Anda di halaman 1dari 34

Analisa

Gugus
Fungsi
Kelompok 3
Percobaan III
Analisa Gugus Fungsi

Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia


dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi
tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai
kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokan
pada pengelompokan senyawa (Fessenden, 1986).
Beberapa gugus fungsional sering ditemui pada
senyawa organik adalah alcohol, aldehid, keton, asam
karboksilat, ester, dan benzene. Beberapa diantaranya
dapat menghasilkan turunan senyawa seperti fenol, amina,
dan amida. Setiap gugus yang memiliki sifat berbeda
tentunya akan mempunyai reaksi yang berbeda pada suatu
indikator. Oleh karena itu, zat tertentu dapat digunakan
sebagai indikator untuk menunjukkan adanya suatu gugus
secara kualitatif (Elizabeth, 2010).
Alkohol dan
Alkohol dan Fenol termasuk senyawa yang
Fenol
memiliki gugus fungsi yang sama, yaitu
hidroksil (-OH). Perbedaannya pada alkohol
gugus hidroksil terikat pada atom karbon
tetrahedral, sedangkan pada fenol gugus
hidroksil terikat pada karbon yangmenjadi
bagian langsung dari cincin aromatik
(Wahyuningrum, 2014).

Fenol adalah senyawa


yang memiliki sebuah Alkohol biasa disebut juga
gugus hidroksil yang Alkanol merupakan
terikat langsung pada senyawa yang mengandung
cincin benzena. gugus fungsi –OH.
Aldehid dan
Aldehid dan Keton memiliki struktur dan
Keton
reaksi yang menyangkut gugus fungsi
penting dalam kimia organik yaitu gugus
karbonil (C=O).

Pada Aldehid, sedikitnya suatu atom hidrogen terikat pada


karbon dalam gugus karbonil.

Pada Keton, atom karbon pada gugus karbonil terikat pada


dua gugus hidrokarbon.

Perbedaan kedua gugus ini dengan gugus alkohol dan eter


adalah adanya ikatan rangkap antara atom C dengan atom O.
Asam Karboksilat, Amina dan Amida

Asam Amida
Amina
Karboksil
Amida adalah suatu jenis senyawa
at Amina merupakan senyawa kimia yang dapat memiliki dua
organik dan gugus fungsional yang pengertian, yaitu:
Asam Karboksilat memiliki isinya terdiri senyawa nitrogen  Gugus fungsional organik yang
gugus fungsi karboksil atom dengan pasangan sendiri. memiliki gugus karbonil (C=O)
(–COOH) yang namanya yang berikatan dengan satu atom
diperoleh dari nama dua gugus Klasifikasi amina, didasarkan atas Nitrogen.
penyusunnya yaitu gugus jumlah atom H dalam NH3 yang  Suatu bentuk anion Nitrogen.
karbonil (C=O) dan gugus digantikan oleh gugus alkil (Aril): Amida juga adalah senyawa yang
alkohol (–OH)  Amina primer (R-NH2) ditemukan dari asam karboksilat
 Amina sekunder (R2-NH) dengan mengganti gugus OH menjadi
 Amina tersier (R3-N) gugus NH2.
Amida dengan kelompok NH2 bisa
didehidrasi dengan sebuah nitril.
Dengan demikian, rumus umum untuk
amida adalah:
R-CO-NH2..
Alat dan Bahan
Alat Bahan
 tabung reaksi  butanol , 2-butanol, t-butil alkohol

 gelas ukur  fenol


 pipet tetes  formaldehid, benzaldehid
 penangas air  aseton, benzofenon
 asam karboksilat, asam benzoat
 asetanilida
 piridin
 anilin, metil anilin, n,n-dimeti anilin
 reagen lucas
 reagen tollens
 fehlng A dan fehling B
 natrium nitroprusida
 FeCl3
 Ammonia, HCl (p), NaHCO3, NaOH
01
Alkohol dan Fenol
Uji Lucas
1ml etanol/2-butanol/t-butyl alcohol/fenol

• Masing-masing dimasukkan ke tabung reaksi.


• Tambahkan 0,5ml reagen lucas.
• Buka tutup tabung dan diamkan 5 menit.

• Bila belum ada perubahan.

Penangas
Hasil
air
 • 600 selama 15 menit.

Hasil
Hasil Pengamatan Uji Lucas

No Sampel Pengamatan

1 Etanol larutan jernih

2 2-Butanol larutan keruh setelah dipanaskan

3 t- butil alkohol larutan keruh terbentuk 2 lapisan

4 Fenol terbentuk 2 lapisan


Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Lucas
Uji Lucas dilakukan untuk membedakan
alkohol primer, sekunder, dan tersier dengan pereaksi
Lucas campuran dari ZnCl2 dan HCl pekat.
ZnCl2 berfungsi sebagai katalis untuk memercepat
reaksi antara senyawa yang memiliki gugus alkohol
dengan HCl. Pada alkohol tersier terbentuk R3CCl
yang menghasilkan kekeruhan dalam waktu singkat,
sedangkan pada alkohol sekunder terbentuk R2CHCl
yang membutuhkan waktu relatif lebih lama (±5
menit) untuk membentuk kekeruhan.
Pada uji Lucas kita bisa membadakan antara
alcohol primer, sekunder, dan tersier.
Uji Besi (III) Klorida

10 tetes
  5 tetes
klorofom
10 tetes sampel
Ditambahkan
Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

campuran 2 tetes piridin

Ditambahkan

Hasil
Hasil Pengamatan Uji Besi (III) Klorida

No Sampel Pengamatan

1 Etanol larutan berwarna kuning

2 2-Butanol larutan berwarna kuning

3 t- butil alkohol larutan berwarna kuning kecoklatan

4 Fenol Larutan berwarna ungu


Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Besi (III) Klorida
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus fenol dengan
hasil reaksi warna ungu. Pereaksi yang digunakan adalah FeCl3.
Jika hasil percobaan tidak didapatkan warna ungu pada
sampel, Hal ini bisa dikarenakan pereaksi telah rusak atau adanya
kontaminan pada kontrol positif sehingga tidak bisa didapatkan hasil
yang sesungguhnya. Bila diasumsikan pereaksi tidak rusak dan pada
kontrol positif didominasi kesalahan praktikan, maka sampel tidak
mengandung fenol.
Identifikasi tersebut sekaligus menguatkan dugaan bahwa pada
uji Lucas tidak ditemukan gugus alkohol. Maka dari dua uji Lucas
dan FeCl3 dapat diidentifikasi bahwa kedua sampel tidak memiliki
gugus alkohol maupun fenol sehingga sesuai dengan kenyataan
struktur sesungguhnya pada sulfanilamid dan air.
Pada Uji Besi (III) klorida, kita bisa mengidentifikasi gugus
fenol dengan hasil reaksi berwarna ungu.
Uji Keasaman

5 tetes sampel

• Dimasukkan 5 tetel aquadest di masing-masing


tabung reaksi.
• Diaduk dengan pengaduk kaca.
• Tentukan pH

Hasil
Hasil Pengamatan Uji Keasaman

No Sampel Hasil Pengamatan

1 Etanol pH 6

2 2-Butanol pH 6

3 t- butil alkohol pH 5-6

4 Fenol pH 4
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Keasaman

Uji ini digunakan untuk alkohol dan fenol. Pada uji


keasaman, diperoleh Ph alcohol lebih tinggi disbanding Ph fenol.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa fenol lebih
asam dibandingkan dengan alkohol.
Fenol berubah warna jadi ungu kehitaman.
02
Aldehid dan Keton
Uji Tollens

5 tetes sampel

• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


• Tambahkan 2ml pereaksi tollens.

Penagas air

• 5 menit

Hasil
Hasil Pengamatan Uji Tollens
Hasil pengamatan
No Sampel
Sebelum dipanaskan Setelah
dipanaskan
Terjadi perubahan
Terbentuk endapan Ag,
1 Benzaldehid warna menjadi bening
larutan berwarna abu-
dan terbentuk endapan
abu keruh
Ag berwarna abu-abu
perak
Terjadi perubahan
Terbentuk endapan Ag,
2 Formaldehid warna menjadi bening
larutan
dan terbentuk endapan
berwarna abu-abu keruh
Ag berwarna abu-abu
perak
3 Aseton Tidak terbentuk endapan Tidak terbentuk
Ag endapan Ag
4 Benzofenon Tidak terbentuk endapan Tidak terbentuk
Ag endapan Ag
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Tollens
Uji tollens dengan cara direaksikan dengan pereaksi
tollens dan ditandai dengan terbentuknya kristal kaca/ warna
perak. Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal,
merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan.
Gugus aktif pada pereaksi Tollens adalah Ag2O yang
bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak.
Aldehid adalah larutan yang mudah sekali dioksidasi dengan
menggunaknan Uji Tollens dibanding Keton. Sifat inilah yang
dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton.
Apabila suatu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens
kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada
dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel
itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Benzaldehid dan formaldehid setelah di panaskan muncul
endapan perak yang berarti benzaldehid dan formaldehid
merupakan senyawa aldehid.
Uji Legal Rothera

5 tetes sampel
 • Masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
• Diberi label pada setiap tabung.
• Setiap tabung ditambahkan 2 tetes na-nitro-
prusida 4% dan 1 tetes .
Hasil

• Keton.

Merah ungu
Hasil Pengamatan Uji Legal Rothera
No Sampel Hasil pengamatan

1 Benzaldehid Warna kuning, tidak terjadi warna ungu

2 Formaldehid Warna kuning, Tidak terjadi warna ungu

3 Aseton Larutan jernih ungu

4 Benzofenon Tidak terjadi warna ungu


Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Legal Rothera

Pada Percobaan Uji Legal Rothera, pada benzofenon tidak


terbentuk warna yang tidak disebabkan kesalahan praktikum di
dalam praktikum yang tidak mencairkan benzofenon terlebih dahulu
sehingga benzofenon tersebut masih berbentuk padatan.
Pada benzaldehid dan formaldehid menghasilkan menghasilkan
warna kuning yang berarti mengandung aldehid.
Pada suatu aseton dihasilkan warna ungu yang berarti
mengadung gugus keton.
03
Asam Karboksilat,
Amina dan Amida
Uji Bikarbonat

1ml sampel

 • Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


• Ditambahkan beberapa tetes 5%

Hasil

• Terbentuk gelembung
udara

Adanya gugus Tidak ada gugus


karboksilat karboksilat
Hasil Pengamatan Uji Bikarbonat
No Sampel Hasil pengamatan
1 Asam asetat Terbentuk gelembung udara
2 Asam benzoat Terbentuk gelembung udara
3 Asetanilida -------
4 Anilin -------
5 Metil anilin -------
6 n,n-dimetil anilin -------
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Bikarbonat
Uji ini dilakukan untuk menentukan keberadaan gugus
karboksil pada senyawa. Hasil positif menunjukkan adanya
gelembung karbon dioksida yang merupakan hasil sampingan dari
reaksi substitusi antara gugus karboksilat dengan NaHCO 3.
Reaksi gugus karboksilat dengan NaHCO3 menghasilkan
gelembung CO2. Senyawa CH3COOH dan C6H5COOH ketika
ditambahkan NaHCO3 menghasilkan gelembung udara sebagai
hasil reaksi antara gugus karboksil dengan NaHCO 3.
Sedangkan keempat sampel menunjukkan hasil yang
negatif. Hasil percobaan menunjukkan keempat sampel yaitu:
Asetanilida, Anilin, Metil Anilin, dan n,n-dimetil anilin tidak
mengandung gugus karboksil karena gas karbondioksida tidak
terbentuk.
Uji Korek Api
Sampel HCL

• 2 tetes.

larutan

• Dimasukkan batang korek api.

Hasil

• Korek api tidak kuning. • Korek api berwarna kuning.

Adanya gugus Tidak ada gugus


karboksilat karboksilat
Hasil Pengamatan Uji Korek Api
No Sampel Hasil pengamatan
1 Asam asetat batang korek api berubah warna menjadi kuning
2 Asam benzoat batang korek api berubah warna menjadi kuning
3 Asetanilida batang korek api berubah warna menjadi kuning
4 Anilin batang korek api berubah warna menjadik kuning jingga
5 Metil anilin batang korek api berubah warna menjadik kuning jingga
6 n,n-dimetil anilin batang korek api berubah warna menjadik kuning jingga
Pembahasan dan Kesimpulan
Uji Korek Api
Amina akan mengalami reaksi substitusi dengan alkil
1 halida menghasilkan garam amina . Amina mengakami reaksi
asilasi denagn ester. anhidrid asam, atau halida asam
menghasilkan amida. Alkil amin lebih basa dibandingkan
2 3 ammonia. Perbedaannya terletak pada gugus metil
dibandingkan atom hydrogen. Pada umumnya, gugus pemberu
elektron menaikkan kebasaan amin, dan gugus penarik elektron,
4 menurunkan kebasaannya. Reaksi dengan amonia akan
menghasilkan amin sekunder, tersier, atau garam ammonium
kuartener. sedangkan amin aromatik merupakan basa yg lebih
lemah dibanding amin alifatik atau ammonia.
 
Uji Pelepasan
1ml larutan NaOH

• Panaskan campuran 100mg zat dalam 1ml


larutan NaOH 10%.
• Tempatkan kertas lakmus pada ujung tabung
reaksi.

Hasil
• Kertas lakmus yang berubah warna
menjadi biru dan tercium bau ammonia
artinya terdapat gugus amida
Hasil Pengamatan
  Uji Pelepasan
No Sampel Hasil pengamatan

1 Asam asetat Kertas lakmus tetap berwarna merah

2 Asam benzoat Kertas lakmus tetap berwarna merah

3 Asetanilida Kertas lakmus merah berubah menjadi biru

4 Anilin Kertas lakmus merah berubah menjadi biru

5 Metil anilin Kertas lakmus merah berubah menjadi biru

6 n,n-dimetil anilin Kertas lakmus tetap berwarna merah


Pembahasan dan Kesimpulan
 
Uji Pelepasan
Identifikasi amida dengan menguji kelarutannya di dalam
air, menunjukkan bahwa senyawa amida tidak larut sedangkan
senYawa urea larut, walaupun sedikit mengendap.
Identifikasi amida dengan hidrolisis dengan alkalli
menunjukkan bahwa asetamida merupakan suatu senyawa basa
yang dapat mendonorkan pasangan elektron dari atom
nitrogennya. Sedangkan pada urea yang direaksikan dengan
NaOH ini dipanaskan memiliki bau sifat tajam dan bau amis.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai