Anda di halaman 1dari 21

DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN,

PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS ASET TETAP DAN


MEKANISME TATA KELOLA

Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
Umipratiwi.feunsoed@gmail.com

Abstract
This study aims to examine financial (firm size, leverage, profitability, capital intensity) and
non-financial factors (independent commissioners, audit committees, managerial ownership,
institutional ownership as corporate governance mechanisms) on corporate tax management
in manufacturing firms listed on the Indonesian Stock Exchange 2016-2017. The population
of this research is 151 manufacturing firms. The sample measurement method is purposive
sampling to obtain 36 sample firms with 72 observations according to the observation period.
Data is analyzed with multiple regression analysis methods. The results of this research
indicate that profitability, capital intensity, independent commissioners and audit committees
influence the corporate tax management partially. Meanwhile, firm size, leverage,
managerial and institutional ownership have no influence on tax management. In general,
corporate tax management can be indicated from the financial and non-financial factors.
Keywords: Tax management, effective tax rate, corporate governance.

PENDAHULUAN pajak ditentukan berdasarkan penghasilan


Pajak merupakan instrumen bruto dikurangi dengan biaya untuk
keuangan negara yang memiliki peran mendapatkan, menagih, dan memelihara
penting dalam membiayai pengoperasian penghasilan. Secara umum, tarif pajak
rutin, pembangunan negara maupun dinyatakan dalam bentuk persentase. Tarif
sebagai alat pelaksana kebijakan pajak penghasilan badan di Indonesia
pemerintah (Suandy, 2011). Salah satu diatur dalam Undang-undang No 36 tahun
jenis pajak yaitu pajak penghasilan. Pajak 2008 pasal 17 ayat (1) huruf b, ayat (2)
penghasilan adalah pajak yang dikenakan huruf a dan huruf b, dan pasal 31E dan
terhadap subjek pajak atas penghasilan Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2007.
(tambahan kemampuan ekonomis) yang Walaupun tarif pajak badan telah
diterima atau diperolehnya selama satu ditetapkan, perusahaan memiliki hak untuk
tahun pajak atau bagian dari tahun pajak. menekan beban pajak yang harus dibayar
Salah satu subjek pajak melalui mekanisme manajemen pajak
penghasilan adalah perusahaan (badan dengan tetap mengikuti aturan pajak yang
usaha) yang dikategorikan sebagai subjek berlaku
pajak badan. Status kedudukan perusahaan Manajemen pajak merupakan
menjadi subjek pajak sekaligus wajib sarana untuk memenuhi kewajiban
pajak badan terjadi sejak saat didirikan. perpajakan dengan benar tetapi jumlah
Wajib pajak badan dikenai pajak atas pajak yang dibayar dapat ditekan serendah
penghasilan yang diterima atau diperoleh mungkin untuk memperoleh laba dan
selama satu tahun pajak dengan besaran likuiditas yang diharapkan manajemen.
tertentu berdasarkan undang-undang. Tujuannya untuk memperoleh beban pajak
Penghitungan pajak perusahaan serendah mungkindengan cara yang
(badan usaha) menggunakan dasar diperkenankan undang-undang perpajakan
penghasilan kena pajak dan tarif tertentu. sehingga mencapai laba dan likuiditas
Undang-Undang No 36 Tahun 2008 yang optimal. Tujuan manajemen pajak
menjelaskan bahwa penghasilan kena dapat dicapai melalui fungsi-fungsi

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
39
manajemen pajak, yaitu perencanaan pajak pelanggaran norma perpajakan (tax
(tax planning), pelaksanaan kewajiban evasion) ataupun penghindaran pajak
perpajakan (tax implementation) dan secara ilegal (unacceptable tax avoidance).
pengendalian pajak (tax control) ( Hasil dari manajemen pajak adalah jumlah
(Suandy, 2011). pajak riil yang dibayarkan oleh perusahaan
Manajemen pajak perusahaan yang tercantum pada laporan laba rugi
diukur menggunakan tarif pajak efektif, perusahaan (Darmadi & Zulaikha,
semakin tinggi tarif pajak efektif 2013).
perusahaan mengindikasikan bahwa Untuk mengelola pajaknya dengan
pengelolaan pajak perusahaan sebagai baik, perusahaan dapat memanfaatkan
pemenuhan kewajiban perpajakannya ukuran perusahaan untuk mendapatkan
belum maksimal (Darmadi dan Zulaikha fasilitas (insentif) pajak dari pemerintah.
2013). Tarif pajak efektif merupakan Namun tidak semua perusahaan mampu
perbandingan antara pajak riil yang mengoptimalkan manajemen pajaknya
dibayar oleh perusahaan dengan laba seperti halnya perusahaan berskala kecil
komersial sebelum pajak (Richardson dan yang kekurangan ahli dalam bidang
Lanis, 2007). Sehingga, tarif pajak perpajakan (Nicodème, 2007). Penelitian
efektifmenunjukkan gambaran secara riil sebelumnya yang menunjukkan pengaruh
bagaimana perusahaan (badan ukuran perusahaan terhadapmanajemen
usaha)mengelola pajaknyauntuk pajak menunjukkan berbagai hasil yang
memperoleh beban pajak yang serendah kontradiktif. Hal ini disebabkan perbedaan
mungkin. sudut pandang terkait dengan isu utama
Menurut data yang dipublikasikan dari ukuran (skala) perusahaan
oleh ASEAN briefing dan TMF Group, yaitupolitical power theory dan political
tarif pajak efektif badan usaha di Indonesia cost theory (Noor, Fadzillah, & Mastuki,
menempati posisi termahal ke-dua di 2010). Sudut pandang pertama yaitu
kawasan ASEAN setelah Filipina. Rasio political power theory didukung oleh
pajak efektif badan usaha di Indonesia Richardson dan Lanis (2007),
yaitu sebesar 25 persen, sedangkan menunjukkan perusahaan berskala besar
Filipina sebesar 30 persen. Adapun negara memiliki sumber daya yang dialokasikan
lain seperti Malaysia, Thailand, Vietnam untuk perencanaan pajak yang baik,
dan Singapore masih jauh dibawah 25 memperoleh tax shield dan melakukan lobi
persen. politik sehingga pajak yang dibayar lebih
Jika dibandingkan dengan negara rendah daripada perusahaan berskala kecil.
di kawasan ASEAN, rasio tarif pajak Sudut pandang kedua yaitu political cost
efektif di Indonesia sangat tinggi, theory, didukung oleh (Zimmerman,
berakibat pada pembayaran pajak badan 1983), (Noor, Fadzillah, & Mastuki, 2010)
usaha yang relatif lebih besar. Tetapi, menunjukkan perusahaan berskala besar
perusahaan dapat melakukan efisiensi membayar pajak relatif lebih besar
beban pajak melalui pelaksanaan fungsi dikarenakan adanya political costyang
manajemen pajak. Perusahaan untuk berimplikasi bahwa perusahaan besar
memaksimalkan pengelolaan pajaknya cenderung menjadi sorotan publik dan
dapat memanfaatkanfasilitas perpajakan, regulasi pemerintah.
memaksimalkan kredit pajak, Selain ukuran perusahaan,
mengeksploitasi celah-celah (loopholes) perusahaan juga dapat memanfaatkan
yang terdapat dalam undang-undang pendanaan utang untuk menekan beban
perpajakan bahkan menunda pembayaran pajaknya. Dalam sudut pandang teori
beban pajak (Suandy, 2011). Tetapi, pertukaran (trade-off) pendanaan hutang
manajemen pajak harus dilakukan dengan dapat menyebabkan penurunan pajak
baik agar tidak mengarah pada disebabkan adanya faktor pengurang pajak

40 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
yang melekat yaitu beban bunga yang aspek perpajakannya dengan baik.
timbul sebagai konsekuensi dari perjanjian Didukung oleh (Adhikari, Derashid, &
utang yang dapat digunakan sebagai Zhang, 2006) dan (Noor, Fadzillah, &
pengurang pajak perusahaan. Penelitian Mastuki, 2010) menunjukkan hubungan
Richardson dan Lanis (2007), (Noor, negatif antara profitabilitas dan
Fadzillah, & Mastuki, 2010), (Darmadi & perencanaan pajaknya, perusahaan yang
Zulaikha, 2013) menunjukkan proporsi lebih efisien dan profitablemembayar
utang berpengaruh terhadap manajemen beban pajak yang lebih rendah karena
pajak perusahaan. Semakin besar proporsi pengelolaan pajak yang baik dan mampu
hutang yang dimiliki, perusahaan memanfaatkan insentif pajak serta
cenderung membayar pajak lebih rendah. ketentuan pajak lainnya (other provision)
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan untuk mengurangi beban pajak
berupaya untuk memaksimalkan penghasilannya.
manajemen pajaknya dengan Selanjutnya, proporsi aset tetap
memanfaatkan bunga utang sebagai yang dimiliki perusahaanmempengaruhi
pengurang laba sebelum pajak. Dalam manajemen pajaknya karena berimplikasi
sudut pandang lain menjelaskan bahwa terhadap besaran pajak yang harus dibayar.
perusahaan yang memiliki perjanjian utang Noor et al., (2010) menjelaskan bahwa
(debt covenant) cenderung menjaga laba perusahaan denganintensitas aset tetap
periode berjalan dengan tujuan untuk yang tinggi cenderung membayar pajak
kelangsungan pinjaman eksternal, lebih rendah, perusahaan dengan
sehingga tingginya leverage (tingkat perencanaan pajak yang baik
utang) tidak mempengaruhi beban pajak memanfaatkan beban depresiasi yang
perusahaan (Adisamartha & Noviari, melekat pada aset tetap yang mengurangi
2015). Selain itu, tidak semua biaya bunga laba sebelum pajak (pretax income)
diperlakukan sebagai deductible expense, perusahaan. Berbeda dengan (Sari D. K.,
semakin tinggi tingkat pendanaan utang 2009) proporsi aset tetap perusahaan yang
tidak berarti bahwa beban pajaknya besar juga meningkatkan pajak yang harus
semakin rendah (Darmawan & Sukartha, dibayar, hal ini disebabkan beban
2014). depresiasi atas tingginya proporsi aset
Penelitian sebelumnya juga sewa melalui pembiayaan (sewa guna
mengaitkan tingkat profitabilitas (kinerja usaha) yang dimiliki oleh beberapa
perusahaan) dengan manajemen pajak. perusahaan tidak diperkenankan sebagai
Perusahaan memiliki kemampuan pengurang pajak penghasilan. Sehingga,
menghasilkan laba (profitabilitas), manajemen perusahaan harus lebih
mengindikasikan beban pajak yang tinggi. konservatif dalam memilih alternatif
Richardson dan Lanis (2007), (Chen, metode untuk mengakuisisi aset tetap
Chen, Cheng, & Shevlin, 2008) sebagai strategi perencanaan pajak karena
menunjukkan bahwa semakin besar mempengaruhi besarnya pajak yang harus
penghasilan yang diperoleh perusahaan dibayar.
cenderung berakibat besarnya pajak Penelitian ini menambahkan aspek
penghasilan yang dikenakan kepada non-keuangan yaitu mekanisme tata kelola
perusahaan. Karena tarif pajak penghasilan yang dikaitkan dengan manajemen pajak
dikenakan atas besaran penghasilan yang karena pengujian mekanisme tata kelola
diperoleh atau diterima perusahaan. Di sisi baik internal dan eksternal secara
lain, perusahaan dengan tingkat bersamaan masih sedikit diteliti. Bermula
profitabilitas yang tinggi membayar pajak dari penjelasan (Minnick & Noga, 2010)
lebih rendah dikarenakan mampu bahwa hubungan antara tata kelola dengan
memanfaatkan insentif pajak atau manajemen pajak merupakan hal yang
kelonggaran pajak dan merencanakan menarik karena dua alasan, yaitu (1)

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
41
manajemen pajak atau perencanaan pajak dilakukan agen. Kedua, masalah agensi
merupakan hal yang kompleks dan yang timbul karena pembagian risiko (risk
membingungkan sehingga memungkinkan sharing) ketika prinsipal dan agen
tindakan oportunistik manajer, dan (2) cenderung memilih tindakan yang berbeda
manajemen pajak memberikan tingkat dalam menyikapi risiko karena perbedaan
ketidakpastian yang tinggi dan mungkin preferensi risiko.
tidak memberikan dampak secara langsung Mekanisme tata kelola yang tepat
kepada kinerja perusahaan, melainkan dapat mengurangi masalah agensi pada
berfungsi sebagai investasi jangka perusahaan karena mekanisme ini mampu
panjang. menyetarakan perbedaan kepentingan
Selain itu, penelitian ini mengubah antara prinsipal dan agen. Sehingga,
indikator pengukuran manajemen pajak mekanisme tata kelola mampu mengurangi
dengan Cash Effective Tax Rate risiko yang menimbulkan dampak negatif
(CashETR) yang merujuk pada (Dyreng, bagi perusahaan baik dalam jangka pendek
Hanlon, & Maydew, 2008) dan (Chen, maupun jangka panjang.
Chen, Cheng, & Shevlin, 2008). Teori Trade Off
Berdasarkan permasalahan yang dikaitkan Model trade-off mengasumsikan
dengan uraian teori dan penelitian bahwa struktur modal perusahaan
sebelumnya, dikembangkanlah pengujian merupakan hasil pertukaran dari
kembali untuk mengetahui faktor-faktor keuntungan pajak dengan menggunakan
yang mempengaruhi manajemen pajak utang dengan biaya yang akan timbul
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar sebagai akibat dari penggunaan utang
di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2017. tersebut. Artinya, bahwa perusahaan
memilih alternatif pendanaan dengan utang
TINJAUAN PUSTAKA DAN sampai pada titik optimal dengan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS menyeimbangkan manfaat dan
Teori Agensi pengorbanan yang diperoleh akibat
Teori agensi menggambarkan pendanaan tersebut. Titik optimal akan
sebuah kontrak antara satu atau beberapa tercapai pada saat manfaat (penghematan
pemilik yang mendelegasikan wewenang pajak dari utang) sama atau lebih besar
kepada orang lain sebagai agen untuk dari biaya akibat potensi kesulitan
mengambil keputusan dalam menjalankan keuangan (financial distress) (Masri &
perusahaan (Jensen & Meckling, 1976). Martani, 2012). Sejauh manfaat yang
Dalam perkembangannya, berbagai diperoleh lebih besar, tambahan utang
pemikiran mengenai tata kelola (corporate masih dapat menjadi alternatif pendanaan
governance) berkembang dengan yang diperkenankan.
bertumpu pada teori agensi dimana Dengan demikian, model trade off
pengelolaan perusahaan harus diawasi dan menentukan struktur modal yang optimal
dikendalikan untuk memastikan bahwa dengan mempertimbangkan beberapa
pengelolaan dilakukan dengan benar serta faktor antara lain manfaat pajak yang
sesuai dengan peraturan dan ketentuan diperoleh, biaya keagenan (agency cost)
yang berlaku). dan biaya kesulitan keuangan (financial
Teori agensi bertujuan untuk distress).
menyelesaikan dua masalah yang timbul Manajemen Pajak
akibat dari hubungan agensi (Eisenhardt, Manajemen pajak didefinisikan
1989). Pertama, masalah agensi yang sebagai kemampuan untuk membayar
timbul karena perbedaan keinginan atau jumlah pajak yang lebih sedikit dalam
tujuan antara prinsipal dan agen serta jangka waktu yang panjang (Minnick &
sulitnya atau mahalnya bagi prinsipal Noga, 2010). Manajemen pajak menjadi
untuk memastikan apa yang sebenarnya sarana untuk memenuhi kewajiban

42 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
perpajakan dengan benar tetapi jumlah panjang (long-term debt) yaitu utang yang
pajak yang dibayar dapat ditekan serendah jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun.
mungkin dengan menerapkan peraturan Profitabilitas
perpajakan secara benar dan untuk Profitabilitas merupakan
mencapai laba dan likuiditas yang kemampuan perusahaan untuk mendapat
diharapkan (Suandy, 2011). Manajemen laba atau nilai hasil akhir operasional
pajak bertujuan untuk memenuhi dalam periode tertentu (Munawir, 2004).
kewajiban perpajakan dengan sebaik Profitabilitas menunjukkan karakteristik
mungkin dan memperoleh efisiensi untuk keuangan perusahaan disamping leverage
mencapai laba dan likuiditas yang atau tingkat utang (pendanaan), sehingga
maksimal. menjadi ukuran penting bagi perusahaan
Ukuran Perusahaan untuk mempengaruhi investor maupun
Ukuran perusahaan adalah suatu kreditor berkaitan dengan keputusan
skala dimana perusahaan dapat pendanaan baik itu berupa investasi
diklasifikasikan besar kecilnya menurut maupun pinjaman kepada perusahaan
berbagai cara, diantaranya total aset, total (Sunaryo, 2013). Tingkat profitabilitas
penjualan nilai pasar saham dan juga menunjukkan kemampuan perusahaan
sebagainya. Pada dasarnya ukuran yang berhubungan dengan penjualan, total
perusahaan hanya terbagi dalam tiga aset maupun modal sendiri (Sartono,
kategori yaitu perusahaan besar (large 2001). Dengan demikian, profitabilitas
firm), perusahaan menengah (medium-size) menggambarkan kinerja manajemen dalam
dan perusahaan kecil (small firm) yang mengelola kekayaan perusahaan yang
didasarkan pada total aset perusahaan ditunjukkan dengan laba bersih yang
(Suwito & Herawaty, 2005). Ukuran diperoleh.
perusahaan merupakan karakteristik yang Intensitas Aset Tetap
dapat diukur melalui pendapatan bersih, Aset tetap (tangiblefixed asset)
penerimaan bruto, nilai perusahaan dan merupakan aset tidak lancar yang
jumlah karyawan. berwujud dan bersifat relatif permanen
Pendanaan Utang (Leverage) yang digunakan dalam kegiatan normal
Utang merupakan salah satu perusahaan (Rudianto, 2012). Menurut
sumber pendanaan eksternal yang PSAK 16 (2011) aset tetap merupakan aset
digunakan oleh perusahaan untuk berwujud yang dimiliki untuk digunakan
membiayai kebutuhan dananya. (Munawir, dalam produksi atau penyediaan barang
2004) menambahkan utang atau jasa kepada pihak lain dan diharapkan
menggambarkan semua kewajiban untuk digunakan selama lebih dari satu
keuangan perusahaan kepada pihak lain periode.
(kreditur) yang belum terpenuhi dimana Tata Kelola
utang sebagai sumber pendanaan atau 1) Konsep tata kelola
modal yang berasal dari pihak ketiga (Forum for Corporate Governance
(kreditur). in Indonesia, 2013) mendefinisikan tata
Secara konseptual, utang kelola sebagai berikut:
diklasifikasikan menjadi tiga jenis “Seperangkat peraturan yang
(Riyanto, 2001) yaitu (1) hutang jangka mengatur hubungan antara pemegang
pendek (short-term debt) yaitu utang yang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
jangka waktunya kurang dari satu tahun, pihak kreditur, pemerintah, karyawan
(2) utang jangka menengah (intermediate- serta para pemegang kepentingan intern
term debt) yaitu utang yang jangka dan ekstern lainnya yang berkaitan
waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dengan hak dan kewajiban mereka.”
dari sepuluh tahun, dan (3) utang jangka Tate kelola menurut OECD (1999)
adalah:

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
43
“Prosedur dan proses pada suatu a) Dewan komisaris independen
organsisasi yang diarahkan dan b) Komite audit
dikendalikan. Struktur tata kelola c) Kepemilikan manajerial
perusahaan menentukan distribusi hak dan d) Kepemilikan institusional
tanggung jawab diantara pihak-pihak 1. Ukuran Perusahaan dan
yang berbeda dalam organisasi, seperti Manajemen Pajak
dewan direksi, manajer, pemegang saham Penelitian terdahulu yang
dan pemangku kepentingan lainnya yang mengaitkan ukuran perusahaan dan
menetapkan aturan dan prosedur untuk manajemen pajak mendasarkan pada
pengambilan keputusan.” political power theory. Seperti Richardson
Sehingga, secara umum tata kelola dan Lannis (2007) menunjukkan bahwa
merupakan suatu sistem yang melibatkan perusahaan berskala besar cenderung
struktur fungsional dalam perusahaan dan memiliki tarif pajak efektif yang rendah
stakeholder lainnya dengan tujuan untuk mengindikasikan manajemen pajak yang
menciptakan nilai tambah bagi semua baik. Faktanya perusahaan besar
pihak yang berkepentingan (stakeholder). membayar pajak yang lebih rendah karena
2) Mekanisme tata kelola dapat memanfaatkan sumber daya yang
Penerapan tata kelola melibatkan lebih untuk perencanaan pajak yang baik
berbagai pihak dalam perusahaan baik dan melakukan lobi politik. (Derashid &
secara internal governance maupun Zhang, 2003).
external governance.
Gambar 1
Model Penelitian Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Pajak
Ukuran
Manajemen Pajak
Perusahaan

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh cenderung membayar pajak lebih rendah


terhadap manajemen pajak sebab biaya bunga diperlakukan sebagai
2. Pendanaan Utang (leverage) dan pengurang laba sebelum pajak perusahaan
Manajemen Pajak sedangkan dividen yang timbul dari
Pendanaan utang diukur pendanaan ekuitas tidak diperlakukan
menggunakan rasio leverage, yang sebagai elemen biaya.
menggambarkan seberapa proporsi utang (Gupta & Newberry, 1997) juga
jangka panjang membiayai aset menegaskan aturan pajak membolehkan
perusahaan. Semakin tinggi rasio leverage biaya bunga sebagai deductible expense,
maka semakin tinggi jumlah aset yang sehingga perusahaan dengan tingkat
dibiayai oleh utang pada kreditur yang pendanaan utang yang tinggi membayar
berakibat tingginya biaya bunga yang pajak lebih rendah. Arah dari hasil
harus dibayar. (Liu & Cao, 2007) dan (Sari penelitian ini didukung juga oleh (Noor,
D. K., 2009) mengungkapkan perusahaan Fadzillah, & Mastuki, 2010), (Sunaryo,
yang memiliki proporsi utang lebih tinggi 2013), (Derashid & Zhang, 2003).
Gambar 2
Model Penelitian Pengaruh Pendanaan Utang (Leverage) Terhadap Manajemen Pajak

Pendanaan Utang Manajemen Pajak

H2: Pendanaan utang (leverage) 3. Profitabilitas dan Manajemen Pajak


berpengaruhterhadap manajemen pajak

44 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
Profitabilitas perusahaan yang harus dibayarkan. Arah penelitian ini
diukur dengan return on asset memiliki didukung oleh (Darmawan & Sukartha,
hubungan langsung terhadap manajemen 2014), (Chen, Chen, Cheng, & Shevlin,
pajak perusahaan. Richardson dan Lanis 2008) menyatakan bahwa perusahaan yang
(2007) menambahkan bahwa semakin profitable atau loss carry forward
besar penghasilan yang diperoleh cenderung membayar pajak relatif lebih
perusahaan maka akan berpengaruh tinggi.
terhadap besarnya pajak penghasilan yang
Gambar 3
Model PenelitianPengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Pajak

Profitabilitas Manajemen Pajak

H3: Profitabilitas berpengaruhterhadap dengan proporsi aset tetap yang tinggi


manajemen pajak cenderung memiliki tax burden yang
4. Intensitas Aset Tetap dan Manajemen rendah. Hal ini menunjukkan strategi
Pajak manajemen pajak karena biaya penyusutan
Richardson dan Lanis (2007) diperkenankan sebagai pengurang
menjelaskan proporsi aset tetap yang (deductible expense) dalam perhitungan
tinggi mempengaruhi besaran pajak, laba sebelum pajak pada akhir periode.
karena aturan pajak memperbolehkan Arah penelitian ini sejalan dengan (Sari G.
perusahaan untuk menyusutkan nilai cost M., 2014) (Sari D. K., 2009),
aset yang dapat didepresiasi Proporsi aset (Soepriyanto, 2011),, (Derashid & Zhang,
tetap memiliki hubungan langsung 2003)), dan (Gupta & Newberry, 1997).
terhadap tax burden, sehingga perusahaan
Gambar 4.
Model Penelitian Pengaruh Intensitas Aset Tetap Terhadap Manajemen Pajak
Intensitas Aset
Manajemen Pajak
Tetap

H4: Intensitas aset tetap berpengaruh 2010). (Armstrong, Blouin, Jagolinzer, &
terhadap manajemen pajak Larcker, 2015) juga menjelaskan dewan
5. Tata Kelola dan Manajemen Pajak independen memiliki pengelaman luar
a. Dewan Komisaris Independen dan sehingga lebih mempengaruhi kegiatan
Manajemen Pajak perencanaan pajak, cenderung
Dewan komisaris independen menghindari perencanaan pajak yang
cenderung memiliki pengetahuan yang berisiko (agresif) atau yang berpotensi
lebih tentang industri dan pengalamannya, melanggar peraturan. Arah penelitian ini
yang membantu strategi manajemen pajak, juga didukung oleh (Sari G. M., 2014)
sehingga dewan bersedia untuk mengungkapkan bahwa komisaris
mengalihkan sumber daya untuk strategi independen memiliki pengaruh keputusan
manajemen pajak untuk memastikan pajak strategis sehingga beban pajak yang
kinerja yang baik (Minnick & Noga, dibayarkan berkurang.
Gambar 5
Model Penelitian Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Manajemen Pajak
Dewan Komisaris
Manajemen Pajak
Independen

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
45
H5: Dewan komisaris independen (Robinson, Xue, & Zhang, 2012)
berpengaruh terhadap manajemen pajak menjelaskan komite audit pada perusahaan
b. Komite Audit dan Manajemen yang mempunyai latar belakang tingkat
Pajak keahlian akuntansi cenderung terlibat pada
Richardson et al., (2013) perencanaan pajak yang lebih intensif,
menjelaskan independensi komite audit terkait dengan fungsi pemantauan komite
internal yang tinggi, perusahaan cenderung audit dengan latar belakang keahlian
memiliki tindakan agresivitas pajak yang akuntansi cenderung menghindari
rendah, hal ini dikaitkan dengan fungsi perencanaan pajak yang berisiko. Karena,
pengawasan internal dan pelaporan anggota komite audit dengan keahlian
keuangan yang baik sesuai undang- akuntansi secara unik mampu
undang. Komite audit internal memainkan mengidentifikasi dan mengevaluasi
peran untuk mengurangi kebijakan akuntansi untuk strategi pajak yang
perusahaan untuk terlalu berisiko (agresif) berisiko dan tidak pasti.
dalam perpajakan.
Gambar 6
Model Penelitian Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Pajak

Komite Audit Manajemen Pajak

H6: Komite audit berpengaruhterhadap pemegang saham. (Kim, Quinn, & Wilson,
manajemen pajak 2016) juga mengungkapkan bahwa
c. Kepemilikan Manajerial dan perusahaan yang memiliki rencana
Manajemen Pajak penambahan kepemilikan (ownership
(Mark & Thomas, 2016) plan) cenderung meningkatkan kinerja
menjelaskan bahwa manajer dengan perencanaan pajaknya dengan baik dalam
proporsi kepemilikan saham lebih besar rangka untuk meningkatkan kinerja harga
cenderung memiliki insentif yang besar saham. Hal ini menunjukkan bahwa
atau lebih konservatif untuk mengambil proporsi kepemilikan manajer
keputusan penghindaran pajak yang mempengaruhi perencanaan pajak karena
berpotensi dikenakan hukuman/denda manajer lebih memiliki insentif untuk
(civil penalty). Karena civil penalty yang berupaya meningkatkan kinerja
timbul berdampak juga sebagai biaya bagi perusahaan dengan lebih baik.
Gambar 7
Model Penelitian Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Pajak
Kepemilikan
Manajemen Pajak
Manajerial

H7: Kepemilikan manajerial investor memiliki pengaruh terhadap


berpengaruh terhadap manajemen pajak keputusan strategis perusahaan dengan
d. Kepemilikan Institusional dan mengaitkan tingkat moralitas pajak.
Manajemen Pajak Investor institusional jangka panjang
(Hasan, Kim, Teng, & Wue, 2016) menghalangi perencanaan pajak yang
menjelaskan bahwa investor institusional berisiko perusahaan karena kegiatan
jangka panjang memperhatikan aktivitas tersebut mendorong oportunisme
penghindaran pajak perusahaan, karena manajerial dan mengurangi transparansi
dalam jangka panjang. (Annuar, Salihu, &

46 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
Obid, 2014) menambahkan kepemilikan sejauh manfaat yang diterima lebih tinggi
institusional pemerintah lebih daripada biaya terkait.
mempertimbangkan perencanaan pajak
Gambar 8
Model Pengaruh Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Pajak
Kepemilikan
Manajemen Pajak
Institusional

H8: Kepemilikan institusional 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑎𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑒


berpengaruhterhadap manajemen pajak 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑡𝑎𝑥 𝑝𝑎𝑖𝑑
=
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
METODE PENELITIAN Variabel Bebas
Penelitian ini menggunakan 1. Ukuran Perusahaan (X1)
pendekatan kuantitatif. Populasi pada Ukuran perusahaan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan penelitian ini diukur menggunakan proksi
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek logaritma natural dari total nilai buku aset
Indonesia pada tahun 2016-2017. perusahaan yang diamati seperti
Sedangkan penentuan sampel yang Richardson dan Lanis (2007) dan Noor et
digunakan dalam penelitian ini yaitu al., (2010).
metode purposive sampling. Kriteria untuk 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = ln 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
sampel yang digunakan yaitu: 2. Pendanaan Utang (Leverage) (X2)
a. Perusahaan menerbitkan laporan Tingkat pendanaan hutang
keuangan dan laporan tahunan (annual perusahaan diukur menggunakan rasio
report) secara berturut-turut pada leverage. Rasio utang (leverage) dihitung
periode pengamatan. dengan cara membandingkan nilai buku
b. Perusahaan menggunakan mata uang seluruh hutang jangka panjang terhadap
rupiah dalam penilaian laporan nilai buku total aset seperti (Ardyansah &
keuangan. Zulaikha, 2014) dan (Sari D. K., 2009)
c. Perusahaan yangtidak mengalami 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
kerugian pada periode 2016 hingga 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
2017. =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
d. Perusahaanyang membayar kas pajak 3. Profitabilitas (X3)
penghasilan selama periode Profitabilitas dalam penelitian ini
pengamatan secara berturut-turut. diukur melalui pendekatan Return On
Jenis data yang digunakan dalam Asset(ROA) seperti (Darmadi & Zulaikha,
penelitian ini adalah data sekunder. Data 2013).
sekunder yang digunakan pada penelitian 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 =
ini diperoleh dari publikasi laporan 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
keuangan audit dan laporan tahunan 4. Intensitas Aset Tetap (X4)
(annual report) oleh perusahaan Rasio intensitas aset tetap dihitung
manufaktur pada periode 2016 sampai dengan membandingkan total aset tetap
2017 yang diakses dari situs resmi Bursa (berwujud) terhadap total aset yang
Efek Indonesia. dimiliki perusahaan seperti Rodríguez dan
Variabel Terikat Arias (2012) dan (Derashid & Zhang,
Manajemen pajak dalam penelitian 2003).
ini diukur menggunakan proksi cash 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
effective tax rate (CashETR) seperti 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 (𝑏𝑒𝑟𝑤𝑢𝑗𝑢𝑑)
=
Dyreng et al., (2008) dan Chen et al., 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
(2010). 5. Tata Kelola

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
47
a. Dewan Komisaris Independen (X5) beredar seperti (Kim, Quinn, & Wilson,
Komisaris independen dalam 2016).
penelitian ini diukur menggunakan rasio 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
atau perbandingan jumlah anggota ∑ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟
komisaris independen terhadap jumlah =
∑ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
anggota dewan komisaris seperti d. Kepemilikan Institusional (X8)
(Armstrong, Blouin, & Larcker, The Kepemilikan institusional dalam
incentives for tax planning, 2012) penelitian ini diukur dengan menggunakan
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 pendekatan proporsi atau jumlah saham
∑ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 yang dimiliki oleh semua institusi dalam
=
∑ 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 perusahaan terhadap jumlah total saham
b. Komite Audit (X6) yang beredar seperti (Khan, Srinivasan, &
Komite audit dalam penelitian ini Tan, 2016) dan (Susilowati, Triyono, &
diukur menggunakan proporsi atau Syamsudin, 2011).
perbandingan jumlah anggota auditor 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
eksternal terhadap jumlah anggota komite ∑ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
audit seperti Richardson et al., (2013). =
∑ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡
∑ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 HASIL DAN PEMBAHASAN
=
∑ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 Dari jumlah awal populasi
c. Kepemilikan Manajerial (X7) sebanyak 151 perusahaan, dipilih
Kepemilikan manajerial dalam berdasarkan beberapa kriteria yang telah
penelitian ini diukur menggunakan ditetapkan diawal sehingga diperoleh
pendekatan jumlah saham yang beredar sampel akhir sebanyak 55 perusahaan
dimiliki oleh dewan direksi dan komisaris melalui metode purposive sampling.
terhadap jumlah keseluruhan saham yang Berikut adalah penentuan sampel yang
dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 1
Hasil Penentuan Sampel
No Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2016- 151
2017
2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan (36)
dan/atau laporan tahunan
3. Perusahaan yang menggunakan mata uang asing (29)
4. Perusahaan yang mengalami kerugian (29)
5. Perusahaan yang tidak membayar kas pajak (2)
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 55
Data outlier (19)
Jumlah sampel penelitian 36
Hasil Uji Asumsi Klasik dikategorikan sebagai data outlier yaitu
Data awal sebanyak 55 sampel dengan cara mengkonversi nilai data ke
perusahaan manufaktur tidak memenuhi dalam skor standardized atau z-score
asumsi normalitas secara statistik, (Ghozali, 2011). Pada penelitian ini
sehingga untuk memenuhi syarat model terdapat 19 sampel perusahaan yang
regresi yang baik maka dilakukan terdeteksi sebagai data outlier sehingga
pengurangan data yang dianggap outlier. sampel tersisa sebanyak 36 perusahaan.
Deteksi terhadap outlier dapat dilakukan Hasil uji normalitas terlihat bahwa nilai
dengan menentukan nilai batas yang akan signifikansi (Asymp. Sig. 2 tailed) sebesar

48 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
0,053 > 0,05 sehingga data residual multikolinieritas, linear dan bebas
terdistribusi normal. (lampiran) heterokedastisitas (Lampiran) sehingga
Uji asumsi klasik multikolinearitas, dapat dilanjutkan untuk diuji regresi.
lineraitas dan Uji Hetereskodastisitas Analisis Regresi Berganda
disimpulkan bahwa model yang Hasil analisis regresi disajikan pada tabel
seharusnya digunakan adalah bebas berikut:
Tabel 2
Uji Regresi Berganda
Model Koefisien t tabel t hitung Sig
Regresi
Konstanta 0,512 1,998 2,523 0,014
Ukuran perusahaan (X1) 0,005 1,998 0,764 0,448
Pendanaan Utang (X2) 0,072 1,998 0,782 0,437
Profitabilitas (X3) -0,418 1,998 -2,176 0,033
Intensitas aset tetap (X4) -0,208 1,998 -2,823 0,006
Komisaris independen (X5) -0,253 1,998 -2,409 0,019
Komite audit (X6) -0,196 1,998 -2,292 0,025
Kepemilikan manajerial (X7) -0,069 1,998 -0,693 0,491
Kepemilikan institusional (X8) -0,080 1,998 -1,477 0,145
2
Koefisien Determinasi (R ) 0,257
Adjusted R Square 0,163
F hitung 2,729
Signifikansi F 0,012
F tabel 2,090
Persamaan Regresi
Adapun persamaan regresi yang dapat dirumuskan, yaitu:
Y = 0,512 + 0,005X1 + 0,072X2 - 0,418X3 - 0,208X4 -0,253X5 - 0,196X6 -0,069X7 - 0,080X8

Hasil Analisis Goodness of Fit (uji F) profitabilitas, intensitas aset tetap,
Berdasarkan hasil pengujian nilai F komisaris independen, komite audit,
hitung 2,729 > F tabel 2,090 dengan nilai kepemilikan manajerial dan kepemilikan
signifikansi dibawah 0,05 (0,012 < 0,05) institusional secara simultan berpengaruh
sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran terhadap manajemen pajak atau model
perusahaan, pendanaan utang, regresi sesuai (layak).
Tabel 3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Standar
Deviasi
Manajemen Pajak (Y) 72 0,1021 0,4684 0,2738 0,0903
Ukuran Perusahaan (X1) 72 25,6635 32,1077 28,1574 1,5561
Pendanaan Utang (X2) 72 0,0013 0,4473 0,1236 0,1174
Profitabilitas (X3) 72 0,0020 0,2192 0,0802 0,0620
Intensitas Aset Tetap (X4) 72 0,0600 0,8051 0,4014 0,1465
Komisaris Independen (X5) 72 0,2000 0,6667 0,3985 0,1010
Komite Audit (X6) 72 0,3333 0,8000 0,6312 0,1202
Kepemilikan Manajerial (X7) 72 0,0000 0,3732 0,0920 0,1152

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
49
Kepemilikan Institusional (X8) 72 0,0211 0,9524 0,5723 0,2392

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan administrasi, dan sulitnya kriteria yang


Terhadap Manajemen Pajak harus dipenuhi sehingga intensi
Dari hasil uji parsial dapat manajemen untuk memperoleh insentif
diketahui bahwa variabel ukuran pajak menjadi berkurang serta dampak
perusahaan memiliki signifikansi melebihi manfaat pajak tidak diperoleh dalam
0,05 (0,448 > 0,05) sehingga ukuran jangka waktu pendek.
perusahaan yang merepresentasikan Secara empiris hal ini bertentangan
besarnya aset yang dimiliki tidak menurut Richardson dan Lanis (2007),
berpengaruh terhadap manajemen pajak. Rodríguez dan Arias (2012) bahwa
Hal ini disebabkan, manajemen perusahaan dengan skala besar memiliki
perusahaan tidak memanfaatkan ukuran kekuatan (power) untuk memperoleh tax
perusahaan karena sumber daya (aset) shield dan lobi politik agar pajak yang
yang besar untuk mendapatkan fasilitas dibayarkan menjadi lebih rendah dari yang
pajak (insentif pajak) dari pemerintah. seharusnya. Tetapi dalam perspektif
Seperti halnya pengurangan tarif pajak penelitian ini, perusahaan dengan skala
penghasilan badan menjadi 20 persen besar menjadi objek atau sorotan publik
dengan ketentuan minimal 40 persen serta sasaran regulasi pemerintah yang
saham diperjualbelikan dalam bursa efek, mengawasi aktivitas perpajakan secara
intercorporate dividenddan lain-lain (UU intensif, sehingga upaya perencanaan
No. 36 Tahun 2008). Selain itu, banyaknya pajak oleh manajemen menjadi kurang
aturan yang melandasi, kompleksnya agresif.
Tabel 4

Uji Normalitas
2. Pengaruh Pendanaan Utang menunjukkan proporsi utang jangka
Terhadap Manajemen Pajak panjang tidak menghasilkan biaya bunga
Menurut hasil pengujian pendanaan yang signifikan untuk mengurangi laba
eksternal berupa utang tidak sebelum pajak perusahaan pada periode
mempengaruhi manajemen pajak. Hal ini pengamatan. Hipotesis 2 ditolak.
Pihak manajerial tidak yang diperoleh perusahaan melalui
mempertimbangkan manfaat pajak yang pembayaran biaya bunga yang dibayarkan
diperoleh melalui tambahan pendanaan secara periodikal. Selain itu, leverage yang
utang oleh pihak eksternal karena efek semakin tinggi memberi otoritas yang kuat
financial distress yang lebih besar bagi kreditur untuk memonitoring atau
berdampak terhadap likuiditas arus kas. mengawasi pengelolaan perusahaan agar
Hal ini disebabkan, timbal balik termin kontinuitas pembayaran tetap terjaga.
utang tidak memperhatikan fluktuasi laba Serta, manajerial akan lebih konservatif

50 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
terhadap keputusan untuk menambah sedemikian rupa agar memperoleh pajak
utang jangka panjang dengan yang relatif lebih rendah atau bahkan
memperhatikan kondisi ekuitas perusahaan mengatur aktivitas - aktivitas yang dapat
melalui rasio debt to equity ratio (DER) meminimalisir kas pajak. Selain itu,
karena menurut Peraturan Menkeu No. manajerial juga dapat memanfaatkan tax
169/PMK.010/2015 bahwa rasio DER benefit yang cukup signifikan baik dari
diperkenankan maksimal 4:1 untuk kompensasi kerugian maupun penyesuaian
kepentingan fiskal. fiskal baik secara temporer maupun
Hasil ini sejalan dengan penelitian permanen sehingga memperoleh deferral
(Viriany, Susanto, & Yanti, 2018), tax untuk mengurangi laba sebelum pajak
(Darmawan & Sukartha, 2014) karena perusahaan atau memanfaatkan
berdasarkan hasil pengukuran, proporsi penghasilan yang bukan merupakan objek
utang jangka panjang relatif lebih kecil pajak (pasal 4 ayat 3, UU No. 36 Tahun
terhadap total aset yang dimiliki 2008).
perusahaan. Sehingga perubahan utang Hal ini diperkuat oleh penelitian
jangka panjang dari periode pengamatan terdahulu oleh (Chen, Chen, Cheng, &
tidak memiliki pengaruh yang kuat Shevlin, 2008) yang mengungkapkan
terhadap pengelolaan pajak perusahaan. bahwa perusahaan dengan profitabilitas
3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap yang tinggi memiliki kesempatan
Manajemen Pajak memposisikan diri dalam tax planning
Diketahui dari hasil pengujian, untuk mengurangi jumlah pajak yang
bahwa variabel profitabilitas dengan dibayarkan.
tingkat signifikansi dibawah 0,05 (0,033 < 4. Pengaruh Intensitas Aset Tetap
0,005) sehingga hipotesis ketiga ditolak. Terhadap Manajemen Pajak
Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas Dari hasil pengujian dapat
perusahaan yang diukur melalui ROA dideskripsikan bahwa intensitas (proporsi)
memiliki pengaruh signifikan terhadap aset tetap memiliki signifikansi dibawah
manajemen pajak. 0,05 (0,006 < 0,05) sehingga intensitas
Menurut teori agensi, perusahaan aset tetap berpengaruh terhadap
dengan profitabilitas tinggi cenderung manajemen pajak perusahaan. Dengan
memiliki konflik agensi yang rendah demikian hipotesis 4 diterima.
antara prinsipal dan agen, karena secara Menurut teori agensi, manajer
umum perusahaan telah mencapai tujuan memanfaatkan sebagian besar proporsi
atau kepentingan prinsipal. Dengan aset tetap untuk mengurangi pajak
perolehan laba yang besar mendorong penghasilan melalui biaya depresiasi agar
pihak manajerial berupaya untuk menjaga memperoleh margin laba yang relatif lebih
laba dengan tindakan tertentu termasuk tinggi, sehingga dapat meningkatkan
mengurangi besaran pajak (tax burden) kinerja perusahaan dan memaksimalkan
agar tidak mengurangi kompensasi perolehan kompensasi kinerja manajerial
manajerial yang diperoleh. yang diinginkan.
Entitas usaha dengan pengalaman Penjelasan tersebut didasarkan
profitabilitas yang signifikan dari tahun ke bahwa dari aspek regulasi pajak
tahun, cenderung memiliki kemampuan memperbolehkan perusahaan untuk
untuk memproyeksikan keuntungan memperlakukan biaya (deductible
(profit) yang akan diperoleh pada suatu expense) atas nilai cost aset yang diperoleh
periode. Sehingga, manajerial perusahaan secara gradual melalui biaya penyusutan
lebih terdorong untuk melakukan (pasal 6 dan 11 UU No. 36 tahun 2008).
perencanaan pajak secara komprehensif Hasil ini memberi dukungan
dengan mendayagunakan ahli perpajakan, empiris pada penelitian menurut (Sari D.
guna merancang skema perencanaan pajak K., 2009), dan (Derashid & Zhang, 2003)

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
51
bahwa proporsi aset tetap tertentu cost aset yang terdepresiasi mengurangi
mempengaruhi besaran pajak (tax burden) laba perusahaan.
perusahaan yang dibayarkan, karena nilai
Tabel 5
Uji Heteroskedastisitas
Variabel bebas t hitung Sig. Keterangan
Ukuran perusahaan (X1) -0,391 0,697 Bebas heteroskedastisitas
Pendanaan utang (X2) -1,098 0,276 Bebas heteroskedastisitas
Profitabilitas (X3) 0,994 0,324 Bebas heteroskedastisitas
Intensitas aset tetap (X4) -0,358 0,722 Bebas heteroskedastisitas
Komisaris independen (X5) -0,601 0,550 Bebas heteroskedastisitas
Komite audit (X6) 0,861 0,393 Bebas heteroskedastisitas
Kepemilikan manajerial (X7) -1,983 0,052 Bebas heteroskedastisitas
Kepemilikan institusional (X8) -1,231 0,223 Bebas heteroskedastisitas
sesuai aturan pajak yang berlaku tanpa
5. Pengaruh Komisaris Independen menghadapi risiko akan rendahnya
Terhadap Manajemen Pajak kepercayaan pemegang saham (pemilik).
Menurut hasil pengujian Selain itu, komisaris independen
menunjukkan bahwa variabel komisaris mengawasi kinerja manajerial dan
independen dengan signifikansi dibawah menekankan pada kewajaran dan
0,05 (0,019 < 0,05) sehingga dapat transparansi informasi dan kinerja
dideskripsikan proporsi komisaris perusahaan, sehingga dapat mereduksi
independen mempengaruhi manajemen kemungkinan manajer untuk melakukan
pajak secara parsial. tindakan oportunistik dengan melakukan
Dalam teori agensi, komisaris tax evasion yang akan merugikan
independen dibutuhkan untuk melakukan pemegang saham dan nilai perusahaan
pengawasan dan monitoring terhadap dalam jangka panjang.
tindakan – tindakan manajerial Hasil ini mendukung penelitian
sehubungan dengan perilaku oportunistik menurut (Minnick & Noga, 2010),
mereka. Pengawasan ini dapat mengurangi (Armstrong, Blouin, Jagolinzer, &
masalah agensi yang timbul sehingga Larcker, 2015) komisaris independen
mengurangi konflik kepentingan antara berperan mengawasi peningkatan kinerja
pemegang saham (pemilik) dan manajerial. manajerial, mempengaruhi keputusan
Komisaris independen mampu strategis termasuk dalam aspek
terlibat secara intensif dalam membuat perencanaan pajak serta berorientasi
kebijakan strategis dan mempengaruhi terhadap kesejahteraan pemegang saham
direksi (manajer) untuk melakukan dan stakeholder lainnya.
perencanaan pajak dengan komprehensif Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel 6
Uji Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistic Keterangan
Tolerance VIF
Ukuran perusahaan (X1) 0,857 1,167 Bebas multikolinieritas
Pendanaan utang (X2) 0,813 1,230 Bebas multikolinieritas
Profitabilitas (X3) 0,675 1,481 Bebas multikolinieritas
Intensitas aset tetap (X4) 0,824 1,214 Bebas multikolinieritas

52 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
Komisaris independen (X5) 0,856 1,169 Bebas multikolinieritas
Komite audit (X6) 0,914 1,094 Bebas multikolinieritas
Kepemilikan manajerial (X7) 0,720 1,389 Bebas multikolinieritas
Kepemilikan institusional (X8) 0,571 1,750 Bebas multikolinieritas

6. Pengaruh Komite Audit Terhadap melakukan pengawasan dan membantu


Manajemen Pajak dewan komisaris dalam menuntut
Dari hasil uji hipotesis dapat keterbukaan informasi dan pengendalian
diketahui bahwa komite audit memiliki internal untuk mengurangi risiko tindakan
signifikansi kurang dari 0,05 (0,025 < oportunis manajerial yang berpotensi
0,05) sehingga hipotesis keenam ditolak. melakukan tax evasion yang dapat
Hal ini menunjukkan bahwa proporsi merugikan stakeholder serta penyediaan
komite audit luar memiliki peran penting informasi yang memiliki integritas bagi
dalam mempengaruhi strategi manajemen pengguna laporan keuangan perusahaan.
pajak perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
Fungsi komite audit dalam dengan Richardson et al., (2013) dan
perusahaan yang memiliki latar belakang (Robinson, Xue, & Zhang, 2012) bahwa
tingkat keahlian akuntansi dan pengalaman komite audit dengan latar belakang
praktis industri berimplikasi dalam keahlian akuntansi dan keuangan,
konteks ini, komite audit memiliki memiliki kapabilitas untuk terlibat aktif
kapabilitas untuk mengindentifikasi dan dalam peran tertentu dalam pengawasan
mengevaluasi kewajaran strategi internal terhadap kinerja operasional,
perencanaan pajak agar sesuai dengan integritas laporan keuangan dan
aturan yang berlaku, menghindari peluang mempengaruhi keputusan strategis
oportunistik dalam celah perpajakan yang manajerial dalam mengelola pajak untuk
berisiko dan tidak mempunyai kepastian memperoleh pajak yang lebih rendah tanpa
hukum bagi perusahaan serta memberi melanggar regulasi yang berlaku.
saran skema perencanaan pajak yang baik. Hasil uji linieritas
Selain itu, komite audit berperan
Tabel 7
Uji Linieritas
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the X2 hitung X2 tabel
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,032 ,001 -,126 ,08258725 0,072 92,808
a. Predictors: (Constant), X8SQR, X6SQR, X1SQR,
X4SQR, X3SQR, X2SQR, X7SQR, X5SQR
b. X2 hitung = (n-k) x R Square (baru) atau (110-9) x 0,12
c. X2 tabel dilihat dengan degree of freedom (df) = α, n
(0,05; 72)
mempengaruhi aktivitas manajemen pajak
7. Pengaruh Kepemilikan Manajerial perusahaan.
Terhadap Manajemen Pajak Menurut teori agensi, insentif
Hasil pengujian menunjukkan dalam bentuk saham diharapkan mampu
bahwa kepemilikan manajerial memiliki menyelaraskan kepentingan diantara
signifikansi diatas 0,05 (0,491 > 0,05) pemegang saham (pemilik) dan manajerial
sehingga hipotesis ketujuh ditolak. (agen) sehingga mengurangi konflik agensi
Kepemilikan saham oleh pihak manajerial diantara dua pihak, mengurangi tindakan
tidak menjadi insentif untuk oportunistik dan meningkatkan kinerja

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
53
perusahaan dalam jangka panjang. Dari hasil uji parsial dapat
Sehingga berimplikasi bahwa manajerial diketahui bahwa variabel kepemilikan
memiliki dua peran yaitu agen sekaligus institusional memiliki signifikansi
pemegang saham, mengurangi melebihi 0,05 (0,145 > 0,05) sehingga
kemungkinan tindakan yang akan dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
merugikan pemegang saham agar memiliki saham oleh investor institusi tidak
timbal balik manfaat yang sesuai memiliki pengaruh terhadap manajemen
kepentingan manajerial. pajak perusahaan.
Namun proporsi saham yang Menurut teori agensi, kepemilikan
dimiliki oleh manajerial dalam perusahaan saham oleh investor institusi diharapkan
secara umum sangat rendah, sehingga mampu mengontrol dan mengawasi pihak
berimplikasi manajerial tidak memiliki manajerial dalam mengelola perusahaan
insentif yang cukup untuk mempengaruhi termasuk dalam membuat kebijakan
atau menentukan kebijakan strategis strategis perpajakan dengan tujuan untuk
termasuk perencanaan pajak perusahaan. menekan tindakan oportunistik yang dalam
Selain itu, pada dasarnya perolehan saham jangka panjang dapat merugikan
oleh pihak manajerial bersifat sebatas pemegang saham (pemilik).
kompensasi lain yang diberikan sehingga Namun struktur kepemilikan saham
tidak memiliki hak istimewa (saham tanpa masih sedikit dimiliki oleh investor
hak suara) sebagaimana pemegang saham institusi dan sebagian besar bukan sebagai
lainnya untuk menentukan tujuan maupun pemegang saham pengendali atau bahkan
kebijakan suatu perusahaan termasuk sebagai pemegang saham minoritas
kebijakan strategis dalam aspek disebabkan masih banyaknya
perpajakan. kecenderungan perusahaan dengan
Sebagaimana hasil penelitian kepemilikan terkonsentrasi serta sebagian
menurut (Maraya & Yendrawati, 2016), proporsi saham juga diberikan kepada
(Ethika, Ropita, & Zailtul, 2016), (Hadi & institusi sebagai pembayaran atas transaksi
Mangoting, 2014) bahwa ada tidaknya tertentu dalam bentuk lain. Dengan
kepemilikan saham oleh manajerial demikian hasil ini sejalan dengan
(direksi maupun komisaris) sebagai bentuk penelitian oleh (Winata, 2014), (Sari G.
insentif maupun kompensasi dalam M., 2014), yang menyatakan bahwa
perusahaan pada dasarnya tidak struktur kepemilikan saham oleh investor
mempengaruhi aktivitas strategis institusional yang rendah tidak memiliki
perusahaan termasuk dalam perencanaan keterlibatan dalam aktivitas perencanaan
pajak. pajak.
8. Pengaruh Kepemilikan Institusional
Terhadap Manajemen Pajak

3. Profitabilitas yang diukur dengan


KESIMPULAN DAN SARAN ROA berpengaruh terhadap
Berdasarkan pada hasil analisis, maka manajemen pajak perusahaan.
kesimpulan yang dapat diambil dari 4. Intensitas (proporsi) aset tetap
penelitian ini adalah: memiliki pengaruh terhadap
1. Ukuran perusahaan tidak manajemen pajak perusahaan.
berpengaruh terhadap manajemen 5. Komisaris independen berpengaruh
pajak perusahaan. terhadap manajemen pajak.
2. Pendanaan utang sebagai proporsi 6. Komite audit memiliki pengaruh
dalam neraca tidak berpengaruh terhadap manajemen pajak.
terhadap manajemen pajak 7. Kepemilikan manajerial tidak
perusahaan. berpengaruh secara signifikan

54 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
terhadap manajemen pajak dengan efektif, pengawasan terhadap
perusahaan. kebijakan termasuk dalam
8. Kepemilikan institusional tidak perencanaan pajak perusahaan.
mempengaruhi manajemen pajak 4. Dalam aspek struktur kepemilikan,
perusahaan. pemberian hak proporsi saham kepada
Implikasi manajerial maupun institusi dengan
1. Manajerial perusahaan dengan cara opsi membeli maupun dalam
pertimbangan yang kuat lebih dapat bentuk lainnya perlu dipertimbangkan,
memanfaatkan insentif pajak yang dalam upaya untuk mengurangi
diberikan oleh pemerintah dengan asimetri informasi, konflik
penelaahan lebih jauh regulasi terkait kepentingan maupun mitigasi terhadap
untuk mendapatkan tax shield baik masalah agensi.
untuk jangka pendek maupun jangka 5. Memberikan gambaran secara lebih
panjang komprehensif kepada pemerintah
2. Dari aspek keuangan, pihak mengenai skema perencanaan pajak
manajerial dapat lebih memperhatikan perusahaan yang dilihat melalui
potensi manfaat pajak yang bisa karakteristik tertentu dengan tujuan
diperoleh dari proporsi aset tetap yang untuk meningkatkan penerimaan
dimiliki maupun keputusan pendanaan pajak, perluasan basis pajak maupun
eksternal dalam bentuk utang jangka peningkatan kepatuhan pajak, melalui
panjang dengan mempertimbangkan pemberian saran perbaikan
regulasi tertentu. fundamental maupun struktural
3. Bagi kepentingan pemilik (pemegang terhadap peraturan yang sudah ada
saham) lebih intensif memperhatikan mengingat banyaknya inkonsistensi
fungsi komisaris independen termasuk regulasi dibawahnya,
komite audit dengan menyempurnakan maupun dengan
mempertimbangkan independensi, merumuskan kebijakan baru yang
latar belakang keahlian keuangan dan lebih relevan dan komprehensif untuk
pengalaman praktis industri agar kepentingan wajib pajak secara luas.
memastikan mekanisme dan
implementasi tata kelola berjalan DATAR PUSTAKA
Social and Behavioral Sciences
Adhikari, A., Derashid, C., & Zhang, H. 164 , 150-160. Aplikasi Analisis
(2006). Public policy, political Multivariate dengan Program
connections, and effective tax IBM SPSS 192011SemarangBP
rates: Longi tudinal evidence from Universitas Diponegoro
Malaysia. Journal of Accounting Ardyansah, D., & Zulaikha. (2014).
and Public Policy 25 , 574-595. Pengaruh Size, Leverage,
Adisamartha, I. B., & Noviari, N. (2015). Profitability, Capital Intensity
Pengaruh Likuiditas, Leverage, Ratio Dan Komisaris Independen
Intensitas Persediaan Dan Terhadap Effective Tax Rate (Etr)
Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat . Diponegoro Journal Of
Agresivitas Wajib Pajak Badan . Accounting Vol. 3 No. 2 , 1-9.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian
Udayana Vol. 13 No. 3 , 973- Suatu Pendekatan Praktik.
1000. Jakarta: Rineka Cipta.
Annuar, H. A., Salihu, I. A., & Obid, S. Armstrong, C. S., Blouin, J. L., &
N. (2014). Corporate ownership, Larcker, D. F. (2012). The
governance and tax avoidance: An incentives for tax planning.
interactive effects. Procedia -

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
55
Journal of Accounting and tax aggressive than non-family
Economics 53 , 391-411. firms? Journal of Financial
Armstrong, C. S., Blouin, J. L., Economics. 91, (1) , 41-61.
Jagolinzer, A. D., & Larcker, D. F. Darmadi, I. N., & Zulaikha. (2013).
(2015). Corporate Governance, Analisis Faktor Yang
Incentives, and Tax Avoidance. Mempengaruhi Manajemen Pajak
Journal of Accounting and Dengan Indikator Tarif Pajak
Economics, 60, (1) , 1-17. Efektif. Jurusan Akuntansi
ASEAN Briefing. (2018, July 26). Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Comparing Tax Rates Across Universitas Diponegoro Vol. 2,
ASEAN. Diambil kembali dari No. 4 , 1-12.
ASEAN Briefing: Darmawan, I. G., & Sukartha, I. M.
https://www.aseanbriefing.com/ne (2014). Pengaruh Penerapan
ws/2018/07/26/comparing-tax- Corporate Governance, Leverage,
rates-across-asean.html Return On Assets, Dan Ukuran
Bapepam. (1997). Keputusan Ketua Perusahaan Pada Penghindaran
Badan Pengawas Pasar Modal Pajak . E-Jurnal Akuntansi
No. KEP-. 11/PM/1997 tentang Universitas Udayana. 9.1 , 143-
Pedoman Mengenai Bentuk dan 161.
Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Derashid, C., & Zhang, H. (2003).
Rangka Penawaran Umum Oleh Effective tax rates and the
Perusahaan Menengah Atau “industrial policy” hypothesis:
Kecil. evidence from Malaysia. Journal
Bapepam. (2003). Keputusan Ketua of International Accounting,
Badan Pengawas Pasar Modal Auditing & Taxation 12 , 45–62.
No. KEP-. 41/PM/2003 tentang Dyreng, S. D., Hanlon, M., & Maydew, E.
pembentukan dan pedoman kerja L. (2008). Long-Run Corporate
komite audit. Tax Avoidance. The Accounting
Barnhart, S. W., & Rosenstein, S. (1998). Review Vol. 83 No. 1 , 61-82.
Board Composition, Managerial Eisenhardt, K. M. (1989). Agency
Ownership, and Firm Theory: An Assessment and
Performance: An Empirical Review. The Academy of
Analysis. Financial Review, Management Review, Vol. 14, No.
November 1998 , 1-16. 1 , 57-74.
Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba: Ethika, Ropita, & Zailtul. (2016).
Studi Pengaruh Mekanisme Pengaruh Karakteristik
Corporate Governance dan Kepemilikan Terhadap Agresivitas
Dampak Manajemen Laba Dengan Pajak pada Perusahaan Go-publik.
Menggunakan Analisis Jalur . Jurna Fakultas Ekonomi Vol. 9
Simposium Nasional Akuntansi No. 1 , 1-15.
VIII IAI , 172-194. Fatmawatie, N. (2015). Tanggung Jawab
Brigham, E., & Ehrhardt, M. (2009). Sosial Perusahaan. Kediri:
Financial Management Theory STAIN Kediri Press.
and Practice. New York: Fernández-Rodríguez, E., & Martínez-
McGraw-Hill. Arias, A. (2012). Do Business
Chariri, A., & Ghozali, I. (2007). Teori Characteristics Determine an
Akuntansi. Semarang: Badan Effective Tax Rate? The Chinese
Penerbit Universitas Diponegoro. Economy, 45, 6 , 60-83.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, Forum for Corporate Governance in
T. (2008). Are family firms more Indonesia. (2013). Peranan

56 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
Dewan Komisaris dan Komite Corporate Governance Indonesia.
Audit dalam Pelaksanaan Jakarta: KNKCG.
Corporate Governance. Jakarta: Lanis, R., & Richardson, G. (2011). The
FCGI. effect of board of director
Gupta, S., & Newberry, K. (1997). composition on corporate tax
Determinants of the variability in aggressiveness. J. Account. Public
corporate effective tax rates: Policy 30 , 50-70.
Evidence from longitudinal data. Liu, X., & Cao, S. (2007). Determinants
Journal of Accounting and Public of Corporate Effective Tax Rates:
Policy, Vol. 16 , 1-34. Evidence from Listed Companies
Hadi, J., & Mangoting, Y. (2014). in China. Chinese Economy 40 (6)
Pengaruh Struktur Kepemilikan , 49-67.
dan Karakteristik Dewan Terhadap Maraya, A. D., & Yendrawati, R. (2016).
Agresivitas Pajak. Tax and Pengaruh corporate governance
Accounting Review Vol. 4 No. 2 , dan corporate social responsibility
1-10. disclosure terhadap tax avoidance.
Hasan, I., Kim, I., Teng, H., & Wue, Q. Jurnal Akuntansi & Auditing
(2016). The Effect of Foreign Indonesia Vol. 20 (2) , 147-159.
Institutional Ownership on Mark, (., & Thomas, W. B. (2016). Legal
Corporate Tax Avoidance: Environment and Corporate Tax
International Evidence . Bank of Avoidance: Evidence from State
Finland Research Discussion Tax Codes. American Tax
Paper , 1-45. Association , 1-56.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Masri, I., & Martani, D. (2012). Pengaruh
Metodologi Penelitian & Tax Avoidance Terhadap Cost Of
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Debt. Prosiding SNA XV , 1-27.
Indonesia. Minnick, K., & Noga, T. (2010). Do
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). corporate governance
Theory of the Firm: Managerial characteristics influence tax
Behavior, Agency Costs and management? Journal of
Ownership Structure. Journal of Corporate Finance 16 , 703-718.
Financial Economics (JFE), Vol. Modigliani, F., & Miller, M. H. (1963).
3, No. 4 , 305-360. Corporate Income Taxes and the
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Cost of Capital: A Correction. The
Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. American Economic Review, Vol.
Khan, M., Srinivasan, S., & Tan, L. 53, No. 3 , 433-443.
(2016). Institutional Ownership Mulyani, S., Darminto, & N.P, M. W.
and Corporate Tax Avoidance: (2014). Pengaruh Karakteristik
New Evidence . Accounting Perusahaan, Koneksi Politik Dan
Review, Vol. 92 No. 2 , 101-122. Reformasi Perpajakan Terhadap
Kieso, D. E. (2011). Accounting Principle Penghindaran Pajak. PS
10th edition. John Wiley & Sons Perpajakan , 1-9.
Inc. Munawir, S. (2004). Analisis Laporan
Kim, J., Quinn, P., & Wilson, R. (2016). Keuangan Edisi Ke-4. Yogyakarta:
Managerial Ownership and Tax Liberty.
Planning: Evidence from Stock Napitu, A. T., & Kurniawan, C. H.
Ownership Plans . 1-40. (2016). Analisis Faktor-Faktor
Komite Nasional Kebijakan Governance. yang Mempengaruhi Agresivitas
(2016). Pedoman Umum Good Pajak Perusahaan Manufaktur .

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
57
Simposium Nasional Akuntansi Financial Expertise in the Audit
XIX , 1-24. Committee. 1-40.
Nicodème, G. (2007). Do Larges Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi
Companies Have Lower Effective Konsep & Teknik Penyusunan.
Corporate Tax Rates? A European Jakarta: Erlangga.
Survey. Centre Emile Bernheim Sari, D. K. (2009). Determinan Variasi
Research Institute , 1-32. Effective Tax Rates (ETRs)
Noor, R. M., Fadzillah, N. S., & Mastuki, Perusahaan dan Reformasi Pajak.
N. (2010). Corporate Tax Tesis. Universitas Indonesia .
Planning: A Study On Corporate Sari, G. M. (2014). Pengaruh Corporate
Effective Tax Rates of Malaysian Governance, Ukuran Perusahaan,
Listed Companies. International Kompensasi Rugi Fiskal dan
Journal of Trade, Economics and Struktur Kepemilikan Terhadap
Finance, Vol. 1, No. 2 , 189-193. Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi
OJK. (2013). Peraturan Otoritas Jasa dan Bisnis Vol. 2 No. 7 , 1-23.
Keuangan Nomor /Pojk.04/2013 Sartono, A. (2001). Manajemen
Tentang Program Kepemilikan Keuangan Teori dan Aplikasi.
Saham Oleh Karyawan Yogyakarta: BPFE.
Perusahaan Terbuka. Soepriyanto, G. (2011). Faktor-Faktor
Panda, B., & Leepsa, N. M. (2017). yang Mempengaruhi Variasi Tarif
Agency theory: Review of Theory Pajak Efektif Perusahaan . Jurnal
and Evidence on Problems and Jurusan Akuntansi Binus
Perspectives. Indian Journal of University , 1025-1035.
Corporate Governance Vol. 10 (1) Stickney, C. P., & V., M. (1982).
, 74–95. Effective tax rates: The effect of
Pemerintah Indonesia. (2008). UU No 36 size, capital intensity, leverage and
tahun 2008 tentang Pajak other factors. Journal of
Penghasilan. Jakarta: Sekretariat Accounting and Public Policy Vol.
Negara. 1 , 125-152.
Pemerintah Indonesia. (2007). UU Nomor Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Terbatas. Jakarta: Sekretariat Sugiyono. (2017). Statistika untuk
Negara. Penelitian. Bandung: CV
Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Alfabeta.
Determinants of the variability in Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi
corporate effective tax rates and Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
tax reform: Evidence from Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Australia. Journal of Accounting Suliyanto. (2011). Ekonometrika
and Public Policy 26 , 689-704. Terapan: Teori & Aplikasi.
Richardson, G., Taylor, G., & Lanis, R. Yogyakarta: Andi Publisher.
(2013). The impact of board of Suliyanto. (2018). Metode Penelitian
director oversight characteristics Bisnis untuk Skripsi, Tesis &
on corporate tax aggressiveness: Disertasi. Yogyakarta: Andi
An empirical analysis. J. Account. Publisher.
Public Policy 32 , 68–88. Sunaryo. (2013). Pengaruh Company
Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar Size, Company Ages, Profitability,
Pembelanjaan Perusahaan. Dan Leverage Terhadap Csr
Yogyakarta: BPFE. Disclosures . 61-69.
Robinson, J. R., Xue, Y., & Zhang, M. H. Susilowati, H., Triyono, & Syamsudin.
(2012). Tax Planning and (2011). Pengaruh Mekanisme

58 DETERMINAN MANAJEMEN PAJAK PERUSAHAAN: UKURAN PERUSAHAAN, PENDANAAN UTANG, PROFITABILITAS, INTENSITAS
ASET TETAP DAN MEKANISME TATA KELOLA
Umi Pratiwi
Universitas Jenderal Sudirman
Corporate Governance dan Wahyuni, T. (2013). Faktor-faktor Yang
Leverage Terhadap Manajemen Mempengaruhi Nilai Perusahaan.
Laba Dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Universitas Surabaya Vol. 2 No. 1
Bisnis Vol. 12 No. 2 , 127-141. , 1-18.
Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Waluyo, T. M., Basri, Y. M., & Rusli.
Teori, Konsep dan Aplikasi. (2015). Pengaruh Return on Asset,
Yogyakarta: Ekonisia. Leverage, Ukuran Perusahaan,
Suwito, E., & Herawaty, A. (2005). Kompensasi Rugi Fiskal dan
Analisis Pengaruh Karakteristik Kepemilikan Institusi Terhadap
Perusahaan Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak . Prosiding
Perataan Laba Yang Dilakukan SNA XVIII , 1-25.
Oleh Perusahaan Yang Terdaftar Winata, F. (2014). Pengaruh Corporate
Di Bursa Efek Jakarta . SNA VIII Governance Terhadap Tax
Solo, 15 – 16 September 2005 , Avoidance Pada Perusahaan Yang
136-146. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
TMF Group Expert. (2017, October 17). Tahun 2013. Tax and Accounting
Doing business in ASEAN: Review Vol 4 No 1 , 1-11.
spotlight on tax rates. Diambil Yuono, C. A., & Widyawati, D. (2016).
kembali dari TMF Group: Pengaruh Perencanaan Pajak dan
https://www.tmf- Corporate Governance Terhadap
group.com/en/news- Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan
insights/articles/2017/october/doin Riset Akuntansi Vol. 5, No. 6 , 1-
g-business-in-asean/ 19.
Viriany, Susanto, L., & Yanti. (2018). Zimmerman, J. L. (1983). Taxes and firm
Faktor-Faktor Yang size. Journal of Accounting and
Mempengaruhi Agresivitas Pajak. Economics , 119-149.
Jurnal Ekonomi Vol. 23 , 10-19.

Jurnal Akuntansi dan Auditing


Volume 16/No. 2 Tahun 2019: 39-59
59

Anda mungkin juga menyukai