Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara senyawa-senyawa organik yang tidak diketahui di alam ini,
ternyata ditemukan senyawa-senyawa berbeda yang mempunyai rumus
molekul sama, sebagai contoh senyawa etanol (CH 3CH2OH) dan dimetil eter
(CH3OCH3) dan senyawa berbeda tersebut mempunyai rumus molekul sama
yaitu C2H6O. Etanol dalam kehidupan sehari-sehari sering diperdagangkan
dengan nama alkohol, sering digunakan sebagai cairan obat dan parfurm,
serta merupakan komponen aktif pada berbagai minuman keras. Saat ini
etanol telah dikembangkan menjadi salah satu sumber energi alternatif,
terutama etanol hasil olahan dari bahan nabati yang dikenal dengan nama
biotanol.
Sehingga diperlukan suatu uji pengidentifikasian dalam menentukan
apakah suatu zat/bahan itu mengandung etanol serta dalam perhitungan kadar
dari pengujian etanol.
Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu pada
pembuatan antiseptik yang menggunakan alkohol sebagai bahan dasar dalam
pembuatan antiseptik.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


1. Maksud Percobaan
Mengetahui ciri-ciri dan sifat dari alkohol dan fenol serta
karakteristik dari keduanya.
2. Tujuan percobaan
a. Menentukan sifat kimia dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji iodoform.
b. Menentukan sifat kimia dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan tes lucas.
c. Menentukan sifat kimia dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji esterifikasi.
d. Menentukan sifat kimia dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji oksidasi.
e. Menentukan sifat kimia dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji alkohol mono dan poli.
f. Menentukan sifat fisika dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji kelarutan.
g. Menentukan sifat kimia dari beberapa sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan tes FeCl3.

C. Prinsip percobaan
1. Penentuan sifat kimia dari masing-masing sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji iodoform, dimana sampel direaksikan dengan
larutan I2 dalam KI yang menghasilkan warna merah kecoklatan dan di
ikuti dengan penambahan NaOH yang menyebabkan hilangnya warna dari
sampel (kembali menjadi larutan bening)
2. Penentuan sifat kimia dari masing-masing sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan tes lucas, dimana sampel direaksikan dengan pereaksi
lucas (ZnCl2) yang menghasilkan warna jingga kekeruhan pada sampel
yang merupakan alkohol sekunder atau tersier
3. Penentuan sifat kimia dari masing-masing sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji esterifikasi, dimana sampel direaksikan dengan
larutan asam asetat (CH3COOH) dengan bantuan katalisator H2SO4 yang
menghasilkan bau seperti balon pada sampel yang positif.
4. Penentuan sifat kimia dari masing-masing sampel (alkohol dan Metanol)
dengan melakukan tes oksidasi, dimana sampel direaksikan dengan
pengoksidasi (KMnO4 dan K2CrO4) sebanyak 1 ml menghasilkan warna
kehijauan pada sampel yang di oksidasi K2CrO4 dan endapan coklat pada
KMnO4 dengan bantuan katalisator H2SO4.
5. Penentuan sifat kimia dari masing-masing sampel (Etanol dan Gliserol)
dengan melakukan uji alkohol mono dan poli, dimana sampel direaksikan
dengan 5 tetes CuSO4 dan NaOH yang menghasilkan warna merah
kecoklatan dan di ikuti dengan penambahan NaOH 10 % yang nantinya
akan menghasilkan warna biru pada etanol dan hijau kekuningan pada
gliserol.
6. Penentuan sifat fisika dari masing-masing sampel (metanol, alkohol dan
fenol) dengan melakukan uji kelarutan, dimana sampel dilarutkan dengan
air yang nantinya akan menghasilkan kelarutan yang berbeda-beda pada
masing-masing sampel.
7. Penentuan sifat kimia dari masing-masing sampel (alkohol dan fenol)
dengan melakukan uji FeCl3, dimana sampel direaksikan dengan pereaksi
FeCl3 yang menghasilkan warna kekuningan pada sampel yang positif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Alkohol dan Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai
rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus
alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah
gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C 6H5) (Fessenden, 1997:
143).
CH3 CH2 OH

Fenol Etanol (alkohol)

Alkohol dapat dibagi menjadi alkohol primer, sekunder dan tersier


berdasarkan posisi gugus hidroksil (-OH) pada atom C (Fessenden, 1997:
143).

R-CH2-OH R2-CH-OH R3C-OH

Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier

Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya


etanol digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak
harum dan lainnya (Fessenden, 1997: 144).

1. Sifat fisis alkohol


Titik didih
Karena alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antara molekul-
molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkil
halide atau eter, yang molekulnya sebanding (Wilbraham dan Matta, 1992:
65).

Tabel 1. Perbandingan Titik Didih Beberapa Alkohol dan Kloroalkana


Alkohol Titik didih 0C Kloroalkana Titik didih C

CH3OH 64,5 CH3Cl -24


CH3CH2OH 78,3 CH3CH2Cl 13
CH3CH2CH2OH 97,2 CH3CH2CH2Cl 46
HOCH2CH2OH 197 ClCH2CH2Cl 83,5

(Wilbraham dan Matta, 1992: 65).


Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak
molekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin
rendah kelarutan alkohol dalam air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini
akan makinrendahkelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup
panjang, sifathidrofob ini dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air)
gugus hidroksil (Wilbraham dan Matta, 1992: 66).
Tabel 2. Beberapa Sifat Fisis Alkohol
Nama Nama Rumus Titik Rapatan Kelarut
IUPAC Trivial didih g/mL an
0C pada dalam
200C H2O

Metanol Metil alkohol CH3OH 64,5 0,79 -


Etanol Etil alkohol CH3CH2OH 78,3 0,79 -
1-propanol Propil CH3CH2CH2OH 97,2 0,80 -
2-propanol alkohol (CH3)2CHOH 82,3 0,79 -
Isopropil
1-butanol alkohol CH3(CH2)3OH 117 0,81 8,3
Butil alkohol g/100mL

(Wilbraham dan Matta, 1992: 67).

2. Sifat fisika
Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Alkohol adalah
asam lemah. Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama
umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:
H H H

H-COH HCCO-H

H H H
Metanol Etanol
Dalam peristilahan umum, alkohol biasanya adalah etanol atau grain
alkohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi.
Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan
tahun. Etanol adalah salah satu obat reakreaksi (obat yang digunakan untuk
bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia.
Dengan meminum alkohol yang cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua
alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena
tubuh dapat menguraikannya dengan cepat (Usman dkk, 2013: 43).
Alkohol umum
-Isopropil alkohol (2-propil alkohol, propal-2-ol, propanol) H3C-CH(OH)-
CH3,atau alkohol gosok
-Etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen
utama dalam antifreeze
-Gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang
terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
-Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan laboratorium sebagai
pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas,
yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spiritus. Awalnya alkohol digunakan
secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya
untuk makanan dan minuman, maka alkohol tersebut dide (Fessenden, 1997:
145).
Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta atau
para. Fenol berguna dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu
bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai
flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol
adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh (Fessenden, 1997: 146).
Dengan rumus strukturnya:

OCH 3

OH

CH CH CH 2
3
Reaksi alkohol dan Fenol

1. Alkohol

Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester

Bereaksi dengan oksidator kuat

- Alkohol primer membentuk aldehida kemudian oksidasi lanjut membentuk


asam karboksilat

- Alkohol sekunder membentuk keton

- Alkohol tersier tidak bereaksi

Bereaksi dengan logam atau hidrida reduktor kuat reduktor kuat seperti Na
atau NaH membentuk R-ONa (Ntrium alkoksida)

Etanol dengan asam kuat membentuk etilen dan air

Bereaksi dengan asam halida membentuk alkil halida

Bereaksi dengan PX3 membentuk alkil halida

Bereaksi dengan asam sulfat membentuk alkil hidrosulfat

2. Fenol

Bereaksi dengan asam nitrat membentuk p-nitrofenol

Bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6 trihalofenol

Bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH membentuk garam natrium fenoksida

Perbedaan alkohol dan fenol

Fenol Alkanol

Bersifat asam Bersifat netral

Bereaksi dengan NaOH (basa), Tidak bereaksi dengan basa


membentuk garam natrium
fenolat

Tidak bereaksi dengan logam Na Bereaksi dengan logam Na


atau PX3 atau PX3

Tidak bereaksi dengan RCOOH Bereaksi dengan RCOOH


namun bereaksi dengan asil namun bereaksi dengan asil
halida (RCOX) membentuk ester halida (RCOX) membentuk
ester
(Fessenden, 1997:
148).

B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Murni, Air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur : O
H H
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna tidak berbau, tidak
berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai Pelarut
2. Asam Asetat Glasial (Dirjen POM, 1979 : 42)
Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE
Nama Lain : Asam Asetat Glasial
Rumus Molekul : C2H4O2
Rumus Struktur : O
H3C-HC
OH

Berat Molekul : 60,05


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
tajam jika diencerkan dengan air, rasa asam
Kelarutan : Dapat larut dalam air dan dengan etanol ( 95 % ) P
dan gliserol P
Titik beku : Lebih rendah dari 15,60C
Titik didih : Lebih kuran dari 1180C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Penggunaan : Sebagai pereaksi

3. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979 : 53)


Nama Resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
Rumus molekul : HCl
Rumus struktur : H-Cl
Kelarutan : Larut dalam air
Kegunaan : Sebagai katalisator dan komponen peraksi lucas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Asam sulfat (Dirjen POM, 1979 : 58)
Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Rumus struktur : O
||
H-O-S-O-H
||
O
Berat molekul : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak tak berwarna, jika
ditambahkan air maka menimbulkan panas
Kegunaan : Sebagai katalisator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Besi (III) Klorida (Dirjen POM, 1979 : 659)
Nama resmi : FERROSI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) Klorida
Rumus molekul : FeCl3
Rumus struktur : Cl
|
Fe
Cl Cl
Berat molekul : 162,2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas warna jinnga dari garam nitrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban
Kelarutan : Larut dalam air, larutan berwarna jingga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Etanol (Dirjen POM, 1979 : 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol
Rumus molekul : C2H6O
Rumus struktur : H H
| |
H-C-C-OH
| |
H H
Berat molekul : 0,83
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan bergerak
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P
Kegunaan : Sebagai sampel
7. Fenol (Dirjen POM, 1979 : 484)
Nama resmi : PHENOLUM
Nama lain : Fenol
Rumus molekul : C6H5OH
Rumus struktur :

Berat molekul : 94,11


Pemerian : Hablur bentuk jarum atau massa hablur, tidak
berwarna atau merah jambu, bau khas, kaustik
Titik beku : Kurang dari 40,50C
Titik didih : Kurang lebih 1810C
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam
etanol ( 95 % ) P, dalam kloroform P, dalam eter P,
dalam gliserol P dan dalam minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, di
tempat sejuk
Kegunaan : Sebagai sampel
8. Iodum (Dirjen POM, 1979: 316)
Nama resmi : IODUM
Nama lain : Iodum
Rumus molekul : I2
Rumus struktur : I-I
Berat molekul : 126,91
Pemerian : Keping atau butir, mengkilat, seperti logam,
hitam kelabu, bau khas
Kelarutan :Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam
13 bagian etanol ( 95 % ) P, dalam lebih kurang 80
bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 4 bagian
karbon disulfide P, larut dalam kloroform P dan
dalam karbon tetraklorida P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
9. Isopropil alkohol (Dirjen POM, 1979: 325)
Nama resmi : ISOPROPA NOLUM
Nama lain : Isopropanol, isopropil alkohol
Rumus molekul : C3H8O
Rumus struktur : H3C-CH-CH3
|
OH
Berat molekul : 60,10
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas mirip
etanol, rasa membakar, mudah terbakar
Kelarutan : Larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter
P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
10.Kalium Bikromat (Dirjen POM, 1979: 687)
Nama resmi : KALII BIKROMAT
Nama lain : Kalium Bikromat
Rumus molekul : K2Cr2O7
Rumus struktur : O O
|| || K+
O=Cr-O-Cr=O K+
| |
O- O-

Berat molekul : 294.185


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pengoksidasi
11.Kalium Iodida (Dirjen POM, 1979: 330)
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium Iodida
Rumus molekul : KI
Rumus struktur : K-I
Berat molekul : 166,00
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak
berwarna, opak dan putih; atau serbuk butiran
putih, higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah
larut dalam air mendidih, larut dalam etanol ( 95
% ) P, mudah larut dalam gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi

12.Kalium Permanganat (Dirjen POM, 1979: 330)


Nama resmi : KALII PERMANGANAS
Nama lain : Kalium Permanganat
Rumus molekul : KMnO4
Rumus strutur : O
|| K+
O=Mn-O-
||
O
Berat molekul : 158,03
Pemerian : Hablur mengkilat, ungu tua atau hampir hitam, tak
berbau, rasa manis
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
yang mendidih
Kegunaan : Sebagai pengoksidasi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
13.Metanol (Dirjen POM, 1979: 706)
Nama resmi : METANOL
Nama lain : Metanol
Rumus molekul : CH3OH
Rumus struktur : H3C-OH
Berat molekul : 34,00
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan
jernih tak berwarna
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
14.Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979: 412)
Nama resmi : NATRII HIDROCHLORIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Rumus struktur : Na-OH
Berat molekul : 48,00
Pemerian : Bentuk batang, massa hablur atau keping,butiran,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis
dan korosif. Serta menyerap karbondioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
( 95 % ) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
15.Zink klorida (Farmakope I: 835)
Nama resmi : ZINCI CHLORIDUM
Nama lain : Zink Klorida
Rumus molekul : ZnCl2
Rumus struktur : Cl-Zn-Cl
Berat molekul : 136,29
Pemerian : Serbuk hablur atau granul hablur, putih atau
hampir putih
Kelarutan : Sangat mudah larut dengan air, mudah larut dalam
etanol dan dalam gliserin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai komponen dari pereksi lucas

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan meliputi, botol semprot, botol tetes, gegep
(penjepit tabung reaksi), gelas kimia (Marck), gelas ukur, korek api, lap
halus, lap kasar, pembakar spiritus, pipet tetes, rak tabung, sumbat tabung,
tabung reaksi.
2. Bahan yang digunakan
Alat yang digunakan meliputi, aquadest, asam asetat glasial, asam klorida
(HCl), asam sulfat pekat (H2SO4), besi (III) klorida (FeCl3), etanol, fenol,
iodium dalam KI, isopropil alkohol, kalium bikromat (K2Cr2O7) 0,1 M,
kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M, metanol, natrium hidroksida
(NaOH) 10 %, zink kolorida (ZnCl).

B. Cara Kerja
1. Tes Iodoform
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dimasukkan masing-masing bahan (metanol, etanol dan isopropil
alkohol) ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml
c. Ditambahkan pereaksi iodium dalam KI pada masing-masing sampel
hingga warna sampel berubah menjadi merah kecoklatan
d. Ditambahkan NaOH 10 % ke dalam tabung reaksi hingga warna
sampel kembali menjadi bening
e. Diamati perubahan pada sampel
f. Dipanaskan pada suhu 600C jika tidak ada perubahan yag terjadi pada
sampel
g. Diamati kembali perubahan yang terjadi dan di catat
2. Tes Lukas
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dimasukkan masing-masing bahan (etanol, isopropil alkohol dan fenol)
pada masing-masing tabung reaksi
c. Ditambahkan pereaksi lucas (ZnCl2) pada masing-masing tabung reaksi
d. Di kocok dan di diamkan sampel yang telah ditambah pereaksi lucas
e. Diamati perubahan yang terjadi pada sampel dan di catat
3. Esterifikasi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Ditambahkan 2 ml bahan (etanol dan fenol) pada masing-masing tabung
reaksi
c. Ditambahkan 1 ml CH3COOH ( Gliserol ) pada sampel dan
dihomogenkan
d. Ditambahkan 2 tetes H2SO4 pada masing-masing tabung reaksi
e. Diletakkan diatas penangas sampel yang telah homogen
f. Dicium bau yang timbul pada larutan yang telah ditambahkan H2SO4
g. Ditambahkan 5 tetes air pada sampel jika perubahan yang terjadi belum
terlihat jelas
4. Tes Oksidasi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akam digunakan
b. Ditambahkan H2SO4 sebanyak 2 tetes pada masing-masing tabung
reaksi
c. Ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 pada tabung reaksi pertama dan 1 ml
KMnO4 pada tabung reaksi kedua
d. Ditambahkan etanol pada tabung reaksi I dan di homogenkan dengan
K2Cr2O7 dan metanol yang di homogenkan dengan 1 ml KMnO 4 pada
tabung reaksi II
e. Dipanaskan masing-masing tabung reaksi yang telah di homogenkan
f. Diamati perubahan warna yang terjadi
5. Alkohol mono dan poli
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dimasukkan etanol pada tabung reaksi I dan gliserol pada tabung reaksi
II
c. Diencerkan masing-masing sampel dengan menambahkan sedikit air
d. Ditambahkan 5 tetes CuSO4 pada masing-masing sampel dan NaOh 10
% dan dihomogenkan
e. Diamati perubahan yang terjadi
6. Kelarutan alkohol dan fenol
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dimasukkan bahan-bahan (etanol, metanol dan fenol) pada masing-
masing tabung reaksi
c. Ditambahkan 2 ml air ke dalam masing-masing tabung reaksi
d. Ditutup mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan dikocok hingga
homogen
e. Diamati lapisan yang terjadi pada sampel
7. Tes FeCl3
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Dimasukkan bahan-bahan (etanol dan fenol) pada masing-masing
taabung reaksi
c. Ditambahkan bebebrapa tetes FeCl3 kedalam tabung reaksi
d. Diamati perubahan yang terjadi
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel pengamatan
1. Tes Iodoform

Hasil
Sampel Perlakuan Ket.
pengamatan
Etanol + larutan I2 dalam KI Merah Pada masing-
kecoklatan masing sampel
+NaOH 10 % Warna hilang
memiliki hasil yang
Metanol + larutan I2 dalam KI Merah positi (+) karena
kecoklatan pada penambahan I2
+NaOH 10 % Warna hilang
dalam KI

Isopropil + larutan I2 dalam KI Merah menghasilkan warna

alkohol kecoklatan merah kecoklatan


+NaOH 10 % Warna hilang yang di ikuti
penghilangan warna
pada penambahan
NaOH 10%

2. Tes lucas

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan Ket


Etanol Pereaksi Lucas Menghasilkan Pada
Dan Dikocok warna bening ( Penambahan
Dipanaskan Bereaksi Dengan pereaksi lucas
Pereaksi Lucas ) dan dengan
Isopropil Pereaksi Lucas Menghasilkan
perlakuan
Alkohol Dan Dikocok warna bening (
dikocok Maka
Dipanaskan Bereaksi Dengan
menghasilkan
Pereaksi Lucas )
warna bening
Fenol Pereaksi Lucas Menghasilkan
sehingga
Dan Dikocok warna bening (
hasilnya (-) pada
Dipanaskan Bereaksi Dengan
setiap sampel
Pereaksi Lucas )

3. Esterifikasi

Hasil
Sampel Perlakuan Ket.
pengamatan
Etanol +1 ml CH3COOH Warna jernih Pada percobaan ini
(Gliserol) memiliki hasil
2 tetes H2SO4 Kuning keruh
positif berupa
dipanaskan di Larutan jernih
keluarnya bau
atas penangas dan
+ 5 tetes air (bila saperti bau balon
menimbulkan
belum jelas pada pembuatan
bau
perubahannya) senyawa ester
Fenol +1 ml CH3COOH Warna jernih sehingga pada
(Gliserol) sampel etanol
2 tetes H2SO4 Kuning keruh
dipanaskan di Larutan jernih memiliki hasil yang
atas penangas dan positif karena pada
+ 5 tetes air (bila penambahan gliserol
menimbulkan
belum jelas dengan H2SO4
bau
perubahannya) menimbulkan bau
( Balon ) sednagkan
pada fenol tidak
4. Tes Oksidasi

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan Ket


Etanol + H2SO4 2 Tetes Kuning Pada percobaan
+ K2CrO4 1ml ini kedua sampel
Pemanasan Kehijauan
mengalami
Metanol + H2SO4 2 Tetes
pengoksidasian
+ KMnO4 1ml
Pemanasan Coklat dengan senyawa
pengoksidasi
dengan hasil akhir
berupa senyawa
aldehid (-CHO)

5. Alkohol Mono Dan Poli

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan Ket


Etanol + Air ( H2O) Biru Pada percobaan ini
+ 5 Tetes CuSO4 gliserol memiliki gugus
+ NAOH 10 % hidroksil yang lebih
Glisero + Air ( H2O) Hijau Kuning-Ke
banyak disbanding
l + 5 Tetes CuSO4 Kuningan
etanol hal ini terjadi
+ NAOH 10 %
karena penambahan
CuSO4 dan NAOH 10
% yang menghasilkan
warna hijau kuning-
kekuningan
6. Kelarutan Alkohol Dan Fenol

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan Ket


Etanol + 2ml air dikocok Larut Pada percobaan
ini memiliki
positif (+)
Metanol + 2ml air dikocok Larut
dimana Sampel
akan larut dalam
aquadest
Fenol + 2ml air dikocok Larut
sehingga pada
bahan-bahan
(etanol, metanol,
fenol) memiliki
hasil yang positif

7. Tes FeCl3

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan Ket


Etanol + Beberapa tetes Jernih Coklat Pada percobaan ini
FeCl3 Muda memiliki hasil positif
Fenol + Beberapa tetes Jernih
pada sampel fenol hal
FeCl3 Kekuningan
ini dibuktikan pada
penambahan FeCl3
yang mrnghasilkan
warna kekuningan

B. Mekanisme reaksi
1. Uji iodoform
Etanol + I2/NaOH (NaOI)
H3C-CH2-OH + NaOI H3C-CH + NaI + H2O
||
O
Metanol + I2/NaOH (NaOI)
H3C-OH + NaOI H2C= O + NaI + H2O
Isopropil alkohol + I2/NaOH(NaOI)
H3C-CH-CH3 + NaOI H3C-C-CH3 + NaI + H2O
|| ||
OH OH
2. Tes lucas
Etanol + HCl + Pereaksi lucas
H3C-CH2-OH + HCl ZnCl2 Tidak Bereaksi
Isopropil alkohol + HCl + Pereaksi lucas
H3C-CH-CH3 + HCl ZnCl2 H3C-CH-CH3 + H2O
| |
OH Cl
(Warna Jingga keruh)
Fenol + HCl + Pereaksi lucas

ZnCl
+ HCl 2 tidak bereaksi

3. Esterifikasi
Etanol + Asam Asetat
H3C-CH2-OH + CH3COOH H2SO4 H3C-COO-CH3 + H3C-OH
(Etanol) (Asam Asetat) (Ester) (Metanol)
Fenol + Asam Asetat
H2SO4
+ CH3COOH tidak bereaksi
Gliserol
Fenol
4. Tes oksidasi
Etanol + K2Cr2O7
H3C-CH2-OH H2SO4 H3C-COH + H2
(etanol) K2Cr2O7 (Aldehida)

Metanol + KMnO4
H3C-OH H2SO4 COH + H2
KMnO4
(Metanol) (Aldehid)
5. Alkohol mono dan poli
Etanol + CuSO4 + NaOH
H3C-CH2-OH + CuSO4 + NaOH H2O H3C-CH2-O-Cu-Na + H2O
(Etanol)
Asam asetat + CuSO4 + NaOH
CH3COOH + CuSO4 + NaOH H2O ( H3C-CH2-O-Cu-Na )2 + 3H2O
6. Kelarutan alkohol
Etanol + Air
H3C-CH2-OH H2O C2H5+ + OH-
Metanol + Air
H3C-OH H2O CH3+ + OH-
7. Tes FeCl3
Etanol + FeCl3
H3C-CH2-OH + FeCl3 H3C-CH2-Fe + 3HCl
Fenol + FeCl3

+ FeCl3 tidak bereaksi

C. Gambar

1. Esterifikasi

Sampel Esterifikasi Sampel + CH3COOH + H2SO4


Pemanasan Fenol + CH3COOH + Pemanasan Etanol + CH3COOH +
H2SO4 H2SO4

2. Tes Iodoform

Sampel Iodoform Sampel + I2


Sampel + I2KI + NaOH 10%

3. Oksidasi

K2CrO4 + H2SO4 Setelah Pemamasan K2CrO4+ H2SO4

Pemanasan Metanol + K3CrO4 + KMnO4 + Metanol


H2SO4
4. Tes FeCl3

Sampel Tes FeCl3 Fenol + FeCl3

Etanol + FeCl3

5. Kelarutan Alkohol dan Fenol


Sampel Kelarutan Alkohol dan Sampel + H2O
Fenol

6. Tes Lukas

Sampel Tes Lukas Hasil Penambahan Pereaksi Lukas

BAB V
PEMBAHASAN

Surah al-Maidah ayat : 90


.
:

.
Setiap minuman yang memabukkan adalah khamer dan yang setiap memabukkan
adalah haram. Barang siapa yang kecanduan minuman keras dan mati kemudian
tidak bertaubat maka nanti ia tidak akan meminumnya di akhirat.
Alkohol dan Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai
rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus
alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus
aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5)

CH3 CH2 OH

Fenol Etanol (alkohol)

Alkohol dapat dibagi menjadi alkohol primer, sekunder dan tersier


berdasarkan posisi gugus hidroksil (-OH) pada atom C.

R-CH2-OH R2-CH-OH R3C-OH

Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier

Alkohol banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya etanol


digunakan sebagai pelarut sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak harum dan
lainnya.

Adapun pada percobaan ini terdapat 7 uji yang menggunakan sampel


alkohol atau pun fenol yang dimana masing-masing darinya memiliki fungsi dan
tujuannya masing-masing diantaranya: Pada uji iodoform yang memiliki tujuan
untuk membedakan antara alkohol primer, alkohol sekunder dengan alkohol
primer karena pada dasarnya tes iodoform akan menghasilkan hasil yang positif
pada alkohol primer dan sekunder saja, kemudian tes lucas yang memiliki tujuan
untuk mengidentifikasi alkohol sekunder atau tersier pada sampel karena tes lucas
akan positif pada alkohol yang atom C nya berikatan pada 2 atau 3 atom C yang
lain dalam hal ini sekunder dan tersier, pada uji esterifikasi yang bertujuan untuk
membandingkan jenis alkohol (etanol dan fenol) yang dapat di bentuk menjadi
ester, tes oksidasi yang bertujuan untuk membedakan antara alkohol primer dan
sekunder dari alkohol tersier dimana tes ini akan memperlihatkan hasil yang
positif pada alkohol primer ataupun sekunder, pada uji alkohol mono dan poli
bertujuan membedakan antara alkohol mono dan poli dengan sampel yang ada
(etanol dan gliserol), pada uji kelarutan alkohol bertujuan untuk mengetahui
kelarutan masing-masing sampel dalam air (pelarut murni), pada tes FeCl 3 yang
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa fenol.
Adapun cara kerja dan alasan perlakuan pada masing-masing uji yaitu:
pada tes iodoform, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian dimasukkan sampel (metanol, etanol dan isopropil alkohol) pada
masing-masing tabung reaksi sebanyak 2 ml, lalu di tambahkan larutan iodium
dalam KI pada masing-masing sampel hingga warna sampel berubah menjadi
merah kecoklatan, lalu ditambahkan NaOH 10 % ke dalam tabung reaksi hingga
warna sampel kembali menjadi bening dan diamati perubahan pada sampel jika
belum terdapat perubahan maka sampel dipanaskan dan terakhir diamati kembali
perubahan yang terjadi dan di catat. Adapun alasan-alsan perlakuan pada tes
iodoform yaitu: pertama sampel di tambahkan larutan iodium dalam KI hal ini
bertujuan untuk memberikan warna kuning pada sampel yang mengidentifikasi
adanya ikatan antara atom C pada gugus hidroksil dengan atom C yang lain yang
di tandai dengan perubahan warna kuning pada sampel, kedua sampel di
tambahkan NaOH bertujuan untuk menghilangkan warna kuning iodium karena
iodium akan larut dalam NaOH, ketiga sampel dipanaskan jika belum terlihat
perubahan hal ini bertujuan untuk mempercepat larutnya iodium dalam NaOH.
Pada tes lucas, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kedua dimasukkan masing-masing bahan (etanol, isopropil alkohol dan fenol)
pada masing-masing tabung reaksi, lalu ditambahkan pereaksi lucas (ZnCl 2) pada
masing-masing tabung reaksi, setelah itu dikocok dan diamkan sampel yang telah
ditambah pereaksi lucas, terakhir amati perubahan yang terjadi pada sampel dan di
catat. Adapun alasan-alasan perlakuan pada uji ini yaitu: pertama sampel diberi
pereaksi lucas hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi adanya alkohol
sekunder atau tersier dari sampel, kedua sampel dikocok dan di diamkan hal ini
dimaksud agar pereaksi lucas dan sampel dapat bereaksi dengan baik yang
nantinya akan menghasilkan efek.
Pada tes esterifikasi yaitu: pertama disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, kemudian ditambahkan 2 ml bahan (etanol dan fenol) pada masing-
masing tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml CH 3COOH (Gliserol) pada sampel
dan dihomogenkan, setelah itu ditambahkan 2 tetes H2SO4 pada masing-masing
tabung reaksi, kemudian diletakkan diatas penangas sampel yang telah homogen
dan dicium bau yang timbul pada larutan yang telah ditambahkan H 2SO4, apabila
hasil yang terlihat belum jelas maka sampel ditambahkan 5 tetes. Adapun alasan-
alasan perlakuan pada tes ini yaitu, pertama masing-masing sampel ditambahkan
H2SO4 hal ini dimaksudkan untuk memberikan suasana asam pada sampel
sehingga dapat ditentukan sampel yang dapat membentuk ester (esterifikasi),
kedua sampel dicium baunya ketika telah di tambahkan H2SO4 karena ester untuk
mengetahui hasil positif (apakah telah terbentuk ester) dari sampel yang ada
karena ester memiliki bau yang khas.
Pada tes oksidasi yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan yang akam
digunakan, kemudian ditambahkan H2SO4 sebanyak 2 tetes pada masing-masing
tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 pada tabung reaksi pertama dan 1
ml KMnO4 pada tabung reaksi kedua, setelah itu ditambahkan etanol pada tabung
reaksi I dan di homogenkan dengan K2Cr2O7 dan metanol yang di homogenkan
dengan 1 ml KMnO4 pada tabung reaksi II, dan dipanaskan masing-masing tabung
reaksi yang telah di homogenkan terakhir diamati perubahan warna yang terjadi.
Adapun alasan-alasan perlakuan pada masing-masing sampel yaitu, pertama
masing-masing sampel di tambahkan pengoksidasi yang berbeda (K 2Cr2O7 dan
KMnO4) hal ini dimaksudkan untuk membandingkan pengoksidasi mana yang
lebih cepat untuk mengoksidasi sampel, kedua masing-masing sampel dipanaskan
hal ini dimaksudkan untuk memutuskan ikatan antar oksigen yang ada pada
pereaksi yang berfungsi pada proses oksidasi.
Pada tes alkohol mono dan poli yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, kedua dimasukkan etanol pada tabung reaksi I dan gliserol
pada tabung reaksi II, lalu diencerkan masing-masing sampel dengan
menambahkan sedikit air dan ditambahkan 5 tetes CuSO 4 pada masing-masing
sampel dan NaOH 10 % dan dihomogenkan, terakhir diamati perubahan yang
terjadi. Adapun alasan perlakuan pada uji ini yaitu untuk menentukan jumlah
gugus hidroksil pada sampel (-OH) dengan jalan memutus ikatannya dengan
perekasi CuSO4.
Pada tes kelarutan alkohol dan fenol yaitu, pertama disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, lalu dimasukkan bahan-bahan (etanol, metanol dan
fenol) pada masing-masing tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml air ke
dalam masing-masing tabung reaksi dan ditutup mulut tabung reaksi dengan ibu
jari dan dikocok hingga homogen, terakhir diamati lapisan yang terjadi pada
sampel. Adapun alasan perlakuan pada uji ini yaitu digunakan sampel dengan
bentuk dan jumlah atom C yang berbeda hal ini di maksudkan agar dapat di
bedakan tingkat kelarutan pada masing-masing sampel yang ada, kedua masing-
masing sampel diamati lapisan yang terbentuk hal ini dimaksudkan untuk
menentukan hasil positif pada masing-masing sampel/positif jika tidak terdapat
lapisan antara sampel dengan air.
Pada tes FeCl3 yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, lalu dimasukkan bahan-bahan (etanol dan fenol) pada masing-masing
tabung reaksi, kemudian ditambahkan bebebrapa tetes FeCl3 kedalam tabung
reaksi, terakhir diamati perubahan yang terjadi. Adapun alasan perlakuan pada tes
ini yaitu, pada tes ini digunakan perekasi FeCl 3 hal ini dimaksudkan karena
alkohol yang memiliki rantai alifatik (cincin) dapat bereaksi dengan Fe yang
nantinya akan menandakan bentuk rantai hidrokarbon dari alkohol.
Adapun mekanisme rekasi pada masing-masig uji yaitu, pada tes
iodoform, pertama ketika sampel di tambahkan dengan larutan I dalam KI maka
akan terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan yang menandakan
adanya reaksi antara sampel dengan pereaksi:
H3C-CH2-OH + NaOI H3C-CH + NaI + H2O
||
O
H3C-OH + NaOI H3C-C = O + NaI + H2O
H3C-CH-CH3 + NaOI H3C-C-CH3 + NaI + H2O
|
OH
Padan tes lucas yaitu, pertama pada saat penambahan perekasi lucas pada
sampel akan menghasilkan warna jingga yang keruh hal ini disebabkan karena
gugus hidroksil (-OH) dari sampel akan di gantikan oleh Cl- dari pereaksi lucas
karena adanya perbedaan energi nukleofil pada kedua ion hal ini lah yang
menyebabkan warna pada alkohol sekunder atau alkohol tersier:
H3C-CH2-OH + HCl ZnCl2 Tidak Bereaksi
(Etanol) (Pereaksi Lucas)
H3C-CH-CH3 + HCl ZnCl2 H3C-CH-CH3 + H2O
| |
OH (pereaksi lucas) Cl
(Isopropil alkohol) (asam Klorida) (Warna Jingga keruh)

ZnCl
+ HCl 2 tidak bereaksi

Pada uji esterifikasi yaitu, pada saat penambahan sampel dengan gliserol
(CH3COOH) maka akan terjadi reaksi pembentukan ester ( RCOOR) dari alkohol
atau biasa disebut dengan alkoholisa dengan bantuan H 2SO4 sebagai katalisator
yang ditandai dengan adanya bau khas pada sampel:

H3C-CH2-OH + CH3COOH H2SO4 H3C-COO-CH3 + H3C-OH


(Etanol) (Asam Asetat) (Ester) (Metanol)

H2SO4
+ CH3COOH tidak bereaksi
Gliserol
Fenol
Pada tes oksidasi yaitu, pada penambahan sampel dengan zat pengoksidasi
(K2Cr2O7 atau KMnO4) maka akan terjadi rekasi dengan antara keduanya
membentuk senyawa dengan gugus fungsi yang baru dengan bantuan H2SO4
sebagai katalisator:
H3C-CH2-OH H2SO4 H3C-COH + H2
(etanol) K2Cr2O7 (Aldehida)
H3C-OH H2SO4 H3C-COH + H2
K2Cr2O7
Pada tes alkohol mono dan poli yaitu, pada penambahan sampel
dengan CuSO4 dan NaOH terjadi reaksi antara keduanya yang kemudian
akan membentuk warna biru atau hijau kekuning-kuningan:
H3C-CH2-OH + CuSO4 + NaOH H2O H3C-CH2-O-Cu-Na +
H2O
(Etanol)
CH3COOH + CuSO4 + NaOH H2O ( H3C-CH2-O-Cu-Na )2 +
3H2O
Pada tes kelarutan alkohol dan fenol yaitu, pada penambahan
aquadest pada masing-masing sampel maka akan terurai menjadi ion-ion
berdasarkan muatan parsialnya masing-masing:
1. Etanol
H3C-CH2-OH H2O
C2H5+ + OH-

2. Metanol
H3C-OH H2O
CH3+ + OH-
3. Fenol
H2O
C6H5O + H+

Pada tes FeCl3 yaitu, pada penambahan pereaksi FeCl3 dengan


masing-masing sampel maka akan menimbulkan reaksi di antara keduanya
sehingga akan menimbulkan perubahan warna dari jernih menjadi coklat
muda atau kekuningan yang menandakan adanya rantai alifatik pada
sampel:
1. Etanol
H3C-CH2-OH + FeCl3 H3C-CH2-Fe + 3HCl
2. Fenol

+ FeCl3 tidak bereaksi

Adapun faktor kesalahan pada percobaan ini yaitu pada pembuatan


pereaksi lucas yang kurang sesuai dengan standarnya sehingga dalam
mereaksikan dengan sampel pereaksi lucas (ZnCl 3) menjadi inaktif atau
tidak dapat bereaksi dengan sampel yang menyebabkan hasil pengamatan
menjadi terganggu.
Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu, pada pembuatan
antiseptik yang menggunakan alkohol sebagai bahan dasar dalam pembuatan
antiseptik.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Uji iodoform
Pada percobaan ini semua sampel menghasilkan hasil yang positif
dimana warna merah kecoklatan dan di ikuti dengan penghilangan warna
sampel menjadi bening.
2. Uji lucas
Pada percobaan ini semua sampel menghasilkan hasil yang negatif
karena terdapat faktor kesalahan pada pembuatan pereaksi lucas yang di
buat.
3. Uji esterifikasi
Pada percobaan ini sampel yang memiliki hasil yang positif yaitu
alkohol akan menghasilkan bau seperti balon.
4. Tes oksidasi
Pada percobaan ini semua sampel memiliki hasil yang positif
menghasilkan warna kehijauan pada sampel yang di oksidasi K2CrO4 dan
endapan coklat pada KMnO4 dengan bantuan katalisator H2SO4.
5. Alkohol mono dan poli
Pada percobaan ini sampel yang memiliki hasil positif yang akan
menghasilkan warna hijau kekuningan
6. Kelarutan alkohol dan fenol
Pada percobaan ini memiliki hasil positif pada semua sampel
karena dapat larut dalam air.
7. Tes FeCl3
Pada percobaan ini sampel yang memiliki hasil yang positif yaitu
fenol menghasilkan warna kekuningan.

B. Kritik dan saran


1. Asisten
Mohon bimbingannya kak dalam praktikum kimia organik ini
2. Laboratorium
Sebaiknya peralatan dalam melakukan uji di laboratorium lebih di
perbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.1979.
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S.Kimia Organik edisi 3 jilid 1.USA: Orth
Publishers, INC, Belmont.1986.
Mayo, D.W., Pike, R.M., Trumper, P.K. Microscale Organic Laboratory, 3rd
edition, New York: Pasto. 1994
D., Johnson, C., Miller, M. Experiments and Techniques in Organic
Chemistry.New Jersey:Williamson.1992.
Macroscale and Microscale. Organic Experiments 3rd edition, Boston:
Williamson.1999.
James, G. Brauy. Kimia Universitas Azas dan Struktur edisi ke V.jakarta: Grafindo
media pratama.2004.
Riswanto.Kimia Organik.Jakarta: Yudis kita. 2010.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN
ALKOHOL DAN FENOL

OLEH

KELOMPOK VII

GOLONGAN II
LABORATORIUM KIMIA FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA
2014

LAMPIRAN

SKEMA KERJA

1. Tes Iodoform

Metanol Etanol Isopropil alkohol

+ Larutan I2 dalam + Larutan I2 dalam + Larutan I2 dalam


KI KI KI

+NaOH 10 % +NaOH 10 % +NaOH 10 %

Amati Perubahan

Jika tidak ada perubahan

Pada suhu 600C

Amati Kembali
2. Tes lucas

Etanol Isopropil alkohol Fenol

+Pereaksi lucas

Kocok dan diamkan

Amati

3. Esterifikasi

Etanol Fenol

+1 ml CH3COOH (gliserol) +1 ml CH3COOH (gliserol)

Dipanaskan di penangas

Amati bau
Bila belum jelas

+5 tetes air
4. Tes oksidasi

H2SO4 H2SO4

+1 ml K2CrO4 +1 ml KMnO4

Etanol Metanol

Panaskan

Amati perubahan warna

5. Alkohol mono dan poli

Etanol Gliserol

+Air +Air

+ 5 tetes CuSO4 dan ditambah + 5 tetes CuSO4 dan ditambah


NaOH 10 % NaOH 10 %
Diamati perubahan warna
6. Kelarutan alkohol dan fenol

Metanol Etanol Fenol

+ Air (Pelarut murni)

Diamati lapisan yang terbentuk

7. Tes FeCl3

Etanol Fenol

+Beberapa tetes FeCl3 +Beberapa tetes FeCl3

Diamati perubahan warna yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai