Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK

TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA


PT ABC TRENGGALEK
PROPOSAL
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi

Disusun Oleh :

NAMA : YUYUN
NPM : 18130310122
KELAS : 5 A1 AKUNTANSI
KONSENTRASI : PERPAJAKAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI
2020/2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………........5

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 6
2.2 Perencanaan Pajak.................................................................................. 8
2.3 Laba......................................................................................................... 15
2.4 Hubungan Perencanaan Pajak dengan Laba Perusahaan………………. 21
2.5 Kerangka Pemikiran…………………………………………………………... 23
2.6 Hipotesis……………………………………………………………………….. 24

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 26
3.2 Jenis Penelitian........................................................................................ 26
3.3 Lokasi Penelitian………………………………………………………………. 26
3.4 Populasi dan Sampel…………………………………………………………. 26
3.5 Data dan Teknik Pengumpulannya…………………………………………. 27
3.6 Identifikasi Variabel…………………………………………………………… 29
3.7 Definisi Operasional Variabel………………………………………………... 30
3.8 Teknik Analisis Data…………………………………………………………. . 33
3.9 Jadwal Penelitian……………………………………………………………… 34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... . 35

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terhutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapat imbal jasa secara langsung

dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat (UU Perpajakan No. 28 tahun 2007). Pajak

merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling

potensial bagi kelangsungan pembangunan negara, khususnya di

Indonesia. Sistem perpajakan yang digunakan oleh bangsa Indonesia

adalah self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri

besarnya pajak terutang. Dengan sistem pemungutan ini perusahaan

dapat merencanakan pajaknya dengan menghitung, menyetor,

melaporkan sendiri serta mempertanggungjawabkan kewajiban

pajaknya kepada pemerintah.

Begitu besarnya peranan sektor perpajakan dalam mendukung

penerimaan negara, maka dibutuhkan kesadaran seluruh lapisan

masyarakat akan pentingnya pajak bagi kehidupan berbangsa dan

bernegara. Bagi perusahaan atau badan usaha, pajak merupakan

3
salah satu beban utama yang akan mengurangi laba. Perbedaan

dalam bidang perpajakan umumnya terjadi antara perusahaan dan

pemerintah. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan,

karena pada dasarnya perusahaan berkeinginan membayar pajak

sekecil mungkin sedangkan pemerintah semaksimal mungkin.

Tujuan suatu perusahaan adalah memaksimalkan laba yang

mereka dapatkan, Oleh karena itu perusahaan sebagai wajib pajak,

ingin kewajiban perpajakannya seminimal mungkin. Untuk

meminimalisasikan beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan

dapat ditempuh dengan cara rekayasa yang masih dalam ruang

lingkup perpajakan. Upaya untuk meminimalisasikan pajak disebut

dengan perencanaan pajak (tax planning). Tax planning yang juga

merupakan usaha untuk efisiensi atau penghematan pembayaran

pajak sangat penting bagi wajib pajak terutama Wajib Pajak Badan,

agar tidak terjadi kelebihan dalam membayar pajak dan dapat

membantu perusahaan mendapatkan laba bersih sesuai harapan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang dikemukakan

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perusahaan dapat melaksanakan pemenuhan

kewajiban perpajakannya menggunakan perencanaan pajak

(tax planning) yang benar sesuai dengan Undang-undang

perpajakan?

4
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap laba PT ABC apabila

dilakukan perencanaan pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan maka tujuan peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana perusahaan dapat melaksanakan

pemenuhan kewajiban perpajakannya menggunakan

perencanaan pajak (tax planning) yang benar sesuai dengan

Undang-undang perpajakan.

2. Mengetahui pengaruh dilakukannya perencanaan pajak

terhadap laba PT ABC

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Operasional

Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat memberikan wawasan

mengenai perencanaan pajak dan bagaimana pengaruhnya

terhadap laba PT ABC yang nantinya akan memberikan nilai guna

bagi pihak pengambilan keputusan.

2. Manfaat Akademik

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan literatur dan

referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat

memberikan pengetahuan tentang perencanaan pajak (tax

planning) sebagai suatu cara legal dalam praktik perpajakan.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Variabel Yang Hasil

Judul Nama Digunakan Analisis

Pengaruh Christina Agency Theory, Beban pajak

Beban Pajak R. Manajemen tangguhan tahun 2008

Tangguhan Sumomba Laba, Beban berpengaruh secara

Dan pajak positif signifikan

Perencanaan tangguhan, terhadap praktik

Pajak Perencanaan manajemen laba,

Terhadap pajak, Tarif Perencanaan pajak

Praktik pajak progresif, tahun 2008

Manajemen Tarif pajak berpengaruh secara

Laba tunggal. positif signifikan

terhadap manajemen

laba, Beban pajak

tangguhan tahun 2009

tidak berpengaruh

secara positif

signifikan terhadap

praktik manajemen

6
laba tahun 2008

Pengaruh Yusrianti Perencanaan Perencanaan pajak

Perencanaan pajak, berpengaruh negatif

Pajak Manajemen dan signifikan

Terhadap laba terhadap manajemen

Manajemen laba.

Laba Pada

Perusahaan

Manufaktur Di

Bursa Efek

Indonesia.

Pengaruh Dewa Manajemen Perencanaan pajak

Perencanaan Ketut laba, berpengaruh positif

Pajak, Wira Perencanaan sedangkan

Kepemilikan Santana pajak, kepemilikan

Manajerial Kepemilikan manajerial dan ukuran

dan Ukuran manajerial, perusahaan tidak

Perusahaan Ukuran memiliki pengaruh

Terhadap Perusahaan terhadap praktek

Praktek manajemen laba.

Manajemen

Laba Pada

7
Perusahaan

Manufaktur Di

Bursa Efek

Indonesia.

Pengaruh Feriyana Perencanaan terdapat perbedaan

Perencanaan Pajak, Laba yang signifikan

Pajak Terhadap Perusahaan antara laba sebelum

Laba pajak dengan laba

Perusahaan setelah pajak pada

Pada Pt Mustika saat penerapan

Ratu Tbk sebelum tax planning

dan sesudah tax

planning.

2.2 Perencanaan Pajak (Tax Planning)

2.2.1 Pengertian Pajak

Ada berbagai pengertian pajak yang telah dikemukakan oleh para

ahli perpajakan antara lain :

Adriani yang diterjemahkan oleh Brotodihardjo (2003)

mendefinisikan, “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali,

yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

8
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Tujuan dibuatnya kebijakan perpajakan itu kedalam bentuk

undang-undang adalah agar mengikat semua orang untuk

mematuhinya dan tercipta keadilan dan kepastian hukum dalam

pelaksanaannya. Menurut Mardiasmo (2018) “Pajak adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat imbalan kembali

(kontraprestasi) yang langsung ditunjukan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.”

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka terdapat

lima unsur pokok dalam pajak, yaitu: (Suprianto 2011:2)

a. Iuran/pungutan

Pajak merupakan suatu kewajiban pembayaran dari

warga Negara kepada negaranya sendiri.Hal ini

dianggap sebagai suatu rasa tanggungjawab sebagai

rakyat.

b. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang

Undang-undang memberikan wewenang kepada fiskus

atau petugas pajak untuk memaksa wajib pajak untuk

mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya.

Sebab Undang-undang menurut sanksi-sanksi pidana

fiskal (pajak) sanksi administratif yang khususnya diatur

9
oleh Undang-undang termasuk wewenang dari

perpajakan untuk mengadakan penyitaan terhadap harta

bergerak/tetap wajib pajak.

c. Pajak dapat dipaksakan

Dalam hukum pajak Indonesia dikenal lembaga sandera

yaitu wajib pajak yang pada dasarnya mampu membayar

pajak namun selalu menghindari pembayaran pajak

dengan berbagai alasan, maka fiskus dapat menyandera

wajib pajak dengan memasukkannya kedalam penjara.

d. Tidak menerima kontraprestasi

Ciri khas pajak dibanding dengan jenis pungutan lainnya

adalah wajib pajak tidak menerima jasa imbalan yang

dapat ditunjuk secara langsung dari pemerintah namun

perlu dipahami bahwa sebenarnya subjek pajak

menerima jasa imbalan tetapi diterima secara kolektif

bersama dengan masyarakat lainnya.

e. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah

Pajak yang dipungut tidak pernah ditujukan untuk

khusus, artinya semua pengeluaran negara ditujukan

untuk kepentingan masyarakat banyak atau umum.

2.2.2 Perencanaan pajak (Tax Planning)

Perencanaan pajak adalah tahap pertama dalam

manajemen pajak Menurut Suandy (2016) mendefinisikan

10
perencanaan pajak (tax planning) adalah proses mengorganisasi

usaha wajib pajak atau sekelompok wajib pajak sedemikian rupa

sehingga utang pajak, baik pph maupun beban pajak yang lainnya

berada pada posisi yang senimal mungkin dalam hal ini dilakukan

sepanjang hal ini masih berada di dalam peraturan perpajakan

yang berlaku, sehingga kegiatan perencanaan pajak (tax planning)

ini dilegalkan oleh pemerintah.

Suatu perencanaan pajak yang tepat akan menghasilkan

beban pajak yang minimal melalui penghematan pajak (tax saving)

dan atau penghindaran pajak (tax aviodance) yang dapat diterima

oleh aparat perpajakan, dalam arti hal-hal tersebut diatas dapat

dilakukan untuk meminimalkan beban pajak secara legal, karena

dilakukan sepanjang sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku.

Mengacu pada Suandy (2016), terdapat tiga hal yang harus

diperhatikan dalam melakukan perencanaan pajak :

a) Perencanaan pajak yang dilakukan untuk menghemat pajak

tidak melanggar peraturan Perundang-undangan Perpajakan

agar tidak mengancam keberhasilan perencanaan pajak

tersebut.

b) Perencanaan pajak yang dilakukan secara bisnis harus masuk

akal agar tidak memperlemah perencanaan pajak tersebut.

11
c) Perencanaan pajak yang dilakukan harus mempunyai bukti-

bukti pendukung yang memadai, seperti faktur dan lain-lain.

2.2.3 Jenis-jenis perencanaan pajak

Menurut Suandy (2016), perencanaan pajak dapat dibagi menjadi

dua sebagai berikut:

a) Perencanaan pajak nasional (national tax planning)

b) Perencanaan pajak internasional (international tax planning)

Dalam melakukan perencanaan pajak, baik nasional maupun

internasional, yang sering dilakukan adalah dengan

melakukan hal berikut:

1. Penghindaran tarif pajak tertinggi, baik dengan

memanfaatkan bunga, investasi, maupun arbitrase

kerugian (losses arbitage).

2. Percepatan pengakuan pendapatan.

3. Alokasi pajak ke beberapa wajib pajak.

4. Penangguhan pembayaran pajak.

5. Transformasi pendapatan yang terkena pajak ke

pendapatan tidak terkena.

2.2.4 Manfaat Perencanaan Pajak

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam perencanaan

pajak, yaitu: (Mardiasmo 2018)

a. Penghematan Kas Keluar

12
Perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakan

biaya bagi perusahaan.

b. Mengatur Aliran Kas (Cash Flow)

Perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk

pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan

dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

c. Memaksimalkan Gaji Karyawan

Jika pajak dapat dianggap sebagai unsur pengurang

penghasilan, maka dengan memanfaatkan perencanaan pajak

yang tepat akan meminimalkan biaya tersebut sehingga

karyawan akan memperoleh penghasilan lebih dari selisih pajak

yang diminimalkan.

2.2.5 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak

Mengacu pada Suandy (2016), banyak motivasi yang mendasari

dilakukannya suatu perencanaan pajak (tax planning), namun

semua itu bersumber dari adanya tiga unsur perpajakan, yaitu :

1. Kebijakan Perpajakan (Tax Policy)

Kebijakan perpajakan (Tax Policy) merupakan alternatif dari

berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.

Faktor-faktor yang mendorong dilakukannya perencanaan

pajak antara lain :

a. Pajak yang akan di pungut

b. Siapa yang akan dijadikan Subjek Pajak

13
c. Apa saja yang merupakan Objek Pajak

d. Berapa besarnya Tarif Pajak

e. Bagaimana Prosedur yang dilakukan

2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)

Kita menyadari bahwa kenyataannya dimanapun tidak ada

Undangundang yang mengatur setiap permasalahan secara

sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh

Ketentuan lain (Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,

Direktur Jenderal Pajak dan sebagainya), maka tidak jarang

terjadi pertentangan antara Undang-undang dengan ketentuan

peraturan lainnya. Akibatnya terbuka celah (loopholes) bagi

Wajib Pajak untuk memanfaatkannya dalam perencanaan pajak

yang baik.

3. Administrasi Perpajakan (Tax Implementation)

Indonesia sebagai negara yang sedang membangun masih

mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi

perpajakannya secara memadai. Hal ini mendorong

perusahaan untuk melakukan perencanaan pajak dengan baik

agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena

adanya perbedaan penafsiran antara fiskus dengan Wajib

Pajak akibat luasnya Peraturan Perpajakan yang berlaku dan

14
Sistem Informasi yang belum efektif.

2.3 Laba

2.3.1 Pengertian Laba

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal

dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari

suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain

yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang

timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan,

1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah selisih dari

pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda)

tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk

pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta

pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara.

Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan

kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya,

setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan

penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya

kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan

sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.

15
Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian

biaya. https://www.dosenpendidikan.co.id/laba-adalah/

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal

dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari

suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain

yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang

timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik .

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di

atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba

sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak,

kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan

keputusan dan unsur prediksi.

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk

menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian

yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang

menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.

Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya,

akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara

lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba

bersih.

2.3.2 Unsur-Unsur Laba

Unsur-unsur laba antara lain:

1. Pendapatan

16
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu

perusahaan atau penurunan kewajiban yang terjadi dalam suatu

periode akuntansi yang berasal dari aktivitas operasi dalam hal

ini penjualan barang “kredit” yang merupakan unit usaha pokok

perusahaan.

2. Beban

Beban adalah aliran keluar atau penggunaan aktiva atau

kenaikan kewajiban dalam suatu periode akuntansi yang terjadi

dalam aktivitas operasi. Menurut IAI “1994” dikutip dari Chariri

dan Ghozali “2001”, beban “expense” adalah penurunan

manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk

arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban

yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal.

3. Biaya

Menurut FASB “1980” dikutip dari Chariri dan Ghozali “2001”

biaya adalah aliran keluar “outflows” atau pemakaian aktiva atau

timbulnya hutang “kombinasi keduanya” selama satu periode

yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau

penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang

merupakan kegiatan utama suatu entitas.

4. Untung-Rugi

17
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas atau aktiva bersih yang

berasal dari transaksi insidental yang terjadi pada perusahaan

dan semua transaksi atau kejadian yang mempengaruhi

perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Selain yang berasal

dari pendapatan investasi pemilik.

5. Penghasilan

Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari pendapatan

dan keuntungan dikurangi beban dan kerugian dalam periode

tersebut. Seperti yang dijelaskan dalam PSAK no.23 Ikatan

Akuntan Indonesia “2007” paragraf 70 menyatakan sebagai

berikut: Penghasilan “Income” adalah arus masuk bruto dari

manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan

selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan

kenaikkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal.

2.3.3 Jenis-Jenis Laba

Laba dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan dikurangi

retur penjualan dan potongan penjualan.

2. Laba usaha “operasi” adalah laba kotor dikurangi harga pokok

penjualan dan biaya-biaya atas usaha.

18
3. Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah

laba usaha dikurangi dengan biaya bunga.

4. Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah adanya

pemotongan pajak.

2.3.4 Tujuan Pelaporan Laba

Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara

akrual. https://www.dosenpendidikan.co.id/laba-adalah/ .

Pengertian seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran

dan pelaporan laba secara objektif. Pendefinisian laba seperti ini

juga akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas

investasi daripada sekedar perubahan kas. Berdasarkan pengertian

dan cara pengukuran, laba akuntansi diharapkan dapat digunakan

sebagai: pengukur efisiensi, pengukur kinerja entitas dan

manajemen, dasar penentuan pajak, sarana alokasi sumber

ekonomik, penentuan tarif jasa publik, optimalisasi kontrak utang-

piutang, basis kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen.

2.3.5 Manajemen Laba

Manajemen laba menurut Scott (2006:369) adalah

“Pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen untuk mencapai

tujuan khusus.” Manajemen laba merupakan suatu proses yang

19
disengaja, menurut batasan standar akuntansi keuangan untuk

mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu. Fisher dan

Rosenzweig dalam Sulistyanto (2008) menyebutkan bahwa

“Manajemen laba adalah tindakan-tindakan Manajer untuk

menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah

perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan

(penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang.”

Healy (1999:210) berpendapat bahwa “Manajemen laba

terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam

pelaporan keuangan, dan menyusun transaksi untuk mengubah

laporan keuangan dengan tujuan untuk menyesatkan stakeholders

mengenai kinerja ekonomi perusahaan, atau untuk mempengaruhi

contractual outcomes yang tergantung pada angka-angka

akuntansi yang dilaporkan.”Schipper dalam Ujiyanto (2004:20)

mendefinisikan manajemen laba sebagai “Pengungkapan

manajemen sebagai alat intervensi langsung manajemen dalam

proses pelaporan keuangan melalui pengolahan pendapatan atau

keuntungan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan atau

manfaat tertentu bagi manajer maupun perusahaan.” Menurut John

(2005:118) manajemen laba merupakan “Hasil akuntansi akrual

yang paling bermasalah.” Penggunaan dan penilaian dan estimasi

dalam akuntansi akrual mengizinkan manajer untuk menggunakan

20
informasi dalam dan pengalaman mereka untuk menambah

kegunaan akuntansi.

Meskipun terdapat beberapa defenisi tentang manajemen

laba, tetapi dari defenisi tersebut terdapat beberapa persamaan.

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen

laba yaitu aktivitas manajerial untuk mempengaruhi laporan

keuangan baik dengan cara memanipulasi data atau informasi

keuangan perusahaan maupun dengan cara pemilihan metode

akuntansi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi

perusahaan.

2.4 Hubungan Perencanaan Pajak dengan Laba Perusahaan

Perusahaan tidak mungkin dapat menghindari pajak karena pajak

dapat dikenakan secara langsung maupun tidak langsung kepada dirinya.

Pajak dikenakan melalui pemotongan maupun pemungutan oleh pihak lain

ketika perusahaan itu melakukan pembelian, bahkan juga dimungkinkan

pengenaan pajak itu dilakukan ketika perusahaan itu menjual produk

barang maupun jasa.

Menyiasati perpajakan berkaitan erat dengan kegiatan pengusaha

yang harus dengan jeli mengamati ketentuan perpajakan yang berlaku

serta mengikuti perubahan yang terjadi pada ketentuan tersebut agar

dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada, dengan tujuan akhir

agar perusahaan dapat membayar pajak dengan benar dan dapat diatur

21
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan perusahaan,

terutama yang berkaitan dengan likuiditas dan juga sehemat mungkin.

Dengan menyiasati peraturan perpajakan maka pengusaha dapat

memanfaatkan perhitungan harga jual produk agar dapat bersaing dengan

pasar lokal maupun di luar negeri. Tax planning sama sekali tidak

bertujuan untuk melakukan kewajiban perpajakan dengan tidak benar,

tetapi berusaha untuk memanfaatkan peluang berkaitan peraturan

perpajakan yang menguntungkan perusahaan dan tidak merugikan

pemerintah dan dengan cara yang legal. Tax planning perlu dilakukan

oleh perusahaan sehubungan dengan berbagai pengakuan metode

akuntansi, seperti pengakuan biaya maupun penghasilan, cara

pembayaran pajak, penempatan modal, pengakuan rugi, pemilihan cara

pengakuan selisih kurs, permintaan restitusi hingga permintaan imbalan

bunga.

Salah satu sasaran penting bagi perusahaan adalah laba.

Pendapatan atau laba bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan bagi suatu

perusahaan, walaupun tidak semua perusahaan menjadikan laba sebagai

tujuan utamanya, tetapi dalam perusahaan pasti memerlukan yang

namanya pendapatan atau laba. Dimana laba merupakan keuntungan

bagi perusahaan, karena perusahaan telah berkorban untuk kepentingan

pihak lain. Dalam melakukan perhitungan pendapatan atau laba,

perusahaan bisa melakukan kapan saja, tapi biasanya demi tujuan praktis,

22
dalam melakukan perhitungan laba, umumnya perusahaan mengadakan

perhitungan laba pada akhir periode akuntansi yang kemudian dituangkan

dalam suatu bentuk laporan yang berupa laporan keuangan. Bagi badan

usaha pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang di terima atau di

peroleh dapat dianggap sebagai beban atau biaya (expense) dalam

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan maupun distribusi laba

kepada pemerintah. Sehingga pajak akan menurunkan jumlah laba yang

akan diterima oleh badan tersebut.

Upaya untuk menekan beban pajak sekecil mungkin adalah dengan

menggunakan perencanaan pajak (tax planning). Perencanaan pajak

adalah salah satu fungsi dari manajemen pajak yang digunakan untuk

mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar dan hal-hal yang dapat

dilakukan untuk menghindari pajak. Perencanaan pajak merupakan

langkah awal dalam manajemen pajak. Sedangkan definisi dari

manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan

dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah

mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Dalam

perencanaan pajak dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap

peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis penghematan pajak yang

akan dilakukan (Suandy, 2016:7).

2.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan atas landasan teori dan berbagai macam penelitian

terdahulu, maka untuk menggambarkan hubungan antar variabel

23
independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini maka

dikemukakan suatu kerangka pemikiran yaitu mengenai pegaruh

perencanaan pajak terhadap laba perusahaan pada PT ABC Trenggalek.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah:

Perencanaan Pajak Laba


(Tax Planning) Perusahaan
(X) (Y)

2.6 Hipotesis

Hubungan antara perencanaan pajak terhadap manajemen laba

bisa dijelaskan dengan teori agensi. Perencanaan pajak dilakukan karena

adanya perbedaan kepentingan antara perusahaan dan pemerintah.

Dimana perusahaan berusaha membayar pajak sekecil mungkin,

sementara pemerintah mengharapkan penerimaan pajak semaksimal

mungkin dari perusahaan. Semakin tinggi perencanaan pajak maka akan

semakin besar peluang untuk melakukan manajemen laba. Lestari,

Kurnia, dan Yuniati (2018) menemukan hasil yang berbeda, dimana

Perencanaan Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen

Laba. Hal ini dikarenakan perusahaan melakukan perencanaan pajak

bertujuan untuk melakukan penghematan pembayaran pajak yang akan

dibayarkan kepada pemerintah. Perencanaan pajak yang dilakukan

24
haruslah sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang

berlaku saat ini.

Perencanaan pajak (tax planning) merupakan suatu cara yang

digunakan oleh bagian manajemen perusahaan sebagai wajib pajak untuk

melakukan manajemen pajak penghasilan tetapi tidak melanggar

peraturan perpajakan yang berlaku. Pemerintah ingin perusahaan agar

membayar pajak semaksimal mungkin karena pajak merupakan sumber

penerimaan bagi Negara. Bila kewajiban pajak perusahaan terlalu besar

maka memungkinkan manajemen perusahaan melakukan berbagai cara

untuk mengatur laba Anggraeni (2011) dalam (Herianti dan Marundha,

2016).

Sementara Wardani dan Santi (2018) meneliti bahwa Perencanaan

Pajak tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Hal ini karena di

dalam perusahaan manufaktur terdapat divisi atau departemen dengan

masing-masing manajemen. Hal ini akan membuat kecenderungan bahwa

manajemen akan mementingkan kepentingannya masing-masing, dalam

hal ini untuk memperoleh bonus atau reward apabila menunjukan kinerja

yang baik, sehingga manajemen laba yang dilakukan cenderung terjadi

karena principal (pemilik perusahaan). Oleh karena itu, dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H0 : Perencanaan pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

laba perusahaan pada PT ABC

25
Ha : Perencanaan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap laba

perusahaan pada PT ABC

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah akuntansi perpajakan,

dimana dalam pembahasan ini akan terfokus pada perencanaan

pajak PT ABC dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba

perusahaan.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian atau bentuk penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, yang digunakan untuk

26
menjelaskan fenomena atau permasalahan tertentu dan

mendapatkan informasi baru untuk melakukan penelitian serta

pengujian hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh perencanaan

pajak terhadap laba perusahaan pada PT ABC

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi untuk penelitian ini adalah di PT ABC yang beralamatkan di

Jalan A No X Kecamatan B Kab. C Provinsi Jawa Timur.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua subyek atau individu

yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan

diteliti (Hasan, 2002). Menurut Sugiono (2005) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Husein

(2001) menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai

karakteristik tertentu dan memiliki kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, populasi

yang digunakan ialah seluruh data yang dimiliki oleh perusahaan

pada PT ABC.

3.4.2 Sampel

27
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui

cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas

dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002).

John Creswell (2015) mengartikan sampel sebagai subkelompok

dari populasi target yang direncanakan diteliti oleh peneliti untuk

menggeneralisasikan tentang populasi target. Husein (2001)

menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian kecil dari suatu

populasi. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah data

laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan rugi

laba dan laporan rekonsiliasi fiscal PT ABC.

3.5 Data dan Teknik Pengumpulannya

3.5.1 Data

Dalam menyelesaikan penelitian ini jenis data yang peneliti

kumpulkan untuk mendukung variabel yang diteliti adalah

dokumentasi seperti laporan posisi keuangan, laporan rugi laba

dan laporan rekonsiliasi fiskal. Dimana peneliti akan mempelajari

dan menganalisis teori – teori menurut undang-undang

perpajakan apakah sesuai dengan fakta yang terdapat di PT ABC

yang berhubungan dengan objek penelitian. Sumber data yang

diperoleh berupa data sekunder. Data Sekunder adalah sumber

data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan laporan historis

28
yang tersusun dalam arsip (data dokumenter). Data sekunder

yang digunakan oleh peneliti adalah data laporan keuangan

berupa laporan posisi keuangan, laporan rugi laba dan laporan

rekonsiliasi fiskal menurut perusahaan di PT ABC

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian deskriptif ini peneliti melakukan penelitian

untuk memperoleh data-data yang diperlukan dengan metode:

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian Kepustakaan yaitu usaha yang dilakukan oleh

peneliti untuk memperoleh data-data sekunder yang diperlukan

dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan

menganalisis sumber kepustakaan yang relavan seperti buku,

Undang-undang peraturan perpajakan, serta diklat-diklat kuliah

yang berkaitan dengan pembahasan proposal sebagai dasar

perbandingan antara teori yang relavan dengan peraktik yang

terjadi dalam operasi perusahaan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data berupa dokumen yang diperlukan

dalam pembahasan perencanaan pajak atau rekonsiliasi fiskal

seperti laporan rugi laba perusahaan

3. Wawancara

29
Penelitian yang dilakukan dengan wawancara (interview) dengan

pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai

penelitian ini seperti dengan pihak humas, personalia, akuntansi

dan bagian perpajakan.

3.6 Identifikasi Variabel

Menurut Kidder (1981) dalam Sugiyono (2011)

menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities)

dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat

dinyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011).

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu

variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel yang tergantung pada variabel lain disebut

variabel terikat (dependent variable). Variabel terikat

merupakan variabel yang mendapatkan pengaruh dari data

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004: 33). Variabel

30
terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laba

perusahaan.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang tidak tergantung dengan variabel lainnya

disebut variabel bebas (independent variable). Variabel bebas

adalah variabel yang memberikan perubahan pada variabel

terikat (Sugiyono, 2004: 33). Variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perencanaan pajak

3.7 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional, menurut Azwar (2010) adalah suatu

definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif

bilamana indikatornya tidak tampak. Suatu definisi mengenai

variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik

variabel yang diamati. Batasan operasional dari variabel-

variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan pajak

Perencanaan pajak adalah tahap pertama dalam

manajemen pajak Menurut Suandy (2016) mendefinisikan

perencanaan pajak (tax planning) adalah proses

mengorganisasi usaha wajib pajak atau sekelompok wajib pajak

sedemikian rupa sehingga utang pajak, baik pph maupun beban

31
pajak yang lainnya berada pada posisi yang senimal mungkin

dalam hal ini dilakukan sepanjang hal ini masih berada di dalam

peraturan perpajakan yang berlaku, sehingga kegiatan

perencanaan pajak (tax planning) ini dilegalkan oleh

pemerintah.

Menurut Suandy (2016), terdapat tiga hal yang harus

diperhatikan dalam melakukan perencanaan pajak :

1. Perencanaan pajak yang dilakukan untuk menghemat pajak

tidak melanggar peraturan Perundang-undangan

Perpajakan agar tidak mengancam keberhasilan

perencanaan pajak tersebut.

2. Perencanaan pajak yang dilakukan secara bisnis harus

masuk akal agar tidak memperlemah perencanaan pajak

tersebut.

3. Perencanaan pajak yang dilakukan harus mempunyai bukti-

bukti pendukung yang memadai, seperti faktur dan lain-lain.

Mengacu pada Suandy (2016), banyak motivasi yang

mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak (tax

planning), namun semua itu bersumber dari adanya tiga unsur

perpajakan, yaitu :

a. Kebijakan Perpajakan (Tax Policy)

b. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)

c. Administrasi Perpajakan (Tax Implementation)

32
2. Laba

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara.

Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai

peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam

modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan

dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya,

biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi

didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan

biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal

pendefinisian biaya.

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal

dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari

suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain

yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali

yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik .

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di

atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu.

Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan

pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan

keputusan dan unsur prediksi. Laba dapat digolongkan menjadi

beberapa jenis yaitu:

1. Laba kotor adalah selisih positif antara penjualan

dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan.

33
2. Laba usaha “operasi” adalah laba kotor dikurangi

harga pokok penjualan dan biaya-biaya atas usaha.

3. Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh

setelah laba usaha dikurangi dengan biaya bunga.

4. Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah

adanya pemotongan pajak.

c.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif. Deskriptif yaitu menjelaskan

secara detail tentang perencanaan pajak berupa akun biaya

yang boleh dikurangkan dan yang tidak boleh dikurangkan

dalam laporan keuangan PT ABC. Tahap-tahapan yang

dilakukan saat penelitian dalam melakukan analisis data

adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis akun penghasilan dan biaya pada

PT. ABC dengan Undang – undang Perencanaan

pajak.

2. Melakukan koreksi fiskal postif dan koreksi negatif

pada ABC sesuai dengan Undang – undang

Perpajakan.

3. Menghitung laba PT ABC

4. Menghitung pph terutang pada PT. ABC

34
5. Membandingkan laba sebelum dan sesudah dilakukan

perencanaan pajak

c.9 Jadwal Penelitian

Waktu penelitian peneliti ini direncanakan pada bulan


Desember 2020-Maret 2021.

No Tahapan 2020 2021


Des Jan Feb Mar
1 Penyusunan dan
pengajuan judul
2 Pengerjaan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Pengumpulan data
5 Perijinan
6 Pengolahan data
7 Penyusunan laporan

DAFTAR PUSTAKA

DosenPendidikan.Com.2020. Laba adalah. Tersedia :


https://www.dosenpendidikan.co.id/laba-adalah/ diakses pada 01-01-
2021
Enni Endriati, Hj. Nur Hidayati, J. (2015). Pengaruh Perencanaan Pajak
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Non Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 3(2), 54–67. Tersedia :
http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf diakses pada 27-12-
2020

35
Jurnal Enterpreneur.2020. Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Usaha.
Tersedia : https://www.jurnal.id/id/blog/perhitungan-pajak-
penghasilan-badan-usaha/ diakses pada 29-12-2020

Mardiasmo.2018.Perpajakan Edisi Terbaru 2018.Yogyakarta : Penerbit


Andi
Suandy.2016.Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.

Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris.


Jakarta: PT. Grasindo.
Sumomba, Christina Ranty dan Hutomo, Sigit. 2012. Pengaruh Beban
Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen
Laba. Kinerja,Volume16, No. 2, Hal. 103 115.

36

Anda mungkin juga menyukai