Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS BANK SYARIAH

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Manajemen Perbankan Syariah 1 P. Adiyes, M. Si

Disusun Oleh:

Yara Elvina Santri (02020621466)

KELAS A

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYRIAH DAN HUKUM

UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu kami terbuka untuk menerima segala kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 12 April 2022

Yara Elvina Santri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

Latar Belakang......................................................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................................................1

Tujuan Penulisan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

PENGERTIAN MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS................................................................3

ASSET/LIABILITY MANAGEMENT COMMITTEE (ALCO).........................................................9

RUANG LINGKUP MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS.........................................................9

MENGENAL POS-POS NERACA BANK SYARIAH...................................................................10

LANDASAN KEBIJAKAN ALMA.............................................................................................12

PENDEKATAN TEORITIS ALMA............................................................................................13

APLIKASI ALMA PADA BANK ISLAM....................................................................................13

BAB III PENUTUP....................................................................................................................15

Kesimpulan.........................................................................................................................15

Saran..................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manajemen aktiva dan pasiva yang disebut pula dengan Assets and
Liability Management (ALMA) sudah dapat dipastikan ada pada setiap bank.
Kedua sisi neraca, yaitu sisi pasiva yang menggambarkan penggunaan
(alokasi) dana harus dikelola secara efisien, efektif, produktif, dan seoptimal
mungkin karena merupakan bisnis utama bagi setiap bank. Pengelolaan sset
dan liabilitas tersebut disebut dengan Manajemen Aset dan Liabilitas yang
dikenal dengan ALMA (Asset and Liability Management). Aset dan liabilitas
pada setiap bank ini dikelola oleh Assets dan Liability Committee (ALCO)
yang secara organisasi tidak terlihat dalam struktur organisasi, namun
kegiatannya ada dan dikelola dalam team work serta secara operasional
umumnya berada di dalam divisi treasury, yang dipimpin oleh wakil direktur
utama/direksi yang membidangi divisi treasury dan kepala divisi treasury
umumnya sebagai ketua pelaksana

Keberadaan ALMA ini adalah untuk mengelola resiko-resiko yang


mungkin timbul dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dirancang sedemiian
rupa sehingga dapat memaksimumkan pendapatan sekaligus membatasi resiko
asset dan liabilitas dengan mematuhi ketentuan kebijakan moneter dan
pengawasan bank melalui suatu organisasi yang disebut ALMA

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen aset dan liabilitas?
2. Apa itu ALCO?
3. Apa saja ruang lingkup manajemen aset dan liabilitas?
4. Apa saja pos-pos neraca bank syariah?

1
5. Apa saja landasan kebijakan ALMA?
6. Apa saja pendekatan teoritis ALMA?
7. Bagaimana aplikasi ALMA pada bank syariah?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen aset dan liabilitas
2. Untuk mengetahui apa itu ALCO
3. Untuk mengetahui lingkup manajemen aset dan liabilitas
4. Untuk mengetahui pos-pos neraca bank syariah
5. Untuk mengetahui landasan kebijakan ALMA
6. Untuk mengetahui pendekatan teoritis ALMA
7. Untuk mengetahui aplikasi ALMA pada bank syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

Manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofolio asset atau


liabilitas bank guna memaksimalkan struktur neraca bank dan hasil yang dibagikan
kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan
kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian 1. Strategi manajemen asset dan
liabilitas meliputi koordinasi karakteristik keuntungan (return) dan resiko atas
portofolio asset dan liabilitas bank. Risiko pada bank tidak hanya tergantung pada
karakteristik asset, melainkan juga pada karakteristik liabilitas yang digunakan untuk
mendanai asset tersebut.2

Manajemen aktiva dan pasiva biasa disebut dengan Assets and Liability
Management (ALMA) sudah dapat dipastikan ada pada setiap bank. Kedua sisi
neraca , yaitu sisi pasiva yang menggambarkan sumber dana dan sisi aktiva yang
menggambarkan penggunaan (alokasi) dan harus dikelola secara efisien, efektif,
produktif dan liabilitas tersebut dengan Management Asset dan Liabilitas yang di
kenal dengan ALMA (Assets and Liability Management)3.

Asset dan liabilitas pada setiap bank ini dikelola oleh Asset and Liability
Committee (ALCO) yang secara organisasi tidak terlihat dalam struktur organisasi,
namun kegiatannya ada dan dikelola dalam team work serta secara operasional
umumnya berada di dalam di dalam divisi treasury, yang dipimipin oleh wakil
direktur utama atau direksi yang membidangi divisi treasury dan kepala devisi

1
Drs. Zainul Arifin, MBA. Dasar-dasar Management Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet Cetakan.3,
Februari 2005) hal 324
2
Frank P. Jonson dan Richard D. Jonhson. Commercial Bank Management (New York: CBS College
Publishing. 1985) hal 82
3
Veitzal Rivai, dkk. Bank And Financial Institution Management (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2007) hal 54

3
treasury umumnya sebagai ketua pelaksana dengan anggota yang berasal dari devisi
treasury dan kepala divisi treasury umumnya sebagai ketua pelaksana dengan anggota
yang berasal dari devisi treasury, divisi kredit, devisi reseachdan development, devisi
pusat administrasi.

Keberadaan ALMA ini adalah untuk mengelola resiko-resiko yang mungkin


timbul dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dirancang sedemiian rupa sehingga
dapat memaksimumkan pendapatan sekaligus membatasi resiko asset dan liabilitas
dengan mematuhi ketentuan kebijakan moneter dan pengawasan bank melalui suatu
organisasi yang disebut ALMA.

Dalam pelaksanaanya, untuk menetapkan suatu kebijakan, ALMA


membutuhkan informasi yang cukup dan hasil analisis yang tepat. Informasi yang
diperlukan terdiri dari data eksternal dan internal.

ALMA ini berfungsi memberikan rekomendasi pada management bank agar


dapat memaksimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan keuntungan serta
tetap berada dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, ALMA
yang kuat dan berkualitas akan memberikan landasan kuat dan jelas dalam
menetapkan strategi bisnis bank. Melalui ALMA ini diharapkan :

1. Adanya penerapan kebijakan bisnis yang jelas, terarah, dan teratur


2. Adanya arah dan tujuan yang jelas bagi management dalam proses
pelaksanaan tugas serta cara dalam menetapkan standar-standar operasional
bank
3. Diperolehnya data yang akurat serta menjamin bahwa data tersebut dapat
menunjang keputusan ALMA
4. Berkualitasnya analisis yang dilakukan dalam memberikan berbagai
alternative srategi ALMA sebelum management mengambil keputusan

4
5. Memudahkan dalam manajemen likuiditas sehingga dana dapat dikelola
dengan baik pada suatu tingkat suku bunga tertentu agar senantiasa dapat
memenuhi kewajiban dan dapat memnfaatkan setiap peluang yang ada
6. Mampu meminimalkan gap sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan dan
memperkecil risiko
7. Mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola valuta asing
(terutama ketika terjadi fruktuasi yang tinggi) dan mengelola gap untuk tiap-
tiap mata uang dan antar mata uang untuk menghasilkan keuntungan yang
optimal dengan tetap memerhatikan kemungkinan resiko yang terjadi
8. Mampu melakukan manajemen pricing secara tepat sebagai langkah strategi
dalam menetapkan tingkat suku bunga (kredit dan dana) dengan tetap
memerhatikan gap dan tidak mengganggu likuiditas

 Management Asset

Management asset merupakan kaitan dari likuiditas, dimana memerlukan


pembangunan asset-aset sedemikian rupa sehingga aliran keluar dana (outflow of
funds) dapat diakomodasikan tanpa membuat penyesuaian dalam liabilitas. Likuditas
suatu asset berasal dari salah satu dari dua sumber yaitu :

1. Daya cair dari asset itu sendiri (self contained liquidity)


2. Daya jualnya (marketability)

Self contained liquidity menggambarkan tanggal jatuh temponya asset,


sedangkan marketability adalah kemampuan untuk menukarkan asset menjadi uang
melalui penjualan asset tersebut kepada investor lain di secondary market. Jadi
likuiditas asset tergantung pada tingkat kemudahannya untuk dikonversikan menjadi
kas guna memperoleh dana yang dibutuhkan.

Ditinjau dari segi perencanaan likuiditas, adalah penting untuk menyadari


bahwa tidak seua asset dalam segala kategori adalah likuid dalam arti bahwa bank

5
dapat dengan leluasa menggunakan asset tersebut untuk memenuhi kebutuhan
dananya. Misalnya saldo pada bank koresponden bisa likuid, tetapi juga bisa tidak
likuid bila saldo tersebut merupakan saldo minimum yang harus dipelihara untuk
mengkompensasi layanan yang diberikan oleh bank koresponden tersebut. Jadi saldo
yang likuid adalah saldo di atas saldo minimum yang harus dipenuhi seperti
dipersyaratkan oleh bank koresponden.

 Management Liabilitas

Selama dasawarsa 1960-an dan 1970-an terjadi perubahan dalam perencanaan


likuiditas, yang meninggalkan tekanan utama pada manajemen aset menuju ke
tekanan pada kedua sisi yaitu manajemen aset dan liabilitas. Para bankir melihat
bahwa potensi sumber likuiditas lainnya dapat dipakai, dana dapat dipinjam melalui
peningkatan liabilitas seperti halnya likuidasi aset.

Manajamen liabilitas merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana


yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah
dikeluarkan kepada nasabah.

Sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan tentang manajemen aset,


bank harus mengurangi profibilitasnya untuk memenuhi likuiditas yang lebih besar
pada portofolio asetnya, juga ada biaya untuk memastikan likuiditas melalui
portofolio liabilitas. Ketergantungan pada dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas bank berarti bank cenderung harus membayar bunga yang lebih tinggi pada
dana pinjaman (dibandingkan dengan giro dan tabungan) dan juga akan mengalami
variasi yang lebih besar dalam biaya dana-dana.

Untuk menilai dampak manajemen liabiltas pada profibilitas bank, selisih


antara meningkatnya pendapatan pada portofolio aset dengan peningkatan biaya dana
pinjaman dari pasar terbuka harus dianalisis. Meningkatnya pendapatan dari

6
portofolio aset terjadi karena meningkatnya konsentrasi aset pada pinjaman dengan
yeild tinggi. Meningkatnya biaya untuk menjamin likuiditas melalui pinjaman dana
diakibatkan oleh bunga pasar yang harus dibayar atas dana tersebut.

Suatu bank yang memastikan dana dengan pinjaman harus membayar tingkat
bunga pasar. Dampak pemakaian manajemen liabilitas terhadap keuntungan bank
tergantung pada karakteristik aset yang didanai dengan dana-dana pinjaman. Bila
bank menggunakan dana-dana pinjaman untuk mendukung pinjaman jangka panjang
dengan tingkat bunga tetap, maka keuntungan bank akan bervariasi sesuai dengan
variasi yang terdapat pada tingkat bunga pasar. Bila bank menggunakan dana
pinjaman untuk mendanai aset yang pendapatannya juga berfluktuasi sesuai dengan
tingkat bunga pasar, maka tidak berdampak pada keuntungan.

Meningkatnya kepercayaan pada manajemen liabilitas telah mengurangi


tekanan likuiditas dan memungkinkan bank untuk menggunakan dana-dana dengan
persentase yang lebih besar untuk aset mereka dengan yield yang lebih tinggi. Pada
saat yang sama meningkatnya penggunaan dana-dana pinjaman telha berkompilikasi
pada proses pengelolaan portofolio bank. Untuk memastikan profitabilitas dan
meminimalkan risiko, bank harus secara simultan mengelola jangka waktu (maturity),
tingkat pendapatan/biaya (rate) dan karakteristik volume dalam portofolio aset dan
liabilitas. Hal ini mendorong pengembangan strategi pengelolaan interest margin,
yang didesain untuk mengkoordinasikan dan karakteristik volume dari portofolio aset
dan liabilitas.

Menurut tingkat kepekaannya ALMA dibagi menjadi dua jenis :

1. Rate sensitivee asset-liabilities


Asset yang digolongkan sebagai rate sensitive asset (RSA) adalah semua
asset, termasuk asset dengan bunga tetap (fixed rate), yang mempunyai jatuh

7
tempo kurang dari 1bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau asset dengan bunga
mengambang yang harus diperbarui setiap 1,3 atau 6 bulan
2. Fixed rate asset liabilities
Fixed rate asset liabilities adalah semua asset dan liabilitas yang mempunyai
jatuh tempo atau dapat diperbarui tingkat bunganya lebih dari 6 bulan dan
tidak termasuk dalam golongan RSA dan RSL

Dalam mengelola asset dan liabilitas bank ada dua pendekatan yang sering
digunakan, yaitu :

1. Pool of funds approach


Pendekataan ALMA ini didasarkan pada asumsi bahwa dana bank yang
diperoleh dari berbagai sumber diperlukan sebagai dana bank yang diperoleh
dari berbagai sumber diperlukan sebagai dana tunggal sehinga sumber dana
tidak lagi dapat diidentifikasi secara individual. Oleh karena itu, dana yang
dikelola bank menurut pendekatan ini tidak lagi dibedakan jenis dan sifat
sumber dana, jangka waktu serta biaya dan masing-masing bank. Selanjutnya
dana tersebut dialokasikan ke dalam berbagai bentuk berdasarkan prioritas
dan strategi penggunaan dana bank
2. Aset Allocation Apporoach
Asset allocation approach merupakan koreksi atas konsep pendekatan asset-
liabilitas yang sebelumnya, konsep ini sering sering disebut dengan
conversion of funds approach, pada dasarnya konsep ini menyatakan bahwa
tidaklah realistis menganggap total dana yang dihimpun bank merupakan
suatu sumber dana tunggal, karena dalam kenyataanya masing-masing sumber
dana memiliki sifat sendiri, oleh karena itu, dalam prioritas pengalokasiannya,
sumber-sumber dana harus diperlakukan secara induvidu dengan
mempertimbangkan karakteristik masinng-masing sumber dana. Dana yang
dimiliki sifat perputaran cukup tinggi hendaknya penggunaannya
diprioritaskan dalam cadangan primer dan sekunder. Sedangkan dana yang

8
perputarannya relative rendah pengalokasiannya dapat diprioritaskan pada
pemberian kredit dan aktiva jangka panjang lainnya.

B. ASSET/LIABILITY MANAGEMENT COMMITTEE (ALCO)

Bila manajemen menjalankan aset/liabilitas, ia harus menempuh tahap


pertama yang penting yaitu pengakuan dan dukungan fungsi ALCO (Asset/Liability
Management Committee). Organisasi fungsi ALCO di bank kecil dapat terdiri dari
direktur utama dan beberapa manajer kunci yang aktif dalam keputusan-keputusan
kredit, investasi, dan pasar uang. Pada bank yang lebih besar, ALCO dapat terdiri dari
para manajer di pos-pos utama neraca, direktur utama, kepala bagian keuangan dan
akunting, kepala divisi kredit, manajer investasi, kepala bagian deposit dan fungsi
liabilitas, ekonom dan supervisor kebijakan kredit.

Tanggung jawab ALCO biasanya meliputi pemberian arahan umum mengenai


penguasaan dan pengalokasian dana-dana untuk memaksimumkan pendapatan, dan
memastikan permintaan dan sumber dana.

C. RUANG LINGKUP MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

Manajemen dana mencakup semua kegiatan bank yang dapat dilihat dalam
pos-pos sisi aktiva maupun pasiva. Pengelolaan dana dari sisi asset ataupun aktiva
lazim di kenal dengan Aset Management. Sementara itu, pengelolaan sumber dana
secara keseluruhan adalah Liability Management ini yang terbagi tiga bagian, yaitu :

1. Pengelolaan sumber dana yang berasal dari pihak ketiga yang disebut
Deposit Management
2. Dana yang berasal dari pihak kedua disebut Borrowing

9
3. Pengelolaan dana yang berasal dari modal sendiri yang disebut Capital
Management

Perkembangan ekonomi dan moneter yang berfruktuasi serta persaingan


bisnis antarbank yang sangat ketat berpengaruh langsng terhadap manajemen asset
dan liabilitas. Keadaan tersebut menyebabkan timbulnya dilema dalam
pengelolaannya pada bank, yaitu antara mengutamakan pofitabilitas di satu sisi dan
likuiditas atau keamanan disisi lain. Beberapa alasan perlunya asset dan liabiltas
dikelola ;

1. Tingkat suku bunga


2. Perubahan struktur sumber dana
3. Meningkatnya kebutuhan modal
4. Persaingan yang ketat antar bank
5. Perkembangan sistem informasi
6. Meningkatnya peran pemerintah
7. Ketersediaan dana di pasar uang
8. Perubahan komposisi aktiva
9. Bermunculannya berbagai lembaga keuangan

D. MENGENAL POS-POS NERACA BANK SYARIAH

Neraca adalah gambaran tentang keseimbangan antara aktiva dan kewajiban.


Neraca merupakan salah satu gambaran dari laporan keuangan bank yang
mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta, milik (kekayaan) bank
dengan semua kewajiban, utang dan modalnya. Pos-pos dalam aktiva dan kewajiban
yaitu4 ;

1. Sisi Aktiva
4
Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003)
hal 200-206

10
Sisi aktiva dalam laporan keuangan Bank Syariah terdapat 20 pos utama,
mencakup semua harta, baik hak dan tagihan, dengan penjelasan ;
 Kas, semua mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun vakuta
asing
 Penempatan pada Bank Indonesia, dapat digunakan dalam bentuk Giro
Wadiah dan Sertifikat Wadiah
 Giro pada Bank Lain
 Penempatan pada Bank Lain
 Investasi pada Efek (Surat Berharga)
 Piutang
 Pembiayaan Mudharabah
 Pembiayaan Musyarakah
 Pinjaman Qard
 Penyaluran Dana
 Penyaluran dana Investasi Terikat (Executing) dll.
2. Sisi Kewajiban
Sisi kewajiban dalam laporan keuangan pada bank syariah terdapat 10 pos
utama, mencakup semua kewajiban baik jangka pendek maupun panjang, sebagai
berikut :
 Kewajiban segera
 Bagi hasil yang belum dibagikan
 Simpanan
 Simpanan dari bank lain
 Kewajiban lain
 Kewajiban dana investasi terikat
 Hutang pajak
 Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi

11
 Pinjaman yang diterima
 Pinjaman subordinasi
3. Sisi Investasi
Sisi investasi dalam loporan keuangan bank syariah terdapat 2 pos utama,
mencakup semua jenis investasi yang dilakukan oleh bank maupun bukan bank bank
syariah.
 Investasi tidak terikat dari bukan bank (Mudharabah Mutlaqah)
 Investasi Tidak terikat dari Bank Lain (Mudaharabah Mutlaqah)
4. Sisi Ekuitas
Sisi ekuitas dalam laporan keuangan bank syariah terdapat 3 pos utama,
 Modal disetor si awal
 Tambahan modal disetor
 Saldo laba rugi

E. LANDASAN KEBIJAKAN ALMA

Struktur neraca yang menggambarkan komposisi aktiva dan pasiva serta


struktur pendapatan dan biaya dalam income statement bank merupakan aspek utama
yang menentukan landasan kebijakan dalam penerapan ALMA. Komponen-
komponen yang dipergunakan dalam menyusun kebijakan yaitu ;

1. Foreign Exchange Manajemen


Upaya bank menata dana mengelola foreign exchange asset dan liabilitas
dengan baik yaitu untuk memakismalkan pedapatan dan meminimalkan
risiko atas terjaidnya fluktuasi nilai tukar
2. Net Open Position
Berdasarkan angka yang merupakan pejumlahan dari nilai absolute
3. Gap Management

12
Salah satu hal yang penting dalam ALMA, berbeda dengan komponen di
atasnya di mana posisi account dalam neraca dan rentabilitas bank
dianalisis dari persperktif yang statis, dalam gap manajemen kedua aspek
tersebut dibahas dalam perspektif yang dinamis
4. Risk Analisis
Analisis resiko yang dihadapi oleh bank baik secara makro maupun mikro
5. Salah satu alat pengendalian ALMA bank bida juga melalui pengendalian
cost of funds

F. PENDEKATAN TEORITIS ALMA

Dalam menjalankan operasinya fungsi Bank Islam terdiri dari ;

1. Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang


dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/deposan atas dasar prinsip
bagi hasil
2. Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik
dan/shahibul mall sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh
pemilik dana
3. Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
4. Sebagai pengelola fungsi social seperti pengelolaan dana zakat dan
penerimaan serta penyalura dana kebijakan(fungsi optimal)

G. APLIKASI ALMA PADA BANK ISLAM

Sebagaimana bank konvensional, bank syariah pun merupakan lembaga


intermediasi antara penabung dan investor. Perbedaan pokok antara bank Syariah dan

13
bank Konvensional terletak pada dominasi prinsip bagi hasil dan berbagi risiko
(profil and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya. Hal ini antara lain
tercermin pada beberapa karakteristik berikut :

Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam hanya menjamin pembayaran


kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan(wadi’ah), tetapi tidak menjamin
pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment/mudharabah deposit).
Bank islam juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme pengaturan
realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada bank Syariah tergantung
pada kinerja bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran
keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu.

Sistem operasional bank Islam berdasarkan pada sistem equity di mana setiap
modal adalah berisiko. Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank Islam
dengan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (profit
and loss sharing/LPS).

Hasil akhirdari manajemen aset/liabilitas itu akan bermuara pada kemampuan


untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal, trend pendapatan yang
semakin baik, komposisi pendapatan bersih (net income) yang semakin baik.

Assets/liability management bank Islam lebih banyak bertumpu pada kualitas


aset, dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya
tariknya kepada nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut,
yang berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya. Kemampuan
manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai professional investment manager
akan sangat menentukan kualitas aset yang dikelolanya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofolio asset atau


liabilitas bank guna memaksimalkan struktur neraca bank dan hasil yang dibagikan
kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan
kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian. Organisasi fungsi ALCO di bank kecil
dapat terdiri dari direktur utama dan beberapa manajer kunci yang aktif dalam
keputusan-keputusan kredit, investasi, dan pasar uang. Manajemen dana mencakup
semua kegiatan bank yang dapat dilihat dalam pos-pos sisi aktiva maupun pasiva.
Komponen-komponen yang dipergunakan dalam menyusun kebijakan yaitu : Foreign
Exchange Manajemen, Net Open Position, Gap Management, Risk Analisis, cost of
funds. Sistem operasional bank Islam berdasarkan pada sistem equity di mana setiap
modal adalah berisiko. Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank Islam
dengan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (profit
and loss sharing/LPS).

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan. Oleh karena itu,
pembaca diharapkan dapat memberi kritik ataupun saran yang dapat memperbaiki
makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Zainul Arifin, MBA. Dasar-dasar Management Bank Syariah (Jakarta: Pustaka
Alvabet Cetakan.3, Februari 2005) hal 324
Frank P. Jonson dan Richard D. Jonhson. Commercial Bank Management (New
York: CBS College Publishing. 1985) hal 82
Veitzal Rivai, dkk. Bank And Financial Institution Management (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada 2007) hal 54

Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (Jakarta: PT Raja


Grafindo, 2003) hal 200-206

16

Anda mungkin juga menyukai