Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

OLEH :

NARTO ASEP DENI (B2C123013)

PROGRAM STUDI MAGISTER

AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas segala
rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
Laporan Keuangan Konsolidasi ini tepat pada waktunya, makalah ini akan membahas
tentang penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan keuangan sendiri
(parent only).
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pelaporan Korporat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang laporan keuangan yang dibuat oleh entitas induk dan
enititas anak sebagai akibat adanya penggabungan usaha atau kombinasi bisnis yang
mengacu pada ketentuan standar akuntansi keuangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hari Setiyawati, Ak. MSi.CA ,
selaku dosen pengajar mata kuliah Pelaporan Korporat yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan kuliah yang telah
membagi pengetahuan dan materinya dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhirnya dengan ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam
membangun dan mengembangkan dunia akuntansi baik untuk praktisi maupun
akademisi.
Saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari para pembaca tentunya sangat
kami harapkan.

Kendari, 14 April 2023

Penulis
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG.............................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................2

1.3. TUJUAN PENULISAN..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

2.1. KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI.......................................4

2.2. KOMBINASI BISNIS PADA ENTITAS SEPENGENDALI................7

2.3. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN

KEUANGAN TERSENDIRI..................................................................15

2.4. PROSEDUR DAN CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN KONSOLIDASI...............................................................22

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................43

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggabungan unit bisnis banyak dilakukan saat ini baik dalam bentuk joint
venture, akuisisi, maupun merger. Hal ini dilatar belakangi oleh kemudahan
teknologi, perjanjian perdagangan bebas, dan motif mencari keuntungan.

Aktivitas penggabungan bisnis tersebut tidak hanya berdampak pada kegiatan


produksi atau pemasarannya saja, melainkan semua aspek termasuk aspek
keuangannya. Pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi tidak sama
dengan perusahaan yang hanya berdiri sendiri. Pencatatan keuangan perusahaan yang
telah berkonsolidasi menjadi lebih rumit dibandingkan dengan perusahaan yang
berdiri sendiri. Dalam pencatatan keuangan konsolidasi, dikenal entitas induk (yang
mengendalikan) dan entitas anak (yang dikendalikan).

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan
dan hasil operasi untuk Induk Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih
Anak Perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas tersebut
merupakan satu entitas perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi ini wajib disusun
oleh entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok usaha dimana
induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan bahkan anak perusahaan juga
mungkin memiliki anak lain.

Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang


makna ekonomi suatu entitas. Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah
entitas-entitas yang berbeda, bahkan undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s

1
lengt transaction diantara entitas-entitas yang berafiliasi (hubungan istimewa antara
antara perusahaan pengendali dan atau perusahaan yang dikendalikan). Syarat ini
berarti entitas induk tidak diperkenankan membedakan harga beli atau jual kepada
atau dari entitas anak dan perusahaan lain yang tidak berafiliasi.

Laporan keuangan konsolidasi dibuat berdasarkan peraturan yang


mengharuskan dibuatnya laporan keuangan konsolidasi bagi unit usaha yang
bergabung dan telah memenuhi syarat. Selain adanya peraturan yang mengharuskan
adanya laporan keuangan konsolidasi, hal yang membuat pelaporan keuangan ini
menjadi rumit adalah pemahaman bahwa entitas induk dan anak adalah berbeda,
namun dalam perhitungannya ada akun-akun yang sama yang harus dieliminasi.
Adanya kepentingan non pengendali juga membuat laporan keuangan konsolidasi
lebih rumit dibandingkan laporan keuangan perusahaan yang berdiri sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dijelaskan lebih detail dalam makalah
mengenai hal berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan kombinasi bisnis dan konsolidasi?


2. Bagaimanakah kombinasi bisnis pada entitas sepengendali?
3. Bagaimanakah penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan laporan
keuangan tersendiri?
4. Bagaimanakah contoh dan prosedur penyusunan laporan konsolidasi?

2
1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulis menulis makalah ini,tentunya agar dengan membaca makalah


ini dapat:

1. Mengetahui yang dimaksud dengan kombinasi bisnis dan konsolidasi?


2. Mengetahui kombinasi bisnis pada entitas sepengendali?
3. Mengetahui penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan laporan
keuangan tersendiri?
4. Mengetahui contoh dan prosedur penyusunan laporan konsolidasi?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kombinasi Bisnis dan Konsolidasi

Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain
dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu
bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya
(true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan
kombinasi bisnis.
IFRS 3 menyatakan : “a business combination is the bringing together of one
or more combining entities into a reporting entity. Business combination result from
one entity :
· Purchasing the equity of another entity;
· Purchasing the net assets of another entity;
· Assuming the liabilities of another entity; or
· Purchasing some of the net assets of another entity that together form one or more
business.
Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto
perusahaan, mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan
bersama-sama membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham
perusahaan di atas 50%.
Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui
integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui
konglomerasi.
 Integrasi horizontal  penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-
business atau pasar yang sama.

4
 Integrasi vertikal  penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi
yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi,
misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan
pakaian jadi.
 Konglomerasi  penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk
dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha
antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

2.1.1 Alasan Kombinasi Bisnis


Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas
dan efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :
1. Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya
biaya gaji berbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut
sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan
pengembangan.
2. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam
produk, dan juga pasarnya, akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan
mengembangkan dan memasarkan produk baru.
3. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas
dan sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat
dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan
baru.
4. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan
lain adalah dengan melakukan kombinasi bisnis.

5
5. Memperoleh aset tidak berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk
memperoleh aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang
diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan, database pelanggan dan lain-
lain.
6. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil
mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain.

2.1.2. Bentuk Penggabungan Usaha


1. Akuisisi
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu
entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi
miliknya.
2. Merger
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) no 22 menyatakan bahwa
merger merupakan suatu proses penggabungan usaha dengan jalan mengambil
alih satu atau lebih perusahaan yang lain. Setelah terjadi pengambilalihan, maka
perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau dilikuidasi, sehingga eksistensinya
sebagai badan hukum lenyap, dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan
oleh perusahaan yang mengambil alih.
3. Konsolidasi
Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara
lain dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan
Keuangan Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary
Company) digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang
sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.

6
2.2 Kombinasi Bisnis Pada Entitas Sepengendali

2.2.1 Ruang lingkup


Restrukturisasi entitas sepengendali dalam PSAK 38 (revisi 2004)
didefinisikan sebagai ‘transaksi pengalihan aset, kewajiban, saham atau bentuk
instrumen kepemilikan lainnya antara pihak-pihak (perorangan, perusahaan atau
bentuk entitas lainnya) yang, secara langsung atau tidak langsung (melalui satu atau
lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah
pengendalian yang sama’. Definisi tersebut dianggap memberikan batasan yang
kurang jelas mengenai transaksi yang termasuk dalam PSAK 38 (revisi 2004). PSAK
22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis memberikan definisi dan pengertian dari ‘bisnis’,
‘kombinasi bisnis’, dan ‘kombinasi bisnis entitas sepengendali’, tetapi tidak
memberikan panduan perlakuan akuntansi untuk kombinasi bisnis entitas
sepengendali karena ruang lingkupnya mengecualikan kombinasi bisnis entitas
sepengendali.

2.2.2. Metode Pooling Interest


Metode yang dipertimbangkan oleh IASB ketika menyusun IFRS 3 Business
Combinations (diadopsi menjadi PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis) adalah
acquisition method, pooling of interest method, dan fresh start method dimana
metode yang akhirnya digunakan adalah acquisition method. ED PSAK 38 (revisi
2011) menggunakan metode pooling of interest dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Metode pooling of interest telah digunakan dalam PSAK 38 sebelumnya dan
masih dianggap sebagai metode yang paling tepat untuk mencerminkan sifat
transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali yang pada dasarnya tidak
mengakibatkan perubahan substansi ekonomik yang signifikan. Metode ini juga
masih digunakan dalam SFAS 141 Business Combinations dan praktik di negara
lain seperti Inggris, Hongkong, dan Singapura.

7
b. Saat ini, IASB juga dalam proses memformulasikan metode akuntansi untuk
transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali sehingga IFRS 3 masih
mengeluarkan hal ini dari lingkup pengaturannya. Oleh karena itu, cukup
beralasan jika metode pooling of interest dipertahankan sementara menunggu
hasil kajian IASB. Penerapan metode ini juga tentunya tidak dianggap
bertentangan dengan IFRS karena belum diatur spesifik dalam IFRS.

2.2.3 Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (SNTRES)


Dalam PSAK 38 (revisi 2004), SNTRES diakui dalam pos ekuitas tersendiri.
ED PSAK 38 (revisi 2011) masih menggunakan konsep yang sama. Namun terdapat
beberapa opsi lain untuk pengakuan SNTRES yaitu:
a. Mengakui SNTRES dalam pos tambahan modal disetor (additional paid in
capital);
b. Mengakui SNTRES dalam pos pendapatan komprehensif lain (other
comprehensif income);
c. Mengakui SNTRES yang berjumlah positif di tambahan modal disetor dan jika
negatif dalam laba ditahan.

2.2.4 Hilang Hak Sepengendalian


Dalam PSAK 38 (revisi 2004), terdapat empat situasi yang menyebabkan
berubahnya ‘Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali’ (SNTRES)
yaitu: (a) Adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama; (b)
Adanya peristiwa kuasi reorganisasi (Catatan: Dengan keluarnya ED PPSAK 10:
Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi-Reorganisasi maka hal ini akan hilang); (c)
Hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi;
(d) Pelepasan aset, kewajiban, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang
mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak
lain yang tidak sepengendali. Jika perubahan dengan cara (c) dan (d), maka SNTRES
diakui dalam laba rugi.

8
Kehilangan Pengendalian
Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk:
1. Menghentikan pengakuan asset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan
posisi keuangan konsolidasian.
2. Mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya
pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi
tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu
sesuai dengan SAK lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai
nilai wajar pada saat pengakuan awal asset keuangan sesuai dengan PSAK 55:
instrument keuangan: pengakuan dan pengukuran atau (jika sesuai) biaya
perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau bventura
bersama.
3. Mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian yang
dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk:
1. Menghentikan pengakuan:
a. Asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada jumlah
tercatatnya ketika pengendalian hilang.
b. Jumlah tercatat setiap kepentingan non pengendali pada entitas anak terdahulu
pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen
penghasilan kompregensif lain yang diatribusikan pada kepentingan
non pengendali).

Prinsip Pengendalian
1. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai dengan perjanjian pada
investor lain.
2. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas
berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.

9
3. Kekuasaan mengganti dan menjunjuk dewan komisaris atau direksi melalui
dewan entitas tersebut begitu pula untuk memberikan suara mayoritas pada
rapat melalui dewan direksi atau komisaris yang ditunjuk.

Pengendalian investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas


(investee), menentukan apakah investor merupakan entitas induk dengan menaksir
apakah investor tersenut mengendalikan investee. Selain itu, investor mengendalikan
investee ketika investor terekspos atau memiliki ha katas imbal hasil variable dari
keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Investor mengendalikan
investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal berikut ini:
1. Kekuasaan atas investee
2. Eksposur atau ha katas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan
investee
3. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi
Kekuasaan investor terdiri dari:
1. Kekuasaan kemampuan untuk mengarahkan aktivitas relevan (aktivitas yang
signifikan mempengaruhi imbal hasil investee)
2. Kekuasaan timbul dari hak. Penilaian kekuasaan mudah ketika berasal dari
instrument ekuitas seperti saham, sedangkan lebih kompleks dan
mempertimbangkan banyak factor ketika berasal dari satu atau lebih
pengaturan kontraktual
3. Bukti investor mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu menentukan
namun bukti tersebut tidak dengan sendirinya meyakinkan
4. Investor yang paling mempengaruhi imbal hasil investee yang memiliki
keuasaan.

Faktor-faktor yang membantu menentukan apakah investor mengendalikan investee

10
1. Tujuan dan desain investee
2. Aktivitas apa yang merupakan aktivitas relevan investee dan bagaimana
keputusan mengenai aktivitas tersebut dibuat
3. Apakah hak investor memberikannya kemampuan kini untuk mengarahkan
aktivitas relevan
4. Apakah investor terskspos atau memiliki ha katas imbal hasil variable dari
keterlibatannya dengan investee
5. Apakah investor memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuasannya atas
investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor

Entitas anak tidak dikonsolidasikan apabila:


1. Pengendalian dimaksudkan sementara atau akan dialihkan dalam jangka
waktu pendek (dijual)
2. Entitas anak dibatasi suatu retriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi
secara signifikan kemampuannya dalam mentrasnfer dana kepada entitas
induk.
3. Mengakui
a. Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa
atau keadaan yang nengakibatkan hilangnya pengendaluan
b. Jika transaksi, peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik
c. Setiap sisa inversari pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada
tanggal hilangnya pengendalian
4. Reklasifiasi laba rugi, atau mengalihkan sevara lanbsung ke saldo laba, jika
disyaratkan oleh SAK lain, jumlah yang diakui dalam penghasilan
komprehensif lain dalam kaitan dengan entitas anak atas dasar
5. Mengakui perbedaan apapun yang dihasilkan sebgaai keuntungan atau
kerugian dalam laba rugi yang diatribusikan kepada entitas induk.

11
6. Entitas induk mencatat semua jumlah yanga diakui sebelumnya dalam
penghasilan kompehensif lain dengan dasar tang sama ke laba rugi atau saldo
laba

2.2.5 Contoh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah sebagai


berikut :

a) Entitas induk memindahkan sebagian aset neto dari entitas anak yang dimilikinya
menjadi aset entitas induk yang bersangkutan. Transaksi ini menyebabkan
perubahan dalam bentuk hukum kepemilikan atas aset neto, tetapi tidak
meyebabkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan aset neto tersebut.
b) Entitas induk mengalihkan sebagian hak kepemikannya dalam suatu entitas anak
ke entitas anak lain yang dimiliki oleh entitas induk. Transaksi ini juga merupakan
perubahan bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi bukan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut.
c) Entitas induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas anak
yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain
(yang tidak dimiliki sepenuhnya), sehingga kepemilikan entitas induk dalam
entitas anak lain tersebut bertambah, sedangkan persentase atas kepemilikan
pemegang saham nonsepengendali dalam entitas anak tersebut berkurang. Dalam
hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset neto dalam entitas anak berubah
(dari milik langsung entitas induk menjadi milik entitas lain), tetetapi tidak terjadi
perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas asset neto.

Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak


mengakibatkan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas
bisnis yang dipertukarkan, maka transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat
berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Entitas yang menerima bisnis, dalam
kombinasi bisnis entitas sepengendali, mengakui selisih antara jumlah imbalan yang

12
dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas
sepengendali di ekuitas dan menyajikannya dalam pos tambahan modal disetor.
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur – unsur laporan keuangan
dari entitas yang bergabung, untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas
sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-
olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung
berada dalam sepengendalian. Jumlah tercatat dari unsur-unsur laporan keuangan
tersebut merupakan jumlah tercatat dari entitas yang yang bergabung dalam
kombinasi bisnis entitas sepengendali.

Laporan keuangan entitas tidak boleh memasukkan adanya penyatuan


kepemilikan walaupun entitas tersebut adalah salah satu pihak yang terlibat jika
penyatuan kepemilikan terjadi pada suatu tanggal setelah akhir periode pelaporan.
Kebijakan akuntansi yang seragam diterapkan pada entitas yang berkombinasi
tersebut. Oleh karena itu, entitas hasil kombinasi mengakui aset dan liabilitas dari
masing – masing entitas yang berkombinasi berdasarkan pada jumlah tercatatnya.
Penyesuaian terhadap jumlah tercatat hanya dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh entitas yang berkombinasi dengan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh entitas hasil kombinasi serta menerapkannya pada
seluruh periode sajian. Pengaruh yang timbul sebagai akibat dari transaksi intra –
entitas yang berkombinasi, yang timbul sejak awal terjadinya sepengendalian,
dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan entitas hasil kombinasi.

Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan transaksi kombinasi bisnis


entitas sepengendali dapat mencakup biaya makelar advis, hukum, akuntansi,
penilaian dan biaya professional atau konsultasi lainnya; biaya administrasi umum,
termasuk biaya pengelolaan departemen akuisisi internal; dan biaya pendaftaran serta
penerbitan efek utang dan efek ekuitas. Biaya tersebut diakui sebagai beban pada
periode terjadinya, dengan satu pengecualian. Biaya untuk menerbitkan efek utang
dan efek ekuitas diakui sesuai PSAK 55 : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
13
Pengukuran dan PSAK 50 : Instrumen Keuangan : Penyajian. Entitas yang melepas
bisnis, dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, mengakui selisih antara imbalan
yang diterima dan jumlah tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikannya
dalam pos tambahan modal disetor.

Untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali yang melibatkan pertukaran


dalam bentuk saham biasa, jumlah saham biasa yang digunakan sebagai dasar
penghitungan laba per saham adalah jumlah gabungan rata–rata tertimbang dari
saham yang beredar setelah terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali tersebut.

Untuk seluruh transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berikut hal hal
yang harus diungkapkan dan disajikan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya kombinasi bisnis :
a. Nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi
b. Penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas – entitas yang
bertransaksi dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara:
c. Tanggal efektif dimulainya transaksi
d. Operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan
akibat kombinasi bisnis tersebut;
e. Kepemilikan entitas atau bisnis yang dialihkan serta jenis dan jumlah imbalan
yang terjadi;
f. Jumlah tercatat bisnis yang dikombinasikan atau yang dilepas sertas selisih
antara jumlah tercatat bisnis tersebut dan jumlah imbalan yang dialihkan atau
imbalan yang diterima; dan pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan
keuangan sebagaimana dijelaskan di paragraph 12 yang dapat memberikan
informasi minimal meliputi :
a. Ikhtisar angka – angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya
untuk periode yang disajikan kembali;
b. Ikhtisar dari jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang
dikombinasikan;
14
c. Dampak penyesuaian kebijakan akuntansi sebagaimana dijelaskan di
paragraph 13.
d. Ikhtisar angka - angka laporan keuangan setelah disajikan kembali Entitas
mengungkapkan saldo selisih yang disajikan dalam pos tambahan modal
disetor, baik yang timbul dari penerapan Pernyataan ini atas transaksi
kombinasi bisnis entitas sepengendali maupun dari tansaksi restrukturisasi
entitas sepengendali sebagaimana disyaratkan dalam ketentuan transaksi
paragraph 20.

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013, Pernyataan ini diterapkan secara prospektif
dengan ketentuan bahwa saldo selisih nilai transisi restrukturisasi entitas
sepengendali berdasarkan PSAK 38 : Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
pada tanggal awal penerapan. Pernyataan ini disajikan di ekuitas dalam pos tambahan
modal disetor dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi direalisasi maupun
direklasifikasi ke saldo laba. Entitas menerapkan penyesuaian paragraph 06 dan
definisi pengendalian dalam paragraph 05 secara retrospektif sejak entitas pertama
kali menerapkan PSAK 38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Pernyataan ini
membatalkan PSAK 38 : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang disahkan pada
tanggal 26 Januari 2012.

2.3 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri


2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan kelompok usaha yang


di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk
dan entitas anak disajikan sebagai satu entitas ekonomi tunggal. Konsolidasi
merupakan kombinasi bisnis yang terjadi karena pengendalian tidak menyatukan
proses entitas-entitas yang bergabung. Masing-masing entitas tetap beroparasi secara
terpisah dan independen serta membuat laporan keuangan individu. Akan tetapi,

15
entitas-entitas tersebut berada dalam satu pengendalian yang dilakukan oleh pihak
yang bergabung. Entitas pengendali disebut dengan entitas induk dan entitas yang
dikendalikan disebut dengan entitas anak. . Entitas pengendali disebut dengan entitas
induk dan entitas yang dikendalikan disebut dengan entitas anak. Konsolidasi
diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan
lain. PSAK 4 revisi 2009 memberi istilah Laporan Keuangan Konsolidasi sebagai
lampiran keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan seperti suatu entitas
ekonomi tunggal. Laporan keuangan konsolidasi wajib disusun oleh entitas induk
atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok usaha.

Laporan keuangan konsolidasian tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang


berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi. Manfaat
laporan keuangan konsolidasian :

1. Memberikan gambaran total sumber daya perusahaan hasil gabungan yang berada
di bawah kendali entitas induk kepada para pemegang saham, kreditor, dan
penyedia dana lainnya
2. Memberikan informasi update bagi manajemen entitas induk mengenai operasi
gabungan dari entitad konsolidasi dan entitas yang membentuk entitas konsolidasi

2.3.2 Keterbatasan Laporan Konsolidasian

Laporan konsolidasi memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang
dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan, maka kinerja
atau posisi dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja baik
dari perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk perusahaan
karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak

16
perusahaan yang belum dibagikan. Begitu pula karena laporan keuangan
konsolidasi termasuk aset anak perusahaan, tidak semua aset yang ditampilkan
tersedia untuk pembagian deviden induk perusahaan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung
berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan
mana pun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan
dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan. Sebagai
contoh, panjang siklus operasi dari perusahan-perusahaan yang berbeda dapat
bervariasi, menyebabkan piutang dari panjang periode yang sama diklasifikasikan
berbeda.
5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok perusahaan
yang termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan untuk penyajian wajar,
tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas laporan
keuangan menjadi sangat banyak.

2.3.3 Prinsip Substance Over Form Dan Laporan Konsolidasi

PSAK 4 revisi 2009 menyatakan bahwa pengendalian atas entitas lain


merupakan acuan dalam menentukan apakah suatu entitas diwajibkan menyusun
laporan konsolidasi. Pengendalian biasanya ada ketika entitas induk memiliki secara
langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah suara entitas
lain. Akan tetapi, PSAK 4 juga menjelaskan bahwa tidak semua kepemilikan lebih
dari 50% suaru entitas lain, baik secara langsung maupun tidak langsung,
menunjukkan adanya pengendalian. Dalam kondisi yang terjadi jarang terjadi ini, bisa
saja kepemilikan di atas 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
entitas anak, tidak menimbulkan pengendalian. Dalam kasus tersebut justru tidak
terdapat kewajiban konsolidasi oleh entitas induk. Secara langsung atau tidak
langsung, kurang dari 50% suara dalam entitas lain. Ini terjadi jika ada:

17
1. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai dengan perjanjian dengan
investor lain.
2. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas
berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
3. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau
dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas
melalui dewan atau organ tersebut.
4. Kekuasaan untuk memberikan suara untuk mayoritas pada rapat dewan direksi
atau dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas
melalui dewan direksi atau dewan komisaris atau organ tersebut

Sebaliknya, kepemilikan entitas induk di atas 50% tidak menunjukkan pengendalian


jika :

a. Kepemilikan dimaksudkan untuk sementara atau akan diahlikan dalam jangka


pendek
b. Entitas anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga sangat
mempengaruhi kemampuannya dalam mentransfer dana kepada entitas induk.
Dengan demikian, kepemilikan hak suara dalam entitas lain bukan merupakan
ukuran mutlak untuk menetukan apakah telah timbul kewajiban konsolidasi.
Hal ini terjadi karena Standar Akuntansi Keuangan lebih mengacu pada
prinsip substansi harus mengungguli bentuk (substance over form), yakni
prinsip yang lebih mengutamakan makna ekonomi transaksi atau kondisi
dibanding bentuk hukumnya. Sunstansi dari kepemilikan suara atas entitas
lain adalah untuk mendapatkan pengaruh dalam kebijakan entitas tersebut.
Semakin besar kepemilikan suara dalam entitas lain semakin sebesar pengaruh
diperoleh. Kepemilikan di atas 50% suara entitas lain dalam kondisi normal
diharapkan akan menimbulkan pengendalian, sehingga entitas tersebut
diwajibkan menyusun laporan keuangan konsolidasi. Akan tetapi, jika pada

18
konsolidasi tertentu kepemilikan suara dalam jumlah tersebut tidak
mendatangkan pengendalian, maka PSAK 4 revisi 2009 lebih mengacu ke
substansi sehingga entitas tidak perlu menyusun laporan keuangan
konsolidasi.

2.3.4 Konsep dan Standar Laporan Keuangan Konsolidasi

a. Pandangan Tradisional mengenai Pengendalian

Kondisi umum untuk pengendalian atas kepentingan keuangan adalah


kepemilikan berhak suara mayoritas. Dalam praktiknya, pengendalian ditentukan dari
proporsi saham berhak suara perusahaan yang dimiliki secara langsung maupun tidak
langsung oleh perusahaan lain.

b. Pengendalian Tidak Langsung

Pandangan tradisional mengenai pengendalian terdiri dari pengendalian


langsung dan tidak langsung. Pengendalian langsung (direct control) biasanya terjadi
jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham biasa perusahaan lain. Pengendalian
tidak langsung (indirect control) atau bentuk piramida terjadi jika saham biasa suatu
perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan yang semuanya dalam
pengendalian bersama.

Dengan laporan keuangan konsolidasi, perusahaan akan dapat memberikan


gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah
kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana
lainnya serta dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan,
baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai
perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.

19
c. Kemampuan Untuk Memiliki Pengendalian

Dalam situasi tertentu, pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin


tidak mampu untuk mempunyai kendali walaupun mereka mempunyai lebih dari 50%
saham berhak suara yang beredar. Sebagai contohnya, jika anak perusahaan dalam
kondisi reorganisasi legal atau dalam kepailitan; walaupun induk perusahaan
memiliki kepemilikan mayoritas, pengendalian ada pada peradilan atau trustee yang
ditunjuk oleh pengadilan.
Begitupula jika anak perusahaan berada di Negara lain dan Negara tersebut
memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengambilan laba atau
asset ke induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai
karena ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari
operasi anak perusahaan.

2.3.5 Laporan Keuangan Tersendiri


Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh
entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan ventura
bersama berdasarkan biaya perolehan. Laporan keuangan tersendiri hanya dapat
disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Entitas
induk tidak menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan
bertujuan umum. Laporan keuangan tersendiri terdiri dari laporan posisi keuanga,
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas.
Tambahan penyusunan laporan keuangan tersendiri:
1. Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk investasi yang dicatat
pada biaya perolehan sesuai PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang dimiliki untuk
dijual dan operasi yang dihentikan ketika investasi tersebut diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual sedangkan pengukuran investasi dicatat sesuai
PSAK 55.

20
2. Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama, entitas
asosiasi yang telah diakuinya atau kerugian dalam laporan tersenduri ketika
hak menerima dividen diterapkan.

Imbal Hasil
Investor terekspose atas imbal hasil variable dengen investee, ketika imbal
hasil investor dari keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat
dari kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negative, atau
positif dan negative. Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan
investee, lebih dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh,
pemilik kepentingan nonpengendalu dapat berbagi laba atau distribusi dari investee.
Contoh imbal hasil:
1. Dividen, distribusi lain atas manfaat ekonomik investee dan oerubahan nilai
investasi investor.
2. Remunerasi untuk pemberian jasa atas asset atau liabilitas investee.
3. Imbal hasil yang tidak tersedia untuk kepentingan pemilik lain, seperti
investor dapat menggunakan asetnya dalam kombinasi dengan asset investee.

Kaitan kekuasaan dan Imbal Hasil


Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki
kekuasaan atas investee dan eksposur atau ha katas imbal hasil variable dari
keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil investor dari
keterlibatannya dengan investee. Investor dengan hak pengembalian keputusan
menentukan apakah investor bertindak sebagai principal atau agen. Investor yang
bertindak sebagai agen tidak mengendalikan investee ketika investor tersebut
melaksanakan hak pengambilan keputusan yang didelegasikan kepada investor
tersebut.

21
Kepentingan non pengendali
1. Entitas induk menyajikan kepentingan non pengendali di ekuitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.
2. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas anak adalah
transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik).

Penentuan Apakah Entitas Adalah Entitas Investasi


Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi.
Entitas investasi adalah entitas yang:
1. Memperoleh dana dari saru atau lebih investor dengan tujuan memeberikan
investor tersebut jasa manajemen investasi.
2. Menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah untuk
menginvestasikan dan ayang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari
kenaikan nilai modal, penghasilan investasi.
3. Mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang substansial
berdasarkan pada nilai wajar.

2.4 Prosedur dan Contoh Penyusunan Laporan Keuangan

Konsolidasi Teknik dan Prosedur Konsolidasi:


1. Menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan anak dengan menjumlahkan
pos-pos sejenis seperti asset, kewajiban, ekitas, penghasilan dan beban.
2. Investasi entitas induk pada anak dengan porsi entitas atas ekuitas anak
dieliminasi.
3. Kepentingan non pengendali diidentifiasi: ekuitas (awal dan perubahan,
laba/rugi).
4. Saldo transaksi, penghasilan dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara
penuh.
22
Eliminasi
1. Investasi
Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak, jika kepemilikan pada
entitas anak tidak 100% akan muncul kepentingan non pengendali.
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam konsolidasi
(nilai wajar yang dikonsolidasi), Goodwill muncul jika nilai perolehan tidak
sama dengan nilai wajar.
2. Akun
Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan.
3. Transaksi
Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi anak
dan induk harus dieliminasi.

Pengungkapan
1. Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak lebih dari setengah
kekuasaan.
2. Alasan mengapa kepemilikan (setengah kekuasaan suara tidak diikuti dengan
pengendalian).
3. Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan
konsolidasian memiliki tanggal/ periode berbeda.
4. Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam kemampuan entitas anak untuk
mentransfer dana ke entitas induk.
5. Rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian kepemilikan entitas
induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.
6. Pengendalian hilang, maka entitas induk mengunngkapkan keuntungan atau
kerugian (jika ada) yang diakui.

Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi dijelaskan lebih


terperinci lagi, yaitu:

23
a. Mengeliminasi semua rekening timbal balik (Recipocal Account)
Eliminasi dilakukan melalui jurnal eliminasi dengan mengeliminasi rekening-
rekening yang bersifat rekening timbal balik, yaitu suatu rekening yang dicatat
oleh kedua belah pihak (induk dan anak) untuk suatu transaksi yang sama.

b. Menyusun Kertas Kerja (Worksheet)


Worksheet digunakan untuk memepermudah penyusunan laporan keuangan
Prosedur penyusunanworksheettergantung pada dasar yang dipakai, yaitu
Laporan Keuangan Individual atau Neraca Saldo Individual.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan


Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode yaitu:
1. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)
Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk
Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal
sehingga jika aktiva bersih Anak Perusahaan berubah karena kegiatan
operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai
investasi induk Perusahaan. Data pencatatan investasi saham pada Anak
Perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan pada suatu anggapan investasi
pada Anak Perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada perusahaan-
perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan
atas suatu fakta bahwa Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan
bagian-bagian dari satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor
Pusat dan Cabang-Cabangnya. Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi
didalam hak-hak pemegang saham pada Anak Perusahaan harus diakui dan
dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi
keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap.

24
Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat
jika Anak Perusahaan memperoleh laba bersih dan akan menurun atau
berkurangnya nilainya, jika Anak Perusahaan menderita kerugian. Meskipun
Laporan Keuangan Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini nantinya akan
sama dengan penerapan metode biaya, namun lembar kerja konsolidasi beserta
jurnal untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus memperhatikan
pengaruh perubahan modal anak Perusahaan terhadap hak pemilikan Induk
Perusahaan. Beberapa perkiraan (account) yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaan”


Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya
Laba Rugi atau pembagian Dividen.

2. Perkiraan “Kas”
Akan berubah jumlahnya apabila Induk Perusahaan melaporkan adanya
Laba Rugi atau pembagian Dividen.

3. Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan”


Timbul karena perusahaan mengumumkan Dividen namun belum
dibayar. Perkiraan ini harus dihapuskan apabila telah dibayar tunai (kas).

4. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”


Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya
Laba atau Rugi. Selain itu akan berubah juga karena adanya Laba atau
Rugi milik Induk Perusahaan sendiri.

5. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak Perusahaan”


Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba Rugi atau pembagian Dividen
pada Anak Perusahaan sendiri.
6. Perkiraan-perkiraan diatas, dalam Kertas Kerja (Worksheet) penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasi harus sudah menunjukkan Saldo Akhir

25
pada Laporan Keuangan Konsolidasi, artinya sudah diperhitungkan
perubahan jumlahnya.

2. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap


Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan
induk adalah sama dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan
induk adalah sama dengan saldo laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan
saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini tidak selalu ada. Persamaan
tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar,atau jika
akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.
Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuias
mungkin mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang
diperoleh pada buku terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak
mengeliminasi laba atau rugi antar-perusahaan.Kelalaian-kelalaian seperti itu
menyebabkan tidak lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas.
Kesalahan-kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas menyebabkan
salah saji yang seruppa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau
menggunakan metode biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak
seserius yang terlihat. Hal ini dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi yang benar dengan mengabaikan bagaimana
perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahan
anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang
saham benar dan perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan
keuangan yang telah diaudit yang lain. Tetap digunakannya metode biaya atau
metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa perusahaan didasarkan pada

26
asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya sebagai laporan
keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.

3. Konsolidasi dengan Metode Biaya (Cost Method)


Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-
saham Anak Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut
(yang telah dibagikan oleh Anak Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan
(revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan
modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham
yang dimiliki tersebut dijual. Pada metode biaya bagian dividen yang
dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi debit dalam rekening
“Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit “Penghasilan
Dividen”. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode biaya:

1. Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami


perubahan jumlahnya. Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya
Laba, Rugi atau pembagian Dividen tidak mempengaruhi Perkiraan
“Investasi Saham pada Anak Perusahaan, atau Induk Perusahaan tidak
menyesuaikan Investasinya.

2. Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan
sebesar Prosentase (%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca
Konsolidasi melalui perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning)
untuk Induk Perusahaan”. Perkiraan ini hanya tampak pada Worksheet
penyusunan neraca Konsolidasi.

3. Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham,


Agio Saham dan Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan
pada jumlah awal/Saldo Awal tahun atau Saldo Awal pada saat
kepemilikan.

27
4. Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap
Anak Perusahaan merupakan bagian dari Aktiva.

5. Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca
sebesar harga perolehannya saja.

6. Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari


kegiatan operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai
investasi tersebut.

2.4.1 Transaksi Antar Perusahaan

Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas anak


yang dalam operasi sehari-hari adalah entitas yang terpisah. Pengendalian entitas
induk atas entitas anak menyebabkan operasi entitas anak dipengaruhi oleh entitas
induk dalam banyak hal. Dengan demikian banyak terjadi transaksi bisnis diantara
kedua entitas tersebut. Setiap transaksi yang dilakukan entitas induk pada anak atau
sebaliknya , atau transaksi yang dilakukan entitas anak dengan entitas anak lainnya
dalam hubungan entitas induk-anak, disebut dengan transaksi antar perusahaan.

Contoh transaksi antar perusahaan seperti transaksi penjualan barang dari


entitas induk ke entitas anak akan menyebabkan akun penjualan pada induk dan akun
pembelian pada anak perusahaan. Transaksi antar perusahaan tidak dipandang
sebagai transaksi dalam penyusunan laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi
memandang entitas induk dan anak adalah satu, sehingga bila entitas induk
melakukan transaksi dengan anak, hal itu berarti melakukan transaksi dengan diri
sendiri. Laporan keuangan konsolidasi tidak mengakui transaksi seperti ini, dan
menganggap penjualan tersebut hanya sebagai pemindahan (transfer) aset saja. Oleh
karena itu dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi, transaksi-transaksi seperti ini
harus dieliminasi. Konsolidasi hanya mengakui transaksi dengan pihak-pihak diluar

28
hubungan induk-anak. Entitas lain diluar hubungan induk-anak selanjutnya disebut
entitas eksternal.

Kepentingan Non Pengendali

Laporan konsolidasi akan menjadi kewajiban suatu entitas manakala entitas


tersebut memiliki hak pengendali dalam entitas lain. Kepemilikan suara diatas 50%
merupakan salah satu ciri adanya pengendalian yang mewajibkan entitas induk
menyusun laporan konsolidasi. Apabila entitas anak berbentuk perseroan terbatas
(PT), kepemilikan saham menjadi indikasi suara. Kepemilikan saham 100% entitas
anak dalam kondisi normal akan memberikan hak pengendalian penuh bagi entitas
induk. Meskipun pemilikan entitas induk terhadap saham biasa entitas anak kurang
dari 100%, entitas induk tetap memiliki pengendalian atas entitas anak jika terdapat
pemilik lain dalam entitas anak yang harus dibagikan hak-nya. Inilah yang disebut
dengan kepentingan non pengendali yang dilindungi oleh undang-undang.UU No. 40
tahun 2007 menyebutkan Kepentingan non pengendali dengan pemilik saham
minoritas. Pemilik saham minoritas diberi hak menjual sahamnya dengan harga wajar
apabila tidak menyetujui penggabungan, peleburan, atau pengambil alihan yang
dilakukan.

PSAK revisi tahun 2009 mendefinisikan Kepentingan Non pengendali sebagai


ekuitas entitas anak yang tidak dapat didistribusikan secara langsung maupun tidak
langsung pada entitas induk. Kepentingan non pengendali akan berubah seiring
dengan perubahan ekuitas anak yang disebabkan pengumuman laba dan deviden oleh
entitas anak. PSAK 4 revisi 2009 mensyaratkan kepentingan non pengendali atas
laba-rugi entitas anak yang dikonsolidasi selama periode pelaporan diidentifikasi
secara terpisah dari laporan konsolidasi.

Kepentingan non pengendali atas aset neto (ekuitas) terdiri dari:

1. Jumlah kepentingan non pengendali pada tanggal kombinasi bisnis awal.

29
2. Bagian kepentingan non pengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal
kombinasi bisnis.

Kepentingan non pengendali disajikan dibagian ekuitas dalam laporan posisi


keuangan konsolidasi, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.

Contoh Kasus 1:

PT. X mengakusisi saham biasa PT. Y pada harga yang sama dengan nilai bukunya
pada tanggal 31 Desember 2011. Kekayaan pemegang saham PT. Y saat itu terdiri
dari:

Modal Saham Biasa Rp 7.500.000


Laba Ditahan Rp. 5.000.000
Total Kekayaan Pemegang Saham Rp 12.500.000

Apabila akuisisi dilakukan atas seluruh saham PT. Y (100%), maka PT. X
memiliki pengendalian penuh atas PT. Y. Hal tersebut juga berarti bahwa tidak ada
kepentingan non pengendali dalam PT. Y.

Apabila PT. X mengakuisisi 90% saham PT. Y, sekalipun PT. X bisa


mengendalikan PT. Y tetapi terdapat 10% pemegang saham dalam PT. Y yang tidak
dikuaisai PT. X. Kekayaan PT. Y yang dimiliki PT. X akibat akuisisi tersebut hanya
sebesar 90% dari total kekayaan PT. Y atau sebesar 90% x Rp 12.500.000 = Rp
11.250.000. Jadi kekayaan non pengendali adalah 10% x Rp 12.500.000 =
Rp1.250.000.

Misalkan pada periode 2012 PT. Y mengumumkan laba sebesar Rp


1.000.000, sementara deviden diumumkan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp 600.000. Pengumuman laba akan menambah kekayaan entitas induk sebesar 90%
dari laba tersebut yakni Rp 900.000. Sedangkan 10% dari laba tersebut menjadi laba

30
kepentingan non pengendali, yakni Rp 100.000. Dividen yang diumumkan PT. Y
juga dialokasikan sebesar 10% untuk kepentingan non pengendali yang mengurangi
kekayaan kepentingan non pengendali sebesar 10% x 600.000 = Rp 60.000. Dengan
demikian perhitungan kepentingan non pengendali pada akhir tahun 2009 adalah
sebagai berikut:

Kepentingan non pengendali 31/12/2011 Rp. 1.250.000


Laba kepentingan non pengendali tahun 2012 100.000
Dividen (60.000)
Kekayaan kepentingan non pengendali 31/12/2012 Rp. 1.290.000

Prosedur Penyusunan Laporan Konsolidasi

Laporan konsolidasi disusun dengan menggabungkan laporan keuangan


entitas induk dan laporan keuangan entitas anak. Dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, setiap akun antarperusahaan harus dieliminasi karena entitas
induk dan anak dianggap satu.. Karena itu, prosedur penyusunan laporan konsolidasi
menjadi sebagai berikut:

Laporan Konsolidasi = Laporan entitas induk + Laporan entitas anak – Akun


antar perusahaan

Laporan konsolidasi berasal dari penggabungan saldo akun-akun laporan


keuangan entitas induk dan entitas anak. Kas konsolidasi disajikan dengan
menjumlahkan kas induk dan kas anak. Piutang konsolidasi disajikan dari hasil
penjumlahan piutang induk serta anak dan apabila terdapat piutang antar peruahaan,
jumlah piutang antar perusahaan tersebut dikurangi sehingga diperoleh piutang
konsolidasi yang mencerminkan bahwa entitas induk dan anak adalah satu.

31
Contoh Kasus 2:

Neraca Konsolidasi atas Entitas Anak yang Dikuasai 100%

Laporan keuangan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT.TMMIN)


mengakuisisi PT. Chandra Asri Pretochemical (PT.CAP) pada 31 Desember 2019
dengan kepemilikan 100%. Penyusunan laporan konsolidasi akan menjadi lebih
akurat apabila akun antar perusahaan diperhitungkan dahulu, baru kemudian
dilakukan konsolidasi akun-akun laporan keuangan entitas induk dan entitas anak.
Tahap-tahap pengkonsolidasian akun–akun laporan keuangan entitas induk
sebaiknya dilakukan sebagai berikut:

1. Penyusunan jurnal eliminasi atas akun-akun antar perusahaan.


2. Penjumlahan akun-akun entitas induk dan entitas anak yang sama, misalnya kas
entitas induk dan kas entitas anak, utang entitas induk dengen utang entitas anak,
dan seterusnya.
3. Penjumlahan No.2 dikurangi dengan No.1 atas akun-akun sejenis.
4. Penyajian akun-akun hasil konsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasi
berdasar ketentuan yang berlaku.
Berikut ini adalah Neraca Per tanggal 31 Desember 2019 untuk PT TMMIN dan
PT CAP

INTERIM STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION


December 31, 2019 (Unaudited) (Expressed in US Dollar And Unless
Otherwise Stated)
Account Description PT TMIIN PT CAP
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash on hand and in banks 5.478.295 6.567.034
Account Receivables 21.643.040 25.957.856
Other Receivables 1.008.526 2.792.440
Inventory 33.026.363 29.273.902
Advances and prepaid expenses 2.435.459 1.765.520

32
Prepaid Taxes 2.328.104 -
Total Current Assets 65.919.786 66.356.752
NON CURRENT ASSETS
Deffered Tax Assets (Liabilities), net - 1.056.370 -
Investment in share of stock 52.535.881 449.724
Fixed Asset NET 61.717.931 61.717.931
Right Of Use Asset 104.268 -
Other Assets 3.623.161 3.623.161
Total Non Current Assets 116.924.871 65.790.816
TOTAL ASSETS 182.844.657 132.147.568

LIABILITIES AND EQUITY


CURRENT LIABILITIES
Short-term bank loans 52.086.157 10.309.449
Trade Payables 47.858.972 28.933.941
Other Payables 3.382.902 2.273.432
Advances from customers 1.850.344 1.379.792
Accrued expenses 4.441.942 2.181.910
Lease Liabilities 113.869 -
Taxes payables 2.275.185 19.204
Short Term Employee benefits liabilities 377.204 231.446
Total Current Liabilities 112.386.574 45.329.174

NON-CURRENT LIABILITIES
Long-term loans 22.273.091 4.648.583
Shareholder's loans 15.663.819 18.176.225
Employee benefits liabilities 2.345.320 2.735.865
Total Non-Current Liabilities 40.282.230 25.560.674
TOTAL LIABILITIES 152.668.804 70.889.848
EQUITY
Capital stock-par value Rp100 48.128.461 48.128.461
Additional paid in capital 7.253.463 7.253.463
Other Comprehensive Income 2.766.995 9.925.710
Retained earnings
Appropriated 2.185.430 8.741.719
Unappropriated - 43.380.757 - 4.334.299
Net Income For the Years 13.222.262 - 8.457.335
EQUITY, NET 30.175.853 61.257.720
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 182.844.657 132.147.568

33
1. Misal Akun piutang entitas induk dan akun utang entitas anak sebesar $ 17.290.000
merupakan akun antar perusahaan. Eliminasi utang-piutang antar perusahaan
dilakukan dengan prosedur akuntansi, yakni dengan membalikan dari saldo normal.
Utang dieliminasi dengan mendebet dan piutang dieliminasi dengen mengkredit
sebesar saldo yang dimaksud. Jurnal eliminasinya adalah

Trade Payable $ 17.290.000


Trade Receivable $17.290.000

1. Akun Investasi Entitas Induk dan Akun Kekayaan Entitas Anak

Investasi entitas induk dalam saham entitas anak mengakibatkan akun “investment
in share of stock” milik entitas induk berkaitan dengan akun “modal pemegang
saham” entitas anak. Saldo normal investasi adalah debet sehingga akun tersebut
harus dieliminasi dengan mengkredit. Dalam perusahaan yang berbentuk PT,
kekayaan pemegang saham terdiri dari Capital Stock dan laba untuk pemegang
saham, yakni Retained Earnings. Capital Stock dalam neraca harus disajikan pada
nilai nominalnya. Apabila pada penjualan perdaha harga saham yang dijual
ditetapkan diatas nilai nominalnya, maka selisih harga jual dengan nilai nominal
disajikan dalam akun aigo saham. Jadi kekayaan pemegang saham melibatkan
akun: Capital Stock, laba ditahan dan aigo saham.
Penguasaaan entitas induk atas kekayaan entitas anak dalam investasi
tersebut adalah 100% sehingga seluruh kekayaaan pemegang saham PT. CAP
dimiliki oleh PT. TMMIN. Pada neraca dijelaskan jika nilai investasi modal saham
adalah sebesar USD 52.535.881. Karena itu, eliminasi dilakukan sebesar jumlah
tersebut dengan mendebet komponen kekayaan entitas anak dan mengkredit akun
investasi dalam saham entitas anak.

34
Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Capital Stock 48.128.461
Laba ditahan 4.407.420
Investment in share of stock 52.535.881
Berdasarkan jurnal eliminasi tersebut akun-akun neraca konsolidasi dihitung sebagai
berikut :

INTERIM STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION


December 31, 2019 (Unaudited)
(Expressed in US Dollar And Unless Otherwise
Stated)
Eliminasi
Account Description PT TMIIN PT CAP Db Cr Konsolidasi
ASSETS
CURRENT ASSETS

Cash on hand and in banks 5.478.295 6.567.034 12.045.329

Account Receivables 21.643.040 25.957.856 17.290.000 30.310.896

Other Receivables 1.008.526 2.792.440 3.800.966

Inventory 33.026.363 29.273.902 62.300.265


Advances and prepaid
expenses 2.435.459 1.765.520 4.200.978

Prepaid Taxes 2.328.104 - 2.328.104

Total Current Assets 65.919.786 66.356.752 114.986.538


NON CURRENT ASSETS
Deffered Tax Assets -
(Liabilities), net 1.056.370 - - 1.056.370

Investment in share of stock 52.535.881 449.724 52.535.881 449.724

Fixed Asset NET 61.717.931 61.717.931 123.435.861

Right Of Use Asset 104.268 - 104.268

Other Assets 3.623.161 3.623.161 7.246.322

Total Non Current Assets 116.924.871 65.790.816 130.179.805

TOTAL ASSETS 182.844.657 132.147.568 245.166.344

LIABILITIES AND
EQUITY

35
CURRENT LIABILITIES

Short-term bank loans 52.086.157 10.309.449 62.395.606

Trade Payables 47.858.972 28.933.941 17.290.000 59.502.912

Other Payables 3.382.902 2.273.432 5.656.334

Advances from customers 1.850.344 1.379.792 3.230.136

Accrued expenses 4.441.942 2.181.910 6.623.852

Lease Liabilities 113.869 - 113.869

Taxes payables 2.275.185 19.204 2.294.389


Short Term Employee benefits
liabilities 377.204 231.446 608.650

Total Current Liabilities 112.386.574 45.329.174 - 140.425.748

NON-CURRENT
LIABILITIES

Long-term loans 22.273.091 4.648.583 26.921.674

Shareholder's loans 15.663.819 18.176.225 33.840.044

Employee benefits liabilities 2.345.320 2.735.865 5.081.186

Total Non-Current Liabilities 40.282.230 25.560.674 - - 65.842.903

TOTAL LIABILITIES 152.668.804 70.889.848 - - 206.268.652

EQUITY

Capital stock-par value Rp100 48.128.461 48.128.461 48.128.461 48.128.461

Additional paid in capital 7.253.463 7.253.463 14.506.926

Other Comprehensive Income 2.766.995 9.925.710 12.692.705


Retained earnings

Appropriated 2.185.430 8.741.719 8.741.719 2.185.430


- -
Unappropriated 43.380.757 4.334.299 4.334.299 - 43.380.757
-
Net Income For the Years 13.222.262 8.457.335 4.764.927

EQUITY, NET 30.175.853 61.257.720 38.897.692


TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY 182.844.657 132.147.568 74.160.180 74.160.180 245.166.344

36
Sehingga Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT TMMIN atas kepemilikan PT
TAM sebesar 100% adalah sebagai berikut :
PT TOYOTA MANUFACTURING INDONESIA
INTERIM STATEMENTS OF CONSOLIDATED FINANCIAL POSITION
December 31, 2019 (Unaudited)
(Expressed in US Dollar And Unless Otherwise Stated)

ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash on hand and in banks 12.045.329
Account Receivables 30.310.896
Other Receivables 3.800.966
Inventory 62.300.265
Advances and prepaid expenses 4.200.978
Prepaid Taxes 2.328.104
Total Current Assets 114.986.538
NON CURRENT ASSETS
Deffered Tax Assets (Liabilities), net - 1.056.370
Investment in share of stock 449.724
Fixed Asset NET 123.435.861
Right Of Use Asset 104.268
Other Assets 7.246.322
Total Non Current Assets 130.179.805
TOTAL ASSETS 245.166.344

LIABILITIES AND EQUITY


CURRENT LIABILITIES
Short-term bank loans 62.395.606
Trade Payables 59.502.912
Other Payables 5.656.334
Advances from customers 3.230.136
Accrued expenses 6.623.852
Lease Liabilities 113.869
Taxes payables 2.294.389
Short Term Employee benefits liabilities 608.650
Total Current Liabilities 140.425.748

NON-CURRENT LIABILITIES

37
Long-term loans 26.921.674
Shareholder's loans 33.840.044
Employee benefits liabilities 5.081.186
Total Non-Current Liabilities 65.842.903
TOTAL LIABILITIES 206.268.652

EQUITY
Capital stock-par value Rp100 48.128.461
Additional paid in capital 14.506.926
Other Comprehensive Income 12.692.705
Retained earnings
Appropriated 2.185.430
Unappropriated - 43.380.757
Net Income For the Years 4.764.927
EQUITY, NET 38.897.692
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 245.166.344

Contoh : Neraca Konsolidasi atas Entitas Anak yang Dikuasai Kurang dari
100% (sebagai contoh adalah 70%)

Laporan keuangan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT.TMMIN)


mengakuisisi PT. Chandra Asri Pretochemical (PT.CAP) pada 31 Desember 2019
dengan kepemilikan 90%. Maka Neraca Konsolidasinya adalah sebagai berikut :

INTERIM STATEMENTS OF CONSOLIDATED FINANCIAL POSITION


December 31, 2019 (Unaudited) (Expressed in US Dollar And Unless
Otherwise Stated)
Eliminasi 70%
Account Description PT TMIIN PT CAP Db Cr Konsolidasi
ASSETS
CURRENT ASSETS

Cash on hand and in banks 5.478.295 6.567.034 12.045.329

Account Receivables 21.643.040 25.957.856 12.103.000 35.497.896

Other Receivables 1.008.526 2.792.440 3.800.966


Inventory 62.300.265

38
33.026.363 29.273.902

Advances and prepaid expenses 2.435.459 1.765.520 4.200.978

Prepaid Taxes 2.328.104 - 2.328.104

Total Current Assets 65.919.786 66.356.752 132.276.538


NON CURRENT ASSETS
Deffered Tax Assets (Liabilities), -
net 1.056.370 - - 1.056.370

Investment in share of stock 52.535.881 449.724 36.775.117 16.210.489

Fixed Asset NET 61.717.931 61.717.931 123.435.861

Right Of Use Asset 104.268 - 104.268

Other Assets 3.623.161 3.623.161 7.246.322

Total Non Current Assets 116.924.871 65.790.816 182.715.687

TOTAL ASSETS 182.844.657 132.147.568 314.992.225

LIABILITIES AND EQUITY


CURRENT LIABILITIES

Short-term bank loans 52.086.157 10.309.449 62.395.606

Trade Payables 47.858.972 28.933.941 12.103.000 64.689.912

Other Payables 3.382.902 2.273.432 5.656.334

Advances from customers 1.850.344 1.379.792 3.230.136

Accrued expenses 4.441.942 2.181.910 6.623.852

Lease Liabilities 113.869 - 113.869

Taxes payables 2.275.185 19.204 2.294.389


Short Term Employee benefits
liabilities 377.204 231.446 608.650

Total Current Liabilities 112.386.574 45.329.174 157.715.748

NON-CURRENT
LIABILITIES

Long-term loans 22.273.091 4.648.583 26.921.674

39
Shareholder's loans 15.663.819 18.176.225 33.840.044

Employee benefits liabilities 2.345.320 2.735.865 5.081.186

Total Non-Current Liabilities 40.282.230 25.560.674 65.842.903

TOTAL LIABILITIES 152.668.804 70.889.848 223.558.652

EQUITY

Capital stock-par value Rp100 48.128.461 48.128.461 33.689.923 62.566.999

Additional paid in capital 7.253.463 7.253.463 14.506.926

Other Comprehensive Income 2.766.995 9.925.710 12.692.705


Retained earnings -

Appropriated 2.185.430 8.741.719 6.119.204 4.807.946


- -
Unappropriated 43.380.757 4.334.299 3.034.009 - 44.681.047
-
Net Income For the Years 13.222.262 8.457.335 4.764.927

EQUITY, NET 30.175.853 61.257.720 91.433.573


TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY 182.844.657 132.147.568 314.992.225

Sehingga Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT TMMIN untuk kepemillikan di


PT TAM sebesar 70% adalah sebagai berikut :
PT TOYOTA MANUFACTURING INDONESIA
INTERIM STATEMENTS OF CONSOLIDATED FINANCIAL POSITION
December 31, 2019 (Unaudited)
(Expressed in US Dollar And Unless Otherwise Stated)
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash on hand and in banks 12.045.329
Account Receivables 35.497.896
Other Receivables 3.800.966
Inventory 62.300.265
Advances and prepaid expenses 4.200.978
Prepaid Taxes 2.328.104
Total Current Assets 132.276.538

40
NON CURRENT ASSETS
Deffered Tax Assets (Liabilities), net - 1.056.370
Investment in share of stock 16.210.489
Fixed Asset NET 123.435.861
Right Of Use Asset 104.268
Other Assets 7.246.322
Total Non Current Assets 182.715.687
TOTAL ASSETS 314.992.225

LIABILITIES AND EQUITY


CURRENT LIABILITIES
Short-term bank loans 62.395.606
Trade Payables 64.689.912
Other Payables 5.656.334
Advances from customers 3.230.136
Accrued expenses 6.623.852
Lease Liabilities 113.869
Taxes payables 2.294.389
Short Term Employee benefits liabilities 608.650
Total Current Liabilities 157.715.748

NON-CURRENT LIABILITIES
Long-term loans 26.921.674
Shareholder's loans 33.840.044
Employee benefits liabilities 5.081.186
Total Non-Current Liabilities 65.842.903
TOTAL LIABILITIES 223.558.652

EQUITY
Capital stock-par value Rp100 62.566.999
Additional paid in capital 14.506.926
Other Comprehensive Income 12.692.705
Retained earnings -
Appropriated 4.807.946
Unappropriated - 44.681.047
Net Income For the Years 4.764.927
EQUITY, NET 91.433.573
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 314.992.225

41
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perusahaan yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan biasanya akan
menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan keuangan konsolidasi.
Prinsipnya adalah penyajian laporan keuangan yang isinya gabungan dari laporan
milik perusahaan induk dan entitas anak perusahaan dalam satu laporan sehingga
seolah-olah mereka adalah satu entitas. Tujuan dari penyusunan laporan tersebut
adalah untuk memberikan gambaran objektif secara keseluruhan mengenai posisi
keuangan dan aktivitas dari suatu kelompok perusahaan (induk dan anaknya)
sehingga bisa dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan (investor, auditor,
dsb).Bentuk laporan tersebut dibutuhkan jika perusahaan induk memiliki kendali atas
perusahaan lain (anak perusahaan). Syarat dari perusahaan yang membutuhkan
laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:

 Mempunyai satu atau lebih anak perusahaan yang dibuktikan dengan


kepemilikan saham
 Kepemilikan saham induk perusahaan terhadap anak perusahaan >50%
 Kepemilikan saham induk perusahaan terhadap anak perusahaan <50% namun
perusahaan induk memiliki kendali penuh

Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang
berbeda, bahkan Undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s length transaction di
antara entitas-entitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk tidak di
perkenalkan membedakan harga jual produknya terhadap entitas anak dan entitas lain
yang tidak berafiliasi, atau melakukan pembelian dengan harga yang berbeda dari
entitas lain yang tidak berafiliasi. Laporan Konsolidasi dimaksudkan untuk
menunjukan aspek substansi hubungan entitas induk – anak.

42

Anda mungkin juga menyukai