Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

” Kombinasi bisnis bertahap dan divestasi ”

Dosen Pengampu : Fetri setyo liyundira, SE. M.Akun.

Disusun Oleh :

1. Aji Solikhin (218133060)


2. Roby Dzulkarnain (218133075)
3. Rolino Anggara P. (218133081)
4. Lukman Hakim (217132994)

6 AKUNTANSI B1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE WIDYA GAMA LUMAJANG
Jl. Gatot Subroto No.4 lumajang Telp (0334) 881924

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kombinasi bisnis bertahap dan divestasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN 2.
Kami menyadari penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian pengantar dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi yang luas bagi pembaca pada umumnya.

Lumajang, 14 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
Kata Pengantar

DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan Makalah................................................................................................
D. Manfaat............................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................................
E. Pengertian..........................................................................................................
F. Kombinasi bisnis bertahap dan pendapatan praakuisisi.....................................
G. Definisi divestasi...............................................................................................
H. Tujuan divestasi................................................................................................
I. Metode divestasi................................................................................................
J. Dampak pelaksanaan divestasi...........................................................................
K. divestasi.............................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................................
L. Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam perkembangan bisnis saat ini persaingan semakin ketat
dan dunia bisnis  mengarah kepada bisnis yang inovatif, kreatif,
efektif dan efisien. Dalam jaman globalisasi ini semuanya harus
serba cepat dan konsumen menginginkan semua produk baik barang
dan jasa yang memiliki kualitas serta mutu yang baik, perusahaan
merupakan sebuah elemen penting dalam bisnis karena perusahaan
dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat dan bisa
membangun ekonomi di sebuah daerah.
Dalam perkembangannya saat ini perusahaan telah melakukan
segala strategi untuk bisa tetap hidup, berkembang dan maju.
Perusahaan pada saat ini bersaing dengan ketat untuk mendapatkan
konsumen dan pasar guna membuat perusahaan mereka maju
melalui banyak strategi dan kebijakan diantaranya yaitu: kombinasi
bisnis bertahap dan divestasi. Kombinasi bisnis bertahap pada jaman
sekarang banyak dilakukan karena mempunyai banyak keuntungan
bagi perusahaan itu sendiri.Kombinasi bisnis bertahap dapat terjadi
jika entitas induk ingin menguasai sepenuhnya sahamentitas
anak. Dalam hal ini, entitas induk melakukan transaksi dengan
pemegang saham minoritas atau nonpengendali.
Kombinasi bisnis bertahap dilakukan guna membuat perusahaan
itu menjadi besar dan memperoleh pasar yang luas, selain itu
perusahaan induk akan mempunyai kuasa penuh terhadap
kepemilikan saham yang ada di perusahaan anak karena
pengendalian penuh perusahaan anak ada di perusahaan induklah
yang menentukan segala kebijakan dan strategi bagi perusahaan
anak.
Selain itu sebuah perusahaan dalam persaingannya bisa
melakukan divestasi yaitu melakukan penjualan saham anak milik
perusahaan induk, jadi divestasi tersebut mengurangi kepemilikan
perusahaan induk atas perusahaan anak.Divestasi tersebut dilakukan
karena sebuah perusahaan telah bisa mandiri dan mencoba untuk
membesarkan perusahaan tersebut, baik kombinasi bisnis bertahap
maupun divestasi semuanya mempunyai keuntungan masing-masing
bagi sebuah perusahaan.
Perusahaan yang ada saat ini melakukan kombinasi bisnis bertahap
maupun divestasi karena tuntutan dari era saat ini yang
mengharuskan sebuah perusahaan memikirkan strategi dan langkah
yang baik untuk dilakukan bagi perusahaan guna tetap bisa
mendapatkan keuntungan dan bisa bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam melakukan kombinasi bisnis bertahap maupun divestasi
sebuah perusahaan harus bisa menganalisis segala kemungkinan
yang akan terjadi apabila mereka melakukan kombinasi bisnis
bertahap maupun divestasi, tentu dalam mengambil keputusan itu
perusahaan harus melakukan rapat korrdinasi terlebih dahulu antara
pemegang saham dewan direksi dan komisaris melalui sebuah rapat.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kombinasi bisnis bertahap terjadi?
2.      Apa pengertian dari  pendapatan praakusisi?
3.      Apa yang di maksud dengan divestasi saham?
4.      Apa saja motif yang mendorong perusahaan melakukan
divestasi?
5.      Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan divestasi?
6.      Perusahaan apa saja yang melakukan kombinasi bisnis
bertahap dan divestasi?

C. Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui bagaimana kombinasi bisnis bertahap dapat
terjadi
2.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan divestasi saham
3. Untuk mengetahui motif yang mendorong perusahaan
melakukan divestasi
4.      Untuk mengetahui pengertian dari pendapatan akusisi
5.      Dapat mengetahui langkah-langkah dalam melakukan divestasi
6.      Dapat mengetahui contoh perusahaan yang melakukan
divestasi.

D. Manfaat
Bisa menambah pengetahuan informasi tentang kombinasi bisnis
bertahap dan divestasi serta mengetahui perusahaan-perusahaan yang
melakukan kombinasi bisnis bertahap dan divestasi, bisa mendorong
pembaca melakukan strategi kombinasi bisnis bertahap dan
divestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
E. Pengertian
Pengertian kombinasi bisnis ( PSAK 22 / SAK 2010 ) Kombinasi
bisnis adalah transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
atas satu atau lebih bisnis.Penggabungan sebenarnya ( penggabungan
sejati ) atau penggabungan setara ( maarger of equals ) Bisnis adalah
suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang dapat di adakan
dan di kelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk
deviden,biaya atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada
investor atau anggota anggota atau peserta lainnya.
F. Kombinasi bisnis bertahap dan pendapatan praakuisisis
Kombinasi bisnis bertahap terjadi jika entitas induk ingin
menguasai sepenuhnya saham entitas anak dalam hal ini entitas
induk melakukan transakasi dengan pemegang saham minoritas
atau nonpengendali.Dalam suatu akuisisi, apabila pemegang saham
minoritas perusahaan target tidak menyetujuinya, UU No.40 Tahun
2007 pasal 62 Tentang Perseroan Terbatas “memberikan hak untuk
meminta peseroan terbatas membeli sahamnya pada harga yang
wajar, jika pemegang saham tidak menyetujui rencana tersebut”.
Pendapatan praakuisisi, hak entitas induk atas laba dan
deviden entitas anak diperhitungkan sejak tanggal akuisisi.
Misalkan akuisisi saham yang menimbulkan hak pengendalian
berlaku efektif tanggal 1 April , sehingga pendapatan investasi
untuk tahun berjalan adalah 9 bulan. Jadi, laba perusahaan induk
atau laba konsolidasi dari sudut pandang perusahaan induk adalah :
Laba entitas induk  + pendapatan investasi atas laba entitas anak
untuk 9 bulan.
Laporan konsolidasi pada dasarnya juga dibuat atas periode 9 bulan
laporan keuangan entitas anak. Jadi,laba konsolidasi versi kertas
kerja adalah :
Laba entitasinduk periode 1 tahun Xxx

Laba entitas anak  untuk 9 bulan Xxx


terakhir

Laba kepentingan nonpengendali (xxx)


periode 9 bulan

Laba konsolidasi tahun berjalan  Xxx

Pendapatan Praakuisisi merupakan pendapatan yang seharusnya


diperoleh entitas induk sebelum tanggal akuisisi, misalkan entitas
induk mengakuisisi 90% entitas anak tanggal 1 Aprl 2013. Laba
entitas anak tahun 2013 sebesar Rp 120.000.000,00 diperoleh merata
sepanjang tahun. Laba entitas induk tahun 2013 adalah Rp
200.000.000,00.

Dasar 9 Bulan Dasar 1 Tahun

Laba Entitas Induk periode 1 Rp 200.000.000,00 Rp 200.000.000,00


tahun

Laba entitas anak Rp 90.000.000,00 Rp 120.000.000,00

PendapatanPraakuisisi - (Rp 27.000.000,00)


(3/12X90%X120.000.000,00 )

Laba kepentingan nonpengendali (Rp 9.000.000,00) Rp 12.000.000,00)

Laba Konsolidasi tahun 2013 Rp 281.000.000,00 Rp 281.000.000,00

Pendapatan Praakuisisi diperlakukan sebagai pengurang laba


konsolidasi jika kombinasi bisnis atau Reakuisisi dilaukan bukan
pada awal tahun.
 Contoh : pada tanggal 5 Januari 2012, PT India mengakuisisi
kembali 10 % kepentingan equitas PT Armenia yang memberikan
PT India pengendalian atas PT Armenia. Hal inilah yang disebut
sebagai kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap atau
disebut juga akuisisi bertahap.
PSAK 22 revisi 2010 mensyaratkan dilakukanya penilaian investasi
kembali pada saat terjadi kombinasi bisnis bertahap.Dalam hal ini
pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan equitas yang
dimiliki sebelumnya atas pihak yang diakuisisi sebesar nilai wajar
pada tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi.
Contoh : pada tanggal 5 Januari 2012, PT India memiliki investasi
Rp 4,36 M atas 40% saham biasa PT.Armenia. kekayaan PT
Armenia pada tanggal tersebut adalah Rp 11 M atas 1 Jt lembar
saham. Selisih nilai investasi dan nilai buku yang dimiliki
disebabkan oleh goodwill. Pada tanggal tersebut PT India
mengakuisisi 15% lagi saham PT Armenia dengan harga Rp 1,71 M.
Selisih investasi dengan nilai buku yang dimiliki sebesar Rp 1,65 M
(15% x 11 M) disebabkan goodwill sebesar 60 Jt atas akuisisi 15%
ini, PT India mencetak peningkatan nilai investasi sebesar harga
akuisisi sebagai berikut :
Investasi dalam saham PT Armenia      Rp 1,70 Jt
                  Kas                                      Rp 1,70 Jt
Sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 22 revisi 2010, kombinasi
bisnis bertahap mensyaratkan nilai investasi yang telah ada, yakni
sebesar 40%, dinilai berdasarkan nilai wajar dengan merujuk pada
harga akuisisi tanggal 5 Januari 2012 .
PT Armenia sebesar 60 Jt merupakan goodwill atas 15%
kepemilikan akuitas PT Armenia sehingga total goodwill harus
dikalkulasi kembali untuk harga akuisisi atas 100% equitas PT
Armenia. Harga akuisisi 100% equitas PT Armenia adalah 1,71 M
atau 15% = 11,4 M. Jadi, nilai total goodwill adalah 400 Jt yakni
selisih harga akuisisi atas dasar 100 % kepemilikan dengan total nilai
buku kekayaan PT Armenia cara lain adalah dengan membagi
goodwill yang timbul dari akuisisi bertahap pada tanggal 5 Januari
2012 dengan 15 % kepemilikan ( Rp 60 Jt / 15% = 400 Jt) karena
kepemilikan 40% PT India sebelumnya atas equitas PT Armenia,
maka nilai investasi atas kepemilikan 40% tersebut adalah 40% x
11,4 M = Rp 4,6 M. karena nilai investasi yang tercatat sebesar Rp
4,36 M terdapat kenaikan nilai investasi sebesar 200 Jt ( Rp 4,56 M –
Rp 4,36 M ). PSAK 22 mensyaratkan kenaikan nilai investasi ini
dicatat sebagai keuntungan dengan jurnal sebagai berikut :
Investasi                Rp 200 Jt
      Keuntungan                Rp 200 Jt
Jadi, total nilai investasi setelah nilai akuisisi bertahap adalah 6,27
M( Rp 4,56 M + Rp 1,71 M). jumlah ini sama dengan `55% dari total
harga akuisisi yakni 11,4 M yang dihitung sebelumnya. Dalam
periode laporan sebelumnya pihak pengakuisisi mungkin telah
mengakui perubahan nilai atas kepentingan equitasnya pada pihak
yang diakuisisi dalam pendapatan komprehensif lainnya.Misalkan
PT India mencatat 45% kepemilikan equitas atas PT Armenia dalam
bentuk “Surat Berharga Tersedia untuk Dijua”.Surat berharga
klasifikasi tersedia untuk dijual berdasarkan PSAK 22 harus dinilai
pada fair value(nilai wajar) dimana selisih antara harga perolehan
dengan nilai wajar disajikan di sisi ekuitas sebagai pendapatan
komprehensif lainnya.
Misalkan dalam sisi ekuitas neraca PT India per 31 /12 / 2011
terdapat Pendapatan Komprehensif lainnya sebesar Rp 50 Jt atas
penilaian investasi dalam 45% ekuitas PT pengendalian, PT India
harus mereklasifikasi pendapatan komprehensif lainnya sebesar 50 Jt
tersebut menjadi keuntungan dengan jurnal sebagai berikut :
Selisih penilaian – Surat Berharga Tersedia untuk Dijual    Rp 50 Jt 
Keuntungan Rp 50 Jt.PSAK 22 juga mengatur bahwa untuk setiap
kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur kepentingan
nonpengendali pada pihak yang diakuisisi, baik pada nilai wajar
ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas
asset neto terindetifikasi kepentingan nonpengendali adalah 45% dari
kekayaan yang dimiliki, yakni Rp 4,95 M (45% x Rp 11 M)
ditambah alokasi goodwill untuk kepentingan nonpengendali sebesar
Rp 180 Jt (45% x 400 Jt), sehingga total kepentingan nonpengendali
Rp 5,13 M.
Misalkan dalam tahun 2012 PT Armenia mengumumkan laba
sebesar Rp 600 Jt dan terjadi penurunan nilai goodwill Rp 100 Jt, 
sehingga pendapatan investasi PT India periode 2012 adalah sebagai
berikut :

Laba dari entitas anak Rp 330.000.000


55%

Penurunan nilai goodwill ( Rp 55.000.000)


55%

Pendapatan investasi Rp 275.000.000

Karena itu, nilai investasi per 31/12/2012 adalah sebagai berikut :

Investasi 1/1/2012 Rp 4.360.000.000

Penilaian atas nilai wajar Rp 200.000.000

Akuisisi 5/1/2012 Rp 1.710.000.000

Pendapatan investasi Rp 275.000.000

Invetasi 31/12/2012 Rp 6.545.000.000

Sedangkan laba kepentingan nonpengendali adalah sebagai berikut :

Laba PT Armenia 45% Rp 270.000.000

Penurunan nilai goodwill 45% (Rp. 45.000.000)

Laba kepentingan nonpengendali Rp 225.000.000


Kertas kerja konsolidasi PT India dan PT Armenia untuk periode
yang berakhir 31/12/2012 disajikan dalam Peraga 7-2. Adapun jurnal
eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja konsolidai adalah
sebagai berikut :
1. Eliminasi pendapatan dari entitas anak dan laba dibagi anak sebesar

Rp275.000.000

Pendapatan dari PT Armenia                          Rp 275.000.000

  Investasi dalam saham                                        Rp 275.000.000

2.      Alokasi laba kepentingan non pengendali


Laba kepentingan non pengendali                  Rp 225.000.000
 Kepentingan non pengendali                    Rp 225.000.000
3.      Eliminasi saldo awal
      Modal saham                                     Rp 8.000.000.000
       Laba Ditahan                                    Rp 3.000.000.000
     Goodwill                                            Rp 400.000.000

Investasi Dalam Saham                  Rp 6.270.000.000

Kepentingan Nonpengendali              Rp 5.130.000.000

4. Penurunan Nilai Goodwill


Beban Operasi                                                 Rp 100.000.000
Goodwill                                                          Rp 100.000.000

G. Definisi divestasi

Apakah Anda pernah mendengar istilah divestasi? Dalam


dunia bisnis, ekonomi, dan keuangan, divestasi adalah hal yang
sudah biasa dilakukan. Lalu sebenarnya apa pengertian divestasi,
metode, dan tujuan penerapannya? Simak selengkapnya dalam
artikel berikut ini. 
Divestasi adalah pengurangan jenis aset baik aset finansial
atau aset barang yang dimiliki perusahaan. Divestasi sering kali
disebut sebagai kebalikan dari kegiatan investasi. Ketika investasi
bertujuan menambah aset yang dimiliki oleh perusahaan atau
pribadi untuk mendapat keuntungan yang lebih besar, divestasi
malah mengurangi aset perusahaan. Oleh sebab itu, divestasi sering
dikonotasikan sebagai kegiatan yang negatif karena melakukan
pengurangan aset, padahal bisa jadi kegiatan ini juga dilakukan
untuk menambah keuntungan bagi orang/perusahaan tersebut. 

H. Tujuan divestasi

Beragam tujuan yang bisa dicapai ketika sebuah perusahaan


melakukan divestasi, di antaranya: 

1. Mengurangi beban dan menambah pendapatan. Beban aset


yang dimaksud seperti pajak, biaya perawatan, dan
lainnya. 

2. Fokus pada bisnis yang lebih memberi keuntungan.

3. Menghasilkan keuntungan besar di saat yang tepat, seperti


menjual kembali instrumen investasi saat harga naik. 

4. Mengurangi potensi rugi yang lebih besar karena aset yang


dijual tidak lagi menguntungkan.

I. Metode divestasi
Selain beragam tujuan, divestasi juga dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Bagaimana cara melakukan divestasi?
1. Metode Penjualan 

Merupakan metode paling umum yang dijalankan dari kegiatan


divestasi. Penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam
bentuk unit bisnis, segmen, divisi atau sekelompok aset kepada
perusahaan lain

2. Metode Spin-Off
Melalui metode spin-off biasanya perusahaan induk mengubah
sebuah divisi menjadi entitas (unit usaha lain yang masih satu buku
akuntansi dengan perusahaan induk) yang terpisah. Lewat metode
ini, saham entitas akan dibagi kepada pemegang saham perusahaan
induk. 

3. Metode Tracking Stock 

Merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk menelusuri


kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Metode ini dilakukan
untuk melacak dalam pembagian dividen yang jumlahnya
tergantung pada kinerja divisi bersangkutan. 

4. Metode Carve Out 

Divestasi dengan metode carve out terjadi ketika perusahaan induk


mengubah divisi menjadi entitas yang terpisah. Berbeda
dengan spin-off dimana entitas masih berada dalam satu buku
akuntansi dengan perusahaan induk. Dalam metode carve-
out saham entitas dijual kepada masyarakat. Jadi pemegang saham
bukan hanya pemilik saham perusahaan induk tetapi sebagian
dimiliki juga oleh masyarakat luar. 

J. Dampak Pelaksanaan Divestasi

Divestasi yang dilakukan perusahaan tentu memiliki dampak


positif dan negatif. Dampak negatifnya tentu saja mengurangi aset
perusahaan dan perusahaan kehilangan potensi pendapatan dari lini
usaha yang asetnya dijual tersebut. 
Selain itu, divestasi juga dapat menguntungkan jika dilakukan
dengan metode yang tepat di waktu yang tepat. Contohnya
penjualan aset yang sudah tidak terpakai dan lini bisnis yang selalu
mengalami kerugian tentu bisa meringankan beban perusahaan
apabila dijual. Dari dana penjualan tersebut, perusahaan kemudian
dapat memiliki budget tambahan untuk melakukan kegiatan lain
yang lebih produktif seperti meningkatkan promosi untuk lini
bisnis yang memberi keuntungan.

Penjualan aset perusahaan bersinggungan dengan pengenaan Pajak


Pertambahan Nilai atau PPN.

Dalam pasal 16D UU PPN, diatur mengenai pungutan pajak atas


aktiva perusahaan. PPN dikenakan atas penyerahan BKP berupa
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
oleh PKP, kecuali atas penyerahan aktiva, yang pajak masukannya
tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 atar
(8) huruf b dan c. Penyerahan mesin, bangunan, peralatan,
perabotan atau aktiva lain yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh PKP dikenakan pajak sepanjang memenuhi
persyaratan.

Perlu diperhatikan bahwa kegiatan divestasi yang dilakukan oleh


perusahaan akan berdampak langsung pada penerimaan kas,
dimana dampak ini akan terjadi dalam jangka pendek.

Perusahaan yang melakukan divestasi secara umum akan mencatat


hasil penjualannya, dimana nilai dari penjualan dapat
meningkatkan laba dalam laporan keuangan. 

K. Divestasi
Divestasi (divestment or divestiture) dapat didefiniskan sebagai
pengurangan aset perusahaan untuk pertimbangan tujuan finansial,
etika atau politis; serta penjualan atau pelepasan porsi bisnis yang
telah berjalan. Divestasi ini merupakan kebalikan dari tindakan
investasi, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan.

Divestasi dalam perusahaan menyebabkan berkurangnya hak


induk atas laba dan deviden anak,kemudian nilai buku investasi
dalam saham yang dijual harus dihitung pada tanggal penjualan,
apabila harga jual lebih tinggi dari nilai investasi saham yang dijual
maka entitas induk  mendapat laba penjualan, tetapi sebaliknya
apabila harga jual lebih rendah dari nilai investasi saham yang dijual
maka perusahaan akan merugi.

1.  Motif  perusahaan melakukan divestasi


a. perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis
yang bukan merupakan bagian dari bidang
operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut
dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat
dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford
Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya
telah menjual beragam bisnis yang tidak berelasi
dengan bisnis utamanya.
b. Divestasi perusahaan dilakukan untuk menghasilkan
keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena
divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar
dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX
Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada
bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api
serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan
sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
c. perusahaan yang telah melakukan divestasi (menjual
bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai
perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan
kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi
perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan
dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan
divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan
untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga
daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
d. Pada  unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi.
Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core
competence perusahaan, maka kemungkinan gagal
dalam operasionalnya semakin besar, maka
dilakukanlah divestasi
2. Langkah-langkah strategi divestasi

Sangat penting untuk suatu perusahaan memiliki strategi


divestasi yang excellent atau piawai sehingga menghasilkan
eksekusi divestasi dengan nilai tambah. Istilahnya, ada yang
menyebutkan sebagai “divestment for value”. dapat
disampaikan tips langkah-langkah praktis dalam strategi
divestasi berikut ini:

a. Tetapkan kesepakatan bisnis utama.

Perusahaan pada umumnya sejalan dengan


membesar aset bisnisnya memiliki dorongan untuk
berekspansi, dari satu bisnis kepada bisnis-bisnis
lainnya, terus dan semakin menggurita menjadi
semacam konglomerasi kecil. Dalam hal ini,
disarankan untuk perusahaan melakukan business
portfolio review secara berkala bagaimana
definisi core business bagi manajemen dan sampai
sejauh mana ekspansi itu diperkenankan melebar.
Manajemen senior dan pemilik perlu bersepakat
untuk perusahaan fokus kepada keunggulan utama
yang memiliki pasar konsumen terbaik dalam jangka
panjang. Untuk ini jangan pelit untuk mengadakan
riset yang komprehensif demi analisis yang men-
detail.

b. Bentuk team yang capable.          

 Team professional harus dibentuk yang mencakup


berbagai aspek: keuangan, organisasi, pasar, strategi,
dll. Tujuannya adalah menelurkan analisis
bagaimana bertahan di bisnis inti
secara profitable dan berjangka panjang serta
rekomendasinya.

c. Berani eksekusi dengan rasional.

Keberanian eksekusi yang rasional itu diperlukan


demi penyelamatan usaha di masa mendatang.
Amputasi itu demi menyelamatkan nyawa seorang
pasien sangat diperlukan, walaupun itu pedih
rasanya dan dampaknya. Demikian juga suatu
eksekusi yang rasional atau penuh pertimbangan
dapat dilaksanakan secara berarti (significant) dan
dengan segera.

Strategi divestasi tidak berhenti di tingkat eksekusi


tetapi –seringkali ini yang lebih penting- sampai
dirancangkan bagaimana langkah-langkah
selanjutnya. Ini yang menentukan dan memberi nilai
kesuksesan pada tindakan divestasi.
3. Bentuk- bentuk Divestasi

a.       sell- off

Transaksi divestasi yang terjadi antra dua


perusahaan independen. Divestasi ini  melibatkan
seluruh perusahaan atau beberapa unit bisnis,divisi
atau lini produk.

b.       spin-off

menjual saham anak perusahaan sebagai perusahaan


yang memiliki nilai tersendiri dipasar saham

c.      Equity Carve-Out

hampir sama dengan spin-off, tetapi hanya menjual


sebagian kecil saham anak perusahaan tersebut
sehingga perusahaan induk masih memiliki kendali
atas anak perusahaan tersebut

4. Divestasi di awal tahun

Misalkan PT India melepaskan investasinya efektif


tanggal 1 januari 2014 nilai investasi pada tanggal
tersebut adalah 8.582.875.000 atau merupakan nilai
investasi per 31/12/2013 yang telah dijelaskan
sebelumnya.penjualan 14% saham PT Armenia yang
dimiliki setara dengan 0,2 dari nilai investasi yang
dimiliki atau Rp.716.575.000 (0,2 x Rp
8.582.875.000).pelepasan pada harga Rp. 1,75
Miliar menghasilkan keuntungan Rp.
33.425.000.pelepasan investasi tersebut
menyebabkan kepemilikan PT India atas saham PT
Armenia 14% atau menjadi 56%.
Pendapatan investasi PT.India tahun 2014 di hitung dengan
presentase kepemilikan 56% sebagai berikut:

Laba entitas anak Rp.336.000.000,00


(56% X 600 juta)

Penurunan nilai (34.300.000,00)


goodwill tahun
(56% X
61.250.000)

Pendapatan Rp. 301.700.000,00


investasi

Sedangkan nilai investasi pada akhir tahun 2014 menjadi sebagai


berikut:

Investasi Rp8.582.875.000
31/12/2013

Pelepasan (Rp1.716.575.000)

Investasi Rp 6.866.300.000)
1/1/2014 setelah
pelepasan

Pendapatan Rp 301.700.000
investasi

Deviden (56% X (Rp. 112.000.000)


200 juta)

Investasi Rp 7.056.000.000
31/12/2014

Kertas kerja konsolidasi PT. India dan PT. Armenia disajikan dalam
peraga 7-4.

Jurnal eliminasi dalam ketas kerja konsolidasi tersebut di jelaskan


sebagai berikut:
a.      Pendapatan dari entitas anak dan deviden entitas anak.

Pedapatan dari PT.Armenia         Rp. 301.700.000

    Deviden                                        Rp. 112.000.000

      Investasi dalam PT.Armenia        Rp. 189.700.000

b.      Aloksi laba kepentingan nonpengendali

 Laba entitas Rp. 264.000.000


anak Rp.600 juta
X 44%

Penurunan nilai Rp. (26.950.000)


goodwill 44%X
61.250.000

Laba Rp.237.050.000
kepentingan
nonpengendali

                            

             Laba kepentingan nonpengendali              Rp. 237.050.000

             Dividen                                                      Rp. 88.000.000

        Kepentingan nonpengendali              Rp.149.050.000

c.       Eliminasi saldo awal                                                

Modal saham                                 Rp. 8.000.000.000

Laba ditahan                          Rp. 4.100.000.000

Goodwill                                Rp. 161.250.000

      Investasi dalam PT Armenia          Rp. 6.866.300.000


           Kepentingan nonpengendali           Rp .5.394.950.000

d.      Penurunan nilai goodwill

Beban operasi                                Rp. 61.250.000

                        Goodwill                              Rp. 61.250.000

5. Divestasi dalam Tahun Berjalan

Dalam kas sebelumnya, misalkan PT. India menjual 20%


investasinya atas saham PT. Armenia tanggal 1 April 2014, sehingga
nilai buku investasi yang dijual harus ditetapkan pada tanggal
divestasi (1 April 2014) dengan perhitungan sebagai berikut :

Investasi 31/12/2013 Rp.


8.582.875.000

Pendapatan Investasi 1/1-1/4 2014 Rp. 105.000.000


(70% x 600 jt x 3/12)

Investasi ¼ 2014 Rp.8.687.875.000

Divestasi 20% (Rp.


1.737.575.000)

Harga divestasi sebesar Rp. 1.75 M atas nilai buku Rp.


1.737.575.000 menimbulkan kerugian pada PT. India sebesar Rp.
12.425.000.Persentase kepemilikan saham entitas anak mengalami
perubahan pada tahun berjalan, yang berdampak pada perhitungan
pendapatan investasi. Pendapatan imvestasi dari 1 Januari hingga 31
Maret 2014 dihitung berdasarkan persentase kepemilikan 70%, dan
sejak 1 April hingga 31/12/2014 persentase kepemilikan menjadi
56%. Perhitungan pendapata investasi adalah sebagai berikut :

Pendapatan investasi 1/1- Rp.


1/4/201470% x 600 jt x 3/12) 105.000.000

Pendapatan investasi ¼-31/12 2014

-          Laba anak ¼ -31/12/2014     


(56% x 600 jt x 9/12 Rp.252.000.000

-          Penurunan nilai goodwill     (Rp.


(56% x 61.250.000) 34.300.000)

Pendapatan investasi 2014 Rp.


322.700.000

Investasi 31/12/2013      Rp.


8.582.875.000

Pelepasan saham     (Rp.


1.737.575.000)

Dividen      (Rp.


112.000.000)

Investasi 31/12/2014 Rp.


7.056.000.000

Disisi lain, laba kepentingan nonpengendali dihitung secara


proporsional berdasarkan perubahan persentase kepemilikan
nonpengendali.

Laba entitas anak 1/1- ¼ 2014 Rp.


(30% x 600 jt x 3/12 45.000.000

Laba entitas anak ¼- Rp.


31/12/2014 (44% x 600 jt x 198.000.000
9/12)

Penurunan nilai goodwill (44%  (Rp.


x 61.250.000) 26.950.000)

Laba kepentingan Rp.


nonpengendali tahun 2014 216.050.000

Kertas kerja konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31/12/2014 pada


kasus divestasi ditengah tahun berjalan disajikan pada peraga 7-5.
Jurnal eliminasi pada kertas kerja konsolidasi disajikan sebagai
berikut :
a.       Pendapatan dari entitas anak dan dividen entitas anak

                        Pendapatan dari PT. Armenia             Rp. 322.700.000

                      Dividen                                               Rp.112.000.000

               Investasi dalam PT. Armenia              Rp. 210.700.000

b.      Alokasi laba kepentingan nonpengendali

                    Laba kepentingan nonpengendali       Rp. 216.050.000

                      Dividen                                               Rp. 88.000.000

                      Kepentingan nonpengendali               Rp. 128.050.000

c.       Eliminasi saldo awal

        Modal saham                                       Rp. 8.000.000

             Laba ditahan                                       Rp.4.100.000.000

              Goodwill                                             Rp. 161.250.000

        Investasi dalam PT. Armenia            Rp. 6.845.300.000

Kepentingan nonpengendali 1/1(30%)  Rp.3.678.375.000

  Kepentingan nonpengendali ¼ (14%)   Rp.1.737.575.000

Pelepasan saham oleh entitas induk menyebabkan kepentingan


nonpengendali bertambah. Karena divestasi terjadi ditengah tahun
berjalan, saldo kepentingan nonpengendali bertambah sebesar 14%.
Pertambahan saldo kepentingan nonpengendali pada tanggal akuisisi
adalah 14% dari total kekayaan entitas anak pada tanggal tersebut,
yakni :

Modal saham Rp.8.000.000.000


Laba ditahan 1/1/2014 Rp
4.100.000.000

Laba entitas anak 1/1-1/4/2014 Rp.   150.000.000

Kekayaan entitas anak 1/4/2014 Rp.


12.250.000.000

Penambahan kepentingan Rp.


nonpengendali- kekayaan 14% 1.715.000.000

Goodwill bagian kepentingan  Rp.    22.575.000


nonpengendali 14% x 161.250.000

Total penambahan kepentingan Rp.


nonpengendali 1.737.575.000

d.      Penurunan nilai goodwill

             Beban operasi              Rp. 61.250.000

Goodwill                     Rp.61.250.000
BAB III

PENUTUP

L. Kesimpulan

Setelah pembahasan dari materi yang ada maka dapat


disimpulkan kombinasi bisnis bertahap adalah sebuah pengambil
alihan entitas atau perusahaan anak yang dilakukan secara bertahap
oleh perusahaan induk baik aset ataupun hutang perusahaan anak.
divestasi adalah sebuah langkah perusahaan melepaskan saham
dari perusahaan induk kepada perusahaan maka semakin banyak
perusahaan induk melakukan divestasi maka akan semkin
berpengaruh dalam hubungan perusahan induk dan anak,bahkan
sampai hubungan antara induk dan anak tidak terjadi lagi apabila
divestasi dilakukan secara penuh. Kedua langkah tersebut baik
kombinasi bisnis bertahap maupun divestasi merupakan langkah
strategi dalam dunia bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/makalah-kombinasi-bisnis-7-pdf-free.html

https://id.scribd.com/doc/294564213/makalah-kombinasi-bisnis

https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=makalah+kombinasi+bisnis+dan+devisit

Anda mungkin juga menyukai