Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak didefenisikan sebagai kontribusi wajib oleh orang atau badan
kepada negara yang terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi kemakmuran rakyat sebesar-besarnya. Indonesia merupakan
negara yang besar dan memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan terdapat pada
kondisi geografis yang cukup strategis, dimana negara Indonesia menjadi
kawasan lintas perdagangan dunia. Keadaan seperti ini sangat
menguntungkan untuk mendirikan usaha di Indonesia, baik perusahaan
dalam negeri maupun luar negeri. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini
tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia karena dapat
meningkatkan pendapatan negara terutama dari sektor pajak. Indonesia
adalah negara yang sebagian sumber pendanaanya berasal dari pajak dan
non pajak. Tetapi sumber pendanaan terbesar negara masih berasal dari
pajak. Dan pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang
sangat penting di Indonesia.
Terlihat pada pertumbuhan perpajakan dari Tahun 2014 samapai
dengan 2018 yang bersumber dari Kementerian Keuangan dalam hal ini
penerimaan pajak naik sebesar 8,7 Triliun diperoleh dari PPN sebesar 6,5
Triliun dan PPh Migas 2,2 Triliun.Secara keseluruha rasio pajak indonesia
sebesar 11,6 PDB begitu besarnya penerimaan pajak yang diperoleh ,
memungkinkan segala kegiatan pemerintah dapat berjalan secara terus
menerus sesuai dengan Peraturan Pajak yang berlaku. Peraturan Pajak yang
berlaku di Indonesia mengharuskan perusahaan untuk menghitung
berdasarkan dengan metode akuntansinya. Metode akuntansi memudahkan
perusahaan dalam kegiatan menghitung pajak. Begitu banyaknya

1
2

perusahaan yang berkembang di Indonesia, dimana perusahaan tersebut


diwajibkan untuk membayar pajak. Sehingga terdapat perusahaan yang
ingin memanfaatkan celah - celah yang ada dalam perpajakan.
Menurut Frank, Lynch dan Rego (2009), agresivitas pajak perusahaan
adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang dirancang
melalui tindakan perencanaan pajak (tax planning) baik menggunakan cara
yang tergolong secara legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion). Walau
tidak semua tindakan yang melanggar peraturan, namun semakin banyak
celah yang digunakan ataupun semakin besar penghematan yang dilakukan
maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak.
Terdapat faktor yang berpengaruh terhadap tindakan agresivitas pajak
adalah manajemen laba. Manajemen laba merupakan langkah manajemen
untuk menaikkan atau menurunkan laba akuntansi secara sengaja dalam
batasan yang diperbolehkan oleh prinsip akuntansi. Scott (2000)
menyatakan bahwa salah satu motivasi manajemen melakukan manajemen
laba adalah motivasi perpajakan. Hal ini terjadi karena perusahaan berusaha
untuk menurunkan pendapatan guna mengurangi beban pajak yang
ditanggung. Semakin agresif suatu perusahaan dalam melakukan
manajemen laba, maka dapat dikatakan bahwa tingkat agresivitas pajak
dalam perusahaan tinggi karena beban pajak yang ditanggung perusahaan
menjadi semakin kecil. Bentuk lain dari manajemen laba seperti dinyatakan
oleh Dechow dan Skinner (2000) adalah manajemen laba akrual.
Manajemen laba akrual terkait dengan memilih standar akuntansi dengan
mencoba mengaburkan atau menyamarkan performa ekonomi yang
sebenarnya (Dechow dan Skinner, 2000). Penelitian yang terkait dengan
manajemen laba akrual dilakukan oleh Shackleford dan Shevlin (2001) yang
menunjukkan bahwa agresivitas pelaporan pajak dan agresivitas pajak
merupakan dua keputusan yang saling trade-off atau tidak dapat dilakukan
bersamaan. Hasil ini kemudian didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Erickson et al., (2004) yang menunjukkan hasil serupa.
Dan faktor lainnya adalah Kompensasi rugi fiskal adalah proses
peralihan kerugian dari satu periode ke periode lainnya yang menunjukkan
3

perusahaan yang sedang merugi tidak akan dibebani pajak. Laba yang
diperoleh perusahaan akan dikompensasikan ke periode sebelumnya yang
mengalami kerugian. Kompensasi rugi fiskal berdasarkan Undang-Undang
No. 36 tahun 2008 Pasal 6 ayat (2) tentang pajak penghasilan, bahwa
perusahaan yang telah rugi dalam satu periode akuntansi diberi keringanan
untuk membayar pajaknya. Dan kerugian tersebut bisa dikompensasikan
selama lima tahun ke depan. Secara logika, perusahaan yang telah rugi
dalam satu periode akuntansi akan diberikan keringanan untuk membayar
pajaknya. Kerugian tersebut dapat dikompensasikan selama lima tahun ke
depan dan laba perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah
kompensasi kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut,
perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak akan
digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan.
Secara alamiah, fasilitas keringanan dalam pembayaran pajak ini
dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak perusahaan. Namun sering kali
pada prakteknya, fasilitas kompensasi kerugian ini sering dimanfaatkan
secara berlebihan. Bahkan dalam beberapa kasus, dapat diindikasikan
sebagai perlakuan untuk menghindari pajak. Meskipun dari beberapa cara
yang dilakukan sebagian memang masih dalam koridor peraturan yang
berlaku.
Perusahaan yang melakukan upaya penghindaran pajak, salah satunya
adalah tindakan agresivitas pajak akan memperoleh citra negative dari
masyarakat, karena tindakan ini tidak melanggar hukum dan tidak
bertanggung jawab secara sosial. Motif perusahaan dalam melakukan
agresivitas pajak adalah untuk memperbesar keuntungan yang diperoleh
perusahaan seperti yang diharapkan oleh para pemegang saham, serta
pelaksanaannya dilakukan oleh manajer (Desai & Dharmapala, 2006).
Praktek penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajer ini dapat
menyebabkan manajer untuk bersikap oportunis demi tujuan keuntungan.
jangka pendek dengan tidak mempertimbangkan kelangsungan hidup
perusahaan.
4

Penelitian terdahulu karena sampel yang digunakan adalah perusahaan


manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008
hingga 2012. Lebih dari itu penelitian ini mengggunakan effective tax rate
(ETR) sebagai pengukuran agresivitas pajak perusahaan seperti yang
digunakan oleh Chen dkk. (2010) dan dirangkum Agus Purwanto (2016).
Pemilihan perusahaan Perusahaan Pertanian dan pertambangan 2011-2013.
Berdasarkan latar belakang dan penelitian sebelumnya maka penulis tertarik
untuk meneliti kembali pengaruh manajemen laba akrual dan Kompensasi
rugi fiskal terhadap agresivitas pajak perusahaan, studi empiris perusahaan
Perdagangan,Jasa dan Investasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2018.
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas, maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai fenomena tersebut. Untuk
itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Manajemen Laba Akrual dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap
Agresivitas Pajak Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Manajemen Laba Akrual berpengaruh terhadap agresivitas
pajak pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018?
2. Apakah Kompensasi Kerugian Fisakal berpengaruh terhadap
agresivitas pajak pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perdagangan,
Jasa dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016-2018?
3. Apakah Manajemen Laba Akrual, Kompensasi Kerugian Fiskal
berpengaruh terhadap agresivitas pajak pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018?
5

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Manajemen Laba Akrual terhadap
agresivitas pajak pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perdagangan,
Jasa dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016-2018?
2. Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi Kerugian Fisakal terhadap
agresivitas pajak pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perdagangan,
Jasa dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2016-2018?
3. Untuk mengetahui pengaruh Manajemen Laba Akrual, Kompensasi
Kerugian Fiskal terhadap agresivitas pajak pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018?

1.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan referensi
bagi pihak akademis dan dapat berkontribusi terhadap literatur terkait
penelitian tentang Manajemen Laba Akrual,Kompensasi Kerugian Fiskal
dan Aggresivitas Pajak.
2. Manfaat Praktis
Hasil Penelitian secara praktis ini berharap dapat memberikan maafaat
sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan, dari hasil peneliti diharapkan dapat memberikan
informasi perusahaan mengenai Manajemen Laba Akrual,
Kompensasi Rugi Fiskal terhadap aggresivitas pajak sehingga
perusahaan akan memutuskan keputusan dengan pertimbangan yang
6

tepat guna menguntungkan bagi perusahaan di masa yang akan datang


dan agar tidak tergolong dalam penghindaran pajak.
b. Bagi Investor, sebagai acuan dan tolak ukur dalam memprediksi
kondisi perusahaan dimasa yang akan datang dan sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam menilai guna membantu dalam
menentukan keputusan untuk berinvestasi.
c. Bagi Direktorat Jendral Pajak, penelitian ini dapat memberikan
masukan dalam membuat kebijakan dan regulasi mengenai tindakan
penghindaran pajak mengingat masih tingginya kegiatan penghindaran
pajak di Indonesia.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Agresivitas Pajak Perusahaan tindakan Agresivitas pajak sudah sering


terjadi di berbagai perusahaan, baik di Indonesia maupun dunia. pajak
penghasilan merupakan biaya bagi perusahaan dan pemilik perusahaan.
Oleh karenanya pemilik perusahaan diduga akan cenderung lebih suka
manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif (Sari dan Martani,
2010). Menurut Frank, dkk (2009), tindakan yang dilakukan perusahaan
untuk mengurangi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak (tax
planning) baik secara legal yang dilakukan dengan penghindaran pajak (tax
avoidance) maupun ilegal yang dilakukan dengan penggelapan pajak (tax
evasion) disebut dengan agresivitas pajak perusahaan.

Manajemen Laba. Menurut Scott (2015) manajemen laba adalah


tindakan manajer untuk melaporkan laba yang dapat memaksimalkan
kepentingan pribadi atau perusahaan dengan menggunakan kebijakan
akuntansi. Manajemen laba merupakan tindakan oportunistik yang
dilakukan oleh manajemen untuk memaksimalkan utilitasnya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political cost.
Manajemen laba juga merupakan bentuk efficient contracting, dimana
manajemen laba memberikan kepada manajer suatu fleksibilitas untuk
melindungi diri mereka dan perusahaan-perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang
terlibat dalam kontrak. Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa
manajeman laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement-nya dalam
melaporkan keuangan dan transaksi untuk menghasilkan laporan keuangan
yang menyebabkan investor maupun pemangku kepentingan yang lain

7
8

(misal otoritas pajak) menjadi misleading tentang performa perusahaan


yang sebenarnya. Dalam unsur manajemen laba yang agresif terkandung
unsur akrual diskresioner yang sarat dengan ketidakpastian yang akan
berdampak pada semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan
laba kena pajak. Hal ini disebabkan perusahaan dapat memilih metode dan
estimasi akuntansi yang dapat menyebabkan perbedaan temporer atau
melakukan transaksi yang bukan pengurang atau subyek pajak penghasilan
(perbedaan permanen) secara agresif sehingga perusahaan dapat melaporkan
laba yang tinggi dan pajak minimum secara bersamaan pada periode
berjalan (Geraldina, 2013). Lebih lanjut, para manajer pada umumnya lebih
menyukai penggunaan manajemen riil daripada manajeman laba akrual
dalam rangka mencapai target laba (Cohen dan Zarowin, 2010).
H3: Terdapat pengaruh manajemen laba terhadap tindakan agresivitas pajak
perusahaan.

Kompensasi Rugi Fiskal adalah Kompensasi kerugian dalam Pajak


Penghasilan diatur pada Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan
No. 17 tahun 2000. Perusahaan yang telah merugi dalam satu periode
akuntansi diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian
tersebut dapat dikom-pensasikan selama lima tahun ke depan dan laba
perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian
tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut, perusahaan akan terhindar
dari beban pajak, karena laba kena pajak akan digunakan untuk mengurangi
jumlah kompensasi kerugian perusahaan. Dalam penelitian Kurniasih dan
Sari (2013) bahwa kompensasi rugi fiskal dapat dimanfaatkan sebagai
strategi penghindaran pajak dikarenakan selama lima tahun akan mendapat
keringanan tidak membayar pajak.
H3: Terdapat pengaruh kompensasi rugi fiskal terhadap tindakan agresivitas
pajak perusahaan.
9

2.2 Penelitian – Penelitian yang Relevan


Nama
No Peneliti/ Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
1.  Agus  Pengaruh  X1 :  Kesimpulan
Purwanto Likuiditas, Likuiditas hasil pengujian
2016 Leverage, X2 : Leverage ini adalah
Manajemen X3 : likuiditas
Laba, Manajemen berpengaruh
Kompensasi Laba negatif
Rugi Fiskal X4 : signifikan
terhadap Kompensasi terhadap
Agresivitas Rugi Fiskal agresivitas
Pajak Y: pajak.
Perusahaan Agresivitas  Kesimpulan
pada Pajak pada hipotesis
Perusahaan kedua ini
Pertanian Sampel : adalah
dan Perusahaan leverage
Pertambanga Pertanian dan berpengaruh
n yang pertambangan positif dan
terdaftar di 2011-2013 signifikan
Bursa Efek terhadap
Indonesia agresivitas
Periode pajak.
2011-2013  Kesimpulan
pada hipotesis
ketiga adalah
manajemen
laba
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
agresivitas
pajak
perusahaan.
 Kesimpulan
pada hipotesis
keempat
adalah
kompensasi
rugi fiskal
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
10

agresivitas
pajak
perusahaan.
2. E  Nadya Winda  Pengaruh  X1 :  Manajemen laba
T Sari1, Manajemen Manajemen berpengaruh
Dudi Pratomo, Laba Laba signifikan dan
SET., M.Ak2 , Y: memiliki arah
Terhadap
Siska Priyandi Agresivitas positif
Yudowati, Agresivitas Pajak terhadap
S.E., MBA3 Pajak agresivitas
2016 Sampel : pajak
Perusahaan
Manufaktur
Sektor
Makanan dan
Minuman
yang 2010-
2015
3.  Lucy Tania Pengaruh  X1 :  Likuiditas tidak
Yolanda Putri Likuiditas, Likuiditas berpengaruh
2014 Manajemen X2 : signifikan
Laba dan Manajemen terhadap
Corporate Laba agresivitas
Governance X3 : Corporate pajak
Terhadap Governance perusahaan.
Agresivitas Y:  Manajemen laba
Pajak Agresivitas tidak
Perusahaan Pajak berpengaruh
signifikan
Sampel : terhadap
Perusahaan agresivitas
Manufaktur pajak
yang terdapat perusahaan.
di BEI Periode  Corporate
2008-2012 Governance
berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
agresivitas
pajak
perusahaan.

4. Windi Pengaruh    Kesimpulan


Kartikasari, Manajemen X1 : yang di ambil
Inge Lengga Laba, Return Manajemen berdasarkan
Sari Munthe, Laba hasil penelitian
11

Fatahurrazak On Asset, X2 : Retuurn ini, yaitu


Current On Asset Manajemen
Ratio, Dan X3 : Current Laba dan
Ratio Current Ratio
Komisaris
X4 : tidak
Independen Komisaris berpengaruh
Terhadap Independen terhadap
Agresivitas Y: Agresivitas
Pajak Pada Agresivitas Pajak pada
Perusahaan Pajak Perusahaan
Manufaktur Manufaktur
Sampel : yang terdaftar
Yang
Semua di Bursa Efek
Terdaftar Di Perusahaan Indonesi
Bursa Efek Manufaktur Tahun 2013-
Indonesia Yang 2016.
Tahun 2013- Terdaftar Di  Sedangkan
2016 Bursa Efek Return On
Indonesia Asset dan
Tahun 2013- Komisaris
2016 Independen
berpengaruh
terhadap
Agresivitas
Pajak pada
Perusahaan
Manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesi
Tahun 2013-
2016.
5. Irvan Tiaras Pengaruh X1 :  likuiditas
dan Henryanto Likuiditas, Likuiditas perusahaan
Wijaya Leverage, X2 : Leverage tidak
2015 Manajemen X3 : berpengaruh
Laba, Manajemen signifikan
Komisaris Laba terhadap
Independen X4 : Proporsi agresivitas
Dan Ukuran Komisaris pajak.
Perusahaan Independen  leverage
Terhadap X5 : Ukuran perusahaan
Agresivitas perusahaan tidak
Pajak Y berpengaruh
:Agresivitas signifikan
Pajak terhadap
agresivitas
Sample : pajak.
12

Perusahaan  manajemen laba


Manufaktur berpengaruh
yang terdaftar signifikan
di Bursa Efek terhadap
Indonesia agresivitas
tahun 2010 pajak.
dan tahun  proporsi
2011 komisaris
independen
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
tingkat
agresivitas
pajak.
 ukuran
perusahaan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
agresivitas
pajak
perusahaan.
6. Andy  Pengaruh  X1 :  Dari hasil
Surahman, Manajemen Penyimpangan pengujian
Amrie Laba Akuntansi hipotesis dapat
Firmansyah Melalui X2 : diketahui
2017 Penyimpang Manajemen bahwa
an Laba Riil penyimpangan
Akuntansi, X3 : akuntansi tidak
Aktivitas Manajemen berpengaruh
Laba Riil Laba Akrual signifikan
Dan Akrual Y: terhadap
Terhadap Agresivitas agresivitas
Agresivitas Pajak pajak.
Pajak  manajemen laba
Sample : riil melalui
perusahaan penurunan
manufaktur beban
yang diperoleh diskresioner
dari Bursa (Abnormal
Efek Indonesia discretionary
(BEI) dalam expenses)
kurun waktu berpengaruh
2013 s.d. 2015 positif
13

signifikan
terhadap
agresivitas
pajak.
 Sedangkan
manajemen
laba akrual
yang dihitung
menggunakan
akrual
diskresioner
(discretionary
accrual)
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
agresivitas
pajak.
7. Hafizh Dri  Pengaruh  X1 :  Intensitas
Isnanto1 , Dr. Intensitas Intensitas modal
Majidah, S.E., Modal, Modal berpengaruh
M.Si2 , Intensitas X2 : Intensitas positif
Kurnia, S.Ab, Persediaan, Persediaan terhadap
M.M Profitabilitas X3 : agresivitas
2019 Dan Profitabilitas pajak.
Kompensasi X4 :  Intensitas
Rugi Fiskal Kompensasi persediaan
Rugi Fiskal berpengaruh
Y: positif
Agresivitas terhadap
Pajak agresivitas
pajak.
Sample :  Profitabilitas
Perusahaan tidak
Makanan dan berpengaruh
Minuman terhadap
Yang agresivitas
Terdaftar di pajak.
Bursa Efek  Kompensasi
Indonesia rugi fiskal
Tahun 2013- tidak
2017 berpengaruh
terhadap
agresivitas
pajak.
14

2.3 Kerangka Konseptual


Untuk memperoleh suatu konsep yang lengkap dan memadai
serta mencakup semua unsur berdasarkan jumlah penelitian, maka
perlu dberikan suatu pengertian mengenai variable-variabel yang
akan diteliti, variabel-variabel tersebut adalah:
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas (X) dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba Akrual,
Kompensasi Rugi Fiskal.

2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel (Y) dalam
penelitian ini adalah Agresivitas Pajak.

MANAJEMEN
LABA AKRUAL
(X1)
AGRESIVITAS
PAJAK (Y)
KOPENSASI RUGI
FISKAL (X2)

Keterangan:
X1: Manajemen Laba Akrual
X2: Kompensasi Rugi Fiskal
Y: Agresivitas Pajak

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
15

yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris. Untuk memberikan


jawaban sementara terhadap penelitian ini maka perlu peneliti kemukakan
sebuah hipotesis yaitu.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Objek pada penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur Sektor
Perdagangan,Jasa dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2018 . Dan terdapat dari seluruh indonesia dan mengunduh
data dari Bursa Efek Indonesia melalui website resmi www.idx.com yang
berupa laporan keuangan perusahaan dari tahun 2016-2018. Dengan waktu
penelitian untuk penulisan kurang lebih dalam satu bulan.

3.2 Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational
study yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat mempengaruhi
variabel lainnya . dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian dengan
menggunakan hipotesis, menggunakan alat uji statistik untuk menyimpulkan
hipotesis yang mengunakan pengujian kausal correlational study.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel bebas dan
satu variabel terikat diantaranya manajemen laba akrual, kompensasi rugi
fiskal sebagai variabel independen serta agresivitas pajak sebagai variabel
dependen. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah definisi dari masing-masing
variabel yang terdapat pada penelitian ini.

16
17

1. Variabel Independen
Sugiyono (2015:39) mendefinisikan variabel independen adalah sebagai
berikut: “Variabel ini sering sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.”
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel independen yang diteliti yaitu
manajemen laba akrual (X1), kompensasi rugi fiskal (X2), Variabel
independen dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Manajemen Laba Akrual
Manajemen laba merupakan metode yang digunakan manajemen untuk
memodifikasi laba sesuai dengan keinginan.Ukuran manajemen laba pada
penelitian ini adalah menggunakan nilai discretionary accrual (DA).
Penggunaan discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba dihitung
dengan modified jones model, dengan alasan bahwa model modifikasi jones
merupakan model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba
dibandingkan model-model lainnya dan telah dipakai luas untuk menguji
hipotesis mengenai manajemen laba
(Alim, 2009). Model tersebut dituliskan sebagai berikut :

Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan ordinary least
square (OLS) sebagai berikut :

Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary


accrual (NDA) dapat dihitung dengan rumus:

Selanjutnya nilai discretion-naryaccrual (DA) dapat dihitung dengan rumus


berikut ini:
18

Keterangan:
TACit = Total accruals perusahaan i pada periode t
Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode t
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi per-usahaan i pada periode t
Ait-1 = Total aset perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVt = Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
ΔRECt = Perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
PPEt = Aset tetap (property, plant and equip-ment) perusahaan tahun t
DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
e = error

b. Kompensasi Rugi Fiskal


Kompensasi rugi fiskal merupakan proses peralihan kerugian dari satu
periode ke periode lainnya yang menunjukkan perusahaan yang sedang
merugi tidak akan dibebani pajak. Laba yang diperoleh perusahaan akan
dikompensasikan ke periode sebelumnya yang mengalami kerugian.
Kompensasi rugi fiskal dapat diukur menggunakan variabel dummy, yang
akan diberikan nilai 1 jika terdapat kompensasi rugi fiskal pada awal tahun t
dan bernilai 0 jika tidak terdapat kompensasi rugi fiskal pada awal tahun t
(Sari dan Martani, 2010).
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau adanya akibat
dari variabel independen (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah agresivitas pajak yang diukur menggunakan Effective
Tax Rate (ETR) yang mengacu pada penelitian Putri dan Febrianty
(2016).Adapun rumus untuk menghitung ETR adalah sebagai berikut:
ETR = Total BebanPajak Penghasilan
Laba SebelumPajak
19

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Sampel merupakan Perusahaan Sektor Perdagangan,Jasa dan Investasi
yang konsisten terdaftar di BEI dari tahun 2016-2018.
2. Mempublikasikan laporan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun
buku yang berakhir pada 31 Desember.
3. Selama periode 2016-2018 perusahaan menerbitkan laporan keuangan
secara lengkap dan dalam mata uang rupiah
4. Sampel mengalami laba dari periode 2016-2018

3.5 Sumber Data dan Skala Data


Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan data sekunder yang dilihat dari laporan
keuangan tahunan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia
(BEI)yang telah dipublikasikan.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknis analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif.
Teknik data kuantitatif merupakan data sekunder, analisis yang bersifat
objektif dengan berdasarkan angka angka dari laporan keuangan yang
disajikan menjadi data statistik. Pengujian terhadap rumusan menggunakan
metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) yang
terdapat dalam program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi
25.

1. Analisis Regresi
Regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh nulai variabel
terikat (dependen), bila nilai variabel bebas (dependen) ditetapkan
20

(Sugiyono, 2016:260). Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk


membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel terikat
(dependen) dapat dilakukan melalui peningkatan variabel bebas
(independen) atau tidak.

2. Regresi berganda
Regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh hubungan variabel bebas (independent) terhadap variabel
terikat (dependent) secara simultan. Metode ini digunakan untuk
menganalisis pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent apakah masing masing variabel independent berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent
apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan.
Regresi berganda diterapkan bila jumlah variabel bebas ( independent)
minimal 2 ( Sugiyono,2016.275). Untuk mengetahui hubungan tersebut,
maka berikut adalah persamaan regresinya:
Y = a + b1X1+ b2X2 + e
Keterangan :
Y : Agresivitas Pajak
a : Konstanta
b1,b2, : Koefisien regresi variabel independen
X1 : Manajemen Laba Akrual
X2 : Kompensasi Rugi Fiskal
e : Standar error

3. Uji Normalitas
Uji ini diigunakan untuk melihat apakah data penelitian memiliki
distribusi normal atau tidak, dalam penelitian ini tingkat signifikansi
yang digunakan 𝛼𝛼 = 0,05. Dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas
terpenuhi.
21

2. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak


terpenuhi.

4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

5. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas merupakan korelasi atau hubungan linear yang
kuat di antara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terdapat masalah multikolinearitas. jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,9, maka hal
ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

6. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Salah satu cara
untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji
Durbin-Watson (DW Test). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
1. Ho = Tidak ada autokorelasi (r = 0)
2. Ha = Ada autokorelasi (r ≠ 0)
22

Anda mungkin juga menyukai