Anda di halaman 1dari 27

SISTEM KEUANGAN INDONESIA

O3
A. Otoritas Jasa Keuangan

Adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur


tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang
dirancang untuk melakukan pengawasan secara ketat
lemabaga keuangan seperti perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan
asuransi.
A. Otoritas Jasa Keuangan

Adapun tujuan utama pendirian OJK : Pertama,


meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di
bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan
perundang-undangan di bidang jasa keuangan. Ketiga,
meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa
keuangan. Keempat, melindungi kepentingan konsumen
jasa keuangan. Adapun sasaran akhirnya adalah agar krisis
keuangan seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang
lalu tidak terulang kembali.
A. Otoritas Jasa Keuangan

Krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat sistem


keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itu maka lahirlah
kesepakatan membentuk OJK yang menurut undang-
undang tersebut harus terbentuk pada tahun 2002.
Meskipun OJK dibidani berdasarkan kesepakatan dan
diamanatkan oleh UU, nyatanya sampai dengan 2002 draf
pembentukan OJK belum ada, sampai akhirnya UU No
23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut direvisi,
menjadi UU No 24 2004 yang menyatakan tugas BI adalah
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
B. FUNGSI SISTEM KEUANGAN

Sistem keuangan dalam perekonomian memiliki sekurang-kurangnya tujuh fungsi


pokok sebagai berikut:
1. Fungsi tabungan. Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan menyediakan
instrumen untuk tabungan. Obligasi, saham dan instrumen utang lain
diperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu
pendapatan dan dengan risiko yang rendah bagi masyarakat penabung yang
mengalir melalui pasar keuangan kemudian digunakan untuk investasi sehingga
barang-barang dan jasa dapat diproduksi.
2. Fungsi penyimpanan kekayaan(wealth function). Penyimpanan kekayaan dapat
dilakukan dengan membeli barang obligasi, saham dan instrumen keuangan
lainnilainya tidak akan berkurang karena berlalunya waktu dan bahkan
memperoleh penghasilan di samping risiko rugi relatif lebih kecil.
3. Fungsi likuiditas. Lembaga keuangan depositori menyediakan berbagai altematif
instrumen simpanan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
B. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan

TERHADAP :
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Dalam menjalankan tugas pengaturan dan
pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
1. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang
meliputi :
2. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank
3. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa
4. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;
laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur;
pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank
5. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen
risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan pemeriksaan bank.
Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank
dan Non-Bank) yang meliputi :
1. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
2. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
4. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
5. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
Lembaga Jasa Keuangan;
6. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Terkait Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (Bank
dan Non-Bank) yang meliputi :
Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa
keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
Melakukan penunjukan pengelola statuter;
Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha,
pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
D. PERAN LEMBAGA KEUANGAN
. DALAM PROSES
INTERMEDIASI

1. Pengalihan aset atau asset transmutation


Untuk memenuhi kebutuhan dananya,unit ekonomi menerbitkan
sekuritas primer yang jangka waktunya dapat disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhannya. Surat-surat berharga yangditerbitkan
oleh unit defisit kemungkinan jumlah, jangka waktu dan
bentuknyaberbeda dengan kebutuhan unit surplus. Lembaga keuangan
memecahkan masalahtersebut dengan membeli sekuritas primer
tersebut dengan menggunakan danayang diperoleh dari penerbitan
sekuritas sekunder. Dengan menerbitkan sekuritassekunder untuk
ditukarkan dengan dana unit surplus dan kemudianmenukarkannya
dengan sekuritas primer yang dikeluarkan unit defisit.
Lembagakeuangan mengubah sekuritas unit surplus menjadi
kewajiban. Proses pengalihandari kewajiban menjadi kekayaan
disebut Transmutasi aset.
Tinjauan Umum Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tentang Otoritas Jasa Keuangan :
Undang-undang ini terdiri dari 14 BAB dan 71 Pasal
BAB I : KETENTUAN UMUM
BAB II : PEMBENTUKAN, STATUS, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
BAB III : TUJUAN, FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG
BAB IV : DEWAN KOMISIONER
BAB V : ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN
BAB VI : PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT
BAB VII : KODE ETIK DAN KERAHASIAAN INFORMASI
BAB VIII : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
BAB IX : PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS
BAB X : HUBUNGAN KELEMBAGAAN
BAB XI : PENYIDIKAN
BAB XII : KETENTUAN PIDANA
BAB XIII : KETENTUAN PERALIHAN
Pengertian Lembaga Keuangan dan Klasifikasi
Lembaga keuangan (depositori dan Non depositori)

Seperti yang kita ketahui bersama lembaga keuangan adalah suatu lembaga yang aktivitas
keseharian nya memberikan pelayanan jasa dibidang keuangan.
Lebih mudahnya bisa kita anggap sebagai perantara atau intermediasi dari pihak pemilik
dana (surplus), kepada pihak defisit dana baik itu sektor rumah tangga, swasta, maupun
pemerintah.
Sebagaimana yang tertuang pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.792
tahun 1990. Yang bunyinya kurang lebih : “lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua
badan yang kegiatan utamanya dalam bidang keuangan, melakukan penghimpunan dana,
penyalur dana kepada masyarakat dan terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Namun tidak berarti hanya membatasi pada investasi perusahaan saja. Nyatanya kegiatan
pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan juga bisa diperuntukkan untuk kegiatan
investasi pada perusahaan, kegiatan konsumsi serta kegiatan distribusi barang atau jasa”.
Berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung, lembaga
keuangan atau yang sering disebut sebagai lembaga intermediasai digolongkan atau
dikelompokkan kepada dua jenis lembaga keuangan.
Yakni lembaga keuangan jenis depositori, dan lembaga keuangan non depositori.
Pengertian Lembaga Keuangan dan Klasifikasi
Lembaga keuangan (depositori dan Non depositori)
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution

Seperti pada penjelasan sebelumnya, pengertian dari


lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan
utamanya menghimpun dana secara langsung dari
masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposit.
Misalnya seperti; deposito, giro, dan juga tabungan.
Umumnya lembaga-lembaga yang menawarkan jenis
produk seperti ini adalah bank.
Dilihat dari fungsinya, bank dibedakan kedalam tiga
jenis. Yakni bank sentral, bank perkreditan rakyat dan
bank umum.
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution
Ketiga fungsi dari bank tersebut :
1.Bank Sentral
contoh lembaga keuangan
Bank Indonesia (BI) merupakan Bank Sentral Republik Indonesia
Bank sentral merupakan bank yang memegang fungsi sebagai bank sirkulasi, atau
lender of the last resort dan bankers bank pada suatu negara.
Bank Indonesia merupakan bank sentral yang ada di Negara Indonesia. Dimana
dalam pelayannya lebih banyak kepada pihak pemerintah dan pihak lembaga
perbankan.
Tujuan dari bank sentral
Tujuan utama dari bank Indonesia sebagai bank sentral itu sendiri adalah untuk
mencapai serta memelihara kesetabilan nilai tukar rupiah.
Dalam hal ini, upaya yang dilakukan oleh bank sentral demi mencapai tujuan ini
adalah dengan menetapkan atau mengeluarkan kebijakan moneter, mengatur serta
menjaga sistem kelancaran devisa, kemudian ikut serta dalam mengatur dan
mengawasi bank.
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution
2. Bank Umum
Contoh lembaga keuangan di Indonesia
Beberapa contoh Bank Umum di Indonesia
Bank umum dapat kita artikan sebagai bank yang memiliki tugas
utamanya memberikan pelayanan seluruh jasa-jasa perbankan, dan
melayani segenap lapisan masyarakat. Berlaku baik bagi masyarakat
perorangan atau lembaga-lembaga lainnya.
Bank umum, atau yang lebih sering dikenal dengan istilah bank komersil,
dikelompokkan menjadi tiga jenis. Yakni bank umum devisa, bank umum
non devisa dan bank perkreditan rakyat. Berikut penjelasannya :
Bank umum devisa, memberikan pelayanan jasa yang berhubungan
dengan seluruh mata uang asing.
Bank umum non devisa, memberikan pelayanan jasa yang tidak
berhubungan dengan masalah uang asing.
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution
A. Pengertian Lembaga Keuangan Bank / Depository
financial institution

3. BPR atau Bank Perkreditan Rakyat


adalah bank yang secara khusus memberikan pelayanan kepada
rakyat kecil. Contohnya di pedesaan.
Sejarah bank perkreditan rakyat itu sendiri berasal dari bank
desa, bank pegawai lumbung desa, dan jenis bank-bank lainnya
yang kemudian dilebur menjadi satu yang kemudian menjadi
BPR atau Bank Perkreditan Rakyat.
Namun, jenis produk yang diberikan atau ditawarkan dari BPR
relatif sempit jika dibandingkan dengan bank umum.
Bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh
diselengarakan oleh BPR. Sebagai contoh adalah seperti
pembukaan rekening giro dan kliring.
B. Pengertian Lembaga Non Bank / Non Depository
Financial Institution

Disini lembaga keuangan non bank atau non depositori


dikelompokkan kedalam 3 jenis, yakni sebagai berikut :
1. Lembaga keuangan kontraktual, adalah lembaga yang fokus
kegiatan operasinya menarik dana dari masyarakat dengan
menawarkan kontrak. Contoh dari lembaga keuangan jenis ini
adalah polis asuransi, dan pengolahan dana pensiun.
2. Lembaga keuangan investasi, salah satu contohnya adalah
perusahaan efek dan reksadana.
3. Lembaga keuangan pembiayaan, adalah sebuah lembaga yang
menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha, pembiayaan
konsumen dan kartu kredit. Contoh dari lembaga pembiayaan
ini adalah perusahaan modal venture dan juga perusahaan
pembiayaan..
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

Di negeri tercinta kita ini sendiri


setidaknya terdapat beberapa jenis
lembaga keuangan. Kurang lebih ada
10 jenis lembaga keuangan yang
beroperasi di Indonesia, dan berikut
adalah penjelasan dari ke 10 jenis
lembaga keuangan yang ada di
Indonesia
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

1. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat pertemuan antara pihak pencari dana dalam hal ini
lebih kita kenal dengan istilah emiten, dengan pihak pemilik dana atau
penanam modal (investor).
Pada pasar modal yang diperjualbelikan adalah jenis efek semisal saham dan
obligasi. Jika dilihat dari waktu modal yang diperjualbelikan merupakan
modal untuk jangka panjang.
2.Pasar Uang
Pasar uang merupakan tempat memperoleh dana dan investasi, pasar uang
hampir sama dengan pasar modal.
Perbedaannya adalah modal yang ditawarkan pada pasar uang memiliki
jangka waktu yang relatif pendek, sedangkan pada pasar modal jangka waktu
yang diberikan relatif lebih lama/panjang.
Pada pasar uang, transaksi lebih sering dilakukan dengan menggunakan media
elektronik, sehingga kedua belah pihak atau nasabah tidak perlu datang
langsung ke lokasi.
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

3. Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu bentuk lembaga
keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari para anggota,
untuk kemudian disalurkan kembali kepada anggota maupun
masyarakat umum.
4. Perusahaan Pegadaian
Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan syarat menggunakan
jaminan tertentu milik nasabah.
Jaminan tersebut kemudian oleh pihak pegadaian ditaksir akan
nilai jual yang kemudian disesuaikan dengan jumlah pinjaman
yang akan diambil oleh nasabah nya. Untuk saat ini usaha
pegadaian dilakukan oleh pihak pemerintah.
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

5. Perusahaan Sewa Guna atau Leasing


Perusahaan leasing adalah perusahaan yang menitik tekankan
usahanya pada pembiayaan barang modal yang diinginkan oleh
nasabah.
Sebagai contoh, Suminto menginginkan sepeda motor baru secara
kredit, maka kebutuhan pak Sumito ini pembayarannya dapat ditutupi
oleh perusahaan leasing tersebut.
6. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan yang bergerak
dalam usaha pertanggungan. Setiap nasabah akan dikenakan polis
asuransi, yang mana polis asuransi ini kemudian akan menanggung
kerugian/resiko yang harus dibayar dan diterimanya.
Besarnya jumlah polis asuransi yang disetorkan nasabah akan
mempengaruhi klaim yang kemudian nanti diterima.
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

7. Perusahaan Anjak Piutang / Factoring


Adalah perusahaan yang usahanya mengambil alih pembayaran
kredit suatu perusahaan.
Pengambil alihan kredit dilakukan dengan cara memilih kredit
bermasalah perusahaan lain dan mengelola penjualan kredit
perusahaan yang membutuhkan.
8. Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan Modal Ventura adalah perusahaan yang usaha
utamanya mengandung resiko tinggi.
Mengapa demikian, karena usaha dari perusahaan modal ventura
ini adalah memberikan pembiayaan dalam bentuk kredit tanpa
jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan
lain.
C. Jenis-Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

9. Dana Pensiun
Perusahaan dana pensiun adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
mengelola dana pensiun pada suatu perusahaan. Yang mana dana
pensiun ini diperoleh dari iuran yang dipotong dari gaji karyawan tiap
bulannya.
Selanjutnya, dana yang telah terkumpul dari peserta dana pensiun, oleh
pihak pengelola akan diputar atau diusahakan dengan
menginvestasikan ke sektor-sektor yang dapat menguntungkan
perusahaan.
10. Perusahaan Kartu Plastik
Perusahaan ini bergerak pada usaha penerbitan kartu plastik atau yang
lebih kita kenal dengan sebutan kartu kredit.
Lalu apa fungsinya ?
Fungsinya digunakan sebagai pengganti uang tunai untuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai