Di susun Oleh :
Kelompok 3
Tugas ini berisi pembahasan materi tentang joint Venture yang kami kerjakan sebagai
kewajiban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah “Akuntansi Keuangan Lanjutan”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen Ibu
ULFA NURHAYANI , SE.,M.Si/Drs.LAHANU,M.Si Pengasuh dalam mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan ini yang telah memberikan bimbingan dan bantuan
sebagai petunjuk pembuatan tugas ini dan semua pihak tanpa terkecuali yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini, baik secara materi maupun moril.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
1.4. Manfaat Penulisan .......................................................................... 2
BAB 2 DASAR TEORI ............................................................................ 3
2.1. Definisi Joint Venture ............................................................................. 3
2.2. Anggota Joint Venture ............................................................................ 4
2.3. Ciri – ciri Joint Venture.......................................................................... 4
2.4. Jenis – jenis Perjanjian Joint Venture ................................................... 4
2.5. Pembagian laba Joint Venture ............................................................... 4
2.6. Metode Akuntansi Untuk Joint Venture ................................................ 5
2.7. Joint Venture yang Belum Selesai .......................................................... 6
BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................... 8
3.1. Profil Perusahaan Sony Ericsson ................................................................ 8
3.2. Latar Belakang Terbentuknya Sony Ericsson ............................................ 9
3.3. Perkembangan Sony Ericsson ................................................................... 10
3.4. Akhir dari Perjalanan Sony Ericsson ....................................................... 12
BAB 4 PENUTUP .................................................................................. 14
4.1. Kesimpulan 14
4.2. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan pengertian dari tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur - unsur yang terdapat
dalam joint venture ialah :
1. Kerjasama dua pihak atau lebih.
Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk
perusahaan baru dengan nama baru.
2. Ada modal.
Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama
untuk mengoperasikan perusahaan baru.
3. Ada surat perjanjian.
Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada
surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture
karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak
kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.
2.2. Anggota Joint Venture
Para anggota (pihak yang menyelenggarakan ) joint venture sering disebut dengan istilah
venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan,
perseroan terbatas dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya
perusahaan. Salah satu di antara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya, yang disebut
managing partner.
Berikut ini adalah contoh kasus perusahaan besar yang memiliki perbedaan budaya,
bidang pemasaran dan wilayah pemasaran yang melakukan joint venture.
Sony Ericsson (nama lengkap : Sony Ericsson Mobile Communications AB) adalah
perusahaan pembuat telepon genggam yang merupakan perusahaan yang didirikan pada 1
Oktober 2001 hasil gabungan dari dua perusahaan besar dalam dua bidang yang berbeda antara
perusahaan Jepang, Sony (elektronik) dan perusahaan Swedia, Ericsson (telekomunikasi selular).
Perusahaan induk mereka berada di Hammersmith, London, Inggris dan juga memiliki tim riset
dan pengembangan di Swedia, Jepang, Cina, Jerman, Amerika Serikat, India, Pakistan dan
Inggris.
3.2. Latar Belakang Terbentuknya Sony Ericsson
Ericsson adalah salah satu perusahaan penyedia telekomunikasi terkemuka dan sistem
komunikasi data, dan layanan terkait yang meliputi berbagai teknologi, termasuk khususnya
jaringan seluler terbesar di Swedia. Awalnya, Ericsson adalah perusahaan yang didirikan oleh
Lars Magnus Ericsson sebagai toko perbaikan telegram di Swedia pada tahun 1876.
Sedangkan Sony adalah perusahaan yang berdiri pada 7 Mei 1946 dengan nama
Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Seiring dengan berkembangnya
Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan lain yang mempunyai
sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih
ada, didirikan pada tahun 1888). Sony juga memproduksi ponsel.
Pada tahun 2000, beberapa masalah besar sedang dialami kedua perusahaan tersebut.
Untuk mengurangi kerugian, Ericsson berfikir untuk merger dengan perusahaan asia yang dapat
menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk produksi handset. Spekulasi ini dimulai dari
kemungkinan penjualan divisi ponsel Ericsson namun presiden director mereka mengatakan
bahwa ia tidak memiliki rencana untuk melakukan itu. "Mobile phones benar - benar sebuah
bisnis inti untuk Ericsson. Kami tidak akan berhasil (dalam jaringan) jika kami tidak memiliki
telepon," katanya. Dan akhirnya terpilihlah Sony untuk menjadi joint partner kerjanya.
Berikut ini adalah alasan utama perusahaan melakukan joint venture :
1. Kerugian yang sangat besar dialami oleh Ericsson
Ericsson memutuskan untuk membuat chips ponsel mereka pada satu sumber, Philips Facility di
New Mexico. Bulan Maret 2000, kebakaran pada pabrik Philips telah mencemari fasilitas yang
steril. Keadaan tersebut membuat produksi ponsel Ericsson dan Nokia (yang juga merupakan
konsumen dari fasilitas tersebut) menjadi tertunda. Ketika menjadi jelas bahwa produksi akan
benar - benar terpaksa dikompromikan untuk beberapa bulan, Ericsson telah dihadapi masalah
serius. Tetapi, Ericsson posisinya jauh lebih buruk karena kedua perusahaan ini tengah
memproduksi ponsel baru dengan tanggal peluncuran yang semakin dekat. Jelas, akibat
kebakaran tersebut, Ericsson menderita kerugian yang sangat besar.
2. Keterbatasan kemampuan untuk memproduksi barang
Ketidakmampuan Ericsson dalam memproduksi ponsel murah seperti punya Nokia turut
memperparah keadaan ini. Berbeda dengan saingannya, yaitu Nokia. Masalah Nokia tidak terlalu
serius karena telah membangun sumber alternatif produksi chip mereka.
Pada bulan Agustus Sony Ericsson mengalami down membuat Ericsson berpikir
ulang hubungan kemitraan mereka dengan Sony. Akan tetapi pada Januari 2003,
kedua perusahaan ini mengemukakan bahwa mereka akan lebih berkonsentrasi
memajukan Sony Ericsson.
Target peraihan keuntungan pertama tahun 2002 hingga 2003 untuk paruh kedua
2003 telah tercapai dengan merilis ponsel dengan kemampuan fotografi digital
terintegrasi dan multimedia P800.
Cristianto, Awan, 2010. Asal Usul Sejarah Ponsel / Handphone Ericsson / Sony Ericsson.
(http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/11/asal-usul-sejarah-ponsel-
handphone.html?m=1)