Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“Gap Management”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Asset Liabillities Manajemen Bank

Dosen Pembimbing:
Retno Dewi Zulaikah, S.H.I,. M.E.I

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Suci Indah Sari (12401183013)


2. Emilia Mustikaningsih (12401183030)
3. Zayyinatul Inayah (12401183042)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH 6-A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
APRIL 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gap Management” untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Asset Liabillities Manajemen Bank. Shalawat serta salam kami
panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang menjauhkan kita dari
jalan kegelapan.
Adapun makalah yang berjudul “Gap Management” kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, dan sumber
rujukan sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Dosen Asset Liabillities Manajemen Ibu Retno Dewi Zulaikah, S.H.I., M.E.I
yang mana bersedia membimbing kami dalam penyusunan makalah.
2. Anggota Kelompok 7 yang dapat bekerja sama dengan baik dalam
menyelesaikan makalah.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalahini.

Dengan ini penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena kesempurnaan semata hanya milik Allah SWT, untuk itu
segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
nantikan.

Tulungagung, 8 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Definisi Gap Management.......................................................................3
B. Gap Management.....................................................................................3
C. Usaha Untuk Menghindari Dan Mempersempit Gap..............................4
D. Penggolongan Asset................................................................................4
E. Kelompok Liabilities...............................................................................5
F. Posisi Gap.................................................................................................8
G. Dampak Suku Bunga Terhadap Pendapatan.........................................11
H. Hambatan Dalam Gap Strategy.............................................................13
I. Menentukan Break Event Analysis Dalam Memaksimalkan Return......13
J. Cas Gap...................................................................................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................21
A. Kesimpulan............................................................................................21
B. Saran......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi perbankan, gap management merupakan hal yang sangat penting,
hal ini disebabkan oleh tingkat volatilitas suku bunga yang sangat peka sekali
terhadap perubahan. Dengan kondisi pekanya tingkat perubahan suku bunga
ini, dunia perbankan terutama dalam melakukan pengelolaan sumber dan
penggunaan dananya atau Assets and Liabilities Management sangat
membutuhkan adanya suatu sistem yang dapat berfungsi dan berperan untuk
melakukan monitoring dan controlling pergerakan tingkat bunga yang sensitif.
Fluktuasinya tingkat bunga merupakan suatu risiko yang tidak dapat di hindari
oleh perbankan, tetapi sebaliknya merupakan suatu masalah dan tantangan
yang harus diatasi, sehingga dapat menemukan solusi yang paling tepat bagi
perbankan untuk menghindari atau setidaknya untuk meminimalkan terjadinya
risiko kerugian yang diakibatkan oleh adanya fluktuasi turun
naiknya tingkat bunga yang berlaku di pasar.
Asset and Liability Management (ALMA) adalah suatu usaha untuk
mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba
maksimaldan sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin.
Terjadinya risiko atau diraihnya keuntungan dikaitkan langsung dengan
terjadinya perubahan-perubahan dinamis tingkat keuntungan yang diperoleh.
Keuntungan diperoleh jika bank berhasil meraih kinerja dan kondisi keuangan
yang bagus, sehingga menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi.
Sedangkan risiko yang dihadapi bank terjadi bila kurang berhati-hati, bank
mengalami kondisi yang buruk sehingga menghadapi kemungkinan
insolvensy (bangkrut). Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan
membahas terkait ruang lingkup Gap Management.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Gap Management?

1
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Gap Management ?
3. Bagaimana Usaha Untuk Menghindari Dan Mempersempit Gap?
4. Bagaimana Pengorbanan Asset ?
5. Bagaimana Kelompok Liabilities ?
6. Bagaimana Posisi Gap?
7. Apa Saja Dampak Suku Bunga Terhadap Pendapatan?
8. Apa Saja Hambatan Dalam Gap Strategy?
9. Bagaimana Menentukan Break Event Analysis Dalam Memaksimalkan
Return?
10. Apa Yang Dimaksud Dengan Cas Gap?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Gap Management.
2. Untuk Mengetahui Gap Management.
3. Untuk Menegtahui Usaha Untuk Menghindari Dan Mempersempit Gap.
4. Untuk Mengetahui Pengorbanan Asset.
5. Untuk Mengetahui Kelompok Liabilities.
6. Untuk Mengetahui Posisi Gap.
7. Untuk Mengetahui Dampak Suku Bunga Terhadap Pendapatan.
8. Untuk Mengetahui Hambatan Dalam Gap Strategy.
9. Untuk Mengetahui Menentukan Break Event Analysis Dalam
Memaksimalkan Retur.
10. Untuk Mengetahui Cas Gap.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Gap Management.


Definisi gap menurut Adiwarman A. Karim adalah perbadaan antara
jatuh tempo pricing dari asset dan liabiliti dalam jangka waktu tertentu. 1
Sedangkan menurut Riyadi gap merupakan perbedaan atau selisih antara asset
yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Asset / RSA) dengan
liability yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Liability / RSL).2
Dalam ALMA (Asset and Liabiliy Management) gap memiliki arti yang sama
dengan mismatch, yaitu perbedaan antara sensitivitas asset dan liability.

B. Gap Management.
Gap management merupakan salah satu fungsi dari ALMA yang dapat
dipastikan ada pada setiap perbankan. Menurut Adiwarman A. Karim gap
management adalah suatu strategi untuk memaksimalkan Net Income Margin
3
/ NIM melalui siklus pricing (margin atau bagi hasil). Strategi ini pada
dasarnya meliputi komponen-komponen yang variable dan yang fixed sesuai
dengan fase dan siklus margin/bagi hasil untuk mencapai profitabilitas yang
optimal.
Kemudian gap management menurut Riyadi merupakan 4:
1. Manajemen pengaturan gap yang disebabkan naik turunnya asset yield
dan liability cost rates yang dipengaruhi oleh naik turunnya market rates
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pendapatan.
2. Manajemen pengaturan gap yang disebabkan tingkat (degree of)
sensitivitas dari masing-masing pos asset maupun masing-masing pos
liabilities yang berbeda-beda.

1
Adiwarman A. Karim, Bank Islam; Analisis Figh dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2013)
2
Slamet Riyadi, Banking Asset and Liability Management, (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomu Universitas Indonesia, 2006)
3
Loc. Cit Adiwarman A. Karim...
4
Loc. Cit Slamet Riyadi
Manajemen gap ini digunakan untuk mengelola korelasi antara
tingkat suku bunga dan perbedaan karakteristik maturity, struktur asset
bank dengan tingkat bunga dan karakteristik maturity, struktur liabilitas
dengan tingkat bunga dan karakteristik maturity.5

C. Usaha Untuk Menghindari Dan Mempersempit Gap.


Hal penting dalam Gap Management adalah bagaimana cara untuk
menghindari atau mempersempit gap yang terjadi, dengan cara melakukan:
1. Duration Analysis, yaitu melakukan analisis terhadap periode jangka
waktu (masa) antara rate sensitive assets (RSA) dengan rate sensitive
liabilities (RSL).
2. Melakukan hedging transaksi Swap, yang diantaranya :
a. Transaksi Interest Rate Swap,
b. Transaksi Options,
c. Future Financial Market atau Kontrak Berjangka,
d. Forward menggunakan Future Rate Agreemen.

D. Penggolongan Asset.
Berdasarkan tingkat sensivitasnya asset bank dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu :
1. Sensitive Asset
Merupakan penggolongan yang didasarkan atas kriteria penempatan
jangka waktu. Jangka waktu yang digunakan relatif pendek yaitu
maksimal 1 tahun, karena jika melebihi 1 tahun maka akan masuk dalam
kelompok fixed rate asset. Pos-pos pada rate sensitive asset yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain :
a. Secondary reserve
Merupakan dana penyangga yang dapat digunakan setiap saat pada
saat bank sedang kekurangan likuiditas, pemenuhan likuiditas ini
melalui penanaman dalam bentuk surat berharga yang berupa Call

5
Darwis, Manajemen Asset dan Liabilitas, (Yogyakarta : TrustMedia Publishing, 2019) Hlm. 174
money placement, surat berharga pasar uang, SBI (Sertifikat Bank
Indonesia), dan saham/obligasi.
b. Short term loan
Merupakan kredit yang diberikan berjangka waktu kurang dari 1
tahun, seperti Kredit Modal Kerja (KMK) atau kredit cerukan untuk
menutup kekurangan saldo rekening nasabah karena kalah kliring.
2. Fixed Rate Asset
a. Long term loan
Merupakan kredit yang diberikan berjangka waktu lebih dari satu
tahun, yang biasanya berupa kredit investasi (KI).
b. Investment/Participation
Merupakan penyertaan baik langsung maupun tidak langsung,
dimana surat berharga dalam investasi ini tidak untuk
diperdagangkan, tetapi digunakan untuk tujuan investasi jangka
panjang.

E. Kelompok Liabilities.

Liabilitas ialah kebalikan dari aset yang merupakan properti. Contoh


kewajiban termasuk uang yang dipinjam dari pihak lain, setoran atau cek
yang belum dibayar, dan pajak penjualan yang tidak dibayarkan kepada
negara.

Liabilitas jangka diambil dari liabilitas Inggris untuk menggantikan


liabilitas jangka sebelumnya. Kata kewajiban sekarang digunakan untuk
merujuk pada kewajiban istilah bahasa Inggris. Kewajiban termasuk dalam
neraca dengan kredit normal dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok.
Liabilitas jangka pendek, liabilitas yang diharapkan akan dibayar jangka
pendek. Biasanya terdiri dari kewajiban pembayaran, Pendapatan
ditangguhkan, bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo pada
tahun berjalan, obligasi jangka pendek misalnya dari pembelian peralatan dan
lain sebagainya

Memenuhi komitmen saat ini, selain dalam pembebasan dari kreditor,


biasanya akan melibatkan pada di sebuah perusahaan yang akan
mengorbankan adanya sumber daya yang akan bermanfaat di masa depan
untuk memenuhi
kebutuhan pihak lain. Pemenuhan kewajiban yang ada dapat dilakukan dalam
berbagai cara, diantaranya ialah:

1. Pengajuan aset lainnya.


2. penyediaan terhadap layanan.
3. Mengubah kewajiban menjadi sebuah ekuitas.
4. Ganti komitmen ini dengan sebuah komitmen lain.
5. Pembayaran secara tunai.

Kewajiban dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan periode pembayaran,


diantaranya ialah sebagai berikut:6

1. Liabilitas Lancar
Liabilitas jangka pendek atau liabilitas jangka pendek ialah liabilitas
yang dibayarkan dalam satu tahun atau siklus normal dalam sebuah
operasi perusahaan, termasuk yang berikut ini:
a. Pendapatan Diterima di Muka
Penghasilan yang diterima di muka merupakan adanya sebuah
penghasilan yang belum berhak atas pembayaran. Contoh: Bunganya
dibayar di muka dan sewa dibayar di muka.
b. Utang Wesel
Utang wesel merupakan adanya sebuah komitmen dengan cara tertulis
dalam membayar jumlah tertentu kepada pihak lain pada waktu
tertentu.
c. Utang Usaha
Utang usaha merupakan adanya liabilitas yang harus dilunasi secara
kredit karena dalam pembelian sebuah jasa atau barang.
d. Utang Beban
Utang beban merupakan adanya sebuah kewajiban pembayaran karena
perusahaan telah menerima manfaat, misalnya seperti utang

6
Boy Loen dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, (Jakarta: Grasindo, 2008),
Hlm. 86
bunga (interest payable), utang sewa (rent payable), dan utang
gaji (salaries payable).

2. Liabilitas Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang atau kewajiban bisnis jangka panjang
adalah kewajiban yang harus dibayar lebih dari satu tahun atau dalam
siklus bisnis normal perusahaan, diantaranya ialah:
a. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan adanya sebuah pinjaman sementara dari
bank atau di sebuah lembaga keuangan lain yang dapat digunakan
sebagai ekspansi terhadap perusahaan.
b. Utang Saham atau Obligasi
Utang obligasi merupakan adanya sebuah pinjaman dalam jangka
panjang yang timbul karena dalam perusahaan yang dapat menerbitkan
atau menjual suatu obligasi.
c. Utang Hipotek
Utang hipotek merupakan adanya sebuah pinjaman dalam jangka
panjang secara jaminan aset tetap.

3. Liabilitas Lain-Lain
Liabilitas lainnya termasuk semua suatu liabilitas yang tidak
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka
pendek, seperti uang yang diterima dari seorang pelanggan. Dalam
liabilitas, merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau layanan
yang harus disediakan untuk pihak lain di masa depan. Termasuk dalam
kebalikan dari sebuah aset yang termasuk dalam properti.
Sedangkan Liabilitas tingkat sensivitasnya liabilitas pada bank dapat
dikelompokkan menjadi:7
a. Sensitive liabilities, yaitu penggolongan didasarkan atas kriteria
penarikan dan jangka waktu (jangka waktu pendek, bisanya maksimal
adalah 1 tahun). Pos-pos rate liabilities, yang termasuk dalam kelompok
ini adalah:

7
Darwis, SE., M.Si., Op.Cit, Hlm. 176-177
1) Giro
Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran
yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek, berupa surat
perintah untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekening
seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut.
2) DOC
Deposito On Call (DOC) adalah simpanan yang berjangka waktu
antara 3 hari sampai 30 hari atau satu bulan. Jadi jangka waktu
deposit terpendek adalah 3 hari, dan deposit terlama 30 hari,
tergantung perjanjian antara nasabah dengan bank penerbit.
3) Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, atau alat
lainnya yang dapat disamakan dengan itu.
a) simpanan berjangka sampai dengan 12 bulan;
b) kewajiban segera lainnya;
c) call money atau SBPU.

b. Fixed Rate Liabilites, meliputi:


1) Simpanan berjangka lebih dari 12 bulan;
2) Kredit likuiditas bank Indonesia (KLBI);
3) Dana sendiri.

F. Posisi Gap.

Dalam mencari Gap, aset atau liabilitas dinyatakan sensitif bila aliran
kasnya berubah pada arah dan luas yang sama dengan perubahan tingkat bunga.
Gap positif berarti pendapatan bank akan bergerak searah dengan pergerakan
tingkat bunga. Sebaliknya jika gap negatif, pendapatan bank akan bergerak
dengan arah yang berlawanan dengan tingkat bunga. Ilustrasi arah hubungan
tersebut, dijelaskan dengan gambar grafik di bawah ini:8

Posisi Gap Terhadap Pergerakan Suku Bunga

Gap Positif Gap Negatif

Dengan mengacu pada grafik tersebut, maka dapat terbentuk tiga jenis
posisi gap yang bisa terjadi:9
1. Flat position (Zero Gap)
Zero gap menandakan rendahnya variabel risiko dalam menunjang
pendapatan karena volume aset sensitif terhadap suku bunga sama dengan
volume kewajiban sensitif terhadap suku bunga. Jadi :
𝑅𝑆𝐴
=1
𝑅𝑆𝐿
Dengan demikian RSA = RSL sama dengan 1 (satu) akan menunjukkan
bahwa gap dalam kondisi zero (square). Ilustrasinya ditunjukkan gambar di
bawah ini:

VARIABLE RATE ASSET VARIABLE RATE LIABILITIES


FIXED RATE ASSET FIXED RATE LIABILITIES

2. Overlent (Positif Gap)

8
Darwis, SE., M.Si., Ibid., Hlm. 177
9
Darwis, SE., M.Si., Ibid., Hlm. 178
Pada posisi gap positif, asset sensitif terhadap suku bunga lebih
besar daripada kewajiban sensitif terhadap suku bunga. Nilai ini
mengindikasikan bahwa sebagian RSA dibiayai dengan dana yang tidak
sensitif. Jadi :
𝑅𝑆𝐴
>1
𝑅𝑆𝐿

Dengan demikian RSA = RSL akan lebih besar dari 1 (satu), menunjukkan
bahwa gap dalam kondisi positif. Ilustrasinya ditunjukkan gambar di
bawah ini:

3. Overborrowed (Negatif Gap)


Pada posisi gap negatif, apabila jumlah yang sensitive terhadap
perubahan tingkat bunga lebih kecil daripada jumlah kewajiban yang
sensitive terhadap perubahan suku bunga. Jadi :

𝑅𝑆𝐴
<1
𝑅𝑆𝐿

Dengan demikian RSA = RSL lebih kecil dari 1 (satu) akan menunjukkan
bahwa gap dalam kondisi negatif. Ilustrasinya ditunjukkan gambar di
bawah ini:
G. Dampak Suku Bunga Terhadap Pendapatan.
Masing-masing posisi gap tersebut di atas akan menimbulkan dampak
yang berbeda terhadap pendapatan bank jika terjadi perubahan tingkat bunga
(naik/turun) di pasar. Hubungan antara posisi gap, perubahan tingkat suku
bunga dan pengaruhnya terhadap pendapatan terdapat pada table berikut :10

Trend tingkat bunga dampaknya terhadap pendapatan


Gap Perubahan Suku Perubahan Pendapatan
(MISMATCH) Bunga Bunga Bersih
Positif Naik Naik
Positif Turun Turun
Negatif Naik Turun
Negatif Turun Naik
Zero Naik Tetap
Zero Turun Tetap

Positif gap terjadi apabila RSA lebih banyak dari RSL dalam suatu
periode tertentu, sebaliknya negatif gap terjadi apabila RSA dan RSL tidak
dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan turunnya pendapatan bank
(net interest income). Oleh karena itu, manajemen gap mengusahakan
peraturan struktur RSA dan RSL berdasarkan jatuh waktu bagi hasilnya
dengan tujuan:11
1. Menghindari kerugian dari gejolak tingkat bagi hasil yang berlaku di pasar,

10
Darwis, SE., M.Si., Ibid., Hlm. 181
11
Boy Loen dan Sonny Ericson, Op.Cit., Hlm. 87
2. Mengusahakan pendapatan dalam batas risiko tertentu, menunjang
kebutuhan manajemen likuiditas.

Agar strategi gap suatu bank dapat efektif maka harus didukung oleh
kebijakan pricing yang sesuai dan ada infrastruktur yang dapat memberikan
data RSA dan RSL dengan cepat, tepat dan berkelanjutan untuk keperluan
analisis. Dengan semakin profesionalnya bank dalam implementasi asset
liability management (ALMA), maka penggunaan gap management software
untuk melakukan analisis dan scenario interest rate akan menjadi hal yang
umum.
Dengan menggunakan software tersebut maka dapat dengan mudah
diperkirakan/ diproyeksikan berbagai struktur neraca dan pengaruhnya
terhadap pendapatan karena perubahan faktor internal dan eksternal.
Selanjutnya dengan proses yang berulang-ulang dan dengan mengubah
asumsi-asumsi dan prakiraan, maka dapat ditentukan langkah-langkah yang
optimal.
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur
dengan menggunakan Interest maturity ladder, yaitu berupa suatu tabel yang
disusun dari aset dan liabilitias yang dikelompokkan menurut periode
peninjauan bunganya. Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi
keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga
tersebut. Besarnya gap dapat berubah membesar atau mengecil karena
transaksitransaksi yang dilakukan.
Hal yang perlu diingat bahwa penggunaan software tersebut hanya
membantu kemampuan ALCO dan stafnya untuk menilai dengan cepat
pengaruh berbagai skenario tingkat bunga terhadap strategi gap dan
pendapatan akan tetapi tidak dapat memikirkan kebutuhan bank. Satu yang
perlu diingat bahwa dalam menentukan strategi gap senantiasa
dipertimbangkan risiko yang akan dihadapi yakni dengan menetapkan
target/limit risiko sampai pada tingkat tertentu yang dapat diterima.12

12
Darwis, SE., M.Si., Op.CIt., Hlm. 183
H. Hambatan Dalam Gap Strategy.
1. Dalam pelaksanaannya sangat sulit unutk matching (membuat seimbang)
antara struktur interest sensitive asset dengan interest sensitive liabilities,
oleh karena kebijakan bank sulit untuk tidak memenuhi keinginan
nasabah.
Bila kondisi suku bunga cenderung naik, maka bank akan
menerapkan Positive Gap strategy, untuk langkah ini dapat ditempuh
dengan cara menigkatkan Rate Sensitive Assets dan mengurangi Rate
Sensitive Liability atau melakukan kombinasi keduanya. Sedangkan untuk
menetapkan positive gap dapat dilakukan dengan cara menstimulir
Borrower atau Debitur untuk membayar bunga dengan cara Floating
rate, sedangkan tingkat bunga Deposito Berjangka bunganya adalah
fixed rate. Dalam kondisi seperti ini, bila nasabah atau Borrower juga
mengetahui bahwa tingkat bunga cenderung naik tentu saja tidak akan
mau melakukan pembayaran bunga pinjamannya secara floating rate dan
menerima hasil bunga deposito secara fixed rate.

2. Gap manajemen juga mengandung permasalahan yang sangat kompleks,


hal ini disebabkan adanya interaksi antara interest rate risk dengan credit
risk atau default risk. Misalnya bank telah berhasil untuk menetapkan
strategy positive gap dengan membebankan floating rate terhadap kredit
yang diberikan pada waktu bunga cenderung meningkat. Seandainya saja
ini benar terjadi ada kenaikan bunga, maka strategi yang diterapkan bank
tersebut adalah tepat, tetapi disisi lain hal ini akan membawa konsekuensi
terhadap kemungkinan debitur tidak mampu membayar utang cicilan
karena bunganya yang terlalu tinggi tersebut.

I. Menentukan Break Event Analysis Dalam Memaksimalkan Retur.


1. Break Event Analysis
𝑖30 × 30 BE x 150 i180 x 180
Rumus: (1 + 36000 ) (1 + 36000 ) (1 + 36000 )

Keterangan:
i30 = tingkat bunga 1 bulan (30 hari)
i180 = tingkat bunga 6 bulan (180
hari) BE = Break Event

Dengan catatan bahwa dalam perhitungan Break Event Analysis


menggunakan asumsi bahwa 1 bulan 30 hari dan satu tahun 360 hari.
Contoh:
Apabila investor memiliki excess (kelebihan) dana kas selama 6 bulan
Alternalif penempatan dana dapat dilakukan sebagai berikut:
- Langsung selama 6 bulan
- 1 bulan dan rollover 5 bulan berikutnya
- 3 bulan dan rollover 3 bulan berikutnya.
Sedangkan tingkat bunga yang berlaku pada saat itu adalah:
1 bulan 7,50% p.a
3 bulan 7,62% p.a
6 bulan 8,00% p.a

Jika investor menempatkan (menggunakan) dananya yang berjangka waktu


selama 6 bulan dengan menempatkan selama 1 bulan dan di rollover untuk 5
bulan berikutnya, akan menghasilka tingkat BE dengan perhitungan dibawah
ini:
𝑖30 × 30 BE x 150 i180 x 180
Rumus = (1 + 36000 ) (1 + 36000 ) (1 + 36000 )

7,50 × 30 BE x 150 8,00 x 180


Rumus = (1 + 36000 ) (1 +36000 ) (1 +36000 )
150BE
= (1 + 0, 00625) (1 + ) (1 + 0,04)
36000

BE = 8, 0497%

Dengan demikian, jika tingkat bunga selama 5 bulan berada diatas 8,0497%
yang berarti pemilik dana akan menghasilkan return tambahan atas dana yang
ditambahkannya tersebut.

2. Gapping Strategies
Contoh:
Bank ABC mempunyai Loan 6 bulan dengan suku bunga 8,625% p.a.
Bagaimana Bank ABC akan melakuksn funding, ini sangat tergantung pada
proyeksi tingkat bunga yang akan datang.
Alternatif funding dapat dilakukan sebagai berikut:
- Pinjaman untuk jangka waktu 6 bulan langsung
- Pinjaman kurang dari 6 bulan, misalnya:
 Pinjaman 1 bulan, sisanya 5 bulan
 Pinjaman 2 bulan, sisanya 4 bulan
 Pinjaman 3 bulan, sisanya 3 bulan

Tingkat bunga yang berlaku di pasaran

Bid Offer
1 Bulan 7,375% 7,50%
2 Bulan 7,50% 7,625%
3 Bulan 7,625% 7,75%
4 Bulan 7,75% 7,875%
5 Bulan 7,875% 8,00%
6 Bulan 8,00% 8,125%

Jadi, dimana kondisi Bank ABC membutuhkan dana (borrow) dari


market maka akan dikenakan suku bunga Offer. Dengan demikian Bank ABC
melakukan funding langsung selam 6 bulan, maka biaya bunganya yang
ditanggung sebebsar 8,125%.

J. Cas Gap.
Untuk memudahkan pemahaman bagaimana pengaruh interenst rate
sensitive terhadap kinerja bank, berikut ini beberapa contoh kasus atas gap
management:13

13
Darwis, SE., M.Si., Op.CIt. hlm. 184
Diilustrasikan Neraca Bank ABC Sebagai berikuut:
Neraca Bank ABC
Pos-pos Jumlah (Rp) Rate Share (%)
Aktiva
RSA (Call Money, SBI, SBPU, 600.000 14% 60
dll
Fixed Rate Assets 300.000 19% 30
Non Earnings Assets 100.000 0% 10
Total 1.000.000 14,1% 100
Passiva
RSl, (Giro, DOC, Tab, CD) 700.000 11% 70
Fixed Rate Liabilities 120.000 13% 12
Non Bearing Liabilities 100.000 0% 10
Capital 80.000 0% 8
Total 1.000.000 9,26% 100

Berdasarkan data diatas, dapat menghitung mengenai NII (Net Interest


Income), NIM (Net Interest Margint), dan Tentukan Posisi Gap, sebagai
berikut:

1. Net Interest Income (NII)


Interest Income = 14% x 600.000 = 84.000
19% x 300.000 = 57.000
0% x 80.000 = 0
+
Total In Income = 141.000
Interest Cost = 11% x 700.000 = 77.000
13% x 120.000 = 15.600
+
Total Interest Income = 92.600
Net Interest Income = 48.400
Net Interest Margin = 48.400 x 100% = 5,38%
900.000

GAP = RSA – RSL


= 600.000 – 700.000
= - 100.000

Berdasaran hasil perhitungan di atas, ternyata RSA lebih kecil dibanding RSL
(-100.000). Ini berarti Posisi Gap dalam kondisi negatif Gap.

Kondisi I :
Misalnya terjadi kondisi yang menyebabkan terjadinya interest rate shock, hal
ini menyebabkan terjadi kenaikan tingkat bunga dipasar. Dengan demikian
baik interest rate untuk sensitive assets dan liability naik sebesar 200 basis
point (2%).
Berdasarkan kondisi tersebut akan mempengaruhi net interest income, net
interest margin dan sebagai berikut:

2. Net Interest Margin (NIM)


Interest Income = 16% x 600.000 = 96.000
19% x 300.000 = 57.000
0% x 80.000 = 0
+
Total Int Income = 153.000
Interest Cost = 13% x 700.000 = 91.000
13% x 120.000 = 15.600
+
Total Interest Income = 106.600
Net Interest Income = 46.400
Net Interest Margin = 46.400 x 100% = 5,16%
900.000

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya kenaikan suku bunga,


mengakibatkan terjadinya penurunan net interest income, semula IDR 48.400
turun menjadi IDR 46.400. penurunan pendapatan disebabkan oleh posisi Gap
yang Negatif.

Kondisi II:

Karena adanya kenaikan suku bunga, maka manajemen memutuskan untuk


melakukan Portofolio Adjusment menjadi sebagai berikut:

1. RSA naik menjadi 700.000


2. Non earning assets turun 50.000
3. Fixed rate assets turun menjadi 250.00

Berdasarkan kebijakan sesuai dengan data di atas, maka akan berpengaruh pada
posisi Gap dan net interest income menjadi sebagai berikut:

GAP = 700.000 – 700.000 = 0

Interest Income = 16% x 700.000 = 112.000


19% x 250.000 = 47.500
0% x 80.000 = 0
+
Total Int Income = 159.500
Interest Cost = 13% x 700.000 = 91.000
13% x 120.000 = 15.600
+
Total Interest Income = 106.600
Net Interest Income = 52.900
Net Interest Margin = 52.900 x 100% = 5,57%
950.000

Dengan adanya perubahan strategi Gap tersebut, mengakibatkan posisi Gap


menjadi 0, karena RSA dibanding RSL = 1, sedangakan net interest income naik
menjadi IDR. 52.900.
Kondisi III :

Terjadi perubahan sebagai akibat perubahan suku bunga, menyebabkan market


forces counter balance menjadi:

1. RSL naik menjadi 770.000


2. Non interest bearing liabilities turun 50.000
3. Fixed rate liabilities turun menjadi 100.00

Berdasarkan kebijakan sesuai dengan data di atas, maka akan berpengaruh


pada posisi Gap dan net interest income menjadi sebagai berikut:

GAP = 700.000 – 770.000 = - 70.000

Interest Income = 16% x 700.000 = 112.000


19% x 250.000 = 47.500
0% x 80.000 = 0
+
Total Int Income = 159.500
Interest Cost = 13% x 770.000 = 100.100
13% x 120.000 = 15.600
+
Total Interest Income = 115.600
Net Interest Income = 43.900
Net Interest Margin = 43.900 x 100% = 4,62%
950.000

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya perubahan suku bunga,


mengakibatkan terjadinya penurunan net interest margin. penurunan pendapatan
disebabkan oleh posisi Gap yang Negatif.

Dari ilustrasi kasus pada Bank ABC di atas, dengan berbagai skenario
bagaimana pengaruh interest rate sensitive terhadap net interest margin. Nampak
bahwa dalam implementasinya sulit untuk matching struktur neraca antara rate
sensitive assets (RSA) dan rate sensitive liabilities (RSL), oleh karena kebijakan
manajemen bank sulit untuk tidak mengakomodir kecenderungan pergerakan
pasar dan mempertimbangan interest rate risk dan credit risk.
Proses pengambilan keputusan manajemen terhadap gap structure di
dasarkan atas rekomendasi dan arahan asset and liability commitee-ALCO. ALCO
memantau posisi gap secara rutin untuk merekomendasikan arah perubahan gap
structure pada neraca apabila kondisi pasar dan tingkat bunga berubah, dan
membuat pertanggungjawaban liquidity management beserta analisisnya. Hal
yang penting dalam kebijakan dan petunjuk kepada manajemen bank dalam
formulasi gap strateginya adalah bagaimana menghindari atau setidaktidaknya
mempersempit gap yang terjadi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asset and Liabiliy Management gap memiliki arti yang sama dengan
mismatch, yaitu perbedaan antara sensitivitas asset dan liability. Gap
management merupakan salah satu fungsi dari ALMA yang dapat dipastikan
ada pada setiap perbankan. Gap management adalah suatu strategi untuk
memaksimalkan Net Income Margin/NIM melalui siklus pricing margin atau
bagi hasil. Strategi ini pada dasarnya meliputi komponen-komponen yang
variable dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus margin/bagi hasil untuk
mencapai profitabilitas yang optimal. Cara untuk menghindari atau
mempersempit gap yang terjadi gap management yakni dengan cara duration
analysis dengan melakukan analisis terhadap periode jangka waktu (masa)
antara rate sensitive assets (RSA) dengan rate sensitive liabilities (RSL) dan
melakukan hedging transaksi swap. Dalam mencari Gap, aset atau liabilitas
dinyatakan sensitif bila aliran kasnya berubah pada arah dan luas yang sama
dengan perubahan tingkat bunga. Gap positif berarti pendapatan bank akan
bergerak searah dengan pergerakan tingkat bunga. Sebaliknya jika gap
negatif, pendapatan bank akan bergerak dengan arah yang berlawanan dengan
tingkat bunga. Masing-masing posisi gap tersebut di atas akan menimbulkan
dampak yang berbeda terhadap pendapatan bank jika terjadi perubahan
tingkat bunga (naik/turun) di pasar.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasinya hanya membahas
mengenai jalur litigasi dan non litigasi dalam penyelesaian sengketa
perbankan. Maka dari itu, dengan pembahasan yang sedikit ini kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis
meminta maaf jika terjadi banyak kesalahan dalam penulisan sehingga kami
sangat mengharapkan kritik yang membangun sebagai masukan dalam
pembenahan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Darwis. 2019. Manajemen Asset Liabilitas. Yogyakarta: TrustMedia Publishing.

Karim, Adiwarman A. 2013. Bank Islam; Analisis Figh dan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Loen, Boy dan Sonny Ericson. 2008. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa.
Jakarta: Grasindo.

Riyadi, Slamet. 2006. Banking Asset and Liability Management. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai