Anda di halaman 1dari 15

” Makalah Perjanjian Bisnis Antara Dua Perusahaan

Untuk Pengembangan Bisnis”


(Mata Kuliah : Hukum Bisnis)

Dosen Pengampu :
POLIN RAMLES, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH :
ROHANI PANJAITAN (21030085)
PUTRI ARIANI HASIBUAN (21030081)
TIA FEBRIANI HASIBUAN (21030093)

PROGRAM STUDI D-3 AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDONESIA
(ITBI)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa telah
memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Perjanjian Bisnis Antara Dua Perusahaan Untuk Pengembangan Bisnis” tepat
pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Bisnis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Polin Ramles, S.E., M.M.
selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan berupa pengetahuan maupun pengalamannya.
Kami berharap melalui makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman,
baik untuk pembaca maupun penulis. Kami juga berharap makalah ini dapat diterima dengan
baik oleh semua pihak dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Terlepas dari berbagai hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna dan masih terdapat kekurangan, baik dari segi isi materi yang
disampaikan, susunan kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini
sehingga menjadi lebih baik.

Medan, 6 Juli 2023

Tim Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi sekarang ini, bisnis ekonomi pun juga ikut terpengaruh.
Batasan antarnegara menjadi semakin kabur pada saat teknologi komunikasi semakin maju.
Hal ini membuat semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis yang terjadi antar
perusahaan - perusahaan besar akibatnya, perusahaan-perusahaan kecil akan tersisih dari
dunia bisnis dan terancam bangkrut untuk menghindari hal itu, maka pelaku bisnis harus
melakukan strategi bisnis global. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai strategi
bisnis global, yang dikhususkan kepada joint venture. Dalam hal ini kami telah
mengambil dasar teori dari sumber buku dan internet untuk menambah penjelasan dan
membawa kita kepada sebuah pemahaman suatu strategi dalam bisnis global khususnya
joint venture. Adapun dalam makalah ini akan membawa kita pada contoh kasus dari
salah satu perusahaan besar yang menerapkan serta memberi pemahaman tentang joint
venture secara singkat tetapi mudah dipahami yang akan kami bahas, serta menjelaskan
perjalanan perusahaan yang telah melakukan joint venture tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang
pembentukan joint venture adalah sebagai berikut: Kebutuhan modal dan sumber daya.
Adanya joint venture dapat membantu perusahaan meminimalkan pemakaian modal dan
delapan belas sumber daya. Joint venture bukanlah istilah hukum yang baku, namun
menjelaskan tentang suatu hubungan bisnis tertentu. Istilah ini menjelaskan tentang situasi
bisnis di mana dua atau lebih pihak bergabung dengan kapasitas mereka untuk mencapai
tujuan tertentu dengan setiap keuntungan dibagi oleh para pihak dalam jangka waktu yang
panjang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan Pengertian Joint Venture?
2. Jelaskan Tujuan dan Manfaat Pembentukan Perusahaan Joint Venture?
3. Apa saja Ciri-Ciri Joint Venture?

4. Bagaimana Dasar Hukum Joint Venture?


5. Jelaskan Jenis-Jenis Perjanjian Joint Venture?
6. Jelaskan apa saja Faktor dan Bentuk Joint Venture?

3
7. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture?
8. Bagaimana Contoh Perusahaan Joint Venture?

9. Baagaimana Pehitungan Akuntansi Joint Venture?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk Mengetahui Pengertian Joint Venture.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat Pembentukan Perusahaan Joint Venture.

3. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Joint Venture.


4. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Joint Venture.
5. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Perjanjian Joint Venture.
6. Untuk Mengetahui Faktor dan Bentuk Joint Venture.
7. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture.
8. Untuk Mengetahui Contoh Perusahaan Joint Venture.
9. Untuk Mengetahui Pehitungan Akuntansi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Joint Venture


Istilah venture pada mulanya diterapkan untuk memikul bersama atas tanggung
jawab yang mempunyai resiko, penjualan tanah, pembelian dan penjualan surat-surat
berharga. Istilah venture sekarang banyak dipakai untuk proyek-proyek yang ruang
lingkupnya besar/berbahaya yang meliputi pengiriman barang-barang dengan kapal ke
Pelabuhan- pelabuhan yang jauh dan melanjutkan pengiriman barang-barang ke tujuan-
tujuan tertentu. Misalnya, logam-logam bekas terbatas dan sifatnya sementara.
Bentuk venture ada (dua) macam: Single venture, adalah pengusahaan suatu
proyek tertentu yang dilakukan oleh satu unit tertentu. Dalam hal ini cukup dibentuk suatu
rekening tersendiri yang disebutnya <Venture Account=, dengan mendebit bila terjadi biaya
dan mengkredit bila diperoleh pendapatan atau keuntungan. Saldo debit dan kredit pada akhir
periode dipindahkan ke rekening modal.
Joint venture, adalah kerjasama di antara dua orang/badan usaha atau lebih
untuk mengusahakan usaha tertentu. Dalam joint venture ini waktunya terbatas. Masing-
masing pihak dapat menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha
bersama itu. Keuntungan atau kerugian dibagi sama. Sebelum pembagian keuntungan
biasanya diperhitungkan terlebih dahulu bunga modal, komisi, bonus dll untuk pihak-
pihak yang berjasa.
Salah satu pihak yang bekerjasama itu biasanya ditunjuk sebagai pimpinan
usaha kerjasama/joint venture yang disebut juga sebagai <managing partner=. Managing
partner mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan dan menyajikan
loparan-laporan keuangan yang berhubungan dengan aktivitas joint ventures.
Diterangkan Sunaryati Hartono (dalam Hasanudin, 2010:14) joint venture
dipergunakan sebagai istilah verzamelnaam untuk berbagai kerja sama antara penanaman
modal nasional dengan penanaman modal asing. Dalam dunia akademik, istilah joint venture
dikenal dengan istilah lain, yakni foreign collaboration, internasional enterprise, dan lainnya.
Joint Venture adalah suatu bentuk persekutuan yang sekutunya dua atau lebih orang atau
perusahaan bergabung dalam menyelesaikan suatu proyek komersial dan berakhir setelah
mencapai tujuannya. Proyek yang dikerjakan umumnya proyek dengan pembiayaan besar,
misalnya pengembangan suatu bidang tanah untuk dijual, pembuatan jembatan atau dam,
pembelian dan penjualan sekuritas atau eksplorasi dan pemboran minyak atau dam, pembelian
sekuritas atau eksplorasi dan pemboran minyak atau gas.

5
2.2 Tujuan dan Manfaat Pembentukan Perusahaan Joint Venture
Pada umumnya, pembentukan suatu perusahaan pasti memiliki tujuan dan
manfaat tertentu yang ingin dicapai dalam jangka kurun waktu yang telah ditetapkan. Begitu
pula dengan perusahaan joint venture ini.
Adapun kedua belah pihak atau lebih pasti memiliki ekspektasi yang nantinya akan
tercapai pada saat waktu kerjasama telah selesai. Adapun beberapa manfaat dan tujuan yang
melatarbelakangi pembuatan perusahaan ini adalah sebagai berikut dibawah ini:
1. Integrasi Sumber Daya Penggabungan dua atau lebih perusahaan baik domestik
maupun naik Internasional merupakan salah satu usaha untuk mengintegrasikan sumber
daya yang dibutuhkan pasalnya untuk mencapai target market yang sesuai bisa jadi tidak
dapat dilakukan oleh hanya satu perusahaan saja. Dengan demikian penggabungan seluruh
sumber daya yang ada baik manusia maupun yang tidak bergerak akan membuat
kapabilitas dan kemampuan perusahaan semakin besar. Tidak hanya untuk
mengembangkan keahlian dan keterampilan manusianya juga untuk meningkatkan
kualitas produk dan jasa yang hendak dikembangkan pada waktu tertentu tersebut.
2. Pembauran Keahlian dan Keterampilan Sumber Daya Manusia Satu yang menjadi
tujuan utama dari pembuatan perusahaan joint venture adalah akses pada teknologi yang
paling baru. Dengan adanya perusahaan baru ini tentu akan ada peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang pada akhirnya akan memiliki kemampuan untuk menangani teknologi
yang dibutuhkan. Dengan demikian tujuan akhirnya akan tercapai.
3. Sistem Permodalan dan Arus Kas Tak ada yang dapat ada yang dapat menyangkal
bahwa untuk mengembangkan sumber daya suatu perusahaan pasti membutuhkan sistem
permodalan dan arus yang baik. Terutama jika tujuannya adalah meningkatkan kualitas
produk. Oleh karena itu penggabungan dua perusahaan atau lebih ini akan memperkuat
pondasi permodalan serta memperbaiki arus kas.
4. Inovasi Produk, Jasa, serta layanan yang Ditawarkan Dua perusahaan yang
mendirikan joint venture pasti memiliki peta perjalanan pengembangan produk dan
jasanya. Dengan demikian akan ada tambahan insight bagaimana caranya meningkatkan
kualitas produk dan jasa. Supaya dapat bersaing dengan kompetitor sekaligus mencapai
target market yang baru.
5. Perluasan Pasar Pendirian joint venture juga merupakan salah satu langkah yang
tepat untuk memperoleh pasar baru. Dengan cara memperluas jaringan distribusi produk
antar wilayah ke seluruh daerah pada skala domestik. Atau untuk merambah pasar global, jika
bekerjasama dengan perusahaan asing. Sama seperti perusahaan yang lain bahwa pendirian
joint venture ini juga tidak dapat lepas dari kewajiban pajaknya. Oleh karena, segera setelah
berdiri dan akan melakukan kegiatan produksi, penanggungjawab perusahaan wajib
mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak agar dapat terdaftar sebagai wajib pajak pada tahun
berikutnya.
2.3 Ciri-ciri Joint Venture
Perusahaan joint venture memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

6
1. Merupakan perusahaan baru yang secara bersama-sama didirikan oleh bebreapa
perusahaan lainnya.
2. Modalnya berupa saham yang disediakan oleh perusahaan -perusahaan pendiri dengan
perbandingan tertentu.
3. Kekuasaan dan hak suara dalam joint venture didasarkan pada banyaknya saham yang
ditanam oleh masing-masing perusahaan pendiri.
4. Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksitensi dan
kebebasan masing-masing.
5. Resiko ditanggung jawab Bersama-sama antara masing-masing partner melalui
perusahaan-perusahaan berlainan.

2.4 Dasar Hukum Joint Venture


Berikut ini penjelasan lengkap mengenai dasar hukum perusahaan patungan di Indonesia:

❖ Peraturan Joint Venture:


▪ Pasal 77 UU Cipta Kerja: pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal
yang melakukan penanaman modal, baik yang melakukan perluasan usaha atau
melakukan penanaman modal baru.
▪ UU 25/2007 Pasal 1 angka 3: penanaman modal asing adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

▪Pasal 2 PP 20/1994: penanaman modal asing dapat dilakukan dalam dua bentuk,
yakni
(1) patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia; dan (2) langsung, dalam arti seluruh modalnya dimiliki
oleh warga negara dan/atau badan hukum asing.

❖ Perjanjian Joint Venture

▪Dasar perjanjian berdasarkan Pasal 1618 KUHPerdata dan Pasal 1313 KUH Perdata
▪ Syarat sah perjanjian tercantum di Pasal 1320 KUHPerdata Perjanjian joint venture
biasanya juga memuat ketentuan mengenai :
– Identitas para pihak
– Tujuan / model bisnis dari usaha patungan
– Hak dan kewajiban para pihak
– Sumber pembiayaan

7
– Struktur manajemen dan anggota dari perusahaan patungan
– Persentasi kepemilikan atas saham

– Persentasi pembagian keuntungan dan kerugian


– Sumber daya yang akan digunakan
– Jangka waktu pengakhiran

– Laporan keuangan dan perusahaan patungan


– Kerahasiaan informasi
– Pembatalan

– Hukum yang berlaku dan cara penyelesaiannya jika terjadi sengketa


– Keadaan kahar atau force majeure

2.5 Jenis-jenis Perjanjian Joint Venture


Ada dua jenis-jenis perjanjian joint venture antara lain:
1. Joint venture domestik Joint venture domestik didirikan antara perusahaan yang
terdapat dalam negeri.
2. Joint venture domestik internasional Joint venture domestik internasional
ini didirikan di Indonesia oleh dua perusahaan dimana salah satunya perusahaan asing.

2.6 Faktor dan Bentuk Joint Venture


Faktor Pendukung Terjadinya Joint Venture Berdasarkan buku Akuntansi
Keuangan Lanjutan Untuk Pemula, perusahaan yang memutuskan melaksanakan kontrak
kerja sama dalam bentuk joint venture dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Faktor pendukung
terjadinya joint venture meliputi:
1. Faktor Internal Faktor-faktor internal perusahaan yang mendorong terjadinya joint
venture adalah:
• Membangun kekuatan perusahaan. Dengan joint venture, perusahaan
nasional menjadi lebih kuat karena didukung oleh perusahaan asing.
• Menyebarkan biaya dan risiko. Terjalinnya kerja sama perusahaan asing dalam
joint venture membuat perusahaan nasional dapat menyebarkan biaya produksi dan
risiko kerugian ke perusahaan asing tersebut.

8
• Menambah akses ke sumber daya keuangan. Melalui joint venture, masalah
keuangan dapat diatasi karena perusahaan asing memberi suntikan dana kepada
perusahaan nasional.
• Ekonomi skala dan keuntungan kekuatan. Dengan joint venture, perusahaan
nasional akan diuntungkan secara skala ekonomi meningkat dan kekuatan dari
perusahaan asing dapat menguntuntungkan perusahaan nasional.
• Akses teknologi dan pelanggan baru. Perusahaan nasional akan
mudah memanfaatkan teknologi dari sumber daya yang dimiliki perusahaan
asing dan mendapat pelanggan baru dari perusahaan asing.
• Akses ke praktik manajer inovatif. Joint venture akan membawa perubahan
perusahaan nasional dalam manajemen perusahaan, sehingga akses manajer harus
lebih inovatif.

2. Faktor Tujuan Persaingan Faktor tujuan persaingan yang mendorong terjadinya joint
venture meliputi:
• Mempengaruhi evolusi struktural industri. Joint venture memberikan
warna tersendiri dalam persaingan bisnis. Adanya dukungan perusahaan
asing mempengaruhi kekuatan perusahaan nasional.
• Kompetisi sebelum selesai. Bentuk persaingan bisnis yang
semakin kompetitif karena perusahaan nasional mendapat dukungan perusahaan
asing dalam joint venture.
• Penciptaan unit kompetisi yang kuat. Dengan adanya joint venture,
dua perusahaan semakin menguatkan sehingga tercipta unit kompetisi semakin kuat
dan lebih baik.
• Kecepatan pasar. Joint venture memberikan akses pasar lebih luas dengan
lebih cepat kepada perusahaan nasional.

3. Faktor Tujuan Strategi Adapun faktor tujuan strategi terjadinya joint venture adalah
sebagai berikut.
• Sinergi. Tujuan strategi perusahaan nasional dapat dilakukan dengan
bersinergi dengan perusahaan asing.
• Transfer teknologi atau kecakapan. Perusahaan nasional dengan mudah
dapat mengakses dan menerima transfer teknologi/kecakapan dari perusahaan asing
tersebut.
• Diversifikasi. Joint venture akan menciptakan diversifikasi melalui perusahaan
asing dalam mencapai tujuan strategi perusahaannya.

Bentuk – Bentuk Joint Venture jika di lihat dari bentuk kerjasama terbagi menjadi 4 yaitu :
4. Bargaining (tawar-menawar)
Bergaining merupakan kegiatan perjanjian berupa pertukaran barang atau jasa di
antara kedua organisasi atau lebih.

2. Cooptation

9
Cooptation adalah berupa proses penerimaan berbagai unsur baru pada kepemimpinan
atau pelaksanaan politik di suatu organisasi, yang mana hal ini adalah salah satu cara
sebagai penghindaran terjadinya guncangan didalam organisasi yang bersangkutan.

3. Coalition (Koalisi)
Koalisi adalah kombinasi antara kedua organisasi bahkan lebih dengan memiliki
tujuan bersama. Pada waktu tertentu akan terjadi yang namanya instabilitas, hal ini
terjadi karena dua atau lebih organisasi tersebut mempunyai perbedaan struktur, akan
tetapi karena kedua belah pihak ingin mencapai tujuan yang sama, maka terjadilah
kerjasama.

4. Joint Venture (Usaha Patungan)


Joint venture adalah kerjasama dalam project tertentu, conothnya seperti Industri
mobil, pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perhotelan, dan pembiayaan.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Joint Venture


Perusahaan dengan sistem Joint venture ini memiliki beberapa kelebihan, dan
berikut ini adalah kelebihan dari joint venture:
1. Mitra atau sekutu lokal lebih memahami akan keadaan yang ada lingkungan,
dimana perusahaan joint venture itu didirikan. Seperti contohnya adat istiadat daerah
setempat, kebiasaannya dan lembaga kemasyarakatan yang ada di lingkungan sekitar atau
setempat.

2. Sekutu atau mitra lokal mempunyai teknologi yang cocok dengan kondisi
lingkungan setempat.
3. Akses ke pasar modal negara tuan rumah dapat dipertingi oleh hubungan dan reputasi
mitra lokal atau sekutu lokal. Adapun perusahaan dengan sistem Joint venture ini memiliki
beberapa kekurangan, dan berikut ini adalah kekurangan dari joint venture:
• Kesalahan dalam menentukan sekutu atau mitra maka akan meningkatkan resiko politik
yang dihadapi.
• Adanya harga transfer produk atau komponen akan menimbulkan konflik kepentingan
antara kedua belah pihak.
• Dapat terjadi perbedaan padanggan antar sekutu atau mitra lokal dengan perusahaan.

2.8 Contoh Perusahaan Joint Vemture


Contoh perusahaan yang melakukan perusahaan patungan sebagai berikut.

10
• Terbentuknya PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia (NICI) di tahun 2005 yang
merupakan perusahaan patungan antara PT Nestle Indonesia dan PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk (ICBP).
• PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) yang melakukan
kerjasama dengan Ito En Asia Pacific Holdings dari Jepang.
• Lotte yang membentuk perusahaan patungan dengan Grup Salim di tahun 2017
bernama iLotte.
• Terbentuknya Palm Kernel Shell yang merupakan perusahaan patungan antara PT
Bintang Paser Sejati dan perusahaan Jepang Power Environ.

Kali ini kita akan membahas satu perusahaan yang melakukan perusahaan patungan
(joint venture) yaitu iLOTTE, E-Commerce Kolaborasi Salim dan LOTTE Group.
Dunia e-commerce tanah air bakal semakin seru. Dua raksasa bisnis asal Indonesia
dan Korea Selatan, Salim Group dan LOTTE Group melakukan joint venture pada PT Indo
Lotte Makmur dan meluncurkan bisnis e-commerce mereka, iLOTTE. Keduanya berinvestasi
sebesar US$ 100 juta dengan porsi saham masing-masing 50%.

iLOTTE hadir dengan konsep online mall. “Kami tahu persaingan di dunia ini
sangat berat. Namun, kami tidak ingin bersaing dengan pemain yang ada. Kami menghadirkan
konsep mal di dunia offline ke online,” kata Steven Calvin, Vice President Director PT
Indo Lotte Makmur.
iLOTTE menawarkan berbagai pilihan dari berbagai produk di bidang fashion,
kecantikan & kesehatan, kebutuhan ibu & anak, elektronik & kebutuhan rumah tangga,
kebutuhan olahraga & hobi, serta makanan & minuman. Sebagai diferensiasi dibandingkan
ecommerce lainnya, iLOTTE hanya menghadirkan produk resmi. “Kami menghadirkan
authorized brand, bukannya barang dari reseller,” kata Calvin.
Selain itu, iLOTTE menawarkan beragam produk spesial dari berbagai toko dan
perusahan ritel besar seperti LOTTE Shopping Avenue dan LOTTE Mart, layanan online-
tooffline (O2O), layanan pembelian secara langsung dan pembelian melalui permintaan
khusus untuk barang-barang impor. Mereka juga akan berkolaborasi dengan brand offline
dunia.
Beberapa merek yang sudah tersedia dan ditawarkan dalam Brand Mall antara lain
Clarins, Shiseido, ELLE, Alleira, Damn I Love Indonesia!, JYSK, JBL, Electrolux,
Volkswagen, Piaggio-Vespa, Audi, Vivere, Teddy House, King Koil, Lego, Apple, Acer, Canon,
Fuji Film, Nike, Yonex, Samsonite, The Herschel dan lainnya.

“Perpaduan antara jaringan distribusi yang luas dan infrastruktur logistik yang kuat
dari Salim Group dengan kekuatan bisnis ritel yang dimiliki oleh LOTTE Group, menjadikan
iLOTTE sebagai salah satu kontributor terkuat dalam industri e-commerce di Indonesia,” ujar
Mr. Phillip Lee, Chief Executive Officer iLOTTE.

11
iLotte menawarkan berbagai fitur, seperti Flash Delivery yang merupakan jasa
pengiriman barang kilat berdurasi 3 jam dari pembelian (untuk cakupan Jakarta), fitur iPoints
yang merupakan program customer loyalty dan lainnya. Saat ini Indo Lotte Makmur sudah
memiliki sebuah gudang di Sunter, Jakarta Utara untuk mempermudah distribusi.
Franciscus Welirang, Direktur Indofood Group mengatakan iLOTTE akan
dikolaborasikan dengan Grup Indofood secara keseluruhan. “Dengan dukungan puluhan ribu
gerai Indomart, kekuatan grup Indofood, Indomobil dan lainnya, akan membuat iLOTTE
menjadi pemain penting di dunia e-commerce,” kata Franky, panggilan akrab Franciscus.
Lantas apakah Elevenia yang baru saja dibeli Salim Group akan dikolaborasikan
dengan iLOTTE? “Kita lihat aja nanti,” kata Steven.

2.9 Akuntansi Joint Venture

Pada dasarnya akuntansi joint venture dapat diselenggarakan dengan 2 metode,


yaitu:
1) Metode akuntansi terpisah
Metode Akuntansi Terpisah Di dalam metode ini joint venture menyelenggarakan
akuntansi secara tersendiri. Akuntansi yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada
dasarnya sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh persekutuan. Dalam hal ini joint
venture akan menyelenggarakan rekening-rekening: a) Aktiva.
b) Utang.

c) Modal untuk masing-masing sekutu.


d) Penghasilan.
e) Biaya.
Dalam metode ini masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri
saja. Jadi para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah. Metode ini biasanya
dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.

2) Metode Akuntansi Tidak Terpisah


Dalam hal ini semua aktivitas Joint Venture akan diikhtisarkan dalam buku
masing-masing anggota. Masing-masing anggota harus mempunyai rekening Joint Venture
pada buku-bukunya. Rekening joint venture didebit untuk semua biaya-biaya, dan dikredit
untuk semua pendapatan-pendapatan dari joint venture. Saldo kredit atau sebaliknya di
dalam rekening joint venture merupakan laba atau sebaliknya rugi dari joint venture tersebut.

12
Setiap anggota juga menyelenggarakan rekening-rekening dengan setiap anggota lainnya
yang menunjukkan hak penyertaannya di dalam usaha bersama melalui joint venture tersebut.
Selanjutnya saldo rekening <Joint Venture= dan rekening anggota-anggota lainnya
pada buku masing-masing anggota akan menunjukkan saldo yang sama selama hubungan
kerjasama masih ada (belum dibubarkan). Akan tetapi, meskipun masing-masing partner
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi, pada buku-buku managing partner tetap harus
dibentuk rekening-rekening aktiva dan hutang joint venture tersendiri. Seperti
rekeningrekening:
1. Kas – Joint Venture

2. Piutang – Joint Venture


3. Hutang – Joint Venture
4. Dan lain-lain.
Melalui pembukuan yang diselenggarakan itu masing-masing anggota selain
managing partner, hanya mencatat setoran modal (penyertaan) dari para anggota dan
terjadinya transaksi biaya dan pendapatan-pendapatan yang mempengaruhi hak-hak
penyertaan mereka. Sedang untuk transaksi-transaksi yang sifatnya hanya merupakan
perubahan bentuk (konversi) dari aktiva yang satu ke aktiva lainnya atau dari hutang
tertentu kepada tidak dicatat di dalam rekening-rekening pembukuannya. Berbeda dengan
anggota-anggota lainnya. Managing partner sebagai anggota yang bertanggung jawab
terhadap semua aktivitas dengan segala akibatnya di dalam joint venture, harus mencatat
semua transaksi yang terjadi secara tertib dan teratur.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Joint venture, adalah kerjasama di antara dua orang/badan usaha atau lebih
untuk mengusahakan usaha tertentu. Joint venture tidak seperti organisasi atau perusahaan;
model bisnis ini lebih mungkin merupakan kesepakatan antara para pihak. Dalam joint
venture ini waktunya terbatas. Masing-masing pihak dapat menyerahkan barang atau
uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama itu. Keuntungan atau kerugian dibagi
sama. Sebelum pembagian keuntungan biasanya diperhitungkan terlebih dahulu bunga
modal, komoisi, bonus dll untuk pihak-pihak yang berjasa.
Faktor Pendukung Terjadinya Joint Venture, perusahaan yang memutuskan
melaksanakan kontrak kerja sama dalam bentuk joint venture dipengaruhi oleh tiga faktor
utama. Faktor internal,faktor tujuan persaingan,faktor tujuan strategi. Adapun
bentukbentuknya ,tawar-menawar,cooptation,koalisi,usaha patungan.
Joint venture diatur berdasarkan dasar hukum, sesuai Pasal 77 UU Cipta
Kerja,UU 25/2007 Pasal 1 angka 3,dan Pasal 2 PP 20/1994. Sedangkan perjanjian
joint venture bberdasarkan ,dasar perjanjian berdasarkan Pasal 1618 KUHPerdata dan
Pasal 1313 KUHPerdata. Syarat sah perjanjiannya tercantum pada Pasal 1320 KUHP
Perdata.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi bahasa, isi materi yang disampaikan, maupun tata
cara penulisannya. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila pembaca merasa kurang
puas dengan hasil makalah ini. Kritik, saran, atau tanggapan lainnya kami harapkan agar

14
dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang ada, demi
terwujudnya makalah yang lebih baik untuk kedepannya. Sekian dari hasil makalah kami,
kami mengucapkan banyak terima kasih.

15

Anda mungkin juga menyukai