Anda di halaman 1dari 18

RESTRUKTURISASI PERUSAAN MENURUT UU PERSEROAN

TERBATAS NO 40 TAHUN 2007

Disusun Oleh:

Gabriel Sabahtani Sirait

194301154

Kelas A

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang mana telah memberikan rahmat
dan petunjuk-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“RESTRUKTURISASI PERUSAAN MENURUT UU PERSEROAN TERBATAS NO 40
TAHUN 2007” ini dengan baik. Makalah ini merupakan makalah yang ditujukan untuk
memenuhi salah satu tugas di mata kuliah Hukum Dagang ini.
Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tuti Herawati, SH., MH.
selaku dosen Hukum Dagang yang telah memberikan tugas ini dan membimbing kami dalam
penyelesaian tugas makalah, sehingga kami dapat menyelesaikannya. Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini, terdapat berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, baik
disadari maupun tidak disadari.
Kami memerlukan kritik beserta saran yang dapat membangun dari para pembaca, terutama
Ibu Tuti untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, selaku
sebagai penyusun makalah ini dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Bandung, 4 Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul...........................................................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................
C. Tujuan ................. ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. PENGGABUNGAN PERUSAHAAN/MERGER.....................................................
2. PELEBURAN PERUSAHAAN/KONSOLIDASI .................................................
3. PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN/AKUISISI ..........................................
4. PEMISAHAN PERUSAHAAN................................................................................

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ........................................................................................................
B. SARAN ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perseroan Terbatas (PT) sebagai salah satu sarana untuk melakukan kegiatan ekonomi sudah
menjadi suatu kenyataan pada masa sekarang. Praktik bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha
perdagangan, industri, dan sektor-sektor usaha lainnya lebih menyukai PT sebagai bentuk
perusahaannya. Berbisnis dengan menggunakan PT, baik dalam skala mikro, menengah, maupun
berskala besar sudah lazim dilakukan. PT merupakan bentuk usaha di bidang ekonomi yang paling
disukai saat ini. Salah satu alasan memilih bentuk usaha PT adalah karena pertanggungjawaban
pemegang sahamnya bersifat terbatas.
Keberadaan PT sebagai bentuk usaha diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Pasal 1 Angka 1 UUPT menyatakan, Perseroan Terbatas
yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang. seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan pengertian di atas, diketahui beberapa unsur PT adalah sebagai berikut: 1

1. Merupakan badan hukum;


2. Merupakan persekutuan modal;
3. Didirikan berdasarkan perjanjian;
4. Melakukan kegiatan usaha; dan
5. Modal dasar terbagi atas saham.
Pada era globalisasi dewasa ini, dunia usaha berkembang dengan cepat. Setiap perusahaan
semakin terpacu untuk bersaing dengan perusahaan lain dengan berlomba-lomba untuk memasuki
peluang pasar yang ada. Setiap perusahaan juga harus siap bersaing dengan perusahaan asing. Hal ini
menunjukkan bahwa persaingan di dunia usaha tidak lagi berskala lokal atau nasional, tetapi juga
berskala internasional. Hal ini menuntut perusahaan untuk mengembangkan strategi bisnis agar dapat
bertahan dan berkembang. Tujuan dari pengembangan usaha ini adalah menciptakan nilai bagi
investor atau pemegang saham.
Dalam menyikapi fenomena ini, diperlukan strategi yang tepat sehingga perusahaan harus
memiliki langkah antisipasi dalam menghadapi segala perkembangan yang akan datang dengan
kebijakan-kebijakan yang diterapkan perusahaan agar dapat terus beroperasi dan tetap eksis dalam
dunia bisnisnya. Strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan dalam mengembangkan aktivitas
bisnisnya adalah dengan melakukan ekspansi bisnis secara internal dan eksternal. Ekspansi secara
internal bisa dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun divisi bisnis yang
baru. Sedangkan secara eksternal, ekspansi dapat dilakukan dengan cara menggabungkan
perusahaannya dengan perusahaan lain, meleburkan perusahaan, atau mengambil alih perusahaan lain.
Pengambilalihan (akuisisi) merupakan salah satu bentuk restrukturisasi perusahaan.
Restrukturisasi diartikan sebagai penataan kembali struktur badan/lembaga sehingga kinerja
1
Man S. Sastrawidjaja dan Rai Mantili, Perseroan Terbatas Menurut Tiga UndangUndang (Bandung:
Alumni, 2010), hlm. 14.
badan/lembaga tersebut dapat lebih efektif dan efisien. Kata efisiensi sering dianalogikan dengan
penghematan, yakni usaha-usaha untuk meningkatkan hasil kerja badan/lembaga sehingga dengan
penggunaan sumber daya sekecil mungkin mendapatkan hasil kerja sebesar mungkin. Restrukturisasi
perusahaan itu sendiri terdiri dari penggabungan (merger), peleburan (konsolidasi), atau
pengambilalihan (akuisisi).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu merger, konsolidasi, akuisisi, dan pemisahan perusahaan?
2. Kenapa perusahaan melakukan merger, konsolidasi, dan akuisisi?
3. Apa yang harus dilakukan perusahaan untuk melakukan merger, konsolidasi,
akuisisi?

C. TUJUAN
1. Untuk PenggantTugagas Kelompok Mata Kuliah HUKUM DAGANG oleh
Ibu Dr. Tuti Herawati, SH., MH.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihan Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGGABUNGAN PERUSAHAAN/ MERGER

A. PENGERTIAN

Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di
antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala
nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang
menggabungkan diri menjadi bubar.2

Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama),
misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
2. Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan
pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan
perusahaan mobil.
3. Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai
produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu
merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan
perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan
badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah
dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.

B. TUJUAN MERGER
Tujuan merger antara lain adalah sebagai berikut :
a. Diversifikasi untuk pertumbuhan.
b. Diversifikasi menurut pasar atau pelanggan untuk mengimbangi faktor-faktor
musiman, untuk menetralisir pasar produk yang menurun

2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Merger
c. Perluasan,penyempurnaan,atau komplementasi lini produk.
d. Mendapatkan kemampuan riset dan pengembangan yang diperlukan.
e. Penciptaan atau perolehan lini produk baru.
f. Integrasi, sehingga mendapatkan penawaran yang cukup dari bahan-baku atau suku
cadang yang kritis.
g. Perluasan pasar, termasuk pasar di luar negeri yang belum dijamah.
h. Memperbaiki manajemen.
i. Memperoleh fasilitas-fasilitas pengolahan atau riset yang baru.

C. SYARAT

Syarat yang menentukan bahwa perusahaan terbuka yang akan melakukan merger wajib
terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan. Sebelum terpenuhinya persyaratan yang
ditetapkan dalam peraturan tersebut maka merger tidak dapat dilakukan.

Berikut ini adalah persyaratan merger perusahaan terbuka dalam peraturan:

1. Direksi dan Komisaris Wajib Membuat Surat Pernyataan Kepada OJK dan RUPS.
2. Surat Pernyataan Harus Didukung Pendapat Pihak Independen.
3. Memperoleh Persetujuan RUPS.
4. Perusahaan Wajib Menyampaikan Pernyataan Merger kepada OJK Yang Berisi
Rancangan Penggabungan Usaha.

D. Kelebihan dan kekurangan


1. Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

2. Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan
untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto
dan Sudomo, 2001, p.642)
E. ALASAN PERUSAHAAN MELAKUKAN MERGER

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan
tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan
merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau
mengurangi persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi


(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi


internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan
biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan
sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih


besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham
lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman,
2003, p.714-716).

2. PELEBURAN PERUSAHAAN/ KONSOLIDASI


A. PENGERTIAN
Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi satu. Kadang-
kadang digambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini adalah dua situasi yang
berbeda. Dalam merger, baru bisnis terbentuk ketika satu perusahaan menyerap yang lain,
dalam konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang relatif sama untuk membentuk
satu perusahaan baru. Namun, kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian.3
Konsolidasi dapat juga dikatakan menyatukan seluruh sumber daya, peluang dan
kekuatan untuk memenangkan persaingan jangka panjang, Memenangkan persaingan berarti
menjadi yang terbaik dalam melayani kebutuhan konsumen/klien saat ini dan dimasa datang.
Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan dengan
pengembangan strategi usaha jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih terperinci dalam
bentuk perencanaan dengan sasaran bergerak ke jangka menengah dan panjang yang meliputi
pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan implementasi bisa sejalan,
memberikan perioritas pada pengembangan yang dilakukan secara terus menerus,
pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan efisiensi menjadi acuan prestasi.
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan (konsolidasi)
adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih, untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang  baru yang karena
hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang meleburkan diri dan status
badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri  berakhir karena hukum. Sementara
Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun 1998,  peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum
yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
membentuk satu perseroan terbatas baru dan masing-masing perseroan terbatas yang
meleburkan diri menjadi  bubar.

B. TUJUAN

Secara alamiah usaha yang dimulai dengan skala kecil perorangan mengalami fase-
fase perkembangan mulai dari start up, bertahan hidup dan tumbuh. Pada saat  perusahaan
mencapai periode tumbuh maka perlu dilakukan konsolidasi dengan serius, jika konsolidasi
dilakukan setengah hati maka perusahaan akan mengalami stagnasi atau malah mundur.

Fase perkembangan usaha ditandai mulai tahap perusahaan yang baru mulai usaha
dimana perusahaan masih rugi, selanjutnya akan beranjak memasuki periode  bertahap hidup.
Periode ini adalah lanjutan masa belajar bagi perusahaan, kekurangan  pengalaman dan
jaringan bisnis yang belum tumbuh membuat manajemen sering membuat kesalahan, Periode
ini ditandai oleh penjualan belum stabil, naik turun dengan cepat, pasar belum kuat, sales
kecil, belum terarah jelas, motivasi mulai labil, sering kali kurang kreatif dan inovatif
3
https://www.coursehero.com/file/60360281/Merger-Konsolidasi-Akuisisidocx/
(produk/pasar), biasanya pengusaha cenderung tertutup, strategi pemasaran lemah atau
bahkan tidak ada dan belum ada manajemen usaha (tidak merasa perlu) serta sumber modal
yang terbatas mulai menipis. Setelah  perusahaan cukup mengenal lingkungan bisnisnya,
jaringan mulai terbentuk, kesalahan operasional mulai berkurang maka perusahaan akan
memasuki periode  pertumbuhan, dengan ciri-ciri penjualan meningkat tajam dengan cepat,
sering menolak permintaan, pasar tidak mampu dipenuhi seluruhnya, kapasitas tidak
memadai, umumnya “over confidence” (investasi tidak tepat), hanya sedikit yang
peningkatan penjualannya disebabkan strategi pemasaran yang baik, manajemen  produksi
tidak mendukung (produk gagal/reject meningkat), manajemen usaha belum teratur, modal
kerja tidak pernah cukup, muncul pesaing baru (biasanya harga lebih rendah).

Sampai pada satu titik tertentu perusahaan harus melakukan konsolidasi karena
kondisi usahanya mulai mengalami kesulitan mempertahankan pertumbuhan  penjualan,
tingkat pertumbuhan pasar mulai lambat, persaingan yang makin ketat harga, kualitas,
pesaing terus bertambah, marjin laba statis. Kondisi ini akan dialami  jika strategi
pengembangan usaha tidak ada, sasaran masih jangka pendek, umumnya hanya administrasi
keuangan yang baik, pengembangan pasar dan produk dilakukan sporadis tidak sistimatis,
penjualan tidak naik cenderung statis, produksi dibawah kapasitas bahkan akan cenderung
surut jika konsolidasi tidak dilakukan sama sekali,  penjualan menurun drastis, tidak mampu
lagi bersaing dipasar, likuiditas makin sulit, kapasitas produksi akan terus menurun. Kondisi
ini sering terjadi pada usaha kecil yang beranjak menjadi perusahaan menengah.

Permasalahan yang harus dipecahkan pada tahap awal konsolidasi adalah tujuan dan
sasaran bisnis yang ingin anda capai dimasa datang atau posisi seperti apa  bisnis anda lima
atau sepuluh tahun mendatang. Permasalahan dalam menetapkan sasaran bisnis adalah :

1. Menarik garis antara sasaran yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi usaha
dan lingkungan usaha saat ini, garis tersebut adalah sasaran antara atau tahap-tahap
pengerjaannya.
2. Memperkirakan kondisi lingkungan atau peluang dan tantangan dimasa datang
sehingga sasaran yang ingin anda capai lebih realistis.

C. ALASAN PERUSAHAAN MELAKUKAN KONSOLIDASI


Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara yang mudah.
Keputusan bergabung diambil karena suatu alasan yang sangat kuat. Jadi sebelum
melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu mempunyai maksud
ter¬tentu yang ingin dicapainva. Demikian pula jenis  penggabungan yang akan dipilih juga
dilakukan dengan berbagai macam  pertimbangan. Terdapat beberapa alasan suatu bank atau
suatu perusahaan untuk melakukan penggabungan secara Konsolidasi

Antara lain sebagai berikut :

a. Masalah kesehatan perusahaan


b. Masalah permodalan
c. Masalah manajemen
d. Teknologi dan administrasi
e. Ingin menguasai pasar.

D. TATA CARA PERUSAHAAN MELAKUKAN KONSOLIDASI


a. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan
rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
b. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang
disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar
harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan
peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-
masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi
yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan akta
pendirian PT hasil peleburan.
e. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal
keputusan RUPS.
f. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan
diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta pendirian
PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib
dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara
RI.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan Konsolidasi

a)      Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan memiliki kekuatan


yang lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan yang lain karena biasanya proses
konsolidasi dilakukan oleh lebih dari dua perusahaan yang melebur menjadi satu.

b)      Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami kesulitan modal


tidak harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa bertahan meski dengan perusahaan
yang baru.

Kekurangan Konsolidasi

a)      Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan hilang karena
melebur menjadi satu.

b)      Dan untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi) kepada
masyarakat butuh waktu yang relatif lama.

3. PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN/AKUISISI
A. PENGERTIAN
Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengambilalihan
perusahaan dengan cara  membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi pemegang
saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang mengambil alih
(pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan
hukum yang terpisah.4

Pengambilalihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI Nomor 40 Tahun


2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum
atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Sementara itu, pengambilalihan (akuisisi),
sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 27 Tahun 1998, adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih perusahaan baik seluruh

4
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuisisi-manfaat-dan-klasifikasinya/
ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut.
Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun 2010, adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengambilalih saham badan usaha
yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas badan usaha tersebut. Pelaku usaha, sesuai
dengan pasal 1 angka 8 PP Nomor 57 Tahun 2010, adalah setiap orang perorangan atau badan
usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia,
baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan
usaha dalam bidang ekonomi.
Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia (PT HM
Sampoerna) oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd). Akibat akuisisi
tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi berada di tangan keluarga besar
Sampoerna tetapi sudah beralih tangan Philip Morris Ltd.

B. MOTIF PERUSAHAAN MELAKUKAN AKUISISI

Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan
akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi
tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada
esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi
pribadi pemilik atau manajemen perusahaan. Motif ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam
perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai
(value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif
ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut.
Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk
mencapai tujuan ini.

Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan untuk
mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif dalam industri.
Motif Sinergi Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah
menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang
lebih besar dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi.

C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Keunggulan akuisisi di antara lain:

1. Akusisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firma.
2. Perusahaan yang mengakuisisi dapat berurusan langsung dengan pemegang saham
perusahaan yang diakuisisi dengan melakukan tender offer, sehingga tidak diperlukan
persetujuan manajemen perusahaan.
3. Akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambil alihan perusahaan yang tidak
bersahabat.
4. Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham. Seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas, jika mereka tidak menyetujui akuisis

Kelemahan akuisisi

1. Jika para pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap pengambil alihan
cukup banyak, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua pertiga (67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi
terjadi.
2. Bila perusahaan pengakuisisi mengambil alih seluruh saham yang di beli maka terjadi
merger.
3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi asset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

4. PEMISAHAN PERUSAHAAN

Pemisahaan perusahaan sesuai pasal 1 angka 12 UU 40/2007 tentang perseroan terbatas


diartikan sebagai pembuat hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk memisahkan usaha
yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseoan terbatas  beralih karena hukum
karena dua perseroan atau lebih, atau sebagian aktiva dan  pasiva perseroan beralih karena
hukum kepada satu perseroan atau lebih. 5

Pemisahaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yakni :

1. Pemisahan murni (Split Off)


Pemisahan murni adalah pemisahaan perusahaan yang mengaibatkan
seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan
atau lebih dan perseroan yang melakukan pemisahaan usaha tersebut selanjutnya
berakhir karena hukum.
2. Pemisahaan tidak Murni (Spin off)
Pemisahan tidak murni adalah pemisahan perusahaan yang mengakibatkan
sebagian kativa dan pasiva pereroan beralih karena hukum kepada satu perseroan
lain atau lebih yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan
pemisahan tersebut tetap ada.

5
UUTP pasal 1 angka 12 UU 40/2007
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur perusahaan dengan
tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Restrukturisasi dilakukan setiap
saat, bukan hanya bila perusahaan mengalami kemunduran saja tapi juga pada saat perusahaan
mengalami kemajuan. Apabila perusahaan mengalami kemajuan, maka perusahaan akan melakukan
perluasan usaha. Sedangkan bila perusahaan mengalami kemunduran, maka perusahaan akan
melakukan penyempitan usaha.
Perluasan usaha dilakukan dengan cara merger dan akuisisi. Merger merupakan
penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan nama perusahaan tersebut merupakan salah satu nama
perusahaan dari perusahaan yang bergabung. Sedangkan akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover)
sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap
ada.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun
akuisisi, yaitu pertumbuhan atau diversifikasi, sinergi, meningkatkan dana, menambah ketrampilan
manajemen atau teknologi, pertimbangan pajak, meningkatkan likuiditas pemilik, dan melindungi diri
dari pengambil-alihan.
Penyempitan usaha dilakukan dengan cara reorganisasi dan likuidasi. Reorganisasi adalah
suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan mengubah struktur modalnya (pemodelan
ulang struktur modal). Sedangkan likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan
karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.

B. SARAN
Perusahan harus ekstra hati-hati untuk menghindari kecongkakan manajemen dalam merger.
Cara terbaik untuk menghindari kecongkakan manajemen adalah dengan memastikan bahwa proses
evaluasi menyeluruh telah dilakukan sebelum mengambil keputusan untuk menggabungkan
perusahaan. Perusahaan harus memilih dengan cermat organisasi atau individu yang akan digunakan
sebagai penasehat meger yang mereka lakukan untuk tujuan yang akan direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Merger (Minggu, 3 Juli 2022. 16:40)


2. http://marragam-ragam.blogspot.co.id/2010/12/merger-konsolidasi-dan-akuisisi.html (
minggu , 3 Juli 2022. 16:30)
3. https://www.scribd.com/doc/287278520/Merger-Akuisisi-Konsolidasi-Dan-
Pemisahan-Perusahaan (Minggu, 3 Juli 2022. 17.30)
4. Hukum Perusahaan Indonesia, Prof. Dr.Abdulkadir Muhammad, SH., Penerbit : Citra
aditya Bakti,. 2016. Jakarta.
5. Hukum Dagang Indonesia, Dr. Djoko Imbawani Atmadaja, SH, MH., Penerbit Intans
Publishing, 2011, setara press, ISBN : 978-602-98111-3-1
6. Hidayat, Deni. (2016). Pengertian Merger dan Akuisisi Serta Alasannya. Di akses
darihttps://ekonome.id/09/mergerdanakuisisipengertianjenisalasankelebihandan
kekurangannya Tanggal 3 Juli 2022. Jam 21.45 WIB.
7. Diakses dari http://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-bentuk-
restrukturisasiperusahaan/ Tanggal 3 Julii 2022. Jam 22.34 WIB.
8. Diakses dari https://haviddd.wordpress.com/2012/05/14/makalah-merger/ Tanggal
3 Juli 2022. Jam 22.37 WIB.
9. Diakses dari http://etyulia.blogspot.com/2012/04/makalah-restrukturisasi.html
Tanggal 3 Juli 2022. Jam 22. 57 WIB.
10. DiaksesDiakses dari http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2014/06/makalah-
merger-ekonomi.Tanggal 3 Juli 2022. Jam 23.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai