Anda di halaman 1dari 6

NURCAHYONO I 176020300111019

Corporate social responsibility disclosure and market value: Family versus nonfamily firms
Nekhili, et.al (2017)

1. PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Kesadaran publik terkait dengan isu-isu CSR meningkatkan tekanan bagi perusahaan untuk
mengkomunikasikan upaya CSR melalui pengungkapan wajib dan sukarela dengan tujuan agar
stakeholder meyakini kesesuaian tindakan perusahaan dengan isu-isu lingkungan dan sosial.
Perusahaan mengungkapkan CSR dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para
stakeholder yang bersifat finansial seperti pemegang saham. Dari perspektif keagenan, pelaporan
CSR dapat mewakili manuver oportunistik manajer, sehingga dapat mengurangi kekayaan pemegang
saham.
Dalam penelitian ini, peneliti memeriksa apakah status perusahaan keluarga penting dan
relevan dengan pelaporan sukarela. Bergerak di luar teori agensi, peneliti membangun argumen pada
fakta bahwa perusahaan keluarga memiliki beberapa karakteristik yang dapat dianggap relevan ketika
pemegang saham memberikan nilai pada informasi CSR dan sekelompok stakeholder memberikan
penilaian yang besar pada indentitas kepemilikan ketika melakukan penilaian pasar. Perusahaan
keluarga dicirikan oleh reputasi yang baik, tingkat kinerja sosial dan prilaku etis yang tinggi dan
memiliki kredibilitas yang baik, sehingga hal ini direspon positif. pelaksanaan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan bertujuan untuk membangun persepsi stakeholder, sehingga mereka merasa harapan
mereka terpenuhi dan perusahaan cenderung tidak akan melanggar kepercayaan mitra.
Fokus penelitian ini terpusat di Prancis untuk menggali pengungkapan CSR secara sukarela
dalam perusahaan keluarga dan non keluarga dengan peraturan kelembagaan yang menarik untuk
dianalisis, setidakya ada 3 alasan akan hal itu:
 Kegunaan pelaporan CSR dapat bervariasi di berbagai negara tergantung pada konteks negara
tertentu.
 Pasar saham Prancis didominasi oleh kehadiran perusahaan yang dikendalikan keluarga; proporsi
perusahaan yang terdaftar di keluarga adalah salah satu yang tertinggi di dunia, lebih dari 70%.
 Perancis adalah salah satu dari sedikit negara yang telah memberlakukan undang-undang yang
mengharuskan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan.
Penelitian ini dilakukan setelah diberlakukan Peraturan New Economic Regulation (NER)
dan sebelum diberlakukannya Undang-Undang Grenelle II (2001-2010), dalam pengukuran CSR
peneliti menggunakan content analysis indeks berdasarkan item yang didefinisikan oleh French
Grenelle II Act sesuai dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI).
 Kontribusi Penelitian
 Kontribusi Literatur
Memberikan wawasan tentang pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan dan
apakah pemegang saham mempertimbangkan status keluarga dan non keluarga perusahaan
ketika menilai relevansi pengungkapan CSR.
 Literatur untuk perusahaan keluarga
Dari berbagai penelitian dengan hasil yang beragam, maka peneliti ingin memberikan
wawasan terkait relevansi penilaian pengungkapan CSR dengan status keluarga.
 Penelitian ini memecahkan masalah endogenitas pengungkapan CSR dalam prosedur estimasi
peneliti.
Penelitian ini mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Cahan et al. (2016) yaitu
menggunakan Tobins Q dalam mengukur penilaian pasar terhadap arus kas perusahaan.

2. KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


 Tantangan pengungkapan CSR
Perusahaan saat ini sedang mengalami tekanan dari stakeholdernya dalam keterlibatannya
terhadap CSR dan upaya megkomunikasikannya melalui beberapa media, misalnya; laporan
tahunan sosial, lingkungan, dan keberlanjutan, situs web perusahaan, rilis media, dan iklan CSR,
sehingga mampu memberikan informasi bagi stakeholder dalam menilai kinerja sosial dan
lingkungan.
Beberapa penelitian mengungkapkan keraguan atas tingkat kepercayaan informasi CSR
yang disampaikan perusahaan dalam laporan tahunan mereka, hal ini disebabkan karena belum
ada standar dalam pelaporan CSR, khususnya terkait dengan kuantitas informasi yang di
ungkapkan dalam laporan tahunan kepada pemegang saham, sehingga pengungkapan CSR tidak
dapat di bandingkan.
Pengungkapan sukarela menimbulkan keraguan validitas akan informasi CSR yang di
umumkan, hal ini terbukti dengan skandal CSR yang memberikan opini publik yang negatif
sehingga mempengaruhi ketulusan dan kepercayaan dari pengungkapan CSR. Stakeholder
dengan keyakinan intuitifnya mengungkapkan perusahaan lebih banyak menghabiskan waktu
untuk mengklaim CSR nya daripada menerapkan dan praktik CSR yang meminimalkan dampak
sosial lingkungan atas operasional mereka.
 Pengungkapan CSR dan Nilai Pasar
Pengungkapan CSR diakui memiliki efek positif terhadap pasar modal hal ini sesuai
dengan teori stakeholder yang mengungkapkan keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung
pada kemampuannya untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan dan untuk memenuhi
beragam kebutuhan terkait informasi mereka. Oleh karena itu CSR adalah elemen utama dalam
memperoleh dukungan dari stakeholder (investor, konsumen, pemasok, legislator, organisasi non-
pemerintah, dll). Pengungkapan CSR mempengaruhi nilai pasar melalui beberapa mekanisme
termasuk penjualan, biaya, efisiensi operasional, pendanaan, risiko litigasi, keunggulan
kompetitif, membangun dan mempertahankan reputasi perusahaan.
 Peran moderasi dari keterlibatan keluarga
Karakteristik perusahaan dapat memengaruhi efektivitas komunikasi CSR dan mengurangi
skeptisisme pemangku kepentingan. Stakeholder menanggapi terkait dengan keandalan informsi
CSR tergantung oleh karakteristik perusahaan, sehingga kepercayaan stakeholder menjadi hal
yang utama. Perusahaan keluarga memiliki beberapa karakteristik yang menonjol dan unik yang
membedakan mereka dari perusahaan non-keluarga dalam pandangan stakeholder eksternal, hal
ini memberikan peran penting dalam menentukan evaluasi pelaporan CSR oleh stakeholder.
Bisnis keluarga cenderung tidak ingin merusak reputasi tersebut melalui tindakan yang
tidak bertanggung jawab oleh perusahaan mereka, karena keterkaitan erat antara perusahaan dan
reputasi keluarga.
Hipotesis 1. Penilaian pasar pengungkapan CSR lebih tinggi untuk perusahaan keluarga daripada
perusahaan non-keluarga.

3. METODE DAN DATA


 Sampel  Meneliti 120 perusahaan publik terbesar di prancis atau yang dikenal SBF120 (Société
des Bourses Françaises) yang melaporkan laporan sustainability develompent tahun 2001 dan
2010. Peneliti mengecualikan perusahaan finansial, asuransi, dan real estate sehingga peneliti
memperoleh sampel 91 dengan 10 tahun sehingga total observasi 180.
 Variabel Dependen  variabel dependen di ukur dengan menggunakan TobinsQ, hal itu relevan
dengan dampak pelaporan CSR terhadap nilai perusahaan. penggunaan TobinsQ karena (1)
didasarkan nilai pasar, (2) mencerminkan gagasan stakeholder untuk nilai masa depan dan (3)
dapat membandingkan perusahaan industri.
 Variabel Endogen  LK dianggap sebagai faktor utama dalam difusi CSR ke pihak eksternal
dan LK digunakan untuk mengumpulkan data historis untuk keperluan penelitian longitudinal.
Peneliti membuat indeks pelaporan CSR dari grid yang sesuai sebagaimana didefinisikan oleh
Grenelle II Act. Grid dari Act Grenelle II terdiri dari 42 item dibagi menjadi tiga kategori sosial
(19 item), lingkungan (14 item) dan pelaporan keberlanjutan (9 item). Indeks pengungkapan CSR
untuk tahun perusahaan-j dihitung sebagai berikut:

 Variabel moderasi: perusahaan keluarga  Peneliti mengklasifikasikan perusahaan sebagai


perusahaan keluarga ketika pemegang saham pengendali akhir dengan setidaknya 10% saham
ekuitas adalah keluarga, dan setidaknya satu anggota keluarga sebagai pengendali atau
manajemen puncak.
 Variabel kontrol  Hubungan antara nilai pasar dan pengungkapan CSR dapat dipengaruhi oleh
beberapa variabel lain sehingga perlu variabel kontrol. Peneliti mengontrol kepemilikan
perusahaan : kepemilikan institusional dan karyawan, komitmen CSR, ukuran, kemandirian,
ketekunan, leverage, risiko sistematis perusahaan.
 Ringkasan
No Variabel Jenis Pengukuran
1 Dependen Nilai Perusahaan Tobins q. Kapitalisasi pasar saham ditambah nilai buku Utang
dibagi rasio total aset
2 Endogen Laporan CSR Indeks pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai rasio
total skor yang diberikan untuk skor maksimum (42 item)
(Lampiran A)
3 Moderating Perusahaan Keluarga Perusahaan dianggap sebagai perusahaan keluarga ketika
pemegang saham mayoritas pengendali dengan setidaknya 10%
saham ekuitas adalah keluarga, dan setidaknya satu anggota
keluarga yang mengendalikan berada di dewan atau merupakan
bagian dari manajemen puncak
Kepemilikan Keluarga Persentase modal yang dipegang oleh anggota keluarga
Institusi Persentase modal yang dimiliki oleh investor institusi
Karyawan Persentase modal yang dimiliki oleh pemegang saham karyawan
Pemerintah Komite CSR Variabel biner yang mengambil nilai 1 jika perusahaan memiliki
komite CSR dan 0 sebaliknya
Board size Logaritma natural dari jumlah direksi di dewan
Board Independence Rasio jumlah direktur independen non-eksekutif terhadap jumlah
dewan direksi
Board Meeting Logaritma natural dari jumlah rapat dewan tahunan
Duality Variabel dummy berkode 1 jika CEO bertindak sebagai ketua
dewan; 0 sebaliknya.
CEO Tenure Logaritma natural dari jumlah tahun di perusahaan sebelum
diangkat ke posisi CEO
3 Variabel Leverage Rasio total utang keuangan terhadap total nilai aset
Kontrol
R& D Rasio Penelitian dan Pengembangan untuk total penjualan
Beta Beta ekuitas
Ukuran Perusahaan Logaritma natural dari total aset
Industri Variabel biner yang mengambil nilai 1 jika perusahaan termasuk
dalam sektor yang dipertanyakan dan 0 sebaliknya.
4. HASIL DAN ANALISIS
 Analisis univariat
Tabel 2 menggambarkan statistik deskriptif. Pertama, rata-rata Tobin q 1,152 dan mediannya
adalah 0,894. Laporan tahunan perusahaan rata-rata 42,09% dari total item yang termasuk dalam grid
Undang-Undang Grenelle II. Hanya sekitar seperempat dari perusahaan (24,61%) memiliki komite
CSR. peneliti mengklasifikasikan 524 dari total 850 pengamatan, sesuai dengan 61,65% dari tahun
perusahaan sampel. Rata-rata kepemilikan keluarga dan institusional adalah 26,67% dan 14,99%, dan
karyawan hanya memiliki 2,49% modal. Rata-rata, dewan terdiri dari 12 direktur, dan 42,07% di
antaranya independen. Dewan direksi bertemu rata-rata 7 kali per tahun. Masa jabatan CEO rata-rata
adalah 8.715 tahun, dan 53.76% dari CEO juga merupakan ketua dewan. Tingkat rata-rata utang
perusahaan adalah 25,86%. Harga ekuitas perusahaan Perancis lebih tidak stabil daripada pasar saham
ketika risiko pasar rata-rata (beta) kurang dari 1 (0,886). Aktivitas R & D mewakili rata-rata 1,95%
dari total penjualan. Akhirnya, ukuran rata-rata perusahaan adalah € 16,201 miliar dengan nilai
minimum 4 dan maksimum € 240,559 miliar.
Tabel 3 menyajikan perbedaan rata-rata variabel antara keluarga dan non-keluarga
perusahaan. Perusahaan keluarga menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik sebagaimana diukur
dengan Tobin's q (1.303) daripada perusahaan non-keluarga (0.888). Lebih lanjut, kami menemukan
bahwa perusahaan keluarga mempublikasikan lebih sedikit informasi CSR daripada perusahaan non-
keluarga dan cenderung untuk membentuk komite dewan CSR. Persentase kepemilikan saham yang
dimiliki oleh investor institusional lebih kecil di perusahaan keluarga (7,96%) daripada di perusahaan
non-keluarga (25,93%). Dewan untuk perusahaan non-keluarga lebih besar, kurang independen dan
kurang aktif secara rata-rata dibandingkan dengan perusahaan keluarga. kepemilikan CEO rata-rata
lebih lama di perusahaan keluarga (9,761) daripada di perusahaan non-keluarga (7.110). Tidak ada
perbedaan yang signifikan yang diamati antara dua kategori perusahaan sehubungan dengan dualitas
CEO. Mengenai variabel kontrol lainnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang
dikendalikan keluarga memiliki risiko sistematis yang secara signifikan lebih rendah, sebagaimana
diukur oleh beta, dan intensitas R&D yang lebih tinggi daripada perusahaan non-keluarga. perusahaan
keluarga memiliki aset total lebih sedikit daripada perusahaan non-keluarga dan tidak ada perbedaan
dalam leverage.
Tabel 4 Korelasi. tidak ada korelasi antara variabel independen dan variabel kontrol melebihi
nilai 0,5 dan nilai VIF tidak melebihi batas menyeluruh 3, dengan demikian, sifat statistik dari
variabel yang dihitung menunjukkan tidak adanya masalah multikolinieritas yang besar dalam
analisis multivariat.
 Analisis multivariat
Tabel 5 menyajikan hasil dari sistem regresi GMM dari masing-masing efek pengungkapan
CSR pada nilai pasar perusahaan, dimana pengungkapan CSR ditentukan secara endogen.
Berdasarkan Tes Arellano-Bond (autokorelasi orde kedua) dan tes Sargan/Hansen, maka instrumen
yang digunakan valid. Temuan untuk sampel total menyoroti hubungan yang signifikan dan positif
antara pelaporan CSR dan kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin q.
Ketika kita membagi total sampel sesuai dengan keterlibatan keluarga dalam kepemilikan dan
tata kelola, hasil empiris menegaskan bahwa kehadiran dan keterlibatan keluarga memberikan efek
moderat pada hubungan antara pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Dengan demikian
mengkonfirmasi dampak positif dan signifikan dari pelaporan CSR pada kinerja perusahaan
sebagaimana diukur dengan Tobins q untuk perusahaan keluarga. Sebaliknya, regresi GMM
menunjukkan hubungan negatif dan signifikan antara pelaporan CSR dan nilai perusahaan dengan
nilai Tobins q untuk perusahaan non-keluarga.
Hasil pada Tabel 5 menyoroti bahwa kehadiran komite CSR yang bertanggung jawab atas
pemantauan upaya CSR terkait secara negatif dengan Tobin q untuk perusahaan keluarga. Pelaku
pasar mempertimbangkan keterlibatan keluarga dalam kepemilikan dan tata kelola sebagai pengganti
komite CSR yang berkaitan dengan pelaporan CSR. Komite CSR dianggap tidak diperlukan dalam
bisnis milik keluarga. Untuk perusahaan non-keluarga, komite CSR secara signifikan dan positif
terkait dengan Tobins q. Hasil ini menunjukkan bahwa komite CSR memainkan peran penting dalam
mengawasi strategi sosial perusahaan di perusahaan non-keluarga dan dianggap penting oleh
pemegang saham untuk mengatasi masalah mental dan sosial.
Pengaruh kepemilikan dengan karakteristik tata kelola menggunakan analisis multivariat
ditemukan berhubungan negatif. Ketika yang diamati kepemilikan CEO maka secara positif terkait
dengan kinerja di perusahaan non-keluarga dan secara negatif atau tidak signifikan terkait dengan
Tobins q untuk perusahaan keluarga. Dalam perusahaan non-keluarga, CEO dengan masa jabatan
tinggi cenderung lebih memahami praktik manajemen yang sedang berlangsung dan untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka dengan keterampilan yang lebih besar.
Variabel kontrol, leverage berpengaruh positif pada kinerja perusahaan yang diukur dengan
Tobins q untuk perusahaan keluarga. Pengaruh positif dan signifikan dari beta pada Tobin q untuk
perusahaan keluarga, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang dikendalikan keluarga dengan
risiko pasar yang lebih tinggi. hubungan positif dan signifikan antara R&D dan Tobins q dalam
perusahaan keluarga. Tidak ada signifikansi yang ditemukan sehubungan dengan intensitas R&D di
perusahaan non-keluarga. CSR dan R & D memberikan keunggulan kompetitif untuk perusahaan
keluarga namun tidak untuk perusahaan non keluarga.

5. DISKUSI DAN IMPLIKASI


Ciri khas perusahaan keluarga (misalnya, hubungan yang kuat dengan stakeholder internal
dan eksternal, keselarasan antara pemilik dan manajer, hubungan erat yang potensial antara
perusahaan dan reputasi keluarga) mempengaruhi kinerja dan efektivitas mekanisme tata kelola
dibandingkan perusahaan non keluarga.
Perbedaan yang kuat dan sangat signifikan karakteristik utama antara perusahaan keluarga
dan non-keluarga. Peneliti menemukan perbedaan yang signifikan pada 1% untuk kinerja pasar
dengan proksi (Tobin's q). Dalam karakteristik dewan, peneliti menemukan semakin besar dan
independen dewan cenderung memberikan tekanan dan kontrol yang lebih besar pada manajemen,
dimana hal ini tidak diperlukan dalam perusahaan keluarga. Para CEO menikmati masa jabatan yang
lebih lama di perusahaan keluarga daripada di perusahaan non-keluarga. Berkenaan dengan praktik
CSR, kami menemukan bahwa perusahaan keluarga mempublikasikan lebih sedikit informasi CSR
daripada perusahaan non-keluarga.
Bisnis milik keluarga memiliki sedikit motivasi untuk memberikan informasi rinci karena
konflik kepentingan antara pemilik dan manajer cenderung tidak muncul dalam bisnis yang
dikendalikan keluarga daripada di perusahaan non-keluarga.
Hasil analisis multivariat peneliti menunjukkan bahwa status perusahaan keluarga dapat
berfungsi sebagai filter untuk menilai relevansi nilai pengungkapan sukarela atas informasi CSR.
Temuan ini memiliki implikasi penting untuk praktik dan penelitian. Pertama, baik investor individu
maupun institusional telah mulai mengintegrasikan kinerja CSR dan pelaporan dalam keputusan
penilaian mereka. Kedua, mengingat konsentrasi yang tinggi dari kendali keluarga, pemilik keluarga
dapat menggunakan posisi pengendalian mereka untuk sumber daya perusahaan yang tepat untuk
tujuan keluarga dan mengejar utilitas keluarga mandiri dengan mengorbankan pemegang saham non-
keluarga. Ketiga peserta pasar keuangan seperti pemegang saham memperhitungkan status keluarga
perusahaan ketika menilai suatu perusahaan.
Melampaui paradigma agensi, teori stakeholder dapat memberikan kerangka yang solid untuk
memahami bagaimana pelaporan kewajiban CSR dapat membantu perusahaan mencapai kinerja
keuangan yang baik. Teori ini menegaskan bahwa suatu perusahaan dapat dipandang sebagai
seperangkat hubungan interdependen di antara para pemangku kepentingan, yang terdiri tidak hanya
pemegang saham tetapi semua kelompok atau individu yang dapat dipengaruhi atau dipengaruhi oleh
kegiatan perusahaan.

6. KESIMPULAN
 Penelitian ini mengeksplorasi dampak pengungkapan CSR pada nilai pasar perusahaan. CSR
adalah investasi strategis untuk perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat tidak
hanya dari keterlibatannya dalam kegiatan tanggung jawab sosial tetapi juga dari komunikasinya
mengenai keterlibatan ini dengan pemangku kepentingan eksternal.
 kehadiran dan keterlibatan keluarga memainkan peran moderator yang penting dalam hubungan
antara pelaporan CSR dan nilai perusahaan yang diukur oleh Tobin's q.
 Keterbatasan:
 Penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan di Prancis dan hanya sebatas perusahaan
publik. Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mengambil perusahaan swasta dan individu
sebagai sampel.
 Pengaturan penelitian ini hanya terbatas di prancis. Penelitian selanjutnya harus menyelidiki
peran moderasi keterlibatan keluarga dalam hubungan antara pengungkapan CSR dan nilai
perusahaan dalam berbagai konteks nasional dengan sistem hukum dan tata kelola perusahaan
yang berbeda.
 Penelitian ini hanya berfokus pada status keluarga perusahaan sebagai moderator hubungan
antara pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat menguji sampel
yang terdiri secara eksklusif dari perusahaan keluarga dan menganalisis dampak dari beberapa
fitur utama perusahaan milik keluarga yang dapat meningkatkan kredibilitas informasi CSR.
 Pengaruh keterlibatan keluarga dapat bervariasi berdasarkan pada berbagai aspek CSR
(hubungan karyawan, lingkungan ekologis, aspek produk, hubungan masyarakat, dll.).
Penelitian selanjutnya harus mempertimbangkan dimensi yang berbeda dari pengungkapan
CSR secara terpisah dan memeriksa relevansi nilai dari komponen yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai