Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 1

AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

Disusun Oleh

Kelompok 1

1. SEKAR AYU C.L (E2B018312)


2. RAISMA PUJI P (E2B018332)
3. IMA NUR AFIFAH (E2B018366)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “AKUNTANSI KOMBINASI
BISNIS” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pembimbing kami Ibu Fatmasari Sukesti,SE,M.Si pada mata kuliah Akuntansi
Lanjutan.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaraan yang dititipkan kepada
kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh
kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini dengan maksimal.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Akuntansi Kombinasi Bisnis ini dapat
memberikan manfaat serta memberi pengetahuan terhadap pembaca.

Semarang, 24 Maret 2020

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3

BAB 1.........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5

Pengertian Umum....................................................................................................................................5

Kombinasi Bisnis dan Pengendalian........................................................................................................5

1. Tujuan Kombinasi Bisnis..........................................................................................................5

2. Identifikasi Kombinasi Bisnis...................................................................................................6

3. Kombinasi Bisnis Tanpa Pengalihan........................................................................................6

4. Pengendalian Kombinasi Bisnis................................................................................................6

5. Bentuk-bentuk kombinasi bisnis..............................................................................................7

6. Alasan Kombinasi Bisnis...........................................................................................................8

7. Metode Akuntansi Kombimasi Bisnis......................................................................................8

METODE KOMBINASI BISNIS..........................................................................................................10

1. METODE AKUISISI.................................................................................................................10

2. METODE PENYATUAN KEPEMILIKAN..................................................................................19

BAB III......................................................................................................................................................21

KESIMPULAN.........................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23

III
IV
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 1990-an merupakan suatu masa perkembangan yang tidak biasa dalam kegiatan
merger dan akuisisi (peleburan) di Amerika dan pasar Internasional (sering kali disebut sebagai
merger mania) perusahaan – perusahaansecara terus menerus berusaha keras menghasilkan nilai
tambah ekonomis untuk para pemegang modal mereka.

Sehubung dengan strategi ini perluasan perusahaan telah lama dianggap sebagai sebuah
tujuan entitas usaha.Suatu usaha bisa memilih untuk memperluas usaha baik secara internal
(membangun sarana sendiri) maupun eksternal (mengakuisisi kendali perusahaan lain dalam
penggabungan usaha).

Kombinasi bisnis dapat terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan suatu perusahaan
lain atau lebih menjadi entitas akuntansi dan entitas yang baru tersebut meneruskan aktivitas –
aktivitas perusahaan – perusahaan terdahulu yang semula terpisah.

B. Rumusan Masalah
1. Latar Belakang
2. Kombinasi Bisnis dan Pengendalian
3. Akuntansi Kombinasi Bisnis
4. Pengakuan dan Pengukuran asset,liabilitas
5. Biaya Transaksi
6. Imbalan yang dialihkan

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan yaitu untuk menjelaskan tentang Akuntansi Kombinasi Bisnis.

5
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Umum

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999
”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah
menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain
atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”. Pengendalian yang
dimaksud adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi suatu entitas demi
memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.Entitas adalah badan yang terpisah dari pemiliknya.
Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak yaitu entitas pengakuisisi dan entitas yang diakuisisi.

Entitas pengakuisisi adalah  entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang di akuisisi
dalam transaksi kombinasi bisnis; sedangkan entitas yang diakuisisi atau entitas target merupakan entitas
dalam transaksi kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain.

Berdasarkan GAAP terbaru, pengendalian sederhananya terjadi ketika sebuah perusahaan memiliki
mayoritas kepentingan ekuitas pada perusahaan lain.

Berdasarkan PSAK 22 (tahun 2010) Kombinasi Bisnis yang sebelumnya diatur melalui PSAK 22
(tahun 1994) berubah menjadi Akuntansi Penggabungan Usaha. Kombinasi bisnis/penggabungan usaha
adalah suatu transaksi atau peristiwa lain di mana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih bisnis. Kriteria-kriteria yang termasuk pihak pengakuisisi, antara lain:

 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang mengalihkan kas atau aset lainnya atau
menimbulkan liabilitas.
 Pihak pengakuisisi biasanya entitas yang bergabung yang pemiliknya merupakan kelompok usaha
yang mempertahankan atau memperoleh porsi terbesar atas hak suara pada entitas hasil
penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang pemilik tunggal atau
kelompok pemilik terorganisasi dari entitas tersebut memiliki kepentingan suara minoritas
terbesar dalam entitas hasil penggabungan.

6
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang pemiliknya mempunyai
kemampuan untuk memilih atau menunjuk atau mengganti mayoritas anggota organ pengatur
entitas hasil penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung di mana manajemen
(sebelumnya) mendominasi manajemen entitas hasil penggabungan.
 Pihak pengakuisisi biasanya merupakan entitas yang bergabung yang membayar premium di atas
nilai wajar sebelum kombinasi bisnis dari kepentingan ekuitas entitas yang lainnya bergabung.

Kombinasi Bisnis dan Pengendalian

1. Tujuan Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, meningkatkan
relevansi, keandalan, daya banding informasi mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya ;

 Mengukur aset teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih dan kepentingan non pengendali.
 Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian diskon.
 Menentukan jenis indformasi yang diungkapkan.

2. Identifikasi Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010, kombinasi bisnis
adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih bisnis.

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak
pengakuisisi, diantaranya ;

 Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilitas.


 Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.
 Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
 Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.

3. Kombinasi Bisnis Tanpa Pengalihan

7
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22, pengendalian dapat diperoleh
tanpa adanya pengalihan imbalan, termasuk :

 Pihak yang yang diakuisisi membeli kembali sahamnya sehingga pengakuisimemperoleh pengend
alian.
 Hilangnya hak veto yang sebelunnya menghalangi pengakuisisi untuk mengendalikan.
 Pengakuisisi dan yang diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak
semata.
 Contoh penggbungan dua bisnis bersama – sama dalam satu kesepakatan gabungan (stapling
arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual listed corporation).

Dalam suatu perekonomian yang kompleks saat ini, orang harus menghadapi tantangan dan risiko
untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal, dan manajemen secara baik sebelum
memasarkan suatu produk. Orang-orang demikian itu dikenal sebagai pengusaha.

Seorang produsen harus mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah maupun variasi yang
dibutuhkan. Seorang pengusaha angkutan harus mampu melayani pemindahan barang secara tepat waktu
dari suatu tempat ke tempat lain yang membutuhkan barang tersebut. Seorang pemilik toko pengecer
harus mampu menyediakan berbagai macam barang dengan harga yang layak bagi konsumen untuk
dikonsumsi. Itulah tiga contoh kegiatan bisnis yang ada di masyarakat.

4. Pengendalian Kombinasi Bisnis

PSAK 22 revisi tahun 2010 mensyaratkan bahwa kombinasi bisnis hanya terjadi jika satu entitas
mengendalikan entitas lain. Pengendalian ini dapat di peroleh dengan kepemilikan hak suara atas entitas
lain. Hak suara biasanya melekat dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu
demikian.

 Entitas berbadan hukum Perseroan Terbatas

Hak suara ada pada kepemilikan saham biasa. Jadi memiliki saham biasa suatau Perseroan Terbatas
berarti memiliki hak suara entitas  tersebut. Jika hak suara yang dimiliki sedemikian besar diperoleh hak
pengendalian dan pada saat itu telah terjadi kombinasi bisnis.

 Hak suara entitas yang berbadan hukum selain Perseroan Terbatas

8
Dapat diperoleh dengan memiliki ekuitas entitas tersebut. Kepemilikan ekuitas suatu entitas dalam
jumlah tertentu dapat menimbulan pengendalian atas entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan bahwa
telah terjadi kombinasi bisnis.

 Hak suara entitas yang tidak berbadan hukum

Biasanya diperoleh dengan kepemilikan ekuitas atau modal entitas tersebut. Entitas yang tidak
berbadan hukum merupakan usaha yang dididrikan namun belum memiliki bentuk hukum tetap.

Akan tetapi makna mengendalikan lebih dari sekedar memiliki ekuitas entits lain. Pengendalian tidak
harus selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya kepemilikan hak suara mayortas tidak selalu
memberikan hak pengendalian.

Menurut Hadori Yunus (1981 : 224) “Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk
menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha
merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

5. Bentuk-bentuk kombinasi bisnis

Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha

 – Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung :

1. Penggabungan Horizontal

Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business atau pasar yang sama.

2. Penggabungan Vertikal

Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut,
tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan
perusahaan pakaian jadi.

3. Konglomerasi

9
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling
berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

6. Alasan Kombinasi Bisnis


Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan
efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :

 Penghematan biaya

Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer,
biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya
penelitian dan pengembangan.

 Mengurangi risiko

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya, akan
lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.

 Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi
berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan sendiri
atau mendirikan perusahaan baru.

 Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya

Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan
melakukan kombinasi bisnis.

 Memperoleh aset tidak berwujud

Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan,
database pelanggan dan lain-lain.

 Alasan-alasan lain

10
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaan-
perusahaan lain.

7. Metode Akuntansi Kombimasi Bisnis

1. Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest)

Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung
bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan
operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala
resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat
diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Terdapat dua metode untuk memperoleh kepemilikan mayoritas pada perusahaan lain:

(1). Perusahaan pengakuisis membeli saham ber-hak suara dari perusahaan terakuisis dengan tunai

(2).  perusahaan pengakuisisi menukar saham ber-hak suara-nya dengan saham ber-hak suara dari
perusahaan terakuisisi.

Adapun persyaratannya adalah :

 90 % saham harus dimiliki oleh perusahaan yang mengakuisisi


 Semua pemegang saham harus diperlakukan sama.

Metode ini mengakuisisi dengan menggunakan nilai buku. Hasilnya adalah memiliki pendapatan yang
lebih besar karena :

 Depresiasi dan penyusutan lebih rendah dari biaya aset


 Tidak menyebabkan penyusutan goodwill

Metode kombinasi bisnis saat penerbitan FASB Statement No. 141 tahun 2001 adalah Purchase
Method ( Metode Pembelian ). Meskipun metode penyatuan kepemilikan sudah tidak digunakan namun
perusahaan yang dulunya melakukan kombinasi bisnis dengan metode ini tidak dirubah. Jadi laporan
keuangan saat ini pun masih termasuk aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang di akuisisi dalam
pooling yang awalnya dicatat sebesar nilai buku pada tanggal akuisisi.

2. Purchase Method ( Metode Pembelian )

11
Metode Pembelian yang di persyaratkan dalam FASB Statement No. 141 hanya berfokus pada
pencatatan nilai wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh dalam pembelian. Akun –
akun perusahaan yanag diakuisis hanya akan disesuaikan dengan nilai wajar penuh jika perusahaan induk
yang memiliki 100 % kepemilikan saham dalam perusahaan yang diauisisi. Tetapi, jika perusahaan
membeli hanya 80 % kepemilikan saham diperusahaan yang diakuisisi akun akan disesuaikan hanya
dengan 80% dari perbedaan antara buku dan nilaiwajar.

Contoh :

Dalam 80% pembelian, aset dengan nilai buku sebesar $6.000 dan nilai wajar sebesar $10.000 akan
tercatat sebesar $9.200.

Jawab :

= ( Nilai Buku + Jumlah Kepemilikan Saham dikurangi selisih lebih nilai wajar atas nilai buku )

= ( $6.000 + 80% ( $4.000)

= $9.200

3. Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007

Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007 adalah Metode Akuisisi.
Dengan metode ini, Aset dan liabiliti yang dicatat dengan nilai wajar, dikurangi presentase
kepemilika dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi ( dengan catatan pembelian kepentingan
cukup besar untuk memiliki pengendalian atas perusahaan yang di akuisisi).

Contoh :

12
Aset akan dicatat dengan nilai wajar $10.000 secara penuh meskipun perusahaan yang mengakusisi hanya
membeli 80% kepemilkikan di perusahaan yang memiliki aset.

Metode akuisisi juga menghilangkan pendiskontoan aset tetap dan aset tidak berwujud yang kurang dari
nilai wajar. Hal ini dapat terjadi ketika adaanya pembelian tawar menawar  antar perusahaan. Tawar
menawar pembelian terjadi ketika harga yang dibayar kurang dari total nilai aset bersih ( semua aset
dikurangi liability ).

METODE KOMBINASI BISNIS

1. METODE AKUISISI

A. Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi  (entitas yang memperoleh  pengendalian atas


pihak yang diakuisisi)

Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto (total aset dkurangi
dengan total hutang) perusahaan, pihak pengakuisisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas
atau aset lain, atau memberikan imbalan dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas.Untuk setiap
kombinasi bisnis salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai Pihak Pengakuisisi.

-          Akuisisi Aset


Perusahaan yang mentransfer kas atau aset lainnya dan kewajiban adalah perusahaan mengakuisisi

-          Akuisisi Saham


Perusahaan pengakuisisi mentransfer kas atau aset lain untuk kepentingan pengendalian dalam
pemungutan suara saham biasa dari perusahaan yang diakuisisi.

Penentuan imbalan yang diberikan

Imbalan yang diberikan kepada perusahaan yang diakuisisi adalah jumlah dari nilai wajar aset
yang ditransfer, hutang yang timbul dan efek ekuitas yang diterbitkan  oleh pengakusisi. Imbalan juga

13
termasuk “contingent consideration” sepanjang imbalan tersebut besar kemungkinan akan terjadi dan
jumlahnya dapat diukur.

Biaya yang terkait dengan perolehan/akuisisi

Biaya yang terkait dengan perolehan akuisisi meliputi biaya makelar, (finder’s fee), advis,
hukum, akuntansi, penilaian, biaya profesional atau konsultansi lainnya, biaya administrasi umum
termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal, dan biaya pendaftaran serta penerbitan efek
hutang dan efek ekuitas. Semua biaya tersebut, kecuali biaya pendaftaran dan penerbitan efek hutang dan
efek ekuitas, dibebankan pada periode berjalan. Sesuai dengan PSAK 55, biaya pendaftaran serta
penerbitan efek hutang akan menambah diskon atas utang atau mengurangi premium (didebetkan ke
discount atau premium efek hutang), sedangkan biaya pendaftaran serta penerbitan efek ekuitas akan
mengurangi (didebetkan) ke agio saham (additional paid-in capital). Jadi dapat disimpulkan, biaya-biaya
yang terkait dengan investasi digolongkan menjadi tiga:

a.       Biaya-biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli (diakuisisi) akan diakui
sebagai harga perolehan investasi.
b.      Biaya langsung lainnya seperti biaya akuntansi, hukum, konsultan, dan biaya- biaya penemuan.
Perlakuan akuntansinya dimasukkan dalam beban berjalan pada saat terjadinya
c.       Biaya-biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan surat-surat berharga ekuitas. Perlakuan
akuntansinya ð mengurangi tambahan modal disetor (additional paid in capital).

B. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak


yang diakuisisi)

Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto perusahaan, pihak
pengakusisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas, atau aset lain atau memberikan imbalan

14
dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi akan dibahas lebih
lanjut dalam pembahasan konsolidasi.

Penentuan Tanggal Akuisisi

Pihak Akuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi yaitu taggal pihak pengakuisisi memperoleh
pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Tanggal Akuisisi secara hukum mengalihkan imbalan,
memperoleh aset dan mengambil alih liabilitas yang pihak  diakuisisi yaitu Tanggal Penutupan. Dapat
terjadi sebelum atau sesudah tanggal penutupan. Harus mempertimbangkan semua fakta dan keadaan.  

C. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, lialibilitas yang diambil
alih, dan kepentingan pihak diakuisisi

Pengakuan Ketentuan

Penerapan prinsip dan ketentuan pengakuan oleh pihak pengakuisisi, dapat menyebabkan
pengakuan atas suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi dalam
laporan keuangannya. Contohnya: merk, paten, hubungan pelanggan mungkin tidak tercatat dalam
laporan keuangan suatu perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan tersebut diakuisisi, maka aset tersebut
akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengukuran aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambilalih
menggunakan nilai wajar yang mengacu pada SAK yang mengatur maisng-masing aset dan liabilitas
tersebut. Sedangkan pengukuran kepentingan nonpengendali didasarkan pada nilai wajar atau berdasarkan
proporsi aset neto teridentifikasi.

Klasifikasi pengakuan :

1.                 Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih memenuhi definisi aset dan
liabilitas dalam kerangka dasar pengukuran KDPPLK pada tanggal akuisisi.

15
2.                 Dalam menentukan aset yang dieroleh atau liabilitas yang diambil alih diperoleh dari pertukaran
dengan pihak diakuisisi serta aset dan lialibilitas (jika ada) hasil transaksi terpisah dicatat sesuai dengan
sifatnya dan SAK terkait.

3.                 Pihak pengakuisisi dapat mengakui suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya yang tidak diakui pihak
akuisisi sebagai aset dan liabilitas dalam laporan keuangannya.

4.                 Pragraf B28-B40 memberiksan panduan dalam pengakuan sewa operasi dan aset ak berwujud.
Paragraf 22-28 menentukan jenis aset teridentifikasi dan liabilitas yang termasuk pos-pos yang diberikan
pengecualian terbatas oleh pernytaan ini terkait prinsip dan ketentuan pengakuan.

Prinsip pengukuran :

1.      Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dengan
nilai wajar pada tanggal akuisisi.

2.      Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi baik pada nilai wajar
ataupun pada proporsi kepemilikan. Kepentingan non pengendali atas aset netto teridentifikasi dari pihak
diakuisisi.

3.      Yang termasuk dalam pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran yaitu pajak penghasilan,
imbalan kerja, aset identifikasi dan yang termasuk pengecualian dari prinsip pengukuran (hak yang
diperoleh kembali, penghargaan pembayaran berbasis saham, aset dimiliki untuk dijual), juga didalam
paragraf B41-45 yaitu aset dengan arus kas yang tidak pasti, aset yang terkait dengan sewa operasi yang
mana pihak yang diakuisisi merupakan lessor, aset tidak digunakan atau digunakan dengan cara berbeda
dengan pemakaian pelaku pasar lain, kepentingan non pengendali pihak diakuisisi.

Pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran

16
Pihak pengakuisisi mencatat pos-pos dengan menerapkan ketentuan provisi, liabilitas kontijensi dan
aset kontijensi  diakui dengan hasil berbeda jika menerapkan prinsip dan ketentuan pengakuan sebagai
tambahan dan diukur pada suatu jumlah selain nilai wajar pada tanggal akuisisi.

D. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembeilan dengan diskon

Dalam suatu kombinasi bisnis, ada kalanya imbalan yang diberikan lebih besar daripada nilai
wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh. Selisih tersebut diberikan karena pengakuisisi
menilai bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai berbagai kelebihan (aset) yang tidak bisa
diidentifikasi. Aset demikian disebut goodwill.

Sebaliknya bila imbalan yang diberikan lebih kecil daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi
liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill negatif akan dicatat oleh
pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan. Perhitungan goodwill didapatkan dari :

Setiap akhir periode dilakukan pengujian atas Goodwill, apakah terjadi penurunan atau tidak. Bila
nilainya turun, goodwill harus dikurangi.

Imbalan yang dialihkan

o  Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil
penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi,
liabilitas yang diakui oleh pihak pengakuisisi kepada pemilik sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang
diterbitkan oleh pihak pengakuisisi.

o  Imbalan yang dialihkan mungkin termasuk aset atau liabilitas dari pihak pengakuisisi yang memiliki nilai
tercatat yang berbeda dari nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika demikian, pihak pengakuisisi
mengukur kembali aset atau liabilitas yang dialihkan pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi dan
mengakui keuntungan dan kerugian yang dihasilkan, jika ada dalam laba rugi. Namun demikian kadang

17
aset atu liabilitas yang dialihkan tetap berada dalam entitas hasil penggabungan setelah kombinasi bisnis,
dan oleh karena itu pihak pengakuisisi tetap mengendalikan aset atau liabilitas tersebut.

a)      HARGA AKUISISI

Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya terkait akuisisi
adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi bisnis, yang meliputi biaya
makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya professional atau konsultasi lainnya, serta biaya
administrasi umum termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal yang dicatat sebagai beban
pada periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan efek ekuitas sesuai
dengan PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.

Akuisisi saham akan diikuti dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. biaya langsung yang
tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagi pengurang tambahan modal disetor.

Contoh: 

Pada tanggal 1 januari 2012, PT. intiseka mengakuisisi saham biasa PT. andaika sebanyak 4 juta
lembar dengan harga per saham Rp 1.400. pengeluaran-pengeluaran lain sehubungan dengan akuisisi
tersebut antara lain.

_ Biaya akuntan, perusahaan penilai, dan pihak independen lain yang terlibat akuisisi Rp 200 juta

_ pengeluaran sehubungan dengan surat menyurat Rp 15.000.000

Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan saham PT. intiseka sebanyak 2 juta lembar
dengan nilai nominal Rp 2000 dan harga pasar Rp 2.800 per lembar. Saham ini diberikan kepada pemilik
lama 4 juta lembar saham PT. andaika.biaya konsultan dan pengeluaran lainnya dibayar per kas tunai.

18
Dengan demikian harga perolehannya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400 per saham = Rp 5,6
miliar, yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 januari 2012 transaksi ini dicatat sebagai berikut:

Investasi dalam saham biasa                                              Rp 5.600.000.000

Beban                                                                                 Rp 215.000.000

            Saham biasa (2 juta x 2.000)                                                               Rp4.0000.0000

            Tambahan modal disetor                                                                     Rp 1.00.000.000

            Kas                                                                                                      Rp 215.000.000

Akuisisi saham akan diakui dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada
dasarnya merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga akuisisi. Biaya
langsung yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi diperlakukan sebagai pengurang tambahan
modal disetor. Dalam transaksi akuisisi diatas, misalkan perusahaan mencatat saham dengan biaya Rp
100 juta per kas, PT. intiseka akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Tambahan modal disetor                                 Rp 100 juta

Kas                                                                  Rp 100 juta

Jadi tambahan modal disetor PT. intiseka berkurang sebesar  Rp 100 juta akibat
pencatatan saham PT. andaika yang diakuisisi tersebut.

b)      ALOKASI HARGA AKUISISI

PSAK 22 revisi 2010 mengharuskan pihak pengakuisisi menilai aset teridentifikasi yang
diperoleh dan kewajiban/liabilitas yang diambil alih dengan niali wajar pada tanggal akuisisi. Selain itu

19
PSAK 22 juga mengharuskan pihak pengakuisisi untuk mengukur kepentingan nonpengendali atas aset
neto teridentifikasi pihak yang diakuisisi. Penilaian pada nilai wajar umumnya dimaksudkan untuk
mendapatkan harga akuisisi yang wajar. Prinsip historical cost mengharuskan entitas menyajikan aset
berdasarkan harga perolehan, tetapi ketika terjadi akuisisi saham, neraca entitas  yang diakuisisi harus
dinilai berdasarkan harga wajarnya oleh penilai independen. Nilai wajar yang lebih tinggi akan
menyebabkan harga akuisisi (niai investasi) menjadi lebih tinggi.

Kondisi dimana nilai wajar aset lebih tinggi dari nilai buku atau nilai buku utang lebih besar dari
nilai wajarnya disebut undervalue.

Apabila nilai wajar aset lebih kecil dari nilai buku atau nilai wajar utang lebih tinggi dari nilai
buku yang tercatat, maka hal itu disebut sebagai overvalue.

Contoh :

Nilai wajar sebesar Rp6,8 miliar merupakan nilai wajar 100% kekayaan PT Andika, yaitu yang
baik yang akan diakusisi 80% maupun kepentingan nonpengendali.Harga akusisi sebesar Rp5,6 miliar
mencerminkan harga wajar atas 80% bank suara PT Andika. Karena kepentingan nonpengendali juga
harus nilai pada harga wajar sesuai PSAK 22 revisi 2010 maka harga diakusisi sebesar Rp5,6  miliar
dapat dijadikan rujukan harga wajar untuk 20% kepentingan nonpengendali. Jika harga wajar untuk 80%
hak suara adalah Rp5,6 miliar, maka harga pasar untuk 100% adalah Rp7 miliar (Rp5,6 miliar/80%).
Dengan demikian harga nonpengendali adalah Rp1,4 miliar (20% x Rp7 miliar). Perhitungan harga wajar
kepentingan nonpengendali ini bukan satu-satunya teknik yang diizinkan. Jika terdapat bukti lain yang
lebih valid, dapat diterapkan teknik perhitungan lain untuk kepentingan nonpengendali. Jadi, harga wajar
kepentingan nonpengendali bisa saja lebih besar atau lebih kecil dari Rp1,4 miliar.

c)      GOODWILL DAN DISKON PEMBELIAN

Harga ekuitas yang diakuisisi                                     xxxx

Harga wajar kepentingan non pengendali                    xxxx

20
Total harga wajar                                                     xxxx

Total nilai wajar ntitas yang diakuisisi                                     (xxxx)

Goodwill                                                                xxxx

Goodwill adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari
aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat diidentifikasi secara individual dan
diakui secara terpisah.

Goodwill yang diakui sebelumnya

Harga ekiutas yang diakuisisi                                             Rp. 5.600.000.000

Harga wajar kepentingan nonpengendali                             Rp. 1.360.000.000

Total harga wajar                                                              Rp. 6.960.000.000

Total nilai wajar          entitas yang diakuisisi                      (Rp. 6.800.000.000)

Goodwill                                                                          Rp. 160.000.000

Goodwill pihak pengakuisisi                                               (Rp. 160.000.000)

Goodwill nonpengendali                                                  Rp.                  0

Entitas menerapkan pernyataan ini, secara prospektif untuk goodwill yang diperleh dari
kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januari 2011. Oleh karena itu , entitas :

21
a. Menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januri 2011;
b. Mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi sehubungan penurunan
goodwill pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2011;
dan
c. Melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 : Penurunan Nilai Aset
sejak awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

Goodwill Negatif yang Diakui Sebelumnya

Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 yang
berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januri 2011, jumlah tercatat
goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2011.

Diskon Pembelian

Kadangkala, pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon yaitu suatu kombinasi
bisnis dimana hasil penjumlahan harga ekuitas yang diakuisisi dan harga wajar kepentingan non
pengendali lebih kecil dari nilai wajar total ekuitas entitas yang diakui. Sebelum mengakui keuntungan
dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah mengidentifikasi dengan
tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih, serta mengakui setiap aset atau liabilitas
tambahan yang dapat diidentifikasi dalam penyajian kembali tersebut. PSAK 22 mensyaratkan pihak
pengakuisisi juga mengkaji kembali prosedur yang digunakan untuk mengukur jumlah yang diakui pada
tanggal akuisisi sebagai berikut:

a.                   Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih

b.                   Kepentingan non pengendali pada pihak yang diakuisisi, jika ada;

22
c.                  Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, kepentingan ekuitas pihak pengakuisisi
yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi; dan

d.                 Imbalan yang dialihkan

Jika selisish wajar entitas yang diakui tetap ada, pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang
dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi. Keuntungan tersebut diatribusikan pada pihak
pengakuisisi sehingga diskon pembelian pada dasarnya merupakan kemampuan negosiasi pihak
pengakuisisi atau timbul dari kombinasi bisnis yang terpaksa. Kondisi ini membuat bargaining power
pihak pengakuisisi lebih tinggi sehingga harga akuisisi lebih rendah. Dengan demikian diskon pembelian
diakui sebagai keuntungan bagi pihak pengakuisisi saja.

Contoh

Misalkan, dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dengan PT Andaika, harga akuisisi, adalah
Rp 5,42 miliar dan harga wajar kepentingan nonpengendali berdasarkan penilaian appraisal company
adalah Rp1,36 miliar, sehingga diskon pembelian adalah:

      Harga ekuitas yang diakuisisi                                     Rp5.420.000.000


      Harga wajar kepentingan nonpengendali                         1.360.000.000
                  Total harga wajar                                            Rp6.780.000.000
      Total nilai wajar entitas yang diakuisisi                         (6.800.000.000)
                  Keuntungan diskon                                         Rp     20.000.000

PT Intiseka akan mencatat akuisisi tersebut dalam laporan konsilidasi sebagai berikut:

            Aset yang dapat diendefikasi yang diperoleh            9.450.000.000

                                    Kas                                                                              5.420.000.000

                                    Liabilitas yang diaambil-alih                                       2.650.000.000

23
                                    Keuntungan dari pembelian dengan diskon                     20.000.000

                                    Ekuitas-kepentingan nonpengenndali                         1.360.000.000

d)     PEMBUKUAN  ENTITAS PENGAKUISISI SETELAH KOMBINASI BISNIS

Prosedur akuntansi investasi pihak pengakuisisi dalam ekuitas entitas yang diakuisisi dalam
banyak hal dilakukan sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009): investasi dalam entitas asosiasi yang
mensyaratkan penerapan metode ekuitas dimana investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan
dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian investor yang dalam hal ini
adalah pihak pengakuisisi, atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan.

                Investasi dalam Ekuitas                                              xxx

                        Pendapatan Investasi                                                              xxx

Distribusikan laba atau deviden yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat
investasi yang dicatat investor sebagai berikut:

                Piutang Deviden                                                         xxx

                        Investasi dalam Ekuitas                                                          xxx

Oleh karena itu persamaannya sebagai berikut:

24
 

    

              Investasiakhir = Investasi Awal + Pendapatan Investasi – DevidenInvestee

Jika terdapat perubahan proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan
komprehensif lainnya bagi investee. Investor akan mencatat:

            Investasi dakam Ekuitas                                             xxx

                        Pendapatan Komprehensif Lainnya                                         xxx

Contoh :

25
Misalkan PT Intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba sebesar Rp
200 juta dan dividen tunai sbesar Rp100 juta. Pt Intiseka mencatat pengumuman laba PT Andaika sebagai
berikut:

           

Investasi dalam saham (80%xRp200 juta)                  Rp 160 juta

                        Pendapatan investasi                                                   Rp 160 juta

Karena PT intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba PT Andaika
adalah 80% x Rp200 juta = Rp160 juta.

Pengumuman dividen PT  Andaika sebesar Rp100 juta merupakan pengurangan herta
investor dalam perusahaan investee sesuai dengan proporsi kepemilikan (80%). Catatan PT Intiseka atas
pengumumman dividen tersebut adalah:

            Pitung dividen (80% x Rp 100.000.000)                    Rp80.000.000

                        Investasi dalam saham                                                Rp80.000.000

2. METODE PENYATUAN KEPEMILIKAN

Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung
bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi
kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat
yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai
perusahaan pengakuisisi (acquirer).

26
Hilangnya metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).Didalam PSAK 22 (Revisi
2010) metode akuntansi untuk akuisisi hanya satu yakni metode pembelian (purchase method) sedangkan
metode penyatuan kepemilikan yang sebelumnya masih dijinkan oleh PSAK 22 (Reformat 2007) tidak
lagi diperbolehkan. Walaupun pada praktik bisnis di Indonesia saat ini rata-rata akuisisi memang
menggunakan metode pembelian namun metode penyatuan kepemilikan masih menjadi pilihan oleh
beberapa perusahaan. Salah satu alasannya adalah metode penyatuan kepemilikan lebih murah dan lebih
sederhana dimana net aset perusahaan yang diakuisisi tidak harus lebih dinilai ulang sesuai dengan nilai
wajarnya dan digabungkan sesuai dengan nilai bukunya.

    Hilangnya metode penyatuan kepemilikan ini kemudian menimbulkan pertanyaan apakah
metode ini juga akan dihilangkan untuk restrukturisasi entitas sepengendali yang diatur dalam PSAK 38?
Hal ini sangat menarik karena PSAK 38 ini sering digunakan oleh para konglomerat di Indonesia di mana
mereka membeli perusahaan yang kurang baik kondisinya, kemudian disehatkan untuk kemudian dijual
kepada perusahaan di dalam grup tersebut yang biasanya merupakan perusahaan publik. Perusahaan
publik dapat melakukan right issue, menggunakan dana masyarakat, guna membiayai akuisisi tersebut.
Sang konglomerat mendapatkan untung dari marjin penjualan namun tetap dapat mengendalikan
perusahaannya karena masih berada dalam satu grup.

    DSAK-IAI nampaknya belum akan mencabut PSAK 38 yang dahulu referensinya dari US
GAAP dan bukan diadopsi dari IFRS. Sehingga metode penyatuan kepemilikan masih menjadi pilihan
metode akuntansi yang diijinkan untuk restrukturisasi entitas sepengendali. Saat ini restrukturisasi entitas
sepengendali tidak termasuk dalam cakupan PSAK 22 (Revisi 2010). Namun mungkin hal tersebut tidak
akan lama karena IFRS yang “principle based” tidak memiliki pengaturan mengenai hal ini dan pada
intinya apabila esensi transaksinya sama seharusnya dicatat dengan metode yang sama. Apabila
konvergensi IFRS akan dirampungkan pada tahun 2012, kemungkinan besar PSAK 38 juga akan dicabut.

27
BAB III

KESIMPULAN

Penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi. Bentuk-
bentuk penggabungan badan usaha : Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung : Penggabungan
Horizontal adalah Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business atau pasar yang sama;
Penggabungan Vertikal yaitu Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda
secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara
perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi; serta Konglomerasi yaitu Penggabungan perusahaan-
perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha
antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat
dibedakan kedalam: Akuisisi (acquisition) yaitu Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset
produktif dari suatu entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya;
Merger yaitu Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian
perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan; Konsolidasi yaitu
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-aset dan operasi
dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan;
Afiliasi yaitu Penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham
perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest).

Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.
Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk : Penghematan biaya; Mengurangi risiko; Mengurangi
penundaan beroperasinya perusahaan; Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya;
Memperoleh aset tidak berwujud; dan Alasan-alasan lain.Metode Kombinasi Akuntansi : Penyatuan
kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu penggabungan usaha dimana para
pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau
secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan
selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga

28
tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer); Purchase Method
( Metode Pembelian ) yaitu Metode Pembelian yang di persyaratkan dalam FASB Statement No. 141
hanya berfokus pada pencatatan nilai wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh dalam
pembelian.Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007; Metode yang digunakan dalam
FASB ASC 805 tahun 2007 adalah Metode Akuisisi yaitu Aset dan liabiliti yang dicatat dengan nilai
wajar, dikurangi presentase kepemilika dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi ( dengan catatan
pembelian kepentingan cukup besar untuk memiliki pengendalian atas perusahaan yang di akuisisi).
Metode Kombinasi Bisnis : Metode Akuisisi yaitu entitas mencatat setiap kombinasi bisnis.
Dilakukan dengan A :  Mengidentifikasi Perusahaan Pengakuisisi; B : Penentuan tanggal akuisisi (tanggal
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi); C :   Pengakuan dan
pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan
nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan pembelian saham di atas 50%); D :
Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon. Dan Penyatuan
kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) yaitu Suatu penggabungan usaha dimana para
pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau
secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan
selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga
tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).

29
DAFTAR PUSTAKA

https://ratnaputri860.wordpress.com/2016/10/14/kombinasi-bisnis/

30

Anda mungkin juga menyukai