Dosen :
Penulis :
FAKULTAS HUKUM
UNVERSITAS WARMADHEWA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Hormat Kami
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................................4
Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
Kesimpulan..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha atau bisnis dapat mengalami kegagalan karena terkena masalah hukum atau
tidak mendapat izin dari pemerintah. Oleh karena itu, sebelum usaha atau bisnis dilakukan
perlunya analisis mendalam terhadap aspek hukum agar dikemudian hari usaha atau bisnis
yang dilakukan tidak gagal karena terbentur masalah hukum dan perizinan.
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat
dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang
bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan,
maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus
terlebih dahulu sudah terpenuhi.
Dalam melakukan analisis aspek hukum bisnis harus dilakukan secara teliti dan
cermat. Dengan mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ke tangan yang
memang berkompeten untuk mengeluarkan surat-surat yang hendak diteliti. Demikian juga
bagi yang hendak menyiapkan suatu usaha maka perlu dilakukan berbagai persiapan yang
berkaitan dengan aspek hukum bisnis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
C. Untuk Menganalisis Kasus Pelanggaran Etika Bisnis PT Jiwasraya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kenyataannya, kita hidup dikelilingi sederet peraturan, Tak kecuali dalam
berbisnis kita juga dikelilingi aturanaturan yang dapat dijadikan pedoman saat melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan bisnis. Aturan-aturan tersebut sering kali disebut dengan
istilah hukum bisnis.
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan
suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan keuangan
yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi maupun
suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para pengusaha bisnis dengan usaha
dan usaha yang lainnya, dimana enterpreneur sudah mempertimbangkan suatu segala resiko
yang mungkin terjadi. Terdapat cukup banyak pengertian hukum bisnis menurut para
ahli .Berikut ini adalah beberapa pengertian hukum bisnis menurut para ahli, antara lain :
1. Menurut Munir Fuady Pengertian hukum binis adalah suatu perangkat atau kaidah
hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan
urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para
enterpreneur dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk
mendapatkan keuntungan.
2. Menurut Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.Hum. Dalam persepsi manusia modern,
pengertian hukum bisnis adalah seperangkat kaidah hukum yang diadakan untuk
mengatur serta menyelesaikan berbagai persoalan yang timbul dalam aktivitas antar
manusia, khususnya dalam bidang perdagangan.1
1
Idayanti Soesi, “Hukum Bisnis”. Jogja:Tanah Air Beta, Hal.6;7.
6
1. Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
3. Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).2
Tidak mengantongi izin usaha di Indonesia berarti Anda membiarkan bisnis Anda
menghadapi masalah hukum yang rumit, dan akibat terburuknya adalah diberhentikannya
kegiatan bisnis Anda. Jadi, sebelum memutuskan untuk memulai bisnis startup, Anda harus
mulai memikirkan bagaimana cara mengantongi izin usaha yang sah sesuai dengan bidang
usaha startup Anda. Sebelum melakukan proses perizinan, Anda bisa mulai dengan
menentukan badan usaha yang sesuai, apakah dalam bentuk Perseroan Terbatas
(PT), Commanditaire Vennootschap (CV), Firma, atau usaha perorangan. Pemilihan badan
usaha ini sangat penting, karena akan menentukan proses perizinan dan tanggung jawab
hukum para pendiri usaha.
Lari dari masalah pajak? Banyak pengusaha yang mengalami masalah besar, bahkan
kegagalan bisnis hanya karena mengabaikan masalah pajak. Jika Anda berharap
bisnis startup Anda bertahan lama dan terus berkembang, Anda harus mulai dengan membuat
NPWP perusahaan. NPWP ini juga menjadi syarat yang Anda perlukan ketika ingin
mengurus legalitas lainnya, seperti SIUP dan TDP. Selain bisnis Anda, NPWP juga
dibutuhkan Anda dan seluruh karyawan Anda sebagai Wajib Pajak pribadi. Setelah memiliki
NPWP, Anda juga harus mengelola pajak bisnis Anda dengan tepat, mulai dari hitung, bayar,
dan lapor pajak. Ada beberapa jenis pajak yang harus Anda bayarkan dan laporkan setiap
bulannya, seperti PPh dan PPN. Anda juga wajib melaporkan SPT Tahunan tiap tahunnya,
dan jika lalai, Anda akan dikenakan denda sebesar Rp1.000.000 berdasarkan Undang-
Undang No.28/2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No.6/1983 tentang
2
Ibid., hal 8.
7
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Selain itu, jika perusahaan Anda
mengabaikan kewajiban sebagai wajib pajak, perusahaan Anda dapat mendapatkan hambatan
atau masalah jika ingin mengurus hal lainnya, seperti pengajuan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang tidak dapat dilakukan jika Anda secara pribadi maupun perusahaan
melalaikan kewajiban sebagai wajib pajak.
Masalah hukum bisnis startup tidak hanya terjadi antara perusahaan dan pemerintah, tapi
dapat juga terjadi antara perusahaan dan karyawan. Sebagai pemilik bisnis startup, Anda
harus memerhatikan kewajiban Anda sebagai perusahaan dan legalitas karyawan Anda. Jadi,
pastikan karyawan Anda mendapatkan informasi yang jelas terkait gaji, pajak penghasilan,
asuransi kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, bonus, dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan
karyawan. Anda bisa menyampaikan hal tersebut melalui kontrak kerja karyawan. Untuk
menghindari perselisihan dengan karyawan, Anda juga memerlukan peraturan perusahaan
dan kontrak kerja yang jelas untuk mengatur hak dan kewajiban bagi karyawan maupun Anda
sebagai pengusaha.
8
5. Tidak Adanya Perjanjian Pemegang Saham
Hanya bermodal kepercayaan, banyak pendiri startup yang mengabaikan masalah hukum,
salah satunya masalah saham atau modal. Padahal, perjanjian atau kontrak antara pemegang
saham (shareholders agreement) adalah hal yang sangat penting untuk mengatur lebih lanjut
mengenai kewenangan masing-masing pemegang saham, dan juga ketentuan ketika ada
pemegang saham baru maupun pemegang saham lama yang ingin menjual sahamnya kepada
pihak lain.3
Perusahaan yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik.
Pengertian etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang ideal yang memperhatikan norma dan moral yang berlaku secara ekonomi/sosial,
tetapi penerapan norma dan moral tersebut merupakan tujuan dari kegiatan bisnis dan
mendukung tujuan tersebut.
Akhir-akhir ini semakin banyak perdebatan tentang perlunya tindakan bisnis, terutama
dalam tahap persiapan mekanisme pasar bebas. Mekanisme pasar bebas memberikan semua
pelaku ekonomi berbagai kebebasan untuk beroperasi dan terlibat dalam pembangunan
ekonomi. Hal ini terjadi karena penyimpangan dari standar etika. Bahkan, pelanggaran etika
perusahaan dan persaingan tidak sehat untuk menguasai pasar semakin membebani
pengusaha menengah dan rendah yang tidak kompetitif. Oleh karena itu, untuk mengurangi
terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam dunia bisnis, diperlukan sanksi yang tegas untuk
melarang praktik monopoli dan bisnis yang tidak sehat.
Pada tahun 1957 perusahaan asuransi jiwa milik Belanda yang ada di Indonesia
dinasionalisasi sejalan dengan program indonesianisasi perekonomian Indonesia. Tanggal 17
3
LIBERA, “5 Masalah hukum yang sering di hadapi bisnis startup di Indonesia”, https://libera.id/blogs/5-
masalah-hukum-yang-sering-dihadapi-bisnis-startup-indonesia/, diakses pada 18 Mei 2022, pukul 10.00 WIB.
9
Desember 1960 NILLMIJ van 1859 dinasionalisasi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
23 tahun 1958 dengan merubah namanya menjadi PT Perusahaan Pertanggungan Djiwa
Sedjahtera.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 214 tahun 1961, tanggal 1 Januari 1961, 9
(sembilan) perusahaan asuransi jiwa milik Belanda dengan inti NILLMIJ van 1859 dilebur
menjadi Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera.
Pada tanggal 1 Januari 1965 berdasarkan Keputusan Menteri PPP Nomor BAPN 1-3-
24, nama Perusahaan negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera diubah menjadi Perusahaan
Negara Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera.
Berdasarkan PP No.40 tahun 1965 didirikan Perusahaan Negara yang baru bernama
Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja yang merupakan peleburan dari Perusahaan negara
Asuransi Djiwa Sedjahtera. 10 Berdasarkan SK Menteri Urusan Perasuransian Nomor
2/SK/66 tanggal 1 Januari 1966, PT Pertanggungan Djiwa Dharma Nasional dikuasai oleh
Pemerintah dan diintegrasikan kedalam Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja.
4
Mulyono, Windya Anggraini. "Prosedur Pt. Asuransi Jiwasraya Cabang Surakarta dalam Pelayanan Klaim
Nasabah." (2016).
10
negatif Rp23,92 triliun pada September 2019. Selain itu, Jiwasraya membutuhkan uang
sebesar Rp32,89 triliun untuk kembali sehat. Ternyata, kasus Jiwasraya merupakan puncak
gunung es yang baru mencuat. Jika dirunut, permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak tahun
2000-an. Berikut kronologi kasus Jiwasraya :
2006: Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan ekuitas Jiwasraya
tercatat negatif Rp3,29 triliun.
2008: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini disclaimer (tidak menyatakan
pendapat) untuk laporan keuangan 2006-2007 lantaran penyajian informasi cadangan tidak
dapat diyakini kebenarannya. Defisit perseroan semakin lebar, yakni Rp5,7 triliun pada 2008
dan Rp6,3 triliun pada 2009.
2010-2012: Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi dan mencatatkan surplus sebesar Rp1,3
triliun pada akhir 2011. Namun, Kepala Biro Perasuransian Isa Rachmatawarta menyatakan
metode reasuransi merupakan penyelesaian sementara terhadap seluruh masalah. Sebab,
keuntungan operasi dari reasuransi cuma mencerminkan keuntungan semu dan tidak memiliki
keuntungan ekonomis.
Karenanya, pada Mei 2012, Isa menolak permohonan perpanjangan reasuransi. Laporan
keuangan Jiwasraya 2011 disebut tidak mencerminkan angka yang wajar Pada 2012,
Bapepam-LK memberikan izin produk JS Proteksi Plan pada 18 Desember 2012. JS Proteksi
Plan dipasarkan melalui kerja sama dengan bank (bancassurance). Produk ini ikut menambah
sakit perseroan lantaran menawarkan bunga tinggi, yakni 9 persen hingga 13 persen.
2017: Kondisi keuangan Jiwasraya tampak membaik. Laporan keuangan Jiwasraya pada
2017 positif dengan raihan pendapatan premi dari produk JS Saving Plan mencapai Rp21
triliun. Selain itu, perseroan meraup laba Rp2,4 triliun naik 37,64 persen dari tahun 2016.
2018: Direktur Pengawasan Asuransi OJK, Ahmad Nasrullah menerbitkan surat pengesahan
cadangan premi 2016 sebesar Rp10,9 triliun.
11
Pada bulan yang sama, Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim dan Direktur
Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo dicopot. Nasabah mulai mencairkan JS Saving Plan
karena mencium kebobrokan direksi lama Mei 2018, pemegang saham menunjuk Asmawi
Syam sebagai direktur utama Jiwasraya.
12
Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencekal 10 nama yang diduga bertanggung jawab
atas kasus Jiwasraya, yaitu: HH, BT, AS, GLA, ERN, MZ, DW, HR, HP, dan DYA.5
Penegakan hukum di dalam tindak pidana pada kasus Jiwasraya ini sangat perlu
dilakukan dalam rangka menunjukan keseriusan pemerintah dalam melindungi
kepentingan para investor publik dan pemegang saham yang terkait dengan Jiwasraya serta
menunjukan keefektifan peraturan hukum yang sudah ada dalam menangani kasus jiwasraya
yang sedang terjadi. Kasus jiwasraya yang pada bagian sebelumnya telah dikategorikan
sebagai bentuk tindak pidana pasar modal, sehingga lembaga yang berwenang untuk
mengawasi adalah BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) yang sekarang
kewenangannya telah diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disingkat
menjadi OJK).
Terkait hal ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah
Jiwasraya, antara lain, OJK melakukan reformasi industrialisasi asuransi, restrukturisasi
keuangan perseroan, OJK membentuk lembaga penjamin polis, pemerintah membntuk
holding BUMN asuransi dan DPR membantuk pansus untuk menyelamatkan Jiwasraya.
5
Indonesia, C. N. N. "Kronologi kasus jiwasraya, gagal bayar hingga dugaan korupsi." CNN Indonesia.
(Retrieved from: https://www. cnnindonesia. com/ekonomi/20200108111414-78-463406/kronologikasus-
jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi (2020).
6
Akbar derry m, ANALISA PELANGGARAN ETIKABISNIS STUDI KASUS PT JIWASRAYA,
Pundasi.org, Vol 2 (3), 2022.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan
suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan keuangan
yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi maupun
suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para pengusaha bisnis dengan usaha
dan usaha yang lainnya, dimana enterpreneur sudah mempertimbangkan suatu segala resiko
yang mungkin terjadi.
3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1972, tanggal 23 Maret 1973 dengan
Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 12 tahun 1973, Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraya
berubah status menajdi Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Jiwasraya yang Anggaran
Dasarnya kemudian diubah dan ditambah dengan Akta Notaris Sri Rahayu Nomor 839 tahun
1984 Tambahan Berita Negara Nomor 67 tanggal 21 Agustus 1984 menjadi PT Asuransi
Jiwasraya.
4. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah Jiwasraya, antara
lain, OJK melakukan reformasi industrialisasi asuransi, restrukturisasi keuangan perseroan,
OJK membentuk lembaga penjamin polis, pemerintah membntuk holding BUMN asuransi
dan DPR membantuk pansus untuk menyelamatkan Jiwasraya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15