Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANEJEMEN ASET BANK SYARIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manejemen Aset & Liabilitas
Bank Syariah

DOSEN PENGAMPU : Deddy Mainata, SE, M.Ag

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MUHAMMAD REZKY AKBAR (2131811004)

NUR ANISSA WULNDARI (2131811108)

AINUR ROHIMAH (2131811094)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan sholawat serta salam tidak lupa kepada
junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan syafaat
dan berkah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dari
mata kuliah Manejemen Aset & Liabilitas Bank Syariah yang berjudul
”Manejeme Aset Bank Syariah “

Ucapan terima kasih untuk dosen pengampu Bapak Deddy Winata SE,M.Ag
yang telah memberikan kesempatan agar kami bisa menyelesaikan tugas ini
dengan semaksimal mungkin dengan waktu yang telah diberikan. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada
kami semua.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengakui bahwa masih banyak


kekurangan baik dari penulisan maupun isi pembahasan makalah.Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini agar kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh

Samarinda, 28 Februari 2023

Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Aset Dan Liabilitas.................................................3
B. Pentingnya Manajemen Aset Dan Liabilitas................................................6
C. Tujuan Manajemen Aset Dan Liabilitas......................................................8
D. Fungsi Manajemen Aset Dan Liabilitas.....................................................12
E. Asset Liability committee(ALCO).............................................................15
F. Implementasi Manajemen Aset Dan Liabilitas..........................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen aktiva dan pasiva yang disebut pula dengan Assets and
Liability Management(ALMA) sudah dapat dipastikan ada pada setiap bank.
Kedua sisi neraca, yaitu sisi pasiva yang menggambarkan penggunaan
(alokasi) dana harus dikelola secara efisien, efektif, produktif, dan seoptimal
mungkin karena merupakan bisnis utama bagi setiap bank. Pengelolaan aset
dan liabilitas tersebut disebut dengan Manajemen Aset dan Liabilitas yang
dikenal dengan ALMA ( Asset and Liability Management). Aset dan liabilitas
pada setiap bank ini dikelola oleh Assets dan Liability Committee (ALCO)
yang secara organisasi tidak terlihat dalam struktur organisasi, namun
kegiatannya ada dan dikelola dalam team work serta secara operasional
umumnya berada di dalam divisi treasury, yang dipimpin oleh wakil direktur
utama/direksi yang membidangi divisi treasury dan kepala divisi treasury
umumnya sebagai ketua pelaksanaKeberadaan ALMA ini adalah untuk
mengelola resiko-resiko yang mungkin timbuldalam kegiatan bisnis sehari-
hari yang dirancang sedemiian rupa sehingga dapat memaksimumkan
pendapatan sekaligus membatasi resiko asset dan liabilitas dengan mematuhi
ketentuan kebijakan moneter dan pengawasan bank melalui suatu organisasi
yang disebut ALMA.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengertian Manajemen Aset dan Liabilitas?
2. Apa Pentingnya Manajemen Aset dan Liabilitas?
3. Bagaimana Tujuan Manajemen Aset dan Liabilitas Bank syariah?
4. Bagaimana Fungsi Manjemen Aset dan Liabilitas?
5. Bagaimana Asset Liability Committee ( ALCO)?
6. Bagaimana Implementasi Manajemen Aset dan Liabilitas bank
syariah?

C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dibuat adalah sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Aset dan Liabilitas
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Manajemen Aset dan Liabilitas
3. Untuk Mengetahui Tujuan Manajemen Aset dan Liabilitas Bank
syariah
4. Untuk Mengetahui Fungsi Manjemen Aset dan Liabilitas
5. Untuk Mengetahui Asset Liability Committee ( ALCO)
6. Untuk Mengetahui Implementasi Manajemen Aset dan Liabilitas
bank syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN ASET BANK SYARIAH


Manajemen aset adalah mengkoordinasikan portofolio asset atau
liabilitas bank guna memaksimalkan struktur neraca bank dan hasil yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan
memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehatihatian1. Strategi
manajemen asset meliputi koordinasi karakteristik keuntungan ( return) dan
resiko atas portofolio asset bank. Risiko pada bank tidak hanya tergantung
pada karakteristik asset, melainkan juga pada karakteristik liabilitas yang
digunakan untuk mendanai asset tersebut.
Manajemen aktiva dan pasiva biasa disebut dengan Assets
Management (ALMA) sudah dapat dipastikan ada pada setiap bank. Kedua
sisi neraca , yaitu sisi pasiva yang menggambarkan sumber dana dan sisi
aktiva yang menggambarkan penggunaan (alokasi) dan harus dikelola secara
efisien, efektif, produktif dan liabilitas tersebut dengan Management Asset
dan Liabilitas yang di kenal dengan ALMA (Assets and Liability
Management)
Asset pada setiap bank ini dikelola oleh Asset and Liability Committee
(ALCO) yang secara organisasi tidak terlihat dalam struktur organisasi,
namun kegiatannya ada dan dikelola dalam team work serta secara
operasional umumnya berada di dalam di dalam divisi treasury, yang
dipimipin oleh wakil direktur utama atau direksi yang membidangi divisi
treasury dan kepala devisi treasury umumnya sebagai ketua pelaksana dengan
anggota yang berasal dari devisi treasury dan kepala divisi treasury umumnya
sebagai ketua pelaksana dengan anggota yang berasal dari devisi treasury,
divisi kredit, devisi reseachdan development, devisi pusat administrasi.

3
Keberadaan ALMA ini adalah untuk mengelola resiko-resiko yang
mungkin timbuldalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dirancang sedemiian
rupa sehingga dapat memaksimumkan pendapatan sekaligus membatasi resiko
asset dan liabilitas dengan mematuhi ketentuan kebijakan moneter dan
pengawasan bank melalui suatu organisasi yang disebut ALMA.
Dalam pelaksanaanya, untuk menetapkan suatu kebijakan, ALMA
membutuhkan
informasi yang cukup dan hasil analisis yang tepat. Informasi yang
diperlukan terdiri dari data eksternal dan internal.
ALMA ini berfungsi memberikan rekomendasi pada management
bank agar dapat
memaksimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan
keuntungan serta tetap berada dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku.
Dengan demikian, ALMA yang kuat dan berkualitas akan memberikan
landasan kuat dan jelas dalam menetapkan strategi bisnis bank. Melalui
ALMA ini diharapkan :
1. Adanya penerapan kebijakan bisnis yang jelas, terarah, dan teratur
2. Adanya arah dan tujuan yang jelas bagi management dalam proses
pelaksanaan tugas serta cara dalam menetapkan standar-standar
operasional bank
3. Diperolehnya data yang akurat serta menjamin bahwa data tersebut
dapat menunjang keputusan ALMA
4. Berkualitasnya analisis yang dilakukan dalam memberikan berbagai
alternative srategi ALMAsebelum management mengambil keputusan
5. Memudahkan dalam manajemen likuiditas sehingga dana dapat
dikelola dengan baik pada suatu tingkat suku bunga tertentu agar
senantiasa dapat memenuhi kewajiban dan dapat memnfaatkan setiap
peluang yang ada

4
6. Mampu meminimalkan gap sehingga dapat mengoptimalkan
pendapatan dan memperkecil risiko
7. Mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola valuta
asing (terutama ketika terjadi fruktuasi yang tinggi) dan mengelola gap
untuk tiap-tiap mata uang dan antar mata uang untuk menghasilkan
keuntungan yang optimal dengan tetap memerhatikan kemungkinan
resiko yang terjadi
8. Mampu melakukan manajemen pricing secara tepat sebagai langkah
strategi dalam menetapkan tingkat suku bunga (kredit dan dana)
dengan tetap memerhatikan gap dan tidak mengganggu likuiditas.

 Manajemen Aset
Management asset merupakan kaitan dari likuiditas,
dimana memerlukan pembangunan asset-aset sedemikian rupa
sehingga aliran keluar dana (outflow of funds) dapat
diakomodasikan tanpa membuat penyesuaian dalam liabilitas.
Likuditas suatu asset berasal dari salah satu dari dua sumber
yaitu :
1. Daya cair dari asset itu sendiri (self contained liquidity)
2. Daya jualnya (marketability)
Self contained liquidity menggambarkan tanggal jatuh
temponya asset, sedangkan marketability adalah kemampuan
untuk menukarkan asset menjadi uang melalui penjualan asset
tersebut kepada investor lain di secondary market. Jadi
likuiditas asset tergantung pada tingkat kemudahannya untuk
dikonversikan menjadi kas guna memperoleh dana yang
dibutuhkan.
Ditinjau dari segi perencanaan likuiditas, adalah
penting untuk menyadari bahwa tidak seua asset dalam segala

5
kategori adalah likuid dalam arti bahwa bank dapat dengan
leluasa menggunakan asset tersebut untuk memenuhi
kebutuhan dananya. Misalnya saldo pada bank koresponden
bisa likuid, tetapi juga bisa tidak likuid bila saldo tersebut
merupakan saldo minimum yang harus dipelihara untuk
mengkompensasi layanan yang diberikan oleh bank
koresponden tersebut. Jadi saldo yang likuid adalah saldo di
atas saldo minimum yang harus dipenuhi seperti
dipersyaratkan oleh bank koresponden.
 Manajemen Liabilitas

B. PENTINGNYA MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS BANK


SYARIAH

ALMA(Asset and Liability Management) merupakan Teknik


manajemen jangka pendek untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang
mengakibatkan turun atau naiknya pendapatan bank. Semakin baik
kemampuan perbankan dalam memperoleh pendapatan maka merefleksikan
semakin baiknya kinerja perusahaan dan kemakmuran pemegang saham.
Setiap perusahaan yang didirikan menginginkan harga saham yang dijual
memiliki potensi harga tinggi sehingga keadaan ini akan diminati oleh
investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai
perusahaan juga akan meningkat. Karena tujuan perusahaan dalam jangka
panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai
perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya.
Bank dalam setiap melakukan kegiatan selalu dihadapi dengan risiko-
risiko yang memiliki potensi mendatangkan kerugian. Risiko ini tidaklah
bisa selalu dihindari oleh setiap bank tetapi harus dikelola dan diatasi
dengan benar tanpa harus mengganggu dan mengurang yang harus dicapai

6
oleh bank. Jika diatasi dan dikelola dengan benar maka resiko tersebut dapat
memberikan manfaat kepada bank dalam mempengaruhi laba yang akan
didapat. Dengan pemahaman yang benar dalam setiap pengambil
keputusan tentang risiko yang dihadapi. Bank harus mengelola Aset dan
Liability dengan tujuan agar antara kelancaran dalam likuiditas bank dan
optimalisasi dalam penggunaan aset untuk kegiatan berbisnis. Aset and
Liability management adalah terpenting dan fokus utama dalam setiap
manajemen bank umum. Dalam hal operasional perbankan, Asset dan
liability management mempunyai peran dan kebijakan strategi penentuan
harga baik lending maupun funding. Manajemen aktiva-pasiva atau Asset
liability management (ALMA). Risiko-risiko ALMA dalam suatu bank pada
umumnya berupa.
Risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada
waktunya Risiko kerugian akibat perubahan tingkat bagi hasil, menentukan
bentuk penurunan margin dari penanaman atau kerugian sebagai akibat
menurunnya nilai aktiva. Risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat
kurs terhadap "open position" karena adanya pergerakan kurs yang
merugikan. Risiko kerugian dari ketidak seimbangan interest rate maturity
karena adanya pergerkan tingkat bunga yang merugikan. Risiko yang timbul
akibat transaksi kontinjen Risiko keterlambatan angsuran atau pelunasan tepat
pada waktunya oleh debitur. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko
likuiditas. Bagi setiap bank harus menyadari terlebih dahulu tentang adanya
bahaya dan risiko dalam segala kegiata usaha, oleh karena itu, penting adanya
aset dan liability management di setiap bank untuk menjaga nilai aset dan
likuiditas bank yang dimiliki tetap stabil, menghindari kerusakan terhadap
aset yang bisa menyebabkan turunnya nilai jual. Untuk menjaga nilai aset,
dengan adanya ALMA ini perusahaan akan lebih mudah melakukan
pemonitoran terhadap penyusutan ataupun bahaya dalam kegiata yang sedang
dijalani.

7
C. TUJUAN MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

Pada dasarnya asset liability management mempunyai tujuan menjaga


kesehatan bank serta melakukan antisipasi terhadap perubahan eksternal yang
berkaitan dengan inflasi dan tingkat suku bunga serta perubahan atas nilai
tukar mata uang. Prastimoyo (dalam Parmujianto:1997) mengatakan bahwa
fokus atau tujuan asset and liability management adalah mengoptimalkan
pendapatan dan menjaga agar risiko tidak melampaui batas yang dapat
ditolerir, disamping juga memaksimalkan harga pasar dari ekuitas perusahaan,
sedangkan menurut Bambang (dalam Parmujianto:2000), asset and liability
management mempunyai fungsi dan kebijakan dalam menjalankan strategi
penentuan harga, baik dalam bidang lending maupun funding, secara umum,
tanggung jawab ALCO adalah mengelola posisi dan alokasi dana-dana bank
agar tersedia likuiditas yang cukup, memaksimalkan profit dan meminimalkan
risiko. Secara lebih spesifik menurut Riyadi (2006:22) tujuan asset liability
management yang dilakukan oleh setiap bank mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan bank yang wajar
2. Pendapatan/laba yang maksimal
3. Menjaga likuiditas yang memadai
4. Membentuk cadangan-cadangan untuk berjaga-jaga atas hal-hal
tertentu yg mungkin timbul.
5. Memelihara/menjaga dana masyarakat yg dipercaya melalui kegiatan
bank yg wajar
6. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit

8
Masih menurut Riyadi tujuan asset and liability management
jikadilihat secara
luas adalah:
1. Sebagai pedoman kebijakan bank yang akan dating
2. Peningkatan dana untuk mengakomodasikan kebutuhan yg telah
direncanakan
3. Pengalokasian dana diantara kas, aktiva produktiv dan fasilitas kantor
4. Positioning the bank yang dapat mengadopsi peningkatan profit
apakah untuk kondisi yang akan datang dapat meningkat.

Selain itu asset and liability management dimaksudkan agar bank


memperoleh pendapatan lebih (net income) yang optimal dengan
pengendalian yang tepat atas aktivitas yang tergambar pada pos-pos aktiva
dan passiva bank (Muhammad, 2016:198). Dalam melakukan berbagai hal
terutama yang berkaitan dengan bisnis, tentu ada hal dasar yang menjadi
tujuannya. Termasuk dalam penerapan manajemen aset pada sebuah
perusahaan.
Oleh karena itu, banyaknya fungsi dan tujuan diterapkannya
manajemen aset, membuat setiap perusahaan selalu menggunakan konsep
tersebut. Beberapa fungsi dan tujuan manajemen aset adalah sebagai berikut:
1. Menjaga nilai asset yang dimiliki perusahaan
Fungsi dan tujuan diterapkannya manajemen aset yaitu untuk menjaga
nilai aset yang dimiliki perusahaan tetap tinggi, dan memiliki usia
yang lebih panjang. Serta menghindari terjadinya kerusakan pada aset
agar tidak menyebabkan turunnya nilai jual. Dalam menjaga nilai aset,
perusahaan perlu menyediakan biaya operasional yang mencukupi.
Sehingga menghasilkan output yang tinggi dan sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.
2. Memantau terjadinya penyusutan asset perusahaan

9
Penyusutan menjadi salah satu risiko atas penggunaan aktiva tetap
(mesin produksi, peralatan produksi, dan lainnya), mulai dari
penyusutan fungsi hingga nilai jualnya. Tapi, dengan adanya
manajemen aset perusahaan bisa lebih mudah dalam melakukan
pemantauan terhadap penyusutan tersebut.
3. Mempermudah perusahaan membuat anggaran
Kegunaan manajemen aset adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengoptimalkan aset perusahaan. Sehingga dengan adanya
manajemen aset tersebut, perusahaan akan lebih mudah dalam
membuat perencanaan yang berhubungan dengan pendanaan aset.
Contohnya seperti dana untuk membeli peralatan dan perlengkapan
produksi, untuk konstruksi bangunan, pemeliharaan sumber daya,
hingga dana untuk memperpanjang usia aset yang dimiliki perusahaan.
4. Mencegah perusahaan melakukan pembelian yang berlebihan
Dengan menerapkan manajemen aset yang baik, suatu perusahaan
dapat lebih mudah dalam mengontrol semua aset-asetnya dengan baik.
Sehingga perusahaan tersebut dapat menghindari pembelian atau
pembelanjaan yang tidak diperlukan. Jika tidak menerapkan
manajemen aset yang efektif dan efisien, perusahaan akan cukup
mengalami kesulitan dalam menentukan prioritas dalam penyediaan
barang yang berkaitan dengan bisnis.
5. Menciptakan manajemen resiko
Manajemen risiko adalah metode pengelolaan ketidakpastian yang
berhubungan dengan ancaman yang merugikan perusahaan, contohnya
seperti penilaian risiko. Hal ini cukup penting karena bisa
menghadirkan kesadaran perusahaanmengenai adanya bahaya dan
risiko terhadap aset yang mereka miliki. Dengan menerapkan
manajemen aset yang baik, perusahaan bisa mencegah dan mengurangi
risiko, dengan menambah dan mengambil langkah pengendalian yang

10
diperlukan. Serta membuat rencana yang efektif untuk mencegah hal-
hal yang dapat merugikan perusahaan.
6. Meningkatkan keamanan asset yang dimiliki perusahaan
Seperti yang diketahui, kegiatan manajemen aset adalah bertujuan
untuk mengelola aset dan sumber daya perusahaan. Dengan
menerapkannya, aset yang dimiliki perusahaan akan tersimpan dan ter-
maintenance dengan baik sejak pertama hingga akhir pemanfaatannya.
Tentunya hal tersebut dapat mengurangi terjadinya resiko kehilangan
ataupun kerusakan pada aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
7. Menjadi bagian penting penyusunan neraca akuntansi
Manajemen aset adalah kegiatan yang dapat difungsikan sebagai alat
penyusun neraca akuntansi, apabila perusahaan benar-benar
membutuhkannya. Sebagai contohnya, pemilik aset merupakan
seorang pebisnis atau akuntan, maka manajemen aset yang dimiliki
dapat dicatat dan dijadikan dalam perhitungan keuangan. Tapi jika
perusahaan tidak membutuhkan rincian data terkait nilai aset untuk
penyusunan neraca akuntansi juga tidak masalah, karena bukan hal
yang besar. Pasalnya setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda dalam menyusun keuangannya masing-masing. Agar
bisa lebih mudah memahami berbagai fungsi dan tujuan diterapkannya
manajemen aset di setiap perusahaan, berikut adalah beberapa
rangkuman singkatnya:
a. Untuk memastikan status kepemilikan suatu aset di sebuah
perusahaan.
b. Membantu menginventarisasi sumber daya dan masa pakai aset
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
c. Menjaga dan merawat sumber daya untuk mempertahankan nilai
aset tetap tinggi dan memiliki usia pemanfaatan yang lebih
panjang.

11
d. Untuk meminimalisir adanya pengeluaran biaya yang berlebihan
selama masa pemanfaatan sebuah aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
e. Berguna untuk memastikan bahwa aset tersebut dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal untuk perusahaan.
f. Untuk mewujudkan penggunaan dan pemanfaatan aset secara
optimal sesuai tujuan yang diinginkan perusahaan.
g. Melindungi aset dari kerusakan hingga kehilangan yang dapat
merugikan perusahaan.
h. Berfungsi sebagai acuan untuk menyusun perencanaan keuangan
dalam akuntansi.

D. FUNGSI MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS


Untuk lebih memudahkan dan memahami bidang tugas manajemen
aset dan liabilitas, berikut akan dijelaskan fungsi-fungsi utama yang terdapat
dalam manajemen aset dan liabilitas (ALMA) yaitu :
1. Manajemen Likuiditas (liquidity management)
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam
menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-
kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada
nasabahnya setiap saat. Dalam manajemen likuiditas bank berusaha
mempertahankan status rasio likuiditas, memperkecil dana yang
menganggur (idle fund), serta menjaga cash flow baik cash inflow
maupun cash ouflow. Selain itu pengelolaan likuiditas tersebut
dilakukan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa yang
akan datang.
b. Mencari sumber dana untuk mencukupi jumlah yang dibutuhkan.
c. Meningkatkan pendapatan dengan resiko sekecil mungkin.

12
Strategi manajemen likuiditas akan sangat terkait dengan tujuan
penggunaan likuiditas. Namun dalam menerapkan strategi manajemen
yang akan diambil sangat tergantung kepada skill manager likuiditas
yang ada, keandalan dari management information system (MIS) yang
dimiliki serta perlu dipertimbangkan kondisi likuiditas pasar dan
kebutuhan likuiditas baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.

2. Manajemen Gap (Mismatch)


Kondisi pekanya tingkat perubahan suku bunga, dunia perbankan
terutama dalam melakukan pengelolaan sumber dan penggunaan
dananya sangat membutuhkan adanya suatu sistem yang dapat
berfungsi dan berperan untuk melakukan monitoring dan controlling
pergerakan tingkat bunga yang berfluatif.
Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola
danmengendalikan kesenjangan (Gap) antara aset dan liabilitas pada
suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah
dana, suku bunga, saat jatuh tempo atau perpaduan antara ketiganya.
Keputusan dalam manajemen Gap misalnya mengubah struktur
jangka waktu liabilitas dalam menentukan sumber dana dan tingkat
bunganya, mengubah struktur jangka waktu aset dalam perubahan
kebijakan kredit dan dalam hal penjualan investasinya.
3. Manajemen valuta asing (Foreign exchange management)
Pasar valuta asing dapat dikatakan transaksi jual beli melalui jaringan
antar bank-bank, brokers atau dealer seluruh dunia yang dilakukan di
ruangan masingmasing bank yang telah dilengkapi dengan jaringan
komunikasi. Dalam manajemen valuta asing bank berusaha mengelola
beberapa jenis valuta asing, misalnya mata uang US$, yuan, AUS$,

13
dan sebagainya. Selain itu, bank bersangkutan juga berusaha
memaksimumkan pendapatan dari perbedaan kurs nilai tukar valuta
asing. Valuta asing dapat diperjualbelikan oleh perorangan, perusahaan
maupun bank-bank untuk membiaya impor atau menukarkan valas
hasil ekspor ke mata uang lain.
4. Manajemen investasi dan pendapatan (earning andinvestment
management)
Bank di tuntut untuk tumbuh dan mempertahankan tingkat
pertumbuhannnya melalui profitabilitas yang tinggi melalui penataan
komposisi investasi dalam portofolio bank dengan pemilihan
kombinasi efek,obligasi, serta instrument pasar uang. Manajemen
investasi dan pendapatan merupakan keputusan dalam menetapkan
upaya terbaik memaksimumkan keuntungan bank melalui penyusunan
struktur neraca yang optimal dengan berbagai kondisi perubahan
lingkungan makro ekonomi maupun lingkungan operasional bank.

Setiap Bank yang mengimplementasikan fungsi ALMA dalam


operasi perusahaannnnya di tuntut melakukan proses pengelolaan
empat aspek kebijakan di atas yang saling berkaitan antara bagian satu
dengan bagian yang lain. Ke empat aspek diatas amat kompleks karena
di pengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa mendorong atau menjadi
hambatan berkembangnya pengelolaan asset and liability bank, yaitu
sebagai berikut:
a. Deregulasi sektor perbankan di era distruption
b. Volatile tingkat bunga dan exchange rate
c. Sikap investor yang semakin kritis dengan risiko yang dapat
diperhitungkan
d. Tingkat persaingan antar bank

14
e. Pengaruh ekonomi global maupun local yang berubah sewaktu-
waktu Pada industri perbankan Efek Indonesia membuktikan
bahwa corporate governance sebagai suatu mekanisme tata kelola
organisasi yang didasari oleh teori keagenan diproksi dengan
kepemilikan manajerial (manajerial ownership), kepemilikan
institusi (institutional ownership) menjadi faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (earning and
performance goal) yang didasarkan pada analisis rasio keuangan
seperti Return On Aset (ROA),Return On Equity (ROE), dan Net
Interest Margin (NIM) sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan
dari implementasi kebijakan aset dan liabilitas bank.

E. ASSET LIABILITY COMMITTEE ( ALCO)

Asset liabilitas committe (ALCO) dan ALCO Support Group (ASG).


Anggota ALCO terdiri dari pimpinan unit kerja operasional dan unit kerja
yang berhubungan dengan tugas ALMA. Sedang anggota ASG terdiri dari
sekelompok manajer/staf profesional yang bertugas membantu ALCO.
Sebagai contoh Asset and Liability Committe (ALCO) pada Bank Danamon
memberi tanggung jawab kepada divisi Treasury and Capital Market (TCM)
untuk terus fokus pada pengelolaan neraca yang efisien dan berpegang pada
prinsip kehati-hatian. TCM harus mampu mengelola risiko likuiditas Bank
Danamon dengan memastikan bahwa kebutuhan likuiditas bank senantiasa
terpenuhi untuk mendukung pertumbuhan usaha dengan berprinsip
kehatihatian, selain itu divisi TCM juga mendapat tugas untuk mengelola
risiko suku bunga yang melekat di neraca bank.
ALCO dibentuk dengan tujuan memberdayakan bank agar bank
bersangkutan mampu bersaing di pasar dalam menentukan tingkat bunga
sekarang maupun masa yang akan datang. Komite tersebut menjalankan salah

15
satu fungsi bank yang amat penting bagaimana meningkatkan manajemen
portofolio neraca bank Adapun fungsi asset liability committe (ALCO) adalah
sebagai berikut :
1. Mereview laporan tentang risiko likuiditas, risiko pasar dan
manajemen permodalan.
2. Mengidentifikasi isu-isu dalam manajemen neraca yang dapat
mempengaruhi kinerja bank.
3. Untuk melakukan review atas strategi penetapan ekspektasi DPK dan
ekspektasi keuntungan dari sisi pembiayaan.
4. melakukan review atas rencana kontijensi bank.

Asset and liability committe (ALCO) dalam menjalankan fungsinya


sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, baik lingkungan mikro maupun
lingkungan makro. Faktor yang bersifat mikro terdiri dari faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern biasanya berasal dari bagian treasure, fund
departement, loan departement serta sumberdaya bank bersangkutan.
Sedangkan faktor ekstern biasanya berasal dari peraturan pemerintah,
teknologi, hukum, kondisi ekonomi, sosial dan budaya, dan kebijakan-
kebijakan lembaga keuangan internasional. Faktor mikro yang dimaksudkan
antara lain.
1. Kebijakan bank itu sendiri dalam pengelolaan portofolio dalam
pemberian kredit
2. Penetapan tingkat interest rate pada para nasabahnya
3. Sistem pengelolaan valuta asing (VALAS)
4. Penetapan tingkat besaran loan to deposit ratio
5. Kebijakan Bank Indonesia dalam sistem moneterpengaruh
perekonomian beberapa negara, terutama turun naiknya kurs mata
uang Negara-negera dengan mata uang utama (mayor currency).

16
Misalnya, turunnya nilai dolar terhadap yuan mengakibatkan
pemerintah Amerika Serikat membuat kebijakan menaikkan suku bunga.
Dengan kenaikan suku bunga tersebut, suku bunga US$ di Indonesia otomatis
naik, dan hal tersebut mengakibatkan naiknya suku bunga di pasar lokal
(Indonesia).Portofolio bisnis perbankan yang semakin beragam dituntut
adanya pengelolaan yang bervariasi oleh asset and liability committee(ALCO)
melalui sumber daya manusia yang menjadi anggota komite ALCO yang
tangguh. Tujuan bank dicapai dengan menjalankan kebijakan berdasarkan
program dan anggaran yang direncanakan. Kebijakan tersebut dipantau serta
direvisi dari waktu ke waktu melalui rapat komite (asset and liability comitte
meeting). Rapat komite memformulasikan kebijakan berdasarkan informasi
data-data laporan mengenai kondisi keuangan (financial statement) bank yang
bersangkutan. Analisis laporan keuangan lebih berfokus kepada analisis
teknikal pada neraca keuangan bank terutama pada pos-pos aset dan liabilitas
yang peka terhadap pergerakan suku bunga (rate sensitive asset dan rate
sensitive liability). Dalam mencermati pergerakan suku bunga dipasar
keuangan sangat dibutuhkan individu-individu tangguh yang tergabung dalam
ALCO. Oleh sebab itu, penting ketersediaan sumber daya manusia yang
memiliki teknikal dan wawasan sistem keuangan.

F. IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS BANK


SYARIAH
Implementasi kebijakan manajemen aset dan liabilitas di bank adalah
mengatasi beberapa hal, yaitu:
1. Rasio, target, dan limit likuiditas, meliputi:
a. Primary reserve (Cadangan utama) meliputi kas, rekening di Bank
Indonesia yang dihitung dari dana pihak lketiga (DPK).
b. Secondary reserve (Cadangan sekunder) yang dihitung dari dana
partai ketiga (DPK).

17
2. Maturity gap targets (Target kesenjangan jatuh tempo) dan kerangka
waktunya.
3. Funds placement guildelines (Pedoman penempatan dana) dan strategi
pendanaan, sumber dan diversifikasinya
4. Posisi, target, dan stop limit valas;
a. Buy currency (Beli mata uang).
b. Sell currency (Jual mata uang).
5. Balance sheet structure (Struktur neraca)
a. Pertumbuhan/perkembangan neraca bank.
b. Mencampur/mengkonsolidasikan neraca bank.
6. Earning and performance goals (Penghasilan dan sasaran kinerja)
a. Return on aset (ROA), yaitu indikator untuk menunjukkan
seberapa perusahaan dibandingkan dengan total asetnya.
b. Return on equity (ROE), yaittu ukuran kinerja keuangan yang
dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas pemegang
saham.
c. Net interest margin (NIM), yaitu rasio antara pendapatan bunga
bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit).
7. Kebutuhan capital adequacy-CAR bank.
8. Pricing policies (Kebijakan penetapan harga) dan guildlines.
9. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk pengambilan
keputusan (decision making) yang cepat dan tepat.

Setiap bank yang menerapkan ALMA akan selalu sedang dalam


proses kerangka besar di atas, sehingga untuk mencapai tujuan
diperlukan kehati-hatian (prudential) untuk semua manajemen risiko
terbuka untuk semua aktivitas bank, bersama dengan kepatuhan
terhadap semua aturan yang mengaturnya.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen aset adalah mengkoordinasikan portofolio asset atau liabilitas
bank guna memaksimalkan struktur neraca bank dan hasil yang dibagikan kepada
para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan
likuiditas dan prinsip kehatihatian.Strategi manajemen asset meliputi koordinasi
karakteristik keuntungan ( return) dan resiko atas portofolio asset bank. Risiko
pada bank tidak hanya tergantung pada karakteristik asset, melainkan juga pada
karakteristik liabilitas yang digunakan untuk mendanai asset tersebut.
Bagi setiap bank harus menyadari terlebih dahulu tentang adanya bahaya
dan risiko dalam segala kegiata usaha, oleh karena itu, penting adanya aset dan
liability management di setiap bank untuk menjaga nilai aset dan likuiditas bank
yang dimiliki tetap stabil, menghindari kerusakan terhadap aset yang bisa
menyebabkan turunnya nilai jual.

B. SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini, meskipun penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah kelompok
kami, karna kami manusia yang adalah tempatnya salah dan dosa, dan kami juga

19
butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik dari pada sebelumnya, kami juga mengucapkan terimakasih pada
dosen Metedologi Studi Islam Bapak Aris Stianto, S.H, M.H yang telah
memberikan kami tugas kelompok

20
DAFTAR PUSTAKA

BambangDjinarto,BankingAssetLiabilityManagement:Perencanaan,strategi,pengawas
an,dan Pengelolan Dana,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama ,2000.
Darwis, Manajemen Aset Dan Liabilitas. Yogyakarta:Cendrawasih,2019.
http://abbelnbc2303.blog.com/marketing-syariah//2016/010/04
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com,manajemen-pemasaran-dan-
strategipemasaran//2016/10/4
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan , Bogor : PT. Galiah Indonesia, 2005.
Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya. Syariah Marketing. Jakarta.
Mizan, 2005.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller.Manajemen Pemasaran. Jakarta,2017.
Tanjung Ahmad Iqbal ,“Stategi Manajemen Asset Dan Liabilitas Dalam Perbankan
Syariah, At
Tijaroh”dalam jurnal Manajemen Asset dan Liabilitas, No. 2,Vol.2, 2016.

21

Anda mungkin juga menyukai