Anda di halaman 1dari 14

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

LEMBAGA OTORITAS KEUANGAN

LEMBAGA OTORITAS KEUANGAN

BANK INDONESIA (BI)

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

BANK INDNESIA

Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) merupakan bank sentral
Republik Indonesia.

Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Yaitu :

➢ Kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta


➢ Kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya. Yaitu :

➢ Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,


➢ Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran,
➢ Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia, namun difokuskan pada
aspek makroprudensial sistem perbankan secara makro [1
BI merupakan lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur.


Sejak 2013, Agus Martowardoyo menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia
menggantikan Darmin Nasution.

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 1


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK )

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011


lembaga independen yang berfungsi sebagai salah satu otoritas keuangan yang
melaksanakan fungsi pengaturan, pengawasan, dan pembinaan Lembaga-Lembaga
Keuangan Hukum Bukan Bank (LKBB) selain sektor perbankan.

OJK didirikan untuk menggantikan peran :

✓ Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga


keuangan,
✓ Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk
melindungi konsumen industri jasa keuangan.
SEJARAH OTORITAS JASA KEUANGAN

Berawal dari krisis ekonomi pada tahun 1997-1998

Dibentuk suatu lembaga pengawasan yang independe yang bernama Otoritas Jasa
Keuangan.

OJK menurut Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia tersebut
harus sudah terbentuk pada tahun 2002, namun pada praktiknya OJK baru terbentuk
pada tahun 2011 melalui Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 yang disahkan pada
tanggal 22 Nopember 2011.

OJK ( Otoritas Jasa Keuangan ) adalah Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan
didalam sektor Jasa Keuangan.

OJK merupakan lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan,

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 2


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

pemeriksaan dan penyidikan secara umum dapat dikatakan bahwa OJK ini didirikan
untuk menggantikan peran Bapepam-LK untuk melakukan pengawasan secara ketat
terhadap Lembaga keuangan seperti perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan
pembiayaan, dana pensiun dan asuransi.

TUJUAN DAN FUNGSI OJK

OJK dibentuk dengan tujuan agar seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
dapat terselenggara secara teratur, adil, transfaran, akuntabel dan mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang


terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

TUGAS DAN WEWENANG OJK

Berdasarkan pada UU no. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,


sejak tanggal 31 Desember 2012,

1. fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan Jasa


keuangan disektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri
Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Ke
Otoritas Jasa Keuangan dan sejak tanggal 31 Desember 2013,
2. funsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa
keuangan di sektor Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa
Keuangan.

Tugas OJK adalah melaksanakan pengaturan dan pengawasan terhadap :

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan


b. Kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal dan
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, Lembaga
pembiayaan dan Lembaga jasa keuangan lainnya.

Wewenang OJK dalam hal menjalankan tugasnya tersebut dapat dijelaskan sbb:

1. Wewenang OJK dalam tugas pengaturan dan pengawasan keuangan di sektor


perbankan terdiri atas :
a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi :

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 3


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

1.1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank serta pencabutan izin usaha bank.
1.2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas dalam bidang jasa.
b. Pengaturan dan pengawasan mengenai Kesehatan Bank yang meliputi :

1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal


minimum, batas maksimum pemberian kredit ( BMPK ) rasio pinjaman
terhadap simpanan, dan pencadangan Bank
2. Laporan Bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank
3. Sistem informasi debitur
4. Pengujian kredit
5. Standar akuntasi bank
c. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi :
1. Manajemen resiko
2. Tata kelola Bank
3. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang
4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan dan
5. Pemeriksaan bank.
2. Wewenang OJK dalam tugas pengaturan lembaga bank dan non bank adalah :
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan.
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa Keuangan
c. Menetapkan peraturan dan keputusan Otoritas Jasa Keuangan.
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor Jasa Keuangan
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas Otoritas Jasa Keuangan
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu.
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
lembaga keuangan
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur serta mengelola, memelihara,
dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban, dan

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 4


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
3. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan dalam tugas pengawasan lembaga bank dan
nonbank adalah sbb :

a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa


keuangan.
b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala
eksekutif;
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku,
dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
d. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau
pihak tertentu;
e. Melakukan penunjukan pengelolaan statuter;
f. Menetapkan penggunaan pengelolaan statuter
g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan; dan
h. Memberikan dan/atau mencabut :
1) Izin Usaha
2) Izin orang perorang
3) Efektifnya pernyataan pendaftaran
4) Surat tanda terdaftar
5) Persetujuan melakukan kegiatan usaha
6) Pengesahan
7) Persetujuan atau penetapan pembubarab; dan
8) Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 5


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

VISI DAN MISI OJK

VISI

Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawasan industri jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang
berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

MISI OJK adalah :

1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan


secara teratur, adil, transparan dan akuntabel;

2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan

3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

LEMBAGA PENJAMINAN SIMPANAN

LPS dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang


berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia.

Setiap bank baik Bank Umum maupun BPR yang melakukan kegiatan usaha di
wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.

LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam menjaga
stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannya.

Lembaga Penjamin simpanan ( LPS ) dibentuk oleh pemerintah berdasarkan pada


Undang Undang nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Si.mpanan.

Tugas LPS yaitu menjamin simpanan nasabah bank dan melakukan penyelesaian
atau penanganan bank yang tidak berhasil disehatkan atau bank gagal.

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 6


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Besaran nilai yang dijamin oleh LPS diatur dalam PP NO. 66 tahun 2008 tentang
Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS

Peserta LPS adalah setiap bank yang beoperasi di indonesia baik bank umum
maupun bank perkreditan rakyat ( BPR ).

Jenis Simpanan di bank yang dijamin meliputi : tabungan, giro, sertifikat deposito
dan deposito berjangka serta jenis simpanan lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Penjaminan simpanan ini berjalan saat suatu bank mengalami kesulitan keuangan
dan gagal untuk disehatkan kembali sehingga izin usahanya dicabut.

Dalam kasus seperti ini LPS akan membayar simpanan setiap nasabah bank tersebut
sampai jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan jumlah maksimal yang dijamin LPS.
Untuk yang tidak dijamin akan diselesaikan melalui proses likuidasi bank.

Fungsi LPS lain adalah penanganan bank yang tidak berhasil disehatkan atau bank
gagal.

LPS dapat melakukan penyelesaian dan penanganan bank gagal dengan


kewenangan sbb :

a. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang


saham, termasuk hak dan wewenang RUPS
b. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan.
c. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan/atau mengubah setiap kontrak
yang mengikat bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ke tiga yang
merugikan bank.
d. Menjual dan atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan
/kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.

Pengertian pengelola statuter adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga
negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan
untuk menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar
modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran Bank Indonesia dalam

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 7


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa
keuangan.

BANK UMUM DAN BR

Arti Bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
– bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Bank menurut Jenisnya

Sebelum berlakunya undang-undang no. 7 tahun 1992 yang diubah dengan UU no.
10 tahun 1998 bank dapat digolongkan berdasarkan jenis kegiatan usahanya seperti
: Bank Tabungan, Bank Pembangunan, Bank Ekspor Impor.

Setelah adanya UU berlaku Jenis Bank ada 2 yaitu :

1. Bank Umum

2. Bank Perkreditan Rakyat

BANK UMUM

Bank Umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah Bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank umum adalah :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,


deposito berjangka,sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan Kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan utang
d. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabah :

❖ Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.

❖ Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud

❖ Surat perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

❖ Sertifikat Bank Indonesia

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 8


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

❖ Obligasi

❖ Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

❖ Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu)
tahun

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan


nasabah (Transfer).
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada pihak lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel tunjuk, cek, atau sarana lainnya.
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe
deposit box);
i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak;
j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat;
m. menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
n. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
o. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
p. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,
asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
q. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
r. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang
berlaku.

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 9


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Larangan Bank Umum


1. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada bank atau perusahaan lain dalam
bidang keuangan serta, kecuali penyertaan modal sementara untuk
mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah.

2. Melakukan usaha perasuransian

3. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana diuraikan diatas.

Bank Perkreditan Rakyat


Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR secara lengkap :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito


berjangka, tabungan, dan /atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan Kredit

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah


sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ),


deposito berjangka, dan/atau tabungan pada bank lain

Kegiatan yang dilarang bagi BPR yaitu :


1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran

2. Melakukan kegiatan usaha dalam Valuta asing

3. Melakukan penyertaan Modal

4. Melakukan usaha perasuransian

5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha, sebagaimana dimaksud diatas.

Persyaratan Pendirian yang harus dipenuhi oleh suatu Bank Umum


maupun BPR adalah :

a. Susunan Organisasi dan permodalan bank

b. Permodalan

c. Kepemilikan
BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 10
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

d. Keahlian dalam bidang perbankan

e. Kelayakan rencana kerja

Badan Hukum Bank


Badan hukum suatu bank umum dapat berupa :

a. Perseroan terbatas ( PT )

b. Koperasi

c. Perusahaan Daerah ( PD )

Badan Hukum BPR dapat Berupa :

a. Perusahaan Daerah ( PD )

b. Koperasi

c. Perseroan Terbatas; atau

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Disamping itu mengingat pada saat diterapkannya UU No. 7 tahun 1992 banyak
lembaga-lembaga keuangan terutama di pedesaan yang mempunyai kegiatan seperti
BPR, maka lembaga-lembaga keuangan tersebut diberikan status sebagai BPR yang
tata caranya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Contohnya : Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih
Nagari, Lembaga Perkreditan Desa, Badan Kredit desa, Badan Kredit Kecamatan,
Kredit Usaha Rakyat Kecil, Lembaga Perkreditan Kecamatan dan Bank Karya Produksi
Desa.

Jenis Bank Menurut Berdasarkan Pendirian dan Kepemilikan

UU No. 10 Tahun 1998 dan Surat Keputusan Direktur BI Nomor 32/33/KEP/DIR


tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum menetapkan ketentuan-ketentuan tentang
pendirian dan kepemilikan bank.

Jenis Bank menurut Target Pasar

a. Retail Bank

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 11


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan transaksi kepada nasabah-nasabah


retel. Pengertian Retal disini adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan
dan lembaga lain yang skalanya kecil.

b. Corporate Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-


nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini
biasanya berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut
corporate bank
c. Retail-Corporate Bank

Disamping kedua jenis bank diatas terdapat juga bank yang tidak memfokuskan
pada kedua pilihan jenis nasabah diatas. Bank jenis ini memberikan
pelayanannya tidak hanya kepada nasabah ritel, tetapi juga kepada nasabah
korporasi.

Jenis Bank Menurut Fungsi


a. Bank Sentral yaitu bank yang merupakan badan hukum milik Negara yang
tugas pokoknya membantu pemerintah. Contoh Bank Indonesia, Bank Of
China, Bank of England, dan The Reserve Bank of India.

b. Bank Umum yaitu bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan
pihak ketiga serta pemberian kredit jangka pendek dalam penyaluran dana.

c. Bank Pembangunan yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya berasal


dari penerima simpanan deposito serta Commercial paper.

d. Bank desa yaitu kantor bank disuatu desa yang tugas utamanya adalah
melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka
program pemerintah memajukan pembangunan desa.

e. BPR yaitu kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur


penghimpunan dana masyarakat ataupun menyalurkan dananya di sektor
pertanian dan pedesaan.

Jenis Bank menurut status Kepemilikan


a. Bank Milik Negara yaitu bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan dan pendiriannya dibawah Undang-Undang tersendiri.

Contoh : BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin dan BTN

b. Bank Milik Swasta Nasional yaitu bank milik swasta yang didirikan dalam
bentuk hukum perseroan terbatas, dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI
dan/atau badan-badan hukum di Indonesia.

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 12


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Contohnya : BCA, Bank Mega, Bank Permata dll.

c. Bank Swasta Asing yaitu bank yang didirikan dalam bentuk cabang bank
yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran antara bank asing
dan bank nasional yang ada di Indonesia.

Contohnya : Citibank, HSBC, Rabobank , Commonwealth.

d. Bank Pembangunan Daerah, yaitu bank yang pendiriannya berdasarkan


peraturan daerah propinsi dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Kota dan Pemerintah kabupaten di wilayah bersangkutan dan
modalnya merupakan harta kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan.

Contohnya : Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Jabar, Bank DKI dan Bank Papua

e. Bank Campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional.

Contohnya : Bank UOB Buana, ANZ Panin Bank, CINB Niaga, Bank OCBC NISP
dan Bank DSB Indonesia.

Jenis Bank Menurut Status


a. Bank Devisa yaitu bank yang mempunyai hak dan wewenang yang diberikan
oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi valuta asing dan lalu lintas
devisa serta hubungan koresponden dengan bank asing di luar negeri.

Contohnya : BNI, BRI, BTN, Bank Mandiri, Bank Bukopin, BCA, Bank Mega dan
Bank Permata.

b. Bank Nondevisa yaitu bank yang dalam operasionalnya hanya melaksanakan


transaksi di dalam negeri, tidak melakukan transaksi valuta asing dan tidak
melakukan hubungan dengan bank asing di luar negeri.

Jenis Bank Menurut Penciptaan Uang Giral


a. Bank Primer yaitu bank yang dalam kegiatan opearsionalnya tidak
sekedar menghimpun dan menyalurkan dananya, tetapi juga melaksanakan
semua transaksi yang berhubungan langsung dengan kas.

Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa
uang kartal maupun uang giral.

Contohnya : Bank Central atau BI dan Bank Umum

b. Bank Sekunder yaitu bank yang dalam kegiatan operasionalnya hanya


sekedar melaksanakan transaksi kas secara langsung

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 13


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran
dan hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan.

Contohnya : Bank Perkreditan Rakyat.

Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya


1. Bank Konvensional

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah


“menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah


“berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.

Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam


operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan
dengan metode bagi hasil.

2. Bank Syariah

• Sekarang ini banyak berkembang bank syariah. Bank syariah muncul di


Indonesia pada awal tahun 1990-an.

• Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama


Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.

• Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam.

Wali amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum
untuk mewakili kepentingan pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian
antara bank umum dengan emiten surat berharga yang bersangkutan.

BLK/UNIGA/S1/AK/3/2021 @TATANG HIDAYAT,SE.MM 14

Anda mungkin juga menyukai