Anda di halaman 1dari 12

LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA

Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620


Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

Pelatihan Siswa Persiapan OSP SMA


Hotel New Plaza Semarang
21 s.d. 22 Februari 2019

LATIHAN SOAL OSN FISIKA SMA


GRAVITASI
Davit Sipayung (0853-6049-9545)

6R
1. Seperti ditunjukkan pada gambar, planet A dan
planet B memiliki radius yang sama berturut-
M 4M
turut bermassa 4M dan M. Jarak antara pusat
R v R
massa kedua planet adalah 6R. Sebuah roket
bermassa m diluncurkan dari permukaan planet B A
B menuju pusat massa planet A. Asumsikan roket bergerak sepangjang garis lurus yang
menghubungkan kedua planet. Hitung :
a. kelajuan awal minimum roket agar berhasil mencapai permukaan planet A!
b. kelajuan roket mencapai permukaan planet A jika peluru diluncurkan kecepatan awal
minimum .

Pembahasan:
a. Petama kita menghitung posisi setimbang p roket dimana besar gaya gravitasi oleh kedua
planet terhadap roket adalah sama. Misalkan x jarak titik setimbang dari pusat massa B.
GmM  4GmM  x  2R
x2 6 R  x 2
Roket cukup diluncurkan paling minimum ke posisi x= 2R agar roket itu dapat jatuh menuju
permukaan planet A. Kekekalan energi mekanik :
1 mv 2  GmM  4GmM   GmM  4GmM
2 min R 5R 2R 4R

vmin  3GM
5R
b. Kecepatan roket mencapai permukaan planet A:
1 mv 2  GmM  4GmM   GmM  4GmM
2 min R 5R 5R R

v A  27GM
5R

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSP SMA Halaman 1 dari 12


Semarang, 21-22 Maret 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

2. Sebuah lubang L berbentuk bola dibuat di bagian dalam dari


sebuah bola pejal B yang homogen berjari-jari a sehingga
L
permukaannya tepat melalui pusat P dari bola B dan a
menyingung permukaan bola B di titik S. Massa bola B
S
sebelum dilubangi adalah M dan pusat lubang bola L adalah P′ P
P′. Tentukan:
a. potensial gravitasi φA di titik A di luar bola B pada
perpanjangan garis hubung PP′ sejauh x dari P dengan B
x>a.
b. potensial gravitasi φB di titik B pada garis hubung PP′ sejauh x dari P dengan x < a.
c. gaya gravitasi pada suatu titik massa m yang diletakkan di titik A
maupun di titik B. B
θ
A
Pembahasan: r
a. Misalkan sebuah bola pejal bermassa M dan berjari-jari a.
R
Potensial di titik yang berjarak x dari pusat bola pejal tersebut
adalah
GM  x2  M
   3   ( x  a)
2a  a2 
GM
 ( x  a) ...................(1)
2a
Posisi titik A pada perpanjangan garis hubung PP′ sejauh x dari P dengan x>a, yaitu di luar
bola B dan di luar lubang, diperlihatkan oleh gambar di bawah ini

a
M
A x ′ P P
′ M
x-a/2 a/
2

Potensial di titik A (x>a) sama dengan potensial oleh massa bola B sebelum dilubangi (M)
dikurangi dengan potensial oleh massa lubang L yang dikeluarkan dari bola B (M′). Titik A
terletak di luar bola B maupun lubang L sehingga

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 2 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

A    
GM  GM  
  
x  xa 2
GM GM 
  ...................(2)
x xa 2

Bola pejal homogen dengan kerapatan massanya adalah


M M
  4 3 ...................(3)
V 3
 a

Massa yang dikeluarkan dari lubang adalah


3
 4    
M a M
M   V   ...................(4)
4
3
 a 3 3
 2  8

Substitusikan persamaan (4) ke dalam persamaan (2) untuk mendapatkan


GM GM
A    ...................(5)
x 8 x  a 2

b. Posisi titik B pada perpanjangan garis hubung PP′ sejauh x dari P dengan x<a, yaitu di dalam
bola B dan di dalam lubang, diperlihatkan oleh gambar di bawah ini

a
M′
B P P
M
′ P
x-a/2 a/
2

Potensial di titik B adalah


B    
GM  x 2   GM    x  a 2  2 
  3  
    3  
2a  a 2   2  a 2   a 2  2 
x 2   GM  4  x 2  ax  14 a 2  
2
GM  3 
  3    
2a  a 2   8a  a2 
  
GM  x2  1  4 x 2 4 x 
  3     3    1 
2a  a2  4  a2 a 
GM  5 x 
    ...................(6)
2a  2 a 

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 3 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

c. Gaya gravitasi pada suatu titik massa m berjarak x dari pusat bola B adalah
F  mg ...................(7)

dengan g adalah medan gravitasi di titik tersebut. Hubungan medan gravitasi dan potensial
gravitasi adalah
d
g  ...................(8)
dx
Hubungan gaya gravitasi dan medan gravitasi menurut persamaan (7) dan persamaan (8)
menjadi
d
F  m ...................(9)
dx
Gaya yang bekerja pada massa m yang terletak di titik A adalah
d A
FA  m
dx
GMm GMm
.  2  ..................(10)
8  x  a 2
2
x

Gaya yang bekerja pada massa m yang terletak di titik B adalah


d B
FB   m
dx
GMm
. ..................(11)
2a 2

3. Sebuah planet benbentuk bola tidak berotasi (tidak memiliki atmosfer bermassa M dan radius R.
Sebuah roket bermassa m<<M ditembakkan dari permukaan planet pada titik A dengan
kecepatan v0 membentuk sudut θ = 300 terhadap arah radial. Setelah itu, lintasan roket
mencapai ketinggian maksimum di titik B seperti pada gambar. Jarak antara pusat massa planet
dan titik B adalah r = (5/2)R . Tentukan kecepatan awal roket dalam besaran G, M dan R.

Pembahasan :
Hanya gaya gravitasi yang bekerja, yang arahnya selalu diarahkan menuju pusat planet; karena
itu momentum angular terhadap pusat planet menjadi konstan. Kekekalan momentum sudut
terhdap pusat planet di titik A dan di titik B :
LA  LB
mv A R sin   mrvB
5
v0 R sin 300  RvB
2
v0
vB 
5
Kekekalan energi mekanik di titik A dan di titik B:

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 4 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

1 2 GMm 1 2 GMm
mv A   mvB 
2 R 2 rB
2
2GM  v0  2GM
v02    
R  5  5 / 2 R

5 GM
v0 
4 R

4. Komet Encke telah ditemukan oleh Pierre Mechain


pada tahun 1786. Periode perputaran komet ini
baru dapat ditentukan oleh Johan Encke pada
rp ra
tahun 1822, yaitu selama 3,3 tahun. Namun pada komet

tahun 1913, berdasarkan hasil foto yang Matahari

dilakukan melalui teleskop, jarak terjauh dari


Matahari (aphelium) adalah ra = 6,1x1011 m dan jarak terdekatnya (perihelium) rp = 5,1x1010 m.
Diketahui tetapan gravitasi universal G = 6,7x10-11 N m2 kg-2 , massa Matahari m = 2,0x1030 kg,
tentukan kelajuan komet itu pada saat di titik terjauh dan pada saat di titik terdekat.

Pembahasan:
a. Torsi terhadap pusat matahari oleh gaya gravitasi sama dengan nol sehingga momentum
sudut sistem terhadap pusat matahari.
La  L p
mra va  mrp v p ...................(1)

Energi mekanik sistem kekal karena usaha hanya dilakukan oleh gaya konservatif, yaitu gaya
gravitasi.
EM a  EM p
1 2 GMm 1 2 GMm
mva   mv p  ...................(2)
2 ra 2 rp

Substitusikan vp dari persamaan (1) ke persamaan (2) untuk mendapatkan :


12
 2Gms rp 
va  
 r  r  r  
 a a b 
  2   6,67  1011 N  m 2  kg 2  2.0  1030 kg  5.1  1010 m  
12

 

  6.1  10 11
m  6.1  1011
m  5.1  1010
m  

1
 5.8  10 m  s
3
...................(3)
Substitusikan va dari persamaan (1) ke persamaan (2) untuk mendapatkan :

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 5 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

ra va
vp 
rp


 6.110 m 5.8 10 m  s 
11 3 1

 5.110 m 
11

 6.9  103 m  s 1 ...................(4)

5. Sebuah roket bermassa total m mengelilingi bumi pada low earth


orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari orbit R1. Pesawat ini akan
berpindah orbit menuju orbit menuju orbit berjari jari R2 > R1
dengan cara mengubah bentuk orbitnya dalam bentuk orbit elips R2
R1
seperti yang ditunjukkan oleh garis tebal pada gambar disamping.
Manuver orbit ini dicapai dengan membuang bahan bakar sebanyak
∆m1>0 sehingga memberika laju ∆v1 searah kecepatan orbit pada orbit rendah. Kemudia roket
membuang lagi bahan bakar sebanyak ∆m2>0 sehingga memberikan tambahan laju ∆v2 searah
kecepatan orbit pada orbit tinggi. Laju orbit roket untuk orbit rendah adalah vR 1 . Bahan bakar

roket memiliki laju buang konstan vf relatif terhadap roket. Tentukan :


a. tambahan laju ∆v1 yang dibutuhkan untuk mengubah orbit dari lingkaran berjari-jari R1
menjadi elips (nyatakan dalam vR 1 , R1, R1)

b. tambahan laju ∆v2 yang dibutuhkan untuk mengubah orbit dari elips menjadi lingkaran
berjari-jari R2 (nyatakan dalam vR 1 , R1, R1)

c. massa bahan bakar yang terbuang ∆m1 dan ∆m2 agar roket dapat melakukan manuver
tersebut (nyatakan dalam m, vR 1 , vf, R1, R1)

Pembahasan:
a. Misalkan: kelajuan roket di orbit rendah dan orbit tinggi ketika orbit lingkaran berturut-turut
adalah vR 1 dan vR 2 , kelajuan roket di orbit rendah dan orbit tinggi ketika orbit elips

berturut-turut adalah vR 1 dan vR 2 , massa bumi adalah M. Perubahan kecepatan di orbit

rendah adalah
v1  vR 1  vR 1 ..................(1)

Torsi oleh gaya gravitasi terhadap pusat bumi sama dengan nol sehingga berlaku hukum
kekekalan momentum sudut terhadap pusat bumi selama roket dalam orbit elips, yaitu

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 6 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

L1  L2
 m  m1  vR 1 R1   m  m1  vR 2 R2
R1
vR 2  vR ..................(2)
R2 1

Hukum kekekalan energi mekanik :


EM1  EM 2
1 GM  m  m1  1 GM  m  m1 
 m  m1  vR21    m  m1  vR22 
2 R1 2 R2
 1 1 
vR21  vR22  2GM   
 R1 R2 
2
R   1 1 
vR21   1 vR 1   2GM   
 R2   R1 R2 
2GMR2
vR 1  ..................(3)
R1  R1  R2 

Hukum II Newton untuk orbit rendah ketika orbit lingkaran :


 F  masp
2
GMm vR
2
m 1
R1 R1
GM  vR2 1 R1 ..................(4)

Jadi :
 2 R2 
v1  vR 1  vR 1  vR 1   1 ..................(5)

  R1  R2  
b. Perubahan kecepatan di orbit tinggi adalah
v2  vR 2  vR 2 ..................(6)

Menurut hukum II Newton untuk orbit tinggi ketika orbit lingkaran :


GM  vR2 2 R2
vR2 1 R1  vR2 2 R2
R1
vR 2  vR 1 ..................(7)
R2

Kecepatan di orbit tinggi ketika orbit elips adalah

R1 2GMR1 2 R12
vR 2  vR   vR 1 ..................(8)
R2 1 R2  R1  R2  R2  R1  R2 

Jadi :

R1  2 R1 
v2  vR 2  vR 2  vR 1 1   ..................(9)
R2 
  R1  R2  

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 7 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

c. Persamaan gerak roket selama membuang bahan bakar:


m 
v  v0  u ln  0 
 m 
 m0 
v  v  v0  u ln  
 m0  m 
 m  m 
v  u ln  0 
 m0 
v
m0  m 
e u
m0
 
v

m  m0 1  e u  ..................(10)
 
 
Massa bahan bakar yang terbuang di orbit rendah :
 v
 1 
m1  m01 1  e u  ..................(11)

 
Massa bahan bakar yang terbuang di orbit tinggi :
 v
 2 
m2  m02 1  e u 

 
v1
  v
 2 
 me 1  e u
vf
 ..................(12)
 
Nilai ∆v1 dan ∆v2 pada jawaban bagian a) dan b).

6. Sebuah planet yang massa m mengorbit Matahari yang


bermassa M. Terdapat awan debu yang tersebar
merata pada di luar angkasa dengan kerapan ρ., m
ternasuk diantara planet tersebut dan matahari.
Diketahui bahwa konstanta gravitasi umum adalah G
serta pengarus gesekan dan tumbukan antara partikel M
debu dan planet dapat diabaikan.
a. Tunjukkan bahwa awan debu memberikan
penambahan gaya gravitasi planet terhadap ρ
Matahari yang sebanding dengan jarak planet dan
Matahari r dalam bentuk :
F′ = kmr
Tentukan nilai konstanta k.
b. Tinjau kasus dimana planet bergerak dengan momentum sudut yang konstan sebesar L. L
juga merupakan nilai momentum sudut jika planet bergerak melingkar dengan jari-jari r0.

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 8 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

Tentukan persamaan gerak planet dalam arah radial yang menghubungkan r0, L, G, M,m,
dan k.
c. Tentukan periode revolusi planet mengelilingi Matahari jika diasumsikan orbit planet
adalah lingkaran. Nyatakan jawaban dalam L, m, dan r0.
d. Pada suatu ketika planet mengalami sedikit simpangan kecil pada arah radial sehingga
orbitnya terganggu. Tunjukkan bahwa planet mengalami gerak osilasi harmonik sederhana
pada arah radial.
e. Asumsikan nilai F′ cukup kecil jika dibandingkan dengan gaya tarik Matahari. Tunjukkan
bahwa orbit planet membentuk “precessing ellipse”.
Hint : gerakan precessing ellipse adalah gerakan dengan bentuk dasar elips, namun sumbu
elips tersebut juga ikut berputar (lihat gambar di bawah). Anda tidak perlu menggunakan
persamaan elips untuk mengerjakan soal ini.

f. Tunjukkan waktu yang dibutuhkan planet untuk kembali ke titik semula (titik sebelum
mengalami simpangan) untuk pertama kalinya. Nyatakan jawaban dalam L,m, k, dan r0.
g. Apakah arah putar dari sumbu elips sama gerakan precessing ellipse searah atau
berlawanan arah kecepatan sudut planet? Jelaskan.

Pembahasan:
a. Gaya gravitasi planet terhadap Matahari dengan jarak planet dan Matahari r sama dengan
gaya gravitasi yang dialami oleh planet akibat massa total debu dengan jari-jari r yang
dikosentrasikan di pusat Matahari. Dengan kata lain,
4 Gmr
 G 2    r 3   
mM debu m 4
F   G  mkr
r 2
r  3  3
4 G
dengan k  
3
b. Hukum II Newton gerak planet dalam koordinat polar adalah

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 9 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

 Fr  mar
FM  F   m  r  r 2 

 mkr  m  r  r 2 
mM
G
r2
Momentum sudut planet terhadap pusat matahari karena torsi terhadap matahari sama
dengan nol,yaitu

L  mvr  m  r  r  m r 2
L L
 2

mr mr02

Persamaan gerak planet dalam arah radial menjadi


mM L2
G  mkr   mr
r2 mr 3

Jika planet bergerak melingkar dengan jari-jari r0, maka


mM L2
G  mkr0  0
r02 mr03

c. Periode planet adalah


2
T

mr02
 2
L
d. Planet mengalami sedikit simpangan kecil ε<<r0 sehingga r = r0 + ε . Akibatnya,
mM L2
m   G  mkr 
r2 mr 3
mM L2
 G  mk  r0    
 r0    2
m  r0   
3

mM    L2
 G  0  
r0 
mkr 1
    
2 3
 
r02 1   mr03 1  
 r0   r0 
mM  2     L2  3 
 G        1 
r0  mr03 

1 mkr0 1
r02  r0   r0 
 mM L2  2  mM  3 L2
  G 2  mkr0   G   mk  
 r0 mr03  r0  r02  r0 mr03

Gunakan orbit persamaan gerak planet untuk mendapatkan

 L2 2 mM L2 
m    mk  4   G 2  3   
 mr0 r0  r0 mr0 
 L2 
   4  3km  
 mr0 
atau

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 10 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

 L2 
   2 4
 3k  
 m r0 
Ini adalah persamaan gerak harmonik sederhana dengan frekuensi angular

L2
r   3k
m 2 r04

e. Precessing ellipse terjadi jika ada perbedaan kecil antara frekuensi sudut arah radial dan
frekuensi sudut orbital planet. Frekuensi sudut orbital planet adalah
L2
0 
mr02

dan

L2
r   3k
m 2 r04
1
L  3km 2 r04 2
 1  
mr02  L2 
L  3km 2 r04 
 1  
mr02  2 L2 
L 3kmr02
 
mr02 2L

Orbit planet membentuk “precessing ellipse” karena ada perbedaan kecil antara frekuensi
sudut arah radial dan frekuensi sudut orbital planet.
f. Waktu yang dibutuhkan planet untuk kembali ke titik semula sama dengan periode
precessing. Frekuensi sudut precessing sama dengan selisaih frekuensi sudut radial dan
frekuensi sudut orbital planet, yaitu
 p   r  0
3kmr02

2L
Periode precessing adalah
2
Tp 
p
4 L

3kmr02
a. Arah putar dari sumbu elips gerakan precessing ellipse berlawanan arah kecepatan sudut
planet karena kecepatan sudut osilasi radial lebih besar dari kecepatan sudut orbital seperti
gambar di bawah ini.

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 11 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019
LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Raya Jatiwaringin No. 8, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13620
Telp: 021-8605257, 0813 24000 5000, www.lopi.co.id| cs@lopi.co.id

= = = Orang yang terus berjuang, akhirnya menjadi juara = = =

Davit Sipayung_ Pelatihan Siswa Persiapan OSK SMA Halaman 12 dari 12


Semarang, 15-19 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai