Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Oleh :

Kelompok 2
Diva Noverlinita Jasca
Nabilla Ayu Khairunnisa
Ogi Meilinda

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat beriring
salam semoga dicurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.

Tujuan dari penulisan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi nilai pada mata
kuliah Akuntansi Keuangan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu
mata kuliah Akuntansi Keuangan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang
sudah membagi pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun, sehingga dapat kami jadikan referensi dalam penyelesaian tugas
berikutnya.

Pekanbaru, 24 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

BAB I.....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................................3

2.1 Pengertian Konsolidasi.................................................................................................................3

2.2 Tujuan dan fungsi laporan keuangan konsolidasi.........................................................................3

2.3 Kebijakan konsolidasi...................................................................................................................5

2.4 Prinsip kerja dan cara pembuatan laporan keuangan konsolidasi................................................6

2.5 Hubungan induk dan anak perusahaan.........................................................................................6

2.6 Susunan neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi kepemilikan penuh.......................................7

BAB III.................................................................................................................................................15

PENUTUPAN......................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................15

3.2 Saran...........................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk Induk
Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih Anak Perusahaan (entitas yang dikendalikan)
seakan-akan entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas perusahaan. Laporan keuangan
konsolidasi ini wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok
usaha dimana induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan bahkan anak perusahaan juga
mungkin memiliki anak lain.

Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang makna ekonomi
suatu entitas. Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang berbeda,
bahkan undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s 2 lengt transaction diantara entitas-entitas yang
berafiliasi (hubungan istimewa antara antara perusahaan pengendali dan atau perusahaan yang
dikendalikan). Syarat ini berarti entitas induk tidak diperkenankan membedakan harga beli atau jual
kepada atau dari entitas anak dan perusahaan lain yang tidak berafiliasi.

Pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi tidak sama dengan perusahaan
yang hanya berdiri sendiri. Pencatatan keuangan perusahaan yang telah berkonsolidasi menjadi lebih
rumit dibandingkan dengan perusahaan yang berdiri sendiri. Dalam pencatatan keuangan
konsolidasi, dikenal entitas induk (yang mengendalikan) dan entitas anak (yang dikendalikan).

Perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis tanda, seperti globalisasi telah
menyebabkan persaingan yang semakin meningkat. Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang
berusaha untuk mengembangkan perusahaan nya atau untuk melakukan ekspansi usahanya. Adapun
salah satu alternatif yang dilakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
perusahaan yaitu dengan cara memperluas usaha melalui penggabungan usaha (Business
Combination).

Menurut PSAK No. 22 (IAI), penggabungan usaha terbagi menjadi tiga bentuk yaitu akuisisi,
merger, dan konsolidasi. Konsolidasi dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran
strategis dan sasaran finansial tertentu. Konsolidasi melibatkan penggabungan dua
organisasi/perusahaan atau lebih yang sering kali berbeda dari segi karakter dan nilainya. Tujuan
utama dari penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian adalah untuk menyajikan hasil usaha dari

1
posisi keuangan (termasuk arus kas) suatu induk perusahaan dan anak perusahaannya seolah-olah
kelompok tersebut merupakan satu perusahaan dengan beberapa cabangnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian konsolidasi?
2. Bagaimana kebijakan konsolidasi?
3. Apa saja tujuan konsolidasi?
4. Bagaimana teknik dan prosedur konsolidasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk engetahui pengertian konsolidasi.
2. Untuk mengetahui kebijakan konsolidasi.
3. Untuk mengetahui tujuan konsolidasi.
4. Untuk mengetahui teknik dan prosedur konsolidasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsolidasi


Menurut PSAK No. 22 (IAI), konsolidasi merupakan penggabungan usaha yang dilakukan
dengan mengalikan aktiva dan kewajiban perusahaan perusahaan yang bergabung dengan cara
membentuk perusahaan baru. Konsolidasi merupakan salah satu cara pengembangan dan
pertumbuhan perusahaan. Konsolidasi juga merupakan salah satu alternatif lain untuk melalui
investasi modal pertumbuhan secara internal atau organis. Dari watu ke waktu, perusahaan-
perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal dibandingkan dengan pertumbuhan internal.
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan dari sekelompok entitas yang disajikan
sebagai suatu entitas tunggal. Grup adalah perusahaan induk dan semua anak perusahaan. Anak
perusahaan adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas induk.

Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan
bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk Perusahaan
(Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu persatu dengan
menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.

Konsolidasi tidak dapat dilaksanakan apabila tidak mendapat persetujuan dari pihak pihak
tertentu. Kepentingan pihak-pihak tertentu tersebut terdiri dari kepentingan perseroan, kepentingan
pemegang saham minoritas, kepentingan karyawan perseroan dan kepentingan kreditor. Selain
memperhatikan kepentingan para pihak syarat lain yang harus dipenuhi dalam melakukan
konsolidasi yaitu perlu mendapat persetujuan dari instansi terkait.

2.2 Tujuan dan fungsi laporan keuangan konsolidasi.


laporan keuangan ini dibuat untuk melakukan konsolidasi antar perusahaan induk dan anak
perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dari dibuatnya laporan keuangan ini.

 Menyajikan informasi kepada stakeholder  terkait.


 Memberikan informasi kepada pemilik dan manajemen perusahaan induk terkait
kinerja dan situasi keuangan anak perusahaan.
 Mempelajari dinamika dari anak perusahaan terhadap induk perusahaan dalam jangka
panjang.
 Tidak perlu membuat dokumen baru terkait laporan keuangan.
 Mengurangi dokumen.
3
Laporan keuangan secara umum memang berfungsi untuk evaluasi kinerja perusahaan serta

sebagai rujukan bagi investor untuk menilai kredibilitas perusahaan. Namun, pada laporan keuangan

konsolidasi terdapat beberapa fungsi atau manfaat lain yang membedakannya dengan laporan

keuangan mandiri. Salah satunya, laporan keuangan konsolidasi berguna untuk mengetahui efek

entitas anak perusahaan terhadap perkembangan induk perusahaan dalam jangka panjang (long

term). Terlebih lagi, laporan keuangan konsolidasi juga dinilai lebih efisien untuk perusahaan yang

mempunyai ‘anak’, sebab hasil dari laporan keuangan jenis ini cenderung mempermudah perusahaan

dalam membaca dan meninjau kinerja bisnis secara keseluruhan.

Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci


lagi, yaitu:

1. Mengeliminasi semua rekening timbal balik (Reciprocal Account)

Eliminasi dilakukan melalui jurnal eliminasi dengan mengeliminasi rekening-rekening yang


bersifat rekening timbal balik, yaitu suatu rekening yang dicatat oleh kedua belah pihak (induk dan
anak) untuk suatu transaksi yang sama.

2. Menyusun Kertas Kerja (Worksheet)

Worksheet digunakan untuk memepermudah penyusunan laporan keuangan Prosedur


penyusunan worksheet tergantung pada dasar yang dipakai, yaitu Laporan Keuangan Individual atau
Neraca Saldo Individual.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode yaitu: 1) Metode Ekuitas (Equity Method), 2) Metode
Ekuitas Tidak Lengkap, 3) Metode Harga Perolehan (Cost Method).

 Metode ekuitas pada tahun setelah akuisi


PT Panji mempertahankan 80 persen kepemilikannya pada PT Saka sepanjang tahun
20X6 mencatat pendapatan dari PT Saka sebesar Rp 22.500.000 untuk tahun tersebut ( 80
persesn dari Rp 30.000.000 laba bersih PT Saka dikurangi dengan amortisasi goodwill
sebesar Rp 1.500.000 pada tanggal 31 desember 20X6, akun investasi PT Panji pada PT Saka
mempunyai saldo sebesar Rp 104.000.000, yang ditentukan sebagai beikut:

4
Biaya Investasi, 1 januari 20X5 Rp 87.000.000
Pendapatan dari PT Saka-20X5 18.500.000
Dividen dari PT Saka-20X5 (12.000.000)
Investasi pada PT Saka, 31 desember 20X5 93.500.000
Pendapatan dari PT Saka-20X5 22.500.000
Dividen dari PT Saka-20X5 (12.000.000)
Investasi pada PT Saka, 31 desember 20X6 104.000.000
Transaksi antar-perusahaan antar PT Panji dan PT Saka selama tahun 20X6 hanya
pinjaman tanpa bunga pada PT Saka selam tiga triwulan sebesar Rp 10.000.000.

2.3 Kebijakan konsolidasi


Laporan keuangan konsolidasi menyediakan berbagai informasi yang tidak terdapat dalam
laporan keuangan terpisah perusahaan pusat, laporan konsolidasi biasanya diwajibkan untuk
menyediakan yang wajar posisi keuangan dan hasil operasi dari suatu kelompok perusahaan-
perusahaan berafiliasi. Kondisi yang lazim untuk konsolidasi adalah kepemilikan lebih dari 50 saham
berhak suara perusahaan lain. Berdasarkan PSAK No 4, “Laporan Keuangan Konsolidasi” Paragraf
06, Perusahaan cabang tidak dikonsolidasikan jika (1) pengendalian dimaksudkan untuk sementara,
karena saham perusahaan cabang di beli dengan tujuan untuk dijual atau dialihkan dengan jangka
pendek. Atau, (2) perusahaan cabang dibatasi oleh suatu transaksi jangka panjang sehingga
dipengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada perusahaan pusat.
Perusahaan cabang yang tidak di konsolidasikan tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh
perusahaan pusat.
Pengungkapan kebijakan-kebijakan konsolidasi penjelasan kebijakan akuntansi yang
signifikan diperlukan dalam pelaporan keuangan berdasarkan PSAK No. 1, “Pengungkapan
Kebijakan Akuntansi” dan secara tradisional, pengungkapan kebijakan konsolidasi adalah satu
diantara kebijakan yang paling sering. Karena PSAK No. 4 menghilangkan kebijakan konsolidasi
alternatif yang dapat diterima. Pengungkapan kebijakan konsolidasi berdasarkan PSAK No. 1 hanya
diperlukan untuk pelaporan pengecualian (seperti pengendalian sementara atau tidak adanya
pengendalian) terhadap keharusan PSAK No. 4 untuk konsolidasi perusahaan-perusahaan cabang
yang dimiliki secara mayoritas. Bahkan, pengungkapan kebijakan konsolidasi dalam laporan tahunan
cenderung tidak berkurang secara segnifikan karena Bapepam mengharuskan perusahaan publik
melaporkan kebijakan konsolidasi.

5
2.4 Prinsip kerja dan cara pembuatan laporan keuangan konsolidasi.
Secara umum, bagian-bagian yang harus dibuat sama dengan laporan keuangan biasa yaitu
adanya laporan neraca (balance sheets), laporan laba rugi (income statements), laporan perubahan
modal (statement of change equity), serta laporan arus kas (cashflow statements). Di Indonesia,
standar pembuatan laporan keuangan mengikuti PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan).

Cara menyusun laporan keuangan konsolidasi adalah dengan meletakkan laporan-laporan


keuangan entitas induk dan entitas anak secara bersisian dalam sebuah kertas kerja konsolidasi. Anda
bisa menggunakan aplikasi Microsoft Excel atau aplikasi akuntansi khusus lainnya yang memiliki
fasilitas tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyesuaian dan eliminasi dari saldo akun
tertentu yang memang perlu disesuaikan. Pahami sifat transaksi yang diringkas dari tiap akun dan
coba untuk menganalisis bentuk penggabungan usaha yang terkonsolidasi. Penyesuaian dan
eliminasi ini sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti supaya saldo akhir yang dihasilkan dapat
dibaca secara bermakna.

2.5 Hubungan induk dan anak perusahaan.


Perusahaan kelompok dapat terjadi melalui penggabungan, peleburan dan pengambilalihan
perseroan. Pengertian penggabungan (merger), peleburan (konsolidasi) dan pengambilalihan
(akuisisi) diatur dalam Pasal 122 sampai dengan Pasal 134 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan penjelasan tersebut, salah satu cara pembentukan
perusahaan grup adalah melalui merger. Sedangkan Sri Redjeki Hartono lebih lanjut mengatakan
tujuan penggabungan suatu perusahaan adalah untuk kemajuan dari masing-masing perusahaan dan
secara tidak langsung adalah untuk dan demi keuntungan dan kepentingan orang-orang (pemilik)
yang berada di belakang nama perusahaan yang bersangkutan. Di samping itu tujuan untuk
memperluas usaha secara optimal, memperkokoh keadaan pasar baik untuk pembelian maupun
penjualan dan memperoleh kedudukan keuangan yang lebih kuat. Pada dasarnya tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan atau kelompok usaha yang akan melakukan merger (penggabungan) harus
berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku adalah dalam upaya untuk memberikan
adanya kepastian hukum atas tindakan penggabungan dan melindungi kepentingan para pihak
terutama pihak ketiga yaitu pemegang saham. Berakhirnya eksistensi dari perseroan yang
menggabungkan diri dapat terjadi baik tanpa terlebih dahulu dilakukan likuidasi atau melalui
likuidasi. Dalam hal penggabungan perseroan dilakukan tanpa likuidasi, maka akibat hukum dari
penggabungan tersebut diatur didalam Pasal 122 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Hubungan hukum yang timbul antara induk perusahaan dengan anak
perusahaannya dalam hal terjadinya merger pada perusahaan kelompok merupakan hubungan hukum

6
kontraktual antara induk perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas dengan anak perusahaan.
Hubungan hukum tersebut diatur secara jelas dalam anggaran dasar anak perusahaan dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2.6 Susunan neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi kepemilikan penuh.


Kondisi konsolidasi yang paling sederhana terjadi jika laporan keuangan dari perusahaan-
perusahan hubungan istimewa dikonsolidasi sesaat setelah timbulnya hubungan induk perusahaan
melalui penggabungan usaha atau melalui pembentukan anak perusahaan baru, contoh berkelanjutan
berikut mengilustrasikan penyusunan neraca konsolidasi dalam berbagai situasi yang mengkin timbul
dari penggabungan usaha. Pada setiap contoh, PT Induk membeli seluruh atau sebagian saham milik
PT anak pada tanggal 1 Januari 20X1 dan sesaat setelahnya langsung menyusun neraca konsolidasi.
Neraca terpisah dari kedua perusahaan sesaat sebelum penggabungan usaha disajikan pada figur 4-2.

Kepemilikan penuh dibeli pada nilai buku.

Dalam contoh pertama, PT Induk membeli semua saham biasa beredar dari PT Anak
seharga Rp 300.000.000. pada tanggal penggabungan usaha, nilai wajar dari masing-masing aset
dan kewajiban PT anak sama dengan nilai buku yang disajikan pada Fgur 4-2. Karena PT Induk
mengakuisisi semua saham biasa PT Anak dan PT Anak hanya mempunyai satu jenis saham
beredar, maka total nilai buku saham yang diakuisisipemegang saham PT Anak
(Rp200.000.000+Rp100.000.000). harga beli sebesar Rp300.000.000 sama dengan nilai buku dari
saham yang diakuisisi. Situasi kepemilikan ini dapat digambarkan:

Biaya perolehan Rp300.000.000

Nilai Buku

Saham Biasa- PT Anak Rp200.000.000

Saldo Laba- PT Anak Rp100.000.000

Rp300.000.000

Bagian PT Induk x 1,00 (Rp300.000.000)

Perbedaan antara nilai buku dan harga perolehan Rp0

PT Induk mencatat akuisisi saham dipembukuannya pada tanggal penggabungan usaha


dengan ayat jurnal sebagai berikut.
1 Januari 20X1

7
Investasi pada saham PT Anak 300.000.000
Kas 300.000.000
Mencatat Pembelian Saham PT Anak

Laporan keuangan terpisah PT Induk dan PT Anak sesaat setelah penggabungan usaha
disajikan pada Figur 4-3. Neraca PT Anak pada Figur 4-3 sama dengan neraca pada Figur 4-2,
tetapi neraca PT Induk berubah untuk mencerminkan pengurangan kas sebesar Rp300.000
dan mencatat investasi pada Saham PT Anak dengan niali yang sama. Perhatikan bahwa kas
Rp300.000.000 dibayarkan kepada pemegang saham PT Anak dan bukan kepada perusahaan
itu senidri. Sehingga kas yang dibayarkan tidak ada lagi dalam entitas konsolidasi.

Kertas kerja untuk penyusunan neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisidisajikan pada
figur 4-4. Dua kolom pertama dari kertas kerja pada figur 4-4 adalah saldo akun yang diambil
dari pembukuan PT Induk dan PT Anak yang disajikan pada figur 4-3. Saldo dari akun-akun
yang sama ditempatkan bersebelahan sehingga saldo tersebut dapat ditambahkan bersama-sama.
Jika terdapat lebih dari dua perusahaan dikonsolidasi, kolom terpisah akan dimasukkan dalam
kertas kerja untuk tiap tambahan anak perusahaan.

Cara penempatan akun-akun di kertas kerja adalah menempatkan akun-akun yang


memiliki saldo kredit dibagian bawah. Total saldo debit dan kredit harus sama untuk tiap
saldo akun perusahaan dan saldo total konsolidasi.

Dua kolom dengan nama eliminasi pada figur 4-4 digunakan untuk menyesuaikan
jumlah yang dilaporkan masing-masing perusahaan menjadi jumlah yang sesuai untuk laporan
konsolidasi

8
FIGUR 4-3

ASET
Kas 50.000.000 50.000.000
Piutang usaha 75.000.000 50.000.000
Persediaan 100.000.000 60.000.000
Tanah 175.000.000 40.000.000
Bangunan dan Peralatan 800.000.000 600.000.000
Akumulasi penyusutan (400.000.000) (300.000.000)
Investasi pada saham PT 300.000.000

Anak
TOTAL ASET Rp 1.100.000.000 Rp 500.000.000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


Utang usaha Rp100.000.000 Rp100.000.000
Utang obligasi 200.000.000 Rp100.000.000
Saham biasa 500.000.000 200.000.000
Saldo laba 300.000.000 Rp100.000.000
TOTAL KEWAJIBAN Rp 1.100.000.000 Rp 500.000.000
& EKUITAS
FIGUR 4-4

KERTAS KERJA UNTUK NERACA KONSOLIDASI, 1 JANUARI 20X1


TANGGAL PENGGABUNGAN USAHA, 100% PEMBELIAN PADA NILAI
BUKU

ELIMINASI
POS PT INDUK PT ANAK
DEBIT KREDIT KONSOLIDASI
Kas 50.000.000 50.000.000 100.000.000
Piutang 75.000.000 50.000.000 125.000.000
usaha
Persediaan 100.000.000 60.000.000 160.000.000

9
Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000
Bangunan 800.000.000 600.000.000 1.400.000.000
dan
peralatan
Investasi 300.000.000 300.000.000
Total debit 1.500.000.000 800.000.000 2.000.000.000

Akumulasi 400.000.000 300.000.000 700.000.000


penyusutan
Utang 100.000.000 100.000.000 200.000.000
usaha
Utang 200.000.000 100.000.000 300.000.000
obligasi

Saham 500.000.000 200.000.000 200.000.000 500.000.000


biasa
Saldo laba 300.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000
Total 1.500.000.000 800.000.000 300.000.000 300.000.000 2.000.000.000
kredit

Semua eliminasi yang dibuat dalam kertas kerja dibuat dalam format jurnal berpasangan
(double-entry) jumlah didebit untuk tiap ayat jurnal harus sama dengan jumlah kredit. Semua bagian
dari ayat jurnal eliminasi yang sama “dimasukkan” dengan nomor atau simbol lain yang sama
sehingga semua ayat jurnal dapat diidentifikasi. Setelah kertas kerja selesai dibuat, total debit dalam
kolom eliminasi debit harus sama dengan total kredit dalam kolom eliminasi kredit. Setelah
semua ayat jurnal yang diperlukan dimasukkan dalam laporan eliminasi, jumlahkan secara mendatar
masing-masing akan untuk menghasilkan angka total konsolidasi.

Ayat Jurnal Eliminasi Investasi

Satu-satunya ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja pada figur 4-4 adalah ayat jurnal yang
diperlukan untuk mengeliminasi akun investasi pada saham PT Anak dan akun ekuitas pemegang
saham anak perusahaan. Hal ini dilakukan dengan membuat ayat E(2) dalam kertas kerja.

E(2) Saham Biasa- PT Anak 200.000.000


Saldo Laba 100.000.000
Investasi pada Saham PT 300.000.000
Anak

10
Perlu diingat bahwa ayat jurnal tersebut dibuat dalam kertas kerja konsolidasi, bukan
dalam pembukuan perusahaan dan anak perusahaan, dan disajikan di sini dalam format jurnal
umum untuk tujuan pengajaran saja.

Akun investasi nharus dieliminasi karena, dari sudut pandang entitas tunggal, suatu
perusahaan tidak dapat memiliki investasi dalam dirinya sendiri. saham anak perusahaan dan
akun ekuitas pemegang saham terkait harus dieliminasi karena saham anak perusahaan dimiliki
semuanya di dalam entitas konsolidasi dan tidak ada klaim pihak luar.

Dari sudut pandang yang berbeda, akun investasi dalam pembukuan induk perusahaan
dapat dianggap sebagai akun tunggal yang mencerminkan investasi induk perusahaan dalam
aset anak perusahaan, yang disebut konsolidasi satu baris (one-line consolidation). Dalam
konsolidasi penuh, masing-masing aset dan kewajiban induk perusahaan. Memasukkan aset
neto anak perusahaan, seperti yang tercermin dalam saldo akun investasi, dan masing-masing
aset dan kewajiban anak perusahaan menyebabkan penghitungan ganda dari aset yang sama.
Karena itu, akun investasi dieliminasi dan tidak terbawa dalam neraca konsolidasi.

Neraca Konsolidasi
Neraca konsolidasi yang disajikan pada figur 4-5 disusun langsung dari kolom terakhir
yang terdapat di kertas kerja konsolidasi pada figur 4-4. Total saldo debit dan kredit dalam
neraca tersebut berbeda dengan total debit dan kredit dalam kertas kerja karena akun kontra
aset termasuk dalam kolomkredit dalam kertas kerja tetapi digabungkan dengan aset terkait
dalam neraca konsolidasi. Karena belum ada transaksi yang terjadi antara tanggal
penggabungan usaha dan tanggal penyusunan neraca konsolidasi, bagian ekuitas pemegang
saham dari neraca konsolidasi sama dengan ekuitas pemegang saham PT Induk pada figur 4-2.

Kepemilikan Penuh Dibeli di Atas Nilai Buku

Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai aset
neto, kemampuan laba (earning power) perusahaan, dan kondisi pasar secara umum. Pada saat
suatu perusahaan membeli perusahaan lain, tidak ada alasan untuk mengaharapkan harga beli
akan sama dengan nilai buku saham yang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun
neraca konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli pada
harga yang berbeda dengan nilai bukunya.

Untuk mengilustrasikan pembelian anak perusahaan pada harga lebih tinggi dari nilai
buku, asumsikan bahwa PT Induk membeli semua saham biasa beredar PT Anak seharga
Rp340.000.000 tunai pada tanggal 1 Januari 20X1. Dalam pembelian tersebut, PT Induk
membayar Rp40.000.000 lebih tinggi dari nilai buku saham tersbut. Situasi kepemilikan yang
dihasilkan dari pembelian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

11
Biaya perolehan Rp340.000.000

Nilai Buku

Saham Biasa- PT Anak Rp200.000.000

Saldo Laba- PT Anak Rp100.000.000

Rp300.000.000

Bagian PT Induk x1,0 (Rp300.000.000)

Perbedaan antara nilai buku dan harga perolehan Rp40.000.000

Neraca Konsolidasi, 1 Januari 20X1, Tanggal Penggabungan Usaha; 100% Pembelian


Pada Nilai Buku

PT Induk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi 1 Januari 20X1

Aset Kewajiban

Kas Rp 100.000.000 Utang Usaha Rp 200.000.000

Piutang Usaha 125.000.000 Utang Obligasi 300.000.000

Persediaan 160.000.000

Tanah 215.000.000 Ekuitas


Pemegang Saham
Bangunan dan 1.400.000.000 Saham Biasa 500.000.000
Peralatan
Ak. Penyusutan ( 700.000.000) Saldo Laba 300.000.000

Total Aset Rp Total Kewajiban Ekuitas Rp


1.300.000.000 &
1.300.000.000

PT Induk mencatat akuisisi saham tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut

1 Januari 20X1

(3) Investasi pada Saham PT Anak 340.000.000

Kas 340.000.000

12
Mencatat Pembelian saham PT Anak

13
Dalam suatu penggabungan usaha, harga beli harus dialokasikan ke aset dan kewajiban
yang diakuisisi. Karena itu, jumlah penuh yang dibayar oleh PT Induk harus dialokasikan ke
aset dan kewajiban tertentu atau ke goodwill pada saat penyusunan laporan keuangan
konsolidasi.

Prosedur kertas kerja yang digunakan untuk menyesuaikan menjadi angka konsolidasi
yang seharusnya mengikuti pola yang konsisten dengan yang dijelaskan sebelumnya. Ayat
jurnal pertama yang dibuat dalam tiap kasus adalah eliminasi akun investasi induk perusahaan
dan tiap akun ekuitas pemegang saham anak perusahaan. Pada saat harga lebih tinggi dari
nilai buku yang dieliminasi, ayat jurnal eliminasi yang pertama termasuk debit ke dalam akun
kliring untuk menyamakan antara jumlah debit dan kredit. Akun kliring tersebut disebut
diferensial pembelian (purchase differential). Diferensial merupakan selisih antara biaya
perolehan investasi yang dicatat di pembukuan induk perusahaan dengan nilai buku saham
yang diakuisisi berdasarkan akun ekuitas pemegang saham anak perusahaan.

Ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi akun investasi PT Induk dan akun ekuitas
pemegang saham PT Anak adalah sebagai berikut.

E Saham Biasa- PT Anak 200.000.000


( Saldo Laba 100.000.000
4 Diferensial 40.000.000
) Investasi pada 340.000.0
Anak 00

Mengeliminasi Saldo
Investasi

Saldo yang dialokasikan ke akun diferensial dalam ayat jurnal eliminasi awal tersebut
berikutnya akan dinolkan melalui satu atau lebih ayat jurnal tambahan. Ayat jurnal tambahan
tersebut akan menyesuaikan berbagai saldo akun untuk mencerminkan nilai wajar aset dan
kewajiban anak perusahaan pada saat induk perusahaan mengakuisisi anak perusahaan dan
untuk memunculkan goodwill jika ada.

Dalam kasus sederhana yang diberikan sebelumnya asumsikan bahwa saldo 1 januari
20X1 saldo laba PT idaman adalah Rp.400.000.000 dan PT amanah sebesar Rp.250.000.000.
selama tahun 20X1, PT amanah melaporkan laba bersih Rp.25.000.000 dan mengumumkan
dividen Rp.10.000.000 PT idaman melaporkan laba operasi terpisah Rp100.000.000 ditambah
laba dari 100% kepemilikan PT amanah menggunakan metode ekuitas sebesar Rp25.000.000.
PT idaman mengumumkan dividen sebesar Rp30.000.000. berdasarkan informasi tersebut,
saldo laba PT idaman dan PT amanah per 31 desember 20X1 dihitung sebagai berikut.
PT idaman PT
amanah

14
Saldo, 1 januari 20X1 Rp400.000.000
Rp250.000.000

Laba bersih 20X1 150.000.000

Dividen yang diumumkan tahun 20X1 (30.000.000) (10.000.000)

Saldo, 31 desember 20X1 Rp495.000.000Rp265.000.000

Saldo laba konsolidasi dihitung pertama dengan menentukan saldo laba induk yang
berasal dari hasil operasinya sendiri. Perhitungan ini menghapus Rp25.000.000 laba anak
perusahaan yang diakui induk sejak akuisisi dari saldo laba induk perusahaan, sehingga
menyisakan Rp470.000.000 (Rp495.000.000- Rp25.000.000) saldo laba dari hasil operasi
induk sendiri. Bagian induk atas laba bersih anak perusahaan sebesar 100% sejak tanggal
akusisi kemudian ditambahkan ke nilai ini, menghasilkan saldo laba konsolidasi
Rp495.000.000. nilai ini sama dengan saldo laba induk yang menggunakan metode ekuitas.

15
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsolidasi merupakan
penggabungan usaha yang dilakukan dengan mengalikan aktiva dan kewajiban perusahaan
perusahaan yang bergabung dengan cara membentuk perusahaan baru. Laporan Keuangan
Konsolidasi adalah laporan keuangan dari sekelompok entitas yang disajikan sebagai suatu
entitas tunggal.

Terdapat banyak hal yang bersifat pengimplementasian yang tidak diatur secara
spesifik dan rinci, sehingga untuk mengetahui perlakuan yang lazim atau alternatif yang ada,
harus merujuk kedalam praktek atau pelaksanaan pada masing-masing entitas. Tidak semua
teknik yang dilakukan atau diterapkan secara konsisten dengan berdasarkan pada konsepnya,
walaupun secara mayoritas teknik yang diterapkan berlandaskan pada teori induk perusahaan.

Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan
Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company)
digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsur-unsur yang sejenis dari Aktiva,
Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.

3.2 Saran
Dari pemaparan makalah diatas, maka diakhir penulisan makalah ini, penulis
menyarankan agar pembaca dapat mengambil ilmu pengetahuan yang sudah dijelaskan di
dalam makalah ini mengenai teknik dan prosedur konsolidasi dan dapat
mengimplementasikan pengetahuan ini di masa yang akan datang nantinya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bimaputra, R.Ray Audi Stevan. I Ketut Keneng. Pengaturan Konsolidasi Perusahaan


Ditinjau Dari Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Effendi, M. Arief. QIA. Modul 7 Laporan Keuangan Konsolidasi-Teknik & Prosedur


Konsolidasi (Bagian Ketiga). Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. PSAK
No.4 (paragraf 8, 21 & 23)

P, S. Sudarsanam. 1995. The Essence of Mergers and Acquisitions. (prentice Hall


Europe), hal. 1

Setiawan, Djodi. 2018. Penerapan PSAK 65 Serta Relevansi PSAK 15 dan 22 Dalam
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi. AKURAT Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7:
(3), hal. 80-89.

Bimaputra, R.Ray Audi Stevan. I Ketut Keneng. Pengaturan Konsolidasi Perusahaan


Ditinjau Dari Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Effendi, M. Arief. QIA. Modul 7 Laporan Keuangan Konsolidasi-Teknik & Prosedur


Konsolidasi (Bagian Ketiga). Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. PSAK
No.4 (paragraf 8, 21 & 23)

P, S. Sudarsanam. 1995. The Essence of Mergers and Acquisitions. (prentice Hall


Europe), hal. 1

Setiawan, Djodi. 2018. Penerapan PSAK 65 Serta Relevansi PSAK 15 dan 22 Dalam
Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi. AKURAT Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7:
(3), hal. 80-89.

17

Anda mungkin juga menyukai