O3
A. Otoritas Jasa Keuangan
TERHADAP :
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Dalam menjalankan tugas pengaturan dan
pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
1. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang
meliputi :
2. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank
3. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa
4. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;
laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur;
pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank
5. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen
risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan pemeriksaan bank.
Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank
dan Non-Bank) yang meliputi :
1. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
2. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
4. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
5. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
Lembaga Jasa Keuangan;
6. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Terkait Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank
dan Non-Bank) yang meliputi :
Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa
keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
Melakukan penunjukan pengelola statuter;
Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha,
pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN
. DALAM PROSES
INTERMEDIASI
Seperti yang kita ketahui bersama lembaga keuangan adalah suatu lembaga yang aktivitas
keseharian nya memberikan pelayanan jasa dibidang keuangan.
Lebih mudahnya bisa kita anggap sebagai perantara atau intermediasi dari pihak pemilik
dana (surplus), kepada pihak defisit dana baik itu sektor rumah tangga, swasta, maupun
pemerintah.
Sebagaimana yang tertuang pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.792
tahun 1990. Yang bunyinya kurang lebih : “lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua
badan yang kegiatan utamanya dalam bidang keuangan, melakukan penghimpunan dana,
penyalur dana kepada masyarakat dan terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Namun tidak berarti hanya membatasi pada investasi perusahaan saja. Nyatanya kegiatan
pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan juga bisa diperuntukkan untuk kegiatan
investasi pada perusahaan, kegiatan konsumsi serta kegiatan distribusi barang atau jasa”.
Berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung, lembaga
keuangan atau yang sering disebut sebagai lembaga intermediasai digolongkan atau
dikelompokkan kepada dua jenis lembaga keuangan.
Yakni lembaga keuangan jenis depositori, dan lembaga keuangan non depositori.
Pengertian Lembaga Keuangan dan Klasifikasi
Lembaga keuangan (depositori dan Non depositori)
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution
1. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat pertemuan antara pihak pencari dana dalam hal ini
lebih kita kenal dengan istilah emiten, dengan pihak pemilik dana atau
penanam modal (investor).
Pada pasar modal yang diperjualbelikan adalah jenis efek semisal saham dan
obligasi. Jika dilihat dari waktu modal yang diperjualbelikan merupakan
modal untuk jangka panjang.
2.Pasar Uang
Pasar uang merupakan tempat memperoleh dana dan investasi, pasar uang
hampir sama dengan pasar modal.
Perbedaannya adalah modal yang ditawarkan pada pasar uang memiliki
jangka waktu yang relatif pendek, sedangkan pada pasar modal jangka waktu
yang diberikan relatif lebih lama/panjang.
Pada pasar uang, transaksi lebih sering dilakukan dengan menggunakan media
elektronik, sehingga kedua belah pihak atau nasabah tidak perlu datang
langsung ke lokasi.
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia
9. Dana Pensiun
Perusahaan dana pensiun adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
mengelola dana pensiun pada suatu perusahaan. Yang mana dana
pensiun ini diperoleh dari iuran yang dipotong dari gaji karyawan tiap
bulannya.
Selanjutnya, dana yang telah terkumpul dari peserta dana pensiun, oleh
pihak pengelola akan diputar atau diusahakan dengan
menginvestasikan ke sektor-sektor yang dapat menguntungkan
perusahaan.
10. Perusahaan Kartu Plastik
Perusahaan ini bergerak pada usaha penerbitan kartu plastik atau yang
lebih kita kenal dengan sebutan kartu kredit.
Lalu apa fungsinya ?
Fungsinya digunakan sebagai pengganti uang tunai untuk
TERIMA KASIH