Disusun Oleh:
YUDI INDRA PRASETYA
NIM.20013651
memelihara segala yang ada di langit dan di bumi. Rabb yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Analisis Rasio Solvabilitas Pada CV. Mandala
Perkasa Bersaudara” dapat tersusun. Adapun maksud dalam penulisan makalah ini dikarenakan
adanya kewajiban dan rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa yang mengambil program pada mata
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, semoga dengan makalah
ini pembaca bisa mendapatkan manfaaatnya. Rabbana tinggikanlah ilmu pengetahuan kami, dan
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan keuangan merupakan data keuangan yang disusun mengenai keuangan perusahaan
yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca, yang disajikan pada
akhir periode akuntansi. Akan tetapi laporan keuangan harus dibuat dengan rapi agar mudah
dipahami oleh pihak-pihak yang membutuhkannya seperti pemerintah, manajer, karyawan, dan
masyarakat.
Menurut Harahap (2020:105) “laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
Menurut Munawir (2014:2) “Laporan keuangan menurut dasarnya hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut”.
Menurut Kasmir (2020: 28) laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
Adapun tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013: 11), sebagai berikut:
4
1.1.2. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2020:189) analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih sederhana dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara suatu dengan yang lain, baik antara data
kuantitatif maupun nonkuantitatif yang bertujuan untuk memberitahu kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan
keuangan mencakup posisi keuangan perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan. Manfaat melakukan analisis laporan keuangan sendiri yaitu untuk
mengetahui serta mengevaluasi kinerja efektivitas keuangan suatu perusahaan.
Manfaat yang bisa diambil dengan menggunakan Rasio Keuangan menurut Irham Fahmi
(2014:47), yaitu :
1. Untuk dijadikan sebagai alat dalam menilai kinerja dan prestasi perusahaan,
3. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari
perspektif keuangan,
4. Bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang
akan dihadapi, dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan, pembayaran bunga dan
pengambilan pokok pinjaman,
Menurut Kasmir (2013:69), terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa
dipakai yaitu sebagai berikut:
1. Analisis vertikal (statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periode laporan keuangan saja. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja
dan tidak diketahui perkembangan perusahaan dari periode ke periode.
Menurut Hery (2020: 162) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Perusahaan yang
5
memiliki rasio solvabilitas tinggi (hutang cukup besar) tentunya akan berdampak pada
timbulnya risiko keuangan yang cukup signifikan, tetapi ini merupakan peluang yang besar
juga bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi.
Menurut Ross, et al, (2015: 66) rasio solvabilitas disebut juga dengan rasio financial leverage
atau rasio leverage. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas (leverage)
digunakan perusahaan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajibannya.
Menurut Kasmir (2020: 153) adapun tujuan dan manfaat perusahaan menggunakan rasio
solvabilitas (leverage), yaitu:
3. Menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.
6. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera ditagih, terdapat sekian
kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Biasanya pengguna rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari
masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya
seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya
menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.
Menurut Kasmir (2008), jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain:
Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengeloaan aktiva.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas.
6
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Times Interest Earned Ratio rasio ini menunjukan besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang.
Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang jangka panjang aktiva selain aktiva lancar.
Rasio ini biasa digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-rata
dipergunakan sebesar 50% atau 1:2. 17
Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara akiva tetap berwujud dengan hutang jangka
panjang, artinya rasio ini menunjukan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk
menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini juga menunjukan kemampuan perusahaan
untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio ini
semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rasio ini biasanya 100% atau
1 : 1 yang mana bahwa Rp 1 hutang jangka panjang dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada.
Rasio ini menunjukan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian
kalinya modal sendiri. Jadi rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal
sendiri. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri
yang dijadikan jaminan hutang lancar. Semakin kecil rasio ini semakin baik sebab modal
sendiri yang ada diperusahaan semakin besar untuk menjamin hutang lancar yang ada pada
perusahaan. Batas yang paling rendah dari rasio ini adalah 100% atau 1 : 1.
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi artinya pendanaan dengan utang semakin
banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang
7
dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah semakin kecil perusahaan dibiayai dengan
utang. Rata-rata industri untuk rasio ini maksimalnya adalah 35%.
Semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko
yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi. Sebaliknya dengan rasio yang rendah,
semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rata-
rata industri untuk rasio ini maksimal 80%.
Rata-rata industri untuk rasio ini adalah maksimal 10%, maka kondisi keadaan perusahaan
dikatakan baik.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎 𝑙 𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ
Times Interest Earned =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
Disebut juga interest coverage ratio, times interest-earned ratio merupakan rasio yang
mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga di masa depan. Rasio ini
membandingkan antara laba (keuntungan) sebelum pembayaran pajak dan bunga atas biaya
bunga. Semakin tinggi nilai rasio jenis ini, kemampuan perusahaan agar dapat membayar bunga
dari utang pun semakin besar.
Namun, sebaliknya, bila nilai rasio times interest-earned ratio ini semakin rendah, kemampuan
perusahaan dalam membayar utang-utangnya pun kian rendah. Faktor ini dapat menjadi tolak
ukur bagi pihak kreditur sebelum memberikan pinjaman tambahan. Rata-rata industri untuk
rasio ini adalah 10% atau 10 kali.
8
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
2.1.1 Data Untuk Analisis
Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik analisis yang menggambarkan
hubungan antar satu pos dengan pos-pos yang lainnya yang terdapat dalam laporan keuangan.
Berikut hasil data CV. Mandala Perkasa Bersaudara selama 3 tahun beroperasi dari tahun 2016,
2017, dan 2019, Maka dapat disajikan data Rekapitulasi Laporan Keuangan CV. Mandala
Perkasa Bersaudara tahun 2016, 2017, dan 2018 sebagai berikut :
TABEl 1
DATA UNTUK ANALISIS NERACA, LAPORAN RUGI LABA, dan
LAPORAN PERUBAHAN MODAL TAHUN 2016, 2017, DAN 2018
Total
4 aktiva 123.222.000 184.180.000 164.108.000
lancer
5 Total aktiva 797.622.000 828.580.000 778.508.000
Total
6 hutang 53.902.000 82.537.000 31.693.000
lancer
Total hutang
7 jangka - - -
Panjang
8 Total hutang 53.902.000 82.537.000 31.693.000
9 Penjualan 665.800.000 755.300.000 881.700.000
Harga
10 pokok 229.600.000 261.600.000 297.900.000
penjualan
11 Modal Usaha 743.720.000 746.043.000 746.815.000
Laba bersih
12 setelah 126.048.000 157.471.000 190.772.000
pajak
SumberData : Yang Telah Diolah
9
2.2. Hasil Rasio Solvabilitas
2.2.1. Debt To Asset Ratio (DAR)
• Debt to Asset Ratio (DAR) Tahun 2016
= 53.902.000
797.622.000
= 0,06 atau 6%
= 82.537.000
828.580.000
= 0,09 atau 9%
= 31.639.000
778.508.000
= 0,04 atau 4%
10
2.2.2. Debt To Equity Ratio (DER)
= 53.902.000
689.818.000
= 0,08 atau 8%
Debt to equity ratio pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kreditor menyediakan
Rp.8,00 untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang saham. atau perusahaan
dibiayai oleh utang sebanyak 7%.
= 82.537.000
746.825.000
Debt to equity ratio tahun 2017 menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp.11,00
untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang saham. atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 11%.
= 31.693.000
746.815.000
= 0,04 atau 4%
Debt to equity ratio tahun 2018 menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp.4,00
untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang saham. atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 4%.
11
2.2.3. Long Term Debt To Equity Ratio (LDTtER)
= 0%
Pada tahun 2016 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0%, artinya setiap Rp 100
modal sendiri dijamin dengan hutang jangka panjang sebesar 0%.
= 0
746.043.000
= 0%
Pada tahun 2017 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0% karena CV. Mandala
Perkasa Bersaudara tidak memiliki utang jangka panjang, artinya setiap Rp 100 modal
sendiri tidak dijamin dengan hutang jangka panjang.
• LTDtER Tahun 2018
= 0%
Pada tahun 2018 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0% karena tidak memiliki
utang jangka panjang, artinya setiap Rp 100 modal sendiri tidak dijamin dengan hutang
jangka panjang.
12
2.3 Pembahasan
2.3.1. Pembahasan Perhitungan Analisis
Untuk lebih jelasnya disajikan hasil Analisis Rasio Solvabilitas Pada CV. Mandala Perkasa
Bersaudara tahun 2016, 2017dan 2018 sebagai berikut :
Pada Tahun 2016 Debt to Asset Ratio sebesar 6% dan pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 3% menjadi 9% kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 4% menjadi 5%.
Jika rata-rata industri untuk debt to asset ratio 35%, maka CV. Mandala Perkasa
Bersaudara pada tahun 2016, 2017, dan 2018 dinilai baik karena perusahaan dibiayai
utang dibawah rata – rata industri sehingga akan mudah bagi perusahaan jika ingin
memperoleh pinjaman.
Pada Tahun 2016 debt to equity ratio sebesar 7% dan pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 4% menjadi 11% kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 4% menjadi 7%.
Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 80%, maka debt to equity
ratio CV. Mandala Perkasa Bersaudara tahun 2016, 2017, dan 2018 dalam keadaan baik
karena semakin rendah rasio ini akan semakin menguntungkan karena akan semakin
kecil resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.
13
3. Hasil Long Term Debt To Equity Ratio
Pada tahun 2016-2018 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0%. Jika rata – rata
industri untuk Long Term Debt to Equity Ratio adalah sebesar 10% maka maka debt to
equity ratio CV. Mandala Perkasa Bersaudara pada tahun 2016, 2017 dan 2018 dalam
keadaan baik.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika dilihat dari standar umum, debt to asset ratio perusahaan dari tahun 2016
sampai tahun 2018 dapat dikatakan baik karena berada di bawah standar umum
sebesar 10%.
Debt to equity ratio perusahaan dari tahun 2016 sampai tahun 2018 dikatakan
baik karena semakin rendah rasio ini akan semakin menguntungkan karena akan
semakin kecil resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi
diperusahaan.
Long term debt to equity ratio perusahaan dari tahun 2016 sampai tahun 2018
dapat dikatakan baik dari tahun ke tahun. Secara umum ditinjau dari sudut rasio
solvabilitas dari tahun 2016 sampai tahun 2018 maka kinerja CV Mandala
Perkasa Bersaudara cenderung membaik, akan tetapi perusahaan masih dapat
menjamin setiap hutang yang dimilikinya.
3.2.1 Melihat posisi keuangan yang baik untuk CV. Mandala Perkasa Bersaudara
harus dapat dan mampu meningkatkan atau menambah aktiva relatif lebih
besar dari pada tambahan utang.
3.2.2 Sebaiknya pihak perusahaan mampu mengukur kemampuan perusahaan agar
lebih efesien lagi untuk membayar kewajibannya, baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
3.2.3 Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih
besar dari pada berkurang aktiva.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. (2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir. (2019), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Harahap, Sofyan Syafri. 2016. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakata: PT Raja
Grafindo Persada
16