DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK III :
1
TAHUN 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis bisa menuntaskan artikel ini tepat pada waktunya. Judul makalah ini adalah
"Analisis rasio salvobalitas “ Makalah ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah analisis informasi keuangan
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
yang telah mempercayakan tugas ini kepada kami. Kami pula mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penataan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, sebab keterbatasan waktu dan
kemampuan, kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Medan 05/03/2023
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam berpikir untuk
mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang digunakan
adalah informasi keuangan. Perusahaan adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi
keuangan tersebut. Yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Terutama bagi pihak investor, kreditur, dan pihak manajemen perusahaan itu
sendiri.
Pihak perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan keuangan tersebut dengan jelas
dan lengkap agar dapat digunakan secara optimal oleh para pemakainya. Laporan keuangan
menyajikan laporan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca tersebut
kita dapat mengetahui kekayaan atau asset perusahaan yang dimiliki (sisi aktiva). Dan di sisi
pasiva dapat kita ketahui dari mana dana-dana untuk membiayai aktiva (dari modal sendiri atau
hutang) tersebut kita peroleh. Sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat kita
lihat dalam laporan laba rugi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang memberikan informasi posisi dan
kondisi keuangan perusahaan. Akan tetapi laporan tersebut perlu kita analisa lebih lanjut dengan
alat analisa keuangan yang ada untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna dan lebih
spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Kegunaan dari laporan
keuangan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan laba rugi dan neraca dalam
beberapa periode pencatatan. Kedua elemen tersebut berasal dari elemen laporan keuangan.
Dengan adanya data tersebut dapat dianalisis melalui analisa rasio likuiditas dan rasio
solvabilitas. Masing-masing analisa tersebut akan memberikan informasi. Karena melihat
1
pentingnya manfaat dari analisa likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan bagi
pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan serta di tunjang data-data dan teori yang selama
ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui pengertian rasio solvabilitas
2. Agar mengetahui manfaat dari rasio solvabilitas
3. Agar mengatahui jenis-jenis rasio solvabilitas
4. Agar mengatahui bagaimana implikasi rasio solvabilitas
5. Agar mengatahui tujuan dan rasio solvabilitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan buku “Analisis Kinerja Keuangan” milik Irham Fahmi menyebutkan definisi
analisis ‘rasio solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar
utang secara tepat waktu’. Sedangkan menurut kasmir dalam bukunya yang berjudul “Analisis
Laporan Keuangan”, bahwa rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas itu adalah bagaimana cara perusahaan agar
mampu menjaga dan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya.
Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi, tetapi
juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki
rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini
juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian
tinggi. Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu:
1. Total assets to total debt ratio, adalah rasio yang dihasilkan dengan membandingkan
jumlah aktiva (total aset) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt di lain pihak).
2. Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net worth) di satu
pihak dengan total hutang (total debt) di lain pihak.
3
B. Manfaat Rasio Solvabilitas
Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan
dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Berikut ini adalah manfaat rasio solvabilitas:
Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Artinya perusahaan dapat menggunakan leverage ratio secara keseluruhan atau sebagian dari
masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya
seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan. Sedangkan sebagian, artinya perusahaan hanya
menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui. Adapun jenis-jenis rasio
yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain:
4
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus dalam menghitung debt to asset ratio adalah = Total Hutang / Total Aset
Contoh :
PT. KLM diketahui memiliki total aset sebesar 5 miliar rupiah sementara total kewajibannya
mencapai 4 miliar rupiah yang terdiri dari hutang bank dan hutang dagang. Dari data ini bisa
diketahui besaran debt to assets ratio sebagai berikut :
= 0.8 x 100 %
= 80 %
Ini artinya kebanyakan aset dalam PT.KLM dibiayai oleh hutang. Tingginya DER juga kurang
baik bagi PT.KLM sehingga penting melakukan efisiensi serta menyediakan aset likuid untuk
mengangsur hutang yang dimilikinya.
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio
ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas.
“Debt to equity ratio (DER) = Total hutang : Equitas
Contoh soal :
Berdasarkan laporan keuangan kuartal II per 30 September 2020, perusahaan ABC memiliki
kewajiban atau liability sebanyak 2.642.870 dan Ekuitas sebanyak 1.563.710. Kemudian,
berapakah Debt to Equity Ratio (DER) dari perusahaan tersebut?
5
Jawab:
Maka, rasio utang dari perusahaan ABC adalah sebesar 1,67 kali. Rasio utang pada perusahaan
ini masih tergolong kategori aman, karena tidak melebihi 2 kali atau 200%.
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang jangka panjang. Yaitu dengan cara membandingkan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
long term debt to equity ratio: Kewajiban Jangka Panjang : Total Ekuitas
Contoh:
PT ABC mempunyai utang bank jangka panjang seharga Rp. 100.000.000. Sedangkan total
modal yang dimiliki oleh PT ABC adalah sebesar Rp. 560.000.000. Maka, perhitungan rasio-nya
adalah sebagai berikut:
= 0,18 atau 18 %
6
Rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka
panjang.
times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga
Contoh :
Sebuah perusahaan manufaktur mengajukan pinjaman baru ke Bank untuk pembelian mesin-
mesin produksi. Bank meminta laporan keuangannya untuk menghitung Times Interest Earned
Ratio sebelum memutuskan apakah akan memberikan pinjaman baru tersebut. Laporan
Keuangan menunjukan Laba sebelum Pajak dan Bunga adalah sebesar Rp. 250 juta sedangkan
Biaya bunga untuk tahun yang bersangkutan hanya sebesar Rp. 50 juta. Perhitungan Times
Interest Earned Ratio adalah sebagai berikut :
Penyelesaiannya :
Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga
Dengan perhitungan diatas, Times Interest Earned Ratio Perusahaan Manufaktur tersebut adalah
5 kali. Ini berarti Pendapatan atau Laba Operasi Perusahaan Manufaktur tersebut 5 kali lebih
besar dari biaya beban bunga tahunannya. Dengan kata lain, Perusahaan Manufaktur ini mampu
membayar biaya bunga tambahan. Dalam hal ini, bisnis perusahaan manufaktur ini tidak terlalu
berisiko dan bank seharusnya dapat memberikan pinjamannya kepada perusahaan manufaktur
ini.
7
5. Long Term Debt to Non Current Asset
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang aktiva selain aktiva lancar.
Rasio ini biasa digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-rata
dipergunakan sebesar 50% atau 1:2.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang jangka
panjang. Artinya rasio ini menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk
menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio ini semakin
besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin. Dan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rasio ini biasanya minimal 100% atau
1:1 yang mana bahwa Rp 1 hutang jangka panjang dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada.
Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian
kalinya modal sendiri. Jadi rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal sendiri.
Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang lancar. Semakin kecil rasio ini semakin baik, sebab modal sendiri yang
ada di perusahaan semakin besar untuk menjamin hutang lancar yang ada pada perusahaan. Batas
yang paling rendah dari rasio ini adalah 100% atau 1:1.
8
Menurut Fred Weston dalam buku Kasmir yang berjudul (Analisis Laporan Keuangan) rasio
solvabilitas memiliki beberapa implikasi sebagai berikut:
Dalam praktiknya, apabila hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas
yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada
kesempatan mendapat laba lebih besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio
solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat
perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian
(return) pada saat perekonomian tinggi. Dalam pengukuran rasio solvabilitas atau leverage ratio,
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:
1. Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan.
2. Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi.
Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi perusahaan
guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung
dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan
rasio solvabilitas yakni:
1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor).
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap
(seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
9
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya
modal sendiri yang dimiliki
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage ratio disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan leverage ratio secara keseluruhan atau
sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara
keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya
perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.
Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi perusahaan
guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung
dari tujuan perusahaan secara keseluruhan
10
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, S.E., M.M. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pudjo, Muljono Teguh. 1987. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek Perbankan.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-debt-to-assets-ratio-dan-rumus-perhitungannya
https://majoo.id/solusi/detail/debt-to-equity-ratio-rumus-der
https://accurate.id/akuntansi/long-term-debt-to-equity-ratio/
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-times-interest-earned-ratio/
https://repository.uir.ac.id/3269/5/bab2.pdf.
11