PENDAHULUAN
1
2
perusahaan yang sedang merugi tidak akan dibebani pajak. Laba yang
diperoleh perusahaan akan dikompensasikan ke periode sebelumnya yang
mengalami kerugian. Kompensasi rugi fiskal berdasarkan Undang-Undang
No. 36 tahun 2008 Pasal 6 ayat (2) tentang pajak penghasilan, bahwa
perusahaan yang telah rugi dalam satu periode akuntansi diberi keringanan
untuk membayar pajaknya. Dan kerugian tersebut bisa dikompensasikan
selama lima tahun ke depan. Secara logika, perusahaan yang telah rugi
dalam satu periode akuntansi akan diberikan keringanan untuk membayar
pajaknya. Kerugian tersebut dapat dikompensasikan selama lima tahun ke
depan dan laba perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah
kompensasi kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut,
perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak akan
digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan.
Secara alamiah, fasilitas keringanan dalam pembayaran pajak ini
dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak perusahaan. Namun sering kali
pada prakteknya, fasilitas kompensasi kerugian ini sering dimanfaatkan
secara berlebihan. Bahkan dalam beberapa kasus, dapat diindikasikan
sebagai perlakuan untuk menghindari pajak. Meskipun dari beberapa cara
yang dilakukan sebagian memang masih dalam koridor peraturan yang
berlaku.
Perusahaan yang melakukan upaya penghindaran pajak, salah satunya
adalah tindakan agresivitas pajak akan memperoleh citra negative dari
masyarakat, karena tindakan ini tidak melanggar hukum dan tidak
bertanggung jawab secara sosial. Motif perusahaan dalam melakukan
agresivitas pajak adalah untuk memperbesar keuntungan yang diperoleh
perusahaan seperti yang diharapkan oleh para pemegang saham, serta
pelaksanaannya dilakukan oleh manajer (Desai & Dharmapala, 2006).
Praktek penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajer ini dapat
menyebabkan manajer untuk bersikap oportunis demi tujuan keuntungan.
jangka pendek dengan tidak mempertimbangkan kelangsungan hidup
perusahaan.
4
KAJIAN PUSTAKA
7
8
agresivitas
pajak
perusahaan.
2. E Nadya Winda Pengaruh X1 : Manajemen laba
T Sari1, Manajemen Manajemen berpengaruh
Dudi Pratomo, Laba Laba signifikan dan
SET., M.Ak2 , Y: memiliki arah
Terhadap
Siska Priyandi Agresivitas positif
Yudowati, Agresivitas Pajak terhadap
S.E., MBA3 Pajak agresivitas
2016 Sampel : pajak
Perusahaan
Manufaktur
Sektor
Makanan dan
Minuman
yang 2010-
2015
3. Lucy Tania Pengaruh X1 : Likuiditas tidak
Yolanda Putri Likuiditas, Likuiditas berpengaruh
2014 Manajemen X2 : signifikan
Laba dan Manajemen terhadap
Corporate Laba agresivitas
Governance X3 : Corporate pajak
Terhadap Governance perusahaan.
Agresivitas Y: Manajemen laba
Pajak Agresivitas tidak
Perusahaan Pajak berpengaruh
signifikan
Sampel : terhadap
Perusahaan agresivitas
Manufaktur pajak
yang terdapat perusahaan.
di BEI Periode Corporate
2008-2012 Governance
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
agresivitas
pajak
perusahaan.
signifikan
terhadap
agresivitas
pajak.
Sedangkan
manajemen
laba akrual
yang dihitung
menggunakan
akrual
diskresioner
(discretionary
accrual)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
agresivitas
pajak.
7. Hafizh Dri Pengaruh X1 : Intensitas
Isnanto1 , Dr. Intensitas Intensitas modal
Majidah, S.E., Modal, Modal berpengaruh
M.Si2 , Intensitas X2 : Intensitas positif
Kurnia, S.Ab, Persediaan, Persediaan terhadap
M.M Profitabilitas X3 : agresivitas
2019 Dan Profitabilitas pajak.
Kompensasi X4 : Intensitas
Rugi Fiskal Kompensasi persediaan
Rugi Fiskal berpengaruh
Y: positif
Agresivitas terhadap
Pajak agresivitas
pajak.
Sample : Profitabilitas
Perusahaan tidak
Makanan dan berpengaruh
Minuman terhadap
Yang agresivitas
Terdaftar di pajak.
Bursa Efek Kompensasi
Indonesia rugi fiskal
Tahun 2013- tidak
2017 berpengaruh
terhadap
agresivitas
pajak.
14
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel (Y) dalam
penelitian ini adalah Agresivitas Pajak.
MANAJEMEN
LABA AKRUAL
(X1)
AGRESIVITAS
PAJAK (Y)
KOPENSASI RUGI
FISKAL (X2)
Keterangan:
X1: Manajemen Laba Akrual
X2: Kompensasi Rugi Fiskal
Y: Agresivitas Pajak
METODE PENELITIAN
16
17
1. Variabel Independen
Sugiyono (2015:39) mendefinisikan variabel independen adalah sebagai
berikut: “Variabel ini sering sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.”
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel independen yang diteliti yaitu
manajemen laba akrual (X1), kompensasi rugi fiskal (X2), Variabel
independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Manajemen Laba Akrual
Manajemen laba merupakan metode yang digunakan manajemen untuk
memodifikasi laba sesuai dengan keinginan.Ukuran manajemen laba pada
penelitian ini adalah menggunakan nilai discretionary accrual (DA).
Penggunaan discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba dihitung
dengan modified jones model, dengan alasan bahwa model modifikasi jones
merupakan model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba
dibandingkan model-model lainnya dan telah dipakai luas untuk menguji
hipotesis mengenai manajemen laba
(Alim, 2009). Model tersebut dituliskan sebagai berikut :
Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan ordinary least
square (OLS) sebagai berikut :
Keterangan:
TACit = Total accruals perusahaan i pada periode t
Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode t
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi per-usahaan i pada periode t
Ait-1 = Total aset perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVt = Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
ΔRECt = Perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
PPEt = Aset tetap (property, plant and equip-ment) perusahaan tahun t
DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
e = error
1. Analisis Regresi
Regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh nulai variabel
terikat (dependen), bila nilai variabel bebas (dependen) ditetapkan
20
2. Regresi berganda
Regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh hubungan variabel bebas (independent) terhadap variabel
terikat (dependent) secara simultan. Metode ini digunakan untuk
menganalisis pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent apakah masing masing variabel independent berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent
apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan.
Regresi berganda diterapkan bila jumlah variabel bebas ( independent)
minimal 2 ( Sugiyono,2016.275). Untuk mengetahui hubungan tersebut,
maka berikut adalah persamaan regresinya:
Y = a + b1X1+ b2X2 + e
Keterangan :
Y : Agresivitas Pajak
a : Konstanta
b1,b2, : Koefisien regresi variabel independen
X1 : Manajemen Laba Akrual
X2 : Kompensasi Rugi Fiskal
e : Standar error
3. Uji Normalitas
Uji ini diigunakan untuk melihat apakah data penelitian memiliki
distribusi normal atau tidak, dalam penelitian ini tingkat signifikansi
yang digunakan 𝛼𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas
terpenuhi.
21
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
5. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas merupakan korelasi atau hubungan linear yang
kuat di antara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terdapat masalah multikolinearitas. jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,9, maka hal
ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
6. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Salah satu cara
untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji
Durbin-Watson (DW Test). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
1. Ho = Tidak ada autokorelasi (r = 0)
2. Ha = Ada autokorelasi (r ≠ 0)
22