DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya, maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah
Manajemen Keuangan yang berjudul “MERGER DAN AKUISISI“. Saya
hanturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Terutama kepada Ibu Alien Akmalia sebagai dosen pengampu mata kuliah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................1
1.3. Maksud dan Tujuan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1. Pengertian Merger dan Akuisisi........................................................3
2.2. Model-model Merger dan Akuisisi.....................................................4
2.3. Dasar hukum Merger dan Akuisisi....................................................5
2.4. Sumber-sumber keuntungan potensial dari Merger dan Akuisisi.....7
2.5. Bagaimana perolehan nilai dari Merger dan Akuisisi?......................9
BAB III PENUTUP......................................................................................13
3.1. KESIMPULAN.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Maksud dan Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Merger
Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah
satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya
sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya
dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Alasan utama suatu entitas melakukan Merger adalah untuk
menyatukan sumber daya, kekuatan, dan kelemahan perusahaan
sehingga diharapkan perusahaan baru akan beroperasi lebih baik.
Alasan lainnya juga untuk mengurangi persaingan dan
mendapatkan kerja sama yang bisa menguntungkan kedua belah
pihak yang melakukan merger. Hal ini juga berdampak kepada para
pemegang saham perusahaan-perusahaan yang melakukan
Merger. Para pemegang saham perusahaan lama di kedua belah
pihak akan menjadi pemegang saham perusahaan baru.
2. Pengertian Akuisisi
3
pasar yang lebih besar, peningkatan sinergi, pengurangan biaya,
atau penawaran di tempat baru.
1. Model-model Merger:
Merger Horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha
sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua
perusahaan roti, merger perusahaan sepatu, merger
perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas,
bergabung dengan PT “B” yang mengusahakan pemintalan,
bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan kain dan
seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini adalah
menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi,
dimana PT “B” akan mempergunakan produk PT “B” dan
seterusnya.
Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara
perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya
dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan
pemintalan benang merger dengan perusahaan kain,
perusahaan ban merger dengan peurusahaan mobil. Contoh:
4
PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu PT B yang menjadi induk
perusahaan.
Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang
menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak
ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan
perusahaan elektronik, atau perusahaan mobil merger dengan
perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk
mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan
saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang
disatukan.
2. Model-model Akuisisi:
a) Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh:
Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara
membali saham suatu perusahaan oleh perusahaan yang
lain.
Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara
membeli asset dari perusahaan berupa aktiva/pasiva
perusahaan yang akan diakuisisi.
b) Akuisisi berdasarkan tujuan:
Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan financial semata
sehingga yang diperhitungkan adalah untung dan rugi.
Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh sinergi.
5
Terbatas) khususnya dasar hukum kontraktual yang mengatur
tentang perikatan pada umumnya (pasal 1233 sampai dengan
pasal 1456) dan ketentuan mengenai perjanjian jual beli (pasal
1457 sampai dengan pasal 1540);
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan
Terbatas;
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger,
Konsolidasi dan Akuisisi Bank;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep. 614/MK/II/8/1971
mengenai Pemberian Kelonggaran Perpajakan Kepada Bank-
Bank Swasta Nasional yang Melakukan Penggabungan
(Merger);
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 278/KMK.01/1989 tanggal
25 maret 1989 tentang Peleburan dan Penggabungan Usaha
Bank;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 222/KMK.017/1993
tentang Persyaratan dan Tata Cara Merger, Konsolidasi, dan
Akuisisi Bank;
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor
Keputusan 52/PM/1997 tentang Penggabungan Usaha atau
Peleburan Usaha Perusahaan Public atau Emiten;
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/51/KEP/DIR
tanggal 14 mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Umum;
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/52/KEP/DIR
tanggal 14 mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Perkreditan Rakyat;
6
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 21/15/BPPP tanggal 25
maret 1989 tentang Peleburan Usaha dan Penggabungan
Usaha Bagi Bank Umum Swasta Nasional, Bank Pembangunan
dan Bank Perkreditan Rakyat.
7
Keuntungan Sinerjik
Dalam synergy hypothesis dijelaskan bahwa dua
perusahaan akan memperoleh keuntungan lebih besar ketika
keduanya melakukan penggabungan dibandingan kalau beroperasi
sendiri-sendiri. Kombinasi aset dari dua perusahaan akan
meningkatkan nilai pasar agregat (Dodd & Ruback, 1977).
Keuntungan Monopolistik
The monopoly hypothesis menjelaskan bahwa market power
dan keuntungan pasar yang terkait akan mengalami peningkatan
akibat penggabungan dua atau lebih perusahaan dalam satu
industri. Eckbo's (1983) melakukan studi untuk menguji hipotesis ini
dan temuannya menunjukkan tidak adanya dukungan terhadap the
monopoly hypothesis.
Efisiensi Manajerial
The Inefficiency Hypothesis menjelaskan bahwa dengan
merger dan akuisisi akan dapat memperbaiki buruknya kinerja
8
manajemen akibat bergabungnya perusahaan yang manajemennya
jelek (Hannan et al., 1992). Dari berbagai penelitian (Dodd dan
Ruback, 1977; Manne, 1965; dan Mualler, 1969), konsep efisiensi
manajerial menjadi dasar mekanisme penggantian manajer yang
tidak kompeten. Berger, Hunter dan Timme (1993) mengatakan
bahwa keuntungan potensial yang berasal dari scale and scope
economies didominasi oleh keuntungan yang berasal dari eleminasi
manajemen yang tidak kompeten.
Diversifikasi
9
Penggunaan merger dan akuisisi untuk memenuhi kekurangan
sumber daya tidak menghasilkan abnormal return yang positif pada
pemegang saham perusahaan pengakuisisi. Penelitian empisris yang
menunjukkan hasil demikian adalah Bradley (1980), Asquith (1983), dan
Limmack (1991). Sebelum menjelaskan kondisi pemegang saham yang
mendapatkan abnormal return yang positif akibat merger dan akuisisi,
akan dijelaskan bagaimana hubungan sumber daya dan nilai.
10
komoditas yang mudah digantikan karena tersedia melimpah dan
kombinasi tipe ini tidak menciptakan nilai yang unik. Sumber daya
yang terspesialisasi bergantung kepada sumber daya lain. Ketika
sumberdaya terspesialisasi ini dipasangkan dengan sumber daya
yang independen akan menciptakan nilai, dan ketika dipisah akan
hilang nilainya. Sumber daya yang kospesialisasi ditandai dengan
ketergantungan bilateral yang akan menghasilkan nilai ekonomi jika
digabung dan akan menurunun nilainya jika dipisah. Sehingga nilai
stratejik dapat dihasilkan hanya dari kombinasi sumberdaya yang
terspesialisasi dan terkospesialisasi.
11
ada, yang dapat membedakan perusahaan meraih sinergi yang
berbeda. Hal dikarenakan perusahaan yang diakuisisi akan
menunjukkan nilai yang berbeda dengan perusahaan pengakuisisi
yang berbeda. Jika perusahaan pengakuisisi dapat meraih sinergi
yang tidak tersedia bagi perusahaan penawar lainnya, keunggulan
ini mungkin tidak akan hilang dengan kompetisi dan pemegang
saham perusahaan pengakuisisi dapat mengharapkan menerima
nilai ekonomis dari merger dan akuisisi (Baghat et al., 1990).
12
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14