Disusun oleh:
Ario Permadi 01044882124002
Muhammad Ridho 01044882124001
Elsah 01044822225003
Dosen Pengajar :
Dr. Mukhtarudin, S.E., M.Si., AK., CA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021 / 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Kombinasi Bisnis dan Konsolidasi” ini dapat tersusun
hingga selesai. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata
kuliah Pelaporan Korporat pada Program Pendidikan Profesi Akuntansi. Selain itu,
pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Penggabungan unit bisnis banyak dilakukan saat ini baik dalam bentuk joint venture,
akuisisi, maupun merger. Hal ini dilatar belakangi oleh kemudahan teknologi, perjanjian
perdagangan bebas, dan motif mencari keuntungan.
Aktivitas penggabungan bisnis tersebut tidak hanya berdampak pada kegiatan produksi
atau pemasarannya saja, melainkan semua aspek termasuk aspek keuangannya. Pencatatan
keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi tidak sama dengan perusahaan yang hanya
berdiri sendiri. Pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi menjadi lebih rumit
dibandingkan dengan perusahaan yang berdiri sendiri. Dalam pencatatan keuangan konsolidasi,
dikenal entitas induk (yang mengendalikan) dan entitas anak (yang dikendalikan).
Pada makalah ini selanjutnya akan dijelaskan lebih detail mengenai apa itu pelaporan
keuangan konsolidasi, gabungan usaha yang seperti apa yang harus mengadakan laporan
keuangan konsolidasi, serta cara perhitungan laporan keuangan konsolidasi.
4
D. Apa yang dimaksud dengan Laporan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Aset Keuangan adalah asset yang tidak berwujud. Nilai dari asset ini tergantung dari nilai
arus kas/uang yang akan kita terima dimasa yang akan datang, semakin besar nilai arus kas
yang akan kita terima dimasa yang akan datang maka semakin tinggi nilai dari asset keuangan
tersebut. Pihak yang setuju untuk melakukan pembayaran kas/ klaim atas asset keuangan
tersebut disebut emiten atau issuer sedangkan penerima klaim disebut sebagai investor.
1. Deposito bank.
2. Obligasi baik pemerintah atau perusahaan : Adalah surat berharga yang menunjukan
pengakuan atas hutang. Pihak yang mengeluarkan obligasi dalam hal ini pemerintah
atau perusahaan adalah pihak yang berhutang sehingga dapat disebut sebagai emiten
atau issuer atau penerbit sedangkan pihak yang memegang obligasi tersebut (tentu saja
dapat memegang obligasi tersebut berarti memperolehnya dengan cara membeli)
disebut investor. Hak yang diperoleh investor adalah bunga yang besarnya tetap yang
akan diterima setiap periode tertentu (bulanan atau tahunan) selama usia dari obligasi
tersebut, selain itu investor juga akan menerima pelunasan hutang diakhir usia obligasi
tersebut
(ini yang membedakan klaim hutang bank dan obligasi)
6
3. Saham Adalah surat berharga yang menunjukan kepemilikan artinya bahwa pemegang
saham tersebut memiliki perusahaan yang besarnya tergantung dari besarnya bagian
saham yang dimilikinya. Semakin besar bagian saham yang dimiliki semakin besar
pula penguasaannya terhadap perusahaan tersebut.
SAK ETAP 12 mendefinisikan entitas anak sebagai suatu entitas yang dikendalikan oleh
entitas induk. Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut.
Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat
ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.
Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang hak
suara suatu entitas tetapi memiliki:
a. Mempunyai hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan pemegang
saham lain.
b. Mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional berdasarkan anggaran
dasar atau perjanjian.
c. Mempunyai hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota dewan direksi atau
badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh oleh dewan atau badan tersebut.
d. Mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan direksi atau
badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh dewan atau badan tersebut.
Investasi pada entitas anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. SAK ETAP tidak
menganjurkan dilakukannya konsolidasi laporan keuangan. Investasi pada entitas anak awalnya
diakui pada biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan selanjutnya disesuaikan untuk
mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan dan beban dari entitas anak.
Investasi pada Entitas Asosiasi Berdasarkan PSAK 15 pengertian dari entitas asosiasi ialah
suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai
pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam
ventura bersama.
7
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya
berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masamasa yang akan
datang Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan
keuangan dan operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut Metode Ekuitas pada Entitas Asosiasi :
Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar
biaya perolehan kemudian ditambah atau dikurangi untuk mengakui laba atau rugi investee
setelah tanggal perolehan.
Penerapan Metode Ekuitas Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas, kecuali ketika:
investasi diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi Dihentikan; pengecualian dalam paragraf 10
PSAK 4, yang mengijinkan entitas induk yang juga memiliki investasi dalam entitas asosiasi
untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian memenuhi semua persyaratan berikut
ini:
a Investor adalah entitas anak yang dimiliki seluruhnya instrumen utang dan instrumen
ekuitas investor tidak diperdagangkan di pasar publik
b investor tidak menyampaikan, atau dalam proses menyampaikan, laporan keuangannya
pada badan pengawas atau organisasi regulator lain, untuk tujuan penerbitan setiap jenis
instrumen di pasar publik; dan
c entitas induk akhir atau entitas induk antara dari investor menerbitkan laporan keuangan
konsolidasian yang tersedia untuk pemakaian publik yang sesuai Standar Akuntansi
Keuangan.
Berdasarkan PSAK 12 ventura bersama adalah adalah perjanjian kontraktual dimana dua
atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama.
Pengendalian Bersama Entitas Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang
melibatkan pendirian suatu perseoran terbatas, persekutuan atau entitas lainnya yang mana
setiap venturer mempunyai bagaian partisipasi.
8
Pengendalian Bersama Operasi
a. Bagiannya diklasifikasikan sesuai dengan sifat aset b Setiap liabilitas yang telah terjadi
b. Bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang berkaitan
dengan ventura bersama
c. Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output ventura
bersama
d. Setiap beban yang telah terjadi sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam ventura
bersama
Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang melibatkan pendirian suatu
perseoran terbatas, persekutuan atau entitas lainnya yang mana setiap venturer mempunyai
bagaian partisipasi. Pengendalian ini mengendalikan aset ventura bersama, menanggung
liabilitas dan beban, dan memperoleh penghasilan.
Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee mencatat
investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas,
kecuali ketika investasi tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan metode ekuitas.
2. 2 Kombinasi Bisnis
2.2.1 Definisi
Pengertian menurut PSAK 22 Transaksi kombinasi menurut PSAK 22 revisi tahun 2010
terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis.
Disini yang dimaksud dengan pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijaksanaan
keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak, yakni entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi.
9
Pihak pengakuisisi merupakan entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang
diakuisisi dalam transaksi bisnis. Sebaliknya, entitas yang diakuisisi, atau disebut juga entitas
target, merupakan entitas yang dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain
(entitas pengakuisisi). PSAK 33 direvisi tahun 2010 cenderung menggunakan istilah entitas
dibanding perusahaan.
Kombinasi bisnis pada umumnya terjadi dengan kepemilikan hak suara yang memberikan
hak pengendalian. Kepemilikan hak suara biasanya direalisasi dengan perolehan ekuitas entitas
lain, sebagai contoh, hak suara dalam entitas yang berbentuk peseroan terbatas dinyatakan
dalam kepemilikan saham biasa PSAK 22 revisi tahun 2010 mensyaratkan penerapan metode
pembelian (purchase) atau metode akuasisi untuk perolehan ekuitasentitas yang dimaksud.
Pembahasan selanjutnya mengasumsikan bahwa kombinasi bisnis terjadi diantara entitas yang
berbentuk peseroan terbatas melalui akuisisi saham biasa kecuali disebut khusus.
Kombinasi saham bisa berupa merger, konsolidasi dan akuisisi, perbedaan diantara
ketiganya yaitnnu :
10
Suatu ekuisisi dapat dibiayai dengan kas atau saham. Akuisisi yang dibiayai dengan kas
dilakukan melaui pembayaran kas atau setara kas atau penerbit surat utang kepada pemilik
entitas target. Dengan pembayaran tersebut, pemilik lama entitas yang diakuisisi akan
meninggalkan entitas tersebut dan dan digantikan oleh entitas pengakuisisi sebagai pemilik
baru.pembiayaan akuisisi dengan saham dilakukan dengan menerbitkan saham baru.
Pembiayaan jenis ini dilakukan dengan menerbitkan saham baru atau mengeluarkan kembali
saham treasuri atau pembendaharaan yang diberikan kepada pemilik lama entitas target.
Akuisisi yang dibiayai dengan saham menyebabkan pemilik lama entitas target meninggalkan
entitas tersebut, tetapi menjadi pemegang saham entitas pengakuisisi, atau dengan kata lain,
menjadi pemilik baru entitas pengakuisisi, (investor). Walaupun secara hukum entitas
pengakuisisi dan entitas target merupakan entitas yang berbeda, tetapi secara ekonomi
keduanya adalah satu. Dengan demikian, pada dasarnya pemilik lama entitas target tetap
memiliki hak suara dalam entitas target meskipun ia kini terhitung sebagi pemegang saham
entitas pengakuisisi. Karena itu, akuisisi tersebut tidak memiliki dampak ekonomi terhadap
pemilik lama entitas target.
PT. pinokio mengakuisisi seluruh saham biasa PT. Abunawas. Saham PT. Abunawas yang
beredar berjumlah 1 juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar, agio Rp 200 per
lembar saham, dan nilai buku saham Rp 1.500 perlembar saham. Harga akuisisi perlembar
saham adalah Rp 1.500 Dan untuk ini PT. pinokio menerbitkan 1 juta lembar saham dengan
nilai nominal Rp 1.000 per lembar sementara harga pasar perlembar adalah Rp 1.500. PT.
pinokio mencatat ayat jurnal berikut:
Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya terkait akuisisi
adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi bisnis, yang
meliputi biaya makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya profesional atau konsultasi
lainnya; serta biaya administrasi umum, termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi
internal yang dicatat sebagai beban pada periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta
penerbitan efek utang dan efek ekuitas sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010 diakui berdasarkan
ketentuan dalam PSAK 55 (revisi 2006 ) instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.
Contoh:
11
Pada tanggal 1 januari 2012, PT. intiseka mengakuisisi saham biasa PT. andaika sebanyak 4
juta lembar dengan harga per saham Rp 1.400. pengeluaran-pengeluaran lain sehubungan
dengan akuisisi tersebut antara lain.
_ Biaya akuntan, perusahaan penilai, dan pihak independen lain yang terlibat akuisisi
Rp 200 juta
Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan saham PT. intiseka sebanyak 2 juta lembar dengan
nilai nominal Rp 2000 dan harga pasar Rp 2.800 per lembar. Saham ini diberikan kepada
pemilik lama 4 juta lembar saham PT. andaika.biaya konsultan dan pengeluaran lainnya
dibayar per kas tunai.
Dengan demikian harga perolehannya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400 per saham = Rp 5,6
miliar, yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 januari 2012 transaksi ini dicatat sebagai
berikut:
Akuisisi saham akan diakui dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. Biaya
langsung yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagai pengurang
tambahan modal disetor. Dalam transaksi akuisisi diatas, misalkan perusahaan mencatat saham
dengan biaya Rp 100 juta per kas, PT. intiseka akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Jadi tambahan modal disetor PT. intiseka berkurang sebesar Rp 100 juta akibat pencatatan
saham PT. andaika yang diakuisisi tersebut.
12
nonpengendali juga harus nilai pada harga wajar sesuai PSAK 22 revisi 2010 maka harga
diakusisi sebesar Rp5,6 miliar dapat dijadikan rujukan harga wajar untuk 20% kepentingan
nonpengendali. Jika harga wajar untuk
80% hak suara adalah Rp5,6 miliar, maka harga pasar untuk 100% adalah Rp7 miliar (Rp5,6
miliar/80%). Dengan demikian harga nonpengendali adalah Rp1,4 miliar (20% x Rp7 miliar).
Perhitungan harga wajar kepentingan nonpengendali ini bukan satusatunya teknik yang
diizinkan. Jika terdapat bukti lain yang lebih valid, dapat diterapkan teknik perhitungan lain
untuk kepentingan nonpengendali. Jadi, harga wajar kepentingan nonpengendali bisa saja lebih
besar atau lebih kecil dari Rp1,4 miliar.
Goodwill merupakan selisih lebih harga akusisi dengan nilai wajar ekuitas yang diakuisasi
PSAK 22 menyatakan goodwill dialokasikan ke pihak pengendali (perusahaan induk) dan
kepentingan nonpengendali. Dengan demikian, nilai goodwill adalah selisih lebih dari
penjumlahan harga ekuitas yang diakusisi dan harga wajar pepentingan nonpengendali, dengan
total nilai wajar kekayaan entitas yang diakuisisi:
Goodwill xxx
Misalakan harga wajar kepentingan nonpengendali dihitung Rp1,360 miliar, sehingga goodwill
dihitung sebagai berikut:
13
Harga ekuitas yang diakuisisi Rp. 5.600.000.000
Dalam kasus semacam itu, seluruh goodwill yang terdapat dalam akuisisi adalah milik
pengakuisisi kerena harga akuisisi kepentingan nonpengendali sebesar Rp 1,36 miliar sama
dengan nilai wajar kekayaan yang diakuisisi yakni 20% x Rp 6,8 miliar = Rp 1,36 miliar.
Sementar itu, harga akuisisi induk sebesar Rp 5,6 miliar lebih tinggi Rp 160 juta dari nilai wajar
yang dimiliki, yakni Rp 5,44 miliar (80%x Rp 6,8 miliar)
PSAK 19 (revisi 2010) mengenai Aset Tidak Bereujud mengatur akutansi untuk goodwill
sebagai aset tidak berwujud teridentifikasi yang deperoleh dalam kombinasi bisnis. Pihak
pengakuisisi mengatur goodwill pada jumlah yang diakui pada tanggal akusisi dikurangi
akumulasi rugi penurunan nilai (impairment). PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
mengatur akutansi untuk rugi penurunan nilai.
Kadang kala, pihak pengkuisisi melakukan pembelian dengan diskon, yaitu suatu
kombinasi bisnis di mana hasil penjumlahan harga ekuitas yang diakuisisi dan harga wajar
kepintingan nonpengendalian lebih kecil dan nilai wajar total ekuitas yang diakusisi. Hal ini
mengidentifikasi adanya diskon pembelian yang menjadi keuntungan bagi pihak pengakuisisi.
Sebelum mengakui kentungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai
kembali apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil-alih, serta mengakui setiap aset atau liabulitas tembahan yang dapat diidentifikasi
dalam pengkajian kembali tersebut. PSAK 22 mensyaratkan pihak pengakuisisi juga mengkaji
kembali prosedur yang digunakan untuk mengkur jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi
bagi hal-hal berikut:
14
Jika selisih lebih nilai wajar entitas yang diakuisisi tetap ada, pihak pengkuisisi mengakui
keutungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akusisi.
Misalkan, dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dengan PT Andaika, harga akuisisi, adalah
Rp 5,42 miliar dan harga wajar kepentingan nonpengendali berdasarkan penilaian appraisal
company adalah Rp1,36 miliar, sehingga diskon pembelian adalah:
Diskon pembelian pada dasarnya merupakan kemampuan negosisasi atau timbul dari
kombinasi bisnis yang terpaksa (misalnya, harus dilakukan karena aturan pemerintah). Kondisi
ini membuat bargaining power pihak pengakuisisi lebih tinggi sehingga kentungan bagi pihak
pengakisisi saja. PT Intiseka akan mencatat akuisisi tersebut dalam laporan konsilidasi sebagai
berikut:
Akuisisi ekuitas dalam kombinasi bisnis membuat pihak pengakuisisi menjadi induk dan
pihak yang diakuisisi sebagai anak.
Prosedur akutansi investasi pihak pengkuisisi dalam ekuitas entitas yang diakuisisi dalam
banyak hal dilakukan sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009): Investasi dalam entitas asosiasi
yang mensyarakat penerapan metode ekuitas. Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya
dicatat sebesar biaya diperoleh dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk
mengakui bagian investor, yang dalam hal ini adalah pihak pengakuisisi, atas laba atau rugi
invesestee (entitas yang diakuisisi) setelah tanggal peroleh. Bagian investor atas laba/rugi
investee dicacat sebagai pendapat investasi, dengan ayat jurnal berikut:
15
Pendapat investasi xxx
Distribusi laba atau dividen (kecuali dividen saham) yang diterima dari investasi
mengurangi nilai tercatat investasi yang dicacat investor sebagai berikut:
Karena itu, nilai investasi dalam metode ekuitas mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan entitas investee dengan persamaan sebagai berikut:
PSAK 15 revisi 2009 juga masyarakat penyusuaian terhadap nilai tercatat investasi jika
pendapat perubahan proposi bagian investor atas yang timbul dari pendapatan comprehensive
lainnya bagi investee. Investor akan mencatat:
e. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu
entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
f. Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung (melalui satu atau
lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang
sama.
g. Kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah kombinasi bisnis yang semua entitas atau
bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama (baik sebelum maupun
sesudah kombinasi bisnis) dan pengendaliannya tidak bersifat sementara.
16
Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah sebagai berikut (PSAK 38,
2012):
a) Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang dimilikinya menjadi
aset entitas induk yang bersangkutan. Transaksi ini menyebabkan perubahan dalam bentuk
hukum kepemilikan atas aset neto, tetapi tidak menyebabkan perubahan substansi ekonomi
kepemilikan aset neto tersebut.
b) Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemilikannya dalam suatu entitas anak ke
entitas anak lain yang dimiliki oleh entitas induk. Transaksi ini juga merupakan perubahan
bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi tidak merupakan perubahan substansi
ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut.
c) Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas anak yang
dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain (yang tidak
dimiliki sepenuhnya), sehingga kepemilikan entitas induk dalam entitas anak lain tersebut
bertambah, sedangkan persentase kepemilikan pemegang saham nonpengendali dalam
entitas anak tersebut berkurang. Dalam hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset
neto dalam entitas anak berubah (dari milik langsung entitas induk menjadi milik entitas
anak lain), tetapi tidak terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset neto.
Menurut PSAK 38 (2012), untuk semua transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali,
pengungkapan berikut disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya kombinasi
bisnis :
17
a) Nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi.
b) Penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entitas yang bertransaksi dan
bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara.
c) Tanggal efektif transaksi.
d) Operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan akibat
kombinasi bisnis tersebut.
e) Kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah imbalan yang terjadi.
f) Jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan serta selisih antara jumlah tercatat tersebut dan
jumlah imbalan yang dialihkan.
g) Pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan sebagaimana yang
dijelaskan di paragraf 12 yang dapat memberikan informasi minimal meliputi : o Ikhtisar
angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya untuk periode yang
disajikan kembali.
Ikhtisar jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang dikombinasikan.
Dampak penyesuaian kebijakan akuntansi.
Ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.
Entitas mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos tambahan modal disetor,
baik yang timbul dari penerapan Pernyataan ini atas transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali maupun dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Entitas yang
menyerahkan aset neto atau kepemilikan atas ekuitas dalam kombinasi bisnis entitas
sepengendali mengungkapkan :
a) Porsi dari setiap selisih yang diakui di ekuitas yang dapat distribusikan pada pengakuan
sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya
pengendalian.
b) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika
tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).
18
dilakukan oleh pihak yang bergabung. Entitas pengendali disebut dengan entitas induk dan
entitas yang dikendalikan disebut dengan entitas anak. Konsolidasi diharuskan jika suatu
perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain. PSAK 4 revisi 2009
memberi istilah Laporan Keuangan Konsolidasi sebagai lampiran keuangan suatu kelompok
usaha yang disajikan seperti suatu entitas ekonomi tunggal. Laporan keuangan konsolidasi
wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok usaha.
Menurut PSAK 4, laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan
oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura
bersama berdasarkan biaya perolehan. Dalam laporan keuangan tersendiri, investasi di entitas
anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama disajikan dengan metode biaya, atau dengan metode
nilai wajar sebagaimana ditentukan dalam PSAK 55. Selain investasi di entitas anak, entitas
asosiasi, dan ventura bersama, laporan keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang
berlaku. Menurut PSAK 4, laporan keuangan tersendiri sekurang-kurangnya terdiri dari laporan
posisi keuangan, laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus-kas. Laporan keuangan tersendiri juga disajikan oleh entitas induk
sebagai tambahan atau lampiran laporan keuangan konsolidasi.
1 Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil
gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan
peyedia dana lainnya.
2 Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai
operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang
membentuk entitas konsolidasi.
1 Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukan
dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja atau posisi dari satu
atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik dari perusahaan lainnya.
2 Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan karena
sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang
belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan konsolidasi termasuk aset anak
19
perusahaan, tidak semua aset yang ditampilkan tersedia untuk pembagian deviden induk
perusahaan.
3 Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan mana pun
yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
4 Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam
konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai contoh, panjang
siklus operasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat bervariasi, menyebabkan
piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan berbeda.
5 Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan yang
termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar, tetapi
tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan keuangan
menjadi sangat banyak.
20
Contoh dari pengendalian tidak langsung dari PT Z oleh PT P termasuk situasi
P P P
80 %
90 % 70 % 90 %
80 %
X X Y W X Y
30 %
40 % 30 % 15 % 15 %
Z Z Z
kepemilikan sebagai berikut:
Di (2), P memiliki 90% X dan 70% Y; X memiliki 40% Z dan Y memiliki 30% Z.
Di (3), P memiliki 90% X dan 80%Y; X memiliki 80% W dan 30% Z; Y memiliki 15% Z; dan
W memiliki 15% Z.
Begitupula jika anak perusahaan berada di Negara lain dan Negara tersebut
memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengambilan laba atau asset ke
induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai karena
ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari operasi anak
perusahaan.
21
Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas anak yang
dalam operasi sehari-hari adalah entitas yang terpisah. Pengendalian entitas induk atas
entitas anak menyebabkan operasi entitas anak dipengaruhi oleh entitas induk dalam banyak
hal. Dengan demikian banyak terjadi transaksi bisnis diantara kedua entitas tersebut. Setiap
transaksi yang dilakukan entitas induk pada anak atau sebaliknya , atau transaksi yang
dilakukan entitas anak dengan entitas anak lainnya dalam hubungan entitas induk-anak,
disebut dengan transaksi antar perusahaan.
Contoh transaksi antar perusahaan seperti transaksi penjualan barang dari entitas induk
ke entitas anak akan menyebabkan akun penjualan pada induk dan akun pembelian pada
anak perusahaan. Transaksi antar perusahaan tidak dipandang sebagai transaksi dalam
penyusunan laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi memandang entitas induk dan anak
adalah satu, sehingga bila entitas induk melakukan transaksi dengan anak, hal itu berarti
melakukan transaksi dengan diri sendiri. Laporan keuangan konsolidasi tidak mengakui
transaksi seperti ini, dan menganggap penjualan tersebut hanya sebagai pemindahan
(transfer) aset saja. Oleh karena itu dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi, transaksi-
transaksi seperti ini harus dieliminasi. Konsolidasi hanya mengakui transaksi dengan pihak-
pihak diluar hubungan induk-anak. Entitas lain diluar hubungan induk-anak selanjutnya
disebut entitas eksternal.
Laporan konsolidasi akan menjadi kewajiban suatu entitas manakala entitas tersebut
memiliki hak pengendali dalam entitas lain. Kepemilikan suara diatas 50% merupakan salah
satu ciri adanya pengendalian yang mewajibkan entitas induk menyusun laporan
konsolidasi. Apabila entitas anak berbentuk perseroan terbatas (PT), kepemilikan saham
menjadi indikasi suara. Kepemilikan saham 100% entitas anak dalam kondisi normal akan
memberikan hak pengendalian penuh bagi entitas induk. Meskipun pemilikan entitas induk
terhadap saham biasa entitas anak kurang dari 100%, entitas induk tetap memiliki
pengendalian atas entitas anak jika terdapat pemilik lain dalam entitas anak yang harus
dibagikan hak-nya. Inilah yang disebut dengan kepentingan nonpengendali yang dilindungi
oleh undang-undang.UU No. 40 tahun 2007 menyebutkan Kepentingan Nonpengendali
dengan pemilik saham minoritas. Pemilik saham minoritas diberi hak menjual sahamnya
dengan harga wajar apabila tidak menyetujui penggabungan, peleburan, atau pengambil
alihan yang dilakukan.
22
anak yang disebabkan pengumuman laba dan deviden oleh entitas anak. PSAK 4 revisi
2009 mensyaratkan kepentingan nonpengendali atas laba-rugi entitas anak yang
dikonsolidasi selama periode pelaporan diidentifikasi secara terpisah dari laporan
konsolidasi. Kepentingan nonpengendali atas aset neto (ekuitas) terdiri dari:
Kepentingan non pengendali disajikan dibagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasi, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
Contohnya, PT A mengakuisis saham biasa PT B pada harga yang sama dengan nilai
bukunya pada tanggal 31 Desember 2011. Kekayaan pemegang saham PT B saat itu terdiri
dari:
23
Kepentingan Nonpengendali 31/12/2011 Rp. 1.250.000
Dividen (60.000)
Laporan Konsolidasi = Laporan entitas induk + Laporan entitas anak – Akun antar
perusahaan
Peraga 3-1 menyajikan contoh laporan keuangan PT A dan entitas anak PT B yang
dikuasai 100% per 31 Desember 2011. Penyusunan laporan konsolidasi akan menjadi lebih
akurat apabila akun antar perusahaan diperhitungkan dahulu, baru kemudian dilakukan
konsolidasi akun-akun laporan keuangan entitas induk dan entitas anak.
24
Akun antar perusahaan dalam penyusunan neraca konsolidasi PT A dan PT B ditelusuri
untuk dieliminasi sebagai berikut:
1 Akun piutang entitas induk dan akun utang entitas anak sebesar Rp3.000.000
merupakan akun antar perusahaan. Eliminasi utang-piutang antar perusahaan dilakukan
dengan prosedur akuntansi, yakni dengan membalikan dari saldo normal. Utang
dieliminasi dengan mendebet dan piutang dieliminasi dengen mengkredit sebesar saldo
yang dimaksud. Ayat jurnal eliminasinya adalah:
25
Penguasaaan entitas induk atas kekayaan entitas anak dalam investasi tersebut
adalah 100% sehingga seluruh kekyaaan pemegang saham PT B dimiliki oleh PT A.
Pada bagian sebelumnya dijelaskan jika nilai investasi adalah sebesar Rp12.500.000.
Karena itu, eliminasi dilakukan sebesar jumlah tersebut dengan mendebet komponen
kekayaan entitas anak dan mengkredit akun investasi dalam saham entitas anak.
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
26
Akun-akun laporan keuangan yang telah dikonsolidasi tersaji dalam bentuk laporan
keuangan konsolidasi pada peraga 3-3.
d Neraca Konsolidasi atas Entitas Anak yang Dikuasai Kurang dari 100%
Misalkan entitas induk membeli 90% saham entitas anak pada harga yang sesuai
dengan nilai bukunya. Jadi, kekayaan entitas anak yang dibeli entitas induk adalah 90% x
Rp12.500.000 = Rp11.250.000. Karena itu, nilai investasi adalah Rp11.250.000 atau sebesar
nilai buku yang diterima. Peraga 3-4 menyajikan pengkonsolidasian akun-akun.
27
Jurnal eliminasi dalam penyusunan neraca konsolidasi tersebut adalah:
2 Jurnal Eliminasi Akun Investasi Entitas Induk dan Kekayaan Entitas Anak Penguasaaan
entitas induk atas kekayaan entitas anak melalui investasi tersebut adalah 90%,
sehingga jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki induk adalah 90% x Rp12.500.000
= Rp.11.250.000. Jadi, eliminasi dilakukan sebesar jumlah tersebut dengan mendebet
kekayaan entitas anak yang meliputi akun modal saham dan laba ditahan dari unsur-
unsur kekayaan anak sebesar 90% dan mengkredit akun invetasi dalam saham anak
dengan jurnal:
Jurnal tersebut mengeliminasi 90% kekayaan entitas anak atas investasi entitas
induk karena entitas anak hanya dikuasai 90%, sehingga hanya ada 10% pemegang
saham non pengendali dalam PT B. Jumlah kepentingan nonpengendali ini adalah
10% x 12.500.000 = Rp11.250.000. Jurnal eliminasi dapat dibuat sebagai berikut:
Neraca konsolidasi PT A dan PT B per 31 Desember 2011 disajikan pada peraga 3-5.
29
BAB III
PENUTUP
Laporan keuangan konsolidasi adalah lampiran keuangan suatu kelompok usaha yang
disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Laporan keuangan konsolidasi wajib disusun oleh
entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok usaha. Laporan keuangan konsolidasi
bertujuan memberikan gambaran keseluruhan mengenai suatu gabungan bisnis. Laporan keuangan
konsolidasi juga bisa dijadikan evaluasi kinerja oleh manager terkait. Meskipun demikian, laporan
keuangan konsolidasi tidak bisa memberikan gambaran yang detail mengenai satu entitas yang
bergabung dalam gabungan bisnis karena laporan yang ada bersifat keseluruhan. Selain itu, kinerja
buruk dari satu entitas anak perusahaan bisa ditutupi dengan kinerja baik dari entitas anak
perusahaan yang lain.
30
DAFTAR PUSTAKA
E. Baker, Richard, dkk. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia). Jakarta:
Salemba Empat
Karyawati, Glorida. 2011. Akuntansi Keuangan Edisi IFRS. Jakarta: Penerbit Erlangga
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-10-psak-laporan keuangan-
tersendiri http://iaiglobal.or.id/. Diakses Tanggal 22 Februari 2022
31