PERCOBAAN I
ANALISIS GUGUS FUNGSI
Disusun oleh
Ivana Yulianti 1165027
Asisten
Kurnia Permadi 90717083
B. Prinsip percobaan
Gugus fungsi adalah kumpulan atom-atom dari suatu molekul yang
memberikan peranan besar terhadap sifat fisikokimia suatu senyawa organik.
Sifat fisikokimia dapat berupa kelarutan/polaritas, reaktifitas, kereaktifan suatu
pereaksi, keasaman-kebasaan, dan lainya. Analisis gugus fungsi dapat
dilakukan dengan metode kimia dan metode fisikokimia (instrumentasi).
Metode Kimia terjadi pada reaksi antara gugus fungsi dengan pereaksi.
Indikator metode ini dapat berupa munculnya endapan, bau, dan warna khas.
Jenis pereaksi yang digunakan dapat berupa peraksi umum (memberikan hasil
positif pada beberapa gugus fungsi) atau pereaksi khusus (hanya memberikan
hasil positif untuk gugus fungsi spesifik). Salah satu cara yang digunakan dalam
metode kimia kali ini adalah spot test atau uji tetes karena sampel dan pereaksi
yang digunakan hanya dalam jumlah 2-3 tetes dalam plat tetes atau tabung
reaksi.
Dilarutkan
4-5 tetes sampel 1 mL air
Ditambahkan
Dicampurkan
Perubahan warna
Fenol
1.2 Chromic Test (Jones Test)
Dimasukan
1 mL aseton Tabung reaksi
Ditambahkan
Ditunggu 2 detik
Dimasukan
2 tetes sampel Tabung reaksi
Ditambahkan
Kristal NaNO3
Ditambahkan
3 tetes sampel
Bila berwarna biru
Terdapat fenol
Ditambahkan
Menjadi
10 ML air dingin Merah
Menjadi
Beberapa tetes NaON 10% Merah
Dimasukan
5 tetes sampel Tabung reaksi
Ditambahkan
2,4-Dinitrophenylhydrazine
Panasikan
Bila tidak 60˚C
terpisah
Ditambahkan
Dicampurkan
Diamkan 10
menit
Terbentuk warna kuning
(endapan iodoform)
Dimasukan
Tabung reaksi
Dimasukan
NaHCO3 jenuh
Diamati keberadaan
gelembung gas
Ada asam karboksilat
Dimasukan
5 tetes sampel Tabung reaksi
Ditambahkan
Tidak berwarna
Ditambahkan
Larutan NaNO3 10%
Terbentuk gas
0˚C Pemanasan
2 % larutan KmnO4
Dikocok
Dikocok
Suspensi coklat
menandakan
Terdapat ikatan
rangkap pada sampel
E. Perhitungan dan pengolahan data
1. Hasil percobaan Analisis Gugus Fungsi Alkohol
1.1 Ceric Ammonium Nitrate
Kontrol Positif (metanol) Sampel Kontrol Negatif
(N heksana)
Terdapat lapisan terpisah Terdapat lapisan terpisah Jernih dan tidak terdapat
Hasil percobaan: positif lapisan terpisah
Tidak berwarna dan jernih Tidak berwarna dan jernih Berubah warna menjadi
Hasil prcobaan : negatif kuning jernih
Larutan putih pekat dan Tidak menghasilkan Tidak berwarna dan tidak
bergelembung gelembung bergelembung
Hasil prcobaan : negatif
warna larutan merah Warna tidak menjadi jernih Larutan tidak berwarna
setelah dipanaskan menjadi saat dipanaskan
jernih Hasil prcobaan : negatif
6. Hasil percobaan Tes Gugus Fungsi Amine
6.1 Diazotation & coupling Test
warna larutan coklat dan Warna tidak menjadi Larutan berwarna kuning
berbusa coklat dengan lapisan terpisah
Hasil prcobaan : negatif
F. Pembahasan
Selain itu, umumnya alkohol rantai pendek larut dalam air/dioksan. Contoh
alkohol yang tidak larut air adalah stearil alkohol. Hal tersebut dikarenakan
rantai R-nya panjang namun pada umumnya larut dalam dioksan. Terdapat
3 jenis alkohol yang dibedakan dengan posisi gugus OH yang terikat pada
atom C.
Uji ini adalah uji untuk mengidentifikasi alkohol dan fenol. Dalam uji
ini digunakan reagen ceric ammonium nitrat ((NH4)2Ce(NO3)6) dan air. ceric
ammonium nitrat ((NH4)2Ce(NO3)6) adalah agen pengoksidasi (mengalami
reduksi) yang bila bereaksi dengan alkohol menghasilkan warna kompleks
merah. Bila bereaksi dengan fenol maka akan menghasilkan warna kompleks
coklat atau kehitaman dan terjadi pengendapan. Alkohol dan fenol dapat
bereaksi dengan Ceri Ammonium Nitrate. Sedangkan gugus karbonil tifak
dapat breaksi dengan reagent ini. Berikut adaah reaksi reduksi-oksidasi. Ce
mengalami reduksi muatan dari +4 menjadi +3. Sedangkan gugus alkohol
mengalami oksidasi. Gugus alkil dan oksigen (R-O) akan bersubstitusi dengan
salah satu NO3 pada ((NH4)2Ce(NO3)6) . Gugus hidrogen dari alkohol akan
bersatu dengan NO3 tersebut dan membentuk HNO3. Maka kompleks tersebut
berwarna merah. Warna merah akan menghilang dalam bebrapa saat karena
telah berakhirnya reaksi oksidasi intermediet ini
Sedangkan bila bereaksi dengan gugus fenol maka gugus maka Gugus aromatik
dari fenol dan oksigen (Ar-O) akan bersubstitusi dengan salah satu NO3 pada
((NH4)2Ce(NO3)6) . Gugus hidrogen dari alkohol akan bersatu dengan NO3
(NH4)2[Ce(NO3)6]+2ArOH⟶[Ce(NO3)4(PhOH)2]+2NH4NO3
Endapan coklat/ kehitaman
tersebut dan membentuk HNO3. Maka kompleks tersebut berwarna coklat atau
kehitaman dan terjadi pengendapan.
Pada percobaan ini didapat hasil yang negatif. Sampel yang digunakan
adalah vitamin B1. Terdapat gugus fenol yang terdapat ikatan rangkap
konjugasi. Maka pada percobaan ini harunya menghasilkan hasil tes yang
positif. Kesalahan dapat bersumber dari tabung reaksi yang berisi pengotor,
sehingga tidak dapat terdeteksi keberadaan fenol tersebut.
Uji ini tidak dilakukan saat percobaan dikarenakan reagen yang tidak tersedia.
Tetapi bila dilakukan, hasilnya seharusnya positif karena terdapat alkohol primer
pada struktur thiamin.
Reagen lukas adalah larutan dari zinc klorida anhidrat dalam asam
klorida pekat. Reaksi yang terlibat adalah reaksi substitusi SN1 neuklofilik.
Pada reaksi ini terdapat 2 tahap reaksi. Prinsipnya adalah tahap pertama:
lepasnya leaving group dan pembentukan karbokation. Tahap kedua adalah
penyerangan nukleofil pada karbokation untuk membentuk ikatan.
Tahap pertama dalam percobaan ini adalah proton (H+) dari asam klorida
akan mempronotasi gugus OH-. Air (H2O) akan terikat ke karbon dengan
kekuatan nukleofil yang lebih rendah dari lorida (Cl). Selanjutnya Cl- akan
menggantikan H2O dan membentuk karbokation. Tahap kedua adalah Cl- akan
menyerang karbokation dan membentuk alkilklorida.
Pada percobaan kali ini, didapat hasil yang positif. Hal ini menunjukan
bahwa terbentuk alkil halida pada akhir reaksi. Hasil ini sedikit janggal karena
tidak terdapat alkohol sekunder dan tersier pada struktur senyawa. Tapi tidak
menutup kemungkinan hasil yang positif didapat dari struktur alkohol primer,
hanya rekasinya berlangsung tidak stabil atau embutuhkan waktu lama.
Pada percobaan ini, hasilnya adalah positif. Hal tersebut berarti terdapat
gugus karbonil pada sample. Tetapi pada struktur Thiamin tidak terdapat gugus
karbonil yang berupa aldehid maupun keton. Kesalahan yang terjadi dapat
diakibatkan oleh terdapatnya pengotor pada sampel, alat yang di gunakan, dan
ari lingkungan percobaan.
Pada percobaan ini tidak dilakukan uji ini. Hal tersebut karena
reagen telah habis dan tidak diperlukannya uji ini karena tidak terdapat
gugus karbonil dalam thiamin (sampel yang digunakan).
R-NH2 + H+ → RNH3+
Senyawa amine memiliki bau yang khas, tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam asam mineral. Klasifikasi amin adalah: primer, sekunder, tersier,
kuarterner.
Pada suhu rendah (0-5˚C) amin aromatik primer dapat larut dalam asam
kuat seperti HCl dan membentuk garam diazonium yang larut di air. Sedangkan
amin alifatik primer tidak dapat membentuk garam diazonium yang stabil pada
kondisi tersebut. Amin alifatik primer akan bereaksi dengan asam nitrat dan
menghasilkan senyaw alkohol dan nitrogen. Akan terbentuk komples dengan
beta naftol. Maka, dapat diamati hasil positif warna merah atau jingga.
Saat KMnO4 bereaksi dengan sampel, maka akan terjadi reaksi adisi.
Ikatan rangkap pada sampel akan menjadi tunggal dan pada akhir reaksi akan
terbentuk endapan MnO2.
Pada uji ini dihasilkan uji yang positif. Hasil ini sesuai dengan
struktur pada vitamin B1 yang didalamnya terdapat jenis ikatan jenuh yaitu
ikatan rangkap 2.
G. Kesimpulan
1. Gugus yang terdapat pada sampel vitamin B1 (thiamin) adalah gugus fungsi
alkohol primer, amine, amine aromatik, dan terdapat ikatan rangkap.
2. Senyawa yang terdapat pada sampel adalah vitamin B1. Kemungkinan
trdapat pengotor pada sampel.
H. Daftar pustaka