Anda di halaman 1dari 15

Gaya Normal

Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada benda yang bersentuhan, di mana arah gaya normal
tegak lurus bidang sentuh. Lambang gaya normal adalah N dan satuan sistem internasional
adalah kg m/s2 atau Newton.

Gaya normal pada bidang datar


N adalah gaya normal yang dikerjakan lantai pada balok, N adalah gaya normal yang dikerjakan
balok pada lantai. w adalah gaya gravitasi yang bekerja pada balok atau berat balok. N dan N
merupakan gaya aksi reaksi, sedangkan N dan w bukan gaya aksi reaksi.
Jika balok sedang diam atau tidak bergerak pada arah vertikal maka besar gaya normal dapat
dihitung menggunakan hukum I Newton
Fy = 0
Nw=0
N=w

Jika balok didorong ke bawah dengan gaya F seperti pada gambar di


samping maka besar gaya normal :
Fy = 0
NwF=0

N=w+F
Gaya normal pada bidang miring

N dan N merupakan gaya aksi reaksi. N adalah gaya normal yang


bekerja pada balok dan N adalah gaya normal yang bekerja pada bidang miring. W adalah
komponen vertikal dari gaya berat (w). Gaya berat (w) bekerja pada balok. Besar gaya normal
adalah
Fy = 0
N wy = 0
N = wy = w cos teta
Referensi

Contoh soal gaya normal


1. Balok diam di atas permukaan bidang datar. Massa balok (m) = 1 kg, percepatan gravitasi (g)
=
10
m/s2.
Besar
dan
arah
gaya
normal
(N)
adalah

Pembahasan
Diketahui :
Massa balok (m) = 1 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Gaya berat (w) = m g = (1 kg)(10 m/s2) = 10 kg m/s2 = 10 Newton
Ditanya : besar dan arah gaya normal (N)
Jawab :
Arah gaya normal (N) tampak seperti digambarkan di bawah.

Besar gaya normal


Hukum I Newton menyatakan bahwa jika benda diam maka resultan gaya yang bekerja pada
benda = 0. Terdapat gaya berat (w) yang arahnya ke bawah. Karena balok diam maka harus ada
sebuah gaya berarah ke atas yang mengimbangi gaya berat sehingga resultan gaya bernilai nol.
Gaya berarah ke atas yang mengimbangi gaya berat adalah gaya normal (N). Secara matematis :

2. Kedua balok sedang diam. Massa balok 1 (m1) = 1 kg, massa balok 2 (m2) = 2
kg, percepatan gravitasi (g) =10 m/s2. Besar dan arah gaya normal yang bekerja pada balok 1
(N1) dan balok 2 (N2) adalah

Pembahasan

Diketahui :
Massa balok 1 (m1) = 1 kg
Massa balok 2 (m2) = 2 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Berat balok 1 (w1) = m1 g = (1)(10 m/s2) = 10 kg m/s2 = 10 Newton
Berat balok 2 (w2) = m2 g = (2)(10 m/s2) = 20 kg m/s2 = 20 Newton
Ditanya : N1 dan N2
Jawab :
(a) Gaya normal yang bekerja pada balok 1 (N1)
N1 = w1 = 10 Newton
Arah N1 seperti pada gambar di atas.
(b) Gaya normal yang bekerja pada balok 2 (N2)
N2 = w1 + w2 = 10 Newton + 20 Newton = 30 Newton
Arah N2 seperti pada gambar di atas.
3. Balok sedang diam. Massa balok (m) = 2 kg, percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2, gaya F = 10
Newton. Besar dan arah gaya normal (N) yang bekerja pada balok adalah

Pembahasan

Diketahui :
Massa balok (m) = 2 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Gaya berat (w) = m g = (2 kg)(10 m/s2) = 20 kg m/s2 = 20 Newton
Gaya (F) = 10 Newton
Ditanya : besar dan arah gaya normal (N)
Jawab :
Arah gaya normal seperti pada gambar di atas.
Besar gaya normal :

4. Balok sedang diam. Massa balok (m) = 1 kg, percepatan


gravitasi (g) = 10 m/s2, gaya F1 = 10 Newton, F2 = 20 Newton. Besar dan arah gaya normal (N)
yang bekerja pada balok adalah

Pembahasan

Diketahui :
Massa balok (m) = 1 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Gaya berat (w) = m g = (1 kg)(10 m/s2) = 10 kg m/s2 = 10 Newton
F1 = 10 Newton
F2 = 20 Newton

Ditanya : besar dan arah gaya normal (N)


Jawab :

Arah gaya normal seperti pada gambar di atas.


5. Massa balok (m) = 2 kg, percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2, sudut = 60o. Besar dan arah gaya
normal (N) yang bekerja pada balok adalah

Pembahasan

Keterangan gambar :
w = gaya berat, wx = komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring, wy =
komponen gaya berat tegak lurus bidang miring, N = gaya normal, fk = gaya gesek kinetis.
Diketahui :

Ditanya : besar dan arah gaya normal (N)


Jawab :
Benda diam alias tidak bergerak pada arah tegak lurus dengan permukaan bidang miring,
karenanya menurut hukum I Newton, resultan gaya pada arah tegak lurus dengan permukaan
bidang miring harus sama dengan nol.
Terdapat dua gaya yang bekerja pada arah yang tegak lurus permukaan bidang miring, yakni
gaya wy dan gaya normal. Resultan kedua gaya ini = 0. Secara matematis :

Jadi besar gaya normal adalah 10 Newton.

RUMUS GAYA NORMAL | RUMUS GAYA

Gambar Gaya Normal


Rumus-rumus gaya normal di dalam pelajaran fisika secara umum adalah sebagai berikut :
1. Rumus Gaya Normal Pada Lantai Datar (N)
N = W = m. g
Keterangan :
N = Gaya Normal
W = Gaya Berat
m = massa benda
g = gravitasi bumi
2. Rumus Gaya Pada Lantai Datar Bersudut
Fx = F cos
Fy = F sin
N = W - F cos
Keteragan :
Fx = Gaya terhadap sumbu x (horizontal)
Fy = Gaya terhadap sumbu y (vertikal)
= Besarnya Sudut Lantai
3. Rumus Gaya Normal Pada Bidang Miring
N = W cos

4. Gaya Gesek Statis dan Kinetis


F statis = Ms . N
F kinetis = Mk . N
Keterangan :
Fs = Gaya Gesek Statis
Fk = Gaya Gesek Kinetis
Ms = Koefisien statis
Mk = Koefisien Kinetis
Pengertian Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut. Berat benda sangat
dipengaruhi oleh kuat medan gravitasi dimana benda itu berada. Satuan yang digunakan untuk
menyatakan berat adalah Newton (N). Orang terkadang tidak bisa membedakan antara massa dan
berat padahal kedua besaran itu tidaklah sama. Massa adalah ukuran banyaknya zat yang
terkandung dalam suatu benda. Satuan untuk massa adalah KG.

Gaya berat disemua tempat di permukaan bumi akan selalu mengarah ke pusat bumi. Gaya berat
dan massa memiliki hubungan yang berbanding lurus begitu juga dengan percepatan gravitasi
bumi. Besarnya percepatan gravitasi pada suatu tempat dipengaruhi jarak tempat tersebut dengan
pusat bumi. Semakin jauh tempat dari pusat bumi maka gaya gravitasi buminya akan semakin
kecil. Besarnya percepatan gravitasi bumi adalah konstan yakni 9,8 m/s2 atau kadang dibulatkan
menjadi 10 m/s2.

Rumus menghitung gaya berat


Secara matematis hubungan anatar berat dan massa dapat ditulis seperti ini :
w=mxg
ket :
w = Berat benda, satuan Newton (N)
m = Massa benda, satuan Kilogram (KG)
g = Percepatan Gravitasi, N/KG

Contoh soal gaya berat :


Sebuah benda memiki massa 800 gram. Benda tersebut berada di daerah yang memiliki
percepatan gravitasi 10 m/s2. Berapa berat benda tersebut?

Penyelesaian :
Diketahui :
m = 800 gram = 0.8 KG
g = 10 m/s2
Ditanya
Jawab
w

:
=

m
x
g
=
0,8
Kg
x
10
m/s2
= 8 N/KgGaya berat merupakan gaya yang diakibatkan oleh pengaruh gravitasi terhadap massa
suatu benda. Gaya berat ini akan berbeda-beda, tergantung berapa besar gravitasi dimana benda
tersebut berada.

Lantas apa perbedaan massa dan berat? Yang perlu kita ingat, massa nilainya selalu tetap
dimanapun sebuah benda berada, sedangkan berat akan berubah jika sebuah benda berada
ditempat yang gravitasinya berbeda.
Contoh:

Jika massa seorang astronot di bumi adalah 60 kg, maka massa tersebut akan tetap 60 kg
meskipun ia berada di bulan.

Jika diasumsikan nilai gravitasi bumi adalah 10 m/s 2, maka berat astronot dibumi = 60 kg
x 10 m/s2 = 600 kgm/s2 (N)

Jika diasumsikan nilai gravitasi bulan adalah 10/6 m/s 2, maka berat astronot di bulan =
60 kg x (10/6) m/s2 = 100 kgm/s2 (N)

Dari contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa berat benda selalu tergantung terhadap gravitasi
dimana benda berada. Sehingga gaya berat dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

w=mxg
dimana:
w = Berat benda
m = Massa benda
g = Gravitasi dimana benda berada

Gaya gesek adalah gaya yang menghambat gerakan benda. Gaya gesek bekerja di antara
permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada topik ini gaya gesek yang dipelajari berkaitan
dengan gaya gesek yang bekerja di antara dua permukaan benda padat yang bersentuhan seperti
gesekan antara alas balok dengan permukaan lantai, gesekan antara alas sepatu dengan
permukaan lantai, gesekan antara roda mobil dengan permukaan jalan.
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling bersentuhan, sekalipun
benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar
dalam skala mikroskopis. Ketika sebuah benda bergerak, tonjolan-tonjolan miskroskopis ini
mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat atom, sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan
atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom
dapat membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu di antara dua permukaan benda yang bergerak.
Ketika sebuah benda bergerak, misalnya ketika anda mendorong sebuah buku pada permukaan
meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti. Hal ini disebabkan
karena terjadi pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut.
Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain, masing-masing benda
tersebut mengerjakan gaya gesek antara satu dengan yang lain. Gaya gesek pada benda yang
bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak
benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin
kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda motor,
sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi
minyak pelumas maka mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini merupakan salah satu
kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek.
Jenis-Jenis Gaya Gesek
Terdapat dua jenis gaya gesek yakni gaya gesek statis (fs) dan gaya gesek kinetis (fk). Gaya gesek
statis bekerja ketika benda belum bergerak sedangkan gaya gesek kinetik bekerja ketika benda
sedang bergerak. Jika anda mendorong sebuah meja tetapi meja belum bergerak maka gaya
gesek yang bekerja pada meja yang sedang diam adalah gaya gesek statis. Sebaliknya ketika
meja sedang bergerak, gaya gesek yang bekerja pada meja adalah gaya gesek kinetis. Apabila
meja yang sedang bergerak tidak tetap didorong, meja akan berhenti setelah bergerak beberapa
saat. Meja berhenti akibat adanya gaya gesek kinetis yang menghambat gerakan meja.

Pernah terpeleset ketika menginjak sesuatu yang licin ? Ketika anda terpeleset, gaya gesek yang
bekerja antara alas sepatu atau alas sandal dengan permukaan benda yang licin adalah gaya gesek
kinetis. Persoalan ini mirip seperti ketika sepeda motor atau mobil yang bergerak di atas
permukaan jalan yang basah dan licin direm hingga roda slip. Ketika roda slip, gaya gesek yang
bekerja pada permukaan roda dan permukaan jalan adalah gaya gesek kinetis. Sebaliknya ketika
anda berjalan, gaya gesek yang bekerja antara alas sepatu atau alas sandal dengan permukaan
lantai adalah gaya gesek statis. Demikian juga ketika roda tidak slip, gaya gesek yang bekerja
pada permukaan roda dan jalan adalah gaya gesek statis.

Gaya Gesekan Yaitu gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat padat
bersentuhan secara fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan
bidang dan selalu berlawanan dengan arah gerak relatif antara ke dua benda
tersebut.
Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja pada benda, yaitu:
a. Gaya Gesekan Statis ( fs )
Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya mulai
dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja
pada suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum, maka benda
masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan yang bekerja pada benda
mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada benda
tersebut. Besarnya gaya gesekan statis maksimum adalah :

dimana s adalah koefisien gesekan statis dan N adalah gaya Normal.


Besarnya gaya normal ( N ) tergantung besarnya gaya tekan benda terhadap
bidang
b.

secara
Gaya

gesekan

tegak
kinetis

lurus.
(

fk )

Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika benda
sudah bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan dirumuskan dengan
:

dimana k adalah koefisien gesekan kinetis benda


Antara koefisien gesekan statis dan kinetis mempunyai nilai yang berbeda, nilai
koefisien gesekan statis selalu lebih besar daripada nilai koefisien gesekan
kinetis
benda.
Untuk sebuah benda diam yang terletak diatas sebuah bidang datar kasar dan
diberi gaya F, maka :

KONSEP GAYA GESEKAN


Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap udara,
air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan
bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara.
Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan
benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang
sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika kita mencoba
menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut.
Sebagai tambahan, pada tingkat atom (ingat bahwa semua materi tersusun dari atom-atom),
sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan
lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat membentuk ikatan kimia, sebagai
penyatu kecil di antara dua permukaan benda yang bergerak. Ketika sebuah benda bergerak,
misalnya ketika kita mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut
mengalami hambatan dan akhirnya berhenti, karena terjadi gesekan antara permukaan bawah
buku dengan permukaan meja serta gesekan antara permukaan buku dengan udara, di mana
dalam skala miskropis, hal ini terjadi akibat pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut.
Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-masing benda
tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda yang
bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak
benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin
kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda motor,
sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi
minyak pelumas maka mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini merupakan salah satu
kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek.

Kita dapat berjalan karena terdapat gaya gesek antara permukaan sandal atau sepatu dengan
permukaan tanah. Jika anda tidak biasa menggunakan alas kaki
gaya gesek tersebut
bekerja antara permukaan bawah kaki dengan permukaan tanah atau lantai. Alas sepatu atau
sandal biasanya kasar / bergerigi alias tidak licin. Para pembuat sepatu dan sandal membuatnya
demikian karena mereka sudah mengetahui konsep gaya gesekan. Demikian juga alas sepatu
bola yang dipakai oleh pemain sepak bola, yang terdiri dari tonjolan-tonjolan kecil. Apabila alas
sepatu atau sandal sangat licin, maka anda akan terpeleset ketika berjalan di atas lantai yang licin
atau gaya gesek yang bekerja sangat kecil sehingga akan mempersulit gerakan anda. Ini
merupakan contoh gaya gesek yang menguntungkan.
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan (misalnya roda kendaraan yang
berputar atau bola yang berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada walaupun lebih kecil
dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan benda lain. Gaya
gesekan yang bekerja pada benda yang berguling di atas permukaan benda lainnya dikenal
dengan gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang
meluncur di atas permukaan benda lain (misalnya buku yang didorong di atas permukaan meja)
disebut sebagai gaya gesekan translasi. Pada kesempatan ini kita hanya membahas gaya
gesekan translasi, yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda padat yang meluncur di atas
benda padat lainnya.
GAYA GESEKAN STATIK DAN KINETIK
Lakukanlah percobaan berikut ini untuk menambah pemahaman anda. Letakanlah sebuah balok
pada permukaan meja. Ikatlah sebuah neraca pegas (alat untuk mengukur besar gaya) pada sisi
depan balok tersebut. Sekarang, tarik pegas perlahan-lahan sambil mengamati perubahan skala
pada neraca pegas. Tampak bahwa balok tidak bergerak jika diberikan gaya yang kecil. Balok
belum bergerak karena gaya tarik yang kita berikan pada balok diimbangi oleh gaya gesekan
antara alas balok dengan permukaan meja. Ketika balok belum bergerak, besarnya gaya gesekan
sama dengan gaya tarik yang kita berikan. Jika tarikan kita semakin kuat, terlihat bahwa pada
suatu harga tertentu balok mulai bergerak. Pada saat balok mulai bergerak, gaya yang sama
menghasilkan gaya dipercepat. Dengan memperkecil kembali gaya tarik tersebut, kita dapat
menjaga agar balok bergerak dengan laju tetap; tanpa percepatan. Kita juga bisa mempercepat
gerak balok tersebut dengan menambah gaya tarik.
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut
belum bergerak disebut gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum
sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah
bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya
yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya
gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang
bekerja ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk) (kinetik berasal
dari bahasa yunani yang berarti bergerak). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan
benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa pada permukaan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya gesekan
sebanding dengan Gaya Normal.
KOOFISIEN GESEKAN STATIK DAN KINETIK

Perhatikan bahwa hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan pada persamaan di atas hanya
untuk besarnya saja. Arah kedua gaya tersebut selalu saling tegak lurus satu dengan yang lain,
sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Berikut ini keterangan untuk gambar di
bawah : fk adalah gaya gesekan kinetik, fs adalah gaya gesekan statik, F adalah gaya tarik, N
adalah gaya normal, w adalah gaya berat, m adalah massa, g adalah percepatan gravitasi.

Contoh Soal 1 :

Sebuah buku berada dalam keadaam diam di atas meja yang permukaannya datar. Koofisien
gesekan statik adalah 0,4 dan koofisien gesekan kinetik adalah 0,30. Jika massa buku tersebut
adalah 1 kg, berapakah Gaya minimum yang diberikan agar buku itu mulai bergerak ? anggap
saja percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2

Panduan Jawaban :
Terlebih dahulu kita hitung besar Gaya Normal (N).
N = w = m g = (1 kg) (10 m/s2) = 10 kg m/s2 = 10 N.
Setelah memperoleh besar Gaya Normal, selanjutnya kita hitung besar gaya gesek statis (fs).

Besar gaya gesek statis adalah 4 N. Agar buku dapat bergerak, maka gaya tarik minimum yang
diberikan harus lebih besar dari 4 Newton (agar benda mulai bergerak maka F > fs)
Contoh Soal 2 :
Sebuah balok bermassa 10 kg diletakkan pada bidang miring sebagaimana tampak pada gambar
di bawah. Jika sudut yang dibentuk antara bidang miring dengan permukaan lantai sebesar 30 o
dan koofisien gesekan kinetik adalah 0,4, berapakah gaya gesekan kinetis yang bekerja pada
permukaan balok dan bidang miring ?

Panduan Jawaban

Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai