Anda di halaman 1dari 20

ALKOHOL DAN FENOL

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

ALKOHOL DAN FENOL

OLEH:

NAMA : ANNISA WINDRA KUSUMAWATI

STAMBUK : 15020190140

KELAS : C7

KELOMPOK : 2 (DUA)

ASISTEN : LA ODE MIFTAHUL ARZAK

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata alkohol mengingatkan kita pada etanol, yaitu senyawa memabukkan yang
terdapat dalam anggur dan bir. Etanol adalah salah satu dari keluarga senyawa organik
yang disebut alkohol yang terdapat di alam. Alkohol alami meliputi 2-feniletanol, yaitu
senyawa yang menyebabkan bau memabukkan dari bunga mawar, sukrosa yaitu gula
untuk memenuhi rasa manis; dan banyak lagi. Gugus hidroksil terdapat dalam banyak
molekul yang penting secara biologis. Empat alkohol jenuh yang penting dalam
metabolisme ialah 3-metil-2-buten-1-ol, 3-metil-3-buten-1-ol, geraniol, dan fernesol.

Fenol kurang terlibat dibandingkan dengan alkohol dalam proses metabolisme


mendasar. Namun, ada tiga alkohol fenolik yang membentuk blok pembangun dasar
dari lignin, yaitu zat polimer rumit, yang bersama-sama dengan selulosa, membentuk
bagian berkayu pada pohon. Beberapa bahan alam fenolik yang harus dihindari ialah
urushiol, yaitu bahan alergen aktif dalam racun tumbuhan ivy dan oak.

Alkohol dan fenol merupakan senyawa yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Namun demikian, salah satu jenis alkohol dan fenol juga merupakan
senyawa yang sangat berbahaya. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan dan keahlian
agar dapat memanfaatkannya dengan menghindari efek buruk yang ditimbulkannya.

Percobaan alkohol dan fenol dalam praktikum ini mengajarkan kita bahwa
alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah
alkana digantikan oleh sebuah hidroksil. Selain percobaan ini berguna untuk
mempelajari sifat kimia seperti suatu alkohol dapat teroksidasi dan bereaksi dengan
beberapa zat kimia dan fisika. Percobaan ini juga akan membedakan antara alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.

Pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia
dari alkohol dan fenol dan membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier
dengan mereaksikan alkohol dan fenol dengan beberapa pereaksi, yaitu Na2CO3 dan
NaHCO3, dengan FeCl3 dan dengan melarutkan alkohol dan fenol dalam air dan n-
heksana untuk mengetahui kelarutan dari alkohol dan fenol.

1.2 Maksud Praktikum

Adapaun maksud dari percobaan ini adalah, mempelajari beberapa sifat kimia
dari alkohol dan fenol.

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mampu mengetahui sifat-sifat senyawa golongan alkohol dan fenol


2. Mampu membedakan senyawa golongan alkohol dan fenol
3. Mampu membedakan alkohol primer,sekunder, dan tersier, serta fenol
monovalen dan polivalen

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Alkohol merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus hidroksil, -OH.


Fenol juga mngandung gugus hidroksil tetapi gugus fungsi ini melekat pada cincin
aromatic (Fessenden R.J, 1986).

Alkohol adalah senyawa yang mempul mempunyai gugus fungsi hidroksil yang
terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R
merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. alkohol disini tidak
termasuk fenol (gugus hidroksil berikatan dengan cincin aromatik), enol (gugus
hidroksil berikatan dengan karbon vinilik) karena sifatnya kadang berbeda. Alkohol
dapat dianggap merupakan turunan dari air (H—O—H), di mana satu atom
hidrogennya diganti dengan gugus alkil (Riswiyanto, 2009).

Alkohol adalah isomer fungsional yaitu mempunyai rumus molekul sama tetapi
gugus funsionalnya berbeda. Untuk alkohol ada juga yang bersifat optis aktif yaitu
dapat memutar bidang polarisasi cahaya cahaya yaitu alkohol yang mempunyai atom
karbon asismetris (C khiral) yaitu keempat gugus yang terikat berbeda satu sama lain
(Marham Sitorus, 2010).

Alkohol digolongkan ke dalam alkohol primer (1°), sekunder (2°), atau tersier
(3°), bergantung apakah satu, dua, atau tiga gugus organik yang berhubungan dengan
atom karbon pembawa hidroksil. Metil alkohol, yang tidak secara ketat disebut dalam
penggolongan ini, biasanya dikelompokkan sebagai alkohol primer. Penggolongan ini
serupa dengan penggolongan pada karbokation (Hart, dkk., 2003).

Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa aldehidnya dan jika
dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam karboksilatnya. Alkohol sekunder jika
dioksidasi akan dihasilkan senyawa alkanonnya. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi
(Ghalib, 2010).

Seperti halnya air, alkohol dan fenol merupakan asam lemah. Gugus hidroksil
dapat bertindak sebagai pendonor proton, dan disosiasi terjadi mirip seperti pada air.
Basa konjugat suatu alkohol ialah ion alkoksida (contohnya, ion metoksida dari
metanol, ion etoksida dari etanol dan seterusnya). Metanol dan etanol memiliki
keasaman yang hampir sama dengan air; alkohol meruah seperti t-butil alkohol sedikit
lebih lemah karena keruahannya membuatnya sukar disolvasi, tidak seperti ion
alkoksidanya (Hart, dkk., 2003).

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

Fenol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil terikat langsung ke


benzen atau cincin benzenoid. Induk senyawa kelompok ini, C6H5OH, disebut fenol,
merupakan bahan kimia industri yang penting. Banyak sifat fenol yang serupa dengan
alkohol, tapi kesamaan ini adalah sesuatu penyederhanaan yang berlebihan. Seperti
arylamines, fenol adalah senyawa difungsi; gugus hidroksil dan cincin aromatik
berinteraksi kuat, mempengaruhi reaktivitas masing-masing. Interaksi ini
menyebabkan beberapa sifat dan kegunaan baru dari fenol. Sebuah langkah penting
dalam sintesis aspirin, misalnya, tanpa paralel dalam reaksi baik alkohol atau arena
(Carey, 2000).
Fenol ialah asam yang lebih kuat daripada alkohol terutama karena ion
fenoksidanya distabilkan oleh resonansi. Muatan negatif pada ion alkoksida
terkonsentrasi pada atom oksigen, tetapi muatan negatif pada ion fenoksida dapat
didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para melalui resonansi (Hart, dkk., 2003).
Fenol mempunyai gugus yang seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasa dipergunakan nama yang
lazim dengan akhiran –Ol. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu :
1. Mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti
alkohol) tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dari fenol-fenol
lemah dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat.
2. Mudah dioksidasi, juga oleh O2 udara dan memberikan zat-zat
warna,mereduksi larutan fehling dan Ag- beramoniak.
3. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3.
4. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 x 10-10 (Riawan, 2007).
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena
mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) : perbandingan kons.
Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan
juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein (Riawan, 2007).

Manfaat alkohol dan fenol ialah metanol yang diubah menjadi metanal digunakan
untuk membuat polimer. Disamping itu, methanol juga digunakan sebagai pelarut dan
untuk membuat senyawa organic lain seperti ester (Wilbraham, 1992).

2.2 Uraian Bahan

1. Air Suling ( Ditjen POM, 1979 )

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

Nama Lain : Air Suling / aquadest

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur :H–O–H

Pemerian : Cairan jernih, Tidak berwarna, Tidak berasa, dan tidak


berbau.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi

2. Amyl Alkohol ( Ditjen POM, 1979 ; 641 )

Nama Resmi : AMYL ALKOHOL

Nama Lain : Amyl alcohol

Rumus Molekul : C16H33OH

Rumus Struktur : CH3-(CH2)14-CH2-OH

Pemerian : Kristal putih, mengikat, rasa seperti lemak ada yang


membentuk keping - keping, tidak berwarna.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, etil dan eter

3. Asam Asetat (Ditjen POM, 1979 ; 41 )

Nama Resmi : ACIDUM ACETIUM

Nama Lain : Asam asetat

Rumus Molekul : CH3COOH

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tak berwarna, bau busuk, rasa asam


tajam.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) dan gliserol

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

Penyimpanan : Dalam wadah tertutu rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

4. Etanol ( Ditjen POM, 1979 ; 65 )

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol

Rumus Molekul : C2H6O

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, mudah


bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air. Dalam kloroform P,


dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

5. Ferri Klorida ( Ditjen POM, 1979 ; 659 )

Nama Resmi : FERRI CHLORIDA

Nama Lain : Besi (III) Klorida

Rumus Molekul : FeCl3

Rumus Struktur :

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas


warna jingga dari garam hidrat yang telah berpengaruh
oleh kelembapan.

Kelarutan : Larut dalam air, lautan berpotensi berwarna jingga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

6. Fenol ( Ditjen POM, 1979 ; 484 )

Nama Resmi : PHENOLUM

Nama Lain : Fenol

Rumus Molekul : C6H5OH

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur bentuk jarum atau massa hablur, tidak.

Kelarutan : Larut dalam ½ bagian air, mudah larut dalam etanol,


dalam kloroform P, dalam eter P, dalam gliserol P dan
dalam minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di


tempat sejuk.

Kegunaan : Antiseptikum ekstern.

7. Natrium Bikarbonat ( Ditjen POM, 1979 ;424 )

Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS

Nama Lain : Natrium bikarbonat

Rumus Molekul : NaHCO3

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram, tidak


berbau, rasa asin.

Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam


etanol (95%) P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai antasidum

8. Natrium Karbonat ( Ditjen POM, 1979 ; 400 )

Nama Resmi : NATRII CARBONAS

Nama Lain : Natrium karbonat

Rumus Molekul : Na2CO3

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air, Lebih mudah larut dalam air
mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

9. n-Heksana ( Ditjen POM, 1979 ; 283 )

Nama Resmi : HEXAMINUM

Nama Lain : Heksamina

Rumus Molekul : C6H14

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur


putih, tidak berbau, rasa membakaran manis kemudian
agak pahit. Jika di panaskan dalam suhu ± 260⁰
menyublim.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml Etanol


(95 %) P dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform
P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Antiseptikum

10. Pereaksi Lucas (Ditjen POM, 1979. Hal:835)

Nama Resmi : ZINC CHLORIDUM


Nama Lain : Zink Klorida
Berat Molekul : 136,29 gr
Rumus Molekul : ZnCl2
Pemerian : Serbuk hablur atau granul hablur putih atau hampir
putih, dapat berupa massa.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol atau dalam gliserin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

11. Pereaksi Fehling A (Ditjen POM, 1979)


Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tatrat dalam NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2020)

A. Test kelarutan alcohol dan fenol


1. Disiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 0,5 ml (tabun 1) dan 0,5 ml
n-heksan (tabung 2).
ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK
15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

3. Tabung 1 dan 2 ditambahkan beberapa tetes methanol.


4. Dikocok dan perhatikan kelarutan dan catat (hasil ada dirubrik).
5. Dikerjakan hal yang sama (poin 1-4) untuk sampel 1-butanol dan fenol.
B. Test keasaman alcohol dan fenol
 Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
2. Masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 1 ml methanol (tabung 1),
1 ml fenol (tabung 2), dan 1 ml asam asetat (tabung 3).
3. Masing-masing tabung tersebut ditambahkan 0,5 ml Na2CO3
4. Dikocok dan biarkan beberapa menit sambil di amati, serta di catat apa
yang terjadi (hasil ada dirubrik)
5. Dilakukan hal yang sama (poin 1-4) dengan menggunakanNaHCO3
C. Identifikasi senyawa golongan alcohol dan fenol
 Dengan pereaksi Diazo
1) Larutan zat dalam air ditambahkan 4 tetes pereaksi Diazo A dan 1
pereaksi diazo B,
2) Ditambahkan NaOH sampai alkalis,
3) Dipanaskan di atas penangas air, hasil yang didapat, jika senyawa
alcohol (metanol), zat warna merah yang terbentuk tidak tertarik oleh
eter, sedangkan senyawa fenol, zat warna merah yang terbentuk tertarik
oleh eter.
 Dengan pereaksi spesifik senyawa alcohol
a. Cerri Ammonium Nitrat
1. 1-2 ml alcohol (etanol) dalam air ditambahkan beberapa tetes
pereaksi tersebut, maka akan terjadi perubahan warna menjadi
warna merah.
b. Reaksi esterifikasi
1. Senyawa alcohol (etanol) ditambahkan senyawa asal karbosilat
(asam asetat atau asam benzoate atau asam salsilat atau lainnya)
2. Ditambahkan asam sulfat pekat,
3. Akan menghasilkan bau khas harum.
c. Untuk alcohol polivalen
1. Dapat diidentifikasikan dengan pereaksi Cuprifil,
2. Dengan cara : 1 ml senyawa alcohol (gliserol) ditambahkan 1 tetes
larutan cupri asetat,
3. Ditambahkan 1 ml NaOH 2 N,
4. Dikocok dan akan menghasilkan larutan berwarna biru tua yang
menunjukakan pembentukan senyawa kompleks.

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

 Dengan pereaksi spesifik senyawa fenol


1. Ferri Chlorida
1) 2 ml senyawa fenoal ditambahkan beberapa tetes pereaksi FeCl3,
maka akan terjadi perubahan warna menjadi gelap, seperti biru,
hijau, ungu, merah, atau lainnya, tergantung senyawa fenolnya.
2. Untuk fenol polivalen
1) Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Fehling,
2) Dengan cara : 1 ml senyawa fenol (kuersetin) ditambahkan 1 ml
fehling A dan 1 ml fehling,
3) Ditambahkan NaOH sampai alkalis, kemudian
4) Dikocok dan akan menghasilkan endapan merah bata atau kuning.
D. Membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi,
2. Masing-masing tabung diisikan 3 ml pereaksi Lucas, kemudian
3. Ditambahkan masing-masing degan 1 ml alcohol primer (1-butanol),
sekunder (2butanol) dan tersier (tert-butanol),
4. Dikocok dan diamati apa yang terjadi dan waktu terjadinya (hasil ada
dirubrik).

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas ukur, pipet tetes, rak
tabung, dan tabung reaksi.

3.1 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan ialah beberapa macam senyawa alkohol dan fenol,
pereaksi lucas, air, n-heksana, NaHCO3, Na2CO3, dan CH3COOH,pereaksi diazo,
pereaksi fehling, Cerri Ammonium Nitrat, golongan asam karboksilat, pereaksi cuprifil,
dan FeCl3.

3.1 Cara Kerja

A. Test kelarutan alcohol dan fenol


Disiapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung
reaksi diisikan dengan 0,5 ml (tabun 1) dan 0,5 ml n-heksan (tabung 2).
Tabung 1 dan 2 ditambahkan beberapa tetes methanol. Kemudian dikocok dan
diperhatikan kelarutan lalu dicatat (hasil ada dirubrik). Dikerjakan hal yang
sama (poin 1-4) untuk sampel 1-butanol dan fenol.
B. Test keasaman alcohol dan fenol
 Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Disiapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisikan
dengan 1 ml methanol (tabung 1), 1 ml fenol (tabung 2), dan 1 ml asam
asetat (tabung 3). Masing-masing tabung tersebut ditambahkan 0,5 ml
Na2CO3. Dikocok dan dibiarkan beberapa menit sambil diamati, serta
dicatat apa yang terjadi (hasil ada dirubrik). Dilakukan hal yang sama (poin
1-4) dengan menggunakan NaHCO3.
C. Identifikasi senyawa golongan alcohol dan fenol
1. Dengan pereaksi Diazo
Larutan zat dalam air ditambahkan 4 tetes pereaksi Diazo A dan 1
pereaksi diazo B, ditambahkan NaOH sampai alkalis, lalu dipanaskan di
atas penangas air, hasil yang didapat, jika senyawa alcohol (metanol), zat
warna merah yang terbentuk tidak tertarik oleh eter, sedangkan senyawa
fenol, zat warna merah yang terbentuk tertarik oleh eter.
2. Dengan pereaksi spesifik senyawa alcohol
a. Cerri Ammonium Nitrat

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

1-2 ml alcohol (etanol) dalam air ditambahkan beberapa tetes


pereaksi tersebut, maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna
merah.
b. Reaksi esterifikasi
Senyawa alcohol (etanol) ditambahkan senyawa asal karbosilat
(asam asetat atau asam benzoate atau asam salsilat atau lainnya), lalu
ditambahkan dengan asam sulfat pekat, akan menghasilkan bau khas
harum.
c. Untuk alcohol polivalen
Dapat diidentifikasikan dengan pereaksi Cuprifil, dengan cara : 1
ml senyawa alcohol (gliserol) ditambahkan 1 tetes larutan cupri asetat
ditambahkan 1 ml NaOH 2 N, dikocok dan akan menghasilkan larutan
berwarna biru tua yang menunjukakan pembentukan senyawa kompleks.
3. Dengan pereaksi spesifik senyawa fenol
a. Ferri Chlorida
Pada 2 ml senyawa fenol ditambahkan beberapa tetes pereaksi
FeCl3, maka akan terjadi perubahan warna menjadi gelap, seperti biru,
hijau, ungu, merah, atau lainnya, tergantung senyawa fenolnya.
b. Untuk fenol polivalen
Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Fehling, dengan cara : 1 ml
senyawa fenol (kuersetin) ditambahkan 1 ml fehling A dan 1 ml fehling,
ditambahkan NaOH sampai alkalis, kemudian dikocok dan akan
menghasilkan endapan merah bata atau kuning.
D. Membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier
Disiapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisikan 3 ml
pereaksi Lucas, kemudian ditambahkan masing-masing degan 1 ml alcohol
primer (1-butanol), sekunder (2butanol) dan tersier (tert-butanol) lalu dikocok
dan diamati apa yang terjadi dan waktu terjadinya (hasil ada dirubrik).

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SENYAWA RUMUS STRUKTUR


Methanol CH3-OH
Ethanol CH3-CH2-OH
Fenol

1-butanol CH3-CH2-CH2-CH2-OH
2-butanol CH3-CH-CH2-CH3

OH
Tert-butanol OH

CH3-C-CH3

CH3

4.1 Hasil Pengamatan

A. Kelarutan dalam air dan n-heksana

Alkohol/Fenol Kelarutan dalam air Kelarutan dalam n-heksana


Metanol Larut Sukar larut
1-butanol Larut Mudah larut
Fenol Tidak larut Tidak larut

B. Test sifat keasaman alcohol dan fenol


Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Alkohol/Fenol Na2CO3 NaHCO3
Metanol Sedikit gelembung Sedikit gelembung
Fenol Banyak gelembung Banyak gelembung
Asam asetat Tidak ada gelembung Tidak ada gelembung

C. Identifikasi senyawa golongan alcohol dan fenol


Dengan pereaksi DIAZO
Zat DIAZO A + DIAZO B + NaOH
Methanol Merah
Fenol Tidak berwarna
ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK
15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

D. Pereaksi spesifik senyawa alkohol

Zat CeNH4NO3 H2SO4


Etanol Merah Bau khas harum

E. Alkohol polivalen

Zat 1 tetes CuSO4 + 1 ml NaOH 2 N


Gliserol Biru tua

F. Pereaksi spesifik senyawa fenol


Zat FeCl3
Fenol Ungu

G. Fenol polivalen
Zat 1 Ml Fehling A + 1 mL Fehling B +
NaOH
Kuersetin Endapan merah bata

H. Alkohol primer, sekunder, dan tersier


Zat Pereaksi Lukas
1-butanol Larut (cepat)
2-butanol Larut (agak lambat)
Tert-butanol Tidak larut

4.2 Pembahasan

Alkohol termasuk dalam senyawa organik yang memiliki rumus molekul yang
secara umum ditulis R-OH yang dimana R merupakan gugus alkil sedangkan OH
merupakan gugus hidroksil. Alkohol dapat dianggap merupakan turunan dari air
(H―O―H), di mana satu atom hidrogennya diganti dengan gugus alkil.

Fenol merupakan senyawa aromatik yang struktur kimianya diturunkan dari


benzena. Rumus umum fenol adalah ArOH, di mana Ar adalah fenil atau fenil
tersubstitusi atau gugus fenil lain seperti naptil.

Adapun maksud dilakukannya percobaan ini ialah untuk mempelajari beberapa


sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol dan untuk memebedakan antara alkohol
primer, alkohol sekunder, dan tersier

Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum ialah adalah botol semprot,
gegep kayu, gelas ukur, lampu spiritus, pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi, serta
ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK
15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

bahan yang digunakan saat praktikum diantaranya Air suling, Etanol, 2-Propanol,
Amyl alkohol, Asam asetat, FeCl3, Fenol, HCl, NaHCO3, Na2CO3, dan n-Heksana.

Percobaan pertama adalah uji kelarutan alcohol dan fenol. Dimana pada
percobaan ini kita melihat kelarutan alcohol maupun fenol dalam air dan n-heksan.
Dari uji kelarutan ini kita dapat menentukan apakah senyawa- senyawa organik itu
polar atau non polar. Jika larut dalam air, berarti senyawa tersebut cenderung polar,
dan jika larut dalam n- heksana berarti senyawa tersebut cenderung non polar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh sampel 1 dan 2 merupakan alkohol dan sampel 3
adalah fenol. Karena alkohol larut dalam air dan sukar larut dalam n-heksana,
sedangkan fenol tidak larut dalam keduanya. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.

Percobaan kedua adalah uji keasaman. Pada uji ini juga digunakan untuk
membedakan antara alkohol dan fenol. Pada proses uji keasaman diperoleh hasil
bahwa sampel methanol yang dicampur Na2CO3 maupun NaHCO3 memiliki sedikit
gelembung. Sedangkan untuk sampel fenol memiliki banyak gelembung. Hal ini sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa fenol lebih asam dibandingkan dengan alkohol.

Percobaan ketiga yaitu uji dengan pereaksi Diazzo. Pereaksi Diazzo merupakan
pereaksi yang dapat langsung menunjukkan keberadaan alkohol dalam suatu sampel.
Berdasarkan hasil percobaan, terdapat perubahan warna merah pada alcohol yang
menunjukkan alcohol tidak tertarik dengan eter. Sedangkan fenol sendiri, zat warna
merah yang terbentuk akan tertarik oleh eter sehingga tidak berwarna.

Percobaan keempat, yaitu uji pereaksi spesifik senyawa alkohol. Hasil reaksi
pada sampel yang memiliki gugus fungsi alcohol akan menghasilkan warna merah,
sedangkan melalui reaksi esterifikasi dengan mencampurkan alcohol (etanol) dengan
asam sulfat pekat akan menghasilkan bau khas yang harum. Untuk alcohol polivalen
dapat diidentifikasi dengan pereaksi Cuprifil yang menghasilkan larutan berwarna biru
tua yang menunjukkan pembentukan senyawa kompleks.

Percobaan kelima adalah dengan pereaksi spesifik senyawa fenol, yaitu uji
FeCl3. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan fenol. Pada uji FeCl3
diperoleh hasil bahwa senyawa fenol yang ditambahkan reagen FeCl3 akan
menghasilkan perubahan warna menjadi lebih gelap, seperti biru, hijau, ungu, merah,
atau lainnya, tergantung senyawa fenolnya dan dari hasil praktikum, fenol yang
ditambahkan reagen FeCl3 menghasilkan warna ungu. Untuk fenol polivalen dapat
diidentifikasi dengan senyawa fehling yang menghasilkan endapan merah bata.

Percobaan terakhir, yaitu membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier


menggunakan pereaksi Lucas. Pereaksi Lucas merupakan campuran antara larutan

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

ZnCl2 dan HCl pekat dalam suasana dingin. Dengan penambahan pereaksi ini pada
ketiga sampel,diperoleh hasil bahwa sampel 1-butanol merupakan jenis alcohol primer
yang mana sampel tersebut larut dengan cepat setelah penambahan pereaksi.
Sedangkan 2-butanol agak lama larut setelah penambahan reagen, dan tert-butanol
sendiri sama sekali tidak larut setelah penambahan reagen Lucas.

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum kita dapat menarik kesimpulan bahwa alcohol


bersifat polar karena larut dalam air, dimana penambahan Na2CO3 dan NaHCO3
menghasilkan sedikit gelembung. Apabila ditambahkan dengan pereaksi Diazzo akan
membentuk warna merah karena tidak tertarik oleh eter. Pada proses esterifikasi, yaitu
mencampurkan dengan asam sulfat pekat akan mengeluarkan bau khas yang harum.
Untuk alcohol polivalen diidentifikasi dengan pereaksi cuprifill yang menghasilkan
warna biru tua menunjukkan pembentukan senyawa kompleks.

Untuk senyawa fenol tidak larut dalam air dan dalam n-heksana. Dengan
penambahan Na2CO3 dan NaHCO3 menghasilkan banyak gelembung yang
menandakan fenol bersifat asam. Pada penambahan pereaksi Diazzo tidak ada
perubahan warna atau bening karena pembentukan warna merah tertarik oleh eter.
Identifikasi fenol dengan penambahan FeCl3 menghasilkan warna ungu. Sedangkan
untuk identifikasi fenol poilivalen digunakan pereaksi fehling yang akan menghasilkan
endapan merah bata.

Identifikasi alcohol primer, sekunder, dan tersier menggunakan pereaksi Lucas.


Pada alcohol primer larut dengan cepat saat penambahan reagen, alcohol sekunder
larut agak lama sedangkan alcohol tersier sama sekali tidak larut.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum percobaan, alat dan bahan yang


digunakan harus di siapkan sebelumnya agar nanti saat praktikum dimulai tidak lagi
mencari bahan yang belum tersedia dan dalam keadaan baik agar diperoleh hasil yang
murni atau akurat pada saat melakukan praktikum.

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140
ALKOHOL DAN FENOL

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Universitas Muslim Indonesia,


Makassar.

Carey, F.A., 2000. Organic Chemistry fourth edition. McGraw-Hill Companies,


Boston.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Fessenden R.J dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik edisi 3 jilid 1. Worth
Publishers, INC, Belmont, USA.

Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Penerbit Powerbooks, Jakarta.

Hart, H., L.E.,Craine, dan D.J.. 2003. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat edisi
kesebelas. Erlangga, Jakarta.

Riawan, S. 2007. Kimia Organik. Penerbit Binarupa aksara, Jakarta.

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.

Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik Umum. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wilbraham, C Anthony & Matta, S Michael. 1992. Pengantar Kimia Organik dan
Hayati. Penerbit ITB Bandung, Bandung.

ANNISA WINDRA KUSUMAWATI LA ODE MIFTAHUL ARZAK


15020190140

Anda mungkin juga menyukai