Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PSAK 65 : LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Keuangan


Dosen Pengampu : Sonny Kurniawan, S.E., M.M.

Disusun oleh :

Nama : Yuyun
NPM : 18130310122
Kelas : 7 A-1 Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PSAK 65 Mengenai Laporan Keuangan Konsolidasian” dengan baik dan
tepat waktu.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat dipahami oleh
pembacanya dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan sehingga tujuan yang
diharapkan bisa tercapai.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kediri, 20 Nopember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan PSAK 65 ...................................................................................... 3
2.2 Ruang Lingkup ........................................................................................ 3
2.3 Definisi Istilah ......................................................................................... 4
2.4 Pengendalian ............................................................................................ 6
2.4.1 Kekuasaan ...................................................................................... 8
2.4.2 Imbal Hasil..................................................................................... 10
2.4.3 Hubungan Antara Kekuasaan dan Imbal Hasil .............................. 10
2.5 Persyaratan Akuntansi ............................................................................. 14
2.5.1 Kepentingan Nonpengendali ......................................................... 16
2.5.2 Kehilangan Pengendalian .............................................................. 17
2.6 Penentuan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi ................................ 19
2.7 Entitas Investasi : Pengecualian Terhadap Konsolidasi ......................... 27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30
LAMPIRAN ..................................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

PSAK adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi keuangan.


Standar ini merupakan pedoman yang utama bagi akuntan dalam rangka
melakukan penyusunan laporan keuangan dalam bisnis. Standar akuntansi
keuangan adalah metode dan format baku yang digunakan dalam penyajian
informasi laporan keuangan. Standar akuntansi di Indonesia mengalami
perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan dunia bisnis
global, peraturan yang berlaku dan lain-lain.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri dari:

a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;


b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
d) laporan arus kas selama periode;
e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lain;

Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan masing-masing untuk


memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pihak internal maupun
eksternal. Perusahaan yang memiliki kendali atau kuasa atas perusahaan lain
biasa disebut entitas induk, sedangkan perusahaan yang dikendalikan atau
dikuasai disebut entitas anak. Entitas induk memerlukan laporan keuangan
entitas anak untuk membuat laporan keuangan konsolidasian. Untuk itu,
makalah ini akan membahas PSAK 65 : Laporan Keuangan Konsolidasian.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa Tujuan dari PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian ?


1.2.2 Apa saja Ruang Lingkup yang termasuk dalam PSAK 65?
1.2.3 Bagaimana saja definisi istilah-istilah dalam PSAK 65?
1.2.4 Apa saja Pengendalian yang dimaksud dalam PSAK 65?
1.2.5 Bagaimana Persyaratan Akuntansi yang digunakan menyusun Laporan
Keuangan Konsolidasian pada PSAK 65?
1.2.6 Bagaimana cara menentukan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi
pada PSAK 65?
1.2.7 Bagaimana cara menentukan Entitas Investasi : Pengecualian Terhadap
Konsolidasi pada PSAK 65?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui Tujuan dari PSAK 65 Laporan Keuangan
Konsolidasian
1.3.2 Mengidentifikasi apa saja Ruang Lingkup yang termasuk dalam PSAK
65
1.3.3 Untuk mengetahui definisi istilah-istilah dalam PSAK 65
1.3.4 Mengidentifikasi Pengendalian yang dimaksud dalam PSAK 65
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana Persyaratan Akuntansi yang digunakan
menyusun Laporan Keuangan Konsolidasian pada PSAK 65
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan Apakah Entitas adalah
Entitas Investasi pada PSAK 65
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan Entitas Investasi :
Pengecualian Terhadap Konsolidasi pada PSAK 65

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan PSAK 65


01. Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu
atau lebih entitas lain.
Pencapaian Tujuan
02. Untuk mencapai tujuan pada paragraf 01, Pernyataan ini:
a) mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau
lebih entitas lain (entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian;
b) mendefinisikan prinsip pengendalian (control) dan menetapkan
pengendalian sebagai dasar konsolidasi;
c) menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk
mengidentifikasi apakah investor mengendalikan investee sehingga
investor harus mengonsolidasi investee;
d) menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan
keuangan konsolidasian; dan
e) mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk
mengonsolidasikan entitas anak tertentu dari entitas investasi.
03. Pernyataan ini tidak berhubungan dengan persyaratan akuntansi untuk
kombinasi bisnis dan dampaknya dalam konsolidasi, termasuk goodwill yang
timbul dari kombinasi bisnis (lihat PSAK 22: Kombinasi Bisnis).

2.2 Ruang Lingkup


04. Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian.
Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas, kecuali:
(a) dikosongkan.
(b) dikosongkan.

3
(c) dikosongkan.
04A. Pernyataan ini tidak berlaku untuk program imbalan pascakerja atau
program imbalan kerja jangka panjang lain yang diatur dalam PSAK 24:
Imbalan Kerja.
04B. Entitas induk yang merupakan entitas investasi tidak menyajikan
laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk
mengukur seluruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan paragraf 31 dalam Pernyataan ini.
2.3 Definisi Istilah
Definisi Istilah dalam PSAK 65 terdapat Lampiran A merupakan bagian
tidak terpisahkan dari PSAK 65.
Aktivitas relevan (relevant activities) untuk tujuan PSAK ini, aktivitas
relevan adalah aktivitas investee yang secara signifikan mempengaruhi
imbal hasil investee.
Entitas anak (subsidiary) adalah entitas yang dikendalikan oleh entitas
lain.
Entitas induk (parent) adalah entitas yang mengendalikan satu atau lebih
entitas.
Entitas investasi (investment entity) adalah entitas yang:

a) memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan


memberikan investor tersebut jasa manajemen investasi;
b) menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya
adalah untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk
memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan
investasi, atau keduanya; dan
c) mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang
substansial berdasarkan nilai wajar.

Hak pencabutan (removal rights) adalah hak untuk mencabut kewenangan


pengambilan keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan.

4
Hak protektif (protective rights) adalah hak yang didesain untuk
melindungi kepentingan pihak pemegang hak protektif tanpa memberikan
kekuasaan kepada pihak tersebut atas entitas di mana hak tersebut terkait.
Kekuasaan (power) adalah hak yang ada saat ini yang memberikan
kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan.
Kelompok usaha (group) adalah entitas induk dan entitas anaknya.
Kepentingan nonpengendali (non-controlling interest) adalah ekuitas
entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak
langsung kepada entitas induk.
Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statements)
adalah laporan keuangan kelompok usaha yang di dalamnya aset, liabilitas,
ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak
disajikan sebagai suatu entitas ekonomik tunggal.
Pengambil keputusan (decision maker) adalah entitas dengan hak
pengambilan keputusan yang merupakan prinsipal maupun agen untuk pihak
lain.
Pengendalian atas investee (control of an investee) Investor
mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya
atas investee.
Berikut adalah istilah yang didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan
Pihak-pihak Berelasi, PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama, PSAK 66: Pengaturan Bersama, atau PSAK 67: Pengungkapan
Kepentingan dalam Entitas Lain dan digunakan dalam Pernyataan ini dengan
pengertian yang sama sebagaimana telah didefinisikan dalam PSAK tersebut:
• entitas asosiasi
• kepentingan dalam entitas lain
• pengaruh signifikan
• personil manajemen kunci
• pihak berelasi

5
• ventura bersama

2.4 Pengendalian
05. Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee),
menentukan apakah investor merupakan entitas induk dengan menilai apakah
investor tersebut mengendalikan investee.
06. Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui
kekuasaannya atas investee.
07. Dengan demikian, investor mengendalikan investee jika dan hanya jika
investor memiliki seluruh hal berikut ini:

a) kekuasaan atas investee (lihat paragraf 10-14);


b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya
dengan investee (lihat paragraf 15 dan 16); dan
c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi jumlah imbal hasil investor (lihat paragraf 17 dan 18).

08. Investor mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan ketika menilai


apakah investor mengendalikan investee. Investor menilai kembali apakah
investor mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan
adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian
yang disebutkan dalam paragraf 07 (lihat paragraf PP80-PP85).
PP80. Investor menilai kembali apakah investor tersebut mengendalikan
investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan bahwa terdapat perubahan
dalam satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian yang dijelaskan dalam
paragraf 07.
PP81. Jika terdapat perubahan dalam bagaimana kekuasaan atas investee
dapat dilaksanakan, maka perubahan tersebut harus tercermin dalam
bagaimana investor menilai kekuasaannya atas investee. Sebagai contoh,
perubahan hak pengambilan keputusan dapat berarti bahwa aktivitas relevan

6
tidak lagi diarahkan melalui hak suara, melainkan berdasarkan perjanjian
lain, seperti kontrak, yang memberikan pihak lain kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan.
PP82. Suatu peristiwa dapat mengakibatkan investor mendapatkan atau
kehilangan kekuasaan atas investee tanpa melibatkan investor dalam
peristiwa tersebut. Sebagai contoh, investor dapat memperoleh kekuasaan
atas investee karena hak pengambilan keputusan yang dimiliki pihak lain,
yang sebelumnya mencegah investor dalam mengendalikan investee, telah
berlalu.
PP83. Investor juga mempertimbangkan perubahan yang mempengaruhi
eksposur, atau haknya, atas imbal hasil variabel yang berasal dari
keterlibatannya dengan investee. Sebagai contoh, investor yang memiliki
kekuasaan atas investee dapat kehilangan pengendalian atas investee jika
investor tersebut tidak lagi berhak untuk menerima imbal hasil atau terekspos
terhadap kewajiban, karena investor akan gagal untuk memenuhi paragraf
07(b) (contohnya jika kontrak untuk menerima imbalan terkait kinerja telah
berakhir).
PP84. Investor mempertimbangkan apakah penilaiannya bahwa investor
tersebut bertindak sebagai agen atau prinsipal telah berubah. Perubahan
dalam hubungan keseluruhan antara investor dan pihak lain dapat berarti
bahwa investor tidak lagi bertindak sebagai agen, meskipun sebelumnya
investor tersebut telah bertindak sebagai agen, atau sebaliknya. Sebagai
contoh, jika perubahan terhadap hak investor atau pihak lain terjadi, maka
investor mempertimbangkan kembali statusnya sebagai prinsipal atau agen.
PP85. Penilaian awal investor atas pengendalian atau statusnya sebagai
prinsipal atau agen, tidak akan berubah hanya karena perubahan kondisi
pasar (contohnya perubahan imbal hasil investee yang digerakkan oleh
kondisi pasar), kecuali perubahan dalam kondisi pasar mengubah satu atau
lebih dari tiga elemen pengendalian yang dijelaskan dalam paragraf 07 atau
mengubah hubungan keseluruhan antara prinsipal dan agen.

7
09. Dua atau lebih investor secara kolektif mengendalikan investee ketika
mereka harus bertindak secara bersama-sama untuk mengarahkan aktivitas
relevan. Dalam kasus tersebut, karena tidak ada investor yang dapat
mengarahkan aktivitas tanpa kerja sama dengan investor lainnya, tidak ada
investor yang secara individual mengendalikan investee. Setiap investor
mencatat kepentingannya dalam investee sesuai dengan SAK yang relevan,
seperti PSAK 66: Pengaturan Bersama, PSAK 15: Investasi pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama atau PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran.

2.4.1 Kekuasaan
10. Investor memiliki kekuasaan atas investee ketika investor memiliki
hak yang ada saat ini yang memberi investor tersebut kemampuan kini
untuk mengarahkan aktivitas relevan, yaitu aktivitas yang secara
signifikan mempengaruhi imbal hasil investee.
11. Kekuasaan timbul dari hak. Terkadang, menilai kekuasaan sangat
mudah, seperti ketika kekuasaan atas investee diperoleh secara langsung
dan semata-mata dari hak suara yang diberikan oleh instrumen ekuitas
seperti saham, dan dapat dinilai dengan mempertimbangkan hak suara dari
pemegang saham. Dalam kasus lain, penilaian akan lebih kompleks dan
mensyaratkan lebih dari satu faktor yang harus dipertimbangkan, sebagai
contoh ketika kekuasaan berasal dari satu atau lebih pengaturan
kontraktual.
12. Investor dengan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan
memiliki kekuasaan meskipun hak untuk mengarahkan belum
dilaksanakan. Bukti bahwa investor telah mengarahkan aktivitas relevan
dapat membantu menentukan apakah investor memiliki kekuasaan, namun
bukti tersebut tidak dengan sendirinya dapat meyakinkan dalam
menentukan apakah investor memiliki kekuasaan atas investee.
13. Jika masing-masing dari dua atau lebih investor memiliki hak yang ada
saat ini yang memberi mereka kemampuan sepihak untuk mengarahkan

8
aktivitas relevan yang berbeda, maka investor yang memiliki kemampuan
kini untuk mengarahkan aktivitas yang paling mempengaruhi imbal hasil
investee secara signifikan, memiliki kekuasaan atas investee.
14. Investor dapat memiliki kekuasaan atas investee meskipun entitas lain
memiliki hak yang ada saat ini yang memberi mereka kemampuan kini
untuk berpartisipasi dalam mengarahkan aktivitas relevan, sebagai contoh
ketika entitas lain memiliki pengaruh signifikan. Akan tetapi, investor
yang hanya memiliki hak protektif tidak memiliki kekuasaan atas investee
(lihat paragraf PP26-PP28), dan sebagai akibatnya tidak mengendalikan
investee.
PP26. Dalam mengevaluasi apakah suatu hak memberikan investor
kekuasaan atas investee, investor menilai apakah haknya dan hak yang
dimiliki oleh pihak lain merupakan hak protektif. Hak protektif terkait
dengan perubahan fundamental terhadap aktivitas investee atau
diterapkan dalam keadaan khusus. Akan tetapi, tidak seluruh hak yang
diterapkan dalam keadaan khusus atau peristiwa kontinjensi adalah
protektif (lihat paragraf PP13 dan PP53).
PP27. Karena hak protektif didesain untuk melindungi kepentingan
pemiliknya tanpa memberikan kekuasaan atas investee yang terkait
dengan hak tersebut, maka investor yang hanya memiliki hak protektif
tidak dapat memiliki kekuasaan atau tidak dapat mencegah pihak lain
memiliki kekuasaan atas investee (lihat paragraf 14).
PP28. Contoh hak protektif termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

a) hak pemberi pinjaman untuk membatasi peminjam dalam melakukan


aktivitas yang dapat secara signifikan mengubah risiko kredit
peminjam yang dapat menyebabkan kerugian pemberi pinjaman.
b) hak pemilik kepentingan nonpengendali dalam investee untuk
menyetujui pengeluaran modal yang lebih besar dari yang
diperlukan dalam kegiatan usaha normal atau untuk menyetujui
penerbitan instrumen ekuitas atau utang.

9
c) hak pemberi pinjaman untuk mengambil alih aset dari peminjam jika
peminjam gagal memenuhi ketentuan spesifik pembayaran kembali
utang.

2.4.2 Imbal Hasil


15. Investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee ketika imbal hasil investor dari
keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari
kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negatif,
atau positif dan negatif.
16. Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee,
lebih dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh,
pemilik kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau distribusi dari
investee.

2.4.3 Hubungan antara kekuasaan dan Imbal Hasil


17. Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki
kekuasaan atas investee dan eksposur atau hak atas imbal hasil variabel
dari keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan
untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil
investor dari keterlibatannya dengan investee.
18. Dengan demikian, investor yang memiliki hak pengambilan keputusan
menentukan apakah investor tersebut bertindak sebagai prinsipal atau
agen. Investor yang bertindak sebagai agen, sesuai dengan paragraf PP58-
PP72, tidak mengendalikan investee ketika investor tersebut
melaksanakan hak pengambilan keputusan yang didelegasikan kepada
investor tersebut.
PP58. Ketika investor, dengan hak pengambilan keputusan atau sebagai
pengambil keputusan, menilai apakah investor mengendalikan investee,
investor menentukan apakah investor tersebut prinsipal atau agen.
Investor juga menentukan apakah entitas lain dengan hak pengambilan
keputusan bertindak sebagai agen untuk investor tersebut. Agen adalah

10
pihak yang terikat kontrak terutama untuk bertindak atas nama dan untuk
kepentingan pihak lain (prinsipal) dan oleh karena itu, tidak
mengendalikan investee ketika agen melaksanakan wewenang
pengambilan keputusannya (lihat paragraf 17 dan 18). Dengan demikian,
terkadang kekuasaan prinsipal mungkin dimiliki dan dilaksanakan oleh
agen, tetapi atas nama prinsipal. Pengambil keputusan bukan merupakan
agen hanya karena pihak lain dapat memperoleh manfaat dari keputusan
yang diambilnya.
PP59. Investor dapat mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusannya kepada agen dalam beberapa isu tertentu atau seluruh
aktivitas relevan. Ketika menilai apakah investor mengendalikan investee,
investor tersebut memperlakukan hak pengambilan keputusan yang
didelegasikan kepada agennya sama seperti saat dimiliki langsung oleh
investor. Dalam situasi di mana terdapat lebih dari satu prinsipal, setiap
prinsipal menilai apakah prinsipal memiliki kekuasaan atas investee
dengan mempertimbangkan persyaratan dalam paragraf PP05-PP54.
Paragraf PP60-PP72 memberikan pedoman dalam menentukan apakah
pengambil keputusan adalah agen atau prinsipal.
PP60. Pengambil keputusan mempertimbangkan secara keseluruhan
hubungan antara dirinya, investee yang dikelolanya, dan pihak lain yang
terlibat dengan investee, khususnya seluruh faktor berikut ini, dalam
menentukan apakah pengambil keputusan adalah agen:
(a) ruang lingkup wewenang pengambilan keputusannya atas investee
(lihat paragraf PP62 dan PP63).
(b) hak yang dimiliki pihak lain (lihat paragraf PP64-PP67).
(c) remunerasi yang menjadi haknya sesuai dengan perjanjian remunerasi
(paragraf PP68–PP70).
(d) eksposur pengambil keputusan terhadap variabilitas imbal hasil yang
berasal dari kepentingan lain yang dimilikinya dalam investee (paragraf
PP71-PP72).
Pembobotan yang berbeda diterapkan untuk setiap faktor berdasarkan
fakta dan keadaan mtertentu.
PP61. Penentuan apakah pengambil keputusan adalah agen
mensyaratkan adanya evaluasi atas seluruh faktor yang dicantumkan
dalam paragraf PP60, kecuali jika suatu pihak tunggal (single party)
memiliki hak substantif untuk membebastugaskan pengambil keputusan
tersebut (hak pencabutan) dan dapat membebastugaskan pengambil
keputusan tersebut tanpa sebab (lihat paragraf PP65).

11
Ruang Lingkup Wewenang Pengambilan Keputusan
PP62. Ruang lingkup wewenang pengambilan keputusan yang dimiliki
pengambil keputusan, dievaluasi dengan mempertimbangkan:
(a) aktivitas yang diizinkan sesuai dengan perjanjian pengambilan
keputusan dan ditetapkan oleh hukum; dan
(b) diskresi yang dimiliki pengambil keputusan ketika mengambil
keputusan mengenai aktivitas tersebut.
PP63. Pengambil keputusan mempertimbangkan tujuan dan desain
investee, risiko dimana investee didesain untuk terekspos, risiko yang
didesain untuk diteruskan kepada pihak yang terlibat dan tingkat
keterlibatan yang dimiliki pengambil keputusan dalam desain investee.
Sebagai contoh, jika pengambil keputusan secara signifikan terlibat dalam
desain investee (termasuk dalam menentukan ruang lingkup wewenang
pengambilan keputusan), maka keterlibatan tersebut mengindikasikan
bahwa pengambil keputusan memiliki kesempatan dan insentif untuk
memperoleh hak yang mengakibatkan pengambil keputusan memiliki
kemampuan untuk mengarahkan aktivitas relevan.
Hak yang Dimiliki oleh Pihak Lain
PP64. Hak substantif yang dimiliki oleh pihak lain dapat mempengaruhi
kemampuan pengambil keputusan untuk mengarahkan aktivitas relevan
investee. Hak pencabutan substantive atau hak lain menunjukkan bahwa
pengambil keputusan adalah agen.
PP65. Ketika suatu pihak tunggal memiliki hak pencabutan substantif dan
dapat membebastugaskan pengambil keputusan tanpa sebab, maka hal ini
saja cukup untuk menyimpulkan bahwa pengambil keputusan adalah agen.
Jika lebih dari satu pihak memiliki hak serupa (dan tidak ada pihak yang
secara individual mampu membebastugaskan pengambil keputusan tanpa
persetujuan dari pihak lain), maka hak tersebut saja tidak meyakinkan
dalam menentukan bahwa pengambil keputusan bertindak terutama atas
nama dan untuk kepentingan pihak lain. Sebagai tambahan, semakin
banyak pihak yang disyaratkan untuk bertindak bersama dalam
melaksanakan hak untuk membebastugaskan pengambil keputusan dan
semakin besar jumlah dari, dan variabilitas terkait dengan, kepentingan
ekonomik lain dari pengambil keputusan (yaitu remunerasi dan
kepentingan lain), maka semakin kecil bobot yang ditempatkan atas faktor
tersebut.
PP66. Hak substantif yang dimiliki pihak lain yang membatasi diskresi
pengambil keputusan dipertimbangkan dengan cara yang serupa dengan

12
hak pencabutan ketika mengevaluasi apakah pengambil keputusan adalah
agen. Sebagai contoh, pengambil keputusan yang disyaratkan untuk
memperoleh persetujuan dari sejumlah kecil pihak lain atas tindakannya
umumnya adalah agen. (Lihat paragraf PP22-PP25 untuk pedoman
tambahan atas hak dan apakah hak tersebut bersifat substantif).
PP67. Pertimbangan atas hak yang dimiliki pihak lain mencakup
penilaian dari hak apapun yang dapat dilaksanakan oleh dewan komisaris
investee (atau organ pengatur lain) dan pengaruhnya pada wewenang
pengambilan keputusan (lihat paragraf PP23(b)).
Remunerasi
PP68. Semakin besar jumlah dari, dan variabilitas yang terkait dengan
remunerasi pengambil keputusan dibandingkan dengan imbal hasil yang
diharapkan dari aktivitas investee, semakin besar kemungkinan bahwa
pengambil keputusan adalah prinsipal.
PP69. Dalam menentukan apakah pengambil keputusan adalah prinsipal
atau agen, pengambil keputusan juga mempertimbangkan apakah kondisi
berikut terpenuhi:
(a) remunerasi pengambil keputusan sepadan dengan jasa yang
diberikan;
(b) perjanjian remunerasi hanya mencakup persyaratan, kondisi, atau
jumlah yang biasanya ada dalam pengaturan untuk jasa dan tingkat
keahlian serupa, yang dinegosiasikan atas dasar yang wajar.
PP70. Pengambil keputusan tidak dapat menjadi agen kecuali kondisi
yang dijelaskan dalam paragraf PP69(a) dan (b) terpenuhi. Akan tetapi,
hanya memenuhi kondisi tersebut saja tidak cukup untuk menyimpulkan
bahwa pengambil keputusan adalah agen.
Eksposur terhadap Variabilitas Imbal Hasil yang Berasal dari
Kepentingan Lain
PP71. Pengambil keputusan yang memiliki kepentingan lain di investee
(contohnya, investasi dalam investee atau memberikan jaminan yang
berkenaan dengan kinerja investee), mempertimbangkan eksposurnya
terhadap variabilitas imbal hasil dari kepemilikan tersebut dalam menilai
apakah pengambil keputusan adalah agen. Kepemilikan kepentingan lain
di dalam investee mengindikasikan bahwa pengambil keputusan mungkin
adalah prinsipal.

13
PP72. Dalam mengevaluasi eksposurnya terhadap variabilitas imbal hasil
yang berasal dari kepentingan lain dalam investee, pengambil keputusan
mempertimbangkan hal berikut:
(a) semakin besar jumlah dari, dan variabilitas yang terkait dengan,
kepentingan ekonomiknya, dengan mempertimbangkan remunerasi dan
kepentingan lain secara gabungan, semakin besar kemungkinan bahwa
pengambil keputusan adalah prinsipal;
(b) apakah eksposurnya terhadap variabilitas imbal hasil berbeda dari
eksposur investor lain dan, jika demikian, apakah eksposur tersebut
mempengaruhi tindakannya. Sebagai contoh, hal ini mungkin terjadi
ketika pengambil keputusan memiliki kepentingan subordinasi dalam
investee atau memberikan peningkatan kualitas kredit kepada investee.
Pengambil keputusan mengevaluasi eksposurnya dibandingkan dengan
total variabilitas imbal hasil investee. Evaluasi ini dibuat terutama
berdasarkan imbal hasil yang diharapkan dari aktivitas investee tetapi
tanpa mengabaikan eksposur maksimum pengambil keputusan terhadap
variabilitas imbal hasil investee melalui kepentingan lain yang dimiliki
pengambil keputusan tersebut.

2.5 Persyaratan Akuntansi


19. Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa
lain dalam keadaan yang serupa.
20. Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh
pengendalian atas investee dan berakhir ketika investor kehilangan
pengendalian atas investee.
21. Paragraf PP86-PP93 menetapkan pedoman penyusunan laporan
keuangan konsolidasian,
Prosedur Konsolidasi
PP86. Laporan keuangan konsolidasian:
(a) menggabungkan aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus
kas sejenis dari entitas induk dengan entitas anaknya;
(b) menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk
di setiap entitas anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas

14
anak (PSAK 22: Kombinasi Bisnis menjelaskan bagaimana menghitung
setiap goodwill terkait);
(c) mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan,
beban, dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi
antar entitas dalam kelompok usaha (laba atau rugi yang timbul dari
transaksi dalam kelompok usaha yang diakui dalam aset, seperti persediaan
dan aset tetap, dieliminasi seluruhnya). Kerugian dalam kelompok usaha
mengindikasikan adanya penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan
dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK 46: Pajak Penghasilan
diterapkan untuk perbedaan temporer sebagai akibat penghapusan laba
dan rugi yang timbul dari transaksi dalam kelompok usaha.
Kebijakan Akuntansi yang Sama
PP87. Jika anggota kelompok usaha menggunakan kebijakan akuntansi
yang berbeda dengan yang digunakan dalam laporan keuangan
konsolidasian untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa,
maka penyesuaian dilakukan untuk laporan keuangan kelompok usaha
tersebut dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian guna
memastikan keseragaman dengan kebijakan akuntansi kelompok usaha
tersebut.
Pengukuran
PP88. Entitas memasukkan penghasilan dan beban entitas anak dalam
laporan keuangan konsolidasian dari tanggal diperolehnya pengendalian
sampai dengan tanggal ketika entitas kehilangan pengendalian atas entitas
anak. Penghasilan dan beban entitas anak didasarkan pada jumlah aset dan
liabilitas yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal
akuisisi. Sebagai contoh, beban depresiasi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi berdasarkan pada nilai
wajar aset yang terkait yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian
pada tanggal akuisisi.
Hak Suara Potensial
PP89. Ketika terdapat hak suara potensial atau derivatif lain yang
mengandung hak suara potensial, proporsi laba atau rugi dan perubahan
ekuitas yang dialokasikan untuk entitas induk dan kepentingan
nonpengendali dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian
ditentukan semata-mata berdasarkan bagian kepemilikan yang ada saat ini
dan tidak mencerminkan kemungkinan pelaksanaan atau konversi hak
suara potensial dan derivative lainnya, kecuali paragraf PP90 diterapkan.

15
PP90. Dalam keadaan tertentu, entitas memiliki, secara substansi, bagian
kepemilikan yang ada saat ini sebagai akibat dari transaksi kini yang
memberikan akses entitas terhadap imbal hasil yang terkait dengan bagian
kepemilikan. Dalam keadaan tersebut, proporsi yang dialokasikan kepada
entitas induk dan kepentingan nonpengendali dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian ditentukan dengan memperhitungkan pelaksanaan
akhir dari hak suara potensial tersebut dan derivatif lain yang saat ini
memberikan akses entitas kepada imbal hasil.
PP91. PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran tidak
berlaku untuk kepentingan dalam entitas anak yang dikonsolidasi. Ketika
instrumen yang mengandung hak suara potensial secara substansi
memberikan akses terhadap imbal hasil terkait bagian kepemilikan dalam
entitas anak, instrumen tersebut tidak tunduk pada persyaratan dalam
PSAK 55. Dalam seluruh kasus lain, instrumen yang mengandung hak suara
potensial pada entitas anak dicatat sesuai dengan PSAK 55.
Tanggal Pelaporan
PP92. Laporan keuangan entitas induk dan entitas anaknya yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian memiliki tanggal
pelaporan yang sama. Ketika akhir periode pelaporan entitas induk
berbeda dengan entitas anak, entitas anak menyusun, untuk tujuan
konsolidasi, informasi keuangan tambahan pada tanggal yang sama dengan
laporan keuangan entitas induk untuk memungkinkan entitas induk
mengonsolidasi informasi keuangan entitas anak, kecuali tidak praktis.
PP93. Jika tidak praktis untuk melakukannya, maka entitas induk
mengonsolidasi informasi keuangan entitas anak menggunakan laporan
keuangan terkini entitas anak yang disesuaikan dengan pengaruh dari
transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi antara tanggal laporan
keuangan tersebut dan tanggal laporan keuangan konsolidasian. Dalam
kasus ini, perbedaan antara tanggal laporan keuangan entitas anak dan
tanggal laporan keuangan konsolidasian tidak boleh lebih dari tiga bulan,
dan lamanya periode pelaporan dan perbedaan antara tanggal laporan
keuangan adalah sama dari periode ke periode.

2.5.1 Kepentingan Nonpengendali


22. Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik
entitas induk.

16
23. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak
yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada
entitas anak adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik).
24. Paragraf PP94-PP96 menetapkan pedoman akuntansi untuk
kepentingan nonpengendali dalam laporan keuangan konsolidasian.
Kepentingan Nonpengendali
PP94. Entitas mengatribusikan laba rugi dan setiap komponen dari
penghasilan komprehensif lain kepada pemilik entitas induk dan
kepentingan nonpengendali. Entitas juga mengatribusikan total
penghasilan komprehensif lain kepada pemilik entitas induk dan
kepentingan nonpengendali meskipun hal tersebut mengakibatkan
kepentingan nonpengendali memiliki saldo defisit.
PP95. Jika entitas anak memiliki saham preferen kumulatif yang beredar
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas dan dimiliki oleh kepentingan
nonpengendali, maka entitas tersebut menghitung bagiannya atas laba
atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen atas saham tersebut, apakah
ada atau tidak ada dividen yang telah diumumkan.
Perubahan Proporsi Kepemilikan oleh Kepentingan Nonpengendali
PP96. Ketika proporsi ekuitas yang dimiliki oleh kepentingan
nonpengendali berubah, entitas menyesuaikan jumlah tercatat
kepentingan pengendali dan kepentingan nonpengendali untuk
mencerminkan perubahan kepemilikan relatifnya dalam entitas anak.
Entitas tersebut mengakui secara langsung dalam ekuitas setiap
perbedaan antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang
disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang dibayar atau diterima, dan
mengatribusikannya kepada pemilik entitas induk.
2.5.2 Kehilangan Pengendalian
25. Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka
entitas induk:
a) menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu
dari laporan posisi keuangan konsolidasian.
b) mengakui sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya
mencatat sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau

17
kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK. Nilai wajar
tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset
keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat
pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama.
c) mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya
pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali
terdahulu.
26. Paragraf PP97-PP99 menetapkan pedoman akuntansi atas kehilangan
pengendalian.
Kehilangan Pengendalian
PP97. Entitas induk mungkin kehilangan pengendalian atas entitas anak
dalam dua atau lebih pengaturan (transaksi). Akan tetapi, terkadang
beberapa keadaan mengindikasikan bahwa lebih dari satu pengaturan
seharusnya dicatat sebagai transaksi tunggal. Dalam apakah pengaturan
tersebut dicatat sebagai transaksi tunggal, entitas induk
mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan pengaturan dan dampak
ekonomiknya. Satu atau lebih hal berikut ini mengindikasikan bahwa
entitas induk mencatat lebih dari satu pengaturan sebagai transaksi
tunggal:
(a) Pengaturan tersebut disepakati pada waktu yang sama atau terkait
satu dengan yang lain;
(b) Pengaturan tersebut membentuk suatu transaksi tunggal yang didesain
untuk mencapai suatu dampak komersial secara keseluruhan;
(c) Terjadinya satu pengaturan bergantung pada terjadinya perjanjian
lain;
(d) Satu pengaturan yang berdiri sendiri tidak dapat dijustifikasi secara
ekonomi, tetapi pengaturan tersebut dapat dijustifikasi secara ekonomi
jika bergabung dengan pengaturan lain. Contohnya, ketika saham dijual
di bawah harga pasar dan dikompensasikan dengan penjualan berikutnya
di atas harga pasar.
PP98. Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak,
maka entitas induk:
(a) menghentikan pengakuan:

18
i. aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada
jumlah tercatatnya ketika pengendalian hilang; dan
ii. jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas
anak terdahulu ketika pengendalian hilang (termasuk setiap
komponen penghasilan komprehensif lain yang diatribusikan pada
kepentingan nonpengendali).
(b) mengakui:
i. nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi,
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian;
ii. jika transaksi, peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan
hilangnya pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan
iii. setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian.
(c) reklasifikasi ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo
laba jika disyaratkan oleh SAK lain, jumlah yang diakui dalam
penghasilan komprehensif lain dalam kaitan dengan entitas anak atas
dasar yang dijelaskan dalam paragraf PP99;
(d) mengakui perbedaan apapun yang dihasilkan sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laba rugi yang diatribusikan kepada entitas induk.
PP99. Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka
entitas induk mencatat seluruh jumlah yang diakui sebelumnya dalam
penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan entitas anak tersebut
dengan dasar yang sama yang disyaratkan jika entitas induk telah
melepaskan secara langsung aset dan liabilitas terkait. Oleh karena itu,
jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam
penghasilan komprehensif lain akan direklasifikasi ke laba rugi atas
pelepasan aset dan liabilitas yang terkait, maka entitas induk
mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laba rugi
(sebagai penyesuaian reklasifikasi) ketika entitas induk kehilangan
pengendalian atas entitas anak. Jika surplus revaluasi yang sebelumnya
diakui dalam penghasilan komprehensif lain akan dialihkan secara
langsung ke saldo laba atas pelepasan aset, maka entitas induk
mengalihkan surplus revaluasi tersebut secara langsung ke saldo laba
ketika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak.
2.6 Penentuan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi
27. Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi.
Entitas investasi adalah entitas yang :

19
a) memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan
memberikan investor tersebut jasa manajemen investasi;
b) menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah
untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh
imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau
keduanya; dan
c) mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya
berdasarkan nilai wajar.
Paragraf PP85A-PP85M memberikan pedoman penerapan yang terkait.
PP85A. Entitas mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan ketika menilai
apakah entitas adalah entitas investasi, termasuk tujuan dan desainnya.
Entitas yang memenuhi tiga elemen definisi entitas investasi, sebagaimana
dijelaskan dalam paragraf 27 adalah entitas investasi. Paragraf PP85B-
PP85M menjelaskan elemen definisi tersebut dengan lebih rinci.
Tujuan Bisnis
PP85B. Definisi entitas investasi mensyaratkan bahwa tujuan entitas adalah
semata-mata berinvestasi untuk kenaikan nilai modal, penghasilan investasi
(contohnya dividen, bunga, atau pendapatan sewa), atau keduanya. Tujuan
investasi entitas biasanya dapat ditemukan dalam dokumen seperti
memorandum penawaran entitas, publikasi yang didistribusikan oleh entitas
dan dokumen lain dari perseroan atau persekutuan. Bukti lain mungkin
termasuk cara entitas memperkenalkan dirinya sendiri kepada pihak lain
(seperti investor potensial atau investee potensial); sebagai contoh, entitas
memperkenalkan bisnisnya sebagai penyedia investasi jangka menengah
untuk kenaikan nilai modal. Sebaliknya, entitas yang memperkenalkan
dirinya sendiri sebagai investor yang bertujuan untuk mengembangkan
secara bersama, memproduksi atau memasarkan produk dengan investee-
nya memiliki tujuan bisnis yang tidak konsisten dengan tujuan bisnis entitas
investasi, karena entitas akan mendapatkan imbal hasil dari aktivitas
perkembangan, produksi, atau pemasaran yang sama dengan imbal hasil
dari investasinya (lihat paragraf PP851).
PP85C. Entitas investasi dapat menyediakan jasa terkait dengan investasi
(contohnya: jasa konsultasi investasi, manajemen investasi, jasa pendukung,
dan administratif investasi), baik secara langsung atau melalui entitas anak,
kepada pihak ketiga dan kepada investornya, meskipun aktivitas tersebut
substansial terhadap entitas, dengan catatan entitas tetap memenuhi definisi
entitas investasi.
PP85D. Entitas investasi dapat juga berpartisipasi dalam aktivitas terkait
investasi berikut ini, baik secara langsung maupun melalui entitas anak, jika
aktivitas tersebut dilakukan untuk memaksimalkan imbal hasil investasi

20
(kenaikan nilai modal atau penghasilan investasi) dari investee-nya, dan
tidak merepresentasikan aktivitas bisnis substansial yang terpisah atau
sumber penghasilan substansial yang terpisah dari entitas investasi tersebut:
(a) pemberian jasa manajemen dan saran strategis kepada investee; dan
(b) pemberian dukungan keuangan kepada investee, seperti pinjaman,
komitmen atau jaminan modal.
PP85E. Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan
entitas investasi dan tujuan utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa
atau aktivitas terkait dengan investasi yang berkaitan dengan aktivitas
investasi entitas investasi, seperti yang dijelaskan dalam paragraf PP85C-
PP85D, kepada entitas atau pihak lain, maka entitas investasi tersebut
mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan paragraf 32. Jika entitas
anak yang memberikan jasa atau aktivitas terkait investasi adalah entitas
investasi, maka entitas investasi induk mengukur entitas anaknya tersebut
pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan paragraf 31.
Strategi Pengakhiran
PP85F. Rencana investasi entitas juga memberikan bukti mengenai tujuan
bisnisnya. Salah satu fitur yang membedakan entitas investasi dari entitas
lain adalah entitas investasi tidak memiliki rencana untuk memiliki
investasinya secara tidak terbatas, melainkan memiliki investasinya untuk
jangka waktu yang terbatas. Dikarenakan investasi ekuitas dan investasi aset
nonkeuangan memiliki potensi untuk dimiliki tanpa batas, maka entitas
investasi memiliki strategi pengakhiran yang mendokumentasikan tentang
bagaimana entitas berencana untuk mewujudkan peningkatan modal dari
seluruh investasi ekuitasnya dan investasi asset nonkeuangannya. Entitas
investasi juga memiliki strategi pengakhiran untuk setiap instrument utang
apapun yang berpotensi untuk dimiliki tanpa batas, sebagai contoh surat
utang tanpa jatuh tempo (perpetual debt investments). Entitas tidak perlu
mendokumentasikan strategi pengakhiran spesifik untuk setiap investasi
secara individual, tetapi mengidentifikasi potensi strategi yang berbeda
untuk jenis atau portofolio investasi yang berbeda, termasuk jangka waktu
substantif untuk mengakhiri investasi. Mekanisme pengakhiran yang hanya
terjadi dalam peristiwa gagal bayar, seperti pelanggaran kontrak atau
kinerja buruk (non performance) tidak memenuhi kewajiban kontrak, tidak
dipertimbangkan sebagai strategi pengakhiran untuk tujuan penilaian ini.
PP85G. Strategi pengakhiran dapat bervariasi berdasarkan jenis investasi.
Contoh strategi pengakhiran untuk jenis investasi private equity securities
meliputi penawaran umum perdana, penempatan langsung (private
placement), penjualan suatu bisnis, distribusi bagian kepemilikan investor
dalam investee dan penjualan aset (termasuk penjualan aset investee yang 65

21
diikuti dengan likuidasi investee). Contoh strategi pengakhiran untuk jenis
investasi ekuitas yang diperdagangkan di bursa, meliputi penjualan investasi
dalam penempatan langsung atau di bursa. Contoh strategi pengakhiran
untuk jenis investasi real estat meliputi penjualan real estat melalui dealer
properti khusus atau pasar terbuka.
PP85H. Entitas investasi mungkin memiliki investasi dalam entitas investasi
lain, yang dibentuk berkaitan dengan entitas karena alasan hukum,
peraturan, pajak atau bisnis serupa lainnya. Dalam hal ini, investor dari
entitas investasi tersebut tidak perlu memiliki strategi pengakhiran untuk
investasi tersebut, dengan syarat investee dari entitas investasi tersebut
memiliki strategi pengakhiran yang tepat untuk investasinya.
Pendapatan dari Investasi
PP85I. Entitas berinvestasi tidak semata-mata untuk kenaikan nilai modal,
penghasilan investasi, atau keduanya, jika entitas tersebut atau anggota lain
dari kelompok usaha yang salah satu anggotanya adalah entitas tersebut
(yaitu kelompok usaha yang dikendalikan oleh entitas induk terakhir dari
entitas investasi tersebut) memperoleh, atau memiliki tujuan untuk
memperoleh, manfaat lain dari investasi milik entitas tersebut yang tidak
tersedia bagi pihak lain yang tidak terkait dengan investee. Manfaat tersebut
mencakup:
(a) akuisisi, penggunaan, pertukaran atau eksploitasi dari proses, aset atau
teknologi dari investee. Hal ini mencakup entitas tersebut atau anggota lain
dari kelompok usaha, yang memiliki hak tidak proporsional atau hak
eksklusif, untuk memperoleh aset, teknologi, produk atau jasa dari investee
manapun; sebagai contoh, dengan memiliki opsi untuk membeli aset dari
investee jika pengembangan aset dianggap berhasil;
(b) pengaturan bersama (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 66:
Pengaturan Bersama) atau perjanjian lain antara entitas atau anggota lain
dari kelompok usaha dan investee untuk mengembangkan, memproduksi,
memasarkan atau menyediakan produk atau jasa;
(c) jaminan keuangan atau aset yang diberikan investee yang diperlakukan
sebagai agunan untuk pengaturan peminjaman dari entitas atau anggota lain
dari kelompok usaha (akan tetapi, entitas investasi akan tetap dapat
menggunakan investasi dalam investee sebagai agunan bagi setiap
pinjamannya);
(d) opsi yang dimiliki oleh pihak berelasi dari entitas tersebut untuk membeli,
dari entitas atau anggota lain dari kelompok usaha bagian kepemilikan
dalam investee dari entitas tersebut;

22
(e) kecuali sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf PP85), transaksi
antara entitas atau anggota lain dari kelompok usaha dan investee yang:
(i) dalam persyaratan yang tidak tersedia bagi entitas yang bukan merupakan
pihak berelasi baik dengan entitas, anggota lain dari kelompok usaha
maupun investee;
(ii) tidak berdasarkan nilai wajar, atau
(iii) merepresentasikan bagian yang substansial dari kegiatan usaha investee
atau entitas, termasuk kegiatan usaha entitas kelompok usaha lain.
PP85J. Entitas investasi mungkin memiliki strategi untuk berinvestasi dalam
lebih dari satu investee pada industri, pasar atau wilayah geografis yang
sama dalam rangka memperoleh manfaat dari sinergi yang meningkatkan
kenaikan nilai modal dan penghasilan investasi dari investee. Terlepas dari
ketentuan dalam, dalam paragraf PP851(e), entitas tidak didiskualifikasi
untuk diklasifikasikan sebagai entitas investasi hanya karena investee
tersebut melakukan perdagangan satu sama lain.
Pengukuran Nilai Wajar
PP85K. Elemen penting dari definisi entitas investasi adalah bahwa entitas
tersebut mengukur dan mengevaluasi kinerja seluruh investasinya
berdasarkan nilai wajar, karena penggunaan nilai wajar menghasilkan
informasi yang lebih relevan daripada, sebagai contoh, mengonsolidasi
entitas anak atau menggunakan metode ekuitas untuk kepentingannya pada
entitas asosiasi atau ventura bersama. Dalam rangka menunjukkan bahwa
entitas memenuhi unsur tersebut definisi, entitas investasi:
(a) menyediakan investor informasi nilai wajar dan mengukur seluruh
investasinya pada nilai wajar dalam laporan keuangannya bilamana nilai
wajar disyaratkan atau diizinkan oleh SAK; dan
(b) melaporkan informasi nilai wajar secara internal kepada personil
manajemen kunci entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7:
Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi), yang menggunakan nilai wajar
sebagai atribusi pengukuran utama untuk mengevaluasi kinerja dari seluruh
investasinya dan untuk membuat keputusan investasi.
PP85L. Dalam rangka memenuhi persyaratan dalam paragraf PP85K(a),
entitas investasi akan:
(a) memilih untuk mencatat setiap properti investasi dengan menggunakan
model nilai wajar dalam PSAK 13: Properti Investasi;

23
(b) memilih pengecualian dari penerapan metode ekuitas dalam PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama untuk investasinya
pada entitas asosiasi dan ventura bersama; dan
(c) mengukur aset keuangannya pada nilai wajar dengan menggunakan
persyaratan dalam PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
PP85M. Entitas investasi dapat memiliki beberapa aset noninvestasi, seperti
property kantor pusat dan peralatan terkait, dan mungkin juga memiliki
liabilitas keuangan. Elemen pengukuran nilai wajar dari definisi entitas
investasi dalam paragraf 27(c) diterapkan pada investasi dari entitas
investasi. Sejalan dengan hal tersebut, entitas investasi tidak perlu mengukur
aset noninvestasi atau liabilitasnya pada nilai wajar.

28. Dalam menilai apakah entitas investasi memenuhi definisi yang


disebutkan dalam paragraf 27, entitas mempertimbangkan apakah entitas
tersebut memiliki karakteristik khusus dari entitas investasi berikut ini:
(a) memiliki lebih dari satu investasi (lihat paragraf PP85O-PP85P);
(b) memiliki lebih dari satu investor (lihat paragraf PP85Q-PP85S);
(c) memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari entitas
(lihat paragraf PP85T-PP85U); dan
(d) memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk kepentingan ekuitas atau
kepentingan serupa (lihat paragraf PP85V-PP85W).
PP85O. Entitas investasi biasanya memiliki beberapa investasi untuk
mendiversifikasikan risiko dan memaksimalkan imbal hasilnya. Entitas dapat
memiliki portofolio investasi secara langsung atau tidak langsung, sebagai
contoh dengan memiliki suatu investasi tunggal dalam entitas investasi lain,
dan entitas investasi lain tersebut memiliki beberapa investasi.
PP85P. Mungkin pada suatu saat entitas memiliki suatu investasi tunggal.
Akan tetapi, memiliki suatu investasi tunggal tentunya tidak mencegah entitas
untuk memenuhi definisi entitas investasi. Sebagai contoh, entitas investasi
dapat memiliki suatu investasi tunggal ketika entitas:
(a) sedang dalam periode awal operasinya dan belum mengidentifikasi
investasi yang cocok dan, oleh karena itu, belum melaksanakan rencana
investasinya untuk mengakuisisi beberapa investasi;
(b) belum membuat investasi lain untuk menggantikan investasi yang telah
dilepas;

24
(c) dibentuk untuk menggabungkan dana investor untuk berinvestasi dalam
suatu investasi tunggal ketika investasi tidak dapat dicapai oleh investor
individual (contohnya ketika investasi minimum yang disyaratkan terlalu
tinggi untuk investor individual); atau
(d) sedang dalam proses likuidasi.
Lebih dari Satu Investor
PP85Q. Biasanya, entitas investasi akan memiliki beberapa investor yang
menggabungkan dananya untuk mendapatkan akses kepada jasa manajemen
investasi dan peluang investasi yang mungkin tidak dapat diakses secara
individual. Memiliki beberapa investor akan mengakibatkan kecil
kemungkinan bahwa entitas, atau anggota lain dari kelompok usaha dalam
entitas, memperoleh manfaat selain kenaikan nilai modal atau penghasilan
investasi (lihat paragraf PP85I).
PP85R. Sebagai alternatif, entitas investasi dapat dibentuk oleh, atau untuk,
investor tunggal yang merepresentasikan atau mendukung kepentingan dari
kelompok investor yang lebih luas (contohnya dana pensiun, dana investasi
pemerintah atau family trust).
PP85S. Mungkin juga ada saatnya ketika entitas investasi memiliki investor
tunggal secara sementara. Sebagai contoh, entitas investasi mungkin hanya
memiliki investor tunggal ketika entitas tersebut:
(a) sedang dalam masa penawaran perdana ke publik (IPO), yang belum
kedaluwarsa dan entitas tersebut secara aktif mengidentifikasi investor yang
cocok;
(b) belum mengidentifikasi investor yang cocok untuk menggantikan bagian
kepemilikan yang telah ditebus; atau
(c) sedang dalam proses likuidasi.
Investor yang Tidak Berelasi
PP85T. Pada umumnya, entitas investasi memiliki beberapa investor yang
bukan merupakan pihak berelasi (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7:
Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi) dari entitas atau anggota lain dari
kelompok usaha yang salah satu anggotanya adalah entitas tersebut.
Memiliki investor yang tidak berelasi akan membuat investor mempunyai
sedikit kemungkinan bahwa entitas, atau anggota lain dari kelompok usaha
yang salah satu anggotanya adalah entitas tersebut, memperoleh manfaat
selain kenaikan nilai modal atau penghasilan investasi (lihat paragraf
PP851).

25
PP85U. Akan tetapi, entitas mungkin masih memenuhi syarat sebagai entitas
investasi meskipun investornya berelasi dengan entitas tersebut. Sebagai
contoh, entitas investasi dapat membentuk dana ‘paraleľ terpisah untuk
sekelompok karyawannya (seperti personil manajemen kunci) atau investor
pihak berelasi lain, yang mencerminkan investasi dari dana investasi utama
entitas tersebut. Dana ‘paraleľ mungkin memenuhi syarat sebagai entitas
investasi meskipun seluruh investornya merupakan pihak berelasi.
Bagian Kepemilikan
PP85V. Entitas investasi biasanya adalah, tetapi tidak disyaratkan untuk
menjadi, badan hukum yang terpisah. Bagian kepemilikan dalam entitas
investasi biasanya dalam bentuk ekuitas atau kepentingan serupa (contohnya
kepentingan persekutuan), yang mengatribusikan aset neto entitas investasi
secara proporsional. Akan tetapi, memiliki kelompok investor yang berbeda
tidak menghalangi entitas untuk menjadi entitas investasi. Beberapa
kelompok investor tersebut hanya memiliki hak untuk investasi tertentu atau
kelompok investasi tertentu, atau yang memiliki saham proporsional yang
berbeda-beda terhadap aset neto.
PP85W. Selain itu, entitas yang memiliki bagian kepemilikan signifikan
dalam bentuk utang, yang sesuai dengan SAK yang berlaku tidak memenuhi
definisi ekuitas, mungkin masih memenuhi syarat sebagai entitas investasi,
dengan syarat pemegang efek bersifat utang terekspos terhadap imbal hasil
variabel dari perubahan nilai wajar aset neto entitas tersebut.
Jika tidak terdapat karakteristik khusus di atas, maka tidak berarti
mendiskualifikasikan entitas dari pengklasifikasian sebagai entitas investasi.
Entitas investasi yang tidak memiliki seluruh karakterisktik khusus di atas
memberikan pengungkapan tambahan sebagaimana disyaratkan oleh PSAK
67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain paragraf 09A.
29. Jika fakta dan keadaan mengindikasikan bahwa terdapat perubahan
terhadap satu atau lebih dari tiga elemen definisi entitas investasi sesuai yang
disebutkan dalam paragraph 27, atau karakteristik khusus entitas investasi
sesuai dengan paragraf 28, maka entitas induk menilai kembali apakah entitas
tersebut adalah entitas investasi.
30. Entitas induk yang berhenti sebagai entitas investasi atau menjadi entitas
investasi mencatat perubahan statusnya secara prospektif dari tanggal
terjadinya perubahan status tersebut (lihat paragraf PP100-PP101).

26
PP100. Ketika entitas berhenti menjadi entitas investasi, entitas menerapkan
PSAK 22: Kombinasi Bisnis untuk setiap entitas anak yang sebelumnya
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan paragraf 31.
Tanggal perubahan status dianggap sebagai tanggal akuisisi. Nilai wajar
entitas anak pada tanggal yang dianggap sebagai tanggal akuisisi
merepresentasikan imbalan yang dialihkan ketika mengukur goodwill atau
keuntungan apapun dari pembelian dengan diskon yang timbul dari transaksi
yang dianggap akuisisi. Seluruh entitas anak dikonsolidasi sesuai dengan
paragraf 19-24 dari Pernyataan ini sejak tanggal perubahan status.
PP101. Ketika entitas menjadi entitas investasi, entitas berhenti untuk
mengonsolidasi entitas anak pada tanggal perubahan status, kecuali untuk
entitas anak yang akan terus dikonsolidasi sesuai dengan paragraf 32.
Entitas investasi menerapkan persyaratan paragraph 25 dan 26 kepada
entitas anak tersebut yang berhenti untuk dikonsolidasi seolah-olah entitas
investasi telah kehilangan pengendalian atas entitas anak tersebut pada
tanggal tersebut.

2.7 Entitas Investasi : Pengecualian Terhadap Konsolidasi


31. Kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32, entitas investasi tidak
mengonsolidasi entitas anaknya atau menerapkan PSAK 22: Kombinasi
Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian atas entitas lain.
Akan tetapi, entitas investasi mengukur investasi dalam entitas anak pada
nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran.
32. Terlepas dari persyaratan dalam paragraf 31, jika entitas investasi
memiliki entitas anak yang bukan merupakan entitas investasi dan tujuan
utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa terkait dengan aktivitas
investasi dari entitas investasi (lihat paragraf PP85C-PP88E), maka entitas
investasi mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan Pernyataan ini
paragraf 19–26 dan menerapkan persyaratan dalam PSAK 22: Kombinasi
Bisnis untuk akuisisi dari entitas anak tersebut.
33. Entitas induk dari entitas investasi mengonsolidasi seluruh entitas yang
dikendalikannya, termasuk entitas yang dikendalikan melalui entitas anak

27
yang merupakan entitas investasi, kecuali entitas induk itu sendiri merupakan
entitas investasi.
PP85C. Entitas investasi dapat menyediakan jasa terkait dengan investasi
(contohnya: jasa konsultasi investasi, manajemen investasi, jasa pendukung,
dan administratif investasi), baik secara langsung atau melalui entitas anak,
kepada pihak ketiga dan kepada investornya, meskipun aktivitas tersebut
substansial terhadap entitas, dengan catatan entitas tetap memenuhi definisi
entitas investasi.
PP85D. Entitas investasi dapat juga berpartisipasi dalam aktivitas terkait
investasi berikut ini, baik secara langsung maupun melalui entitas anak, jika
aktivitas tersebut dilakukan untuk memaksimalkan imbal hasil investasi
(kenaikan nilai modal atau penghasilan investasi) dari investee-nya, dan
tidak merepresentasikan aktivitas bisnis substansial yang terpisah atau
sumber penghasilan substansial yang terpisah dari entitas investasi tersebut:
(a) pemberian jasa manajemen dan saran strategis kepada investee; dan
(b) pemberian dukungan keuangan kepada investee, seperti pinjaman,
komitmen atau jaminan modal.
PP85E. Jika entitas investasi memiliki entitas anak yang bukan merupakan
entitas investasi dan tujuan utama dan aktivitasnya adalah memberikan jasa
atau aktivitas terkait dengan investasi yang berkaitan dengan aktivitas
investasi entitas investasi, seperti yang dijelaskan dalam paragraf PP85C-
PP85D, kepada entitas atau pihak lain, maka entitas investasi tersebut
mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan paragraf 32. Jika entitas
anak yang memberikan jasa atau aktivitas terkait investasi adalah entitas
investasi, maka entitas investasi induk mengukur entitas anaknya tersebut
pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan paragraf 31.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan masing-masing untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pihak internal maupun
eksternal. Perusahaan yang memiliki kendali atau kuasa atas perusahaan lain
biasa disebut entitas induk, sedangkan perusahaan yang dikendalikan atau
dikuasai disebut entitas anak. Entitas induk memerlukan laporan keuangan
entitas anak untuk membuat laporan keuangan konsolidasian. Entitas induk
yang merupakan entitas investasi tidak menyajikan laporan keuangan
konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh
entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan paragraf 31
PSAK ini.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan Laporan keuangan
konsolidasian (consolidated financial statements) adalah laporan keuangan
kelompok usaha yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu
entitas ekonomik tunggal.

29
DAFTAR PUSTAKA

Accurate.id.2021.PSAK adalah. Tersedia : https://accurate.id/akuntansi/psak-


adalah/ diakses pada 17-11-2021

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2018. PSAK 65 tentang Laporan Keuangan


Konsolidasian Edisi Revisi 2018. Penerbit Dewan Standar Akuntansi
Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2021. PSAK 01 Penyajian Laporan Keuangan.


Tersedia : http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-
sak-7-psak-1-penyajian-laporan-keuangan diakses pada 18-11-2021

Yunus, hadori. 2018. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta: BPFE

30
LAMPIRAN

CONTOH ILUSTRATIF
Contoh-contoh ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 65.
CONTOH 1
C101. Suatu entitas, Persekutuan Terbatas (Limited Partnership), dibentuk pada
tahun 20X1 sebagai persekutuan terbatas dengan umur 10 tahun. Memorandum
penawaran umum menyatakan bahwa tujuan Persekutuan Terbatas adalah untuk
berinvestasi dalam entitas yang memiliki potensi pertumbuhan cepat, dengan tujuan
merealisasikan kenaikan nilai modal selama umur Persekutuan Terbatas tersebut.
Entitas SA (sekutu aktif Persekutuan Terbatas (general partner of Limited
Partnership)) menyediakan 1% modal Persekutuan Terbatas dan memiliki tanggung
jawab untuk mengidentifikasi investasi yang cocok bagi persekutuan. Sekitar 75
sekutu pasif, yang tidak berelasi dengan Entitas SA, menyediakan 99% modal
Persekutuan Terbatas tersebut.
CI02. Persekutuan Terbatas memulai kegiatan investasinya pada tahun 20X1. Akan
tetapi, tidak ada investasi sesuai yang diidentifikasi sampai dengan akhir tahun
20X1. Pada tahun 20X2 Persekutuan Terbatas mengakuisisi kepentingan
pengendali dalam satu entitas, yaitu PT ABC. Persekutuan Terbatas tidak dapat
menutup transaksi investasi lain sampai akhir tahun 20X3, yang pada tahun tersebut
Persekutuan Terbatas mengakuisisi kepentingan ekuitas dalam lima perusahaan
operasi tambahan. Selain mengakuisisi kepentingan ekuitas tersebut, Persekutuan
Terbatas tidak melakukan aktivitas lain. Persekutuan Terbatas mengukur dan
mengevaluasi investasinya berdasarkan nilai wajar dan informasi ini diberikan
kepada Entitas SA dan investor eksternal.
CI03. Persekutuan Terbatas memiliki rencana untuk melepaskan kepentingannya di
setiap investee-nya selama 10 tahun umur persekutuan. Pelepasan tersebut
mencakup penjualan secara kas, distribusi efek ekuitas yang diperdagangkan
kepada investor yang mengikuti keberhasilan penawaran umum efek investee dan
pelepasan investasi kepada publik atau entitas tidak berelasi lain.

31
Kesimpulan
CI04. Dari informasi yang diberikan, Persekutuan Terbatas memenuhi definisi
entitas investasi sejak pembentukan pada tahun 20X1 hingga 31 Desember 20X3
karena kondisi berikut ini terpenuhi:
a) Persekutuan Terbatas telah memperoleh dana dari mitra terbatas dan
memberikan jasa manajemen investasi kepada sekutu pasif;
b) Satu-satunya aktivitas Persekutuan Terbatas adalah mengakusisi
kepentingan ekuitas dalam perusahaan operasi dengan tujuan
merealisasikan kenaikan nilai modal selama umur investasi. Persekutuan
Terbatas telah mengidentifikasi dan mendokumentasikan strategi
pengakhiran untuk investasinya, yang seluruhnya adalah investasi ekuitas;
dan
c) Persekutuan Terbatas mengukur dan mengevaluasi investasinya
berdasarkan nilai wajar dan melaporkan informasi keuangan tersebut
kepada investornya.
C105. Selain itu, Persekutuan Terbatas menunjukkan karakteristik khusus entitas
investasi sebagai berikut:
a) Persekutuan Terbatas didanai oleh banyak investor;
b) sekutu pasifnya bukan pihak berelasi dari Persekutuan Terbatas; dan
c) kepentingan dalam Persekutuan Terbatas direpresentasikan oleh unit
kepentingan persekutuan yang diperoleh melalui kontribusi modal.
CI06. Persekutuan Terbatas tidak memiliki lebih dari satu investasi sepanjang
periode. Akan tetapi, hal ini dikarenakan Persekutuan Terbatas masih dalam
periode awal operasi dan tidak mengidentifikasi peluang investasi yang sesuai.

32
CONTOH LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI
1) Laporan Rugi-Laba (yang dikonsolidasi)

2) Laporan Laba yang Ditahan (yang dikonsolidasi)

33
3) Neraca (yang dikonsolidasi)

34

Anda mungkin juga menyukai