Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN

“ALKOHOL DAN FENOL”

NAMA : RISKA

SATAMBUK : 15020190053

KELAS : C3/C4

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : ANDI NUR ALAM AMALIAH Z

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
ALKOHOL DAN FENOL

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur


karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak
gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom sekunder; alkohol tertier dimana gugus hidroksida
terikat oleh atom karbon tersier. Sedangkan fenol mempunyai rumus struktur
yang seripa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada
cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan
sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan
distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh
cincin aromatik.

Istilah alkohol dalam kehidupan sehari-hari sering dikaitkan dengan minuman


keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman beralkohol adalah etanol
atau etil alkohol. Berbeda dengan alcohol adalah etanol atau etil alcohol.
Berbeda dengan alkohol yang sudah tidak asing lagi bagi orang awam, fenol
justru sangat jarang disebut di kalangan masyarakat. Padahal, fenol juga
termasuk golongan alkohol dan biasa disebut alkohol aromatic. Sedangkan,
alkohol yang dimaksud oleh kebanyakan orang merupakan alkohol alifatik.

Untuk itu, dalam percobaan ini, dilakukan beberapa reaksi untuk


membedakan alcohol alifatik (alcohol) dengan alcohol aromatic (fenol). Setelah
itu, akan diperoleh sifat fisika dan kimia dari masing-masing senyawa
berdasarkan reaksinya terhadap suatu pereaksi. Selain itu, dengan mengetahui
sifat fisika dan kimia dari kedua senyawa tersebut, diharapkan kita dapat lebih
berhati-hati terhadap penggunaannya.

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

1.2 Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum yaitu :

1. Untuk mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari alkoholl dan fenol.
2. Untuk membedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier.

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yaitu :

1. Untuk mengetahui sifat-sifat senyawa golongan alkohol dan fenol


2. Untuk membedakan senyawa golongan alkohol dan fenol
3. Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier, serta fenol
monovalent dan polivalen

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan enyawa alkana yang satu
atom H-nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Alkohol adalah R-OH dimana
R adalah gugus alkil. Golongan senyawa akohol juga dapat ditulis CnH2n + 1 –
OH (Ghalib 2010).

Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : nama trivial diberi
nama alkil-alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai
gugus). Cara kedua berdasarkan nama sistematik, nama sistematik diberi
akhiran “ol” digunakan dimana gugus –OH terikat dengan posisi –OH diberi
nomor terkecil dari ujung rantai karbon dia terikat. Sistem tatanama, selain yang
disebutkan diatas ialah dengan menganggap bahwa semua nama alkohol adalah
merupakan turunan dari metanol yang disebut karbinol (Ghalib 2010).

Berdasarkan peredaan letak terikatna gugus –OH pada atom C. Alkohol


dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C
yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika
gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara
langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat
pada atom C tersier (atom C yang engikat secara langsung tia buah atom C
yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder
dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama. (Ghalib
2010).

Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa aldehidnya dan jika
dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam karboksilatnya. Alkohol
sekunder jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa alkanonnya. Alkohol tersier
tidak dapat dioksidasi (Ghalib 2010).

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

Fenol adalah suatu senyawa aromatik, yang struktur kimianya diturunkan dari
benzena jika satu atau lebih atom hydrogen yang terikat pada inti benzena dan
disebut gugus hidroksil. Jadi pada fenol, gugus hidroksil terikat langsung pada
inti benzena dan disebut gugus hidroksil fenolik. Berdasarkan banyaknya radikal
hidroksil yang terikat pada intina benzena, kita membedakan fenol atas fenol
bervalensi satu, fenol bervariansi dua dan fenol bervariansi tiga (Sumardjo,
2009).

Untuk fenol, penamaan secara umum mengacu pada nama induknya, dan
karena fenol merupakan senyawa telah lama dikenal sehingga senyawa ini telah
mempunyai nama-nama yang popular. Sebagai contoh, metal fenol lebih dikenal
dengan nama “kresol”, yang berasal dari kata kreosol, tar dari hasil pembakaran
kayu atau batubara (Naid 2010).

Penggplongan alkohol berdasarkan banyaknya gugus organik yang terikat


pada karbon pembawa hidroksil, maka alkohol digolongkan menjadi tiga
kelompok, yaitu: alcohol primer, sekunder, dan alkohol tersier. Dalam beberapa
kasus, penggolongan alkohol ini berpengaruh terhadap sifat-sifatnya. Metal
alkohol (metanol) meskipun tidak termasuk dalam kelompok ini namun dianggap
sebagai alkohol primer. Untuk alkohol dengan gugus hidroksil lebih dari satu,
penamaannya disesuaikan dengan nama alkana dengan tambahan diol, triol,
heksaol berturut-turut untuk dua, tiga, enam gugus hidroksil dan senyawanya (
Naid 2010).

Alkohol memilki gugus fungsi –OH melekat pada rantai alkil. Alkohol yang
paling sederhana ialah metanol (CH3OH), yang dibuat dari gas sintesis (Oxtoby
2003).

Berbagai kondisi rekasi basa dan asam termasuk penggunaan asam lewis
telah diaplikasikan pada reaksi antara hgliserol dan o-metoksi fenol sebagai
upaya dalam pemanaatan gliserol dari hasil samping produksi biodiesel
berbahan dasar minyak jelantah. Reaksi ini nantinya akan digunakan pada
pembuatan obat batuk gliseril guaiakolat. Kondisi reaksi yang dilakukan belum
menghasilkan suatu reaksi yang berjalan secara optimal sehingga masih
diperlukan penelitian berikutnya (Ritmaleni 2013).

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

2.2 Uraian Bahan

1. Aquades (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM/BM : H2O / 18,02 gram/mol

Rumus struktur :H–O–H

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak

berwarna

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Asam asetat / cuka (Ditjen POM, 1979 ; 41)

Nama resmi : Acidium Aceticum

Nala lain : Asam Etanoat

RM/BM : CH3COOH / 60,05 gram/mol

Rumus struktur :

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk,

rasa asam, tajam.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol,

(95%) p dan dengan gliserol p:

Kegunaan : Sebagai pereaksi

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

3. Alkohol (Dirjen POM 1979: 65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Etanol

Rumus molekul : C2H6O

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, mudah

menguap dan mudah bergerak, bau khas,

rasa panas, mudah terbakar.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform p, dan dalam eter p.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

4. n-heksana (Ditjen POM 1995 : 1154)

Nama resmi : N-HEKSANA

Nama lain : n-heksana

BM / RM : 86,18 gram/mol / C6H14

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau

seperti eter lemah atau petroleum.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam

etanol, mutlak dapat bercampur dengan eter

dan benzene, dan sebagian minyak lemak

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

dan atsiri.

Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

5. Metanol (Ditjen POM1979 : 706)

Nama : METANOL

BM / RM : 32 gram/mol / CH3OH

Rumus Struktur :

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk

cairan jernih, tidak berwarna

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

6. Fenol (Ditjen POM1979 : 484)

Nama resmi : PHENOLUM

Nama lain : Fenol

BM / RM : 94,11gram/mol / C6H5OH

Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam

etanol (95%), dalam gliserol , dalam

kloroform, dalam minyak lemak.

Pemerian : Hablur bentuk jarum atau massa hablur, tidak

berwarna atau merah jambu, bau khas,

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

kaustik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, di tempat yang sejuk

Kegunaan : Sebagai sampel

7. NaHCO3 (Ditjen POM1979 : 424)

Nama resmi : NATRII SUBCARBONAS

Nama lain : Natrium karbonat

BM / RM : 84,01gram/mol / NaHCO3

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih atau hablur momoklin kecil,

buram

Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut

dalam etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pereaksi

8. FeCl3(Ditjen POM1979 : 659)

Nama resmi : FERII CHLORIDUM

Nama lain : Besi (III) Klorida

BM / RM : 162,2 gram/mol / FeCl3

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

Rumua Struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk, hitam kehijauan, bebas

warna jingga dari garam hidrat yang telah

terpengaruhi oleh kelembaban

Kelarutan : larut dalam air, larutan beropalensi berwarna

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai pereaksi

9. Amil alcohol (Ditjen POM 1979 : 641)

Nama resmi : AMYL ALKOHOL

Nama lain : Penta-1-ol

BM / RM : 88,13 gram/mol / C5H11OH

Rumus Struktur : CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-OH

Kelarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur

dengan pelarut organik.

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

10. N-Butanol (Ditjen POM, 1979 : 663)

Nama Resmi : BUTANOL

Nama Lain : Butan-1-ol

BM/RM : 46,07 Gram/Mol / C4H9OH

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

Rumus Struktur : CH3-CH2-CH2-CH2-OH

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam 11 bagian airpada suhu 15,5o

Kegunaan : Sebagai Sampel

11. 2-Butanol (Mewal, 2011)

Nama Resmi : 2-BUTANOL

Nama Lain : Butan-2-ol

BM/RM : 46,07 Gram/Mol / C4H9OH

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan

Kegunaan : Sebagai Sampel

12. 2-propanol (Ditjen POM, 1979 : 685)

Nama Resmi : ISOPROPANOL

Nama Lain : Propan-2-ol / 2-metil-2-propanol

BM/RM : 60,10 gram/mol / C4H9OH

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas;

mudah terbakar.

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan

kloroform p, dan dengan eter p.

Kegunaan : Sebagai Sampel

13. Na2CO3 (Ditjen POM 1979 : 400)

Nama resmi : NATRII CARBONAS

Nama lain : Natrium karbonat

BM / RM : 124,00 gram/mol / Na2CO3

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

putih

Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut

dalam air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

14. Pereaksi Lucas (ZnCl2) (Ditjen POM1995 : 835)

Nama resmi : ZINC CHLORIDUM

Nama lain : Zink klorida

BM / RM : 136,29 gram/mol / ZnCl2

Pemerian : Serbuk hablur atau granul hablur putih atau

hampir putih, dapat berupa massa.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah Larut


RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.
15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

dalam etanol / dalam gliserin

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai preaksi

2.3 Prosedur Kerja

A. Tes kelarutan alkohol dan fenol


1. Disiapkan 2 buah tabung reaksi, yang bersih dan kering
2. Masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 0,5 ml air ( Tabung 1) dan
0,5 ml n-heksan (Tabung2)
3. Didalam tabung 1 dan 2 ditambahkan beberapa tetes methanol.
4. DiKocok dan perhatikan kelarutannya dan catat (hasil ada dirubrik)
5. Kerjakan hal yang sama (poin 1-4) untuk sample 1-butanol dan fenol.
B. Tes keasaman alcohol dan fenol
 Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
2. Masing-masing tabung reaksi diiskan dengan 1 ml methanol (Tabung 1), 1
ml fenol (Tabung 2), dan 1 ml asam asetat (Tabung 3)
3. Masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 0,5 ml NaCO 3. Kocok
dan biarkan beberapa menit sambil diamati, serta dicatat apa yang terjadi
(hasil ada dirubik)
4. lakukan hal yang sama (poin 1-4) dengan menggunakan NaHCO3
C. Identifikasi senyawa golongan alcohol dan fenol

1. Dengan pereaksi Diazo


Larutkan zat dalam air ditambahkan 4 tetes pereaksi diazo A dan 1
pereaksi diazo B, lalu ditambahkan NaHO sampai alkalis, kemudian
dipanaskan diatas penangas air, hasil yang didapat, jika senyawa alcohol
(metanol)I, zat warna merah yang terbentuk tidak tertarik oleh eter,
sedangkan senyawa fenol, zat warna merah yang terbentuk tertarik oleh
eter.
2. Dengan pereaksi spesifik senyawa alcohol
a) Cerri Ammonium Nitrat

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

1-2ml alcohol (etanol) dalm air tambahkan beberapa tetes pereaksi


tersebut, maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna merah.
b) Reaksi esterifikasi
Senyawa alcohol (etanol) ditambahkan senyawa asam
karboksilat (asam asetat atau asam benzoate atau asam salsilat atau
lainya) ditambahkan asam sulfat pekat, menghasilkan bau yang khas
harum.
c) Untuk alcohol polivalen
Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Cuprifil, dengan cara : 1 ml
senyawa alcohol (gliserol) ditambahkan 1 tetes laturan cupri asetat dan
tambahkan 1 ml NaOH 2 N, kemudian dikocok dank an menghasilkan
larutan berwarna biru tua yang menunjukkan pembentukan senyawa
kompleks.
3. Dengan pereaksi spesifik senyawa fenol
a) Ferri Chlorida
2ml senyawa fenol (fenol) ditambahkan beberapa tetes pereaksi
FeCl3, maka akan terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap, seperti
biru, hijau,ungu, merah, atau lainnya, tergantung senyawa fenolnya.
b) Untuk fenol polivalen
Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Fehling, dengan cara : 1 ml
senyawa fenol (kuersetin) ditambahkan 1 ml fehling A dan 1 fehling B,
lalu ditambahkan NaOH samapi alkalis, kemudian dikocok dan akan
mengahsilkan endapan merah bata atau kuning.
D. Membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier

1. Disiapkan 3 buah tabung

2. Masing-masing dengan 1 ml alcohol primer (1-butanol), sekunder


(butanol), dan tersier (tert-butanol)

3. Dikocok dan amati serta catat apa yang terjadi dan waktu terjadinya (hasil
ada dirubrik)

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, dan gelas ukur.

3.2 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu beberapa macam
senyawa alkohol dan fenol, pereaksi lucas, air, n-heksan, NaHCO3, NaCO3, dan
CH3COOH, pereaksi diazo, pereaksi Fehling, Cerri Ammonium Nitrat, golongan
asam karboksilat, pereaksi Cuprifil, dan FeCl3.

A. Tes kelarutan alcohol dan fenol


Disiapkan 2 buah tabung reaksi, yang bersih dan kering, masing-
masing tabung reaksi diisikan dengan 0,5 ml air ( Tabung 1) dan 0,5 ml n-
heksan (Tabung2), ke dalam tabung 1 dan 2 ditambahkan beberapa tetes
methanol.kemudian Kocok dan perhatikan kelarutannya dan catat (hasil ada
dirubrik) dan kerjakan hal yang sama (poin 1-4) untuk sample 1-butanol dan
fenol.
B. Tes keasaman alcohol dan fenol
Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Disiapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diiskan
dengan 1 ml methanol (Tabung 1), 1 ml fenol (Tabung 2), dan 1 ml asam
asetat (Tabung 3), masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 0,5 ml
NaCO3. Kocok dan biarkan beberapa menit sambil diamati, serta dicatat apa
yang terjadi (hasil ada dirubik) dan lakukan hal yang sama (poin 1-4) dengan
menggunakan NaHCO3
C. Identifikasi senyawa golongan alcohol dan fenol
1. Dengan pereaksi Diazo
Larutkan zat dalam air ditambahkan 4 tetes pereaksi diazo A dan 1
pereaksi diazo B, lalu ditambahkan NaHO sampai alkalis, kemudian
dipanaskan diatas penangas air, hasil yang didapat, jika senyawa alcohol

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

(metanol)I, zat warna merah yang terbentuk tidak tertarik oleh eter,
sedangkan senyawa fenol, zat warna merah yang terbentuk tertarik oleh
eter.
2. Dengan pereaksi spesifik senyawa alcohol
a. Cerri Ammonium Nitrat
1-2ml alcohol (etanol) dalm air tambahkan beberapa tetes
pereaksi tersebut, maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna
merah.
b. Reaksi esterifikasi
Senyawa alcohol (etanol) ditambahkan senyawa asam
karboksilat (asam asetat atau asam benzoate atau asam salsilat atau
lainya) ditambahkan asam sulfat pekat, menghasilkan bau yang khas
harum.
c. Untuk alcohol polivalen
Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Cuprifil, dengan cara : 1 ml
senyawa alcohol (gliserol) ditambahkan 1 tetes laturan cupri asetat
dan tambahkan 1 ml NaOH 2 N, kemudian dikocok dank an
menghasilkan larutan berwarna biru tua yang menunjukkan
pembentukan senyawa kompleks.
3. Dengan pereaksi spesifik senyawa fenol
a. Ferri Chlorida
2ml senyawa fenol (fenol) ditambahkan beberapa tetes pereaksi
FeCl3, maka akan terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap, seperti
biru, hijau,ungu, merah, atau lainnya, tergantung senyawa fenolnya.
b. Untuk fenol polivalen
Dapat diidentifikasi dengan pereaksi Fehling, dengan cara : 1 ml
senyawa fenol (kuersetin) ditambahkan 1 ml fehling A dan 1 fehling B,
lalu ditambahkan NaOH samapi alkalis, kemudian dikocok dan akan
mengahsilkan endapan merah bata atau kuning.
D. Membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier
Siapkan 3 buah tabung, masing-masing dengan 1 ml alcohol primer (1-
butanol), sekunder (2-butanol), dan tersier (tert-butanol) kemudian kocok dan
amati serta catat apa yang terjadi dan waktu terjadinya (hasil ada dirubrik).

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

 kelarutan dalamair dan n-Heksana

Alkohol / Fenol Kelarutan dalam air Kelarutan dalam n- Keterangan


Heksana

Metanol Larut Larut Amil alkohol +

Amil alkohol Tidak larut Larut Air terbentuk dua


fase. Fase 1 air
dan fase 2

Fenol Larut 2Larut Minyak

 Tes sifat keasaman alkohol dan fenol


Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3

Alkohol / Fenol Na2CO3 NaHCO3 Keterangan

Amil alkohol Banyak gelembung Banyak gelembung Na2CO3 : Bening

NaHCO3 :
Endapan orange

Fenol Tidak ada Tidak ada Na2CO3 : Bening


gelembung gelembung
NaHCO3 : Merah
bata

Asam asetat Ada gelembung Ada gelembung Na2CO3 : Bening


(sedikit) (sedikit)
NaHCO3 : Orange

Ket : Ada gelembung gas atau tidak ada gelembung gas

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

 Identitas senyawa golongan alkohol dan fenol


Dengan pereaksi DIAZO

DIAZO A + DIAZO B +
Zat Keterangan
NaOH

Methanol + +

Fenol + +

 Pereaksi spesifik senyawa alkohol

Zat CeNH4NO3 H2SO4

Ethanol + +

 Alkohol polivalen

Zat 1 Tetes CuSO4 + 1 mL NaOH 2 N

Gliserol +

Ket : Catat perubahan warna yang terbentuk

 Pereaksi spesifik senyawa fenol

Zat FeCl3

Fenol +

Ket : Catat perubahan warna yang terbentuk

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

 Feno polivalen

1 mL + Fehling A + 1 mL Fehling B +
Zat
NaOH

Kuersetin +

Ket : Catat perubahan warna yang terbentuk

 Alkohol primer, sekunder, dan tersier

Zat Perekasi Lucas Keterangan

Lebih kuat, cepat


Methanol 1 ml
bereaksi.

Agak keruh, agak cepat


Amil alkohol 1 ml
bereaksi.

Tert-butanol 1 ml Bening tidak bereaksi.

Fenol 1 ml Bening tidak bereaksi.

4.2 Pembahasan

Alkohol merupakan suatu senyawa organik hidroksil dimana gugus –OH terikat
pada atom karbon analik, sedangkan fenol merupakan suatu senyawa organik
karboksil dimana gugus –OH terikat pada cincin aromatik. Dalam percobaan ini
digunakan beberapa jenis alkohol dan feno. Percobaan inidilakukan dengan
menggunakan beberapa pereaksi, yaitu air, n-heksana, Na2CO3 dan NaHCO3.
Pada percobaan pertamayaitu untuk mengetahui kelarutan alkohol dan fenol
dalam air dan n-heksana, mula-mula ditambahkan metanol dengan air dan
menghasilkan larutan yang mudah larut. Ketika ditambahkan metanol dengan n-
heksana ternyata dihasilkan bahwa metanol larut dalam n-heksana. Hal ini
disebabkan karena metanol merupakan alkohol dengan jumlah atom C yang
kurang dari lima yang mana mempunyai sifat yang mempunyai air. Karena
gugus hidroksil dalam metanol mengambil bagian yang lebih besar dalam
RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.
15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

molekulnya, dan cenderung bersifat polar sehingga jika direaksikan dengan air
berlebih akan mudah larut dibandingkan dengan pelarut organik. Ketika
ditambahkan amyl alkohol dengan air, ternyata dihasilkan larutan tidak larut, dan
ketika ditambahkan dengan n-heksana menghasilkan larutan yang mudah larut.
Hal ini disebabkan karena semakin panjang rantai karbon pada alkohol maka
semakin bersifat non polar dan mudah larut dalam pelarut organik. Lain halnya
dengan fenol, kelarutannya dalam air hanya sebagian kecil yang terjadi. Fenol
lebih menyuplai sifat alkana, sebab kelarutannya dalam n-heksana terjadi secara
sempurna. Hal ini disebabkan karena fenol bersifat non polar dan merupakan
alkohol yang lebih tinggi.
Percobaan kedua digunakan beberapa reaksi alkohol dan fenol yang
direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3. Amil alkohol larutan tidak larut dan
membentuk 2 fase dalam Na2CO3 dan NaHCO3. Sedangkan reaksi asam asetat
larut dalam Na2CO3 larutan berwarna bening dan NaHCO3 larutan terdapat
gelembung. Padahal seharusnya pada natrium bikarbonat juga akan
meghasilkan warna yang bening yang sesuai dengan teori yaitu asam aseta
merupakan asam lemah, yang menyebabkan larutan menjadi bening dan di
tandai dengan adanya gelembung gas.
Percobaan selanjutnya yaitu untuk membedakan antara alkohol primer dan
sekunder, digunakan pereaksi Lucas. Pada saat alkohol primer direaksikan
dengan pereaksi lucas maka akan menghasilkan larutan yang larut. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang ada bahwa alkohol primer memiliki rantai panjang dan
tidak memiliki cabang sehingga semakin panjang rantai suatu alkohol maka
semakin kecil kelarutannya dalam pereaksi lucas. Selain itu rantai utama lebih
sukar untuk memutuskan diri. Lain halnya dengan alkohol sekunder, karena
memiliki rantai utama yang lebih pendek dari pada alkohol primer dan
kemungkinan untuk memiliki cabang semakin lebih besar, maka kereaktifannya
dalam pereaksi lucas lebih cepat dan menghasilkan larutan yang larut.

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya dalam


kehidupan sehari-hari. Baik dalam bahan makanan, obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu alkohol juga sangat dibutuhkan dalam indutri minuman. Alkanol
mempunyai titik didih yang relatif tinggi. Semakin besar massa molekul relatif
alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair
dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Eter atau alkoksidasi merupakan turunan alkana yang juga mempunyai
struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R-O-R’. dengan
gugus fungsi -O- yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat
dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara
molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan
dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter
sebanding dengan titik didih alkana.
Fenol (fenil alkohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah
meleleh dan terlarut baik didalam air. Dalam mecoba keasaman reaksi dalam
zat-zat kimia seperti asam asetat, dan lain-lain banyak digunakan indikator,
indikator seperti kertas lakmus.

5. 2 Saran

Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa mengerti tentang alkohol,
eter dan fenol. Jadi, belajar itu tidak hanya dari satu buku tetapi dari buku lain
kita juga bisa, karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita keraguan
bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah sebuah elemen dari kegagalan.
Dan kita tidak harus takut pada kegagalan, tetapi pada keberhasilan melakukan
sesuatu yang tidak berati.

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053
ALKOHOL DAN FENOL

DAFTAR PUSTAKA

Hart, H., L.E., Craine, dan D.j., Hart, 2011, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat edisi
kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Riswayanto, 2010, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Ritmaleni, 2013, Reaksi Antara Gliserol dan o-Metoksik Fenol Dalam Suasana Basa
dan Asam Sebagai Upaya Pendahuluan Pemanfaatan Gliserol dari Produk
Samping Produksi Biodiesel Untuk Pembuatan Obat Batuk Gliseril
Guaiakolat, Indonesian E-Journal of Applied Chemistry, 1(2): ISSN 2302-
7274.
Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia : Jakarta.

Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku pintar kimia. Jakarta : Penerbit : Powerbooks

Chang. 2004. Intisari kimia Organik. Hipokrates

RISKA ANDI NUR ALAM AMALIAH Z.


15020190053

Anda mungkin juga menyukai