ALDEHID
Disusun oleh:
ISMAIL MAQBUL
NPM 230210120053
KELOMPOK 7
SHIFT 2
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
atas ridho dan karuniaNya lah saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
Aldehid. Dalam penyusunan laporan akhir ini mungkin saya mengalami kesulitan
dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
wawasan serta pola pikir saya. Namun berkat keyakinan, keinginan, dan usaha
akhirnya hambatan itu dapat diatasi.
Saya menyadari sedalam-dalamnya bahwa saya sebagai manusia tidaklah
sempurna dalam pembuatan laporan ini. Dengan demikian saya berharap dengan
dibuatnya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya
bagi saya pribadi. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan dalam
matakuliah Kimia Organik.
Ismail Maqbul
ii
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................
1.2. Tujuan Praktikum ........................................................................
1.3. Prinsip Praktikum ........................................................................
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Aldehide ...........................................................
2.2. Tinjauan Umum Keton................................................................
2.3. Tinjauan Umum Metode Tollens.................................................
2.4. Tinjauan Umum Sample..............................................................
2.4.1. Benzaldehid..............................................................................
2.4.2. Sikloheksanon...........................................................................
2.5. Tinjauan Umum Pereaksi.............................................................
2.5.1. Perak Nitrat (AgNO3)..............................................................
2.5.2. Natrium Hidroksida..................................................................
2.5.3. Amonium Hidroksida...............................................................
iii
iv
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
Alat Praktikum.............................................................................
Bahan praktikum.........................................................................
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kimia organik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang khusus
mempelajari senyawa senyawa karbon. Dalam kimia organik ini kita mempelajari
banyak gugus fungsi. Seperti pada praktikum kali ini mengenai aldehid. Aldehid
adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Senyawa ini
mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonilnya.
Dalam kehidupan sehari- hari, sangat banyak kegunaan dari unsur- unsur
maupun senyawa- senyawa dalam ilmu kimia. Kegunaannya itu bisa terdapat dalam
ilmu kedokteran, industri, kosmetik, bahkan dalam makanan. Setiap unsur dan
senyawa dalam kimia, memiliki kegunaan tersendiri, seperti kegunaan dalam
senyawa aldehid. Aldehid dapat digunakan sebagai bahan pengawet biologi, sebagai
desinfektan, pencegahan pertumbuhan mikroba dan jamur, sabun, pasta gigi, bahkan
pembuatan vaksin. Ditinjau dari eratnya hubungan aldehid dalam kehidupan seharihari yang mana memiliki banyak kegunaannya, untuk itu lah praktikum kimia organik
kali ini yang berjudulkan aldehid ini dilakukan agar kita dapat mengetahui dan
mengidentifikasi apakah suatu senyawa-senyawa tertentu tergolong aldehid.
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kimia organik yang berjudulkan aldehid kali ini yaitu
1.3
Prinsip Praktikum
Adapun prinsip praktikum kimia organik yang berjudulkan aldehid kali ini
yaitu reaksi oksidasi oksidasi aldehid menjadi asam karboksilat dan reduksi larutan
perak ammonium hidroksida menjadi logam perak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
karbonil terminal. Ini kelompok fungsional , yang disebut kelompok aldehid, terdiri
dari karbon atom terikat ke hidrogen atom dengan satu ikatan kovalen dan oksigen
atom dengan ikatan ganda. Dengan demikian, rumus kimia untuk grup fungsional
aldehid CH = O , dan rumus umum untuk aldehid adalah R CH = O. Grup yang
kadang-kadang disebut aldehid atau kelompok methanoyl formil. Kelompok lain dari
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil meliputi keton dan asam
karboksilat . Kata aldehid tampaknya telah muncul dari alcohol dehydrogenated. Di
masa lalu, aldehid kadang-kadang dinamai sesuai alkohol , misalnya aldehid mabuk
untuk asetaldehid . (Mabuk adalah dari vinum Latin = anggur, sumber tradisional
etanol ; bandingkan vinyl.)
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C
sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehid
adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol,
hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehid aromatik.
2.2
karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia
yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari
asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya.
Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter.
Gugus karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton polar.
Gugus karbonil akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton
larut dalam air. Ia merupakan akseptor ikatan hidrogen, dan bukannya donor,
sehingga ia tidak akan membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini
membuat keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat.
2.4
2.4.1. Benzaldehid
Benzaldehid (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari
cincin benzena dengan sebuah substituen aldehida. Ia merupakan aldehida aromatik
yang paling sederhana. Pada suhu kamar, ia berupa cairan tidak berwarna dengan
aroma seperti badam (almond). Ia merupakan komponen utama pada ekstrak kacang
10
almond, dan dapat diekstraksi dari beberapa sumber alami seperti aprikot, ceri, dan
biji persik. Pada saat ini, benzaldehid pada umumnya dibuat dari toluena
menggunakan berbagai macam proses yang berbeda. Benzaldehid memiliki titik
didih 178,1 oC, titik lebur -26 oC, dan sedikit larut dalam air, dan penampilannya cair
tidak berwarna.
11
matahari daripada perak halida. Senyawa ini dulu disebut lunar kaustik karena perak
dulunya disebut luna oleh para alkemis kuno yang percaya bahwa perak berasosiasi
dengan bulan. Dalam bentuk padatan, ion senyawa ini akan berbentuk trigonal planar.
Memiliki massa molar 169.87 g/mol dengan densitas 4.35 gram/cm3.
12
C dan tekanan 1 atmosfer, gas ini juga larut dalam alkohol dan eter. Bila uap amonia
bercampur dengan uap asam klorida maka akan terbentuk kabut putih yang
mengendap. Endapan putih tersebut adalah NH4Cl padat yang disebut salmiak. Dalam
dunia perdagangan dapat dijumpai larutan amonia pekat yang mengandung 25% gas
NH3. Larutan amonia pekat harus disimpan di tempat yang sejuk agar konsentrasinya
tidak menurun karena menguap. Dengan Mr sekitar 35,05 dan masa jenis 0,91.
13
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1
3.2.1 Alat-alat
Tabel 1. Alat praktikum
No
1
Alat
Pembakar Bunsen
Fungsi
Untuk memanaskan larutan
Pipet tetes
Rak tabung
Spatula
Tabung reaksi
Timbangan
14
3.2.2 Bahan-bahan
Tabel 2. Bahan praktikum
No
Bahan
AgNO3 5%
NaOH 10%
NH4OH
Benzaldehide
Sikloheksanon
3.3
Prosedur Kerja
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Sampel
Hasil
Keterangan
Benzaldehid
10
16
11
Hasil
Keterangan
10
11
4.2
Sampel
Sikloheksanon
Pembahasan
17
gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh
karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak. Hasil positif dalam praktikum
aldehid ini dapat terjadi jika terbentuknya kaca perak (jika tabung reaksi bersih) atau
endapan hitam keperakkan. Sebaliknya hasif negatif dapat terjadi jika tidak terbentuk
kaca perak atau endapan hitam keperakkan.
Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+.Ion ini
dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan
natrium hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah
endapan perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer
secukupnya untuk melarutkan ulang endapan tersebut.Untuk melakukan uji dengan
pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi
Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air
panas selama beberapa menit.
Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan
bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari
asam karboksilat yang sesuai.
Sampel yang digunakan dalam praktikum aldehid ini yaitu benzaldehid.
Benzaldehida (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari cincin
benzena dengan sebuah substituen aldehida. Ia merupakan aldehida aromatik yang
paling sederhana. Pada suhu kamar, ia berupa cairan tidak berwarna dengan aroma
seperti badam (almond). Ia merupakan komponen utama pada ekstrak kacang
almond, dan dapat diekstraksi dari beberapa sumber alami seperti aprikot, ceri, dan
biji persik. Pada saat ini, benzaldehida pada umumnya dibuat dari toluena
menggunakan berbagai macam proses yang berbeda.
Praktikum aldehid kali ini diperoleh hasil yang positif pada sampel
benzaldehid. Benzaldehid tergolong positif aldehid berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan.
Dapat
dibuktikan
dengan
terbentuknya
cermin
perak
dimana
terbentuknnya perubahan warna yang semula bening dan berkristal kaca menjadi
18
berwarna perak keabu-abuan. Cerminan perak sendiri dapat terbentuk karena adanya
oksidasi aldehida menjadi asam karboksilat yang direaksikan oleh pereaksi AgNO 3
atau Ag(NH3)2OH dimana terbentuknya asam karboksilat. Sedangkan perak
amoniumnya bertindak sebagai oksidaor sehingga terjadi reaksi reduksi menjadi
logam perak dimana terbentuknya akibat dari pemecahan atau proses reduksi dari
perak ammonium. Apabila suatu sampel direaksikan dengan pereaksi Tollens
kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada permukaan tabung
reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel tersebut merupakan salah satu dari
senyawa aldehid. Hal yang membedakan aldehid dengan keton yaitu kemampuan
kedua senyawa ini apabila dioksidadi. Aldehid adalah larutan yang mudah sekali
dioksidasi dengan menggunakan uji Tollens sedangkan keton tidak.
Reaksinya yaitu ;
Pereaksi Tollens :
AgNO3(aq) + NaOH(aq)
AgOH(s) + NaNO3(aq)
AgOH(s) + 2NH4OH(aq)
Ag(NH3)2OH(aq) + 2H2O(l)
19
Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan
mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton.
Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa aldehid dan
keton dapat juga menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict. Aldehid lebih mudah
dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah
atom karbon yang sama ( Hart, 1990).
Pereaksi tollens merupakan suatu oksidator / pengoksidasi lemah yang dapat
digunakan untuk mengoksidasi gugus aldehid, -CHO menjadi asam karboksilat,
-COOH. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus aldehid dapat dikenali melalui
uji tollens. Contoh senyawa-senyawa yang sering diuji dengan tollens adalah
formalin, asetaldehid, dan glukosa. Uji tollens ini dapat digunakan untuk
membedakan senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbonil, -CO-. Senyawa
karbonil ini dapat berupa aldehid, -CHO jika gugus karbonilnya terletak di ujung
(atom C nomor 1), dan dapat berupa keton, -CO- jika gugus karbonil berada di tengah
rantai C, atau paling tidak pada atom C nomor 2. Karena sifat pengoksidasinya
lemah, maka tollens tidak dapat mengoksidasi senyawa keton. Pereaksi tollens ini
dapat dibuat dari larutan perak nitrat, AgNO3. Mula-mula larutan ini direaksikan
dengan basa kuat, NaOH(aq), kemudian endapan coklat Ag2O yang terbentuk
dilarutkan dengan larutan amonia sehingga membentuk kompleks perak amoniakal,
Ag(NH3)2+(aq).
2AgNO3(aq) + 2NaOH(aq) Ag2O(s) + 2NaNO3(aq) + H2O(l)
Ag2O(s) + 4NH3(aq) + 2NaNO3(aq) + H2O(l) 2Ag(NH3)2NO3(aq) + 2NaOH(aq)
Bermacam cara dapat ditempuh untuk membuat pereaksi tollens; yang penting larutan
ini harus mengandung perak amoniakal. Larutan kompleks perak beramoniak inilah
yang dapat mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam yang disertai dengan
timbulnya cermin perak. Oleh sebab itu, larutan perak amoniakal ini sering ditulis
secara sederhana sebagai larutan Ag2O. (Arufiati, 2012)
20
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan mengenai Aldehid dengan
sample benzaldehid dan sikloheksanon menggunakan metode tollens, maka didapat
hasil bahwa benzaldehid merupakan senyawa yang termsuk aldehid dibuktikan
dengan adanya cermin perak pada tabung reaksi sebagai indikator bahwa hasilnya
positif, serta sikloheksanon bukan termasuk aldehid tetapi termasuk kedalam senyawa
keton dibuktikan dengan tidak adanya atau tidak terbentuknya cermin perak ada
tabung reaksi sebagai indikator negatif, atau dengan kata lain bahwa daya oksidasi
sikloheksanon lebih besar daripada benzaldehid.
5.2 Saran
Disiplin kerja, hati-hati, serius, dan ikuti prosedur yang ada.
22
23
Daftar Pustaka
Dian.
Fika.
2013.
Uji
tollens
untuk
aldehid
dan
keton.
http://fikapuspita.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-tollen-untuk-aldehiddan_24.html. Diakses pada hari Selasa 3 Desember 2013 pukul 11.41 WIB.
24
Lampiran 1. Dokumentasi
No
1
Gambar
Keterangan
Pereaksi AgNO3
Memasukan larutan
Memasukan sampel
25
26