2 gram NaCl 7% sebanyak 1
air sebanyak 10 mL
serbuk simpleks mL
selama 30 menit

Ditambahkan filtrat
Jika terjadi endapan dengan larutan Jika terjadi suspensi/
menunjukkan gelatin 1% sebanyak endapan disaring
adanya tanin 5 mL dengan kertas saring

6. Identifikasi Saponin
Ditambahkan
10 mL air
didalam Biarkan
Ditimbang
tabung tabung dalam
100 mg
reaksi, tutup posisi tegak
serbuk
dan kocok selama 30
simpleks
kuat selama menit
30 detik

7. Identifikasi Secara KLT A. Larutan Percobaan KLT

Larutan sisa Larutan dibagi 2


ditambahkan metanol 5
Dibuang
Serbuk adas 2-3 gr mL, air 5 mL, 50°C
selama 5 menit Larutan C

Ditambahkan Larutan sisa dibagi 2


petroleum eter 10 mL
Sisa
dipanaskan 50°C
selama 5 menit Larutan A

Larutan dibagi 2 Larutan sisa ditambah


kloroform 9,9 mL dan
Larutan 1. Sisa asam asetat 1 mL, 50°C
Larutan 2. u/ larutan F selama 5 menit
B.Skema Penyarian Alkaloid
Ditimbang serbuk Ditambahkan
ades 2-3 gram, petroleum eter 10
dimasukkan ke mL dipanaskan 50°C Larutan tersebut
dalam beaker glass selama 5 menit dibagi menjadi 2

Tabung 1 sisa
Tabung 2 larutan F

V. Hasil

NO JENIS UJI PERUBAHAN HASIL PENGAMATAN


1 Uji Pendahuluan Hijau tua, tetap hijau Tidak terjadi perubahan
tua
2 Identifikasi Alkoloid A1-A2=endapan A1 Positif terdapat alkoloid
tidak mengendap
3 Identifikasi Antrakinon Hijau tua, tetap hijau Tidak terdapat antrakinon
tua
4 Identifikasi Polifenol Tidak ada endapan Tidak terdapat polifenol
menjadi ada endapan
5 Identifikasi Tanin Tidak ada buih menjadi terdapat tanin
ada buih
6 Identifikasi Saponin Tidak ada buih menjadi Positif terdapat saponin
ada buih 1 cm

Perhitungan Secara KLT :

Rf1=1/5=0,2
Rf2=3/5=0,6
=0,2+0,6=0,8/2=0,4

VI. Pembahasan

Pada praktikum bab 1 saya melakukan uji pembuatan bahan nabati dengan cara uji pendahuluan,
identifikasi alkaloid, identifikasi antrakuinon, identifikasi senyawa polifenol, identifikasi tanin,
identifikasi saponin, dan uji KLT. Identifikasi alkaloid yang kedua yaitu dengan mengambil hasil
filtrat kemudian ditambahkan pereaksi dragendroff sebanyak 2 tetes hasil positif jika sesuai
degan teori yang menunjukan warna mrah atau jingga dari percobaan yang kedua di dapatkan
hasil yang(-)karena tidak mengalami perubahan warna menjadi jingga. pada skrining ini
dilakukan beberapa percobaan namun hasil positif didapat pada saat pengujian alkaloid. Pada
larutan F dan A tidak muncul bercak atau kromatogram, hal ini dikarenakan proses penjenuhan
yang terganggangu akibat sering memindahkan chamber serta volume fase gerak yang tidak
sesuai kalibrasi.

VII. Kesimpulan

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami
pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain, dan merupakan bahan yang telah dikeringkan. Dari
hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dapat mengetahui prinsip serta dapat menurunkan zat
aktif dari suatu simplisia ,dari hasil pengujian zat aktif (+) pada penentuan senyawa zat aktif dari
alkaloid.

VIII. Daftar pustaka

Buku ajar fitokimia .airlangga universitas press.jakartaHarbone,JB.,1987.


Metode fitokimia.edisi ke dia .ITB,Bandung
LAMPIRAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA

MINYAK ATSIRI

DISUSUN OLEH:

NAMA : Retha Viona Dwi Nofrika

NIM : 52019050065

KELAS : 2B Farmasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/ 2021
IX. Dasar Teori

Minyak atsiri merupakan minyak yang berasal dari bahan alam seperti minyak pada tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki sifat diantaranya:
1. Mudah menguap
2. Memiliki bau khas pada tanaman asalnya
3. Tidak berwarna
4. Mudah sekali teroksidasi
Bagian yang digunakan pengambilan minyak atsiri (daun dan bunga) namun banyak hampir
semua bagian pada tumbuhan dapat diolah menjadi minyak atsiri dalam mencari minyak atsiri
dilakukan metode ekstraksi. Adapun macam-macam ekstraksi sebagai berikut:
1. Rendering
1. Mechanical Expression
2. Solvent Extraction
Adapun cara untuk mengisolasi minyak atsiri dengan penyulingan atau pemisahan komponen
berdasarkan 2 macam-macam pada titik didih pada proses minyak atsiri yang tidak larut dalam
air. Isolasi ini biasanya dilakukan berdasarkan sifat bahan alam yang dibedakan isolasi fisis dan
isolasi kimia. Isolasi pada penurunan uap dilakukan dengan cara destilasi biasanya digunakan
pada senyawa yang tidak larut air, titik didih tinggi sehingga mudah manguap dengan
menggunakan alat soklet kondensor.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan antara fase gerak
dengan fase diam untuk memisahkan komponen molekul pada larutan.
II. Tujuan
1. Dapat mengetahui sifat-sifat minyak atsiri
2. Dapat melakukan mengidentifikasi bahan alami nabati yang mengandung minyak atsiri secara
organoleeptik, mikroskopik, dan kimiawi.
III. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
De Glass Minyak Cengkeh
Gelas Obyek Minyak Kayu Manis
Mikroskop Minyak Kedelai
Tabung Reaksi
Rak Tabung Reaksi
Botol Semprot
Blender
Oven
Sendok Tanduk
IV. Prosedur Kerja

Percobaan I (Pemeriksaan minyak atsiri)


Identifikasi Minyak Atsiri Secara Umum

Dilakukan
Diteteskan pada
Minyak atsiri perbandingan antara
permukaan air
minyak dan lemak

Dilakukan
Diteteskan pada
pengamatan ada
kertas saring
bekas noda / tidak
Diambil 1 mL Dilakukan
minyak atsiri pengamatan
Pencampuran + Natrium hingga
clorida 1 mL terpisah

Dilakukan
pengukuran
minyak atsiri Dilakukan
Hitung dalam etanol, perhitungan
pelarut petrolium pada tetes
eter dan minyak atsiri
kloroform
Diambil 2 mL
Deteksi larutan minyak
senyawa fenol atsiri

Ditambahkan
Diamati Ferri clorida 1
perubahan tetes

Deteksi
senyawa fenol Diambil 2 mL
dan turunannya minyak atsiri

Diamati Ditambahkan
perubahan Natrium
reduksi volume hidroksida

II. Uji Identifikasi Komponen Khusus Dalam Minyak Atsiri


Diambil 50 mg Ditambahkan 1
Uji osazon
sampel mL kloroform

Dicampur 2 tetes Diambil sedikit


Diamato dibawah Fenihidrazin sampel letakkan
mikroskop Hidroksida di gelas obyek

Dua gelas obyek


Uji eugenol
ditetesi 1 tetes

Ditambahkan Natrium
Dilakukan pengamatan Hidroksida 3% 1 tetes
dibawah mikroskop yang dijenuhi oleh
kalium bromida
Ditambahkan
2 tetes Dilakukan
Objek lain larutan besi III pengamatan
klorida

Diteteskan 1
tetes asam
Uji sulfat pada Dilakukan
perbedaan serbuk pada pengamatan
gelas obyek
Dikocok 100 mg
dengan 5 mL
Uji felandren petroleum eter

Dilakukan
Ditunggu 10 menit pencampuran
asam asetat glasial

Percobaan II Pemeriksaan Minyak Atsiri Secara Kromatografi


Dilakukan Diamati perubahan warna
Dijenuhkan benjana pengeringan dengan
kromatografi terlebih di dalam lampu UV
pemanasan suhu
dahulu dengan fase gerak 105°C
pada proses penjenuhan
berlangsung

Dimasukkan fase diam


silika yang sudah ditotol Dilakukan dengan
Dibuat larutan minyak penyemprotan dengan
dengan larutan
atsiri 1% dengan reaksi vanilin suhu 105°C
toluena pembanding benjana
kromatografi yang selama 5 menit
dijenuhkan

Ditotolkan larutan
Dibuat pelarut percobaan pada silika gel Digambar kromatogram
pambanding timol 0,1% dengan pipa dengan jark pada kertas dan hitung Rf
dalam toluena minimal 1 cm
V. Hasil
IDENTIFIKASSI UMUM

NO JENIS UJI PERUBAHAN HASIL PENGAMATAN


1 Penetesan minyak atsiri Minyak atsiri menyebar Kesemua larutan air tidak
di air mengalami ketentuan
Penetesan lemak Lemak tidak menyebar
dipermukaan air
2 Penetesan minyak atsiri Lemak meninggalkan Minyak atsiri cepat menguap
dan lemak dikertas noda dibanding lemak
saring

3 Pengocokan minyak Minyak + NaCL Semua pelarut dapat


atsiri dengan kelarutan memisah,Etanol 4 melarutkan minyak atsiri
minyak tetes,Kloroform 16
tetets,Eter 5 tetes
4 Deteksi adanya fenol Warna coklat menjadi Positif terhadap fenol
coklat tua
5 Deteksi adanya reduksi 4 ml diakhir menjadi 4 Negatif mengalami reduksi
volume ml

IDENTIFIKASSI KHUSUS

NO JENIS UJI PERUBAHAN HASIL PENGAMATAN


1 Uji Osazon untuk Terbentuk kristal Positif mengandung osazon
oleum Cinamommi
2 Uji Eugenol Terbentuk kristal Positif mengandung eugenol

3 Uji perbedaan cubeba Hasil akhir berwatna Kedua sampel mengalami


fructus dan piperis nigri coklat tua perubahan warna yang sama
fructus
4 Uji adanya felandren Terdapat kristal Positif mengandung felandren

Perhitungan Secara KLT :

Rf =Jarak yang ditempuh oleh komponen/ Jarak yang ditempuh oleh pelarut
= 2,5/5,5 = 0,45

VI. Pembahasan

Pada praktikum bab II saya melakukan uji identifikasi minyak atsiri secara umum, uji osazon, uji
eugenol, objek lain, uji perbedaan, dan uji felandren. Tujuannya adalah dapat memahami prinsip
dari minyak atsiri dari minyak cengkeh beserta analisis kualitatif dengan metode kromatografi
lapis tipis. Minyak atsiri adalah senyawa mudah menguap yang tidak larut di dalam air yang
berasal dari tanaman. Minyak atsiri dapat dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses. Proses
ini jaringan tanaman dipanasi dengan air atau uap air. Minyak atsiri akan menguap dari jaringan
bersama uap air yang terbentuk atau bersama uap air yang dilewatkan pada bahan. Campuran uap
air dan minyak atsiri pada suatu saluran yang suhunya relatif rendah. Hasil kondensasi berupa
campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat
saling melarutkan (Hasbullah, 2001). Suatu pemurnian senyawa oganik cair dimana suatu proses
yang didahului dengan penguapan senyawa cair, lalu uap diembunkan dan akan kembali mncair.
Prosesnya yaitu larutan diuapkan pada alat uap yang kemudian mengental dan kembali menjadi
cairan. Kromatografi adalah metode pemisahan komponen dalam suatu sampel dimana komponen
didistribusikan

VII. Kesimpulan
Minyak atsiri merupakan minyak yang berasal dari bahan alam seperti minyak pada tumbuhan.
Minyak atsiri memiliki sifat diantaranya:
1. Mudah menguap
2. Memiliki bau khas pada tanaman asalnya
3. Tidak berwarna
4. Mudah sekali teroksidasi

VIII. Daftar pustaka

Dirjen POM Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.


Gritter, J.R Kromatografi. Penerbit Institut Teknologi, Bandung.
Hendayana, S Kimia Pemisahan. Penerbit Rosda, Bandung. 
LAMPIRAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA

MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN

DISUSUN OLEH:

NAMA : Retha Viona Dwi Nofrika

NIM : 52019050065

KELAS : 2B Farmasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/ 2021
I. Dasar Teori

Lipid / lemak senyawa organik yang tidak larut dalam dan larut dalam pelarut non polar
(kloroform), eter, benzena, alkohol, aceton, dan karbondisulfida. Lipid memiliki sifat asam yang
memiliki bobot molekul tinggi dan memiliki rantai karbon yang panjang.
Lipid merupakan senyawa trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol, jadi lemak disusun
oleh 2 jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak.
Gliserol memiliki 3 jenis karbon yang mengandung gugus hidroksil dari alkohol, adapun jumlah
kerangka karbon asam lemak 16 – 18 atom karbon.
Lemak dan minyak lemak menghasilkan gliserol yang nantinya akan menghasilkan reaksi
saponifikasi dan lilin tidak dapat di sabunkan karena lilin tidak larut air. Untuk melakukan
pemisahan minyak lemak pada tumbuhan dilakukan dengan metode pemerasan dingin ataupun
pemanasan. Adapun perbedaan antara minyak lemak dengan lemak dan lilin:
Minyak lemak: cair, disimpan di suhu kamar
Lemak: padat, mudah rapuh
Lilin: padat dan mempunyai hidrokarbon panjang

II. Tujuan

1. Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi minyak lemak, lemak dan lilin secara fisika dan
kromatografi terutama untuk bahan yang digunakan dalam bidang farmasi

1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan / uji kualitatif minyak lemak dengan metode
kromatografi lapis tipis terutama untuk minyak lemak yang sering digunakan dalam bidang
farmasi

III. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
Tabung reaksi Eter
Rak tabung reaksi Kloroform
Pipet tetes HCl 2 N
Oven Aquadest
Kertas saring NaOH 2 N
Sendok tanduk Kcl 2%
Labu ukur 100 mL Air sabun
Pipa kapiler Pereaksi Hubl
Silika gel Minyak kelapa
Chamber Minyak jagung
Botol semprot Minyak kacang
Pinset Minyak biji kapas
Gelas ukur
Pipet ukur
Bola hisap
Gelas ukur 50 mL
Lampu spirtus
IV. Prosedur Kerja

Uji Noda Lemak

Diteteskan minyak Diamati noda lemak


lemak diatas kertas nabati (jernih dan
saring transparan)

Dilakukan penyarian
Diamati noda lemak dengan eter dengan
ditetesi

Uji Kelarutan
Diambil 1 tetes + 1
tetes pelarut Dicatat berapa
(kloroform, tetes yang
benzena) digunakan pelarut

Uji Pembentukan Emulsi

Dimasukkan di
Diambil 1 tetes dalam tabung Ditambah 5 mL
minyak kelapa reaksi air

Dilakukan Diamati
dobel + air perubahan dan
sabun catat

Uji Pembentukan Sabun


Diambil 1 mL
minyak
lemak + Ditambah 3 Diamati yang
NaOH dan mL air terjadi
dididihkan

Dibagi 3 bagian

Tabung 1:
Tabung 2:
Sampel + HCl 2
Sampel + KCl
N

Tabung 3:
Sampel +
MgSO4
Uji Ketidakjenuhan
Tabung 1
Dimasukkan 0,2 mL
sampel + 10 mL
kloroform + pereaksi Dicatat volume
Hubl sampai warna pereaksi Hubl
iodium (warna ungu)

Tabung 2

Dimasukkan 0,2 mL
sampel + 10 mL
kloroform + pereaksi Dicatat volume
Hubl sampai warna pereaksi Hubl
iodium (warna ungu)

Uji Khusus Minyak Biji Kapas


Diambil
minyak biji
Diamati
kapas ke
Ditetesi perubahan
dalam
FeCl3 warna dan
tabung
dicatat
reaksi

Pemeriksaan Minyak Lemak Dengan Metode KLT


Pembuatan Larutan Cuplikan

Diambil Dimasukkan Dikocok


sampel dalam labu selama 6
nabati ukur 100 mL menit

Totol Cuplikan
Dilakukan penotolan
dengan larutan
Diukur lempeng silika
pembanding yaitu
gel dengan jarak 1 m
asam stearat didalam
pada lempeng
kloroform

Uji KLT

Dideteksi lempeng silika


gel yang telah selesai
Dilakukan metode dielusi dengan pereaksi
menaik 1 arah jarak 14 penampak bercak
cm (vanilin)

Diamati dibawah sinar


Dikeringkan di oven suhu
UV dan dicatat warna
105 C selama 5 menit
yang tampak
IX. Hasil

NO JENIS UJI PERUBAHAN HASIL PENGAMATAN


1 Uji noda lemak Minyak jagung Terdapat hasil noda kuning
meninggalkan noda
Kacang tanah tidak Tidak terdapat noda kuning
meninggalkan noda

2 Uji kelarutan minyak Etanol 25 tetes- 50 tetes Tidak larut


jagung Eter 16 tetes Larut
Kloroform 10 tetes Larut
3 Uji pembentukan Air + minyak Tidak dapat Larut
emulsi pada minyak mengalami
jagung pemisahan/emulsi
Air + minyak + air Terlarut setelah ditambah
sabun terlarut sempurna emulgator

4 Pembentukan sabun 1ml minyak jagung+2 Setelah dididihkan tetap


ml NaOH+3ml air membentuk emulsi
terbentuk emulsi
2ml larutan +HCL 2N 120 tetes dapat menetralkan
2ml larutan + KCL 2% 200 tetes tidak dapat
2ml larutan + MgSO4 menetralkan
2% 103 tetes menurunkan PH
menjadi PH 12.

Perhitungan Secara KLT :

Rf =Jarak yang ditempuh oleh komponen/ Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Nabati = 0,9 cm/5,2 cm =0,173 Pembanding= 0,5 cm/5,2 cm = 0,09
Minyak lemak = 0,8 cm/5,2 cm = 0,153.

X. Pembahasan
Pada praktikum hari ini saya melakukan identifikasi minyak lemak, lemak, dan lilin dengan cara
uji noda lemak, uji kelarutan, uji pembentukan emulsi, uji pembentukan air sabun, dan uji
kromatografi lapis tipis (KLT)
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol.Lipid tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti ester, aseton,kloroform, dan benzena.
Larutan polar merupakan larutan yang dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan
nonpolar merupakan larutan yang tidak dapatmenghantarkan arus listrik.
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampuratau tidak
homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang
biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula diartikan sebagaidispersi atau suspensi menstabil
suatu cairan lain yang keduanya tidak salingmelarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil
maka diperlukan suatu zat pengemulsiyang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Pada uji pembentukan sabun yang terbentuk emulsi pada saat penambahanKCl dan MgSO
4, dan tidak ada emulsi pada penambahan HCl
XI. Kesimpulan

Lipid / lemak senyawa organik yang tidak larut dalam dan larut dalam pelarut non polar
(kloroform), eter, benzena, alkohol, aceton, dan karbondisulfida. Lipid adalah senyawa yang
merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol.Lipid tidak larut dalam air. Emulsi adalah salah
satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak tercampuratau tidak homogen, seperti air dan
minyak, pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein.
XII. Daftar pustaka

Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia Edisi ketiga. Jakarta : EGC.Gilvery, Goldstein.
1996.
Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Surabaya :Airlangga University Harper, et al.
1980.
LAMPIRAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA

GLIKOSIDA

DISUSUN OLEH:

NAMA : Retha Viona Dwi Nofrika

NIM : 52019050065

KELAS : 2B Farmasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/ 2021
I. Dasar Teori

Glikosida adalah suatu senyawa yang apabila terhidrolisis akan menghasilkan gugus aglikon
(genin) dan molekul gula (glikon). Pada bagian gula terdapat glikosida berupa gula yang tidak
spesifik (glukosa), gula spesifik (digitoksosa, sementosa). Molekul gula pada glikosida B – D
glukosa dan romansa, digitoksosa, simarosa, dan lain-lain. Apabila ikatan glikosidik terjadi
dengan molekul glukosa maka disebut glikosida. Glikosida larut dalam air sedangkan aglikon
tidak larut air. Glikosida dikenal menjadi 4 macam:
1. Glikosida atom O menghubungan antara gula dan bukan gula dan mudah dihidrolisa dengan
asam dan enzim
1. N-glikosida jika atom N menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula (gugus amm)
seperti nukleosida, ribosa, purin, visin, dan krotosida
2. C-glikosida jika atom C menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula, glikosida ini
tahan terhadap hidrolisa asam. Hidrolisa dapat terjadi dengan pemanasan
3. S-glikosida jika atom S menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula glikosida ini
hanya terdapat pada famili tertentu misalnya pucifarae
Glikosida merupakan kandungan tanaman termasuk metabolit sekunder

II. Tujuan

a. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi glikosida jantung dari suatu bahan


b. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi glikosida flavonoid dalam suatu sediaan simplisia

III. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
Tabung reaksi Metanol
Corong kaca Larutan Pb asetat
Beaker glass 50 Ml Natrium sulfat
Rak tabung reaksi Kloroform
Pipet tetes Asam asetat glacial
Lempeng silika gel FeCl3 3,5%
Chamber Asam sulfat pekat H2SO4
Penangas air Pereaksi baljet
Cawan porselen Etil asetat
Batang pengaduk Etanol 95%
Erlenyeyer 50 mL Logam Zn
Beaker glass 250 mL HCl 2 mL
Corong pisah HCl pekat
Sendok tanduk Aseton
Spatel logam Asam borat
Oven Asam oksalat
Pinset Alkohol 70%
Pipa kapiler Petroleum eter
Labu ukur 100 mL Eter
Botol semprot
Gelas ukur
Penjepit kayu
Bola hisap
Pipet ukur
Silika gel
IV. Prosedur Kerja
Percobaan I Identifikasi Glikosida Jantung
Penyiapan Cuplikan

Diambil 10 gram Diambil supernatan jernih dan Ditambah


dilakukan penyaringan
sampel dimaserasi kloroform 15 mL
selama 1 jam

Dilakukan
Ditambahkan Dilakukan
pemisahan dan penyarian dari hasil
alkohol dilakukan
ditambah Natrium percobaan hingga
perendaman
sulfat 6,3% sisa 5 mL
selama 1 jam

Disaring dan D idiamkan hingga


ditambah larutan terjadi
Pb asetat pekat pengendapan

Uji keller
Dilarutkan dengan
FeCl3 3,5% sebanyak
Diambil sebanyak 1 - 3 mL dalam asam Dilakukan
2 mL sari kloroform asetat glasial pendiaman 1 menit

Ditambahkan asam
Warna coklat bawah Dilakukan sulfat pekat (H2SO4)
dan warna hijau pengamatan 2 melalui dinding
lapisan atas lapisan berwarna tabung

Uji Dengan Pereaksi Baljet

Diencerkan
menggunakan
Diambil kloroform metanol 3 - 5 x kali
volume asal

Diamati perubahan
warna larutan (warna
jingga (+) glikosida Ditambahkan
dengan aglikon) pereaksi baljet

Percobaan II Identifikasi Glikosida Flavonoid


Pembuatan Larutan
Dilakukan penguapan
Diambil 0,5 gr sampel Diambil fase metanol metanol hingga kering

Dilakukan penyarian Pada residu zat yang


dengan penambahan 10 Dilakukan pendiaman tersisa dilarutkan 5 mL
mL metanol hingga terpisah etil asetat

Dituangkan didalam
Dilakukan pemanasan corong pisah dan
diatas penangas air ditambah 5 mL Diambil hasil yang jernih
selama 10 menit petroleum eter dikocok dilakukan percobaan
pelan-pelan

Dilakukan penyaringan
dengan kondisi suhu Dilakukan pengenceran
masih panas filtrat dengan 10 mL air

Uji Glikosida 3 Flavonol

Diambil larutan Diuapkan hingga Sisa dilarutkan dalam


sampel sebanyak 1 mL kering (sisa) 2 mL etanol 95%

Dilakukan pengamatan
Dilakukan pendiaman
perubahan warna Ditambahkan logam
selama 1 menit + HCl
dalam waktu 2 - 5 Zn 2 mL HCl 2 N
pekat
menit
Uji Shinoda

Diambil 1 mL Diuapkan hingga Sisa yang didapat


sampel kering dilarutkan 1 mL
sampel
(sisa) etanol 95%

Ditambahkan
Diamati perubahan
logam magnesium
warna yang terjadi
+ 10 mL HCl pekat

Reaksi Taubeck

Sisa yang didapat


Diambil larutan Dilakukan penguapan dibasahi aseton +
sampel 1 mL hingga kering (sisa) asam borat + asam
oksalat

Dilakukan pengamatan
Dilakukan pemanasan
dibawah sinar UV 366 Sisa yang masih
diatas penangas air
pada warna kuning + ditambahkan eter
(sisa)
flavonoid

Reaksi Wilson
Dilakukan penguapan Sisa dibasahi dengan
Diambil 1 mL sampel
hingga kering (sisa) aseton

Ditambah asam borat +


Dilakukan pengamatan
Dilakukan pemanasan asam dan sisanya
warna kuning tidak
dan sisa + aseton dibasahi aseton + serbuk
flouresensi (+) flavonoid
asam borat + asam sitrat

Reaksi Lain Untuk Flavonoid

Ditambah
pereaksi warna
/ endapan
Dilakukan Dilarutkan sisa
penguapan 1 FeCl3 2% + air
+ 2 mL etanol
mL sampel Pb asetat
95%
hingga kering 25% + air
NaOH 0,2 N

Identifikasi Glikosida Flavonoid Dengan KLT


Dilakukan pengamatan
Fase diam silika gel GF Fase gerak = Etil asetat deteksi pada sinar UV
254 : Asam forniat : air sebelum dan sesudah
diuapi amonia

Dilakukan pendinginan Ditambahkan dengan


dan penotolan dengan 10 mL metanol hangat Diambil 1 gr serbuk
pipa kapiler selama 5 menit
XIII. Hasil

NO JENIS UJI PERUBAHAN HASIL PENGAMATAN


1 Uji keller kiliani Terdapat 2 lapisan Daun keji beling positif
warna coklat terdapat glikosida jantung.
dibawah ,warna hijau
diatas .

2 Uji glikosida 3-flavonol Awal berwarna hijau Daun keji beling positif
akhir menjadi warna terdapat glikosida 3 flavonoid.
kuning.

3 Uji shinoda Sebelum diberi Mg Daun keji beling positif


berwarna bening dan terdapat flavon,kalkon,dan
Mg auron.
menggumpal,setelah
diberi HCL berubah
warna menjadi warna
kuning.
4 Reaksi wilsonn untuk Sebelum ditetesi Daun keji beling positif
flavonoid pereaksi berwarna hijau terdapat senyawa flavonoid.
jernih,setelah ditetesi
16 tetes FeCl3 terjadi
perubahan warna
menjadi hijau tua.
Setelah ditetesi 12 tetes
Pb asetat terjadi
perubahan warna hijau
dan endapan hijau.
Setelah ditetesi NaOH
20 tetes berubah warna
menjadi kuning keruh.

Perhitungan Secara KLT :

Rf =Jarak yang ditempuh oleh komponen/ Jarak yang ditempuh oleh pelarut
= 4/5,5 = 0,727.

XIV. Pembahasan

Pada praktikum hari ini, saya melakukan identifikasi glikosida dengan cara pembuatan cuplikan, uji keller
kiliani, uji glikosida 3 flavonol, uji shinoda, uji dengan pereaksi baljet, reaksi taubek, reaksi wilson, reaksi
lain untuk flavonoid, dan identifikasi glikosida flavonoid dengan KLT. Uji keller kiliani memiliki hasil
perubahan,terdapat 2 lapisan warna coklat dibawah ,warna hijau diatas.
Uji glikosida 3-flavonol memiliki hasil perubahan,awal berwarna hijau akhir menjadi warna kuning.
Uji Shinoda memiliki hasil perubahan,sebelum diberi Mg berwarna bening dan Mg
menggumpal,setelah diberi HCL berubah warna menjadi warna kuning. Reaksi wilsonn untuk
flavonoid memiliki hasil perubahan, Sebelum ditetesi pereaksi berwarna hijau jernih,setelah ditetesi
16 tetes FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi hijau tua. Setelah ditetesi 12 tetes Pb asetat terjadi
perubahan warna hijau dan endapan hijau. Setelah ditetesi NaOH 20 tetes berubah warna menjadi
kuning keruh..

XV. Kesimpulan
Glikosida adalah suatu senyawa yang apabila terhidrolisis akan menghasilkan gugus aglikon
(genin) dan molekul gula (glikon). Glikosida dikenal menjadi 4 macam:
1. Glikosida atom O menghubungan antara gula dan bukan gula dan mudah dihidrolisa dengan
asam dan enzim
2. N-glikosida jika atom N menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula (gugus amm)
seperti nukleosida, ribosa, purin, visin, dan krotosida
3. C-glikosida jika atom C menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula, glikosida ini tahan
terhadap hidrolisa asam. Hidrolisa dapat terjadi dengan pemanasan
4. S-glikosida jika atom S menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula glikosida ini hanya
terdapat pada famili tertentu misalnya pucifarae
Glikosida merupakan kandungan tanaman termasuk metabolit sekunder.

XVI. Daftar pustaka

Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004. Ilmu obat alam(Farmakognosi). Jakarta


LAMPIRAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA

ALKALOIDA

DISUSUN OLEH:

NAMA : Retha Viona Dwi Nofrika

NIM : 52019050065

KELAS : 2B Farmasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/ 2021
V. Dasar Teori

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang ada didalam tumbuhan. Alkaloid
mengandung atom N yang bersifat basa dan dapat larut dalam asam sehingga dapat membentuk
garam.
Alkaloid mempunyai fisiologis yang menonjol pada manusia yang mempunyai sifat racun.
Fungsi dari alkaloid pada tumbuhan masih sangat kabur sebagai haluan dan penarik serangga
pada tumbuhan untuk mengganti basa mineral. Sifat-sifat alkaloid yaitu sebagai berikut:
1. Mengandung atom nitrogen yang berasal dari asam amino
2. Berupa kristal / serbuk
3. Bentuk konini, nikotin, dan spartein
4. Pada tumbuhan bentuk N-oksida / garam
5. Rasa pada alkaloida pahit
6. Larut dalam kloroform, eter, benzena
7. Alkaloid garam mudah larut air
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena terdapat pasangan eletron atom N
9. Alkaloid dapat berbentuk endapan
Klasifikasi alkaloida
1. Berdasarkan jenis cincin = alkaloida pirolidin, pipendin, isokuinoion, alkaloida indol
1. Berdasarkan jenis tumbuhan dari alkaloida = alkaloida pada tembakau, alkaloida
amaryllidaceae, alkaloida erythrine
2. Berdasarkan asal-usul biogenetik
Berdasarkan jenis cincin heterosiklik = alkaloida airsiklik, aromatik fenikilanin, aromatok jenis
indol
2. Sistem hagneur = alkaloida sesungguhnya (basa), protoalkaloida (basa), pseualkaloida (asam
amino, basa)
II. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi umum untuk alkaloid dalam tumbuhan
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi khusus untuk beberapa jenis senyawa alkaloida
yang banyak digunakan
III. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
Tabung reaksi HCl 2 N
Beaker glass Eter
Pipet tetes Kloroform
Rak tabung reaksi H2SO4
Deglass Asam nitrat
Mikroskop Amoniak
Corong pisah HgCl2
Corong kaca P. broucacard
Sendok tanduk L.P mayer
Cawan Etanol 96%
Kaca arloji Na2SO4
Pipet ukur 10 mL Flohde LP
Penjepit kayu Erdeman LP
Botol timbang Asam pikrat
Blender Klorahidrat
Gelas ukur 10 mL HCl 6 N
Bunsen Metanol
Pipa kalpiler PDAB
Labu ukur 100 mL KOH
IV. Prosedur Kerja
A. Identifikasi Umum Alkaloid
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan Larutan Percobaan
Ditambahkan 1
Ditimbang serbuk mL HCl 2 N dan 9
simplisia 500 mg mL aquadest

Dilakukan Dipanaskan diatas


penyaringan penangas air 2
ketika suda dingin menit

Reaksi Pengendapan

Diambil 3 tetes dari hasil Diletakkan diatas kaca


percobaan A arloji

Dilakukan pengamatan
endapan (+) alkaloid Ditambahkan dengan
warna endapan pereaksi
bouchardat (coklat hitam), bouchardat / mayer
mayer (outih
menggumpal)

Pembuatan Filtrat
Dilakukan
Diambil amonia 3 Dilakukan penguapan
mL penyaringa dengan
n penambahan HCl
2N

Dilakukan
Volume eter P ; penguji
Ditambahkan
Volume kloroform pengendapan 2
(3:1) Na2SO4
reaksi
pengendapan

Dilakukan
Dilakukan
pemisahan
pengocokan
pelarut organik
pelan

1. Reaksi Warna
Pembuatan Larutan Percobaan

Dilakukan
penyarian Diambil filtrat
menggunakan eter kedalam cawan dan
kloroform diuapkan

Reaksi Identifikasi
Dilakukan uji
identifikasi warna
Asam sulfat
Disiapkan pereaksi Asam nitrat
warna
Frohde
Erdman

A. Identifikasi Khusus Untuk Alkaloida


Identifikasi Mikrokimiawi Untuk Kinina

Diambil 200 mg sampel +


Ditambahkan 2 tetes
20 mL aquadest + asam
Dilakukan penyaringan asam sulfat dididihkan
sulfat 2 N selama 1 jam
sebentar
meserasi

Dilakukan pengujian
Ditambahkan arang jerab
pada sinar UV pada
50 mg
warna biru

Identifikasi Mikrokimiawi Pada Nikotin


Dilakukan pengujian
Diambil sedikit
sublimasi hingga
serbuk nicotiana
cairan kental

Dilakukan bentuk Ditetesi dengan


kristal asam pikrat LP

Identifikasi Mikrokimiawi Piperin

Ditambahkan asam
Diambil serbuk sari klorida dan
piper nigrum pada kadmium sulfat 1
kaca objek tetes

Dilakukan
Adanya kristal
pengamatan
piperin
dibawah mikroskop

Identifikasi Mikrokimiawi Emetin


Dilakukan
penyarian Diteteskan Dilakukan
serbuk diatas kaca pengamatan
ipecac radix objek + akan
asam pikrat
+ kloroform 3% + HCl terbentuk
alkain kristal

Identifikasi Mikrokimiawi Kafein

Disublimasi serbuk
kopi dengan Ditambahkan
penambahan air dengan pereaksi
(dipanaskan) raksa II

Dilakukan duplo
Dilakukan
pada sampel daun
pengamatan kristal
teh

Identifikasi Alkaloid Secara Kromatografi Lapis Tipis


Dideteksi pada sinar UV
sebelum dan sesudah
Fase gerak = Toluena : disemprot dengan
Fase diam = silika gel GF pereaksi vanilin asam
Etil asetat = 7:3
sulfat pekat

1 gr serbuk merica disari


dengan 10 mL etanol
Dilakukan penotolan selama 10 menit lalu
dengan pipa kapiler disaring. filtrat
dipekatkan sampai 3 mL
XVII.Hasil

NO JENIS UJI PERUBAHAN HASIL PENGAMATAN


1 Reaksi pengendapan Sampel + 15 tetes Tidak terjadi endapan.
mayer filtrat +3 ml Terbentuk 3 lapisan, amonia +
amonia + eter + eter + kloroform,filtrat.
kloroform.
Filtrat + Na sulfat an- Tidak terjadi perubahan warna
hidrat. maupun pengendapan.
Filtrat + 10 tetes HCL Berwarna coklat tidak
2N. mengendap.

2 Reaksi warna Filtrat + asam sulfat Berubah coklat dan


mengendap.
Filtrat + asam nitrat Berubah kuning dan
mengendap.

Perhitungan Secara KLT :

Rf =Jarak yang ditempuh oleh komponen/ Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Bercak 1 = 4,5/1,6=2,81
Bercak 2 = 4,5/1,8= 2,5
Bercak 3 = 4,5/4= 1,12

XVIII. Pembahasan

Pada praktikum hari ini, saya melakukan uji alkaloida dengan cara uji reaksi pengendapan,
pembuatan filtrat, reaksi identifikasi warna, identifikasi mikrokimiawi untuk kinina,
identifikasi mikrokimiawi pada nikotin, identifikasi mikrokimiawi piperin, identifikasi
mikrokimiawi emetin, identifikasi mikrokimiawi kafein, dan identifikasi alkaloid secara
KLT. Untuk Reaksi pengendapan didapatkan hasil pengamatan Tidak terjadi endapan pada
Sampel + 15 tetes,Terbentuk 3 lapisan, amonia + eter + kloroform,filtrat pada mayer filtrat +3
ml amonia + eter + kloroform. Tidak terjadi perubahan warna maupun
pengendapan,Berwarna coklat tidak mengendap pada Filtrat + Na sulfat an-hidrat. Filtrat +
10 tetes HCL 2N.

XIX. Kesimpulan

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang ada didalam tumbuhan. Alkaloid
mengandung atom N yang bersifat basa dan dapat larut dalam asam sehingga dapat
membentuk garam. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan dialam. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstrasi bahan
tumbuhanmemakai asam yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan
tumbuhandapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya lalu basa
bebasdiekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter, dan sebagainya.
XX. Daftar pustaka

Gritter, R. J. 1991. Pengantar Kromatografi Terbitan ke-2. ITB : Bandung.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai