Anda di halaman 1dari 4

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga milik negara yang bertugas untuk mengatur
sektor jasa keuangan. Biasanya OJK mengawasi lembaga jasa keuangan seperti perbankan,
pasar modal, investasi, asuransi, dan lembaga penyedia jasa keuangan lainnya.
Saat hendak memilih lembaga jasa keuangan, sebaiknya memilih lembaga yang sudah
diawasi oleh OJK agar keamanan lebih terjamin. OJK sudah ada sejak tahun 2012 dan
merupakan lembaga independen sehingga bebas menjalankan fungsinya tanpa campur
tangan pihak lain.

Pengertian Otoritas Jasa Keuangan


Dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Otoritas Jasa Keuangan adalah
lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011. OJK
berfungsi sebagai penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan.
Kegiatan ini meliputi kegiatan dalam sektor perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, dan lainnya. OJK bebas melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan pada lembaga jasa keuangan tanpa
campur tangan pihak lain.
Lembaga ini dibentuk dengan harapan dapat mendukung segala kepentingan sektor jasa
keuangan secara menyeluruh. OJK memiliki visi menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan yang berdaya saing.
Industri jasa keuangan diharapkan menjadi pilar perekonomian nasional serta dapat
memajukan kesejahteraan umum. Sedangkan misi dari OJK adalah:

 Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan


secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
 Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta;
 Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Tujuan Otoritas Jasa Keuangan


Dengan adanya OJK diharapkan segala jenis kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat
berjalan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel. Peran OJK pada akhirnya dapat
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
Tak hanya itu, OJK juga diharapkan mampu melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat saat menggunakan jasa lembaga keuangan. Yang terakhir, OJK diharapkan
dapat membuat sebuah sistem keuangan tumbuh dengan stabil sehingga tidak akan
merugikan masyarakat.
OJK dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, termasuk independensi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan kewajaran. Hasilnya OJK bisa
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk memenuhi tuntutan masyarakat.

Fungsi, Tugas, dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan


Fungsi dari OJK adalah sebagai penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Tugas utama OJK
adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan sesuai
dengan UU No 21 Pasal 6 No. 21 Tahun 2011, yaitu:
1. Sektor Perbankan
Tugas OJK dalam sektor perbankan adalah menyusun sistem serta pengawasan bank dan
melakukan penegakan hukum sektor perbankan. OJK juga harus melakukan pemeriksaan,
pembinaan, dan pengawasan dalam sektor bank. Tujuannya adalah agar bank dapat
meningkatkan kualitas serta performanya demi kepentingan masyarakat.
2. Sektor Pasar Modal
Dalam sektor pasar modal, OJK bertugas untuk menjalankan seluruh manajemen disaat krisis
pasar modal. OJK juga menerapkan prinsrip-prinsip tertentu yang ditujukan pada transaksi
dan pengelolaan.
Lembaga ini juga melakukan berbagai analisa dalam pengawasan pengembangan pada pasar
modal. Tujuannya adalah agar pasar modal dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Tugas OJK di dalam sektor IKNB adalah menjalankan seluruh kebijakan IKNB sesuai dengan
pengaturan yang sedang berlaku. OJK nantinya akan melakukan evaluasi, perumusan norma
serta prosedur yang berada dalam sektor IKNB. Terdapat beberapa aturan dalam sektor
IKNB yang hanya bisa dilakukan oleh OJK.
OJK memiliki beberapa wewenang terhadap lembaga jasa keuangan, yaitu:
a. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang meliputi:
 Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan
akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank
 Kegiatan usaha bank antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi,
dan aktivitas di bidang jasa
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan
bank, laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi
debitur, pengujian kredit (credit testing), dan standar akuntansi bank
 Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian
uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta
pemeriksaan bank.
b. Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:

 Menetapkan peraturan dan keputusan OJK


 Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan
 Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
lembaga jasa keuangan;
 Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:

 Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan


 Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif
 Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan
tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan
 Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak tertentu
 Melakukan penunjukan pengelola statute
 Menetapkan penggunaan pengelola statute
 Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
 Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan
usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

Dewan Komisioner
Dewan Komisioner adalah pimpinan tertinggi OJK yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan
Komisioner beranggotakan 12 (dua belas) orang anggota yang ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.
Susunan Dewan Komisioner terdiri atas:
1. seorang Ketua merangkap anggota;
2. seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
3. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
4. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
5. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa
Karbon merangkap anggota;
6. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun,
merangkap anggota;
7. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal
Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap
anggota;
8. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset
Keuangan Digital dan Aset Kripto merangkap anggota;
9. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi,
dan Pelindungan Konsumen merangkap anggota;
10. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
11. seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan
12. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat
setingkat eselon I Kementerian Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai