Sumber Pustaka:
Gup, Benton. 2011. Banking and Financial Institutions: A Guide for Directors, Investors, and
Counterparties. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons
Thamrin, Abdullah; Wahjusaputri Sintha. 2018. Bank dan Lembaga Keuangan Edisi 2.
Jakarta: Mitra Wacana Media
www.bi.go.id
www.OJK.go.id
Struktur Organisasi
Struktur organisasi OJK terdiri dari Dewan Komisioner OJK dan Pelaksana Kegiatan
Operasional. Secara rinci Dewan Komisioner OJK terdiri atas:
1. Ketua merangkap anggota;
2. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
3. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
4. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
5. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
6. Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
7. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
8. Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan
9. Anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat
setingkat Eselon I Kementerian Keuangan.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa secara struktural, organisasi OJK disusun flat
atau mendatar, dengan terdapat 3-4 level tingkatan. Namun struktur fungsionalnya
sangat banyak. Sebagai contoh terdapat 30 lebih departemen yang ada di bagian
operasional, antara lain: ADK (Anggota Dewan Komisioner), SCOM (Strategic
Committee), DKSK (Deputi Komisioner Stabilitas Sistem keuangan), DSVL
(Departemen Surveilance), GKKT (Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan
Terintegrasi), GDST (Grup Pengelolaan Data dan Statistik Terintegrasi), DKPS
Nilai dan prinsip organisasi yang dianut oleh OJK dapat dilihat dari simbol atau
logo organisasi (Gambar 1). Logo tersebut merupakan representasi dari bagaimana
seharusnya struktur OJK dijalankan. Sebagai organisasi yang krusial dalam
menstabilkan sector jasa keuangan, OJK memiliki perangkat organisasi agar terus
berjalan efektif dan efisien, seperti Kebijakan Manajemen Kelangsungan Bisnis yang
mengacu pada standar internasional ISO 22301:2019 Security and Resilience –
Business Continuity Management Systems – Requirements, Whistleblowing System,
Sumber Pustaka:
Gup, Benton. 2011. Banking and Financial Institutions: A Guide for Directors, Investors, and
Counterparties. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons
Thamrin, Abdullah; Wahjusaputri Sintha. 2018. Bank dan Lembaga Keuangan Edisi 2.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Kebijakan OJK
Sebagai lembaga negara yang mengawasi industri, OJK memiliki kebijakan
yang dinamis sesuai dengan perkembangan industri. Pada tahun 2019, tantangan
yang dihadapi adalah:
a. Bagaimana mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan dalam meningkatkan
kegiatan perekonomian. Isu ini muncul karena tumbuh pesatnya financial
technology diharapkan dapat mengisi gap/kekurangan yang ada dalam
mendorong perekonomian.
b. Bagaimana meningkatkan daya tahan sektor jasa keuangan untuk
mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan yang
berkelanjutan. Hal ini menjadi perhatian penting karena untuk berjaga-jaga
terhadap kemungkinan risiko krisis atau resesi dari eksternal.
c. Bagaimana meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finansial
masyarakat, serta meningkatkan pemerataan pembangunan. Hal ini menjadi
isu karena terdapat kesenjangan antara segmen usaha UMKM dengan
korporasi, serta segmen masyarakat berpenghasilan rendah atau di wilayah
terpencil dengan segmen masyarakat menengah ke atas atau di wilayah
perkotaan.
Isu-isu di atas kemudian menjadi fokus OJK dengan memunculkan beberapa
kebijakan penting yakni:
a. Penguatan kerjasama antar kelembagaan misalnya koordinasi yang lebih baik
antara OJK dan LPS, kemudian antara OJK – Kemendagri – PPATK, serta OJK
dengan BI dan MA.
b. Inovasi sistem pengaturan, pengawasan, perlindungan
c. Inovasi keuangan digital
d. Penguatan stabilitas sistem keuangan dengan penerapan Prinsip Basel III
Pada tahun 2020 atau masa pandemi COVID-19, Kebijakan OJK jangka
pendek tahun 2020-2021 beralih dengan berfokus pada percepatan Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN), kebijakan stimulus dan transisi normalisasi kebijakan
relaksasi, peningkatan permintaan masyarakat, pengembangan UMKM, serta
Beberapa isu yang menjadi perhatian penting dan dasar dari ide MPSJKI 2021-
2025 adalah:
a. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan domestik selama lima tahun
terakhir, salah satunya karena dampak pandemi COVID-19 di tahun 2020
b. Ketidakpastian perekonomian dan perkembangan ekonomi digital yang akan
mendisrupsi model bisnis.
Sumber Pustaka:
Gup, Benton. 2011. Banking and Financial Institutions: A Guide for Directors, Investors, and
Counterparties. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons
Thamrin, Abdullah; Wahjusaputri Sintha. 2018. Bank dan Lembaga Keuangan Edisi 2.
Jakarta: Mitra Wacana Media
www.bi.go.id
www.OJK.go.id