Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANALISIS RASIO SOLVABILITAS


PADA CV. MANDALA PERKASA BERSAUDARA

Disusun Oleh:
YUDI INDRA PRASETYA
NIM.20013651

MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


DOSEN PENGAMPU
SYIFI FAUZIAH, S.E., M.M.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Maha Kuasa Allah SWT yang memiliki, menciptakan dan

memelihara segala yang ada di langit dan di bumi. Rabb yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Analisis Rasio Solvabilitas Pada CV. Mandala

Perkasa Bersaudara” dapat tersusun. Adapun maksud dalam penulisan makalah ini dikarenakan

adanya kewajiban dan rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa yang mengambil program pada mata

kuliah Analisis Laporan Keuangan.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, semoga dengan makalah

ini pembaca bisa mendapatkan manfaaatnya. Rabbana tinggikanlah ilmu pengetahuan kami, dan

berikanlah kepada kami pemahaman yang tinggi. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tanah Grogot, 9 Juni 2023

Penulis

Yudi indra prasetya

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


BAB I TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 4
1.1. Landasan Teori ...................................................................................................................... 4
1.2 Metode Perhitungan Solvabilitas .............................................................................................. 7
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................. 9
2.1 Hasil ........................................................................................................................................ 9
2.2. Hasil Rasio Solvabilitas ........................................................................................................ 10
2.3 Pembahasan .......................................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 15
3.2 Saran saran ............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 16

3
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Landasan Teori


1.1.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan data keuangan yang disusun mengenai keuangan perusahaan
yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca, yang disajikan pada
akhir periode akuntansi. Akan tetapi laporan keuangan harus dibuat dengan rapi agar mudah
dipahami oleh pihak-pihak yang membutuhkannya seperti pemerintah, manajer, karyawan, dan
masyarakat.

Menurut Harahap (2020:105) “laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.

Menurut Munawir (2014:2) “Laporan keuangan menurut dasarnya hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut”.

Menurut Kasmir (2020: 28) laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

Adapun tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013: 11), sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai jenis dan jumlah aktiva perusahaan.

2. Memberikan informasi mengenai jenis serta jumlah kewajiban dan modal


perusahaan.

3. Memberikan informasi mengenai jenis serta jumlah pendapatan perusahaan


pada periode tertentu.

4. Memberikan informasi mengenai jumlah dan jenis biaya yang dikeluarkan


perusahaan pada periode tertentu.

5. Memberikan informasi mengenai perubahan yang dialami terhadap aktiva,


pasiva, dan modal suatu perusahaan.

6. Memberikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan pada periode


tertentu.

7. Informasi keuangan lain.

4
1.1.2. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2020:189) analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih sederhana dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara suatu dengan yang lain, baik antara data
kuantitatif maupun nonkuantitatif yang bertujuan untuk memberitahu kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan
keuangan mencakup posisi keuangan perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan. Manfaat melakukan analisis laporan keuangan sendiri yaitu untuk
mengetahui serta mengevaluasi kinerja efektivitas keuangan suatu perusahaan.

Manfaat yang bisa diambil dengan menggunakan Rasio Keuangan menurut Irham Fahmi
(2014:47), yaitu :

1. Untuk dijadikan sebagai alat dalam menilai kinerja dan prestasi perusahaan,

2. Bagi pihak manajemen bermanfaat sebagai rujukan untuk membuat


perencanaan,

3. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari
perspektif keuangan,

4. Bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang
akan dihadapi, dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan, pembayaran bunga dan
pengambilan pokok pinjaman,

5. Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

Menurut Kasmir (2013:69), terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa
dipakai yaitu sebagai berikut:

1. Analisis vertikal (statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periode laporan keuangan saja. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja
dan tidak diketahui perkembangan perusahaan dari periode ke periode.

2. Analisis horizontal (dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan


membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan
terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

1.1.3. Analisis Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Apakah


suatu perusahaan tersebut mampu melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan aset
yang dimilikinya.

Menurut Hery (2020: 162) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Perusahaan yang

5
memiliki rasio solvabilitas tinggi (hutang cukup besar) tentunya akan berdampak pada
timbulnya risiko keuangan yang cukup signifikan, tetapi ini merupakan peluang yang besar
juga bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi.

Menurut Ross, et al, (2015: 66) rasio solvabilitas disebut juga dengan rasio financial leverage
atau rasio leverage. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas (leverage)
digunakan perusahaan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajibannya.

Menurut Kasmir (2020: 153) adapun tujuan dan manfaat perusahaan menggunakan rasio
solvabilitas (leverage), yaitu:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya


(kreditor).

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban tetap


(seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

5. Menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.

6. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera ditagih, terdapat sekian
kalinya modal sendiri yang dimiliki.

1.1.4. Jenis Rasio Solvabilitas

Biasanya pengguna rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari
masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya
seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya
menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.

Menurut Kasmir (2008), jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain:

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengeloaan aktiva.

2. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas.

6
3. Long Term Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

4. Times Interest Earned Ratio

Times Interest Earned Ratio rasio ini menunjukan besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang.

5. Long Term Debt to Non Current Asset

Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang jangka panjang aktiva selain aktiva lancar.
Rasio ini biasa digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-rata
dipergunakan sebesar 50% atau 1:2. 17

6. Tengible Assets Debt Coverage (TADC)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara akiva tetap berwujud dengan hutang jangka
panjang, artinya rasio ini menunjukan setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk
menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini juga menunjukan kemampuan perusahaan
untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio ini
semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin aman atau terjamin dan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rasio ini biasanya 100% atau
1 : 1 yang mana bahwa Rp 1 hutang jangka panjang dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada.

7. Current Liabilities to Net Worth

Rasio ini menunjukan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian
kalinya modal sendiri. Jadi rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal
sendiri. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal sendiri
yang dijadikan jaminan hutang lancar. Semakin kecil rasio ini semakin baik sebab modal
sendiri yang ada diperusahaan semakin besar untuk menjamin hutang lancar yang ada pada
perusahaan. Batas yang paling rendah dari rasio ini adalah 100% atau 1 : 1.

1.2 Metode Perhitungan Solvabilitas


1.2.1. Debt To Asset Ratio (DAR)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡 )


Debt to Asset Ratio (DAR) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi artinya pendanaan dengan utang semakin
banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang

7
dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah semakin kecil perusahaan dibiayai dengan
utang. Rata-rata industri untuk rasio ini maksimalnya adalah 35%.

1.2.2. Debt To Equity Ratio (DER)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡 )


Debt To Equ ity Ratio (DER) =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 )

Semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko
yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi. Sebaliknya dengan rasio yang rendah,
semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rata-
rata industri untuk rasio ini maksimal 80%.

1.2.3. Long Term Debt To Equty Ratio (LTDtER)

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡 )


Long Te rm Debt To Equity Ratio =
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Rata-rata industri untuk rasio ini adalah maksimal 10%, maka kondisi keadaan perusahaan
dikatakan baik.

1.2.4. Times Interest Earned

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎 𝑙 𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ
Times Interest Earned =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Disebut juga interest coverage ratio, times interest-earned ratio merupakan rasio yang
mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga di masa depan. Rasio ini
membandingkan antara laba (keuntungan) sebelum pembayaran pajak dan bunga atas biaya
bunga. Semakin tinggi nilai rasio jenis ini, kemampuan perusahaan agar dapat membayar bunga
dari utang pun semakin besar.

Namun, sebaliknya, bila nilai rasio times interest-earned ratio ini semakin rendah, kemampuan
perusahaan dalam membayar utang-utangnya pun kian rendah. Faktor ini dapat menjadi tolak
ukur bagi pihak kreditur sebelum memberikan pinjaman tambahan. Rata-rata industri untuk
rasio ini adalah 10% atau 10 kali.

8
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
2.1.1 Data Untuk Analisis
Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik analisis yang menggambarkan
hubungan antar satu pos dengan pos-pos yang lainnya yang terdapat dalam laporan keuangan.
Berikut hasil data CV. Mandala Perkasa Bersaudara selama 3 tahun beroperasi dari tahun 2016,
2017, dan 2019, Maka dapat disajikan data Rekapitulasi Laporan Keuangan CV. Mandala
Perkasa Bersaudara tahun 2016, 2017, dan 2018 sebagai berikut :

TABEl 1
DATA UNTUK ANALISIS NERACA, LAPORAN RUGI LABA, dan
LAPORAN PERUBAHAN MODAL TAHUN 2016, 2017, DAN 2018

NO Keterangan 2016( Rp ) 2017 ( Rp ) 2018 ( Rp )


1 Kas 17.850.000 23.446.000 34.365.000
2 Bank 31.272.000 50.0362.000 50.802.000
3 Persediaan 21.800.000 29.072.000 28.371.000

Total
4 aktiva 123.222.000 184.180.000 164.108.000
lancer
5 Total aktiva 797.622.000 828.580.000 778.508.000

Total
6 hutang 53.902.000 82.537.000 31.693.000
lancer
Total hutang
7 jangka - - -
Panjang
8 Total hutang 53.902.000 82.537.000 31.693.000
9 Penjualan 665.800.000 755.300.000 881.700.000

Harga
10 pokok 229.600.000 261.600.000 297.900.000
penjualan
11 Modal Usaha 743.720.000 746.043.000 746.815.000

Laba bersih
12 setelah 126.048.000 157.471.000 190.772.000
pajak
SumberData : Yang Telah Diolah

9
2.2. Hasil Rasio Solvabilitas
2.2.1. Debt To Asset Ratio (DAR)
• Debt to Asset Ratio (DAR) Tahun 2016

Debt to Asset Ratio = Total hutang (Total debt)


Total Aktiva (Total Asset)

= 53.902.000
797.622.000

= 0,06 atau 6%

Debt to Asset Ratio tahun 2016 menunjukkan bahwa 6% pendanaan perusahaan


dibiayai dengan utang. Artinya, bahwa setiap Rp.100 pendanaan perusahaan, Rp.6,00
dibiayai dengan utang dan Rp.94,00 disediakan oleh pemegang saham.

• Debt to Asset Ratio (DAR) Tahun 2017

Debt to Asset Ratio = Total hutang (Total debt)


Total Aktiva (Total Asset)

= 82.537.000
828.580.000

= 0,09 atau 9%

Debt to Asset Ratio tahun 2017 menunjukkan bahwa 9% pendanaan perusahaan


dibiayai dengan utang. Artinya, bahwa setiap Rp.100 pendanaan perusahaan, Rp.9,00
dibiayai dengan utang dan Rp.91,00 disediakan oleh pemegang saham

• Debt to Asset Ratio (DAR) Tahun 2018

Debt to Asset Ratio = Total hutang (Total debt)


Total Aktiva (Total Asset)

= 31.639.000
778.508.000

= 0,04 atau 4%

Debt to Asset Ratio tahun 2018 menunjukkan bahwa 4% pendanaan perusahaan


dibiayai dengan utang. Artinya, bahwa setiap Rp.100 pendanaan perusahaan, Rp.4,00
dibiayai dengan utang dan Rp.96,00 disediakan oleh pemegang saham.

10
2.2.2. Debt To Equity Ratio (DER)

• (Debt to Equity Ratio) DER Tahun 2016

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)


Ekuitas (Equity)

= 53.902.000
689.818.000

= 0,08 atau 8%

Debt to equity ratio pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kreditor menyediakan
Rp.8,00 untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang saham. atau perusahaan
dibiayai oleh utang sebanyak 7%.

• (Debt to Equity Ratio) DER Tahun 2017

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)


Ekuitas (Equity)

= 82.537.000
746.825.000

= 0,11 atau 11%

Debt to equity ratio tahun 2017 menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp.11,00
untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang saham. atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 11%.

• (Debt to Equity Ratio) DER Tahun 2018

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)


Ekuitas (Equity)

= 31.693.000
746.815.000

= 0,04 atau 4%

Debt to equity ratio tahun 2018 menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp.4,00
untuk setiap Rp.100 yang disediakan pemegang saham. atau perusahaan dibiayai oleh
utang sebanyak 4%.

11
2.2.3. Long Term Debt To Equity Ratio (LDTtER)

• LTDtER Tahun 2016

LTDtER = Long Term Debt


Equity
= 0
689.818.000

= 0%

Pada tahun 2016 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0%, artinya setiap Rp 100
modal sendiri dijamin dengan hutang jangka panjang sebesar 0%.

• LTDtER Tahun 2019

LTDtER = Long Term Debt


Equity

= 0
746.043.000

= 0%
Pada tahun 2017 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0% karena CV. Mandala
Perkasa Bersaudara tidak memiliki utang jangka panjang, artinya setiap Rp 100 modal
sendiri tidak dijamin dengan hutang jangka panjang.
• LTDtER Tahun 2018

LTDtER = Long Term Debt


Equity
= 0
746.818.000

= 0%
Pada tahun 2018 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0% karena tidak memiliki

utang jangka panjang, artinya setiap Rp 100 modal sendiri tidak dijamin dengan hutang

jangka panjang.

12
2.3 Pembahasan
2.3.1. Pembahasan Perhitungan Analisis

Untuk lebih jelasnya disajikan hasil Analisis Rasio Solvabilitas Pada CV. Mandala Perkasa
Bersaudara tahun 2016, 2017dan 2018 sebagai berikut :

TABEL 2 Hasil Analisis Rasio Solvabilitas Tahun 2016,2017 dan 2018

Hasil Perubahan perubahan


No Rasio Solvabilitas
2018 2019 2020 2018-2019 2019-2020
Debt to Asset Ratio
6% 9% 4% (3%) (5%)
1 (DAR)
Debt to Equity Ratio
7% 11% 4% (4%) (7%)
2 (DER)
Long Term Debt to Equity
0% 0% 0% 0% 0%
3 Ratio (LTDtER)
Sumber Data : Data yang diolah

1. Hasil Debt To Asset Ratio (DAR)

Pada Tahun 2016 Debt to Asset Ratio sebesar 6% dan pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 3% menjadi 9% kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 4% menjadi 5%.

Jika rata-rata industri untuk debt to asset ratio 35%, maka CV. Mandala Perkasa
Bersaudara pada tahun 2016, 2017, dan 2018 dinilai baik karena perusahaan dibiayai
utang dibawah rata – rata industri sehingga akan mudah bagi perusahaan jika ingin
memperoleh pinjaman.

2. Hasil Debt To Equity Ratio (DER)

Pada Tahun 2016 debt to equity ratio sebesar 7% dan pada tahun 2017 mengalami
kenaikan sebesar 4% menjadi 11% kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 4% menjadi 7%.

Jika rasio rata-rata industri untuk debt to equity ratio sebesar 80%, maka debt to equity
ratio CV. Mandala Perkasa Bersaudara tahun 2016, 2017, dan 2018 dalam keadaan baik
karena semakin rendah rasio ini akan semakin menguntungkan karena akan semakin
kecil resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.

13
3. Hasil Long Term Debt To Equity Ratio

Pada tahun 2016-2018 Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 0%. Jika rata – rata
industri untuk Long Term Debt to Equity Ratio adalah sebesar 10% maka maka debt to
equity ratio CV. Mandala Perkasa Bersaudara pada tahun 2016, 2017 dan 2018 dalam
keadaan baik.

2.3.2. Pembahasan Hasil Analisis Solvabilitas


1. Kelemahan CV Mandala Perkasa Bersaudara Dari Analisis Solvabilitas
● Dari hasil perhitungan dan analisi Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER),
CV. Mandala Perkasa Bersaudara dalam kategori baik tetapi dapat diartikan
bahwa perusahaan hanya menggunakan modal sendiri daripada utang jangka
panjang sehingga untuk menutupi total aset perusahaan, perusahaan mampu
membayar kewajiban sejauh mana utang jangka panjang.

2. Kelebihan/Kekuatan CV Mandala Perkasa Bersaudara Dari Analisis Solvabilitas


● Hal ini bisa terlihat jika perusahaan mempunyai rasio solvabilitas yang rendah
tentunya perusahaan tersebut memiliki resiko kerugian yang lebih kecil. Tetapi
juga bisa mengakibatkan rendahnya hasil pengembalian ketika perekonomian
sedang tinggi dan mampu menutupi utang – utangnya dengan aktivanya.
● Dari hasil analisis, perusahaan CV. Mandala Perkasa Bersaudara Debt to Equity
Ratio, Menunjukan rasio yang baik artinya semakin tinggi modal sendiri maka
perusahaan mampu mempertahankan modal/finansialnya dari utang yang
dimiliki perusahaan sehingga mampu menarik investor atau pemberi pinjaman

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan CV. Mandala


Perkasa Bersaudara, maka dapat ditarik suatu kesimpulan.

Jika dilihat dari standar umum, debt to asset ratio perusahaan dari tahun 2016
sampai tahun 2018 dapat dikatakan baik karena berada di bawah standar umum
sebesar 10%.

Debt to equity ratio perusahaan dari tahun 2016 sampai tahun 2018 dikatakan
baik karena semakin rendah rasio ini akan semakin menguntungkan karena akan
semakin kecil resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi
diperusahaan.

Long term debt to equity ratio perusahaan dari tahun 2016 sampai tahun 2018
dapat dikatakan baik dari tahun ke tahun. Secara umum ditinjau dari sudut rasio
solvabilitas dari tahun 2016 sampai tahun 2018 maka kinerja CV Mandala
Perkasa Bersaudara cenderung membaik, akan tetapi perusahaan masih dapat
menjamin setiap hutang yang dimilikinya.

3.2 Saran saran

3.2.1 Melihat posisi keuangan yang baik untuk CV. Mandala Perkasa Bersaudara
harus dapat dan mampu meningkatkan atau menambah aktiva relatif lebih
besar dari pada tambahan utang.
3.2.2 Sebaiknya pihak perusahaan mampu mengukur kemampuan perusahaan agar
lebih efesien lagi untuk membayar kewajibannya, baik jangka panjang maupun
jangka pendek.
3.2.3 Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih
besar dari pada berkurang aktiva.

15
DAFTAR PUSTAKA

Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima


Belas. Yogyakarta: Liberty.

Kasmir. (2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kasmir. (2019), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Harahap, Sofyan Syafri. 2016. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakata: PT Raja
Grafindo Persada

16

Anda mungkin juga menyukai