BAB 1 PENDAHULUAN
H CH3 CH3
CH3– C –OH CH3-CH-OH CH3-C-OH
H H CH 3
Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier
(Bloch, 2008 : 285)
agar fenol digunakan sebagai antiseptik rumah sakit. Sebelum itu tak
digunakan antiseptik karena orang mengira bahwa bau-bauanlah,
dan bukan mikroorganisme, yang menyebabkan infeksi. Sekarang
Fenol telah digantikan oleh senyawa senyawa yang kurang
merangsang (iritasi) sebagai antiseptik. Cukup menarik bahwa bahan
antiseptik modern masih mengandung gugus fenolik. (Fessenden,
2002:280)
Fenol berbeda dari dalam sifat fisis dan kimianya. Fenol memiliki
kestabilan basa konjugasi (ion fenoksida, C 6H5O) akibat muatan
negatif yang tersebar di seluruh cincin aromatik. Fenol, meskipun
bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan Natrium Hidroksida untuk
membentuk garam Natrium fenoksida. (Oxtoby et al, 2003:124)
Rumus struktur :
CH3
OH
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas, sukar
larut dalam air, dapat bercampur dengan
pelarut organik
Kelarutan : Praktis bercampur dengan semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
CH3 - C - OH
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. NaHCO3 (Ditjen POM 1979, hal: 424)
Nama resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama lain : Natrium subkarbonat
BM / RM : 84,01 / NaHCO3
Rumus struktur :
CH3 - C - CH3
CH3 - C - OH
CH3
4.1 Hasil
Tabel 1. Kelarutan dalam air dan n-heksana
warna)
Alkohol/feno
Na2CO3 NaHCO3 Keterangan
l
Amil alkohol Bening - Terjadi 2 fase
(tidak larut)
Bening ke
Fenol Bening Larut
Orange
Bening ke
Asam asetat Bening Larut
Orange
4.2 Pembahasan
Gugus fungsional alkohol merupakan gugus hidroksil
(OH).Demikian alkohol mempunyai rumus R-OH.Alkohol sederhana
dan paling banyak dikenal adalah metil alkohol (CH 3OH) atau
methanol dan etil alkohol (CH3CH2OH) atau etanol. Alkohol dapat
berupa siklik atau tidak siklik (asiklik).Alkohol dapat mengandung
ikatan rangkap, suatu atau halogen atau mengandung gugus hidroksil
lainnya.Alkohol biasanya dikelompokkan sebagai alkohol primer,
alkohol sekunder dan alkohol tersier.Jika gugus hidroksil dihubungkan
secara langsung pada cincin aromatis, maka senyawa tersebut
disebut sebagai fenol
Fenol berbeda dari dalam sifat fisis dan kimianya. Fenol memiliki
kestabilan basa konjugasi (ion fenoksida, C 6H5O) akibat muatan
negatif yang tersebar di seluruh cicin aromatik. Fenol, meskipun
bukan asam kuat, mudah bereaksi dengan Natrium Hidroksida untuk
membentuk garam Natrium fenoksida.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Kelarutan dalam air dan n-heksena, Metanol larut dalam air, tapi
tidak larut dalam n- Heksana, Amil Alkohol dapat larut di air dan n-
heksana, Dan fenol tidak dapat larut dalam air tapi dapat larut
dalam n- heksana.
2. Alkohol primer,sekunder,tersier dan fenol dengan perekasi lucas,
untuk alkohol primer (methanol), alkohol sekunder (2-propanol),
alkohol tersier (Tert butanol) serta fenol, bila direaksikan dengan
Pereaksi lukas maka semua hasilnya larut (tidak terjadi perubahan
warna).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Kelarutan dalam air dan n-heksana
Disiapkan dua buah tabung reaksi yang
bersih dan kering
Ditambahkan 3-5 tetes alkohol primer (metanol) pada tabung (1) dan
3-5 tetes alkohol sekunder (2-propanol) pada tabung (2) dan
3-5 tetes alkohol tersier (tert butanol) pada tabung (3)
Ditabung (1) diisi dengan amyl alkohol, tabung (2) dengan fenol,
tabung (3) dengan asam asetat (sebagai pembanding)
masing-masing 1 ml
B. Gambar
1. Kelarutan dalam air dan n-heksana
1. Metanol
Sebelum
Sesudah
Air n- Heksana
2. Amil Alkohol
n- Heksana air
3. Fenol
n- Heksana air
2-propanol Metanol
Sebelum Sesudah
NaHCO3
Metanol