A. Pendahuluan
44
3. Visi dan Misi OJK
45
Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa
keuangan;
Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola
statuter pada lembaga jasa keuangan;
Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Integritas
Bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan
kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan
komitmen.
Profesionalisme
Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang
tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
Sinergi
Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
46
Inklusif
Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri
keuangan.
Visioner
Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward
looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box
Thinking).
7. Asas-asas OJK
47
(3) Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
(4) Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap
anggota;
(5) Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
(6) Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
(7) Anggota ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan
(8) Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan
pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan.
9. Pimpinan OJK
Strategi 1:
Mengintegrasikan pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan.
Tujuannya adalah untuk mengurangi dan menghilangkan duplikasi
serta pengaturan yang terpisah-pisah melalui harmonisasi kebijakan.
Dengan demikian akan diperoleh nilai tambah berupa peningkatan
efisiensi dan konsistensi kebijakan pengurangan arbitrasi sehingga
48
mendorong kesetaraan dalam industri keuangan, pengurangan biaya
terhadap industri dan masyarakat. Integrasi akan mengacu pada
Arsitektur Pengembangan Sektor Jasa Keuangan yang mensinergikan
berbagai master plan yang telah disusun sebelumnya di Bank
Indonesia dan Bapepam-LK.
Strategi 2:
Meningkatkan kapasitas pengaturan dan pengawasan. Strategi ini
ditempuh melalui adopsi kerangka peraturan yang lebih baik dan
disesuaikan dengan kompleksitas, ukuran, integrasi dan
konglomerasi sektor keuangan. Selain itu juga akan dikembangkan
metode pengawasan termutakhir dan bersifat holistik bagi seluruh
sektor keuangan, termasuk penyempurnaan metode penilaian risiko
dan deteksi dini permasalahan di lembaga keuangan.
Strategi 3:
Memperkuat ketahanan dan kinerja sistem keuangan. Strategi ini
ditempuh dengan memberikan fokus pada penguatan likuiditas dan
permodalan bagi seluruh lembaga keuangan, sehingga lebih tangguh
dalam menghadapi risiko baik dalam masa normal maupun krisis.
Strategi 4:
Mendukung peningkatan stabilitas sistem keuangan. Selain
mengatur dan mengawasi industri keuangan secara individual, OJK
juga menganalisis dan memantau potensi risiko sistemik di masing-
masing individual lembaga keuangan. Kewenangan untuk melakukan
pengawasan secara integrasi akan memberi ruang bagi OJK untuk
memantau secara lebih dalam berbagai kemungkinan risiko dan
mengambil langkah-langkah mitigasinya, terutama risiko yang terjadi
di konglomerasi keuangan.
Strategi 5:
Meningkatkan budaya tata kelola dan manajemen risiko di lembaga
keuangan. Budaya tata kelola dan manajemen risiko yang baik harus
menjadi jiwa dalam kegiatan di sektor keuangan. Untuk itu OJK
akan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola dan manajemen risiko
yang setara di seluruh lembaga jasa keuangan. Tidak kalah
pentingnya adalah pengembangan budaya integritas yang menuntut
kepemimpinan yang kuat dan berkarakter. Untuk itu ke depan OJK
akan memberikan bobot lebih pada penilaian aspek ini dalam
proses fit and proper test pengurus lembaga keuangan.
Strategi 6:
Membangun sistem perlindungan konsumen keuangan yang
terintegrasi dan melaksanakan edukasi dan sosialisasi yang masif
dan komprehensif. Strategi ini diperlukan untuk mengefektifkan dan
memperkuat bentuk- bentuk perlindungan konsumen yang selama
ini masih tersebar, sehingga bersama sama dengan kegiatan edukasi
dan sosialisasi akan mewujudkan level playing field yang sama
antara lembaga jasa keuangan dengan konsumen keuangan.
49
Strategi 7:
Meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia. Strategi ini
diperlukan untuk menjawab kebutuhan akan capacity building bagi
pengawas.
Strategi 8:
Meningkatkan tata kelola internal dan quality assurance. Untuk
keperluan ini, OJK akan menerapkan standar kualitas yang
konsisten di seluruh level organisasi, menyelaraskan antara tujuan
OJK dengan kebutuhan pemangku kepentingan antara lain
membuka dialog dengan industri secara berkala, dan memastikan
pengambilan keputusan yang tepat sehingga memberikan manfaat
bagi masyarakat.
1. Dewan Komisioner
1. Syarat menjadi calon anggota Dewan Komisioner OJK:
2. Warga Negara Indonesia;
3. Memiliki akhlak, moral, dan integritas yang baik;
4. Cakap melakukan perbuatan hukum;
5. Tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi pengurus
perusahaan yang menyebabkan perusahaan tersebut pailit;
6. Sehat jasmani;
7. Berusia paling tinggi 65 tahun pada saat ditetapkan;
8. Mempunyai pengalaman atau keahlian di sektor jasa keuangan;
9. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman lima tahun
atau lebih.
50
anggota ex-officio dewan komisioner yang berasal dari Bank Indonesia, tidak
lagi menjadi pejabat setingkat eselon 1 pada Kementerian Keuangan bagi
anggota ex-officio dewan komisioner yang berasal dari Kementerian
Keuangan, memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan
anggota dewan komisioner lain.
OJK diawasi oleh DPR, dalam hal ini, Komisi XI. Sebagai bagian dari
akuntabilitas publik, OJK wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri
atas laporan keuangan tiga bulanan, semester dan tahunan. Laporan ini
akan berikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan DPR. Selain itu OJK
juga wajib menyusun laporan kegiatan yang terdiri atas laporan kegiatan
bulanan, triwulanan, dan tahunan.
51
Kementerian Keuangan. Strategi, termasuk IKU dan targetnya, serta RKA
tersebut akan menjadi dasar penilaian kinerja sebagaimana terdapat dalam
Kesepakatan Kinerja yang ditandatangani antara Pemimpin Satuan Kerja
dengan Dewan Komisioner.
Sementara itu, tahap ketiga dan keempat dari siklus MSAK
merupakan tahap implementasi, monitoring dan evaluasi dari pelaksaan
strategi dan RKA pada tahun berjalan. Berdasarkan hasil monitoring,
dilakukan review atas pelaksanaan strategi dan RKA serta penilaian kinerja
di tengah tahun dan di akhir tahun, baik untuk level OJK secara
keseluruhan maupun untuk level Satuan Kerja.
Pada 2013, Dewan Komisioner telah menetapkan Destination
Statement OJK 2017, yaitu “Menjadi lembaga profesional dalam pengaturan
dan pengawasan sektor jasa keuangan yang terintegrasi, guna
mewujudkan financial market deepening dan inklusif, serta terdepan dalam
sistem perlindungan konsumen keuangan dan masyarakat, untuk
mendukung terciptanya sistem keuangan yang stabil dan berkelanjutan.
Destination Statement OJK 2017 merupakan kondisi yang ingin
dicapai oleh OJK di akhir 2017, sebagai tahapan untuk mencapai Visi dan
Misi OJK, yang berisi enam kondisi utama dan persyaratannya, yaitu (i)
Sistem keuangan yang stabil dan berkelanjutan, (ii) Pengaturan sektor jasa
keuangan yang selaras dan terintegrasi, (iii) Sistem pengawasan sektor jasa
keuangan yang efektif dan terintegrasi, (iv) Pengembangan sektor jasa
keuangan yang stabil dan berkesinambungan, (v) Edukasi dan perlindungan
konsumen yang optimal, dan (vi) Strategic support yang andal. Destination
Statement OJK 2017 selanjutnya telah dijabarkan dalam Strategy Map OJK
2014 yang menggambarkan cara, langkah dan kegiatan yang akan
dilakukan oleh OJK selama 2014. Strategy Map OJK 2014 berisi Sasaran
Strategis dan IKU, yang akan menjadi dasar penilaian kinerja OJK di akhir
2014.
a. Audit Internal
52
tugas, serta kesesuaian proses bisnis dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk memperoleh gambaran yang memadai atas kondisi pengendalian
internal di OJK, telah dilakukan pula survei Impementasi Pengendalian
Internal Berbasis COSO. Gambaran ini penting untuk memastikan
kecukupan inherent internal control risk yang merupakan salah satu referensi
dalam lingkup audit internal.
c. Pengendalian Kualitas
53
Dalam rangka mendukung penyusunan Laporan Keuangan OJK 2013 secara
wajar, telah dilakukan pengkajian ulang atas Neraca Awal OJK, Laporan
Keuangan Satuan Kerja sementara OJK semester I-2013 dan Laporan
Keuangan OJK semester I-2013 sebelum diaudit oleh eksternal auditor serta
pendampingan atau klinik konsultasi bagi seluruh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) untuk menyelesaikan pertanggungjawaban uang muka
Satuan Kerja.
F. Pembiayaan OJK
Hongkong
Hongkong menerapkan pungutan atas dasar layanan. Pembebanan
dilakukan dalam proses perizinan, baik beban biaya tahunan maupun
pendirian bank ataupun pembukaan jaringan kantor. Apabila hasil
pungutan masih kurang, maka akan ditutup kekurangannya oleh HKMA
(Bank Sentral Hongkong yang bertindak sekaligus sebagai pengawas bank).
Estonia
Pungutan di negara ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Atas dasar layanan;
b. Atas dasar volume.
Besarnya pembebanan didasarkan atas daftar tarif per layanan.
Pembebanan berdasarkan volume, 1 (satu) persen dari kebutuhan modal
minimum bank. Memiliki daftar persentase pembebanan sesuai dengan aset
yang diawasi. Metodologinya adalah jumlah beban pengawasan setahun
lalu dikurangi proyeksi pungutan atas dasar jenis layanan, lalu dikurangi
target pungutan atas dasar 1 (satu) persen dari modal. Sisanya dipungut
atas dasar persentase aset.
Slovakia
Negara ini menerapkan pungutan dengan dua sistem yaitu:
a. Atas dasar layanan;
b. Atas dasar volume.
54
Besarnya pembebanan didasarkan atas daftar tarif per layanan. Kemudian,
pembebanan berdasarkan volume dengan aturan:
1. 0,0027 % dari aset dengan minimum € 100.000 untuk bank asing atau
cabang bank asing;
2. 0,0133 % dari aset dengan minimum € 20.000 untuk asuransi;
3. 0,0118 % dari aset dengan minimum € 20.000 untuk dana pensiun;
4. 0,0170 % dari aset dengan minimum € 2.000 untuk perusahaan
sekuritas.
55
H. Pengawasan terintegrasi di OJK
56
Jepang yang membolehkan bank melakukan kegiatan usaha keuangan non-
bank seperti bank investasi dan asuransi.
57