Oleh :
ZIADUL FAIEZ
(133610516)
BAB I
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organic yang mempunyai
struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin
aromatik.Hidrokarbon berlaku sebagai dasar pengelompokan senyawa organic.
Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin
atom-atom karbon yang sama.Yang akan dibahas terbatas pada derivate sederhana
yang diperoleh dari menggantikan satu, dua, atau tiga atom hydrogen dalam
molekul hidrokarbon, dengan atom oksigen atau gugus hidroksil. Adanya atomatom atau gugus-gugus atom menentukan sebagian besarsifat fisika dan kimia
molekul itu. Atom ataupun gugus atom yang paling menentukan sifat suatu zat
dirujuk sebagai gugus fungsional.
Percobaan alcohol dan fenol dalam praktikan kali ini mengajarkan kita bahwa
alcohol adalah senyawa senyawa dimana satu atau lebih atom hydrogen dalam
sebuah alkana digantikan oleh sebuah hidroksil. Selain itu percobaannya ini
berguna untuk mempelajari sifat kimia seperti suatu alcohol dapat teroksidasi dan
bereaksi dengan beberapa zat kimia dan fisika seperti bersifat semi polar karena
terdiri dari 2 gugus yaitu alkil dan gugus hidroksil dan juga alcohol dan fenol
adalah asam-asam lemah (alcohol 10-100 kali lebih lemah dari air, fenol 10 kali
lebih kuat dari air dengan kata lain fenol lebih asam dari alcohol. Percobaan ini
juga untuk membedakan antara alcohol primer, sekunder dan tersier apabila
bereaksi dengan zat lain.
BAB II
DASAR TEORI
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama dengan
suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul, dan kemudian
mempengaruhi karakteristik sifat fisik dan kimia molekul secara keseluruhan.
Kelompok gugus fungsi yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah gugus
fungsi hidroksi (atau hidroksil), -OH, yaitu alkohol dan fenol.
Alkohol merupakan senyawa organik yang tersusun dai unsur-unsur C, H,
dan O dengan struktur yang khas. Alkohol mempunyai beberapa peranan penting,
diantaranya dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik lain seperti alkil
halid, keton, aldehida, dan asam karboksilat. Selain itu alkohol juga digunakan
sebagai pelarut orgnik dan beberapa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya metanol sebagai bahan anti pembekuan. Disamping mempunyai
fungsi yang banyak, Alkohol mempunyai struktur yang cukup beragam yang
semuanya ditandai oleh adanya gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsi
golongan alkohol.
Keragamanan struktur rantai atom karbon yang mengikat gugus OH
tersebutmenyebabkansifat-sifatnyaberbeda pula. Berdasarkanjenis atom karbon
yang mengikatgugus OH, alkoholdapatdibedakanmenjadi 3 macam, yaitu:
1. Alkohol primer, yaitualkohol yang gugus OH-nyaterikatpada atom C
primer.
Misalnya: CH3CH2OH etanol
2. Alkoholsekuder, yaitualkohol yang gugus OH-nyaterikatpada atom C
sekunder.
Misalnya: CH3CHCH3 2-Propanol
OH
OH
sikloheksanol
Misalnya:
CH3
CH3 C OH
CH3
Ter-butilalkohol
Sedangkan jika ditinjau dari jumlah gugus -OH yang terdapat dalam
masing-masing strukturnya, golongan alkohol dapat dibedakan menjadi alkohol
monohidroksi (yang mempunyai satu gugus OH), alkoholdihidroksi (yang
mempunyaiduagugus OH), danseterusnya. Contoh:
1. Alkoholmonohidroksi
CH3CH3CH3CH3OH n-butanol
2. Alkoholdihidroksi
OH-CH2-CH2-OH
etilenglikolatau 1,2-etanadiol
Namun jika terdapat suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatik,
maka senyawa tersebut bukan golongan alkohol, melainkan golongan fenol.
Gugus OH yang ada pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
sesama molekul alkohol maupun molekul netral, seperti H2O sertadengan anion.
Oleh karena itu, titik didih dan kelarutan alkohol relatif tinggi dalam air. Bagian
hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yaitu menolak molekul-molekul air.
Makin panjang bagian hidrokarbon ini makin rendah kelarutannya dalam air. Jika
rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat hidrofob ini dapat mengalahkan sifat
hidrofil (menyukai air) gugus hidroksil.Selain itu makin besar berat molekul
alkohol, semakin kecil kelarutannya. Namun, percabangan meningkatkan
kelarutan alkohol dalam air. Selain itu semakin banyak gugus OH semakin besar
kelarutannya dalam air karena ikatan hidrogen yang terjadi juga semakin banyak.
Sama seperti alkohol, fenol juga dapat larut dalam air karena alkohol juga
memiliki gugus OH yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Namun
jika dibandingkan antara alkohol yang bersuku rendah seperti metanol, etanol, dan
propanol, kelarutan fenol jauh lebih kecil karena berat molekul fenol yang jauh
lebih besar. Fenol memiliki rumus umum ArOH dengan Ar adalah lambng dari
gugus aril.
OH
Salah satu sifat yang membedakan fenol dengan golongan alkohol adalah
keasamaannya, dalam pengertian fenol lebih asam daripada alkohol. Keasaman
fenol yang besar disebabkan oleh adanya stabilisasi resonansi pada ion fenoksida.
Pada ion etoksida (alkohol), muatan negatif terlokalisasi pada atom oksigen. Pada
ion fenoksida (fenol) , muatan negatif terdelokalisasi pada posisi orto dan para
dalam cincin benzena. Delokalisasi muatan ini mengakibatkan stabilitas ion
fenoksida lebih besar daripada ion etoksida, karena kestabilan yang besar itulah
maka fenol lebih kuat keasamannya daripada etanol.
Karena fenol lebih asam daripada alkohol, fenol dapat beraksi dengan
larutan Natrium Hidroksida menjadi garam natrium yang biasanya larut dalam air.
2 R-OH + 2Na 2R-Ona +H2
Alkohol
Natrium alkoksida
Alkoksida yang dihasilkan adalah basa kuat, yang berguna sebagai katalis
dalam reaksi-reaksi organik. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan NaOH karena
merupakan asam lemah. Namun, alkohol dapat bereaksi dengan logam aktif
seperti Na, yang membentuk garam alkoksida yang disertai pembebasan hidrogen.
Misalnya:
2CH3OH + 2Na 2CH3ONa + H2
Metanol
natrium metoksida
antara ketiga golongan tersebut sangat berguna dalam menentukan struktur suatu
alkohol yang belum dikenal. Pengujian lucas didasarkan pada perbedaan
kecepatan dari alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier untuk diubah
menjadi alkil klorida.
R OH + HCl
R Cl + H2O
Misal :
1. Alkohol primer
CH3CH2CH2CH2OH + 2H2CrO4 +3H2SO4 3H3C C OH + 3Cr(SO 4)3 +
7H2O
2. alkohol sekunder
3. alkohol tersier
CH3
H3C - C CH3 + H2CrO4 + H2SO4
CH3
Alkohol dan fenol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk
ester yang mudah dikenal karena baunya yang segar.
ROH + CH3COOH
H+
CH3COOR + H2O
Asam karboksilat
ester
Alkoholbereaksidenganlogamaktifseperti
menghasilkangaramalkoksidadanpembebasabhidrogen
Alkoholbereaksidenganoksidatorkuat
Na
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1
Alcohol bereaksi dengan logam aktif, oksidator kuat, asam dan fosfor
halide. Sedangkan fenol bereaksi terhadap basah kuat, alkil halide, asam
dan gas halogen.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph dan Fessenden, Joan. 1986. Organic Chemistry Third Edition
Jilid 1. Dalam Pudjaatmaka, Aloysius Hadyana. 1982. Kimia Organik
Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Parlan dan Wahjudi. 2003. Kimia Organik I. Malang : Universitas Negeri
Malang, JICA.