Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

OTORITAS JASA KEUANGAN

Disusun oleh:

-Aldi Sutisna

-Fadhilah Julia Putri

-Insyaputra Ramadhana

-Pujatul Hasanah

-Tiara Nafa Foresti

GURU MATA PELAJARAN:JUMHANIS


SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN
TP 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT.yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-
Nya sehingga kami telah dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas
ekonomi.Adapun judul yang kami bahas adalah mengenai Otoritas Jasa Keuangan.

Tiada gading yang retak ,dari pribahasa itu kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kami
mengharapkan berbagai macam kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa
yang akan datang yang sifatnya membangun.

Akhir kalimat kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Kiranya makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Solok Selatan,21 Januari 2018


DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………. x

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………… xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang …………….………………………………………………………………………………….. 4

B.Rumusan masalah……………………………………………………………………………………………. 4

C.Tujuan penelitian…………………………………………………………………………………………….. 4

BAB 2 PEMBAHASAN

A.Pengertian OJK………………………………………………………………………………………………… 5

B.Tujuan pendirian otoritas jasa keuangan…………………………………………………………. 5

C.Fungsi otoritas jasa keuangan…………………………………………………………………………. 6

D.Tugas dan wewenang otoritas jasa keuangan…………………………………………………. 6

E.Nilai-nilai strategis otoritas jasa keuangan………………………………………………………. 7

BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat sistem
keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itulah lahir sebuah kesepakatan untuk membentuk
Otoritas Jasa Keuangan yang menurut undang-undang tersebut harus terbentuk pada tahun 2002.
Meskipun Otoritas Jasa Keuangan dibadani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan oleh
UU,nyatanya sampai dengan 2002 draft pembentukan Otoritas Jasa Keuangan belum ada,sampai
akhirnya UU NO.24 TAHUN 2004 yang menyatakan tugas BI adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.

Kemudian,pada tanggal 27 Oktober 2011,RUU Otoritas Jasa Keuangan disahkan oleh


DPR dan selanjutnya pemerintah mensahkan dan mengundangkan UU NO.21 TAHUN 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam lembaran Negara Republik pada tanggal 22 November
2011. Berikut ini ringkasan dari isi UU NO.21 TAHUN 2011 “OJK berkedudukan di ibu kota
NKRI dan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.”

B.Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud Otoritas Jasa Keuangan?
b. Apakah tujuan di buatnya Otoritas Jasa Keuangan?

C.Tujuan penelitian
a. Mengetahui yang dimaksud Otoritas Jasa Keuangan
b. Mengetahui tujuan dibuatnya Otoritas Jasa Keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Dalam buku Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan (Sutedi,2014), menjelaskan bahwa
0toritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor,
perbankan, pasar modal peransuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, serta lembaga jasa
keuangan lainnya.
OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam
pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.
Menurut para pakar ekonomi:
1. Menkeu Agus Martowardojo, pembentukan OJK diperlukan guna mengatasi
kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis. Di sisi lain, pembentukan OJK
merupakan komitmen pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di Indonesia.
2. Fuad Rahmany, menyatakan bahwa OJK akan menghilangkan penyalahgunaan
kekuasaan yang selama ini cenderung muncul. Sebab dalam OJK, fungsi pengawasan dan
pengaturan dibuat terpisah.
3. Darmin Nasution, OJK adalah untuk mencari efesiensi di sektor perbankan , pasar modal
dan lembaga keuangan. Sebab, suatu perekonomian yang kuat, stabil, dan berdaya saing
membutuhkan dukungan dari sektor keuangan.

B.Tujuan Pendirian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Tujuan pendirian OJK menurut UU RI Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 4 yaitu agar
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel;


2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
C.Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Menurut UU RI Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 5,OJK berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
Selain itu, fungsi OJK terbagi atas :

1.Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan.

2.Menjaga stabilitas sistem keuangan.

3.Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yang sama seperti sekarang.

4.Pengawasan bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan dipegang oleh lembaga
baru.

D.Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Menurut UU RI Nomor 21 Tahun 2011,OJK bertugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap bank, pasar, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.

Dalam melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi sektor perbankan, OJK memiliki
wewenang sebagai berikut:

A . Mengatur dan mengawasi kelembagaan bank yang meliputi:

1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi, dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumbar dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa.

B . Mengatur dan mengawai kesehatan bank yang meliputi:

1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;
2. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. Sistem informasi debitur;
4. Pengujian kredit (credit testing);dan
5. Standar akuntansi bank.
C . Mengatur dan mengawasi aspek kehati-hatian bank yang meliputi :

1. Manajemen risiko;
2. Tata kelola bank;
3. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang;
4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;serta
5. Melakukan pemeriksaan bank.

E.Nilai-Nilai Strategis OJK


1. Integritas, adalah bersikap objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan
kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.
2. Profesionalisme, adalah bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi
yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
3. Sinergi, adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
4. Inklusif, adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
5. Visioner, adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat ke depan (forward
looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (out of the box thinking).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dalam buku Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan (Sutedi,2014), menjelaskan bahwa
0toritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor,
perbankan, pasar modal peransuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, serta lembaga jasa
keuangan lainnya.
Dalam hal melakukan pemeriksaan dan penyidikan atas terjadinya pelanggaran UUPM,
kekuasaan OJK merupakan polisi yang menegakkan hukum sebagai penyidik pegawai negri
sipil. Pendelegasian kekuasaan Bapepam kepada OJK juga diperluas yaitu mempunyai
kekuasaan untuk mengenakan sanksi administrasi yang jumlahnya cukup banyak dalam
pelaksanaan kekuasaannya. Termasuk dalam kekuasaan pengenaan sanksi adalah untuk
mengenakan denda, pembatasan dan pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha serta
pembatalan persetujuan pendaftaran. Sebagai Penyidik Pegawai Negri Sipil(PPNS), OJK
mempunyai kewenangan seperti layaknya polisi dalam melakukan pemeriksaan dan penyidikan.
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan, OJK dapat dibantu oleh aparat penegak hukum lainnya,
juga dapat melakukan perintah penangkapan sebagaimana kewenangan yang dimiliki oleh
pendahulunya yaitu Bapepam.
DAFTAR PUSTAKA

https:/deniaandro.blogspot.com
Astuti, sari dwi,dkk.buku ekonomi-otoritas jasa keuangan.Surakarta:mediatama.

Anda mungkin juga menyukai