Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI

MATERI LINTAS MINAT EKONOMI KELAS X


SEMESTER GENAP

OLEH:
KELOMPOK 4
ANJANI ALSABILLAH R.S
CLAUDIA TERENCE ARTENESIA
LAODE MUH. ADIL WAHYUDI
MASYITAH ANGELIA PAMBOKE
MUH. FITRA RAMADHAN
SAEEDA HAYATUNNUFUS FADHILA

X MIPA OLIMPIADE
SMA NEGERI 4 KENDARI
2019
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan atau biasa disingkat OJK, merupakan lembaga independen yang mempunyai
fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK dibentuk
berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

OJK diharapkan adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan
menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan
umum.

Terdapat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh OJK, antara lain yakni integritas, profesionalisme,
sinergi, inklusif, dan visioner. OJK bekerja secara objektif, adil, dan konsisten sesuai kode etik, serta
bekerja dengan penuh tanggungjawab dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, baik
internal maupun eksternal.

Tujuan dari Otoritas Jasa Keuangan


1. Agar keseluruhan kegiatan yang ada dalam sektor jasa keuangan tersebut dapat terselenggara secara
teratur, adil, transparan dan juga akuntabel. Dengan begitu diharapkan akan terjadi peningkatan pada
kualitas jasa keuangan menjadi lebih profesional.

2. Keberadaan OJK dapat mewujudkan sistem keuangan yang ada dalam sektor jasa keuangan
tersebut tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.

3. Tujuan terakhir adalah agar kegiatan yang ada dalam sektor jasa keuangan tersebut dapat
melindungi kepentingan seluruh konsumen dan juga masyarakat pada umumnya.

Fungsi dari Otoritas Jasa Keuangan


1. Menyelenggarakan Sistem Pengaturan dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. Hal ini meliputi
sektor bank, sektor pasar modal serta sektor industri keuangan non-bank (IKNB)

2. Mengambil Keputusan Mengenai Perkembangan dan Kemajuan Keuangan

Fungsi OJK lainnya juga penting sebagai pengambil keputusan mengenai perkembangan dan
kemajuan keuangan. Pengambilan keputusan yang diambil berasal dari berbagai sektor baik sektor
bank, pasar modal, financial technology (fintech) serta industri keuangan non-bank lainnya.

3. Melindungi Konsumen

OJK juga memiliki fungsi untuk melindungi konsumen. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan
dibentuknya OJK, yakni mewujudkan keuangan inklusif bagi masyarakat melalui perlindungan
konsumen yang kredibel. OJK mengatur regulasi terkait kewajiban perlindungan data masyarakat bagi
pihak terkait.

Tugas Otoritas Jasa Keuangan


Dalam menjalankan tugas OJK secara umum tersebut, terdapat 3 misi utama yang dijalankan oleh
OJK ini antara lain sebagai berikut :
1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur,
adil, transparan, dan akuntabel;
2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Berikut adalah fungsi dan tugas-tugas OJK di bidang perbankan, baik pada bank umum, bank syariah
dan jenis bank lainnya :

1. Melakukan  penelitian dalam rangka mendukung pengaturan bank dan pengembangan sistem
pengawasan bank.
2. Melakukan pengaturan bank dan industri perbankan.
3. Menyusun sistem dan ketentuan pengawasan bank.
4. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan bank.
5. Melakukan penegakan hukum atas peraturan di bidang perbankan.
6. Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi terhadap penyimpangan yang diduga
mengandung unsur pidana di bidang perbankan.
7. Melaksanakan remedial dan resolusi bank yang memiliki kondisi tidak sehat sebagai tindak
lanjut dari hasil pengawasan bank yang normal.
8. Mengembangkan pengawasan perbankan.
9. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbankan.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

Berikut adalah fungsi dan tugas-tugas OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada bidang pasar modal
yang ada di Indonesia :

1. Menyusun peraturan pelaksanaan bidang pasar modal.


2. Melaksanakan protokol manajemen krisis pasar modal.
3. Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang pasar modal.
4. Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pasar modal.
5. Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan pasar modal termasuk pasar modal
syariah.
6. Melaksanakan penegakan hukum di bidang pasar modal.
7. Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh OJK, Bursa
Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
8. Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi, Transaksi dan Lembaga Efek, dan tata
kelola Emiten dan Perusahaan Publik.
9. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di bidang pasar modal.
10. Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan pengelola statuter
terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal dalam
rangka mencegah dan mengurangi kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

Berikut ini merupakan fungsi dan tugas-tugas OJK di bidang industri keuangan non-bank (IKNB)
yang ada di Indonesia :

1. Menyusun peraturan di bidang IKNB.


2. Melaksanakan protokol manajemen krisis IKNB.
3. Melakukan penegakan peraturan di bidang IKNB.
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di IKNB.
5. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang IKNB.
6. Melaksanakan kebijakan di bidang IKNB sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
7. Melakukan perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang IKNB.
8. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang IKNB.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.
Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
Dalam melaksanakan tugas pengaturan, wewenang OJK adalah sebagai berikut.

1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini


2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa
Keuangan dan pihak tertentu;
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statute pada Lembaga Jasa
Keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Sedangkan dalam melaksanakan tugas pengawasan, wewenang OJK adalah sebagai berikut.

1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan


2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
4. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
5. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
8. Memberikan dan/atau mencabut; izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan
pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan,
persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
LEMBAGA JASA KEUANGAN (PERBANKAN)
Pengertian Bank
Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana di
masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan pengertian perbankan adalah segala
sesuatu yang berhubungan tentang bank. Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan bank melalui
simpanan atau tabungan dan penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau pinjaman kepada
masyarakat.

Selain dari kedua tugas itu, menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998, bank juga memberikan jasa bank lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, industri
perbankan mengalami perubahan besar karena deregulasi peraturan. Sehingga mengakibatkan bank
lebih kompetitif dalam menyediakan jasa bank lainnya. Jasa tersebut di antaranya
termasuk transfer dana antar rekening, pembayaran tagihan, sarana investasi, penukaran mata uang
asing dan banyak lagi.

Tujuan Bank Berdasarkan Undang-Undang


Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis besar tujuan perbankan Indonesia adalah
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbungan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dari tujuan
tersebut maka perbankan (bank) di Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan
didasarkan atas asas demokrasi ekonomi. Jadi jika Anda berpikir bahwa bank memiliki tujuan untuk
mencari keuntungan setinggi-tingginya berupa profit semata maka Anda sangat salah besar.

Fungsi Bank
Sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank memiliki fungsi utama dan fungsi sampingan. Sesuai
dengan tugasnya, fungsi utama bank dapat dikategorikan menjadi:

1. Menghimpun dana dari masyarakat

Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan, deposito berjangka, giro ataupun bentuk
simpanan lainnya. Dengan penghimpunan dana ini, bank menjamin keamanan uang masyarakat
tersebut sekaligus memberikan bunga untuk dana tersebut.

Setiap produk simpanan bank menawarkan bunga yang berbeda-beda seperti contohnya deposito
memiliki bunga lebih tinggi dari tabungan, karena nasabah harus menyimpan uangnya untuk jangka
waktu tertentu agar dapat menikmati bunga lebih tinggi. Sedangkan tabungan dapat ditarik kapanpun
nasabah memerlukan uang.

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat

Setelah menghimpun dana dari masyarakat, bank akan menyalurkan dana ini kepada pihak-pihak yang
membutuhkan melalui sistem kredit atau pinjaman. Kredit yang ditawarkan bank akan mengenakan
bunga kepada peminjam. Produk kredit ini pun memiliki beberapa jenis seperti Kredit Tanpa Agunan
(KTA), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Mobil, ataupun jenis pinjaman lainnya.

Dengan penyaluran dana tersebut maka tujuan bank dalam pelaksanaan pembangunan nasional dapat
terpenuhi. Masyarakat yang membutuhkan dana dapat menyejahterakan kehidupannya dan
menghasilan usaha yang mendukung pembangunan nasional.
Fungsi Sampingan Bank
Sedangkan fungsi sampingan dari bank termasuk layanan-layanan jasa bank lainnya seperti:

1) Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran

Selain menyalurkan dana, sebagai intermediasi bank juga berfungsi sebagai pendukung kelancaran
mekanisme transaksi di masyarakat. Jasa yang ditawarkan untuk menunjang fungsi ini
termasuk transferdana antar rekening dalam negeri, penyediaan fasilitas pembayaran secara kredit
seperti kartu kredit, jasa pembayaran tagihan, sistem pembayaran elektronik, sarana penyaluran gaji
karyawan ataupun penghasilan lainnya.

2) Mendukung kelancaran transaksi internasional

Bank juga dibutuhkan untuk memperlancar transaksi internasional. Kesulitan bertransaksi karena
perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter antara dua pihak yang berbeda negara akan
selalu hadir. Kehadiran bank akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut dengan
lebih mudah, cepat, dan murah. Bank memastikan kelancarannya melalui jasa penukaran mata uang
asing ataupun transfer dana luar negeri untuk transaksi internasional.

3) Penciptaan Uang

Uang yang diciptakan oleh bank ini merupakan uang giral yang berarti alat pembayaran lewat
mekanisme pemindahbukuan (kliring). Proses penciptaan uang diregulasi oleh bank sentral untuk
pengaturan jumlah uang yang beredar karena dapat mempengaruhi ekonomi.

4) Sarana Investasi

Kini bank juga dapat berfungsi sebagai sarana investasi melalui jasa reksa dana atau produk investasi
yang ditawarkan bank sendiri seperti derivatif, emas, mata uang asing, saham.

5) Penyimpanan Barang Berharga

Fungsi bank yang telah tersedia dari dahulu kala adalah penyimpanan barang berharga. Nasabah dapat
menyimpan barang berharganya seperti perhiasan, emas, surat-surat berharga, ataupun barang
berharga lainnya. Bank juga dapat menyewakan safe deposit box.

Kedua fungsi utama dan fungsi sampingan bank saling mendukung dan berperan penting dalam
mewujudkan pembangunan nasional yang merata.

Jenis Bank Dari Segi Tugas


Dijelaskan dalam Undang-Undang No 7 Tahun 1992, berdasarkan dari segi tugasnya bank
dikategorikan menjadi tiga jenis: Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Seperti yang diketahui kegiatan perbankan termasuk mengumpulkan dana dari masyarakat,
memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat, lain dari itu juga termasuk pemindahan dana
antar pihak, penyimpanan barang berharga dan jasa bank lainnya. Bank umum kini dikenal juga
sebagai bank komersil (commercial bank).

Bank Sentral, yaitu bank milik negara yang bertanggung jawab untuk mengatur dan menjaga
stabilitas harga atau nilai mata uang negara. Jadi bank sentral bertugas untuk menjaga tingkat inflasi
agar terkendali untuk mengoptimalkan perekonomian dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang
dan barang. Dengan kata lain bank sentral bertugas juga mengatur kebijakan moneter negara,
stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia bank sentral dikenal
sebagai Bank Indonesia.
Untuk lebih mendetail tugas Bank Indonesia bisa dijelaskan dalam tiga bentuk yakni:

– Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
uang. Implementasi dari kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menetapkan suku bunga.

– Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia berwenang memberikan
persetujuan untuk penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana, sistem
kliring, sistem pembayaran berbasis kartu dan sistem pembayaran lainnya

– Mengawasi bank umum lainnya dalam mendorong efektivitas kebijakan moneter. Setelah
menetapkan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, pelaksanaannya akan berada di tangan bank
umum lainnya.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, tetapi kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Jadi kegiatannya jauh lebih sempit dibandingkan bank umum. Tugas BPR hanya
terbatas pada penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau deposito dan penyaluran dana dalam
bentuk kredit investasi, kredit modal kerja atau kredit perdagangan.

Jenis Bank Dari Segi Kepemilikan


Akta pendirian dan penguasaan merupakan dasar dari kepemilikan bank. Bank dapat dikategorikan
menjadi empat jenis berdasarkan dari kepemilikannya:

Bank pemerintah, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian atau sepenuhnya oleh
pemerintah contoh Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara.

Bank swasta, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian besar oleh pihak swasta contohnya
Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank
Maybank, Bank MNC, Panin Bank, Bank OCBC NISP, Bank UOB, Bank Permata, Bank Sinarmas.

Bank asing, merupakan cabang bank dari luar negeri yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing,
contohnya seperti HSBC, Bank of China, Bank of America, Bangkok Bank, JPMorgan Chase,
Citibank dan Standard Chartered.

Bank pembangunan daerah, merupakan bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh
pemerintah daerah provinsi contohnya Bank Sumut, Bank Jambi, Bank Jatim dan Bank daerah
lainnya.

Bank campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu atau lebih bank umum berkedudukan di
Indonesia dengan satu atau lebih bank berkedudukan di luar negeri contoh Bank ANZ, Bank
Commonwealth dan Bank DBS.

Jenis Bank Dari Segi Status


Yang dimaksud dengan status merupakan ukuran kemampuan bank untuk melayani masyarakat dari
segi jumlah produk, modal serta kualitas layanan. Untuk segi ini bank dapat dikategorikan menjadi
dua jenis:

Bank Devisa, yaitu bank yang dapat melayani masyarakat untuk transaksi luar negeri atau
berhubungan dengan mata uang asing seperti transfer ke luar negeri, travellers cheque, transaksi luar
negeri lainnya.

Bank Non Devisa, yaitu bank yang memiliki hak untuk melaksanakan transaksi seperti bank devisa
hanya saja wilayahnya terbatas untuk negara tertentu saja.
Jenis Bank Dari Segi Prinsip
Secara umum bank berdasarkan prinsip transaksinya terbagi dua antara bank konvensional dan bank
Syariah.

Bank Konvensional, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional,
dimana bank menerapkan harga sesuai tingkat suku bunga untuk produk simpanan atau kredit dan
menerapkan biaya untuk jasa bank lainnya.

Bank Syariah, merupakan bank menerapkan aturan perjanjian sesuai dengan hukum Islam antara
bank dan pihak lainnya. Baik itu produk simpanan, pembiayaan usaha ataupun kegiatan lainnya.

Prinsip Kegiatan Usaha Bank Konvensional Dan Syariah


a.       Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang dalam menjalankan usahanya berbasis pada prinsip bunga.
Imbalan yang diterima oleh pemilik tabungan, deposito atau giro dihitung berdasarkan bunga yang
diberikan oleh bank. Baik produk simpanan (misalnya tabungan, deposito, atau giro) maupun
pinjaman, keduanya menggunakan bunga. Untuk produk simpanan disebut bunga simpanan,
sedangkan untuk produk pinjaman disebut bunga pinjaman. Penentuan bunga oleh bank konvensional
mempertimbangkan ketentuan bunga acuan dari Bank Indonesia yang biasa disebut bank BI Rate

b.      Bank Syariah

Berdasarkan UU nomer 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Adapun Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank pembiayaan Rakyat
Syariah

Bank Syariah dapat diartikan juga sebagai lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang
bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari unsure bunga (riba),
bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maisir) bebas dari hal-hal yang
tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang
halal

Bank Syariah pada dasarnya sama dengan bank komersial lainnya yang sudah ada di masyarakat,
perbedaannya terletak pada kegiatan operasionalnya. Bank Syariah operasionalnya berdasarkan
prinsip syariah sedangkan bank komersial lainnya menggunakan prinsip konvensional

Berdasarkan UU nomer 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjelaskan bahwa berdasarkan
jenisnya, bank syariah terbagi menjadi 2 yaitu :

1.       Bank Umum Syariah yaitu bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran

2.       BPR Syariah yaitu bank syariah yang dalam kegiatnnya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran

Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di
luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor pembantu syariah dan atau unit syariah

Hal yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada prinsip
hukumnya yaitu bersumber dari hokum islam yang melarang hal-hal sebagai berikut :

a.       Perniagaan atas barang-barang haram

b.      Bunga (riba)
c.       Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maisir)

d.      Ketidakjelasan dan manipulasi (gharar)

Dalam operasional, perbedaan utama antara bank syariah dan bank konvensional adalah Bank Syariah
tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil

Jenis produk Bank Syariah akan tergantung pada fungsi pokok bank syariah. Fungsi pokok bank
syariah dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat terdiri dari :

a.       Fungsi Pengumpulan Dana (Funding)

b.      Fungsi Penyaluran Dana (Financing)

c.       Pelayanan Jasa (Service)

Produk Bank
Kredit

Bank sebagai lembaga keuangan dapat memberikan pinjaman kredit baik kepada individu maupun
lembaga. Karena sifat kredit yang sangat beresiko, bank memiliki beberapa prinsip yang harus
dipegang ketika memberikan kredit, yaitu:

Character
Sebelum bank memberikan layanan kredit, bank haruslah melihat karakter dari mereka yang
mengajukan kredit. Bank akan melakukan wawancara demi mendapatkan dan mempelajari latar
belakang nasabah yang lebih jelas.

Capacity
Bank akan menganalis apakah nasabah di masa yang akan datang mampu membayar kreditnya. Bank
akan melihat kemampuan nasabah dalam mengatur keuangan serta keuntungan usahanya.

Capital
Capital atau modal menjadi salah satu aspek penting yang diperhatikan oleh bank ketika ingin
memberikan kredit kepada nasabah yang ingin meminjam dana untuk usahanya. Bank akan melihat
laporan keuangan dari usaha yang dikelola oleh nasabah dan menganalisis apakah nasabah tersebut
layak diberikan kredit.

Collateral
Bank harus melihat jaminan dari nasabah tersebut. Apabila di masa yang akan datang terjadi kredit
macet dimana nasabah tidak dapat membayarkan dana yang dipinjam, maka sesuai dengan ketentuan
yang ada, pihak bank dapat mengambil aset yang sebelumnya telah dijaminkan kepada bank. Aset
tersebut dapat berupa mobil, rumah, perhiasan, dan lain-lain

Condition
Bank perlu memperhatikan kondisi ekonomi suatu negara atau daerah di tempat nasabah menjalankan
usahanya karena hal ini tentunya akan berdampak kepada kondisi bank dan kondisi usaha nasabah.

Layanan kredit yang ditawarkan oleh bank sangatlah beragam mulai dari kredit untuk modal usaha,
kredit untuk pembelian mobil, sampai kredit untuk pembeliian rumah atau apartemen.

Tabungan atau Simpanan

Bank menyediakan layanan simpanan baik berupa uang maupun barang dan surat berharga. Selain
digunakan untuk menyimpan aset dengan lebih aman dan terjamin, nasabah akan mendapatkan
keuntungan dari bunga ketika menggunakan layanan tabungan walau nilainya tidak begitu besar.
Bank sendiri memberikan layanan tabungan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan nasabah,
baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Penarikan uang tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan buku tabungan maupun kartu debit.

Deposito

Deposito merupakan layanan simpanan mirip dengan tabungan namun memiliki perbedaan dalam
jangka waktu. Jika tabungan atau simpanan lebih bersifat fleksibel, deposit hanya dapat ditarik ketika
sudah jatuh tempo. Jangka waktu jatuh tempo deposito sendiri beragam mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 1
tahun, dan seterusnya. Deposito kemudian dapat digunakan sebagai tabungan masa depan ataupun
jaminan bagi usaha. Bunga yang didapatkan dari deposito juga lebih besar dibandingkan dengan
tabungan biasa.

a. Deposito on call

Deposito on call merupakan simpanan berjangka waktu antara 3 sampai 30 hari. Jumlah uang yang
disimpan biasanya relatif besar dan besar bunga yang dibayarkan dihitung per bulan dan besar bunga
ditentukan dengan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

b. Deposito automatic roll over (ARO)

Deposito ARO ini bentuk lain dari deposito berjangka yang sudah jatuh tempo tapi deposan (nasabah
pemilik deposito) belum mengambilnya. Kemudian, bank secara otomatis melakukan perpanjangan
waktu tanpa menunggu persetujuan deposan.

Giro

Mirip dengan tabungan, giro merupakan layanan simpanan dimana penarikan dananya dapat
dilakukan setiap saat. Jika tabungan biasa dapat ditarik menggunakan buku tabungan ataupun kartu
debit di ATM, tabungan giro hanya dapat ditarik menggunakan cek atau bilyet giro.

Layanan Jasa

Bank menyediakan berbagai layanan jasa lainnya seperti pengiriman uang (transfer) baik antar
rekening maupun antarbank, pembayaran berbagai macam tagihan seperti internet, listrik, ataupun
telfon, pembeliian produk seperti pulsa dan masih banyak lagi. Saat ini layanan jasa tidak hanya dapat
dilakukan di bank ataupun mesin ATM, namun dapat menggunakan smartphone melalui aplikasi E-
banking yang ditawarkan oleh masing-masing bank.

Reksa Dana

Reksa dana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam protofolio Efek oleh Manajer Investasi. Secara singkat, Reksa
Dana merupakan sebuah instrument dalam melakukan investasi dengan cara pembelian Efek. Pada
layanan ini, bank bertugas sebagai penjual Efek dari reksa dana.

Produk Perbankan Kredit Aktif


a. Kredit rekening koran

Kredit rekening koran merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dalam bentuk mutasi
(pemindahbukuan) kepada rekening nasabah.

b. Kredit reimburs (Letter of Credit)

Kredit reimburs merupakan pinjaman yang diberikan ke nasabah atas pembelian sejumlah barang dan
yang membayar adalah bank. Kredit ini merupakan jasa bank yang ditujukan untuk memudahkan
pelayanan arus barang ekspor atau impor.

c. Kredit aksep

Kredit aksep merupakan pinjaman dengan mengeluarkan wesel yang bisa diperdagangkan.

d. Kredit dokumenter

Kredit dokumenter ini merupakan kredit yang diberikan setelah nasabah menyerahkan dokumen


pengiriman barang yang sudah disetujui kapten kapal yang mengangkut barang tersebut.

e. Kredit dengan jaminan surat berharga

Kredit jaminan surat berharga diberikan dengan membeli surat-surat berharga kepada nasabah dan


sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai jaminannya.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Pengertian LPS

LPS atau kepanjangannya Lembaga Penjamin Simpanan adalah suatu lembaga independen yang
berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. LPS ini dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan lho.  Menurut Undang-undang tersebut simpanan yang mengubah nilai simpanan yang
dijamin oleh LPS sampai Rp 2.000.000.000 (dua miliar rupiah)

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan


mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pelaksana
penjaminan dana masyarakat. Pada tanggal 22 September 2004, Presiden mengesahkan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Berdasarkan
Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan
nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya. Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, dan sejak
tanggal tersebut LPS resmi beroperasi sampai sekarang.

Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Menjamin simpanan nasabah penyimpan.

Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.

Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.


2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem
perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak
berdampak sistemik.
Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.


2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta.
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan
laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada angka 4.
6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan
dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.
9. Menjatuhkan sanksi administratif.
sedimen

beku metamorf

SIKLUS BATUAN
BATUAN SEDIMEN

BATUAN BEKU

PENGANGKUTAN, EROSI, SEDIMENTASI BATUAN METAMORF


SUHU, TEKANAN, WAKTU

PELEBURAN MAGMA
PENDINGINAN

Anda mungkin juga menyukai