Keuangan “MERGER”
Disusun Oleh :
Kelas : F
Nama Kelompok : 3
1.Elna Arlinda (2012310785)
2.Ria Anggraeni (2012310146)
3.Vega Atlantic (2012310226)
4.Octavia Mandasari (2012310223)
5.Febrina Eunike Ratu (2012310577)
6.Endriana Luckita (2012310554)
TAHUN AJARAN 2013-
2014 JURUSAN
AKUNTANSI
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................II
Daftar Isi................................................................................................................III
BAB 1
A. Pendahuluan........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II
Pembahasan.............................................................................................................3
BAB III
A. Penutup..............................................................................................................13
B. Kesimpulan........................................................................................................14
C. Saran...................................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini untuk menjadi sebuah perusahaan yang besar
dan mampu bersaing dibutuhkan alternatif strategi yang tepat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan baik strategi internal maupun eksternal perusahaan.
Dilingkungan internal terjadi pada saat divisi- divisi yang ada dalam perusahaan
yang tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting sedangkan untuk
lingkungan eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha (business
combination).
Penggabungan usaha dalam akuntansi ada tiga bentuk yaitu :
konsolidasi, merger dan akuisi. Pada dasarnya merger adalah suatu keputusan
untuk mengkombinasikan/menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu
perusahaan baru. Dalam konteks bisnis, merger adalah suatu transaksi yang
menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi satu unit ekonomi yang baru.
Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-masing
pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspek-aspek permodalan maupun
aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari perusahaan yang
baru tersebut. Oleh karena itu, penggabungan usaha tersebut dilakukan secara
drastis yang dikenal dengan akuisisi atau pengambilalihan suatu perusahaan oleh
perusahaan lain. Perbedaan budaya mesti dikelola dengan baik, agar tidak menjadi
kontributor kegagalan merger dan akuisisi.
RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas ditemukan sebuah permasalahan yang akan dipaparkan
dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
Penggabungan usaha hanya dalam bentuk merger
Faktor-faktor perusahaan melakukan merger
Manfaat apa yang akan di dapat dari hasil merger
TUJUAN PENULISAN
Memenuhi salah satu tugas manajemen keuangan mengenai merger.
Menambah ilmu pengetahuan atau wawasan tentang MERGER.
MANFAAT PENULISAN
Mengetahui bagaimana MERGER di perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Merger
Berdasarkan asal-usulnya, kata merger berasal dari kata “merger”, “fusion”, atau
“absorption”, yang berarti “menggabungkan”.Merger adalah penggabungan dua perusahaan
menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli
semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-
merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi
dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang
baru.Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan
yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya.
Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.640). Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan
agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang.
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat di klasifikasikan dalam
empat tipe, yaitu :
Merger Horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama),
misalnya merger antara dua perusahaan roti, merger perusahaan sepatu, merger
perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas, bergabung dengan PT “B”
yang mengusahakan pemintalan, bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan kain dan
seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini adalah menjamin tersedianya
pasokan atau penjualan dan distribusi, dimana PT “B” akan mempergunakan produk PT
“B” dan seterusnya.
Merger vertical adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan
pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan
peurusahaan mobil. Contoh: PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu PT B yang menjadi
induk perusahaan.
Manfaat Merger
Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain
mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaan
tersebut.
Pertama adanya merger akan dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan. Peningkatan pendapatan perusahaan dikarenakan perusahaan
melakukan pemasaran yang baik, strategi yang lebih dan terfokus, serta
penguasaan pasar. Pada sisi lain, pendapatan perusahaan menjadi
terdiversifikasi karena perusahaan melakukan penggabungan usaha
Kedua salah satu alasan utama mengapa perusahaan mau melakukan merger
karena perusahaan akan mengalami efisiensi dalam biaya operasi
dibandingkan dengan dua perusahaan yang terpisah.Salah satu contoh
penurunan biaya dapat dilakukan dengan melakukan pemasaran secara
bersama untuk produk berbeda dibandingkan dengan dua perusahaan
terpisah.Operasi perusahaan dapat diefisienkan, terutama dalam bidang
sumber daya manusia yang menangani kepegawaian.Pembayaran gaji dapat
dilakukan dengan satu divisi yang menggunakan teknologi lebih baik.
Pengiklanan perusahaan dapat dilakukan sekaligus dibandingkan dengan dua
perusahaan yang sendiri-sendiri.Biaya iklan lebih murah karena biaya
iklan hanya satu dengan adanya merger. Cara ini efektif dan sangat
menguntungkan perusahaan.Penggabungan dua perusahaan juga memberikan keuntungan
terhadap jaringan perusahaan yang semakin besar bila dibandingkan dengan sendiri-
sendiri.Dalam kasus ini akan timbul biaya produksi yang mengalami penurunan dan
kuantitas produksi akan mengalami peningkatan sehingga pendapatan
perusahaan mengalami peningkatan. Dengan adanya efisiensi yang
dilakukan, maka laba perusahaan akan meningkat sehingga harga saham akan
mengalami peningkatan.
Ketiga kapitalisasi pasar perusahaan mengalami peningkatan bila
perusahaan melakukan merger. Bila perusahaan berdiri sendiri, maka
kapitalisasinya tidak mengalami peningkatan secara cepat dikarenakan
pertumbuhan laba yang kecil. Tetapi, dengan merger perusahaan, maka
kapitalisasi saham perusahaan lebih besar dikarenakan adanya harapan
investor terhadap perusahaan yang akan mengalami peningkatan pendapatan
sesuai dengan tujuan merger tersebut.
Keempat adanya merger akan memberi peningkatan kualitas sumber daya
manusia di perusahaan merger. Pegawai yang baik akan bekerja dan
mentransfer pengetahuan kepada pegawai yang belum memahami.Artinya,
antarpegawai akan saling memberi pengetahuan untuk meningkatkan kemajuan
perusahaan.Diskusi antar pegawai akan terjadi karena mereka saling
bertukar informasi untuk meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.
Kelima, adanya merger bagi dua perusahaan akan memperbaiki posisi
keuangan perusahaan serta kualitas neraca perusahaan. Semakin baiknya
posisi dan kualitas neraca perusahaan, membuat perusahaan semakin
mempunyai bargaining di pasar, baik dalam rangka memasarkan produk
perusahaan maupun mendapatkan bahan baku. Kualitas neraca perusahaan
juga memberikan citra yang baik kepada investor dan akhirnya
meningkatkan nilai saham perusahaan di bursa. Bagi bank yang mempunyai
pinjaman di perusahaan tersebut semakin yakin dananya akan kembali
sehingga perusahaan dapat meningkatkan kreditnya dengan kualitas neraca
tersebut.
Keenam, keuntungan pajak merupakan salah satu tindakan merger. Bila
perusahaan melakukan merger atau akuisisi, maka perusahaan dapat
memperoleh keuntungan pajak dengan adanya kerugian operasi dari
perusahaan yang diakuisisi.Laba bersih yang besar pada perusahaan yang
mengakuisisi mengakibatkan perusahaan membayar pajak yang tinggi, tetapi
dengan masuknya perusahaan yang rugi mengakibatkan pajak yang dibayarkan
berkurang.Keuntungan pajak juga dapat diperoleh dengan cara
meningkatkan kapasitas utang perusahaan yang belum terpenuhi.Perusahaan
menggunakan seluruh utangnya sehingga pajak yang dibayarkan mengalami
penurunan.
Ketujuh adanya merger akan memberi kualitas keputusan yang diambil
menjadi lebih berkualitas.Pengambil keputusan perusahaan merger akan
diperoleh dari pegawai yang berkualitas karena pegawai yang tinggal di
perusahaan merger adalah mereka yang mempunyai kualitas.
Pengaturan Merger di dalam Peraturan Perundang-undang Indonesia
Ketentuan mengenai merger telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya disebut “UU No. 1/1995”) dalam Pasal 102 sampai
dengan Pasal 109. Ketentuan pasal-pasal merger tersebut kemudian dituangkan ke dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Tata Cara Penggabungan, Peleburan, dan
Pengambilalihan Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya disebut “PP No. 27/1998”). Ketentuan
dalam PP No. 27/1998 ini berisi hal-hal yang bersifat teknis dan prosedural dalam aktivitas
merger. Secara umum, ketentuan merger dalam UU No. 1/1995 dan PP No. 27/1998 sudah
cukup mengakomodir kebutuhan akan kepastian hukum dalam melakukan merger di Indonesia.
Ketentuan mengenai merger berlaku secara umum bagi seluruh pelaku usaha yang berbentuk
perseroan terbatas, oleh karena itu ketentuan merger ini memiliki cakupan yang sangat luas,
bahkan dalam kasus-kasus tertentu merger merupakan strategi nasional untuk menciptakan
daya saing ditingkat internasional, dan bahkan merger dilakukan secara transnasional untuk
tujuan tersebut.Mengingat cakupannya yang luas tersebut, secara khusus aktivitas merger di
Indonesia dalam bidang usaha perbankan dan pasar modal memiliki peraturan tersendiri yang
dikeluarkan oleh lembaga otoritasnya masing-masing. Sedangkan merger di bidang perbankan
diatur dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (untuk selanjutnya
disebut “UU No. 10/1998”) dan sebagai peraturan pelaksanaannya dikeluarkanlah Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 (untuk selanjutnya disebut “PP No. 28/1999”) dan Bank
Indonesia juga menerbitkan beberapa peraturan terkait. Keberadaan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya disebut “UU No. 40/2007”) sebagai
pengganti UU No. 1/1995 diharapkan dapat membawa kepastian hukum yang semakin nyata
khususnya bagi pelaku usaha. UU No. 40/2007 yang disahkan pada tanggal 16 Agustus 2007
ini mengalami beberapa penambahan dan banyak penyempurnaan dari UU No. 1/1995,
termasuk dalam hal pengaturan kegiatan merger yang diatur dalam Pasal 122 sampai dengan
Pasal 137.
Adapun PP No. 27/1998 sebagai peraturan pelaksanaan dari UU No. 1/1995 kini sedang dalam
tahap penyempurnaan, guna menyelaraskan ketentuan-ketentuan yang baru yang dimuat dalam
No. UU 40/2007. Jika ditelaah lebih rinci, terdapat
beberapa perbedaan yang cukup signifikan dalam pengaturan merger di dalam UU No. 1/1995
dengan Undang-undang Perseroan Terbatas yang baru, yaitu UU No. 40/2007.
BAB III
PENUTUP
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger mengambil/membeli
semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan
yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger
berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru.
Demikian makalah ini dibuat sedemikian rupa jika ada salah kata/penulisan
mohon dimaafkan khususnya tentunya pembaca,semoga makalah ini berguna
khususnya pembaca,dan banyak manfat dari membaca makalah ini kita bisa
mengetahui adanya tentang pembahasan MERGER.
KESIMPULAN
Merger merupakan salah satu cara yang efesien untuk membangun ataupun memperluas
jaringan usaha.Merger juga sering dicari oleh para pemegang saham untuk menanamkan
modalnya dalam perusahaan tersebut. Merger data di kelompokkan menjadi tiga golongan yaitu;
merger Horisona,vertical,dan konglomerat.Merger horisonal yaitu merger yang dilakukan oleh
kedua perusahaan yang mempunai produk yang sejenis misalnya perusahaan sepatu dengan
perusahaan sepatu, merger Verikal yaitu merger yang dilakukan oleh kedua peusahaan yang
memiliki salng keterikatan misalnya antara prosahaan mobil dan ban, Merger konglomerat yaitu
merger yang dilakukan dengan tidak menfokuskan pada produk akan tetapi mereka melaukan
merger ats dasar penjualan nama, atupun juga denga pertukaran saham antara kedua belah
persahaan.Merger merupakan cara yang signifikan untuk memperkuat fondasi bisnis,apabila
merger memberikan sinergi yang baik untuk bisnis tersebut.Hazel J.Johnson (1995) menyatakan
bahwa sebuah perusahaan jika ingin sukses dalam melakukan merger setidaknya harus dalam
kondisi yang baik dalam kondisi keuangan, menejemen yang baik.
Ketentuan mengenai merger telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 102 sampai dengan Pasal 109.Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1998 tentang Tata Cara Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya disebut “PP No. 27/1998”). Serta masih banyak Pasal-
pasal yang mengatur masalah merger.
SARAN
Perusahaan harus ekstra hati-hati untuk menghindari kecongkakan manajemen dalam
merger.Cara terbaik untuk menghindari kecongkakan manajemen adalah dengan memastikan
bahwa proses evaluasi menyeluruh telah dilakukan sebelum mengambil keputusan untuk
menggabungkan perusahaan.Perusahaan harus memilih dengan cermat organisasi atau individu
yang akan digunakan sebagai penasehat akuisisi yang mereka lakukan untuk tujuan yang sedang
direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA