Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MERGER DAN AKUISISI

DISUSUN OLEH:

AULYA RAHMI PUTRI


20180410314

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya, maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah
Manajemen Keuangan yang berjudul “MERGER DAN AKUISISI“. Saya
hanturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Terutama kepada Ibu Alien Akmalia sebagai dosen pengampu mata kuliah
ini.

Dalam Penulisan makalah ini, saya merasa masih banyak


kekurangan, baik dalam materi maupun cara penulisan, untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi menyempurnakan isi
makalah ini. Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak
terhingga kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung atas sumber- sumber materi sebagai bahan referensi yang
membantu saya dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya saya berharap
semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan.

Yogyakarta, 27 Desember 2019

Penyusun

Aulya Rahmi Putri

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................1
1.3. Maksud dan Tujuan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1. Pengertian Merger dan Akuisisi........................................................3
2.2. Model-model Merger dan Akuisisi.....................................................4
2.3. Dasar hukum Merger dan Akuisisi....................................................5
2.4. Sumber-sumber keuntungan potensial dari Merger dan Akuisisi.....7
2.5. Bagaimana perolehan nilai dari Merger dan Akuisisi?......................9
BAB III PENUTUP......................................................................................13
3.1. KESIMPULAN.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara


perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk
selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau
dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan
suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal,
transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-bentuk
penggabungan usaha antara lain melalui merger dan akuisis. Di Indonesia
praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (internal acquition)
khusus pada perusahaan yang go publik. Merger dan akuisis ini telah
berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah untuk
memperoleh sinergi, strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan
mengeksploitasi mis-pricing di pasar modal. Pada umumnya tujuan
dilakukannya merger dan akuisis adalah mendapatkan sinergi dan nilai
tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan
dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus
menjadikan dua ditambah dua menjadi lima dan seterusnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Merger dan Akuisisi?
2. Apakah model-model dari Merger dan Akuisisi?
3. Apakah dasar hukum Merger dan Akuisisi?
4. Apa saja sumber-sumber keuntungan potensial dari Merger dan
Akuisisi?
5. Bagaimana perolehan nilai dari Merger dan Akuisisi?

1
1.3. Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui pengertian Merger dan Akuisisi


2. Mengetahui model-model dari Merger dan Akuisisi
3. Mengetahui dasar hukum Merger dan Akuisisi
4. Mengetahui sumber-sumber keuntungan potensial dari Merger dan
Akuisisi
5. Mengetahui perolehan nilai dari Merger dan Akuisisi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Merger dan Akuisisi

1. Pengertian Merger
Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah
satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya
sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya
dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Alasan utama suatu entitas melakukan Merger adalah untuk
menyatukan sumber daya, kekuatan, dan kelemahan perusahaan
sehingga diharapkan perusahaan baru akan beroperasi lebih baik.
Alasan lainnya juga untuk mengurangi persaingan dan
mendapatkan kerja sama yang bisa menguntungkan kedua belah
pihak yang melakukan merger. Hal ini juga berdampak kepada para
pemegang saham perusahaan-perusahaan yang melakukan
Merger. Para pemegang saham perusahaan lama di kedua belah
pihak akan menjadi pemegang saham perusahaan baru.

2. Pengertian Akuisisi

Akuisisi adalah Situasi dimana satu perusahaan membeli


sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lain untuk
mengambil kendali. Akuisisi terjadi ketika perusahaan pembeli
memperoleh lebih dari 50% kepemilikan di perusahaan target.

Perusahaan melakukan akuisisi karena berbagai alasan.


Mereka mungkin berusaha untuk mencapai skala ekonomi, pangsa

3
pasar yang lebih besar, peningkatan sinergi, pengurangan biaya,
atau penawaran di tempat baru.

Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan


saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh
perseroan melalui direksi perseroan atau langsung dari pemegang
saham. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan. Pengambilalihan sebagaimana yang
dimaksud adalah pengambilah saham yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhaddap perseroan tersebut. Akuisisi
sebagai setiap perbuatan hukum untuk mengambilalih seluruh atau
sebagian besar saham/atau asset dari perusahaan lain.

2.2. Model-model Merger dan Akuisisi

1. Model-model Merger:
 Merger Horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha
sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua
perusahaan roti, merger perusahaan sepatu, merger
perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas,
bergabung dengan PT “B” yang mengusahakan pemintalan,
bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan kain dan
seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini adalah
menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi,
dimana PT “B” akan mempergunakan produk PT “B” dan
seterusnya.
 Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara
perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya
dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan
pemintalan benang merger dengan perusahaan kain,
perusahaan ban merger dengan peurusahaan mobil. Contoh:

4
PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu PT B yang menjadi induk
perusahaan.
 Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang
menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak
ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan
perusahaan elektronik, atau perusahaan mobil merger dengan
perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk
mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan
saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang
disatukan.
2. Model-model Akuisisi:
a) Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh:
 Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara
membali saham suatu perusahaan oleh perusahaan yang
lain.
 Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara
membeli asset dari perusahaan berupa aktiva/pasiva
perusahaan yang akan diakuisisi.
b) Akuisisi berdasarkan tujuan:
 Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan financial semata
sehingga yang diperhitungkan adalah untung dan rugi.
 Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh sinergi.

2.3. Dasar hukum Merger dan Akuisisi

a. Dasar hukum Merger:


 KUHPerdata buku ketiga (sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

5
Terbatas) khususnya dasar hukum kontraktual yang mengatur
tentang perikatan pada umumnya (pasal 1233 sampai dengan
pasal 1456) dan ketentuan mengenai perjanjian jual beli (pasal
1457 sampai dengan pasal 1540);
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan
Terbatas;
 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi Bank;
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep. 614/MK/II/8/1971
mengenai Pemberian Kelonggaran Perpajakan Kepada Bank-
Bank Swasta Nasional yang Melakukan Penggabungan
(Merger);
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 278/KMK.01/1989 tanggal
25 maret 1989 tentang Peleburan dan Penggabungan Usaha
Bank;
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 222/KMK.017/1993
tentang Persyaratan dan Tata Cara Merger, Konsolidasi, dan
Akuisisi Bank;
 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor
Keputusan 52/PM/1997 tentang Penggabungan Usaha atau
Peleburan Usaha Perusahaan Public atau Emiten;
 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/51/KEP/DIR
tanggal 14 mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Umum;
 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/52/KEP/DIR
tanggal 14 mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Perkreditan Rakyat;

6
 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 21/15/BPPP tanggal 25
maret 1989 tentang Peleburan Usaha dan Penggabungan
Usaha Bagi Bank Umum Swasta Nasional, Bank Pembangunan
dan Bank Perkreditan Rakyat. 

b. Dasar hukum Akuisisi:


 Keputusan ketua BAPEPAM Nomor Kep-05/PM/2000
(peraturan nomor IX.E.2) tentang transaksi material utama dan
perubahan keh=giatan usaha utama, sebagaimana telah
dirubah dengan keputusan Ketua BAPEPAM Nomor
Kep-02/PM/2001
 Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-12/PM/1997
(Peraturan Nomor IX.E.1i) tentang transaksi berbenturan
kepentingan, sebagaimana telah diubah dengan keputusan
Ketua BAPEPAM Nomor Kep-32/PM/2000
 Keputusan kketua BAPEPAM nomor Kep-04/PM/2000
(Peraturan Nomor IX.H.1) tentang pengambilalihan perusahaan
terbuka.

2.4. Sumber-sumber keuntungan potensial dari Merger dan Akuisisi

Strategi merger dan akuisisi dimaksudkan untuk memperoleh


mananfaat dengan meningkatnya nilai kesejahteraan pemegang saham
atau untuk meningkmkan nilai bagi manajer yang diterangkan dengan
management self-interest hypothesis.

Namun, pertanyaan seputar apakah merger dan akuisisi memiliki


nilai dalam meraih keuntungan operasonal dan finansial masih menjadi
topik yang menjadi bahasan dalam literatur merger dan akuisisi. Berikut
akan diuraikan sumber-sumber keuntungan potensial yang berasal dari
merger dan akuisisi:

7
 Keuntungan Sinerjik
Dalam synergy hypothesis dijelaskan bahwa dua
perusahaan akan memperoleh keuntungan lebih besar ketika
keduanya melakukan penggabungan dibandingan kalau beroperasi
sendiri-sendiri. Kombinasi aset dari dua perusahaan akan
meningkatkan nilai pasar agregat (Dodd & Ruback, 1977).

Efek sinergi berasal dari meningkamya efisiensi akibat


adanya economies of scope atau economies of scale (Mueler,
1980). Pengujian terhadap synergy hypothesis dilakukan oleh
Seagall (1968) yang menunjukkan bahwa adanya penurunan biaya
akibat merger.

Adapaun Mueller (1980) dalam penelitiannya menunjukkan


tidak adanya dukungan terhadap synergv hypothcsis. Peneliti
lainya, Bedingfield, Rockers dan Stagliano (1984) juga gagal
menunjukkan adanya sinergi yang berasal dari merger bank.
Dekade sebelumnya juga diiakukan pengujian terhadap synergy
hypothesis yang juga gagal menunjukkan adanya sinergi yang
berasal dari merger dan akuisisi (Hogarty, 1970).

 Keuntungan Monopolistik
The monopoly hypothesis menjelaskan bahwa market power
dan keuntungan pasar yang terkait akan mengalami peningkatan
akibat penggabungan dua atau lebih perusahaan dalam satu
industri. Eckbo's (1983) melakukan studi untuk menguji hipotesis ini
dan temuannya menunjukkan tidak adanya dukungan terhadap the
monopoly hypothesis.

 Efisiensi Manajerial
The Inefficiency Hypothesis menjelaskan bahwa dengan
merger dan akuisisi akan dapat memperbaiki buruknya kinerja

8
manajemen akibat bergabungnya perusahaan yang manajemennya
jelek (Hannan et al., 1992). Dari berbagai penelitian (Dodd dan
Ruback, 1977; Manne, 1965; dan Mualler, 1969), konsep efisiensi
manajerial menjadi dasar mekanisme penggantian manajer yang
tidak kompeten. Berger, Hunter dan Timme (1993) mengatakan
bahwa keuntungan potensial yang berasal dari scale and scope
economies didominasi oleh keuntungan yang berasal dari eleminasi
manajemen yang tidak kompeten.

 Diversifikasi

Salah satu alasan melakukan merger dan akuisisi adalah


untuk mendiversiIikasi baik secara geografis atau finansial. Hannan
dan Wolken (1989) menjelaskan bahwa hilangnya batas-batas
geografis memungkinkan bank untuk merealisasikan keuntungan
yang berasar dari diversifkasi geografis yang sebelumnya tidak
didapat. Cornett clan Tehranian (1992) menemukan bahwa
terdapat kenaikan yang signiflkan pada cash flow return untuk
pemegang saham yang direalisasikan melalui memger.

Liang dan Rhodes (1988) dalam penelitiannya menemukan


bahwa risiko mengalami penurunan dengan melakukan diversfikasi
geografis. Benston, Hunter dan Wall (1995) menjelaskan the
earning diversification hypothesis yang menunjukkan bahwa
perusahaan pengakuisisi mencari keuntungan diversfikasi dalam
usaha untuk menghasilkan aliran kas pada level yang lebih tinggi
untuk tingkat risiko tertentu.

2.5. Bagaimana perolehan nilai dari Merger dan Akuisisi?

9
Penggunaan merger dan akuisisi untuk memenuhi kekurangan
sumber daya tidak menghasilkan abnormal return yang positif pada
pemegang saham perusahaan pengakuisisi. Penelitian empisris yang
menunjukkan hasil demikian adalah Bradley (1980), Asquith (1983), dan
Limmack (1991). Sebelum menjelaskan kondisi pemegang saham yang
mendapatkan abnormal return yang positif akibat merger dan akuisisi,
akan dijelaskan bagaimana hubungan sumber daya dan nilai.

 Sumber daya, sinergi, komplementer dan Nilai.


Ketika merger dan akulisisi digunakan untuk mendapalkan
sumber daya yang dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi dari
kombinasi perusahaan yang memiliki sumber daya stratejik yang
terkait. Sinergi dapat diciptakan jika sumberdaya dan kapabilitas
dari perusahaan yang bergabung dapat ditransfer dan disebarkan
antarentitas (Capron dan Mitchell, 2000). Sinergi dapat diraih jika
kombinasi sumber daya dan kapabilitas komplementer. Kombinasi
komplementer dari sumber daya yang baru dan lama mungkin
menghasilkan seperangkap sumber daya yang sesuai dengan
kebutuhan eksternal. Hal ini lebih baik dari pada sebelum merger.
Oleh karna itu, perusahaan yang melakukan kombinasi
komplementer akan dapat memenuhi kekurangan sumber daya
(Barney, 1988). Jika kombinasi sumber daya dan kapabilitas tidak
komplomenter, transaksi tersebut tidak dapat diharapkan untuk
menciptakan nilai. Sehingga kombinasi sumber daya komplementer
akan meningkatkan nilai ekonomi. Namun, tidak semua tipe
komplementer bernilai stratejik.

Teece (1996b) menjelaskan tentang inovasi dan aliansi.


Dalam penjelasan tersebut tipe sumber daya komplementer terbagi
menjadi tiga yaitu: generik, spesialis dan kospesialisasi. Sumber
daya komplemenler generik adalah tidak spesifik untuk
menyesuaikan dengan sumber daya yang lain. Sumber daya ini

10
komoditas yang mudah digantikan karena tersedia melimpah dan
kombinasi tipe ini tidak menciptakan nilai yang unik. Sumber daya
yang terspesialisasi bergantung kepada sumber daya lain. Ketika
sumberdaya terspesialisasi ini dipasangkan dengan sumber daya
yang independen akan menciptakan nilai, dan ketika dipisah akan
hilang nilainya. Sumber daya yang kospesialisasi ditandai dengan
ketergantungan bilateral yang akan menghasilkan nilai ekonomi jika
digabung dan akan menurunun nilainya jika dipisah. Sehingga nilai
stratejik dapat dihasilkan hanya dari kombinasi sumberdaya yang
terspesialisasi dan terkospesialisasi.

 Nilai Ekonomis Perusahaan Pengakuisisi dan Yang diakuisisi


Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemegang
perusahaan pengakuisisi tidak mendapatkan nilai ekonomis seperti
yang diperoleh perusahaan yang diakuisisi (Sirower, 1997).
Ketidaksamaan distribusi keuntungan ini dapat dijelaskan untuk
situasi yang melibatkan beberapa perusahaan penawar yang
homogin. Homoginitas penawar akan menyebabkan homoginitas
dalam menilai perusahaan yang akan diakuisisi, yang selanjutnya
akan menyebabkan abnormal return nol untuk perusahaan yang
mengakuisisi (Barney, 1988). Homoginitas penawar memungkinkan
masuk dalam lelang penawaran, yang pada akhirnya menjadi
problem bagi pemenang karena membayar dengan harga yang
sangat mahal (Oster, 1994)

Untuk meraih nilai ekonomis, perusahaan pengakuisisi harus


mencari pasar yang tidak sempurna. Pada pasar yang tidak
sempurna posisi perusahaan pengakuisisi akan berbeda dengan
perusahaan lainnya (idiosyncratic). Sehingga heterogeinitas yang
menjadi asumsisi dasar teori resource base, akan memberikan
dasar argumentasi yang logis untuk keberhasilan atau kegagalan
merger dan akuisisi. Hanya heteroginitas antar perusahaan yang

11
ada, yang dapat membedakan perusahaan meraih sinergi yang
berbeda. Hal dikarenakan perusahaan yang diakuisisi akan
menunjukkan nilai yang berbeda dengan perusahaan pengakuisisi
yang berbeda. Jika perusahaan pengakuisisi dapat meraih sinergi
yang tidak tersedia bagi perusahaan penawar lainnya, keunggulan
ini mungkin tidak akan hilang dengan kompetisi dan pemegang
saham perusahaan pengakuisisi dapat mengharapkan menerima
nilai ekonomis dari merger dan akuisisi (Baghat et al., 1990).

Barney mengidentifikasi tiga situasi pada pasar yang tidak


sempurna yang memberikan posisi yang unik bagi perusahaan
pengakuisisi. Situasi tersebut adalah: (1) sinergi aliran kas yang
memberikan nilai individual dan unik, (2) sinergi aliran kas yang
memberikan nilai yang tidak dapat ditiru dan unik dan (3) sinergi
aliran kas yang memberikan nilai yang tidak diperkirakan (Barney,
1988) .

12
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu,


dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets
dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang
me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah
uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan
dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang
dibeli tetap ada.
Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus
diatasi oleh perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya
perusahaan. Untuk menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang
berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih salah satu budaya
mana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan
akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan
karyawan dari masing-masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan
yang akan diambil perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi.
Karena budaya perusahaan merupakan hal yang sangat sulit untuk
dirubah, sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu diakukan secara
bertahap.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syaichu, M. (2016). MERGER DAN AKUISISI : ALTERNATIF


MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEMEGANG SAHAM.
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI.
A, K. X. (2017). ACADEMIA. Retrieved from ACADEMIA.EDU.
Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. Retrieved from id.wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Merger
Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Merger_dan_akuisisi
UMUM), G. K. (2016). PENGETAHUAN UMUM. Retrieved from
http://artonang.blogspot.com/2016/02/merger-penggabungafusi-
perseroan.html
Dr. Mamduh M. Hanafi, M. (2017). Manajemen Keuangan edisi 2.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

14

Anda mungkin juga menyukai