Anda di halaman 1dari 14

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE , LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,


DAN SALES GROWTH TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

Oleh:

Nama : Lukitasari Winastuti


NIM : 11.05.52.0079
Program Studi : S1 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK ( UNISBANK )
SEMARANG
2015

i
ii
iii
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE , LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,
DAN SALES GROWTH TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

Lukitasari Winastuti
Lucky_512im@yahoo.com
Program Studi Akuntansi FEB Universitas Stikubank Semarang

ABSTRACT

This research aims to analyse the influence of corporate governance, leverage, the size of
company, sales growth to tax avoidance to companies that in the list Corporate Governance
Perception Index.

The sample in this study of 59 companies a period of 2011-2013, the next few samples
eliminated due to a problem of heteroskedastisitas, so the sample size to 57. Relation and (or)
influence between variables is described by using multiple regression analysis.

Based on the result showed that variables that effect negatively the size of company, and sales
growth, while the possitive effect on the corporate governance, and leverage of tax avoidance.

Key words : tax avoidance, corporate governance, leverage, size of the


company, sales growth

I. PENDAHULUAN ketiga atau terakhir, adalah apabila kedua


Pajak merupakan salah satu sumber langkah sebelumnya tidak dapat dilakukan
penerimaan negara yang paling besar. Setiap maka wajib pajak akan membayar pajak
wajib pajak diwajibkan untuk ikut tersebut. Inilah strategi dalam melakukan
berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan perencanaan pajak. Tidak sedikit perusahaan
pelaksanaan pembangunan nasional dapat yang melakukan perencanaan pajak (tax
berjalan dengan baik demi kesejahteraan planning) dengan tujuan untuk meminimalisasi
negara. Namun bagi perusahaan pajak pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
merupakan beban yang akan mengurangi laba Perencanaan pajak yang masih dalam
bersih, dan sudah jadi rahasia umum koridor Undang-Undang disebut penghindaran
perusahaan selalu menginginkan pembayaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak
pajak seminimal mungkin (Kurniasih dan Sari, merupakan usaha untuk mengurangi hutang
2013). Hal inilah yang menyebabkan banyak pajak yang bersifat legal. Apabila
dari wajib pajak baik masyarakat bahkan penghindaran pajak melebihi batas atau
perusahaan yang melakukan penghindaran melanggar hukum dan ketentuan yang berlaku
pajak (tax avoidance). maka aktivitas tersebut dapat tergolong ke
Penghindaran pajak (tax avoidance) dalam penggelapan pajak (tax evasion).
adalah salah satu cara untuk menghindari Penghidaran pajak ini dapat dikatakan
pajak secara legal yang tidak melanggar persoalan yang rumit dan unik karena disatu
peraturan perpajakan. Ada tiga sisi diperbolehkan, tetapi tidak diinginkan
tahapan/langkah akan dilakukan perusahaan (Budiman & Setiyono, 2012). Dalam beberapa
dalam meminimalkan pajak yang dikenakan tahun terakhir otoritas pajak tampaknya telah
(Marihot Pahala Siahaan, 2010 dalam Prakosa, berusaha dengan semaksimal mungkin tidak
2014 ). Langkah pertama, perusahaan berusaha hanya menegakkan batas yang jelas antara
untuk menghindari pajak baik secara legal penghindaran pajak dan penggelapan pajak
maupun ilegal. Langkah yang kedua, dalam upaya perencanaan pajak, tetapi juga
mengurangi beban pajak seminimal mungkin untuk mencegah Wajib Pajak masuk ke dalam
baik secara legal maupun ilegal. Langkah ambiguitas yang ditimbulkan oleh peraturan

1
perpajakan (Bovi, 2005 dalam Annisa & Keselarasan hubungan pemegang saham dan
Kurniasih, 2012). manajer perusahaan akan mempengaruhi
Berkaitan dengan penghindaran pajak kebijakan perpajakan yang akan digunakan.
dan variabel yang mempengaruhinya tersebut, Penerapan corporate governance dalam
terdapat beberapa fenomena bahwa menentukan kebijakan perpajakan yang akan
berdasarkan data pajak yang di sampaikan oleh digunakan oleh perusahaan berkaitan dengan
dirjen pajak ada 4.000 perusahaan PMA pada pembayaran pajak penghasilan perusahaan.
tahun 2012 nihil nilai pajaknya, perusahaan Pembayaran pajak penghasilan didasarkan
tersebut diketahui ada yang mengalami pada besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
kerugian selama 7 tahun berturut-turut. Perusahaan tentunya selalu menginginkan laba
Perusahaan tersebut umumnya bergerak pada yang besar, namun laba besar akan dikenakan
sektor manufaktur dan pengolahan bahan baku beban pajak yang besar. Beban pajak yang
(DJP, 2013 dalam Prakosa, 2014). besar menyebabkan perusahaan akan berusaha
Penghindaran pajak yang terjadi pada tahun untuk melakukan penghindaran pajak dengan
2013 dimana penerimaan pajak yang risiko yang kecil. Beberapa penelitian tentang
ditargetkan sebesar Rp 995,22 triliun namun corporate governance seperti yang dilakukan
hanya mencapai 65,74% yang terealisasi oleh Hendy, Damawan, dan Sukartha (2014);
hingga 7 oktober 2013. Dirjen Pajak mengakui menemukan bahwa Corporate Governance
kemungkinan besar pada tahun 2013 hanya berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
mampu menghimpun 90% dari target yang Namun berbeda dengan Prakosa (2014)
ditetapkan (detiknews, 2015). Di negara menemukan bahwa corporate governance
lainpun terdapat kasus pengelapan pajak salah tidak berpengaruh terhadap penghindaran
satunya tentang HSBC yang berbasis di pajak.
London, Inggris terbukti telah membantu para Leverage merupakan rasio yang
nasabah kaya dalam menghindari kewajiban menunjukkan besarnya utang yang dimiliki
membayar pajak yang bernilai total 119 miliar oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas
dolar AS (mediabisnis, 2015). Di Afrika operasinya. Penambahan jumlah utang akan
kehilangan 2 % pendapatan karena mengakibatkan munculnya beban bunga yang
penghindaran pajak (BBC indonesia, 2013). harus dibayar oleh perusahaan. Secara logika
Fenomena perbedaan kepentingan semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti
antara wajib pajak dengan pemerintah dan semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang
rata-rata rasio pajak yang belum mencapai pihak ketiga yang digunakan perusahaan dan
target dapat mengindikasikan adanya aktivitas semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul
penghindaran pajak yang cukup besar, dari utang tersebut (Prakosa, 2014). Penelitian
sehingga penerimaan pajak negara Indonesia tentang leverage seperti yang dilakukan oleh
masih belum optimal. Selain dituntut untuk Kurniasih dan Sari (2013) menemukan bahwa
membayar pajak sebagai kewajiban, leverage berpengaruh terhadap peghindaran
perusahaan-perusahaan go public di Indonesia pajak. Perusahaan yang memiliki utang tinggi
juga diharuskan untuk menerapkan corporate akan mendapatkan insentif pajak berupa
governance. Tata kelola perusahaan yang potongan atas bunga pinjaman, sehingga
menjelaskan hubungan antara pemilik dan perusahaan yang memiliki beban pajak tinggi
manajer perusahaan dalam menentukan arah dapat melakukan penghematan pajak dengan
kinerja perusahaan disebut corporate cara menambah utang perusahaan. Dengan
governance (Annisa dan Kurniasih, 2012). menambah utang guna memperoleh insentif
Penerapan Corporate governance bertujuan pajak yang besar maka dapat dikatakan bahwa
untuk meminimumkan konflik keagenan. perusahaan tersebut agresif terhadap pajak.
Konflik keagenan muncul apabila tujuan yang Namun berbeda dengan Hendi, Darmawan,
ingin dicapai oleh manajer perusahaan tidak dan Sukatha (2014) menemukan bahwa
sejalan dengan kepentingan pemegang saham. leverage tidak berpengaruh terhadap
Pemegang saham mengharapkan pendapatan penghindaran pajak.
(dividen) yang maksimal atas dana yang Perusahaan besar lebih cenderung
mereka investasikan. Pihak manajemen lebih memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
mementingkan aktivitas operasional daripada menggunakan pembiayaan yang
perusahaan dengan tidak membagikan dividen berasal dari utang. Perusahaan besar akan
dan mengalokasikannya sebagai laba ditahan. menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan

2
menimbulkan kecenderungan bagi para II. TELAAH PUSTAKA DAN
manajer perusahaan untuk berlaku patuh PENGEMBANGAN HIPOTESIS
(Kuriasih dan Sari, 2013). Semakin besar Teori Agensi (Agency Theory)
ukuran perusahaan, maka perusahaan akan Teori Agensi mendeskripsikan
lebih mempertimbangkan risiko dalam hal hubungan antara pemegang saham
mengelola beban pajaknya. Perusahaan yang (Shareholder) sebagai principal dan
termasuk dalam perusahaan besar cenderung manajeman sebagai agen. Teori agensi
memiliki sumber daya yang lebih besar menyatakan hubungan kontrak antara agen
dibandingkan perusahaan yang memiliki skala (manajemen suatu usaha) dan principal
lebih kecil untuk melakukan pengelolaan (pemilik usaha). Agen melakukan tugas-tugas
pajak. Sumber daya manusia yang ahli dalam tertentu untuk principal, principal mempunyai
perpajakan diperlukan agar dalam pengelolaan kewajiban untuk memberi imbalan pada si
pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat agen (Hendriksen dan Breda, 1976 dalam
maksimal untuk menekan beban pajak Kurniasih dan Sari, 2013). Teori agensi
perusahaan. Banyaknya sumber daya yang menyatakan adanya asimetri informasi
dimiliki oleh perusahaan berskala besar maka (informasi yang tidak seimbang) antara
akan semakin besar biaya pajak yang dapat manajer (agen) dan pemegang saham
dikelola oleh perusahaan. Penelitian tentang (principal) karena manajer lebih mengetahui
ukuran perusahaan seperti yang dilakukan olah informasi internal dan prospek perusahaan di
Prakoso (2014); dalam penelitiannya masa yang akan datang dibandingkan
menyatakan bahwa ukuran perusahaan pemegang saham (Shareholder) dan
berpengaruh negatif terhadap penghindaran stakeholder lainnya. Agency Theory
pajak. Namun berbeda dengan Swingly dan merupakan perspektif yang secara jelas
Sukartha (2015); menemukan bahwa ukuran menggambarkan masalah yang timbul dengan
perusahaan berpengaruh terhadap adanya pemisahan antara kepemilikan dan
penghindaran pajak. pengendalian terhadap perusahaan, yaitu
Sales growth, menunjukan terdapatnya konflik kepentingan dalam
perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke perusahaan (Lukviarman, 2006 dalam
tahun. Pertumbuhan yang meningkat Kurniasih dan Sari, 2013).
memungkinkan perusahaan akan lebih dapat Keputusan Manajer untuk melakukan
meningkatkan kapasitas operasi perusahaan. aktivitas tax avoidance merupakan salah satu
Sebaliknya bila pertumbuhannya menurun masalah keagenan. Penghematan pajak dari tax
perusahaan akan menemui kendala dalam avoidance merupakan sumber pendanaan
rangka meningkatkan kapasitas operasinya. murah bagi perusahaan (C. S. Armstrong,
Penelitian tentang sales growth yang Blouin, & Larcker, 2012 dalam Wahyudi) dan
dilakukan oleh Budiman dan Setyono (2012), manfaat tax avoidance secara ekonomi cukup
menemukan bahwa sales growth berpengaruh besar (Scholes et al., 2009 dalam C.
signifikan pada penghindaran pajak. Berbeda Armstrong et al. (2013) dalam Wahyudi).
dengan Swingly dan Sukartha (2015); Dewi Namun demikian, tindakan tax avoidance yang
(2015) menemukan bahwa sales growth tidak agresif dapat diikuti dengan biaya baik yang
berpengaruh pada penghindaran pajak. terlihat seperti denda atau biaya legal, atau
juga biaya yang tidak terlihat seperti risiko
Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang yang besar dan reputasi perusahaan (C.
di atas, maka permasalahan penelitian ini Armstrong et al., 2013 dalam Wahyudi).
dapat dirumuskan sebagai berikut : Perbedaan kepentingan antara fiskus
1. Bagaimanakah corporate governance (principle) dan manajemen parusahaan (agen)
berpengaruh terhadap penghindaran pajak? menyebabkan perusahaan cenderung untuk
2. Bagaimanakah leverage berpengaruh mengurangi jumlah pembayaran pajak, baik
terhadap penghindaran pajak? secara lega maupun ilegal.
3. Bagaimanakah ukuran perusahaan Dalam penelitian ini, konflik terjadi
berpengaruh terhadap penghindaran pajak? terhadap kepentingan laba perusahaan antara
4. Bagaimanakah sales growth berpengaruh pemungut pajak (fiskus) dengan pembayar
terhadap penghindaran pajak? pajak (manajemen perusahaan) dimana fiskus
sebagai principle dan manajemen perusahaan
sabagai agen. Fiskus berharap adanya

3
pemasukan sebesar-besarnya dari pemungutan dan Sukartha, 2014 telah membuktikan bahwa
pajak, sementara dari pihak manajemen kebijakan dalam pengelolaan beban pajak pada
berpandangan bahwa perusahaan harus perusahaan dipengaruhi oleh corporate
menghasilkan laba yang cukup signifikan governance. Kualitas corporate governance
dengan beban pajak yang rendah. Dua sudut yang baik dapat mendorong agen untuk tidak
pandang yang berbeda inilah yang bertindak agresif dalam pengelolaan beban
menyebabkan konflik antara fiskus sebagai pajak. Kesih Bambang Prakosa (2014), I Gede
pemungut pajak dengan pihak manajemen Hendy Darmawan dan I Made Sukartha
sebagai pembayar pajak (Prakosa, 2014). (2014); I Gusti Ayu Cahya Maharani dan
Ketut Alit Suardana (2014); mereka
Kerangka Pemikiran menemukan bahwa corporate governance
memiliki pengaruh negatif terhadap tindakan
penghindaran pajak.

H1: Corporate Governance berpengaruh


negatif terhadap penghindaran pajak

Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran


Pajak
Leverage merupakan tingkat utang yang
digunakan perusahaan dalam melakukan
pembiayaan. Secara logika semakin tinggi
nilai leverage, berarti semakin tinggi jumlah
pendanaan dari utang pihak ketiga yang
digunakan perusahaa dan semakin tinggi pula
Pengaruh Corporate Governance terhadap biaya bunga yang timbul dari utang tersebut.
Peghindaran Pajak Biaya bunga yang semakin tinggi akan
Corporate governance merupakan memberikan pengaruh berkurangnya laba
gambaran mekanisme tata kelola perusahaan, perusahaan, dengan berkurangnya laba
ketika suatu perusahaan menerapkan corporate perusahaan maka akan mengakibatkan beban
governance maka dapat mencegah perusahaan pajak perusahaan berkurang pula.
melakukan usaha yang agresif dalam Berdasarkan teori agensi, perusahaan
pengelolaan beban pajak perusahaan. Karena yang mempunyai tingkat hutang tinggi akan
dalam corporate governance mengandung mendapatkan insentif pajak. Dengan demikian
prinsip keterbukaan, akuntabilitas, semakin tinggi leverage maka semakin rendah
pertanggungjawaban, independensi, dan kemungkinan perusahaan untuk melakukan
kewajaran. Dengan adanya keterbukaan tindakan penghindaran pajak. Darmawan dan
informasi, maka diharapkan perusahaan akan Sukartha (2014) menemukan setiap
cenderung mengambil tindakan perpajakan perusahaan yang mengalami kenaikan
yang tidak berisiko. Prinsip keterbukaan dan leverage sebesar 1 persen, maka penghindaran
transparansi informasi tersebut juga bisa pajak perusahaan akan turun sebesar 0,3
mengurangi masalah yang timbul antara persen. Calvin Swingly dan I Made Sukartha
pemilik perusahaan dan manajer. Dengan (2015), Budiman dan Setiyono (2012)
menerapkan prinsip-prisip corporate menemukan bahwa leverage memiliki
governance, perusahaan bisa memiliki good pengaruh negatif terhadap peghindaran pajak.
corporate governance. Perusahaan dengan
corporate governance yang tinggi akan lebih H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap
taat terhadap peraturan yang telah ditentukan penghindaran pajak
dan lebih jarang melakukan tindakan pajak
agresif (Hidayanti dan Luksito, 2013). Hal Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
tersebut sejalan dengan teori agensi, dimana Penghindaran Pajak
dengan penerapan corporate governance dapat Machfoedz dalam Kurniasih dan Sari
mencegah agen melakukan usaha yang agresif (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
dalam pengelolaan beban pajak perusahaan. adalah suatu skala yang dapat
Desai dan Darmapala, 2006 dalam Darmawan mengklasifikasikan perusahan menjadi

4
perusahaan besar dan kecil. Ukuran Swingly dan Sukartha (2015),
parusahaan dapat dilihat dari total asset yang menemukan bahwa sales growth berpengaruh
dimiiki perusahaan. Dimana semakin tinggi positif terhadap penghindaran pajak.
nilai total aseet, maka semakin besar ukuran
perusahaan tersebut. H4: Sales growth berpengaruh positif
Berdasarkan teori keagenan, terhadap penghindaran pajak
sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan
dapat digunakan oleh manajer untuk III. METODE PENELITIAN
memaksimalkan kompensasi kinerja agen, Populasi dan Sampel
yaitu dengan cara menekan biaya pajak Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan yang masuk dalam daftar
perusahaan (Darmawan dan Sukartha, 2014). Corporate Governance Perception Index.
Perusahaan besar lebih cenderung Metode pemilihan sampel yang digunakan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dalam penelitian ini adalah Purposive
daripada menggunakan pembiayaan yang Sampling. Kriteria sampel yang digunakan
berasal dari utang sehingga semakin besar dalam penelitian ini adalah:
ukuran perusahaan maka semakin rendah nilai
CETR yang dimilikinya. Perusahaan besar Definisi Konsep, Operasional dan
akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga Pengukuran Variabel
akan menimbulkan kecenderungan bagi para
manajer perusahaan untuk berlaku patuh
(Kuriasih dan Sari, 2013). Sehingga semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin kecil
kemungkinan perusahaan melakukan tindakan
penghindaran pajak. Kurniasih dan Sari (2013),
Budiman dan Setiyono (2012), menemukan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap penghindaran pajak.
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap penghindaran pajak

Sales Growth dan Penghindaran pajak


Sales growth, menunjukkan
perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke
tahun. Pertumbuhan yang meningkat
Penghindaran Pajak
memungkinkan perusahaan akan lebih dapat
Peghindaran pajak, merupakan usaha
meningkatkan kapasitas operasi perusahaan.
untuk mengurangi, atau bahkan meniadakan
Sebaliknya bila pertumbuhannya menurun
hutang pajak yang harus dibayar perusahaan
perusahaan akan menemui kendala dalam
dengan tidak melanggar undang-unganf yang
rangka meningkatkan kapasitas operasinya.
ada. Variabel ini diproksikan dengan
Setiap perusahaan menginginkan tingkat
menggunakan model Cash Effective Tax Rate
penjualan meningkat setiap tahunnya.
(CETR) yang diharapkan mampu
Dengan adanya teori agensi akan
mengidentifikasi keagresifan perencanaan
memacu para agen untuk meningkatkan laba
pajak perusahaan yang dilakukan (Chen et al.
perushaan. Agen dalam teori agensi akan
2010 dalam Prakosa, 2014) dengan rumus
berusaha mengelola beban pajaknya agar tidak
sebagai berikut :
mengurangi kompensasi kinerja agen sebagai
akibat dari berkurangnya laba perusahaan oleh
beban pajak (Darmawan dan Sukartha, 2014).
Salah satu cara meningkatkan laba perusahaan
yaitu dengan menigkatkan penjualan. Namun Corporate Governance
dengan meningkatnya laba perusahaan maka Good Corporate Governance menurut
jumlah pajak yang akan dibayarkan Komite Nasional Kebijakan Governance
perusahaan juga akan mengalami peningkatan (KNKG) adalah sulah satu pilar dari sistem
sesuai dengan peningkatan laba tersebut.

5
ekonomi pasar. Corporate governance muncul menemui kendala dalam rangka meningkatkan
karena terjadi pemisahan antara kepemilikan kapasitas opersinya.
dengan pengendalian perusahaan, atau Sales growth dihitung dengan
seringkali dikenal dengan istilah masalah penjualan akhir periode dikurangi dengan
keagenan. Permasalahan keagenan dalam penjualan awal periode dan dibagi penjualan
hubungannya antara pemilik modal dengan awal periode
manajer adalah bagaimana sulitnya pemilik
dalammemastikan bahwa dana yang Profitabilitas
ditanamkan tidak diambil alih atau Profitabilitas adalah kemampuan
iinvestasikan pada proyek yang tidak perusahaan untuk memperoleh laba dari
menguntungkan sehingga tidak pendatangkan kegiatan bisnis yang dilakukannya.
return. Corporate governance dalam penelitian Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan
ini akan diukur menggunakan skor penilaian yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas
dalam CGPI yang dikembangkan oleh IICG. mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang
CGPI merupakan pemeringkatan terhadap dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
badan usaha yang menerapkan good corporate penggunaan aset dan pasiva dalam sutu
governance dan dikemukakan oleh majalah periode. Profitabilitas dapat digunakan sebagai
SWA. Skor CGPI dapat diakses dari informasi bagi pemegang saham untuk melihat
www.swa.co.id. keuntungan yang benar-benar diterima dalam
bentuk dividen. Investor menggunakan
Leverage profitabilitas untuk memprediksi seberapa
besar perubahan nilai atas saham yang
Leverage merupakan rasio yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas
mengukur kemampuan utang baik jangka untuk mengukur kemampuan perusahaan
panjang maupun jangka pendek membiayai dalam membayar pokok dan bunga pinjaman
aktiva perusahaan (Kurniasih & Sari, 2013). bagi kreditor.
Dalam penelitian ini leverage diukur dari total Dalam penelitian ini, pengukuran
utang baik jangka pendek maupun jangka terhadap profitabilitas diukur dengan Return
panjang dengan total debt to equity ratio On Asset yaitu perbandigan antara laba bersih
dengan rumus sebagai berikut : dengan total aset pada akhir periode, yang
digunakan sebagai indikator kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba
Ukuran Perusahaan (Kurniasih & Sari, 2013). ROA menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
Ferry dan Jones (1979) dalam Prakosa laba dari aktiva yang digunakan. ROA
(2014) mendefinisikan ukuran perusahaa merupakan rasio yang terpenting diantara rasio
sebagai gambaran besar kecilnya perusahaan. profitabilitas yang ada. Secara sistematis ROA
Menurut Jogianto (2000) dalam Prakosa dapat dirumuskan sebagai berikut :
(2014) ukuran perusahaan ditunjukan melalui
log total aktiva, dinilai lebih baik karena
ukuran perusahaan ini memiliki tingkat
kestabilan yang lebih dibandingkan proksi- Metode Analisis
proksi yang lainnya dan cenderung Penelitian ini menggunakan model
berkesinambungan antara periode berikutnya. penelitian analisis regresi linear berganda.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur Analisis regresi berganda digunakan untuk
dengan proxy logaritma natural total aset. menguji pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian
Sales Growth
hipotesis dilakukan dengan menggunakan
Menunjukkan perkembangan tingkat
model analisis regresi berganda sebagai
penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
berikut:
yang meningkat memungkinkan perusahaan
Y = + 1. 1 + 2. 2 + 3. X3+ 4. 4+
akan lebih dapat meningkatkan kapasitas
5. 5 + e
operasi perusahaan. Sebaliknya bila
pertumbuhannya menurun perusahaan akan Keterangan :

6
Y : Penghindaran Pajak Pengujian Kualitas Model
: Intercept model Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
: Koefisien Regresi Model Berdasarkan hasil uji F dalam
X1 : Corporate Governance penelitian dapat diketahui bahwa nilai F hitung
X2 : Leverage sebesar 9,922 dan nilai probabilitas signifikan
X3 : Ukuran Perusahaan 0,000 kurang dari 5% maka model regresi
X4 : Sales Growth secara bersama berpengaruh terhadap CETR
X5 : Profitabilitas sehingga secara keseluruhan model dinyatakan
e : Error model fit.

Koefisien Determinasi (R)


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Adjusted R Square (R) adalah 0,443.
Hal ini berarti bahwa 44,3% variabel
Uji Normalitas penghindaran pajak dapat dijelaskan oleh
Berdasarkan hasil output uji variabel corporate governance, leverage,
normalitas, diperoleh nilai skewness sebesar - leverage, ukuran perusahaan, sales growth,
1,287 < 1,96 (signifikan pada 0,05). Dengan dan profitabilitas. Sedangkan sisanya sebesar
demikian dapat disimpulkan bahwa data yang 55,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
diolah memenuhi asumsi normalitas. model yang dianalisis.

Pengujian Asumsi Klasik Analisis Regrasi


Hasil analisis regresi sebagai berikut:
Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Hasil perhitungan nilai tolerance Unstandardized Standardized
menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki Coefficients Coefficients
nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti Model B Std. Error Beta t Sig.
tidak ada korelasi antar variabel independen. 1 (Constant
.618 .123 5.015 .000
Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan )
hal yang sama yaitu tidak ada satu pun CG .008 .003 .599 2.995 .004
variabel independen yang memiliki nilai VIF LEV .012 .004 .515 3.441 .001
lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa SIZE -.057 .010 -1.307 -5.762 .000
tidak terjadi multikolinieritas antar variabel SALES -.170 .057 -.308 -2.978 .004
independen dalam model regresi.
PROF -.292 .124 -.299 -2.361 .022
a. Dependent
Uji Autokorelasi Variable: CETR
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson, Persamaan regresi yang terbentuk adalah
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan sebagai berikut:
mensyaratkan adanya konstanta dalam model CETR = 0,618+ 0,008X1 + 0,012X2 - 0,057X3
regresi dan tidak ada variabel lagi diantara 0,170X4 - 0,292X5
variabel independen. Hasil uji autokorelasi
dengan menggunakan uji Durbin-Watson Pembahasan dan Hasil Penelitian
diperoleh nilai Durbin-Watson 2,059 lebih
besar dari batas atas (du) 1,727 dan kurang Pengaruh Corporate Governance
dari 4 - 1,727 (4 du) maka dapat disimpulkan Terhadap Penghindaran Pajak
tidak terdapat autokorelasi. Dari hasil pengujian analisis regresi
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,995 dengan
Uji Heteroskedastistas tingkat signifikansi sebesar 0,004 (p <0,05)
Berdasarkan hasil uji heteroke maka variabel corporate governance
dastisitas dengan uji Park, menunjukkan berpengaruh positif signifikan terhadap
bahwa model regresi bebas dari masalah penghindaran pajak yang berarti H1 ditolak.
heteroskedastisitas. Dimana nilai signifikan Hubungan yang positif ini menunjukan bahwa
variabel lebih besar dari tingkat signifikan semakin tinggi index dari corporate
sebesar 0,05. governance maka akan mendorong perusahaan
untuk melakukan penghindaran pajak.

7
Hasil tersebut tidak sejalan dengan teori tingkat signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05)
agensi, dimana dengan penerapan corporate maka variabel leverage berpengaruh positif
governance tidak dapat mencegah agen untuk secara signifikan terhadap penghindaran pajak
melakukan usaha yang patuh dalam yang berarti H2 ditolak. Hubungan yang
pengelolaan beban pajak perusahaan. Hal positif menunjukkan semakin besar biaya
tersebut dapat terjadi dikarenakan dalam bunga dari hutang semakin tinggi pula
sampel penelitian didominasi oleh emiten kemungkinan perusahaan tersebut melakukan
keuangan atau perbankan. Di dalam penghindaran pajak.
perusahaan perbankan sangat rentan dengan Berdasarkan teori agensi, perusahaan
adanya regulasi, regulasi dilakukan untuk yang mempunyai tingkat hutang tinggi akan
melindungi para nasabah dan meningkatkan mendapatkan insentif pajak, oleh karenanya
kepercayaan atas produk-produknya. manajer berusaha untuk menambah hutang
Perusahaan perbankan tidak hanya produk dan guna memperoleh insentif pajak yang besar
layanan yang di regulasi tapi juga lembaga sehingga dapat menurunkan beban pajak
bank itu sendiri perlu diatur secara ketat perusahaan. Perusahaan dengan tingkat hutang
karena kegagalan bank dapat memiliki dampak yang tinggi memiliki laba yang sedikit.
jangka penjang yang mendalam terhadap Dengan laba yang sedikit menunjukkan kinerja
perekonomian. Selain itu perbankan juga harus manajemen perusahaan tersebut kurang baik,
melaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh dengan jumlah laba yang kecil akan
Bank Indonesia dan untuk perusahaan yang mendorong manajemen untuk meningkatkan
sudah go public juga harus mentaati peraturan laba perusahaan agar kinerja manajemen
dari BAPEPAM (Badan Pengawasan Pasar meningkat misalnya dengan membuka cabang
Modal). Dengan adanya ketentuan tersebut baru. Untuk dapat membuka cabang baru
mendorong perusahaan perbankan untuk manajemen perusahaan akan melakukan
menjadi lebih baik atau perfec. Selain itu juga pinjaman. Namun dengan menambahan hutang
kemungkinan dikarenakan budaya organisasi akan meningkatkan tingkat resiko atas arus
dalam perbankan yang kurang mendukung pendapatan perusahaan. Semakin besar hutang,
corporate governance, misalnya saja tidak semakin besar pula kemungkinan terjadinya
terdapat independensi manajemen bank, di perusahaan tidak mampu membayar kewajiban
mana para anggota dewan komisaris dan tetap berupa bunga dan pokoknya. Resiko
direksi memiliki hubungan kekerabatan atau kebangkrutan akan semakin tinggi karena
memiliki hubungan financial dengan dewan bunga akan meningkatkan lebih tinggi
komisaris dan direksi atau menjadi pemegang daripada penghematan pajak. Oleh karena itu
saham pengendali diperusahaan lain. Hal perusahaan akan melakukan penghindaran
tersebut memicu perbankan untuk melakukan pajak, dikarenakan perusahaan sudah tidak
penghindaran pajak, dikarenakan bank harus bisa melakukan penghematan pajak. Hasil
memiliki modal pada tingkat tertentu untuk penelitian ini sejalan dengan penelitian
menutupi tingkat kerugian yang terjadi agar Suyanto dan Supramono (2012). Hasil
bank dapat bertahan meskipun terjadi kredit penelitian mengindikasikan bahwa selama
macet. Semakin besar resiko semakin besar periode pengamatan, perusahaan
modal yang dibutuhkan, sehingga mau tidak memanfaatkan utang untuk meminimalkan
mau perusahaan perbankan melakukan beban pajak perusahaan bahkan cenderung
penghindaran pajak untuk mencukupi mengarah agresif terhadap pajak. Hal ini
kebutuhan modalnya. Hasil penelitian ini dikarenakan perusahaan yang memiliki utang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh tinggi akan mendapatkan insentif pajak berupa
Anisa dan Kurniasih (2012), Pranata et.all, potongan atas bunga pinjaman. sesuai
Dewi dan Jati (2014). Hasil penelitian ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU Nomor
menunjukkan adanya pengaruh positif yang 36 tahun 2008 sehingga perusahaan yang
signifikan antara corporate governance memiliki beban pajak tinggi dapat melakukan
dengan penghindaran pajak. penghematan pajak dengan cara menambah
utang perusahaan. Dengan menambah utang
Pengaruh Leverage Terhadap guna memperoleh insentif pajak yang besar
Penghindaran Pajak maka dapat dikatakan bahwa perusahaan
Dari hasil pengujian analisis regresi tersebut agresif terhadap pajak.
diperoleh nilai t hitung sebesar 3,441 dengan

8
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap penghindaran pajak perusahaan tersebut akan
Penghindaran Pajak menurun. Hasil tersebut tidak sejalan dengan
teori agensi. Agen dalam teori agensi akan
Dari hasil pengujian analisis regresi berusaha mengelola beban pajaknya agar tidak
diperoleh nilai t hitung sebesar -5,762 dengan mengurangi kompensasi kinerja agen sebagai
tingkat signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) akibat dari berkurangnya laba perusahaan oleh
maka variabel ukuran perusahaan berpengaruh beban pajak (Darmawan dan Sukartha, 2014).
negatif secara signifikan terhadap Hal tersebut berarti agen melakukan tindakan
penghindaran pajak yang berarti H3 diterima. sesuai dengan kepentingan principle, dengan
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar mengelola beban pajak sesuai dengan
ukuran perusahaan maka akan semakin kecil peraturan pajak yang berlaku. Hal tersebut
kemungkinan perusahaan untuk melakukan dikarenakan, sesuai dengan undang-undang no
tindakan penghindaran pajak. Perusahaan 36 tahun 2008, dimana tarif pajak badan
besar akan menjadi sorotan pemerintah, diturunkan dari 28% menjadi 25%. Dengan
sehingga akan menimbulkan kecenderungan adanya penurunan tarif tersebut
bagi para manajer perusahaan untuk berlaku mengakibatkan beban pajak yang dibayarkan
agresif atau patuh (Kuriasih dan Sari, 2013). perusahaan akan menjadi lebih kecil sehingga
Sehingga semakin besar ukuran perusahaan meskipun perusahaan mengalami peningkatan
maka semakin kecil kemungkinan perusahaan penjualan yang diikuti dengan peningkatan
melakukan tindakan penghindaran pajak. Hasil laba perusahaan akan cenderung tidak
penelitian ini sejalan dengan teori agensi, melakukan penghindaran pajak karena jumlah
sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan pajak yang dibayarkan sudah lebih kecil. Hasil
dapat digunakan oleh manajer untuk penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
memaksimalkan kompensasi kinerja agen, dilakukan oleh Budiman dan setiyono (2012).
yaitu dengan cara menekan biaya pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa sales
perusahaan untuk memaksimalkan kinerja growth memiliki pengaruh negatif terhadap
perusahaan (Darmawan dan Sukartha, 2014). penghindaran pajak.
Perusahaan besar lebih cenderung
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya Pengaruh Profitabilitas Terhadap
daripada menggunakan pembiayaan yang Penghindaran Pajak
berasal dari utang sehingga semakin besar Berdasarkan pegujian pada variabel
ukuran perusahaan maka semakin rendah nilai profitabilitas yang dihitung dengan ROA
CETR yang dimilikinya. Hasil penelitian ini berpengaruh negatif signifikan terhadap
sejalan dengan penelitian Budiman dan penghindaran pajak. Hal ini mengindikasikan
Setiyono (2012), Kurniasih dan Sari (2013) bahwa semakin besar ROA perusahaan maka
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan akan semakin kecil kemungkinan
memiliki pengaruh negatif dan signifikan penghindaran pajaknya. Profitabilitas adaah
terhadap penghindaran pajak. Hasil pengujian faktor penting untuk pengenaan pajak
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran penghasilan bagi perusahaan, karena
suatu perusahaan, semakin kecil penghindaran profitabilitas mepurakan indikator perusahaan
pajaknya. dalam pencapaian laba perusahaan (Prakosa,
2014). Dengan hasil tersebut membuktikan
Pengaruh Sales Growth Terhadap bahwa profitabilitas dapat mengontrol
Penghindaran Pajak pengaruh yang menganggu hubungan antara
Dari hasil pengujian analisis regresi variabel independen yaitu corporate
diperoleh nilai t hitung sebesar -2,978 dengan governance, leverage, ukuran perusahaan, dan
tingkat signifikansi sebesar 0,004 (p < 0,05) sales growth terhadap variabel dependen yaitu
maka variabel sales growth berpengaruh penghindaran pajak. Hasil penelitian ini
negatif secara signifikan terhadap sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penghindaran pajak yang berarti H4 ditolak. Kurniasih dan Sari (2013), Prakosa (2014)
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi yang menyatakan bahwa profitabilitas
penjualan perusahaan maka akan semakin berpengaruh negatif terhadap penghindaran
kecil tindakan penghindaran pajaknya. pajak. Ketika ROA mengalami peningkatan
Sehingga ketika perusahaan mengalami maka penghindaran pajak mengalami
kenaikan penjualan maka tindakan penurunan. Dengan tingginya profitabilitas

9
perusahaan akan dilakukan perencanaan pajak sejenis misalnya perusahaan manufaktur,
yang matang sehingga menghasilkan pajak perusahaan jasa, perbankan, hal ini untuk
yang optimal, sehingga kecenderungan mengetahui perbandingan dengan hasil
melakukan penghindaran pajak akan menurun. penelitian sebelumnya. Menambah jangka
waktu penelitian agar semakin banyak data
V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN perusahaan yang dapat digunakan sebagai
IMPLIKASI sampel penelitian sehingga dapat digunakan
untuk memprediksi dan hasil penelitian
Simpulan selanjutnya semakin baik. Menambah variabel
lain misalnya karakteristik eksekutif, agar hasil
1. Corporate governance tidak terbukti penelitian dapat digunakan sebagai landasan
berpengaruh negatif terhadap penghindaran penelitian selanjutnya.
pajak pada perusahaan yang terdaftar di Sedangkan bagi perusahaan agar dapat
CGPI. menjadi bahan untuk menambah pengetahuan
2. Leverage tidak terbukti berpengaruh negatif dan wawasan tentang penghindaran pajak,
terhadap penghindaran pajak pada sehingga manajemen perusahaan bisa
perusahaan yang terdaftar di CGPI. merancang mekanisme pelaksanaan kelanjutan
3. Ukuran perusahaan terbukti berpengaruh perusahaan dengan baik, dengan tidak
negatif dan signifikan terhadap melakukan penghindaran pajak yang dapat
penghindaran pajak pada perusahaan yang merugikan negara.
terdaftar di CGPI.
4. Sales growth tidak terbukti berpengaruh
positif terhadap penghindaran pajak pada DAFTAR PUSTAKA
perusahaan yang terdaftar di CGPI.
5. Profitabilitas terbukti berpengaruh negatif Annisa, N. A., & Kurniasih, L. (2012).
dan signifikan terhadap penghindaran Pengaruh Corporate Governance
pajak. Hal ini berarti bahwa profitabilitas terhadap Tax Avoidance. Jurnal
dapat menetralisir pengaruh yang dapat Akuntansi & Auditing, Vol.8, 95-
menganggu hubungan antara variabel 189.
independen dan variabel dependen.
Budiman, J., Setiyono.Pengaruh Karakter
Keterbatasan Penelitian Eksekutif Terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance).
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada
perusahaan yang masuk dalam daftar CGPI Carolina, Verani., Natalia, Maria., dan
(Corporate Governance Perception Index) Debbianita.2014.Karakter Eksekutif
saja, sehingga temuan ini kemungkinan Terhadap Tax Avoidance Dengan
tidak sama jika diaplikasikan pada Leverage Sebagai Variabel
perusahaan yang tidak terdaftar dalam Intervening.Jurnal Keuangan dan
CGPI (Corporate Governance Perception Perbankan, Vol.18, No.3, halaman
Index). 409-419.
2. Jumlah sampel yang sangat terbatas yaitu
Darmawan, I Gede Hendi, & Sukartha, I
hanya 59 perusahaan yang digunakan
Made.2014.Pengaruh Corporate
dalam penelitian ini dikarenakan tidak
Governance, Leverage, Return On
memenuhi syarat dalam penelitian ini.
Asset, dan Ukuran Perusahaan Pada
3. Variabel independen yang digunakan dalam
Penghindaran Pajak.E-Jurnal
penelitian ini hanya 4 variabel dengan
Akuntansi Universitas Udayana
Adjusted R sebesar 0,437. Sehingga masih
9.1:143-161
banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Dewi, Ni Nyoman K., & Jati, I
Ketut.2014.Pengaruh Karakter
Implikasi Penelitian Eksekutif, Karekter Perusahaan, dan
Dimensi Tata Kelola Perusahaan
Diharapkan dalam penelitian Yang Baik Pada Tax Avoidance Di
selanjutnya menggunakan perusahaan yang Bursa Efek Indonesia.E-Jurnal

10
Akuntansi Universitas Udayana Suyanto, dan Suparmono.2012.Likuiditas,
6.2:249-260. Leverage, Komisais Independen, dan
Manajemen Laba Terhadap
Ghozali, Imam.2011.Aplikasi Analisis Agresivitas Pajak Perusahaan.Jurnal
Multivariate Dengan Program IBM Keuangan dan Perbankan, Vol.16,
SPSS 19 Edisi 5.Semarang: Badan No.2, Hal.167-177.
Penerbit Universitas Diponegoro.
Swingly, C., Sukartha, I Made.2015.Pengaruh
Jaya, T. E., Arafat, M. Y., dan kartika, D. Karakteristik Eksekutif, Komite
Corporate Governance, Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage
Konservatisme Akuntansi dan Tax dan Sales Growth Pada Tax
Avoidance. Prosiding Simposium Avoidance.E-Jurnal Akuntansi
Nasional Perpajakan 4. Universitas Udayana 10.1:47-62
Kiswanto, Nancy., dan Purwaningsih, Wahyudi, Dudi. Pengaruh Good Corporate
Anna.Pengaruh Pajak,Kepemilikan Governance dan Pemeriksaan Pajak
Asing, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance.Rpsep 09.
Terhadap Transfer Pricing Pada
Perusahaan Manufaktur di BEI Hidayanti, A.Nur., Luksito,
Tahun 2010-2013. Herry.,2013.Pengaruh Antara
Kepemiikan Keluarga dan Corporate
Kurniasih, Tommy., Sari, Maria Governanca Terhadap Tindakan
M.R.2013.Pengaruh Return On Pajak Agresif.Diponegoro Journal Of
Asset, Leverage, Corporate Accounting, Volume 2, Nomor
Governance, Ukuran Perusahaan, 2.Halaman 1-12. ISSN 2337-3806.
dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada
Tax Aviodance.Buletin Studi www.bbc.co.uk.2013 G20 Sepakati Atasi
Ekonomi, volume 18, No.1 Penghindaran Pajak. Akses pada
21 Februari 2015
Maharani, I Gusti A. C., & Suardana, Ketut
A.2014.Pengaruh Corporate www.detik.com.2013.Uang Pajak Jangan Di
Governance, Profitabilitas, dan Bajak. Akses Pada 21 Februari
Karekter Eksekutif Pada Tax 2015
Avoidance.E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 9.2:525-539. www.mediabisnisdaily.com.2015.SwissLeaks
Guncang HSBC dan Dunia. Akses
Prakosa, K. B.2014.Pengaruh Profitabilitas, pada 21 Februari 2015
Kepemilikan Keluarga dan
Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak Di
Indonesia.SNA 17 Mataram,
Lombok, Universitas Mataram.

Pranata, F. M., Puspa, D. F, dan


Herawati.Pengaruh Karakter
Eksekutif dan Corporate Governance
Terhadap Tax avoidance.

Simarmata, Adi. P.P.2014.Pengaruh Tax


Avoidance Jangka PanjangTerhadap
Nilai Perusahaan dengan
Kepemilikan Sebagai Variabel
Pemoderasi. Skripsi Universitas
Diponegoro.

Suandi, Erly.2008.Perencanaan Pajak.Jakarta:


Salemba Empat

11

Anda mungkin juga menyukai