Anda di halaman 1dari 14

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN METHODIST eISSN : 2599-1175

Volume 5 No.2, 2022, 123-135 ISSN : 2599-0136

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN PAJAK


DENGAN INDIKATOR TARIF PAJAK EFEKTIF PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

Heri Enjang Syahputra, Owen De Pinto Simanjuntak, Fiki Hardiansyah


Hulu

Universitas Sari Mutiara Indonesia


hensapura@gmail.com, depintojuntak@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi manajemen pajak
dengan indikator tarif pajak efektif. Variabel independen dalam penelitian adalah ukuran
perusahaan, tingkat hutang, profitabilitas dan intensitas aset tetap. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 - 2019.
dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dan diperoleh sebanyak 19
perusahaan. program olah data menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 25. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi
linear berganda, uji parsial (uji-t), uji simultan (uji-f) dan uji koefisien korelasi R dan koefisien
determinasi R2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen pajak, variabel tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap
manajemen pajak, profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen pajak, intensitas aset
tetap berpengaruh positif terhadap manajemen pajak dan hasil uji F simultan menunjukkan,
ukuran perusahaan, tingkat hutang, profitabilitas, dan intensitas aset tetap, secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen pajak dengan indikator tarif pajak efektif
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019.

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Tingkat Hutang, Profitabilitas, Intensitas Aset Tetap, dan
Manajemen Pajak

PENDAHULUAN pajak agar menekan pajak yang akan


Pajak adalah kontribusi wajib pajak
yang di bayarkan oleh orang pribadi atau
badan kepada negara yang nantinya masuk
dalam kas negara dan digunakan kembali
untuk membayar keperluan umum dan
kemakmuran masyarakat. Maka dari itu
pajak mendapat perhatian khusus bagi
setiap perusahaan karena pajak merupakan
beban perusahaan yang harus dibayarkan
dan dapat mengurangi hasil laba bersih yang
di terima perusahaan. Perusahaan adalah
salah satu objek pajak penghasilan yaitu
subjek pajak badan. Sedangkan pemerintah
memandang pajak merupakan pemasukan
bagi kas negara yang sangat penting
membuat pemerintah akan menarik pajak
setinggi-tingginya.
Sehingga dalam hal ini perusahaan
mencari cara untuk melakukan manajemen

1
dibayarakan. Menurut Mangoting (2013),
manajemen pajak adalah sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar
dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan manajemen.
Strategi manajemen pajak sangat
bermanfaat bagi perusahaan dalam jangka
panjang. Karena manajemen pajak
merupakan upaya perusahaan dalam hal
penanganan pembayaran pajak mulai dari
perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian.
Hasil dari manajemen pajak adalah
jumlah pajak yang rill yang di bayarkan
oleh perusahaan yang tecantum di
laporan laba rugi perusahaan.
Peneliti tertarik
meneliti
manajemen pajak karena memilki
persoalan menarik dimana pajak sangat
penting bagi pemerintah karena
memberikan

2
April Syahputra,

kontribusi yang besar dalam pemerintahan pajak perusahaan tidak optimal akan
negara sedangkan dari sudut pandang menyebabkan hilangnya kesempatan
perusahaan, beban pajak yang tinggi perusahaan untuk mendapat tax incentive
mendorong banyak perusahaan berusaha yang dapat mengurangi pajak yang
melakukan manajemen pajak agar pajak dibebankan kepada perusahaan. Perusahaan
yang dibayarkan lebih sedikit. yang dikategorikan perusahaan besar
Seperti fenomena yang terjadi membayar pajak lebih rendah dari pada
dunia perpajakan dalam manajemen pajak perusahaan yang di kategorikan kecil,
dimana terkuak modus penghindaran pajak karna perusahaan besar memiliki sumber
pada salah satu PT RNI (Perusahaan Jasa daya ahli dalam bidang memanajemen
Kesehatan Asal Singapura) bulan april pajak. Tetapi penelitian yang di lakukan
tahun (2016) dimana adanya utang yang Zimmerman, dalam Noor et al., 2010)
tercatat di dalam laporan keuangan PT menyatakan bahwasanya perusahaan dalam
RNI 2014, yaitu sejumlah Rp 20,4 miliar. skala besar membayar pajak lebih besar dari
Tetapi, omset perusahaan hanya Rp 2,178 pada perushaan yang skalanya kecil karna
miliar. Kemudian juga ada kerugian adanya political cost yang membuat
ditahan pada laporan tahun yang sama perusahaan besar membayar pajak setinggi-
senilai Rp 26,12 miliar. Hal ini tidak logis tingginya. Dari hasil baik penjelasan dan
jika dilihat dari segi laporan keuangan. penelitian diatas terdapat perbedaan hasil di
Perusahaan tersebut menggantungkan hidup sebabkan data yang mengalami perubahan,
dari utang afiliasi. Artinya, pemilik di sehingga di perlukan penelitian dalam
singapura memberikan pinjaman kepada permasalahan ini.
RNI di Indonesia. “jadi, pemiliknya tidak Kemudian perusahaan dapat
menanamkan modal, tetapi memberikan meminimalkan tarif pajak efektifnya
seolah-olah seperti utang, dimana ketika dengan memanfaatkan tingkat utang
utang itu bunganya dibayarkan yang perusahaan (leverage). Leverage mengacu
dianggap sebagai dividen oleh si pemilik di pada utang dalam bisnis perusahaan yang
Singapura”, gunanya modal dimasukkan dikaitkan pada pinjaman dana yang di
sebagai utang adalah untuk mengurangi lakukan perusahaan untuk membiayai
pajaknya, (sumber kompas.com). seperti peralatan dan kegiatan operasi
Dari fenomena diatas, untuk perusahaan yang mengunakan aktiva.
menghindari pelanggaran norma Dengan adanya kegiatan utang atau
perpajakan dan penghindaran pajak maka pinjaman dana yang di lakukan perusahaan
manajemen pajak harus dilakukan dengan maka timbulnya beban bunga. Beban
baik dan sesuai undang-undang yang bunga tersebut perusahaan mengunakan
berlaku. Adapun cara dibawah ini yang sebagai pengurang penghasilan. Penelitian
sering dilakukan perusahaan dalam yang telah dilakukan oleh Haryadi (2012)
memaksimalkan manajemen pajaknya yaitu menunjukkan bahwa hutang perusahaan
dengan cara memaksimalkan tax incentive dapat mengurangi beban pajak yang
mengunakan ukuran perusahaan agar dibayarkan dengan memanfaatkan bunga
mendapatkan insentif pajak. Menurut hutang sebagai pengurang pajak.
Riyanto (2013), ukuran perusahaan (size) Selain dengan memanfaatkan
mengambarkan besar kecilnya suatu ukuran perusahaan (size) dan leverage,
perusahaan dilihat dari besarnya nilai perusahaan juga dapat memaksimalkan
equity, nilai rata-rata penjualan atau jumlah manajemen pajak dengan cara menekan
total aktiva. Semakin besar yang dimiliki tingkat profitabilitas. Besarnya tingkat
suatu perusahaan maka ukuran perusahaan profitabilitas perusahaan dapat mengurangi
akan semakin besar. (Nicodeme, 2007 beban pajak dan mendapat beban pajak
dalam Darmadi 2013) Perusahaan berskala yang rendah disebabkan perusahan
kecil tidak dapat optimal dalam manajemen memiliki pendapatan yang tinggi. Menurut
pajak dikarenakan kekurangan ahli dalam (Noor et al.,2010), rendahnya biaya atau
perpajakan. Ketika kegiatan manajemen beban pajak yang didapat perusahaan

3
April Syahputra,

dikarenakan perusahaan dengan melakukan penelitian yang berjudul


pendapatan yang tinggi berhasil “Analisis faktor yang mempengaruhi
memanfaatkan keuntungan dari adanya manajemen pajak denagan indikator tarif
insentif pajak dan pengurang pajak yang pajak efektif pada perusahaan manufaktur
lain yang dapat menyebabkan tarif pajak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
efektif perusahaan lebih rendah dari yang Adapun rumusan masalah yang
seharusnya. Sebaliknya menurut Darmadi diungkap dalam penelitian ini adalah :
(2013), menjelaskan perusahaan yang 1. Apakah ukuran perusahaan (size)
memiliki tingkat profitabilitas tinggi akan berpengaruh secara parsial terhadap
di kenai pajak yang tinggi disebabkan manajemen pajak dengan indikator tarif
penghasilan yang diterima perusahaan pajak efektif?
dikenai pajak penghasilan berdasarkan 2. Apakah tingkat utang (leverage)
penghasilan yang di terima oleh perusahaan. berpengaruh secara parsial terhadap
Sehingga semakin besar penghasilan yang manajemen pajak dengan indikator tarif
di dapat atau diterima perusahaan maka pajak efektif?
semakin besar pajak penghasilan yang di 3. Apakah profibilitas berpengaruh secara
kenakan kepada perusahaan. Dari parsial terhadap manajemen pajak
penjelasan teori di atas terdapat perbedaan dengan indikator tarif pajak efektif?
pendapat atau hasil penelitian sehingga di 4. Apakah intensitas aset tetap berpengaruh
perlukan penelitian untuk mengatasi secara parsial terhadap manajemen pajak
masalah ini. denagn indikator tarif pajak efektif?
Intensitas aset tetap menunjukan 5. Apakah ukuran perusahaan (size),
gambaran banyaknya investasi perusahaan tingkat utang (leverage), profibilitas dan
terhadap aset tetap perusahaan. (Darmadi, intensitas aset tetap berpengaruh secara
Zulaikha, 2013:05) menyatakan bahwa simultan terhadap manajemen pajak
perusahaan yang memiliki proporsi yang dengan indikator tarif pajak efektif?
besar dalam aset tetap akan membayar
pajaknya lebih rendah, karena perusahaan TINJAUAN PUSTAKA
mendapatkan keuntungan dari Manajemen Pajak
depresiasi yang melekat pada aset tetap Manajemen pajak adalah upaya
sebagai pengurang beban pajak perusahaan. yang di lakukan setiap wajib pajak baik
Semakin tinggi pajak yang ditetapkan oleh perorangan maupun subjek pajak badan
pemerintah kepada subjek pajak badan (perusahaan) untuk mengelola aktivitas
(perusahaan) mendorong banyaknya perpajakannya agar berjalan efisien dan
perusahaan untuk melakukan manajemen efektif sehingga pelaksanaan hak dan
pajak. Perusahaan mencari berbagai cara kewajiban perpajakan dapat tercapai.
agar menekan kewajiban pajak yang akan Menurut Mangoting (2013) manajemen
di bayarkanya, sehingga menyebabkan pajak yaitu sarana untuk memenuhi
adanya perbedaan antara perhitungan tarif kewajiban perpajakan dengan benar tetapi
beban pajak yang telah ditetapkan pada jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
undang-undang dan yang dilaporkan serendah mungkin untuk memperoleh laba
dalam laporan keuangan. dan likuiditas yang diharapkan. Tujuan
Beberapa faktor yang dapat manajemen pajak menurut Minnick dan
dimaksimalkan oleh perusahaan untuk Noga (2010:79), yaitu untuk mewujud
kegiatan manajemen pajaknya antara lain nyatakan fungsi-fungsi manajemen sehingga
ukuran perusahaan (size), tingkat hutang efektivitas dan efisiensi pelaksanakan hak
(leverage), profitabilitas dan intensitas aset dan kewajiban perpajakan dapat tercapai.
tetap. Faktor-faktor tersebut diatas dapat Manajemen pajak dalam penelitian ini
digunakan perusahaan untuk menggunakan tarif pajak efektif. Tarif
memaksimalkan kinerja manajemen pajak. Pajak Efektif efektif merupakan presentase
Berdasarkan latar belakang yang telah tarif efektif yang digunakan untuk
diuraikan, maka peneliti tertarik untuk menghitung pajak yang di tanggung oleh

4
April Syahputra,

wajib pajak, dimana semakin rendah beban dan biaya. Profitabilitas memiliki beberapa
pajak yang di tanggung oleh wajib pajak rasio, salah satunya adalah Return On Asset
maka dapat menghemat pembayaran pajak. (ROA). ROA berfungsi untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam penggunaan
Ukuran Perusahaan (Size) sumber daya yang dimilikinya. ROA
Ukuran perusahaan (size) digunakan karena dapat memberikan
merupakan ukuran besar kecilnya sebuah pengukuran yang memadai atas
perusahaan dapat di lihat dari jumlah keseluruhan efektifitas perusahaan dan
kekayaan aset, total penjualan, jumlah ROA juga dapat memperhitungkan
laba, beban pajak dan lain-lain Brigham & profitabilitas.
Houston (2010:4). Perusahaan yang
memiliki total aset dalam jumlah besar Intensitas Aset Tetap
adalah perusahaan besar. Sedangkan Menurut Nafarin dalam Darmadi
perusahaan yang memiliki jumlah total (2013) Aset adalah kekayaan yang
aset setengah lebih kecil dari perusahaan mempunyai manfaat ekonomi berupa
besar maka disebut perusahaan menengah, benda berwujud maupun benda tak
dan perusahaan yang memiliki total aset berwujud yang dapat dikuasai oleh yang
jauh dibawah perusahaan menengah berhak akibat transaksi. Aset tetap
dikategorikan sebagai perusahaan kecil. digunakan oleh perusahaan untuk
mendukung kegiatan operasional
Tingkat Utang (Leverage) perusahaan. Aset pada perusahaan dibagi
Menurut Munawir dalam menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset
Rahmawati (2012), hutang dapat dibagi tetap. Aset lancar (current asset) adalah
menjadi dua jenis, yaitu: aset perusahaan yang dimiliki oleh
1. Hutang jangka panjang adalah perusahaan dan mempunyai umur
kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan ekonomis paling lama satu tahun dalam
yang jangka waktu pelunasannya lebih siklus kegiatan perusahaan yang normal
dari satu tahun. Nafarin dalam Darmadi, (2013).
2. Hutang jangka pendek adalah semua
kewajiban yang harus dilunasi oleh Kerangka Konseptual
perusahaan dalam kurung waktu
maksimal satu tahun.
Maka dari itu pemilihan utang dan
modal sebagai sumber pendanaan
merupakan keputusan penting yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
Penambahan jumlah utang akan
mengakibatkan munculnya beban bunga
yang harus dibayar oleh perusahaan.
Komponen beban bunga akan mengurangi
laba sebelum kena pajak perusahaan,
sehingga beban pajak yang harus dibayar
perusahaan akan menjadi berkurang
(Adelina, 2012).
METODE PENELITIAN
Profibilitas Populasi
Menurut Sartono (2012:122) Populasi dalam penelitian ini
profibilitas adalah kemampuan perusahaan adalah Perusahaan Manufaktur yang
dalam memperoleh laba berhubungan terdafatar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan penjualan, total aktiva maupun selama periode.
mengelola modal sendiri. Laba akuntansi
merupakan selisih pengukuran pendapatan

5
April Syahputra,

penentu ukuran perusahaan. Untuk


mengukur skala perusahaan digunakan
Sampe rumus:
l Adapun kriteria-kriteria yang
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
digunakan untuk menentukan sampel yaitu:
a) Perusahan manufaktur yang terdaftar di  Tingkat Utang (Leverage)
Bursa Efek Indonesia 2015-2019. Hutang adalah sumber dana
b) Perusahaan manufaktur yang yang yang digunakan perusahaan untuk
menerbitkan laporan keuangan dengan membiayai segala sesuatu kegiatan atau
lengkap dan sudah diaudit tahun 2015- pengeluaran dari perusahaan. Rasio hutang
2019. mengambarkan total aset perusahaan di
c) Perusahaan manufaktur yang biayai oleh hutang. pengukuran tingkat
memperoleh laba selama periode hutang dapat di ukur dengan rumus:
penelitian 2015-2019.
d) Perusahaan yang mempunyai data
lengkap yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
e) Perusahaan manufaktur yang  Profibilitas
menyajikan laporan keuangan dalam Profitabilitas adalah ukuran
rupiah. untuk menilai efiesinsi suatu perusahaan
dalam pengunaan modal dengan
Teknik Pengumpulan Data membandingkan antara modal yang
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan laba operasi yang
dilakukan penulis dalam penelitian ini didapat. Penelitian ini mengunakan rasio
berupa studi dokumentasi mengumpulkan, return on aset (ROA) untuk mengukur
mencatat seluruh data-data dan mengkaji profitabilitas perusahaan. Profitabilitas
dokumen data keuangan yang berhubungan perusahaan dapat di hitung dengan rumus:
dengan subjek pembahasan penelitian.

Defenisi Operasional Variabel


a) Variabel Dependen
Manajemen pajak. Manajemen
pajak merupakan sarana untuk memenuhi  Intensitas Aset Tetap
kewajiban perpajakan dengan benar tetapi Intensitas Aset Tetap merupakan
jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan gambaran besar aset tetap yang dimiliki oleh
serendah mungkin untuk memperoleh laba perusahaan dalam hal ini peneliti
dan likuiditas yang diharapkan mengunakan intensitas aset tetap untuk
manajemen.Tarif pajak efektif perusahaaan mengambarkan intensitas aset tetap
dapat di ukur dengan mengunakan rumus perusahaan. Intensitas aset tetap dapat
sebagai berikut : dihitung degan cara total aset tetap yang di
miliki perusahaan dibandingkan dengan
total aset perusahaan atau dapat di rumuskan
sebagai berikut:

b) Variabel Independen
 Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan merupakan
gambaran besar kecil suatu perusahaan
Metode Analisis Data
dengan jumlah aset yang dimilikinya,
Metode analisis data yang
Sujianto (2001). Penelitian ini akan
dilakukan dalam penelitian ini mengunakan
mengunakan total aset perusahaan sebagai
analisis Kuantitatif yang akan dinyatakan

6
April Syahputra,

dengan angka- angka dan perhitunganya perusahaan dengan kode ASII pada
akan dibantu dengan program pengolaan tahun 2019, dengan rata-rata sebesar
data statistik. 29,9108 dan untuk standar deviasi yaitu
1,78643.
HASIL DAN PENELITIAN 2. Dari hasil tabel 4.2 diatas menunjukkan
Hasil nilai minimum leverage sebesar 0,11
Statistik Deskriptif yaitu pada perusahaan dengan kode
Metode analisis statistik deskriptif SMBR pada tahun 2015, sedangkan nilai
adalah statistik yang digunakan untuk maksimum sebesar 291 yaitu pada
menganalisisis data dengan cara perusahaan dengan kode UNVR pada
mendeskripsikan atau mengambarkan data tahun 2019, dengan rata-rata sebesar
yang telah terkumpul sebagaimana adanya 0,7591 dan untuk standar deviasi yaitu
tanpa maksud membuat kesimpulan yang 0,57628
berlaku untuk umum atau generalisasi 3. Dari hasil analisis menggunakan statistik
menurut Sugiyono, (2016;147). Adapun dekskriptif dari tabel 4.2 diatas
pengukuran yang digunakan peneliti dalam menunjukkan nilai minimum
penelitian ini yaitu mean, standar deviasi, profitabilitas sebesar 0,03 yaitu pada
nilai minimum dan nilai maksimum dari perusahaan dengan kode CINT pada
masing-masing variabel yang digunakan tahun 2015, sedangkan nilai maksimum
dalam penelitian. Ringkasan statistik sebesar 0,71 yaitu pada perusahaan
deskriptif dari variabel-variabel penelitian dengan kode MLBI pada tahun 2017,
tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah dengan rata-rata sebesar 0,1758 dan
ini. untuk standar deviasi yaitu 0,15179.
4. Dari hasil tabel 4.2 diatas menunjukkan
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif nilai minimum intensitas aset tetap
sebesar 0,14 yaitu pada perusahaan
dengan kode HMSP pada tahun 2019,
sedangkan nilai maksimum sebesar 0,67
yaitu pada perusahaan dengan kode
ROTI pada tahun 2015, dengan rata-rata
sebesar 0, 3589 dan untuk standar
deviasi yaitu 0,13762.
5. Dari hasil analisis menggunakan statistik
deskriptif dari tabel 1 diatas
menunjukkan nilai minimum manajemen
pajak sebesar 0,03 yaitu pada
Sumber : Hasil Olah Data, 2020 perusahaan dengan kode INTP pada
Dari tabel di atas diketahui bahwa tahun 2019, sedangkan nilai maksimum
jumlah sampel uang digunakan dalam sebesar 2,92 yaitu pada perusahaan
penelitian ini terdiri dari 19 perusahaan dengan kode MERK pada tahun 2019,
dimana dalam penelitian ini mengambil data dengan rata-rata sebesar 0,4481 dan
perusahaan selama 5 tahun 2015 sampai untuk standar deviasi yaitu 0,58518.
dengan 2019. Maka dapat dijelaskan bahwa
: Analisis Uji Asumsi Klasik
1. Dari hasil analisis menggunakan statistik  Uji Normalitas
dekskriptif dari tabel 4.2 diatas Uji normalitas bertujuan untuk
menunjukkan nilai minimum ukuran menguji apakah dalam model regresi,
perusahaan (size) sebesar 26,66 yaitu independen maupun dependen keduanya
pada perusahaan dengan kode SKLT terdistribusi secara normal atau tidak
pada tahun 2015, sedangkan nilai (Ghozali, 2018). Dalam perhitungan p-value
maksimum sebesar 33,49 yaitu pada dialam uji normalitas, ada tiga pendekatan
yang digunakan yaitu ( Assymptotic, Monte

7
April Syahputra,

Carlo dan Exact ). VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10, yang
Secara default, menghitung nilai p- artinya tidak terjadi gejala multikolinearitas.
value IBM SPSS menggunakan pendekatan
assymptotic, tetapi Apabila asumsi
normalitas data tidak terpenuhi dalam
pendekatan assymptotic, solusi lain yang
dapat digunakan yaitu pendekatan monte Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas
carlo dan Exact (Cyrus R. Mehta and Nitin
R. Patel 2013).
Pengujian data penelitian ini
menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov
dan untuk menentukan hasil salah satunya
dapat melihat nilai signifikan atas Monte
Carlo Sig(2-tailed) yang dihasilkan lebih
besar dari 0,05 maka residual berdistribusi
normal (sig > 0,05) dan sebaliknya jika nilai
Monte Carlo Sig(2-tailed) yang dihasilkan
kurang dari 0,05 dapat dikatakan residual
tidak berdistribusi normal (sig < 0,05).
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil Olah Data, 2022

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil


perhitungan tolerance dan VIF
menunjukkan:
1. Nilai VIF dari varibel ukuran perusahaan
(size) yaitu 1,277 lebih kecil dari 10
(1,277 < 10) sedangkan nilai tolerance
sebesar 0,783 > 0,10 ini berarti tidak
terkena gejala multikolonieritas antara
Sumber : Hasil Olah Data, 2022
Hasil uji normalitas diatas variabel independen dalam model
menunjukkan bahwa Kolmogorov-Smirnov regresi.
atau test statistic sebesar 0,146 dengan 2. Nilai VIF dari varibel tingkat hutang
Monte Carlo Sig (2-tailed) tersebut lebih (leverage) yaitu 1,536 lebih kecil dari 10
kecil dari 0,05 (5%). Maka disimpulkan data (1,536 < 10) sedangkan nilai tolerance
residual tidak berdistribusi normal, maka sebesar 0,651 > 0,10 ini berarti tidak
peneliti melakukan proses perbaikan data terkena gejala multikolonieritas antara
dengan melakukan transformasi data pada variabel independen dalam model
variabel dependen (Y). regresi.
3. Nilai VIF dari varibel profitabilitas yaitu
 Uji Multikolinieritas 1,225 lebih kecil dari 10 (1,225 < 10)
Uji multikolinieritas bertujuan sedangkan nilai tolerance sebesar 0,817
untuk menguji apakah model regresi > 0,10 ini berarti tidak terkena gejala
ditemukan adanya hubungan diantara multikolonieritas antara variabel
varibel-variabel independen. Untuk independen dalam model regresi.
4. Nilai VIF dari varibel intensitas aset
mendeteksi ada atau tidaknya
tetap (IAT) yaitu 1,555 lebih kecil dari
multikolonieritas didalam model regresi
10 (1,555 < 10) sedangkan nilai
dapat dilihat dari nilai tolerance dan
tolerance sebesar 0,643 > 0,10 ini berarti
variance inflaction factor (VIF). Nilai yang
tidak terkena gejala multikolonieritas
sering digunakan untuk menunjukan adanya
antara variabel independen dalam model
gejala multikolonieritas yaitu apabila nilai
regresi.

8
April Syahputra,

 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2016:134), Uji
heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Sumber : Hasil Olah Data, 2022
Caranya melihat gambar scatterplot. Untuk Berdasarkan tabel hasil uji
uji scatterplot jika ada pola tertentu, seperti autokorelasi dengan melihat nilai durbin-
titik-titik yang ada membentuk suatu pola watson. Dapat disimpulkan bahwa tidak
tertentu yang teratur ( bergelombang, terjadi autokorelasi karena nilai D-W
melebar kemudian menyempit ), maka telah sebesar 0,835 atau terletak di antara diatas -
terjadi heterokedastisitas.Jika tidak ada pola 2.
yang jelas, serta titik-titik menyebar dan Uji Regresi Linier Berganda
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak Analisis regresi berganda adalah
terjadi heterokedastisitas. analisis yang dilakukan untuk menentukan
dugaan ada atau tidaknya hubungan antara
Heteroskedastisitas diatas, diketahui dua variabel independen terhadap variabel
bahwa titik – titik penyebaran pada Scatter dependen. Hasil uji regresi linear berganda
Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan dapat dilihat pada tabel berikut :
penyebarannya berada diatas dan di bawah Tabel 4 Hasil Uji Regresi Linier
angka nol, 1sehingga Berganda
Gambar Hasil Ujimodel regresi yang
Heterokedastisitas
digunakan tidak
Berdasarkan hasil uji mengalami
heteroskedastisitas.

 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan
penggangu pada periode t-1 (sebelumnya).
Untuk mendeteksi autokorelasi dapat
dilakukan uji statistik Durbin-Watson (DW
Test). Menurut Santoso (2012:242) Sumber : Hasil Olah Data, 2022
pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan Y = α+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ e
berikut: = 1709 -0,025X1 – 0,57X2 + 0,637X3 –
1. Bila nilai D-W terletak di bawah -2 1,177
berarti ada autokorelasi positif. Berdasarkan Tabel 4.5 diatas
2. Bila nilai D-W terletak diantara -2 menunjukkan bahwa :
sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 1. Variabel ukuran perusahaan (size)
sebagai variabel independen memiliki
Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi koefisisen regresi negatif sebesar -0,025
yang berarti bahwa size berpengaruh
sebesar -0,025 terhadap indikasi ukuran
Perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun (2015-2019).
2. Variabel tingkat hutang (leverage)
sebagai variabel independen memiliki
koefisisen regresi negatif sebesar -0,057
yang berarti bahwa leverage
berpengaruh sebesar -0,057 terhadap
indikasi tingkat hutang pada perusahaan

9
April Syahputra,

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun terhadap Y adalah sebesar 0,119 > 0,05
(2015-2019). dan nilai t-hitung -1,576 < t-tabel
3. Variabel profitabilitas sebagai variabel 1.98667, menunjukkan tidak terdapat
independen memiliki koefisisen regresi pengaruh Ukuran perusahaan (size)
positif sebesar 0,637 yang berarti bahwa terhadap manajemen pajak pada
profitabilitas berpengaruh sebesar 0,637 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
terhadap indikasi profitabilitas pada Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Sehingga dapat disimpulkan bahwa
BEI tahun (2015-2019). ukuran perusahaan (size) secara parsial
4. Variabel intensitas aset tetap (IAT) tidak berpengaruh terhadap manajemen
sebagai variabel independen memiliki pajak.
koefisisen regresi negatif sebesar -1,177 2. Berdasarkan hasil uji regresi linier
yang berarti bahwa IAT berpengaruh berganda pada tabel 4.6.1 diperoleh hasil
sebesar -1,177 terhadap indikasi bahwa variabel tingkat hutang (leverage)
intensitas aset tetap pada perusahaan memiliki nilai sig untuk pengaruh X1
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun terhadap Y adalah sebesar 0,296 > 0,05
(2015-2019). dan nilai t-hitung -1,050 < t-tabel
1.98667, menunjukkan tidak terdapat
Uji Hipotesis pengaruh tingkat hutang (leverage)
 Uji Parsial (Uji t) terhadap manajemen pajak pada
Uji parsial digunakan untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di
mengetahui pengaruh variabel independen Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
(ukuran perusahaan (size), leverage, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas dan intensitas aset tetap) secara tingkat hutang (leverage) secara parsial
individual terhadap variabel dependen tidak berpengaruh terhadap manajemen
(manajemen pajak). Variabel independen pajak.
dikatakan berpengaruh secara parsial 3. Berdasarkan hasil uji regresi linier
terhadap dependen (manajemen pajak) jika berganda pada tabel 4.6.1 diperoleh hasil
nilai sig masing masing variabel independen bahwa variabel profitabilitas memiliki
< dari nilai a = 0,05 dan t-hitung masing- nilai sig untuk pengaruh X1 terhadap Y
masing variabel independen > t-tabel (Imam adalah sebesar 0,001 < 0,05 dan nilai t-
Ghozali 2014:149). hitung 3.455 > t-tabel 1.98667,
menunjukkan terdapat pengaruh
Tabel 5 Hasil Uji Parsial (Uji t) profitabilitas terhadap manajemen pajak
pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2019. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa profitabilitas secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap manajemen pajak.
4. Berdasarkan hasil uji regresi linier
berganda pada tabel 4.6.1 diperoleh hasil
bahwa variabel intensitas aset tetap
(IAT) memiliki nilai sig untuk pengaruh
X1 terhadap Y adalah sebesar 0,00 <
Berdasarkan tabel diatas dapat di 0,05 dan nilai t-hitung
simpulkan sebagai berikut : 5.135 > t-tabel 1.98667, menunjukkan
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier terdapat pengaruh intensitas aset tetap
berganda pada tabel 4.6.1 diperoleh hasil (IAT) terhadap manajemen pajak pada
bahwa variabel ukuran perusahan (size) perusahaan manufaktur yang terdaftar di
memiliki nilai sig untuk pengaruh X1 Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa

10
April Syahputra,

intensitas aset tetap (IAT) secara parsial berpengaruh terhadap manajemen pajak
berpengaruh positif dan signifikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
terhadap manajemen pajak. di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
Sehingga H1 ditolak, maka dapat
 Uji Simultan (Uji F) disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
Uji statistik F pada dasarnya (size) secara parsial tidak berpengaruh
menunjukkan apakah semua variabel positif terhadap manajemen pajak dengan
independen yang dimasukkan dalam model indikator tarif pajak efektif. Hal ini dapat
mempunyai pengaruh secara bersama-sama dikatakan bahwa semakin besar ukuran
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). perusahaan maka akan semakin baik
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis manajemen pajaknya dan semakin baik
yaitu jika nilai sig < 0,05 atau, f-hitung > f- manajemen pajak perusahaan maka akan
tabel, artinya ada pengaruh antara variabel semakin rendah tarif pajak efektifnya.
independen (X) secara simultan variabel Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dependen (Y). dilakukan oleh Febrianti (2016),
menyebutkan bahwa ukuran perusahaan
Tabel 6 Hasil Uji Simultan (Uji F) tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen pajak. Namun Penelitian yang di
lakukan Ricco Ronaldo Sinaga dan I Made
Sukartha (2018) menyatakan ukuran
perusahaan (size) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen pajak.

 Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage)


Sumber : Hasil Olah Data, 2022 Terhadap Manajemen Pajak
Hasil hipotesis 2 (dua)
Dari hasil uji ANOVA menunjukkan menunjukkan hasil variabel tingkat hutang
nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu (leverage) memliki nilai t hitung sebesar -
(0,000 < 0,05) dan F-hitung lebih besar dari 1,050 dengan signifikansi sebesar 0,296.
F-tabel (11,496 > 2,47). Dengan demikian Nilai t tabel yang diperoleh sebesar 1,98667.
dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran Oleh karena itu nilai t hitung < t tabel yaitu -
perusahaan (size) , leverage, profitabilitas 1,050 < 1,98667 dan nilai signifikansi 0,119
dan intensitas aset tetap (IAT) secara > 0,05, menunjukkan tingkat hutang
bersama-sama atau secara simultan (leverage) secara parsial tidak berpengaruh
berpengaruh signifikan terhadap manajemen signifikan terhadap manajemen pajak pada
pajak dengan indikator tarif pajak efektif perusahaan manufaktur yang terdaftar di
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
di Bursa Efek Indonesia. Sehingga H2 ditolak, maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat hutang
Pembahasan (leverage) secara parsial tidak berpengaruh
 Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) signifikan terhadap manajemen pajak
Terhadap Manajemen Pajak dengan indikator tarif pajak efektif. Hal ini
Hasil hipotesis 1 (satu) dapat diidentifikasikan bahwa peran tingkat
menunjukkan hasil variabel ukuran hutang perusahaan dalam menigkatkan
perusahaan (size) memliki nilai t hitung kualitas manajemen pajak belum dapat
sebesar -1,576 dengan signifikansi sebesar berfungsi secara semestinya. Penelitian ini
0,119. Nilai t tabel yang diperoleh sebesar sesuai dengan penelitian yang dilakukan
1,98667. Oleh karena itu nilai t hitung < t oleh Febrianti (2016) yang menyebutkan
tabel yaitu -1,576 < 1,98667 dan nilai bahwa leverage tidak berpengaruh
signifikansi 0,119 > 0,05, menunjukkan signifikan terhadap manajemen pajak.
ukuran perusahaan (size) secara parsial tidak Namun penelitian yang dilakukan oleh
Ricco Ronaldo Sinaga dan I Made Sukartha

11
April Syahputra,

(2018) menyebutkan bahwa (leverage) manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


berpengaruh signifikan terhadap manajemen Indonesia tahun 2015-2019. Sehingga H4
pajak. diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
intensitas aset tetap secara parsial
 Pengaruh Profibilitas Terhadap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Manajemen Pajak manajemen pajak dengan indikator tarif
Hasil hipotesis 3 (tiga) pajak efektif. Hal ini megidentifikasi bahwa
menunjukkan hasil variabel profitabilitas semakin besar intensitas aset tetap
memliki nilai t hitung sebesar 3.455 perusahaan maka akan semakin buruk
dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai t manajemen pajaknya. Wahab dan Holland
tabel yang diperoleh sebesar 1,98667. Oleh (2012) menjelaskan bahwa kemungkinan
karena itu nilai signifikasi < 0,05 yaitu 0,001 intensitas aset tetap berpengaruh positif
< 0,05 dan nilai t-hitung > t-table yaitu terhadap tarif pajak efektif dikarenakan
3.455 > 1,98667, menunjukkan profitabilitas adanya perbedaan metode penyusutan dalam
secara parsial berpengaruh positif dan bidang akuntansi dan perpajakan. Penelitian
signifikan terhadap manajemen pajak pada ini sesuai dengan penelitian Ellena Sukma
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Aryanti dan Masfar Gazali (2019) yang
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. menyebutkan bahwa intensitas aset tetap
Sehingga H3 diterima, maka dapat berpengaruh positif terhadap manajemen
disimpulkan bahwa profitabilitas secara pajak. Namun penelitian yang dilakukan
parsial berpengaruh positif dan signifikan oleh Ellena Sukma Ravika Permata Hati, Sri
terhadap manajemen pajak dengan indikator Mulyati dan Paza Kholila (2019)
tarif pajak efektif. Hal ini dapat dikatakan menyebutkan bahwa intensitas aset tetap
Semakin besar tingkat profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
perusahaan maka akan semakin buruk manajemen pajak.
manajemen pajak perusahaan. Indikator
semakin buruknya manajemen pajak suatu  Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size),
perusahaan adalah meningkatnya tarif pajak Tingkat Utang (Leverage), Profibilitas
efektif perusahaan. Penelitian ini sesuai dan Intensitas Aset Tetap Terhadap
dengan penelitian yang dilakukan oleh Manajemen Pajak
Ricco Ronaldo Sinaga dan I Made Sukartha Berdasarkan hasil uji F atau
(2018) yang menyebutkan bahwa simultan pada tabel 4.6.2 nilai F-hitung
profitabilitas berpengaruh positif terhadap lebih besar dari F-tabel yaitu (11,496 >
manajemen pajak. Namun penelitian yang 2,47). Dengan demikian dapat disimpulkan
dilakukan Ravika Permata Hati, Sri Mulyati bahwa variabel ukuran perusahaan (size)
dan Paza Kholila (2019) menyebutkan ,tingkat hutang (leverage), profitabilitas dan
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh intensitas aset tetap secara bersama-sama
signifikan terhadap manajemen pajak. atau secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen pajak
 Pengaruh Intensitas Aset Tetap (IAT) dengan indikator tarif pajak efektif pada
Terhadap Manajemen Pajak perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Hasil hipotesis 4 (empat) Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
menunjukkan hasil variabel intensitas aset
tetap memliki nilai t-hitung sebesar 5.135 KESIMPULAN DAN SARAN
dengan signifikansi sebesar 0,00. Nilai t Kesimpulan
tabel yang diperoleh sebesar 1,98667. Oleh Berdasarkan hasil penelitian
karena itu nilai signifikasi lebih kecil dari tentang analisis faktor yang mempengaruhi
0,05 yaitu (0,00 < 0,05) dan nilai t-hitung manajemen pajak dengan indikator tarif
lebih besar t-table yaitu (5.135 > 1,98667), pajak efektif pada perusahaan manufaktur
menunjukkan intensitas aset tetap secara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
parsial berpengaruh positif dan signifikan 2015-2019 yang telah di lakukan, maka
terhadap manajemen pajak pada perusahaan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

12
April Syahputra,

1. Berdasarkan hasil analisis data variabel perusahaan manufaktur yang terdaftar di


ukuran perusahaan (size) diperoleh hasil Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
tidak berpengaruh terhadap manajemen 5. Berdasarkan hasil analisis data uji F atau
pajak, hal ini ditunjukkan oleh t-hitung uji simultan yang ditunjukkan dengan
sebesar -1,576 dan signifikasi sebesar nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel
0,119 yang lebih besar dari 0,05. (11,496 > 2,47). Maka diperoleh hasil
Sehingga H1 ditolak, maka dapat bahwa variabel ukuran perusahaan (size)
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan ,tingkat hutang (leverage), profitabilitas
(size) secara parsial tidak berpengaruh dan intensitas aset tetap secara bersama-
positif terhadap manajemen pajak sama atau secara simultan berpengaruh
dengan indikator tarif pajak efektif pada positif dan signifikan terhadap
perusahaan manufaktur yang terdaftar di manajemen pajak dengan indikator tarif
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. pajak efektif pada perusahaan
2. Berdasarkan hasil analisis data variabel manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
tingkat hutang (leverage) diperoleh hasil Indonesia tahun 2015-2019.
tidak berpengaruh terhadap manajemen
pajak, hal ini ditunjukkan oleh t-hitung Saran
sebesar -1,050 dan signifikasi sebesar Berdasarkan hasil penelitian dan
0,296 yang lebih besar dari 0,05. kesimpulan dari penelitian ini, peneliti
Sehingga H2 ditolak, maka dapat mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
disimpulkan bahwa tingkat hutang 1. Bagi akademik penelitian ini diharapkan
(leverage) secara parsial tidak dapat memberikan sedikit gambaran
berpengaruh positif terhadap manajemen mengenai variabel analisis pengaruh
pajak dengan indikator tarif pajak efektif ukuran perusahaan (size) ,tingkat hutang
pada perusahaan manufaktur yang (leverage), profitabilitas dan intensitas
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun aset tetap terhadap manajemen pajak
2015-2019. dengan indikator tarif pajak efektif pada
3. Berdasarkan hasil analisis data variabel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
profitabilitas diperoleh hasil Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
berpengaruh terhadap manajemen pajak, 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
hal ini ditunjukkan oleh t-hitung sebesar untuk meneliti kajian dibidang yang
3.455 dan signifikasi sebesar 0,001 yang sama. Dapat menambah variabel bebas
lebih kecil dari 0,05. Sehingga H3 lainnya dan menggunakan sampel selain
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur misalnya seluruh
profitabilitas secara parsial berpengaruh sektor.
positif dan signifikan terhadap
manajemen pajak dengan indikator tarif DAFTAR PUSTAKA
pajak efektif pada perusahaan Aryanti, E. S., & Gazali, M. (2019).
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Pengaruh Keuntungan Perusahaan,
Indonesia tahun 2015-2019. Tingkat Utang, dan Aset Tetap
4. Berdasarkan hasil analisis data variabel Terhadap Manajemen Pajak
intensitas aset tetap diperoleh hasil tidak Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
berpengaruh terhadap manajemen pajak, Dasar dan Kimia Sub Sektor Logam
hal ini ditunjukkan oleh t-hitung sebesar dan Sejenisnya di Bursa Efek Indonesia
5.135 dan signifikasi sebesar 0,00 yang (BEI) Periode 2014-2017. Prosiding
lebih kecil dari 0,05. Sehingga H4 Seminar Nasional Pakar Ke 2, 1–5.
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Budi Setiawan, K. dan A. S. (2015). Faculty
intensitas aset tetap secara parsial of Economics Riau University ,.
berpengaruh positif dan signifikan JOMFekom, 2(2), 1–15.
terhadap manajemen pajak dengan https://media.neliti.com/media/publicat
indikator tarif pajak efektif pada ions/125589-ID-analisis-dampak-
pemekaran-daerah-ditinja.pdf

13
April Syahputra,

Bursa, D. I., Indonesia, E., & Tahun, P. Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
(2013). Analisis Faktor Yang Universitas Riau, 4(1), 1501–1515.
Mempengaruhi Manajemen Pajak Profitabilitas, P., Perusahaan, D. A. N. U., &
Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif Supriati, D. (N.D.). Terhadap Price
(Studi Empiris Pada Perusahaan Earning Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Manufaktur Yang Listing Di Bursa
Efek Indonesia Pada Tahun 2011- Efek Indonesia. 14(1), 1–22.
2012). Diponegoro Journal of Pajak, M. (2018). Jurnal Akuntansi &
Accounting, 2(4), 368–379. Manajemen Akmenika Vol.15 No.1
Darmadi, I. N. H., & Zulaikha. (2013). Tahun 2018. 15(1), 11–25.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Sinaga, R. R., & Sukartha, I. M. (2018).
Manajemen Pajak Dengan Indikator Pengaruh Profitabilitas, CIR, Size, dan
Tarif Pajak Efektif. Diponegoro Journal Leverage pada Manajemen Pajak
of Accounting, 2(4), 1–12. Perusahaan Manufaktur di BEI 2012-
Darmawan, I., & Sukartha, I. (2014). 2015. E-Jurnal Akuntansi, 22, 2177.
Pengaruh Penerapan Corporate https://doi.org/10.24843/eja.2018.v22.i
Governance, Leverage, Roa, Dan 03.p20
Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Wijayanti, R., & Muid, D. (2020). Pengaruh
Pajak. E-Jurnal Akuntansi, 9(1), 143– Size , Leverage , Profitability ,
161. Inventory Intensity , Corporate
Efektif, T. P. (2013). Faculty of Economic Governance , Dan Capital Intensity
Riau University,. 1506–1519. Ratio Terhadap Manajemen Pajak (
Empiris, S., Perusahaan, P., Yang, M., Efek, Studi Empiris Pada Perusahaan
B., & Diponegoro, U. (2014). Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
AGRESIVITAS PAJAK. 80–96. Efek Indonesia Periode 2016-2018 ).
Hati, R. P., Mulyati, S., & Kholila, P. Diponegoro Journal of Accounting,
(2019). Analisis Faktor-Faktor Yang 9(4), 1–12.
Mempengaruhi Manajemen Pajak
Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif
(Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Subsektor Makanan dan
Minuman yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia). Equilibiria, 7(2), 56–
66.
.Henny, & Febrianti, M. (2016). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Pajak pada Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi, 18(2), 159–166.
https://www.idx.co.id/
Margin, P., Bunga, P., & Efisiensi, T.
(2017). Kredit Bermasalah Terhadap
Profitabilitas Pada Industri Keuangan
Subsektor Perbankan Periode 2012-
2016.
Putri, K., Surya, R., & Hanif, R. (2016).
Pengaruh Corporate Governance,
Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Dan
Profitabilitas Terhadap Tarif Pajak
Efektif (Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankanyang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2015). Jurnal

14

Anda mungkin juga menyukai