Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

“ANALISIS RASIO SOLVABILITAS”

DOSEN PENGAMPU:

TUTI SRIWENDARI, SE, M.Si, Ak


JUFRI DARMA, SE, M.Si, Ak, CA, Dr

OLEH:

KELOMPOK 3:

1. AHMAD BUCHARI PARINDURI (7201142002)


2. ELA PASARIBU (7203342025)
3. HASTY AUDREY M BUTAR BUTAR (7203142017)
4. PUTRI NURUL DAMAYANTI (7202442002)
5. WINNI RAHMAYANI BR DEPARI (7202442007)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menuntaskan artikel ini tepat pada waktunya. Judul
makalah ini adalah "Analisis rasio salvobalitas “ Makalah ini disusun untuk menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah analisis informasi keuangan

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah mempercayakan tugas ini kepada kami. Kami pula mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penataan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, sebab keterbatasan waktu
dan kemampuan, kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Medan, Maret 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan masalah........................................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3

A. Pengertian rasio solvabilitas ...................................................................................... 4


B. Manfaat rasio solvabilitas ............................................................................................ 4
C. Jenis-jenis rasio solvabilitas ......................................................................................... 8
D. Implikasi rasio solvabilitas .............................................................................................. 9
E. Tujuan rasio solvabilitas ................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP.................................................................................... 11

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam berpikir
untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang
digunakan adalah informasi keuangan. Perusahaan adalah salah satu pihak yang
menyediakan informasi keuangan tersebut. Yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan
bagi perusahaan bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Terutama bagi pihak investor, kreditur, dan pihak
manajemen perusahaan itu sendiri.

Pihak perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan keuangan tersebut dengan
jelas dan lengkap agar dapat digunakan secara optimal oleh para pemakainya. Laporan
keuangan menyajikan laporan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba. Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca. Dalam
laporan neraca tersebut kita dapat mengetahui kekayaan atau asset perusahaan yang dimiliki
(sisi aktiva). Dan di sisi pasiva dapat kita ketahui dari mana dana-dana untuk membiayai
aktiva (dari modal sendiri atau hutang) tersebut kita peroleh. Sedangkan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan laba dapat kita lihat dalam laporan laba rugi yang diterbitkan oleh
perusahaan.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang memberikan informasi posisi
dan kondisi keuangan perusahaan. Akan tetapi laporan tersebut perlu kita analisa lebih lanjut
dengan alat analisa keuangan yang ada untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna
dan lebih spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Kegunaan
dari laporan keuangan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan laba rugi
dan neraca dalam beberapa periode pencatatan. Kedua elemen tersebut berasal dari elemen
laporan keuangan.

Dengan adanya data tersebut dapat dianalisis melalui analisa rasio likuiditas dan rasio
solvabilitas. Masing-masing analisa tersebut akan memberikan informasi. Karena melihat
pentingnya manfaat dari analisa likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan

1
bagi pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan serta di tunjang data-data dan teori yang
selama ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian rasio solvabilitas?


2. Apa manfaat dari rasio solvabilitas?
3. Apa saja jenis-jenis rasio solvabilitas?
4. Bagaimana implikasi rasio solvabilitas?
5. Apa saja tujuan dari rasio solvabilitas?

C. Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui pengertian rasio solvabilitas
2. Agar mengetahui manfaat dari rasio solvabilitas
3. Agar mengatahui jenis-jenis rasio solvabilitas
4. Agar mengatahui bagaimana implikasi rasio solvabilitas
5. Agar mengatahui tujuan dan rasio solvabilitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Solvabilitas

Berdasarkan buku “Analisis Kinerja Keuangan” milik Irham Fahmi menyebutkan definisi
analisis ‘rasio solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya
dalam membayar utang secara tepat waktu’. Sedangkan menurut kasmir dalam bukunya
yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan”, bahwa rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas itu adalah
bagaimana cara perusahaan agar mampu menjaga dan memenuhi kewajiban jangka pendek
dan jangka panjangnya.

Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).

Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang dihadapi,
tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan
memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil.
Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat
perekonomian tinggi. Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu:

1. Total assets to total debt ratio, adalah rasio yang dihasilkan dengan membandingkan
jumlah aktiva (total aset) di satu pihak dengan jumlah utang (total debt di lain pihak).
2. Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net worth) di
satu pihak dengan total hutang (total debt) di lain pihak.

3
B. Manfaat Rasio Solvabilitas

Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal
berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Berikut ini adalah manfaat rasio
solvabilitas:

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak


lainnya.
2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap.
3. Untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnya
aktiva tetap dengan modal.
4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva.
6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap uang modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat
sekian kalinya modal sendiri.

C. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas

Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Artinya perusahaan dapat menggunakan leverage ratio secara keseluruhan atau sebagian
dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan,
artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan. Sedangkan sebagian, artinya
perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain:

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

4
oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva.

Rumus dalam menghitung debt to asset ratio adalah = Total Hutang / Total Aset

Contoh :

PT. KLM diketahui memiliki total aset sebesar 5 miliar rupiah sementara total
kewajibannya mencapai 4 miliar rupiah yang terdiri dari hutang bank dan hutang dagang.
Dari data ini bisa diketahui besaran debt to assets ratio sebagai berikut :

= (Rp.4.000.000.000 : Rp. 5.000.000.000 ) x 100 %

= 0.8 x 100 %

= 80 %

Ini artinya kebanyakan aset dalam PT.KLM dibiayai oleh hutang. Tingginya DER juga
kurang baik bagi PT.KLM sehingga penting melakukan efisiensi serta menyediakan aset
likuid untuk mengangsur hutang yang dimilikinya.

2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas.
“Debt to equity ratio (DER) = Total hutang : Equitas

Contoh soal :

Berdasarkan laporan keuangan kuartal II per 30 September 2020, perusahaan ABC memiliki
kewajiban atau liability sebanyak 2.642.870 dan Ekuitas sebanyak 1.563.710. Kemudian,
berapakah Debt to Equity Ratio (DER) dari perusahaan tersebut?

Jawab:

Total kewajiban (Liability): 2.642.870


5
Total ekuitas (Equity): 1.563.710

DER = Total utang / Total Ekuitas

DER = 2.642.870 / 1.563.710

DER = 1,67 kali

Maka, rasio utang dari perusahaan ABC adalah sebesar 1,67 kali. Rasio utang pada
perusahaan ini masih tergolong kategori aman, karena tidak melebihi 2 kali atau 200%.

3. Long Term Debt to Equity Ratio

Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang. Yaitu dengan cara membandingkan antara
hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

long term debt to equity ratio: Kewajiban Jangka Panjang : Total Ekuitas

Contoh:

PT ABC mempunyai utang bank jangka panjang seharga Rp. 100.000.000. Sedangkan total
modal yang dimiliki oleh PT ABC adalah sebesar Rp. 560.000.000. Maka, perhitungan rasio-
nya adalah sebagai berikut:

= Rp. 100.000.000 : Rp. 560.000.000

= 0,18 atau 18 %

4. Times Interest Earned Ratio

Rasio ini menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka
panjang.

times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga

Contoh :

6
Sebuah perusahaan manufaktur mengajukan pinjaman baru ke Bank untuk pembelian mesin-
mesin produksi. Bank meminta laporan keuangannya untuk menghitung Times Interest
Earned Ratio sebelum memutuskan apakah akan memberikan pinjaman baru tersebut.
Laporan Keuangan menunjukan Laba sebelum Pajak dan Bunga adalah sebesar Rp. 250 juta
sedangkan Biaya bunga untuk tahun yang bersangkutan hanya sebesar Rp. 50 juta.
Perhitungan Times Interest Earned Ratio adalah sebagai berikut :

Laba sebelum Pajak dan bunga = Rp. 250.000.000,-

Beban Bunga = Rp. 50.000.000,-

Laba sebelum Pajak dan bunga = ?

Penyelesaiannya :

Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga

Times Interest Earned Ratio = Rp. 250.000.000,- / Rp. 50.000.000,-

Times Interest Earned Ratio = 5 kali

Dengan perhitungan diatas, Times Interest Earned Ratio Perusahaan Manufaktur tersebut
adalah 5 kali. Ini berarti Pendapatan atau Laba Operasi Perusahaan Manufaktur tersebut 5
kali lebih besar dari biaya beban bunga tahunannya. Dengan kata lain, Perusahaan
Manufaktur ini mampu membayar biaya bunga tambahan. Dalam hal ini, bisnis perusahaan
manufaktur ini tidak terlalu berisiko dan bank seharusnya dapat memberikan pinjamannya
kepada perusahaan manufaktur ini.

5. Long Term Debt to Non Current Asset

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang aktiva selain aktiva
lancar. Rasio ini biasa digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-
rata dipergunakan sebesar 50% atau 1:2.

6. Tangible Assets Debt Covarage (TADC)

7
Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap berwujud dengan hutang
jangka panjang. Artinya rasio ini menunjukkan setiap rupiah aktiva berwujud yang
digunakan untuk menjamin hutang jangka panjangnya. Rasio ini juga menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada.
Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang
semakin aman atau terjamin. Dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari
pinjaman. Rasio ini biasanya minimal 100% atau 1:1 yang mana bahwa Rp 1 hutang jangka
panjang dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang ada.

Longterm liabilities interest = fixed asset/ longterm liabilities

7. Current Liabilities to Net Worth

Rasio ini menunjukkan bahwa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian
kalinya modal sendiri. Jadi rasio ini merupakan rasio antara hutang lancar dengan modal
sendiri. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar bagian dari modal
sendiri yang dijadikan jaminan hutang lancar. Semakin kecil rasio ini semakin baik, sebab
modal sendiri yang ada di perusahaan semakin besar untuk menjamin hutang lancar yang
ada pada perusahaan. Batas yang paling rendah dari rasio ini adalah 100% atau 1:1.

Current liabilities to net worth = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠/ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

D. Implikasi Rasio Solvabilitas

Menurut Fred Weston dalam buku Kasmir yang berjudul (Analisis Laporan Keuangan) rasio
solvabilitas memiliki beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai margin


keamanan. Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai modal, resiko
bisnis terbesar akan ditanggung oleh kreditor.
2. Dengan pengadaan dana melalui utang, pemilik memperoleh manfaat berupa tetap
dipertahankannya penguasaan atau pengendalian perusahaan.
3. Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjamkannya
dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya, pengembalian kepada pemilik
diperbesar.

8
Dalam praktiknya, apabila hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas
yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada
kesempatan mendapat laba lebih besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio
solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada
saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Dalam pengukuran rasio solvabilitas
atau leverage ratio, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

1. Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk


permodalan.
2. Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi.

E. Tujuan Rasio Solvabilitas

Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi
perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua
kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa tujuan
perusahaan dengan menggunakan rasio solvabilitas yakni:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya


(kreditor).
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan
modal.
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan
aktiva.
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian
kalinya modal sendiri yang dimiliki

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa
rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).

Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage ratio disesuaikan dengan


tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan leverage ratio secara
keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan
rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan
sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu
untuk diketahui.

Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi
perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua
kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan

10
DAFTAR PUSTAKA

 Buchari, Alma. 1988. Pengantar Bisnis. Bandung: Alphabeta.


 Kasmir, S.E., M.M. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
 Pudjo, Muljono Teguh. 1987. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek
Perbankan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
 Diakses Pada Laman (https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-debt-to-assets-
ratio-dan-rumus-perhitungannya)
 Diakses Pada Laman (https://majoo.id/solusi/detail/debt-to-equity-ratio-rumus-der)
 Diakses Pada Laman (https://accurate.id/akuntansi/long-term-debt-to-equity-ratio/)
 Diakses Pada Laman (https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-times-
interest-earned-ratio/)
 Diakses Pada Laman (https://repository.uir.ac.id/3269/5/bab2.pdf).

11

Anda mungkin juga menyukai