Kelompok 5:
1. Adam Permata
2. Deka Fakira Berna
3. Faiz Muzakky
4. Khoirul Imam Firmansyah
5. Muhammad Vebrian Hawaari
6. Muhammad Zacky Rilsan
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................
A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan.....................................................................................
D. Manfaat...................................................................................
BAB II ISI.....................................................................................
A. Otoritas Jasa Keuangan...........................................................
1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan...................................
2. Asas-asas Otoritas Jasa Keuangan....................................
3. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan................
B. Lembaga Jasa Keuangan Perbankan.......................................
1. Sejarah Bank.....................................................................
2. Pengertian Bank................................................................
3. Fungsi Bank......................................................................
4. Jenis-jenis Bank................................................................
5. Prinsip Kegiatan Usaha Bank...........................................
6. Bank Umum......................................................................
7. Bank Sentral......................................................................
8. Bank Perkreditan Rakyat..................................................
9. Bank Tabungan Negara....................................................
C. Pasar Modal............................................................................
1.
D. Perasuransian..........................................................................
1.
E. Dana Pensiun.........................................................................
1.
F. Lembaga Pembiayaan............................................................
1.
G. Pegadaian...............................................................................
1.
BAB III PENUTUP.....................................................................
A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran......................................................................................
DOKUMENTASI.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan merupakan badan usaha atau institusi di
bidang jasa keuangan yang bergerak dengan cara memberikan fasilitas
jasa layanan keuangan, menghimpun dana dari masyarakat, dan
menyalurkannya kembali untuk pendanaan ke berbagai kegiatan
keuangan yang mempengaruhi jalannya perekonomian. Tak hanya itu,
Lembaga Keuangan juga perlu memutar arus uang dalam
perekonomian dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga
atau persentase.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Otoritas Jasa Keuangan?
2. Apa itu Lembaga Jasa Keuangan Perbankan?
3. Apa itu Pasar Modal?
4. Apa itu Perasuransian?
5. Apa itu Dana Pensiun?
6. Apa itu Lembaga Pembiayaan?
7. Apa itu Pegadaian?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Otoritas Jasa Keuangan.
2. Mengetahui tentang Lembaga Jasa Keuangan Perbankan.
3. Mengetahui tentang Pasar Modal.
4. Mengetahui tentang Perasuransian.
5. Mengetahui tentang Dana Pensiun.
6. Mengetahui tentang Lembaga Pembiayaan.
7. Mengetahui tentang Pegadaian.
D. Manfaat
Bagi penulis:
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam menjelaskan
mengenai lembaga jasa keuangan; yang terdiri dari Otoritas Jasa
Keuangan hingga Pegadaian.
Bagi pembaca:
BAB II
ISI
A. Otoritas Jasa Keuangan
1. Sejarah Bank
Bank adalah lembaga perantara keuangan antara pihak pemilik
dana dan pihak yang memerlukan dana. Kata bank berasal dari bahasa
Italia, banque atau banca yang berarti bangku. Bank pertama di dunia
adalah Banca Monte dei Paschi di Italia yang didirikan pada 1397.
Pada masa Renaissance, para bankir melakukan kegiatan transaksi
mereka sembari duduk di meja penukaran uang. Seiring dengan
perubahan zaman, dunia perbankan juga terus mengalami
perkembangan.
a. Abad ke-18 SM
Sebenarnya, bank sudah ada di dunia sejak abad ke-18
Sebelum Masehi (SM). Namun, pada masa ini, bank belum
dalam bentuk bangunan yang megah dan besar, melainkan
berupa rumah ibadah. Pada abad ke-18 SM, sudah dikenal
banyak barang berharga, salah satunya emas. Namun,
menyimpan emas di rumah sangat rawan dicuri atau dirampok.
Oleh karena itu, tempat yang dijadikan sebagai tempat
penyimpanan barang berharga adalah rumah ibadah. Selain itu,
karena bangunannya kokoh, banyak orang yang datang ke
rumah ibadah dengan tujuan mulia, yakni beribadah. Oleh
sebab itu, sangat kecil kemungkinannya orang-orang akan
mencuri di rumah ibadah. Di Mesir, emas disimpan di dalam
rumah ibadah oleh lembaga penyimpan yang khusus
ditugaskan untuk itu. Kemudian, di Babilonia pada masa
Hammurabi, sudah dibuat sebuah catatan pinjaman oleh para
pendeta di dalam rumah ibadah. Catatan pinjaman ini menjadi
konsep pertama perbankan sebagai tempat menyimpan barang
berharga dan melakukan pertukaran barang.
b. Abad ke-4 SM
Pada abad ke-4 SM, aktivitas perbankan, khususnya di
Yunani, sudah lebih maju dibandingkan dengan negara lain.
Para pengusaha sudah mulai melakukan kegiatan yang sama
dengan menyimpan barang berharga di rumah ibadah dan
melakukan transaksi keuangan. Mereka menerima simpanan,
menyalurkan pinjaman, penukaran uang (money changer), dan
menguji keaslian dan kemurnian koin sebagai alat tukar.
Biasanya, para pemberi pinjaman akan membuatkan catatan
dan menyediakan jasa untuk mengirim koin yang sudah lolos
uji dalam jumlah besar. Kegiatan ini kemudian diadopsi oleh
Kerajaan Roma yang mengatur seluruh kegiatan perbankan di
Yunani dengan cara demikian. Namun, ketika Roma jatuh dan
kalah perang, para pelaku perbankan mengalami kerugian
besar, karena para penguasa gereja Katolik melarang
melakukan penarikan bunga. Akibatnya, kegiatan perbankan
saat itu dihentikan.
e. Abad ke-16 M
Pada 1587, Piazza Bank dibuka di Venice, Italia, atas
inisiatif pemerintah setempat. Tujuan didirikannya Piazza Bank
adalah untuk mengatasi fungsi-fungsi perbankan, seperti
menciptakan alat pembayaran berupa surat berharga, alat
pembayaran berupa bukti kertas di Venice, dan kegiatan
transaksi lainnya yang tidak lagi menggunakan koin sebagai
alat pembayaran. Alat pembayaran selain koin yang mulai
diperkenalkan oleh pemerintah adalah cek. Akan tetapi, alat
pembayaran non-fisik ini memiliki risiko yang termasuk tinggi.
Kendati demikian, pemerintah bersedia menjamin agar para
pedagang tidak perlu khawatir akan gagal atau bangkrut.
Sepanjang abad ke-16 M, beberapa lembaga bank juga mulai
menciptakan metode pembayaran wesel dan promes. Wesel
adalah perintah untuk membayar sejumlah uang yang sudah
ditentukan sebelumnya. Adapun promes adalah nota yang bisa
diuangkan, artinya suatu kontrak yang berisikan janji dari satu
pihak untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak
lainnya. Perkembangan bank lebih lanjut adalah tumbuhnya
kebiasaan discounting (mendiskonto) yang berupa penjualan
wesel kepada seorang yang bersedia memegang sampai tanggal
jatuh tempo. Istilah “discounting” digunakan karena pada masa
itu para pembeli wesel biasanya membayar dalam jumlah
sedikit lebih kecil dari jumlah nominal weselnya.
f. Abad ke-17 hingga ke-18 M
Pada abad ke-17 hingga ke-18 M, bank-bank nasional
sudah mulai marak. Bank di Venice bukan hanya sebagai
tempat untuk bertransaksi dan penyimpanan uang dalam bentuk
deposito dan penerbitan cek. Mereka juga menjadi pionir bank
yang mengelola keuangan negara. Pada 1617, pemerintah Italia
mendirikan Banco Giro untuk menyelesaikan permasalahan
Piazza Bank yang memberikan pinjaman berisiko. Oleh karena
itu, jika uang pemerintah ditempatkan di bank swasta akan
menimbulkan risiko, ada bank milik pemerintah untuk
mencairkan pinjaman bagi masyarakat dan menjamin pinjaman
tersebut. Ide ini kemudian berkembang dan banyak negara lain
di Eropa yang mulai mendirikan bank milik pemerintah.
Contohnya adalah Bank of Sweden (1668) dan Bank of
England (1694).
g. Abad ke-19 hingga ke-20 M
Sepanjang periode 1800-1914, bank-bank pemerintah
semakin berkembang, yang mendesak para bankir perorangan
untuk bekerja sama, bergabung, dan membentuk bank-bank
besar. Pada periode ini juga dikembangkan berbagai fasilitas-
fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan keuangan di
bidang pertanian dan industri. Oleh karena itu, banyak bank-
bank koperasi didirikan. Kemudian, sekitar tahun 1914, negara-
negara mulai mencoba mengaktifkan sistem perbankan dan
pembayaran nasional, yaitu dengan upaya kembali ke sistem
standar emas. Akan tetapi, karena kondisi perbankan yang
sedang kritis saat itu, beberapa usaha lain mulai dilakukan
untuk menciptakan dasar kerja sama bagi sistem pembayaran
internasional yang baru dan kerja sama di lapangan ekonomi.
Lebih lanjut, pada 1920, diadakan konferensi di Brussel dengan
didukung Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang berpendapat bahwa
harus didirikan bank-bank sentral di setiap negara. Konferensi
selanjutnya diadakan di Genoa pada 1922 yang menghasilkan
bahwa setiap negara perlu menggunakan uang kertas di dalam
sistem mata uang guna menghemat adanya pemakaian emas.
Dengan demikian, pada masa ini, lembaga perbankan sudah
melakukan kerja sama internasional, membentuk sistem bank
yang modern, dan sistem perbankan berbasis teknologi.
2. Pengertian Bank
3. Fungsi Bank
4. Jenis-jenis Bank
2) Bank Sentral
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya
adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas
kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Fungsi dan
peran bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai
mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem
finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank
sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI).
Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk
mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini
adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Tugas Bank Indonesia:
Melaksanakan dan menetap kebijakan moneter.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran.
Mengatur dan mengawasi kinerja bank-bank.
3) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu
pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di
seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank). Tugas Bank Umum:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan.
Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman.
Menerbitkan uang melalui pembayaran kredit dan
investasi.
Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit,
cek perjalanan, ATM, transfer uang antar bank, dan
lain sebagainya.
Menyediakan fasilitas untuk perdagangan antar
negara atau internasional.
Melayani penyimpanan barang berharga.
b. Jenis-jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
1) Bank Campuran
Bank campuran adalah jenis bank yang
kepemilikan sahamnya bercampur antara pihak asing dan
pihak swasta nasional. Saham bank ini sebagian besar
dimiliki oleh warga negara Indonesia, namun sebagian
juga dimiliki oleh pihak asing. Contoh Bank Campuran
Bank ANZ Indonesia, Bank Commonwealth, Bank Agris,
Bank BNP Paribas Indonesia, Bank Capital Indonesia,
Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan Bank Windu
Kentjana International.
2) Bank Asing
Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada
di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintahan
negara asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar
negeri secara utuh. Contoh Bank Asing: Bank of
America, Bangkok Bank, Bank of China, Citibank,
Deutsche Bank, HSBC, The Bank of Tokyo-Mitsubishi
UFJ.
3) Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau
seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
Contoh Bank Pemerintah Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank
Tabungan Negara (BTN).
1) Bank Konvensional
Bank konvensional adalah jenis bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan
ketentuan yang telah ditetapkan. Bank konvensional pada
umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-
produk untuk menyerap dana masyarakat, menyalurkan
dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan
kredit, pelayanan jasa keuangan, dan jasa-jasa lainnya.
2) Bank Syariah
Bank syariah merupakan jenis perbankan yang
segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan
unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep
dalam hukum agama Islam, yaitu: larangan penggunaan
sistem bunga, karena bunga (riba) adalah haram
hukumnya. Sebagai pengganti bunga digunakan sistem
bagi hasil.
a. Prinsip Konvensional
Bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
konvensional menggunakan dua metode berikut ini:
Menetapkan bunga sebagai balas jasa atas simpanan dan kredit
yang diberikan. Besarnya persentase bunga yang diberikan
tergantung pada kebijakan masing-masing bank. Penentuan
bunga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku
bunga simpanan lebih besar daripada suku bunga pinjaman,
maka hal ini biasa disebut negative spread.
Untuk jasa-jasa perbankan lainnya, bank akan menerapkan
biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem ini
biasa disebut fee based.
b. Prinsip Syariah
Bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan bank
konvensional. Dalam menjalankan kegiatannya bank syariah
memiliki 5 prinsip sebagai berikut:
Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil.
Musyarakah merupakan prinsip penyertaan modal.
Murabahah merupakan prinsip jual beli.
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau
jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan.
Ijarah wa iqtina merupakan akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa yang diikuti
dengan pemindahan kepemilikan.
6. Bank Umum
1) Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang mendapat
persetujuan atau ditunjuk oleh Bank Sentral (Bank
Indonesia) untuk dapat melakukan kegiatan usaha bidang
perbankan dalam valuta asing. Bank devisa memiliki
kelebihan yaitu bisa menawarkan jasa-jasa bank yang
berkaitan dengan mata uang asing tersebut. Contohnya:
transfer uang ke luar negeri, transaksi ekspor dan impor,
jual beli valuta asing dan lainnya.
7. Bank Sentral
a. Pengertian Bank Sentral
Bank sentral sendiri yang secara umum yang memiliki
pengertian sebuah instansi yang memiliki banyak tanggung jawab
atas kebijakan moneter sebuah wilayah negara. Bank sentral
mempunyai sebuah peran untuk menjaga stabilitas harga maupun
nilai mata uang yang telah berlaku pada negara tersebut, yang
banyak dikenal dengan istilah inflasi.
Namun, peran BNI sendiri sebagai bank sentral saat itu tidak
berjalan lama. Alasannya utamanya yaitu BNI 46 memiliki aset
yang terbatas. Peredaran ORI saat itu tertulis tidak bisa dijalankan
secara maksimal serta juga tidak dapat tersebar pada seluruh daerah
Indonesia. Sehingga, peran bank sentral di Indonesia dialihkan
kembali kepada pihak De Javasche Bank di tahun 1949.
B.
C. Pasar Modal
Saham
Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan
atas sebuah perusahaan. Investor yang memiliki saham di sebuah
perusahaan, berhak untuk mendapatkan dividen atau pembagian
laba.
Reksadana
Reksadana dikenal sebagai instrumen investasi yang menjadi
wadah untuk pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa
investor. Dana tersebut kemudian dikelola manajer investasi
menjadi berbagai instrumen, seperti pasar uang, obligasi, saham,
atau efek lainnya.
Surat utang atau obligasi
Seseorang juga bisa mendapatkan surat berharga berupa obligasi di
pasar modal. Kepemilikan surat utang dapat dipindahtangankan,
dan pemegangnya memiliki hak untuk memperoleh bunga serta
pelunasan utang pada jangka yang telah ditentukan.
Exchange Traded Fund (ETF)
Surat berharga yang satu ini sebenarnya memiliki kemiripan
dengan reksadana, sama-sama dikumpulkan secara kolektif. Hanya
saja, EFT bisa diperdagangkan di bursa efek layaknya saham.
Derivatif
Selanjutnya, ada pula surat berharga dalam bentuk derivatif. Surat
berharga ini dikenal sebagai bentuk turunan dari saham. Terdapat 2
jenis derivatif yang bisa ditemukan di pasar modal Indonesia, yaitu
warrant dan right.
D. Perasuransian
1. Pengertian Perasuransian
2. Fungsi Perasuransian
Fungsi Utama
Fungsi utama yaitu mengalihkan atau membagi risiko dan
pengumpulan dana. Melalui asuransi, seseorang atau perusahaan dapat
mengalihkan atau membagi risiko yang kemungkinan terjadi atas
hidup dan harta benda karena sesuatu yang tidak pasti kepada
perusahaan asuransi adapun mengenai pengumpulan dana, premi
(pembayaran) yang diterima akan dihimpun perusahaan asuransi
sebagai dana membayar risiko yang terjadi
Fungsi Sekunder
Fungsi sekunder asuransi antara lain mendorong pertumbuhan usaha,
adanya keamanan sehingga tertanggung dapat berkonsentrasi pada
usahanya, pencegahan kerugian melalui identifikasi berbagai risiko
potensial pengendalian kerugian, dan manfaat sosial yaitu
mempercepat pemulihan perekonomian
3. Peran Perasuransian
Memberikan keamanan
Asuransi menyediakan dukungan keuangan dan mengurangi
ketidakpastian dalam bisnis dan kehidupan seseorang. Asuransi
menjadi pelindung atas kehilangan atau kerusakan yang tiba-tiba
terjadi.
4. Jenis Perasuransian
b. Asuransi sukarela
Tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk menjadi anggota.
Contohnya PT Jiwasraya.
E. Dana Pensiun
a. Bagi perusahaan
Memberikan penghargaan kepada setiap karyawan karena telah
memberikan pengabdian terhadap perusahaan.
Menciptakan rasa aman untuk karyawan agar mampu
menurunkan tingkat karyawan yang berhenti bekerja.
Meningkatkan citra sebuah perusahaan ketika menjalankan
bisnis.
Meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga produktivitas
perusahaan juga meningkat.
b. Bagi karyawan
Hari tua yang umumnya sulit untuk melanjutkan kerja dan
meraih pendapatan, bisa tergantikan oleh dana hari tua yang
sudah dikumpulkan sejak lama. Rasa aman bisa terjaga dan
motivasi kerja saat masa muda bisa terus dipertahankan.
Jika penerima dana ini meninggal, dana tersebut bisa
diwariskan pada keluarga yang masih hidup. Sehingga, rasa
aman juga didapatkan oleh keluarga penerima.
Jenis dana pensiun secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pemberi kerja jenis yang pertama adalah dana yang dibuat oleh
individu atau sebuah badan yang mempekerjakan karyawan.
Individu atau badan tersebut berlaku sebagai pendiri dan
menyelenggarakan program dana hari tua tersebut untuk seluruh
karyawan. Iurannya bersifat pasti dan pemberian hasil
pengumpulan dana kepada karyawan adalah kewajiban pemberi
kerja.
b. Jenis berikutnya adalah dana yang diselenggarakan oleh
perusahaan asuransi jiwa untuk perorangan, baik untuk
karyawan kantor maupun pekerja independen, dan terpisah
dengan dana hari tua dari pemberi kerja.
c. Lembaga keuangan jenis yang terakhir dana yang dibuat oleh
lembaga keuangan seperti bank. Sehingga, iurannya bersifat pasti
dan hanya dibebankan pada pemberi kerja, serta besarannya
berdasar pada keuntungan pemberi kerja
F. Lembaga Pembiayaan
c. Perusahaan Pembiayaan
a. Kegiatan
Yang menjadi perbedaan pertama antara lembaga pembiayaan dan
lembaga keuangan adalah kegiatannya. Dilihat dari kegiatannya,
lembaga pembiayaan melaksanakan aktivitas atau kegiatan tidak
memungut dana dari masyarakat. Sangat berbeda dengan lembaga
perbankan yang dananya bersumber dari masyarakat. Dana
dihimpun dari masyarakat.
b. Yang Disediakan
Lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan menyediakan hal
yang berbeda. Untuk lembaga pembiayaan tidak hanya
menyediakan dana saja, namun juga menyediakan barang modal.
Contohnya seperti perusahaan leasing yang menyediakan barang
modal. Khusus lembaga keuangan seperti perbankan hanya
menyediakan modal finansial saja.
c. Jaminan
Perbedaan mendasar lembaga pembiayaan dengan lembaga
perbankan adalah jaminannya. Untuk lembaga pembiayaan tidak
memerlukan jaminan sama sekali, sedangkan lembaga perbankan
atau keuangan harus disertai jaminan. Semakin besar jaminan yang
dijadikan sebagai agunan maka semakin besar pinjaman yang akan
didapatkan. Kebanyakan lembaga perbankan tidak bisa
memberikan pinjaman jika tidak ada agunannya.
d. Suku Bunga
Bisa dikatakan lembaga pembiayaan dan lembaga perbankan
memiliki suku bunga berbeda. Suku bunga yang diberikan lembaga
pembiayaan lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga perbankan.
Meski demikian, lembaga pembiayaan diklaim mampu
memberikan pinjaman pembiayaan yang lebih tinggi dibandingkan
lembaga perbankan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab
mengapa lembaga pembiayaan memberlakukan suku bunga tinggi.
e. Uang Giral
Perbedaan selanjutnya adalah uang giral. Lembaga pembiayaan
tidak bisa menciptakan uang giral, berbeda dengan lembaga
perbankan yang bisa uang giral. Lalu apa itu uang giral? Yang
dimaksud uang giral merupakan alat pembayaran seperti uang
berharga yang dikeluarkan bank umum. Uang giral juga menjadi
tagihan yang bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang bisa
digunakan kapan pun tak terbatas waktu.
f. Perizinan
Perbedaan yang terakhir perizinan. Khusus lembaga pembiayaan,
pengaturan, pembinaan, pengawasan dan perizinan dilakukan oleh
departemen keuangan. Untuk lembaga perbankan pengaturan,
pembinaan dan pengawasan, dan perizinan dilakukan oleh Bank
Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.
Selanjutnya izin lembaga keuangan atau perbankan dialihkan ke
lembaga pengawas jasa keuangan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999.
1. Pengertian Pegadaian
b. Pegadaian Syariah
2) Rahn
Produk pegadaian syariah yang pembiayaannya berupa gadai
emas, baik dalam bentuk perhiasan maupun batangan. Jumlah
pinjaman mulai dari Rp50.000 sampai Rp1.000.000.000
dengan tenor pembayaran 4 bulan, dan masih bisa
diperpanjang. Terdapat biaya pemeliharaan sebesar Rp2.000
sampai Rp120.000, tergantung dari jumlah pinjaman.
3) Arrum BPKB
Sesuai namanya, produk ini ditujukan untuk pengembangan
UMKM yang jaminannya menggunakan Buku Kepemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB). Plafon pinjaman antara
Rp1.000.000 sampai Rp400.000.000 dengan tenor 1-3 tahun.
Biaya pemeliharaan akan dikenakan sebesar 1 persen dari total
pinjaman untuk plafon pinjaman di bawah Rp100.000.000.
Sedangkan di atas Rp100.000.000 akan dibebaskan dari biaya
pemeliharaan.
4) Arrum emas
Produk pegadaian syariah berupa dana tunai yang jaminannya
perhiasan, seperti emas atau berlian. Biaya administrasi sebesar
Rp70.000, dan biaya pemeliharaan sebesar 0,95 persen dari
nilai taksiran barang per bulan. Besarnya plafon pinjaman,
yaitu 95 persen dari nilai taksiran.
5) Arrum haji
Produk yang satu ini untuk pembiayaan agar dapat nomor
antrian haji yang jaminannya adalah emas. Plafon pinjaman
antara Rp1.900.000 sampai Rp25.000.000 dengan tenor
pembayaran 1-5 tahun. Biaya administrasi sebesar Rp270.000
dan terdapat biaya pemeliharaan yang digunakan untuk
memelihara barang yang dititipkan sebagai jaminan.
6) Rahn hasan
Produk pegadaian syariah yang menjadikan emas, kendaraan,
dan perhiasan sebagai jaminannya. Plafon pinjamannya sesuai
golongan A, yaitu maksimal Rp500.000 dengan jangla waktu
pembayaran 60 hari. Sementara biaya pemeliharaannya adalah
0 persen.
7) Rahn flexi
Produk pinjaman yang jaminannya berupa barang bergerak
berbasis syariah, seperti kendaraan, perhiasan, dan alat-alat
elektronik. Biaya pemeliharaan sebesar 0,1 persen dari nilai
taksiran barang dengan tenor pelunasan dari 5-60 hari.
8) Rahn bisnis
Produk pinjaman dana tunai yang ditawarkan oleh pegadaian
syariah dengan jaminan emas, baik perhiasan maupun
batangan. Plafon pinjaman mulai dari Rp100.000.000 sampai
Rp1.000.000.000 dengan tenor pelunasan hingga 4 bulan.
Biaya administrasinya sebesar Rp100.000, sedangkan biaya
pemeliharaannya sebesar 0,38-0,55 persen dalam 10 hari.
4. Fungsi Pegadaian
B. Saran
Penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki selanjutnya. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya. Sehingga penulis bisa menghasilkan makalah yang lebih
bermanfaat bagi banyak orang.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Asrul, A. 2023. Contoh Bank Umum di Indonesia Beserta Contoh dan
Penjelasannya. Diakses pada 20 Mei 2023, dari https://mamikos.com/info/contoh-
bank-umum-di-indonesia-pljr/
Indriawati, T. 2022. Sejarah Bank Di Dunia. Diakses pada 20 Mei 2023, dari
https://amp.kompas.com/stori/read/2022/08/30/160000979/sejarah-bank-di-dunia
Otoritas Jasa Keuangan. Bank Umum. Diakses pada 20 Mei 2023, dari
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Umum
Bank BTN. Tentang Kami. Diakses pada 20 Mei 2023, dari
https://www.btn.co.id/id/Tentang-Kami
Redaksi OCBC NISP. 2022. Bank Umum: Pengertian, Fungsi, Kegiatan Usaha dan
Contoh. Diakses pada 20 Mei 2023, dari
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/03/23/bank-umum-adalah
Binus University. 2017. 5 (Lima) Pengertian, Fungsi, Tugas dan Jenis Bank Umum.
Diakses pada 20 Mei 2023, dari https://accounting.binus.ac.id/2017/06/17/5-lima-
pengertian-fungsi-tugas-dan-jenis-bank-umum/
Ahmad. 2021. Pengertian Bank: Fungsi, dan Jenis-Jenis Bank di Indonesia. Diakses
pada 20 Mei 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bank/
Rahmalia, N. 2023. Bank: Apa Itu, Fungsi Umum dan Khusus, serta Jenis-jenisnya.
Diakses pada 20 Mei 2023, dari https://glints.com/id/lowongan/jenis-jenis-bank/
CIMB Niaga. Memahami Pengertian, Manfaat, dan Tips Memilih Bank. Diakses
pada 20 Mei 2023, dari
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/memahami-pengertian-
manfaat-dan-tips-memilih-bank
Wicaksono, E., Mulyadi, E. 2014. Ekonomi SMA Kelas X Kurikulum 2013. Edisi ke-
2. Jakarta: Yudhistira.
Astuti, S. 2016. Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas X
Kurikulum 2013. Surakarta: CV Mediatama