Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

PENGGABUNGAN USAHA

Dosen Pengampu : Ida Bagus Raminra Padma Diputra, S.E., M.S.A.,CA

Disusun Oleh:

I Kadek Dwi Ananta (2017051002)

Komang Trisna Ayu Widari (2017051004)

Ni Putu Putri Mahalliani (2017051014)

I Gede Bagus Krisna Mahardika (2017051020)

Kelas : 4A

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penggabungan Usaha”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.

Makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan wawasan yang


lebih terkait Definisi Penggabungan Usaha, Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha,
Kontribusi Relative Perusahaan yang Bergabung, dan Masalah Akuntansi dalam
Penggabungan Usaha. Tentunya pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu karya tulis ini.

Penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan


makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberi edukasi bagi kita semua.

Singaraja, 21 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Definisi Penggabungan Usaha ............................................................... 3
2.2 Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha .................................................. 3
2.3 Kontribusi Relative Perusahaan Yang Bergabung ............................. 4
2.4 Masalah Akuntansi Dalam Penggabungan Usaha .............................. 5
BAB III ................................................................................................................... 6
PENUTUP .............................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Derasnya arus globalisasi terus membawa dampak hampir di seluruh
aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya aspek ekonomi khususnya
perusahaan-perusahaan yang sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi.
Seperti yang kita ketahui di seluruh belahan dunia sudah memasuki era
pasar bebas, yang mana barang-barang dari luar negeri dengan sangat
mudah masuk ke Indonesia.. Akan tetapi, karena derasnya dampak dari
globalisasi khususnya di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi
yang membuat tidak ada lagi halangan jarak yang membatasi kegiatan
perusahaan membuat persaingan yang terjadi semakin ketat. Hal ini yang
membuat perusahaan-perusahaan yang berskala kecil berpotensi gulung
tikar dikarenakan persaingan yang begitu ketat, sedangkan perusahaan yang
berskala besar masih bisa mempertahankan usahanya ditengah persaingan
pasar bebas. Dengan adanya kondisi seperti menuntut pihak perusahaan
untuk selalu mengembangkan strategi bisnisnya agar dapat bertahan dan
tidak mengalami kegagalan.
Strategi yang diperlukan dari permasalahan yang dihadapi oleh para
pemilik perusahaan untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat yaitu
melalui ekspansi. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan baik dalam bentuk
ekspansi internal maupun ekspansi eksternal. Ekspansi internal dapat
dilakukan dengan memperluas usaha yang telah ada, tanpa melibatkan unit-
unit usaha diluar perusahaan, seperti menambah kapasitas produksi atau
membangun divisi bisnis yang baru. Sedangkan ekspansi eksternal dapat
dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha. Dalam hal ini, untuk
mengembangkan usahanya, suatu perusahaan mengadakan penggabungan
sumber-sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari Penggabungan Usaha?
2. Bagaimana bentuk-bentuk Penggabungan Usaha?

1
3. Bagaimana kontribusi relative dari perusahaan yang bergabung?
4. Bagaimana masalah akuntansi dalam penggabungan usaha?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Penggabungan Usaha.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari Penggabungan Usaha.
3. Untuk mengetahui kontribusi relative dari perusahaan yang bergabung.
4. Untuk mengetahui masalah akuntansi dalam Penggabungan Usaha.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan
penulis mengenai materi Penggabungan Usaha. Selain itu, dapat
melatih penulis dalam merancang sebuah makalah.
2. Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini pembaca akan mendapat pengetahuan
mengenai Pengertian Penggabungan Usaha, Bentuk-bentuk
Penggabungan Usaha, Kontribusi Relative dari Perusahaan yang
bergabung, serta Masalah Akuntansi dalam Penggabungan Usaha.
Dan pembaca juga bisa menerapkan Konsep Penggabungan Usaha
ini pada perusahaan atau usaha-usaha yang mereka rintis sehingga
membantu mempercepat pertumbuhan usaha yang sedang
berkembang.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penggabungan Usaha
“Penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua
atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena
satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”.

2.2 Bentuk-Bentuk Penggabungan Usaha


Berdasarkan kejadian hukumnya, bentuk-bentuk penggabungan
usaha dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu:
1. Merger (Statutory Merger), adalah penggabungan usaha di mana
hanya akan ada satu perusahaan yang bertahan darı berbagai
perusahaan yang bergabung dan perusahaan lainnya dibubarkan.
Aset dan liabilitas perusahaan diambil alih ditransfer ke perusahaan
yang mengambil alih dan perusahaan yang diambil alih tersebut
bubar atau dilikuidasi (liquidated). Operasional dari masing-masing
perusahaan yang sebelumnya merupakan perusahaan terpisah
dilanjutkan ke dalam entitas tunggal yang tetap bertahan setelah
adanya merger. Sederhananya, A + B = A/B.
2. Konsolidasi (Statutory Consolidation), adalah adalah penggabungan
usaha di mana kedua perusahaan yang melakukan kombinasi bisnis
langsung dibubarkan dan asset serta liabilitas dari kedua perusahaan
ditranster ke perusahaan yang baru dibentuk. Operasional dari
masing-masing perusahaan yang sebelumnya merupakan
perusahaan terpisah dilanjutkan ke dalam entitas tunggal yang baru
dan tidak ada perusahaan yang bergabung bertahan setelah
konsolidasi. Namun di banyak situasi. perusahaan yang dihasilkan
tersebut hanya bentuknya saja yang baru, sedangkan secara
substansi sebenarnya merupakan salah satu dari perusahaan yang
bergabung namun berdiri kembali dengan nama baru.
Sederhananya, C + D = E.

3
3. Akuisisi, adalah penggabungan usaha yang terjadi ketika sebuah
perusahaan membeli sebuah kepemilikan perusahan lain dan
perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut melanjutkan operasi
perusahaannya sebagai entitas legal yang terpisah, namun saling
terkait. Karena tidak adanya perusahaan yang dilikuidasi, maka
perusahaan yang mengakuisisi memperlakukan hak kepemilikan
yang diperolehnya sebagai investasi. Dalam saham, perusahaan
yang mengambil alih tidak perlu mendapatkan seluruh saham
perusahaan lain agar bisa memperoleh control. Hubungan yang
terjadi dalam akuisi saham disebut hubungan induk-anak
perusahaan (parent-subsidiary relationship). Induk perusahaan
adalah perusahaan yang memiliki kendali atas perusahaan lain,
sedangkan anak perusahaan adalah perusahaan yang dikendalikan.
Untuk kepentingan pelaporan keuangan ke publik, induk dan anak
perusahaan menyajikan laporan keuangan konsolidasian seolah-
seolah mereka merupakan satu perusahaan yang tunggal.

2.3 Kontribusi Relative Perusahaan Yang Bergabung


Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menentukan banyaknya
modal saham yang harus diserahkan kepada masing-masing perusahaan
yang bergabung.
1. Kontribusi relatif dari aset bersih
Pada metode ini penentuan besaran modal saham yang diberikan
pada masing-masing perusahaan ditentukan pada besaran atau
persentase aset bersih dari masing-masing perusahaan. Dalam
penentuannya, aset-aset perlu dinilai kembali, yakni pada nilai wajar
atau nilai sekarang aset sehingga tentunya membutuhkan bantuan
ahli dari seorang akuntan untuk menentukan harga pasar.
2. Kontribusi relatif dari laba yang diproyeksikan
Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan
kepada perusahaan yang baru dibentuk memerlukan bantuan dari
orang yang ahli dibidang ini, seperti akuntan. Pada metode ini,
besaran modal saham yang dibagikan yakni berdasarkan pada

4
besarnya persentase atau kontribusi dari proyeksi keuntungan
masing-masing perusahaan. Dalam proyeksi laba akuntan perlu
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti penggunaan
data-data yang up to date dan telah direvisi. Hal ini dilakukan agar
proyeksi laba dapat mendekati kenyataan.

2.4 Masalah Akuntansi Dalam Penggabungan Usaha


Masalah akuntansi dalam penggabungan badan usaha jika diilihat
dari segi akuntansinya, maka akan timbul dua metode akuntansi yang
nantinya digunakan dalam melakukan pencatatan atas transaksi
penggabungan usaha, yaitu:
1. Metode Pembelian (by purchase)
Pada metode ini, perusahaan-perusahaan yang bergabung dianggap
sebagai pembentukan suatu entitas baru maka dalam pencatatan
akuntansinya perlu dilakukan penilaian kembali terhadap aset dan
liabilitas. Sehingga dalam hal ini, nilai aset dan liabilitas perusahaan
diukur menggunakan nilai wajar (nilai sesungguhnya yang berlaku
di pasar saat ini). Selain itu, karena nilai aset dan liabilitas yang
diukur berdasarkan pada nilai wajar maka tentunya dalam
pemberian imbalan yang nantinya akan dialihkan akan timbul yang
namanya Goodwill.
2. Metode Penyatuan Kepentingan (by pooling of interest)
Apabila penggabungan usaha dianggap sebagai suatu pooling of
interest maka tidak diperlukan lagi dasar-dasar baru tentang
accountability. Hal ini karena pada dasarnya pihak-pihak yang
bergabung tersebut menyamakan kepentingan mereka terkait
bisnisnya sehingga tidak diperlukan kembali penilaian kembali
terhadap aset atas masing-masing perusahaan. Sehingga nilai aset
yang digunakan pada metode penyatuan kepentingan adalah nilai
buku yang memang telah sesuai dengan penerapan prosedur
akuntansi yang berterima umum. Dalam metode ini tidak
menimbulkan adanya goodwill.

5
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu kesatuan ekonomi karena satu perusahaan
menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas
aktiva dan operasi perusahaan lain”.
Secara kejadian hukumnya, terdapat tiga bentuk utama dari
kombinasi bisnis secara legal, yaitu merger, konsolidasi, dan akuisisi. Ada
dua pendekatan dalam menentukan banyaknya saham yang harus
diserahkan kepada masing-masing perusahaan yang bergabung, yakni
kontribusi relatif dari kekayaan bersih dan kontribusi relatif dari laba yang
diproyeksikan. Masalah Akuntansi dalam penggabungan badan usaha
dilihat dari segi akuntansinya, maka terdapat dua macam prosedur
pencatatan, yakni dengan metode pembelian (by purchase) yang mana
dalam pengukuran dan pencatatan aset dari penggabungan usaha didasarkan
pada nilai wajar dan dengan metode penyatuan kepentingan (by pooling of
interest) yang mana tidak dilakukan penilaian kembali terhadap aset
sehingga aset-aset dari perusahaan yang bergabung tetap didasarkan pada
nilai buku.

6
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Hadori & Harnanto. 2018. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama.
Yogyakarta : BPFE.

Martani, Dwi dkk. 2021. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Jakarta: Salemba Empat.

Baker, Richard E, et al. 2019. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia).


Jakarta: Salemba Empat

Satria, Dy Ilham. 2016. Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2.

Nugroho, Arif Widodo. 2021. Modul Pembelajaran Akuntansi Keuangan Lanjutan


I.

Anda mungkin juga menyukai