Dosen Pengampu:
Dr. Hadi Supriyanto SE., MM., MH
oleh:
Ros Mitha Syalimbona (101901095)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Pak
Dr. Hadi Supriyanto SE.,MM.,MH selaku Dosen mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Bisnis. Dalam makalah ini, penyusun mengakui masih memiliki banyak
keterbatasan baik ilmu maupun pengalaman dan masih banyak kekurangan
lainnya yang belum bisa penyusun perbaiki. Didalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari
segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman sekalian, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah penyusun dilain
waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang pemyusun susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Separasi.............................. 3
2.2 Merger dan Konsolidasi................................................................................ 6
2.3 Akuisisi......................................................................................................... 7
2.4 Aspek Yuridis Akuisisi................................................................................. 7
2.5 Tujuan Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Separasi.................................... 8
2.6 Contoh Studi Kasus....................................................................................... 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka..................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Persaingan Usaha (KPPU) agar tidak menimbulkan praktik monopoli dan
persaingan usaha yang tidak sehat. Perusahaan yang akan melakukan
MKAS dan telah melalui syarat tertentu wajib melaporkan hal tersebut
kepada KPPU.
2
BAB II
PEMBAHASAN
PT A PT B
❖ Tipe-Tipe Merger
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima
tipe, yaitu:
1. Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang
bergerak dalamindustri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu
tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalahuntuk mengurangi persaingan
atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas
produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas
administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya
3
struktur pasar pada industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha,
maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah
pada monopoli.
2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan
akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu
memasuki industri hilir atau sebaliknya.Merger danakuisisi vertikal dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya
terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan
dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap
mulai dari penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan
input berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau
merger dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk
yaitu integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration)
danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration).
3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi
konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang
bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis
semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terus
menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah
konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang
berbeda.
4
masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan
oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan penetrasi
pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat
tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki.
Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor
karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen
luar negeri.
2. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
5
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.
3. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.
5. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan
laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang
mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.
Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi
berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
6
dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil.
❖ Manfaat Merger
Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain
mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaa tersebut.
7
Penggabungan dua perusahaan juga memberikan keuntungan terhadap
jaringan perusahaan yang semakin besar bila dibandingkan dengan sendiri-sendiri.
Dalam kasus ini akan timbul biaya produksi yang mengalami penurunan dan
kuantitas produksi akan mengalami peningkatan sehingga pendapatan perusahaan
mengalami peningkatan. Dengan adanya efisiensi yang dilakukan, maka laba
perusahaan akan meningkat sehingga harga saham akan mengalami peningkatan.
8
Keenam, keuntungan pajak merupakan salah satu tindakan merger. Bila
perusahaan melakukan merger atau akuisisi, maka perusahaan dapat memperoleh
keuntungan pajak dengan adanya kerugian operasi dari perusahaan yang
diakuisisi. Laba bersih yang besar pada perusahaan yang mengakuisisi
mengakibatkan perusahaan membayar pajak yang tinggi, tetapi dengan masuknya
perusahaan yang rugi mengakibatkan pajak yang dibayarkan berkurang.
Keuntungan pajak juga dapat diperoleh dengan cara meningkatkan kapasitas
utang perusahaan yang belum terpenuhi. Perusahaan menggunakan seluruh
utangnya sehingga pajak yang dibayarkan mengalami penurunan.
9
tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi
hukum tanpa proses likuidasi.
h) Merger yang diikuti perubahan AD yang cukup diberitahukan kepada
Menhukham, dianggap mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran akta merger
dan akta perubahan AD dalam daftar perusahaan. Pada tanggal tersebut
perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa
proses likuidasi.
i) Merger yang tidak diikuti perubahan AD, dianggap mulai berlaku sejak
tanggal penandatanganan akta merger di hadapan notaris. Pada tanggal
tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum
tanpa likuidasi. Salinan akta merger disampaikan kepada menhukham untuk
dicatat dalam daftar perusahaan.
j) Aktiva dan Pasiva perusahaan yang menggabungkan diri akan beralih demi
hokum ke dalam perusahaan hasil merger berdasarkan titel umum.
❖ Syarat Merger
Peraturan IX.G1 menentukan bahwa perusahaan terbuka yang akan
melakukan merger wajib terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan.
Sebelum terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan dalama peraturan tersebut
maka merger tidak dapat dilakukan.
a) Direksi dan Komisaris Wajib Membuat Surat Pernyataan Kepada OJK dan
RUPS.
b) Surat Pernyataan Harus Didukung Pendapat Pihak Independen.
c) Memperoleh Persetujuan RUPS.
d) Perusahaan Wajib Menyampaikan Pernyataan Merger kepada OJK Yang
Berisi Rancangan Penggabungan Usaha.
❖ Kelebihan Merger
1. Memakai nama perusahaan pengambil alih
10
2. Biaya lebih kecil
3. Tidak diperlukan surat izin usaha baru
❖ Kekurangan Merger
1. Menimbulkan Polemik baru
b. Konsolidasi
Konsolidasi (peleburan usaha) adalah penggabungan usaha antara 2
perusahaaan atau lebih dengan cara mendirikam perusahaan baru dan melikuidasi
perusahaan-perusahaan yang ada.Seperti gambar dibawah ini :
PT X LEBUR PT Y
PT W
11
Antara lain sebagai berikut :
12
b) Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi
yang disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c) Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua
surat kabar harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang
akan melakukan peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d) Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS
masing-masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS
dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam
bahasa Indonesia. Akta konsolidasi yang sudah disahkan notaris selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT hasil peleburan.
e) Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan
akta pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari
sejak tanggal keputusan RUPS.
f) Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah
permohonan diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung
sejak tanggal akta pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g) Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan
wajib dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan
berita Negara RI.
❖ Kelebihan Konsolidasi
a. Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan memiliki kekuatan
yang lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan yang lain karena
biasanya proses konsolidasi dilakukan oleh lebih dari dua perusahaan yang
melebur menjadi satu.
b. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami kesulitan modal
tidak harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa bertahan meski dengan
perusahaan yang baru.
❖ Kekurangan Konsolidasi
13
1. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan hilang karena
melebur menjadi satu; dan
2. Untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi) kepada
masyarakat butuh waktu yang relatif lama.
Contoh Konsilidasi :
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan
financialperusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk
menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang
sayang untuk dilakukan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat
melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu
padu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk
konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika
sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama dalam meraih
kehidupan baru bersama di masa akan datang. Sehingga keempat Bank tersebut
melebur menjadi satu dengan nama menjadi Bank Mandiri.
c. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan.
Secara sederhana skema akuisisi digambarkan sebagai berikut:
PT Q PT R
Keterangan:
PT Q mengambil alih kepemilikan PT R,
sementara nama PT R masih tetap eksis.
Contoh Akuisisi yaitu Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola,
dan lain-lain.
14
Pengambilalihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan
tersebut. Sementara itu, pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP
Nomor 27 Tahun 1998, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih perusahaan baik seluruh
ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun
2010, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk
mengambilalih saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian
atas badan usaha tersebut. Pelaku usaha, sesuai dengan pasal 1 angka 8 PP Nomor
57 Tahun 2010, adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.
Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia
(PT HM Sampoerna) oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd).
Akibat akuisisi tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi berada
di tangan keluarga besar Sampoerna tetapi sudah beralih tangan Philip Morris Ltd.
15
atau manajemen perusahaan. Motif ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam
perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu
menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham.
Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan
pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini.
16
h) Akuisisi terhadap saham perusahaan perbankan harus mendapat persetujuan
Bank Indonesia, sedangkan akuisisi terhadap saham perusahaan terbuka harus
mendapat persetujuan Bapepam-LK.
17
f) Apabila akuisisi PT diikuti perubahan AD yang membutuhkan persetujuan
Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan AD
oleh Menkumham. Apabila akuisisi PT disertai perubahan AD yang tidak
memerlukan persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak
tanggal pendaftaran akta akuisisi dalam daftar perusahaan. Di sisi lain, apabila
akuisisi PT tidak mengakibatkan perubahan AD, akuisisi dianggap mulai
berlaku sejak tanggal penandatanganan akta akuisisi di hadapan notaris.
❖ Kelebihan Akuisisi
1. Masih memakai nama lama.
2. Tidak diperlukan surat izin baru
❖ Kekurangan Akuisisi
1. Kurang efisien
2. Mudah terjadi duplikasiatau pemborosan
3. Kepemilikan perusahaan berubah
d. Separasi
Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk
memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktifa dan pasiva perseroan
beralih karena hukum kepada dua perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan
pasiva perseroan beralih karena hukum kepada suatu perseroan atau lebih. Secara
sederhana skema pemisahan digambarkan sebagai berikut:
Pola 1: PT AR
PT ARS PT ARM
18
Pola 2: PT SM
PT SL
❖ Kelebihan Pemisahan
1. Masih memakai nama lama dan baru (pola 2)
2. Tidak diperlukan surat izin baru (pola 2)
3. Tidak perlu program rasionalisasi (pola 2)
❖ Kekurangan Pemisahan
1. Tidak memakai nama lama (pola 1)
2. Perlu surat izin baru (pola 1)
3. Melalui program rasuinalisasi (pola 1)
19
Apabila suatu perseroan ingin melakukan penggabungan atau peleburan
,rencana penggabungan atau pelburan yang akan dilakukannya harus dituangkan
dalam “rancangan peleburan”. Rancangan penggabungan dan peleburan memuat
sekurang-kurangnya antara lain:
1. Nama PT. yang akan melakukan penggabungan atau peeburan.
2. Alasan penggabungan atau peleburan
3. Tata cara konversi alam
4. Rancangan perubahan anggaran dasar
5. Neraca
2.3 Akuisisi
Cara ketiga yang dapat ditempuh untuk mengambil alih suatu perusahaan
adalah dengan cara membeli membeli hak suara dari perusahaan (the firm voting
stock). Secara yuridis cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh tujuan itu
adalah dengan membeli saham dari perusahaan tersebut. Akuisisi atau pengambil
alihan yang dimaksud UU no.1 Tahun 1995 adalah akuisisi saham (acquisition of
stock),bukan akuisisi aktiva (acquisition of assets). Hal ini dapat disimpulkan dari
kententuan undang-undang tersebut.
Pembelian saham itu dapat dilakukan dengan baik dengan cara tunai,
dengan menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, maupun dengan
menyerahkan jenis-jenis efek lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
membeli. Secara yuridis, pembelian saham-saham tersebut harus dilakukan
transaksinya langsung antara pembeli dengan para pemegang saham perusahaan
tersebut, bukan dengan direksi perusahaan tersebut.
Pelaksanaan pengambilan harus dilakukan dengan membuat rancangan
pengambilan yang disusun oleh direksi perseroan yang akan mengambil alih dan
yang akan diambil alih (Pasal 103 ayat 3 UU No.1 Tahun 1995).
Rancangan pengambil alihan harus memuat sekurang-kurangnya :
1. Nama perseroan yang akan diambil alih dan nama perseorangan / badan
hukum yang bukan perseroan / orang perorangan yang akan mengambil alih.
20
2. Alasan serta penjelasan direksi perseroan yang akan diambil alih dan direksi
perseroan badan hukum yang bukan perseroan yang akan kualitas mengambil
alih alih mengenai persyaratan dan tata cara pengambil alihan saham perseran
yang diambil alih.Pengambilan dilakukan dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
21
4. Memperoleh hak-hak pemasaran dan hak produksi yang belum
dimilikinya ,namun dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek
merger,konsolidasi dan akuisisi.
5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan-bahn baku yang
kualitasnya baik yang selama ini dipasok oleh perusahaan yang
menjadi merger,konsolidasi dan akuisisi.
6. Melakaukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan
tidak terpakai (idle).
7. Mengurangi atau menghambat persaingan
8. Mempertahankan kontinuitas bisnis.
22
mereka akan menjadi bank pascamerger. Dalam hal ini tentu nama Bank Bali dan
Bank Universal yang lebih diperhitungkan dibandingkan dengan bank lainnya.
Lalu jika menggunakan pola konsolidasi yang saat itu dikemukakan oleh
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), lima bank yang bergabung itu tak
satupun nama yang akan dipakai. Dengan pola ini, BPPN akan membentuk nama
bank baru. Pola seperti ini sempat menghilangkan polemik dari masing-masing
bank. Namun, banyak yang menilai bahwa pola konsolidasi menimbulkan
pengeluaran biaya yang lebih mahal karena adanya perombakan nama sehingga
berbagai material yang sudah memiliki nama, harus menyesuaikan dengan nama
yang baru.
Pilihan berikutnya adalah penggabungan pola akuisisi. Dengan pola ini, dua
atau tiga bank akan tetap berdiri sebagai anak usaha karena badan hukumnya
masih tetap ada dan yang berubah hanyalah kepemilikan bisnisnya karena telah
dikuasai oleh bank mengakuisisi. Bagi pihak yang menginginkan banknya tetap
ada, pola akuisisi lebih disukai. Namun pola seperti ini tidak efisien karena
beberapa cabang dalam satu wilayah berdekatan akan masih tetap berdiri,
sehingga hal ini menimbulkan pemborosan karena dalam satu wilayah cukup
ditangani oleh satu cabang saja.
Pengamatan tentang kasus tersebut juga dianggap sia-sia dan sudah terlalu
lama waktu terbuang karena melayani kepentingan pihak-pihak tertentu.
Pembicaraan mengenai merger lima bank menjadi berlarut-larut karena adanya
tarik menarik kepentingan yang mengarah kepada siapa yang akan menjadi
surviving bank atau bank yang akan dihidupkan. Disini pemerintah dianggap
kurang tegas dalam mengambil keputusan selaku dalam menjalankan proses
merger lima bank tersebut.
23
satu nama yang akan bertahan. Lalu konsolidasi yakni proses peleburan atau
menjadikan satu dari dua atau lebih perusahaan namun tak ada satupun nama yang
bertahan. Dan akan ada nama baru untuk menjadikan perusahaan baru dari
penggabungan beberapa perusahaan tersebut. Dan tentang rekomendasi terakhir
adalah akuisisi dimana proses ini merupakan penggabungan dari dua atau lebih
perusahaan namun beberapa nama dari perusahaan tersebut akan tetap berdiri
sebagai anak perusahaan sehingga juga akan tetap berdiri.
24
kemudian akan ada nama baru yang akan berdiri untuk menggantikan. Mungkin
pada awalnya akan membutuhkan biaya yang mahal karena perlu membuat izin
baru dan nama baru, namun dengan menggunakan nama baru akan mengurangi
polemik yang terjadi diantara perusahaan yang sedang menjalani proses ini.
Kiranya dengan nama baru akan menciptakan budaya perusahaan dengan sistem
dan target yang baru sert mengeksplorasi kekurangan dan kelebihan dari masing-
masing perusahaan yang menjalani proses penggabungan ini.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pemahaman mengenai Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi,
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya MAKS dilakukan sebagai upaya yang dilakukan
perusahaan dalam mempertahankan atau meningkatkan nilai produktifitas suatu
perusahaan baik secara mandiri maupun kerjasama dengan perusahaan lain. Selain itu
juga untuk membangun keunggulan kompetitif dalam jangka panjang perusahaan yang
pada akhirnya bermuara kepada peningkatan nilai perusahaan atau peningkatan
kemakmuran pemegang saham. Disisi lain juga didasari pada keinginan subjektif atau
ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan.
Dalam melakukan MAKS, banyak kendala yang harus diatasi oleh perusahaan,
yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan kedua
perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan hal seperti ini harus
dipilih salah satu budaya yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan MAKS. Sebelum melakukannya, kedua perusahaan harus berkoordinasi
dengan perwakilan masing-masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan
diambil perusahaan nantinya.
3.2 SARAN
Saran yang bisa diambil dari pemahaman mengenai Merger, Konsolidasi,
Akuisisi dan Separasi adalah bagaimana seharusnya sebelum melakukan proses tersebut,
perusahaan perlu memperhatikan budaya yang ada di perusahaan masing-masing. Karena
budaya yang berbeda dapat memicu permasalahan internal bagi kedua perusahaan. Dan
selain itu hendaknya MAKS dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang yang
sama, karena dengan bidang usaha yang sama, kegiatan merger, konsolidasi maupun
akuisisi kemungkinan dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ayahbundacita.blogspot.co.id/2013/08/ringkasan-buku-mkapp.html (Rabu,
4 November 2015. 16:20)
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Merger (Rabu, 4 November 2015. 16:40)
3. http://marragam-ragam.blogspot.co.id/2010/12/merger-konsolidasi-dan-
akuisisi.html ( Kamis, 5 November 2015. 16:30)
4. http://asevysobari.blogspot.co.id/2014/12/syarat-merger-perusahaan-terbuka.html
(Kamis, 5 November 2015. 16: 48)
5. http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-
jenis.html (Kamis, 5 November 2015. 16:51)
6. http://mahfudh-sh.blogspot.co.id/2013/06/merger-konsolidasi-akuisisi-dan.html
(Kamis, 5 November 2015. 17:10)
7. https://muhamadsamsudin.wordpress.com/2014/04/25/merger-konsolidasi-dan-
akuisisi/ (Kamis, 5 November 2015. 17:20)
8. https://www.scribd.com/doc/287278520/Merger-Akuisisi-Konsolidasi-Dan-
Pemisahan-Perusahaan (Kamis, 5 November 2015. 17.30)
9. http://hisyamjayuz.blogspot.co.id/2013/12/bentuk-penggabungan-badan-
usaha.html (Kamis, 5 November 2015. 17:45)
10. Saliman, Abdul R. 2005. Hukum Bisnis untuk Perusahaan. Jakarta: Kencana
27