Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

ORGANISASI BISNIS MERGER,


KONSOLIDASI, AKUISISI, DAN
SEPARASI

Dosen Pengampu:
Dr. Hadi Supriyanto SE., MM., MH

oleh:
Ros Mitha Syalimbona (101901095)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Pak
Dr. Hadi Supriyanto SE.,MM.,MH selaku Dosen mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Bisnis. Dalam makalah ini, penyusun mengakui masih memiliki banyak
keterbatasan baik ilmu maupun pengalaman dan masih banyak kekurangan
lainnya yang belum bisa penyusun perbaiki. Didalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari
segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-
teman sekalian, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah penyusun dilain
waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang pemyusun susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.

Baubau, 5 Juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Separasi.............................. 3
2.2 Merger dan Konsolidasi................................................................................ 6
2.3 Akuisisi......................................................................................................... 7
2.4 Aspek Yuridis Akuisisi................................................................................. 7
2.5 Tujuan Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Separasi.................................... 8
2.6 Contoh Studi Kasus....................................................................................... 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 12
3.2 Saran............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka..................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia bisnis khususnya untuk perusahaan dengan berbadan
usaha Perseroan Terbatas (PT), tidak jarang jika kita jumpai adanya sebuah
restrukturisasi perusahaan terutama pada perusahaan yang sedang
bermasalah. Tidak hanya itu, tujuan untuk meningkatkan dan memperluas
aset atau skala usaha, menguasai pasar, bahan baku serta memenuhi perintah
undang-undang dan peraturan, semua dilakukan karena pada dasarnya
perusahaan akan saling berkolaborasi dan bersaing agar tetap mampu berdiri
dan memajukan perusahaannya. Tujuan-tujuan demikian dilakukan melalui
proses-proses yang sudah diatur dan ditetapkan oleh hukum guna segala
sesuatu yang dilakukan oleh organisasi suatu perusahaan berjalan sesuai
aturan. Maka dengan adanya Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi
(MKAS) perusahaan sudah menjadi suatu kebiasaan yang diterapkan di
dunia bisnis.
MKAS secara lengkap hingga saat ini lebih banyak diterapkan pada
Perseroan Terbatas. Namun demikian hal ini bukan berarti MKAS hanya
diterapkan pada PT. Perusahaan selain PT juga bisa menerapkan MKAS
meskipun tidak secara lengkap. MKAS pada PT. diatur secara umum dalam
UU PT. beserta peraturan pelaksanaannya. MKAS khususnya Merger dan
Konsolidasi hanya dapat diterapkan pada perusahaan yang memiliki bentuk
usaha dan jenis usaha yang sama. Sebagai contoh, PT hanya bisa merger/
konsolidasi dengan PT yang lain. PT tidak boleh merger/konsolidasi dengan
badan usaha selain PT. Selain itu, PT yang bergerak di bidang perbankan
hanya boleh merger /konsolidasi dengan PT perbankan yang lain.
Pelaksanaan MKAS dapat berdampak pada perubahan tingkat
kompetisi di dalam pasar sehingga perlu diawasi oleh Komisi Pengawas

1
Persaingan Usaha (KPPU) agar tidak menimbulkan praktik monopoli dan
persaingan usaha yang tidak sehat. Perusahaan yang akan melakukan
MKAS dan telah melalui syarat tertentu wajib melaporkan hal tersebut
kepada KPPU.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah pengertian dari Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi pada
perusahaan?
b. Apa kelebihan dan kekurangan dari Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan
Separasi?
c. Apakah tujuan dilakukannya Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan
Separasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi


a. Merger
Merger adalah penggabungan dari dua perusahaan atau lebih
dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan dan
melikuidasi perusahaan lainnya.. Secara sederhana proses merger dapat
digambarkan sebagai berikut:

PT A PT B

Keterangan : PT AA masih tetap eksis dan mengambil alih PT B,


sedangkan PT B hilang diserap masuk ke PT AA

Contoh proses merger adalah bergabungnya Lippo Bank dengan CIMB


Niaga pada tahun 2008. Setelah proses merger, Lippo Bank tidak
beroperasi sebagai entitas tersendiri dan melebur menjadi satu kesatuan
dengan Bank CIMB Niaga.

❖ Tipe-Tipe Merger
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima
tipe, yaitu:

1. Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaanyang
bergerak dalamindustri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama. Salah satu
tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalahuntuk mengurangi persaingan
atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas
produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas
administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya

3
struktur pasar pada industri tersebut.Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha,
maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah
pada monopoli.

2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi. Merger dan
akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu
memasuki industri hilir atau sebaliknya.Merger danakuisisi vertikal dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya
terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan
dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap
mulai dari penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan
input berjalan dengan lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau
merger dengan pemasok. Mergerdan akuisisi vertikalini dibagi dalam dua bentuk
yaitu integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration)
danintegrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration).

3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi
konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang
bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis
semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terus
menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi. Sebuah
konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang
berbeda.

4. Merger Ekstensi Pasar


Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger
dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk

4
masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan
oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan penetrasi
pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat
tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki.
Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor
karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen
luar negeri.

5. Merger Ekstensi Produk


Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih
perusahaanuntuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah
merger perusahaan akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk sehingga
akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan
dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing-
masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset sehingga lebih
produktif dalam inovasi.

❖ Alasan-alasan Melakukan Merger


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui
merger maupun akuisisi, yaitu :

1. Pertumbuhan atau diversifikasi


Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika
melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat
mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

2. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan

5
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.

3. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.

4. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi


Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang
tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan
yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

5. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan
laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang
mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.
Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi
berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

6. Meningkatkan likuiditas pemilik


Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas
yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas

6
dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil.

7. Melindungi diri dari pengambilalihan


Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan
yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban
perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang
berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

❖ Manfaat Merger
Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain
mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaa tersebut.

Pertama, adanya merger akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.


Peningkatan pendapatan perusahaan dikarenakan perusahaan melakukan
pemasaran yang baik, strategi yang lebih dan terfokus, serta penguasaan pasar.
Pada sisi lain, pendapatan perusahaan menjadi terdiversifikasi karena perusahaan
melakukan penggabungan usaha

Kedua, salah satu alasan utama mengapa perusahaan mau melakukan


merger karena perusahaan akan mengalami efisiensi dalam biaya operasi
dibandingkan dengan dua perusahaan yang terpisah. Salah satu contoh penurunan
biaya dapat dilakukan dengan melakukan pemasaran secara bersama untuk produk
berbeda dibandingkan dengan dua perusahaan terpisah. Operasi perusahaan dapat
diefisienkan, terutama dalam bidang sumber daya manusia yang menangani
kepegawaian. Pembayaran gaji dapat dilakukan dengan satu divisi yang
menggunakan teknologi lebih baik. Pengiklanan perusahaan dapat dilakukan
sekaligus dibandingkan dengan dua perusahaan yang sendiri-sendiri. Biaya iklan
lebih murah karena biaya iklan hanya satu dengan adanya merger. Cara ini efektif
dan sangat menguntungkan perusahaan.

7
Penggabungan dua perusahaan juga memberikan keuntungan terhadap
jaringan perusahaan yang semakin besar bila dibandingkan dengan sendiri-sendiri.
Dalam kasus ini akan timbul biaya produksi yang mengalami penurunan dan
kuantitas produksi akan mengalami peningkatan sehingga pendapatan perusahaan
mengalami peningkatan. Dengan adanya efisiensi yang dilakukan, maka laba
perusahaan akan meningkat sehingga harga saham akan mengalami peningkatan.

Ketiga, kapitalisasi pasar perusahaan mengalami peningkatan bila


perusahaan melakukan merger. Bila perusahaan berdiri sendiri, maka
kapitalisasinya tidak mengalami peningkatan secara cepat dikarenakan
pertumbuhan laba yang kecil. Tetapi, dengan merger perusahaan, maka
kapitalisasi saham perusahaan lebih besar dikarenakan adanya harapan investor
terhadap perusahaan yang akan mengalami peningkatan pendapatan sesuai dengan
tujuan merger tersebut.

Keempat, adanya merger akan memberi peningkatan kualitas sumber daya


manusia di perusahaan merger. Pegawai yang baik akan bekerja dan mentransfer
pengetahuan kepada pegawai yang belum memahami. Artinya, antarpegawai akan
saling memberi pengetahuan untuk meningkatkan kemajuan perusahaan. Diskusi
antarpegawai akan terjadi karena mereka saling bertukar informasi untuk
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.

Kelima, adanya merger bagi dua perusahaan akan memperbaiki posisi


keuangan perusahaan serta kualitas neraca perusahaan. Semakin baiknya posisi
dan kualitas neraca perusahaan, membuat perusahaan semakin mempunyai
bargaining di pasar, baik dalam rangka memasarkan produk perusahaan maupun
mendapatkan bahan baku. Kualitas neraca perusahaan juga memberikan citra yang
baik kepada investor dan akhirnya meningkatkan nilai saham perusahaan di bursa.
Bagi bank yang mempunyai pinjaman di perusahaan tersebut semakin yakin
dananya akan kembali sehingga perusahaan dapat meningkatkan kreditnya dengan
kualitas neraca tersebut.

8
Keenam, keuntungan pajak merupakan salah satu tindakan merger. Bila
perusahaan melakukan merger atau akuisisi, maka perusahaan dapat memperoleh
keuntungan pajak dengan adanya kerugian operasi dari perusahaan yang
diakuisisi. Laba bersih yang besar pada perusahaan yang mengakuisisi
mengakibatkan perusahaan membayar pajak yang tinggi, tetapi dengan masuknya
perusahaan yang rugi mengakibatkan pajak yang dibayarkan berkurang.
Keuntungan pajak juga dapat diperoleh dengan cara meningkatkan kapasitas
utang perusahaan yang belum terpenuhi. Perusahaan menggunakan seluruh
utangnya sehingga pajak yang dibayarkan mengalami penurunan.

Ketujuh, adanya merger akan memberi kualitas keputusan yang diambil


menjadi lebih berkualitas. Pengambil keputusan perusahaan merger akan
diperoleh dari pegawai yang berkualitas karena pegawai yang tinggal di
perusahaan merger adalah mereka yang mempunyai kualitas. Akibatnya, pegawai
yang mengambil keputusan akan selalu mempertimbangkan keputusannya untuk
kepentingan perusahaan dan umum, serta tidak melanggar peraturan yang ada.

❖ Ciri-ciri Merger perusahaan :


a) Ada perusahaan yang menggabungkan diri dan ada perusahaan yang
menerima penggabungan
b) Perusahaan yang menerima penggabungan tetap eksis, sedangkan perusahaan
yang menggabungkan diri bubar demi hukum tanpa likuidasi.
c) Rancangan merger dan konsep akta merger harus disetujui RUPS.
d) Konsep akta merger yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger
yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
e) Merger ada yang diikuti dengan perubahan AD (Anggaran Dasar) dan ada
yang tidak diikuti perubahan AD.
f) Merger yang diikuti perubahan AD ada yang perlu persetujuan Menhukham,
dan ada pula yang cukup diberitahukan kepada Menhukham.
g) Merger yang diikuti perubahan AD dan butuh persetujuan Menhukham,
dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan oleh Menhukham. Pada

9
tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi
hukum tanpa proses likuidasi.
h) Merger yang diikuti perubahan AD yang cukup diberitahukan kepada
Menhukham, dianggap mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran akta merger
dan akta perubahan AD dalam daftar perusahaan. Pada tanggal tersebut
perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa
proses likuidasi.
i) Merger yang tidak diikuti perubahan AD, dianggap mulai berlaku sejak
tanggal penandatanganan akta merger di hadapan notaris. Pada tanggal
tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum
tanpa likuidasi. Salinan akta merger disampaikan kepada menhukham untuk
dicatat dalam daftar perusahaan.
j) Aktiva dan Pasiva perusahaan yang menggabungkan diri akan beralih demi
hokum ke dalam perusahaan hasil merger berdasarkan titel umum.

❖ Syarat Merger
Peraturan IX.G1 menentukan bahwa perusahaan terbuka yang akan
melakukan merger wajib terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan.
Sebelum terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan dalama peraturan tersebut
maka merger tidak dapat dilakukan.

Berikut ini adalah persyaratan merger perusahaan terbuka dalam peraturan


IX.G1:

a) Direksi dan Komisaris Wajib Membuat Surat Pernyataan Kepada OJK dan
RUPS.
b) Surat Pernyataan Harus Didukung Pendapat Pihak Independen.
c) Memperoleh Persetujuan RUPS.
d) Perusahaan Wajib Menyampaikan Pernyataan Merger kepada OJK Yang
Berisi Rancangan Penggabungan Usaha.

❖ Kelebihan Merger
1. Memakai nama perusahaan pengambil alih

10
2. Biaya lebih kecil
3. Tidak diperlukan surat izin usaha baru

❖ Kekurangan Merger
1. Menimbulkan Polemik baru

b. Konsolidasi
Konsolidasi (peleburan usaha) adalah penggabungan usaha antara 2
perusahaaan atau lebih dengan cara mendirikam perusahaan baru dan melikuidasi
perusahaan-perusahaan yang ada.Seperti gambar dibawah ini :

PT X LEBUR PT Y

PT W

Keterangan : disini PT X dan PT Y bersama-sama meleburkan


diri dan membentuk perusahaan baru PT W

Contoh proses konsolidasi adalah Bank Mandiri sebagai konsolidasi karena


awalnya Bank mandiri berasal dari berbagai perusahaan yang kemudian bersatu
membentuk nama perusahaan baru.

❖ Alasan Perusahaan Melakukan Konsolidasi


Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara
yang mudah. Keputusan bergabung diambil karena suatu alasan yang sangat kuat.
Jadi sebelum melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu
mempunyai maksud ter¬tentu yang ingin dicapainva. Demikian pula
jenis penggabungan yang akan dipilih juga dilakukan dengan berbagai
macam pertimbangan. Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu
perusahaan untuk melakukan penggabungan secara Konsolidasi

11
Antara lain sebagai berikut :

b. Masalah kesehatan perusahaan


c. Masalah permodalan
d. Masalah manajemen
e. Teknologi dan administrasi
f. Ingin menguasai pasar.

❖ Ciri-ciri KONSOLIDASI perusahaan (peleburan) :


a) Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk membentuk
perusahaan baru
b) Perusahaan yang meleburkan diri, bubar demi hukum tanpa likuidasi.
c) Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status badan hokum yang
baru dari menhukham.
d) Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS di
masing-masing perseroan.
e) Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
f) Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk
mendapatkan keputusan Menhukham mengenai pengesahan badan hukum
perseroan hasil peleburan.
g) Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya keputusan Menhukham mengenai perusahaan yang meleburkan
diri bubar demi hokum tanpa proses likuidasi.
h) Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi hokum akan beralih
ke dalam perusahaan baru hasil konsolidasi berdasarkan titel umum.

❖ Tata Cara Melakukan Konsolidasi


a) Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi.
Usulan rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.

12
b) Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi
yang disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c) Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua
surat kabar harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang
akan melakukan peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d) Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS
masing-masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS
dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam
bahasa Indonesia. Akta konsolidasi yang sudah disahkan notaris selanjutnya
dapat digunakan sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT hasil peleburan.
e) Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan
akta pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari
sejak tanggal keputusan RUPS.
f) Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah
permohonan diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung
sejak tanggal akta pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g) Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan
wajib dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan
berita Negara RI.

❖ Kelebihan Konsolidasi
a. Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan memiliki kekuatan
yang lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan yang lain karena
biasanya proses konsolidasi dilakukan oleh lebih dari dua perusahaan yang
melebur menjadi satu.
b. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami kesulitan modal
tidak harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa bertahan meski dengan
perusahaan yang baru.

❖ Kekurangan Konsolidasi

13
1. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan hilang karena
melebur menjadi satu; dan
2. Untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi) kepada
masyarakat butuh waktu yang relatif lama.

Contoh Konsilidasi :
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan
financialperusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk
menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang
sayang untuk dilakukan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat
melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu
padu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk
konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika
sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang sama dalam meraih
kehidupan baru bersama di masa akan datang. Sehingga keempat Bank tersebut
melebur menjadi satu dengan nama menjadi Bank Mandiri.

c. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan.
Secara sederhana skema akuisisi digambarkan sebagai berikut:

PT Q PT R

Keterangan:
PT Q mengambil alih kepemilikan PT R,
sementara nama PT R masih tetap eksis.

Contoh Akuisisi yaitu Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola,
dan lain-lain.

14
Pengambilalihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan
tersebut. Sementara itu, pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP
Nomor 27 Tahun 1998, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih perusahaan baik seluruh
ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun
2010, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk
mengambilalih saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian
atas badan usaha tersebut. Pelaku usaha, sesuai dengan pasal 1 angka 8 PP Nomor
57 Tahun 2010, adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.
Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia
(PT HM Sampoerna) oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd).
Akibat akuisisi tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi berada
di tangan keluarga besar Sampoerna tetapi sudah beralih tangan Philip Morris Ltd.

❖ Motif Perusahaan Melakukan Akuisisi

Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan


melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi
berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan
atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non
ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan
tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik

15
atau manajemen perusahaan. Motif ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam
perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu
menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham.
Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk
mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan
pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini.

Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi


dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan
keunggulan kompetitif dalam industri. Motif Sinergi Salah satu motivasi atau
alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi
merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar dari
pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi.

❖ Ciri-ciri AKUISISI perusahaan (Pengambilalihan) :


a) Ada perusahaan yang mengambil alih (perusahaan pengakuisisian da nada
perusahaan yang diambilalih (perusahaan yang diakuisisi perusahaan target).
b) Akuisisi bisa dilakukan terhadap saham atau asset milik perusahaan target.
c) Akuisisi saham hanya dapat dilakukan terhadap perusahaan target berbentuk
PT sebab kepemilikannya diwujudkan dalam bentuk saham
d) Akuisisi asset dapat dilakukan terhadap perusahaan perseorangan (UD dan
PD), persekutuan (CV dan firma), badan hokum (PT dan Koperasi).
e) Pihak pengakuisisi berbentuk perseroan terbatas sebelum melakukan akuisisi
harus lebih dahulu mendapat persetujuan dari RUPS perusahaan pengakuisisi.
f) Akuisisi saham berbeda dengan pembelian saham biasa karena dalam akuisisi
saham jumlah saham yang dibeli relative banyak sehingga dapat mengubah
posisi pemegang saham moyoritas atau pemegang saham pengendali.
g) Perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi sama-sama tetap
hidup. Namun, ada pula akuisisi yang diikuti dengan merger sehingga
perusahaan yang diakuisisi digabungkan dan kemudian bubar demi hokum
tanpa likuidasi.

16
h) Akuisisi terhadap saham perusahaan perbankan harus mendapat persetujuan
Bank Indonesia, sedangkan akuisisi terhadap saham perusahaan terbuka harus
mendapat persetujuan Bapepam-LK.

❖ Tata Cara AKUISISI :


a) Pihak yang akan mengakuisisi PT menyampaikan maksud dan tujuannya
kepada direksi PT yang akan diakuisisi. Pihak pengakuisi dapat berbentuk PT,
koperasi yayasan, CV, Firma, atau Perorangan.
b) Direksi PT yang akan diakuisisi dan pihak pengakuisisi masing-masing
menyusun usulan rencana akuisisi. Usulan rencana akuisisi wajib mendapat
persetujuan komisaris PT yang akan diakuisisi atau lembaga serupa dari pihak
pengakuisisi.
c) Usulan rencana akuisisi digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan
akuisisi yang disusun secara bersama-sama antara direksi PT yang akan
diakuisisi dengan pihak pengakuisisi. Ringkasan rancangan akuisisi wajib
diumumkan direksi PT pengakuisisi dalam dua surat kabar harian serta
diberitahukan secara tertulis kepada karyawan PT pengakuisisi paling lambat
14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d) Rancangan akuisisi wajib disetujui RUPS dari PT yang akan diakuisisi.
Rancangan akuisisi juga harus disetujui oleh pemegang kekuasaan dari pihak
pengakuisisi. Apabila pihak pengakuisisi berbentuk PT, rancangan akuisisi
harus disetujui RUPS. Pada pihak pengakuisisi berbentuk koperasi, rancangan
akuisisi harus disetujui rapat anggota koperasi. Jika pihak pengakuisisi
berbentuk yayasan maka rancangan akuisisi harus disetujui rapat dewan
Pembina yayasan. Untuk pihak pengakuisisi berbentuk CV dan Firma,
rancangan akuisisi harus disetujui oleh para sekutu atau pemilik CV dan Firma
e) Rancangan akuisisi yang telah disetujui selanjutnya dituangkan dalam akta
akuisisi yang dibuat di hadapan notaris dan ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Akta akuisisi yang sudah disahkan notaris selanjutnya didaftarkan kepada
Menkumham .

17
f) Apabila akuisisi PT diikuti perubahan AD yang membutuhkan persetujuan
Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan AD
oleh Menkumham. Apabila akuisisi PT disertai perubahan AD yang tidak
memerlukan persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak
tanggal pendaftaran akta akuisisi dalam daftar perusahaan. Di sisi lain, apabila
akuisisi PT tidak mengakibatkan perubahan AD, akuisisi dianggap mulai
berlaku sejak tanggal penandatanganan akta akuisisi di hadapan notaris.

❖ Kelebihan Akuisisi
1. Masih memakai nama lama.
2. Tidak diperlukan surat izin baru
❖ Kekurangan Akuisisi
1. Kurang efisien
2. Mudah terjadi duplikasiatau pemborosan
3. Kepemilikan perusahaan berubah

d. Separasi
Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk
memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktifa dan pasiva perseroan
beralih karena hukum kepada dua perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan
pasiva perseroan beralih karena hukum kepada suatu perseroan atau lebih. Secara
sederhana skema pemisahan digambarkan sebagai berikut:

Pola 1: PT AR

PT ARS PT ARM

Keterangan: PT berakhir entitas bisnis dan eksistensi


hukumnya,mengadakan pemisahan aset dan membentuk
perusahaan baru PT ARS dan PTARM

18
Pola 2: PT SM

PT SL

Keterangan: Disini PT SM masih eksis sebagai perusahaan dan


mengadakan pemisahan aset dengan membentuk perusahaan
baru lagi PT SL.

Pemisahaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yakni


1. Pemisahan murni (Split Off)
Pemisahan murni adalah pemisahaan perusahaan yang mengaibatkan
seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan
atau lebih dan perseroan yang melakukan pemisahaan usaha tersebut
selanjutnya berakhir karena hukum.
2. Pemisahaan tidak Murni (Spin off)
Pemisahan tidak murni adalah pemisahan perusahaan yang mengakibatkan
sebagian kativa dan pasiva pereroan beralih karena hukum kepada satu perseroan
lain atau lebih yang menerima peralihan dan perseroan yang
melakukan pemisahan tersebut tetap ada.

❖ Kelebihan Pemisahan
1. Masih memakai nama lama dan baru (pola 2)
2. Tidak diperlukan surat izin baru (pola 2)
3. Tidak perlu program rasionalisasi (pola 2)

❖ Kekurangan Pemisahan
1. Tidak memakai nama lama (pola 1)
2. Perlu surat izin baru (pola 1)
3. Melalui program rasuinalisasi (pola 1)

2.2 Merger dan Konsolidasi

19
Apabila suatu perseroan ingin melakukan penggabungan atau peleburan
,rencana penggabungan atau pelburan yang akan dilakukannya harus dituangkan
dalam “rancangan peleburan”. Rancangan penggabungan dan peleburan memuat
sekurang-kurangnya antara lain:
1. Nama PT. yang akan melakukan penggabungan atau peeburan.
2. Alasan penggabungan atau peleburan
3. Tata cara konversi alam
4. Rancangan perubahan anggaran dasar
5. Neraca

2.3 Akuisisi
Cara ketiga yang dapat ditempuh untuk mengambil alih suatu perusahaan
adalah dengan cara membeli membeli hak suara dari perusahaan (the firm voting
stock). Secara yuridis cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh tujuan itu
adalah dengan membeli saham dari perusahaan tersebut. Akuisisi atau pengambil
alihan yang dimaksud UU no.1 Tahun 1995 adalah akuisisi saham (acquisition of
stock),bukan akuisisi aktiva (acquisition of assets). Hal ini dapat disimpulkan dari
kententuan undang-undang tersebut.
Pembelian saham itu dapat dilakukan dengan baik dengan cara tunai,
dengan menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, maupun dengan
menyerahkan jenis-jenis efek lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
membeli. Secara yuridis, pembelian saham-saham tersebut harus dilakukan
transaksinya langsung antara pembeli dengan para pemegang saham perusahaan
tersebut, bukan dengan direksi perusahaan tersebut.
Pelaksanaan pengambilan harus dilakukan dengan membuat rancangan
pengambilan yang disusun oleh direksi perseroan yang akan mengambil alih dan
yang akan diambil alih (Pasal 103 ayat 3 UU No.1 Tahun 1995).
Rancangan pengambil alihan harus memuat sekurang-kurangnya :
1. Nama perseroan yang akan diambil alih dan nama perseorangan / badan
hukum yang bukan perseroan / orang perorangan yang akan mengambil alih.

20
2. Alasan serta penjelasan direksi perseroan yang akan diambil alih dan direksi
perseroan badan hukum yang bukan perseroan yang akan kualitas mengambil
alih alih mengenai persyaratan dan tata cara pengambil alihan saham perseran
yang diambil alih.Pengambilan dilakukan dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).

2.4 Aspek Yuridis Akuisisi


Dasar hukum akuisisi adalah jual beli, dimana direksi perusahaan yang akan
mengakuisisi mengadakan jual beli dengan direksi perusahaan terakuisisi
mengenai hak milik atas saham perusahaan terakuisisi/diambil alih.
Perusahaan pengakuisisi biasanya perusahaan besar yang memilikidana
yang kuat,manajemen yang baik dan jaringan usaha yang luas, serta terkelompok
dalam konglomerasi. Akuisisi dapat dilakukan secara internal atau eksrternal.
Akuisisi internal adalah akuisisi terhadap perusahaan dalam kelompok sendiri,
sedangkan akuisisi eksternal adalah akuisisi terhadap perusahan diluar kelompok
atau perusahaan dari kelompok lain.Akuisisi dapat dialkukan terhadap perusahaan
dalam negeri atau perusahaan luar negeri (asing)

2.5 Tujuan Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi


1. Membeli product line atau lines untuk melengkapi productlines dari
perusahaan yang akan mengamnil alih atau menghilangkan
ketergantungan perusahaan tersebut pada product lines atau service lines
yang ada pada saat ini.
2. Untuk memperoleh akses pada teknologi baru dan teknologi yang lebih
baik yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek
merger,konsolidasi dan akuisisi.
3. Memperoleh pasar atau pelanggan-pelanggan baru yang tidak
dimilikinya, namun dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek
merger,konsolidasi dan akuisisi.

21
4. Memperoleh hak-hak pemasaran dan hak produksi yang belum
dimilikinya ,namun dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek
merger,konsolidasi dan akuisisi.
5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan-bahn baku yang
kualitasnya baik yang selama ini dipasok oleh perusahaan yang
menjadi merger,konsolidasi dan akuisisi.
6. Melakaukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan
tidak terpakai (idle).
7. Mengurangi atau menghambat persaingan
8. Mempertahankan kontinuitas bisnis.

2.6 Contoh Studi Kasus


Mengutip dari buku karya Dr. Abdul R. Saliman, S.H., M.M. tentang
Hukum Bisnis untuk Perusahaan tentang sebuah contoh kasus yang dilatar
belakangi oleh permasalahan Merger, Konsolidasi dan Akuisisi dengan judul
“Arah Merger Lima Bank”. Berita ini diambil dari media cetak Investor edisi 58,
10-23 Juli 2002. Di dalamnya membahas tentang adanya lima Bank yang akan
melakukan merger sebagai solusi untuk merestrukturisasikan dan upaya
penyetahan bank yang bersangkutan. Namun adanya pola penggabungan bank-
bank tersebut sempat menimbulkan polemik yang didasari tentang bank milik
siapa yang akan namanya akan bertahan sebagai induknya. Terutama Bank Bali
dan Bank Universal yang kedua bank ini seakan bersaing untuk saling
mempertahankan benderanya masing-masing. Wacana bahwa Bank Bali sebagai
bank koordinasi yang nantinya menjadi bank yang dihidupkan sempat membuat
gerah pihak Bank Universal. Namun upaya untuk tetap bertahan tetap terlihat.
adanya opini yang menyatakan bahwa Bank Universal lebih layak sebagai bank
yang dihidupkan membuat perseteruan semakin hangat.
Kemudian adanya pengamatan mengenai pola penggabungan yang seperti
apa kiranya memeratakan keuntungan bagi seluruh bank yang bersangkutan.
Apabila memakai pola merger, diantara lima bank yang bergabung, salah satu dari

22
mereka akan menjadi bank pascamerger. Dalam hal ini tentu nama Bank Bali dan
Bank Universal yang lebih diperhitungkan dibandingkan dengan bank lainnya.
Lalu jika menggunakan pola konsolidasi yang saat itu dikemukakan oleh
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), lima bank yang bergabung itu tak
satupun nama yang akan dipakai. Dengan pola ini, BPPN akan membentuk nama
bank baru. Pola seperti ini sempat menghilangkan polemik dari masing-masing
bank. Namun, banyak yang menilai bahwa pola konsolidasi menimbulkan
pengeluaran biaya yang lebih mahal karena adanya perombakan nama sehingga
berbagai material yang sudah memiliki nama, harus menyesuaikan dengan nama
yang baru.
Pilihan berikutnya adalah penggabungan pola akuisisi. Dengan pola ini, dua
atau tiga bank akan tetap berdiri sebagai anak usaha karena badan hukumnya
masih tetap ada dan yang berubah hanyalah kepemilikan bisnisnya karena telah
dikuasai oleh bank mengakuisisi. Bagi pihak yang menginginkan banknya tetap
ada, pola akuisisi lebih disukai. Namun pola seperti ini tidak efisien karena
beberapa cabang dalam satu wilayah berdekatan akan masih tetap berdiri,
sehingga hal ini menimbulkan pemborosan karena dalam satu wilayah cukup
ditangani oleh satu cabang saja.
Pengamatan tentang kasus tersebut juga dianggap sia-sia dan sudah terlalu
lama waktu terbuang karena melayani kepentingan pihak-pihak tertentu.
Pembicaraan mengenai merger lima bank menjadi berlarut-larut karena adanya
tarik menarik kepentingan yang mengarah kepada siapa yang akan menjadi
surviving bank atau bank yang akan dihidupkan. Disini pemerintah dianggap
kurang tegas dalam mengambil keputusan selaku dalam menjalankan proses
merger lima bank tersebut.

a. Perbedaan prinsipil pada masing-masing proses.


Mengambil kesimpulan dari studi kasus tersebut ada perbedaan pola
penggabungan yang pada dasarnya masih belum diputuskan oleh pihak
pemerintah, yakni Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi. Yang kita tahu adalah
proses merger berarti menggabungkan dua atau lebih perusahaan kemudian hanya

23
satu nama yang akan bertahan. Lalu konsolidasi yakni proses peleburan atau
menjadikan satu dari dua atau lebih perusahaan namun tak ada satupun nama yang
bertahan. Dan akan ada nama baru untuk menjadikan perusahaan baru dari
penggabungan beberapa perusahaan tersebut. Dan tentang rekomendasi terakhir
adalah akuisisi dimana proses ini merupakan penggabungan dari dua atau lebih
perusahaan namun beberapa nama dari perusahaan tersebut akan tetap berdiri
sebagai anak perusahaan sehingga juga akan tetap berdiri.

b. Kelebihan dan kekurangan pada masing-masing proses.


Dalam kasus “Arah Merger Lima Bank”, setiap proses yang akan dipilih
sebenarnya memiliki keuntungan dan kekurangan tersendiri. Seperti yang terjadi
pada kasus tersebut, apabila merger dipilih sebagai proses penggabungan, polemik
antar perusahaan terjadi, hanya karena berusaha menjadikan perusahaan yang
dimiliki akan bertahan. Sekalipun terjadi polemik, proses merger tidak
membutuhkan biaya yang besar dan tidak membutuhkan surat izin usaha baru.
Adapun proses penggabungan konsolidasi. Proses ini diyakini tidak akan
menimbulkan polemik antar pihak yang bersangkutan karena dari penggabungan
yang dilakukan, tak ada nama satupun perusahaan yang akan dipakai. Dan akan
ada nama baru yang akan digunakan. Namun karena hal tersebut, proses ini
membutuhkan biaya yang lebih mahal karena nama baru tentunya membutuhkan
izin baru dan segala material dengan nama yang tersesuaikan. Dan kemudian
proses penggabungan akuisisi, dimana nama yang digunakan masih tetap
menggunakan nama perusahaan yang lama, namun perusahaan lain yang
bergabung juga akan tetap berdiri. Tetapi proses ini dinilai kuran efisien, karena
adanya perubahan kepemilikan perusahaan dan mudah terjadi duplikasi atau
pemborosan akibat adanya perusahaan yang masih berdiri di dalam satu wilayah.

c. Pertimbangan akhir yang akan diambil Pemerintah


Menanggapi kasus ini, menurut pemahaman kelompok kami, seharusnya
pemerintah memutuskan untuk mengambil proses penggabungan Konsolidasi.
Pada dasarnya konsolidasi adalah peleburan dari dua atau lebih perusahaan

24
kemudian akan ada nama baru yang akan berdiri untuk menggantikan. Mungkin
pada awalnya akan membutuhkan biaya yang mahal karena perlu membuat izin
baru dan nama baru, namun dengan menggunakan nama baru akan mengurangi
polemik yang terjadi diantara perusahaan yang sedang menjalani proses ini.
Kiranya dengan nama baru akan menciptakan budaya perusahaan dengan sistem
dan target yang baru sert mengeksplorasi kekurangan dan kelebihan dari masing-
masing perusahaan yang menjalani proses penggabungan ini.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pemahaman mengenai Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi,
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya MAKS dilakukan sebagai upaya yang dilakukan
perusahaan dalam mempertahankan atau meningkatkan nilai produktifitas suatu
perusahaan baik secara mandiri maupun kerjasama dengan perusahaan lain. Selain itu
juga untuk membangun keunggulan kompetitif dalam jangka panjang perusahaan yang
pada akhirnya bermuara kepada peningkatan nilai perusahaan atau peningkatan
kemakmuran pemegang saham. Disisi lain juga didasari pada keinginan subjektif atau
ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan.
Dalam melakukan MAKS, banyak kendala yang harus diatasi oleh perusahaan,
yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan kedua
perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan hal seperti ini harus
dipilih salah satu budaya yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan MAKS. Sebelum melakukannya, kedua perusahaan harus berkoordinasi
dengan perwakilan masing-masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan
diambil perusahaan nantinya.

3.2 SARAN
Saran yang bisa diambil dari pemahaman mengenai Merger, Konsolidasi,
Akuisisi dan Separasi adalah bagaimana seharusnya sebelum melakukan proses tersebut,
perusahaan perlu memperhatikan budaya yang ada di perusahaan masing-masing. Karena
budaya yang berbeda dapat memicu permasalahan internal bagi kedua perusahaan. Dan
selain itu hendaknya MAKS dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang yang
sama, karena dengan bidang usaha yang sama, kegiatan merger, konsolidasi maupun
akuisisi kemungkinan dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ayahbundacita.blogspot.co.id/2013/08/ringkasan-buku-mkapp.html (Rabu,
4 November 2015. 16:20)
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Merger (Rabu, 4 November 2015. 16:40)
3. http://marragam-ragam.blogspot.co.id/2010/12/merger-konsolidasi-dan-
akuisisi.html ( Kamis, 5 November 2015. 16:30)
4. http://asevysobari.blogspot.co.id/2014/12/syarat-merger-perusahaan-terbuka.html
(Kamis, 5 November 2015. 16: 48)
5. http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-
jenis.html (Kamis, 5 November 2015. 16:51)
6. http://mahfudh-sh.blogspot.co.id/2013/06/merger-konsolidasi-akuisisi-dan.html
(Kamis, 5 November 2015. 17:10)
7. https://muhamadsamsudin.wordpress.com/2014/04/25/merger-konsolidasi-dan-
akuisisi/ (Kamis, 5 November 2015. 17:20)
8. https://www.scribd.com/doc/287278520/Merger-Akuisisi-Konsolidasi-Dan-
Pemisahan-Perusahaan (Kamis, 5 November 2015. 17.30)
9. http://hisyamjayuz.blogspot.co.id/2013/12/bentuk-penggabungan-badan-
usaha.html (Kamis, 5 November 2015. 17:45)
10. Saliman, Abdul R. 2005. Hukum Bisnis untuk Perusahaan. Jakarta: Kencana

27

Anda mungkin juga menyukai